EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS GENRE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN : Studi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014.
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS GENRE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
(Studi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut
Tahun Pelajaran 2013/2014)
T E S I S
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam bidang Pengembangan Kurikulum
Oleh SULISMAN NIM 1201556
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
ii
PENGESAHAN
SULISMAN
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS GENRE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
(Studi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut
Tahun Pelajaran 2013/2014)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. H. Dinn Wahyudin, M. A. NIP. 19540206 197803 1 003
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd NIP. 19490227 197703 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd NIP. 19490227 197703 1 002
(3)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman (Studi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2014 Yang membuat pernyataan
Sulisman NIM 1201556
(4)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke-Hadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan setetes semangat dan ilmu dari lautan Maha Kuasa dan Mengetahui-Nya kepada penulis sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman (Studi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis ini terdiri dari lima bab, yakni pendahuluan; kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian; metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan; kesimpulan dan rekomendasi.
Penulis menyadari dalam karya ini tidak mungkin luput dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif tentu penulis harapkan. Akhirnya, semoga apa yang kita lakukan senantiasa mendapat ridha dan bimbingan Allah SWT. Amiin.
Bandung, Juli 2014 Sulisman
(5)
v
If you can’t explain it simply, You don’t understand it well enough.
(Albert Einstein)
Buah hatiku, Kia & Cipta
Hideup kudu cageur, bageur tur pinter.
Istriku tersayang, terima kasih atas segalanya Semoga sorga terindah menjadi balasan buat kebaikanmu.
Sujud hormatku untuk ibunda dan ayahanda (alm) Untaian do’a ibu menjadi pembuka takdir hidupku.
(6)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, motivasi dan do’a dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum sekaligus Dosen Pembimbing II dan Bapak Dr. Dinn Wahyudin, M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang di tengah-tengah kesibukannya, telah menyempatkan waktu memberi bimbingan dan arahan serta memberikan motivasi bagi penulis sehingga tesis ini diselesaikan. 2. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum yang telah
mewariskan ilmu yang sangat berharga.
3. Bapak Direktur SPs UPI beserta staf yang telah memberi pelayanan dan fasilitas studi.
4. Bapak Drs. Dindin Suteja, M.M. selaku Kepala MAN Cisewu yang telah mengizinkan penulis untuk melanjutkan studi dan mengadakan penelitian, juga siswa-siswi kelas XI MAN Cisewu yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.
5. Teristimewa, penulis sampaikan kepada istri dan kedua putraku, ibunda, ibu bapak mertua, kakak-kakak dan adik-adik serta semua keluargaku, terima kasih atas do’a, pengorbanan, cinta dan kasih sayangnya.
6. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012 semester ganjil Program Studi Pengembangan Kurikulum dan rekan-rekan kerja di MAN Cisewu, yang telah menyadarkan akan hakikat toleransi dan kebersamaan semoga silaturrahmi kita tetap terjaga serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, semoga kebaikan semua mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.
Bandung, Juli 2014 Penulis
(7)
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah Penelitian ... 7
1.3Rumusan Masalah Penelitian ... 9
1.4Tujuan Penelitian ... 9
1.5Manfaat Penelitian... 10
1.6Struktur Organisasi Tesis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Kurikulum dan Pembelajaran ... 12
2.1.2 Pendekatan Berbasis Genre ... 16
2.1.2.1 Landasan Filosofis ... 17
2.1.2.2 Definisi Pendekatan Berbasis Genre ... 19
2.1.2.3 Prinsip-Prinsip Dasar dan Model GBA ... 21
2.1.2.4 Pembelajaran Berbasis Genre ... 25
2.1.3 Keterampilan Membaca Pemahaman (Reading Comprehension) ... 28
2.1.3.1 Hakikat Membaca Pemahaman ... 28
2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman ... 30
(8)
x
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.4 Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris ... 33
2.2 Kerangka Pemikiran ... 37
2.3 Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 41
3.1Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
3.2Metode dan Desain Penelitian ... 42
3.3Definisi Operasional ... 43
3.4Instrumen Penelitian ... 44
3.5Proses Pengembangan Instrumen ... 45
3.5.1 Validitas Instrumen ... 45
3.5.2 Reliabilitas Instrumen ... 48
3.5.3 Taraf Kesukaran ... 49
3.5.4 Daya Pembeda ... 51
3.5.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 54
3.6Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.7Prosedur Penelitian ... 57
3.7.1 Tahap Perencanaan ... 57
3.7.2 Tahap Pelaksanaan ... 57
3.7.3 Tahap Akhir ... 57
3.8Teknik Analisis Data ... 59
3.8.1 Analisis Data Membaca Pemahaman ... 59
3.8.1.1 Pemberian Skor ... 59
3.8.1.2 Penghitungan Gain Ternormalisasi Hasil Pre-tes dan Post-tes ... 60
3.8.1.3 Uji Prasyarat ... 60
3.8.1.4 Pengujian Hipotesis ... 62
3.8.2 Menghitung Presentase Hasil Angket Peserta Didik ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 64
(9)
xi
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.2 Deskripsi MAN Cisewu ... 65
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 68
4.2.1 Deskripsi Keterampilan Membaca Pemahaman ... 68
4.2.2 Analisis Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 71
4.2.3 Analisis Data Pretes dan Tes Pertama Kelas Eksperimen ... 74
4.2.4 Analisis Data Tes Pertama dan Tes Kedua Kelas Eksperimen ... 77
4.2.5 Analisis Data Tes Kedua dan Postes Kelas Eksperimen ... 79
4.2.6 Analisis Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 82
4.2.7 Analisis Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 85
4.2.8 Analisis Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 88
4.2.9 Tanggapan Peserta Didik terhadap Pembelajaran Berbasis Genre .. 92
4.2.10 Deskripsi Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 94
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 97
4.3.1 Profil Keterampilan Membaca Pemahaman Peserta didik ... 97
4.3.2 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Genre untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman ... 99
4.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca Pemahaman ... 104
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109
5.1 Simpulan ... 109
5.2 Rekomendasi ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 112
(10)
xii
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
(11)
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii
DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL
Gambar 2.1 Hubungan bahasa dan konteks sosial ...17
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ...37
Gambar 3.1 Alur Penelitian ...58
Grafik 4.1 data pretes, tes pertama, tes kedua dan postes membaca pemahaman Kelas eksperimen ...69
Grafik 4.2 data pretes, postes, gain mutlak dan gain mutlak tes membaca pemahaman kelas eksperimen dan kelas ...70
Tabel 3.1 Deskripsi indikator keterampilan membaca pemahaman ...44
Tabel 3.2 Interpretasi koefesien validitas ...46
Tabel 3.3 Hasil uji validitas butir soal keterampilan membaca pemahaman ...47
Tabel 3.4 Klasifikasi indeks kesukaran soal ...50
Tabel 3.5 Hasil uji tingkat kesukaran butir soal keterampilan membaca pemahaman ...50
Tabel 3.6 Klasifikasi daya pembeda soal ...52
Tabel 3.7 Hasil uji daya pembeda soal keterampilan membaca pemahaman ...53
Tabel 3.8 Rekapitulasi hasil pengujian instrumen keterampilan membaca pemahaman ...54
Tabel 3.9 Teknik pengumpulan data ...56
Tabel 3.10 Kriteria gain ternormalisasi ...60
Tabel 4.1 Silabus pembelajaran Bahasa Inggris ...67
Tabel 4.2 Statistik deskriptif data tes keterampilan membaca pemahaman ...69
Tabel 4.3 Hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kontrol ...72
Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas data pretes kelas eksperimen dan kontrol ...72
Tabel 4.5 Hasil uji t data pretes kelas eksperimen dan kontrol ...73
Tabel 4.6 Hasil uji normalitas data pretes dan tes pertama kelas eksperimen ...75
Tabel 4.7 Hasil uji homogenitas data pretes dan tes pertama di kelas eksperimen75 Tabel 4.8 Hasil uji t data pretes dan tes pertama kelas eksperimen ...76
Tabel 4.9 Hasil uji normalitas data tes pertama dan kedua kelas eksperimen ...77
Tabel 4.10 Hasil uji homogenitas data tes pertama dan tes kedua di kelas eksperimen ...78
(12)
xiii
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 Hasil uji t data tes pertama dan tes kedua kelas eksperimen ...79
Tabel 4.12 Hasil uji normalitas data tes kedua dan postes kelas eksperimen ...80
Tabel 4.13 Hasil uji homogenitas data tes kedua dan postes kelas eksperimen ....81
Tabel 4.14 Hasil uji t data tes kedua dan postes kelas eksperimen ...82
Tabel 4.15 Hasil uji normalitas data pretes dan postes kelas kontrol ...83
Tabel 4.16 Hasil uji homogenitas data pretes dan postes kelas kontrol ...84
Tabel 4.17 Hasil uji t’ data pretes dan postes kelas kontrol ...85
Tabel 4.18 Hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kontrol ...86
Tabel 4.19 Hasil uji homogenitas data postes kelas eksperimen dan kontrol ...87
Tabel 4.20 Hasil uji t’ data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol ...88
Tabel 4.21 Hasil uji normalitas data n-gain kelas eksperimen dan kontrol ...89
Tabel 4.22 Hasil uji homogenitas data n-gain kelas eksperimen dan kontrol...90
Tabel 4.23 Hasil uji Mann-Whitney data n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ...91
(13)
xiv
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-kisi uji coba tes membaca pemahaman ... 117
2. Uji validitas pertimbangan ahli ... 118
3. Soal uji coba tes reading comprehension ... 132
4. Kunci jawaban uji coba tes reading comprehension ... 142
5. Hasil uji coba instrumen ... 143
6. Kisi-kisi pretes & postes ... 149
7. Soal reading comprehension ... 150
8. Kunci jawaban reading comprehension test ... 158
9. Angket tanggapan siswa ... 159
10.Pedoman observasi ... 160
11.RPP kelas eksperimen ... 162
12.RPP kelas kontrol ... 170
13.Hasil pre-test kelas eksperimen ... 177
14.Hasil pre-test kelas kontrol ... 178
15.Nilai peningkatan setiap pertemuan ... 179
16.Hasil post-test kelas eksperimen ... 180
17.Hasil post-test kelas kontrol ... 181
18.Gain ternormalisasi kelas eksperimen ... 182
19.Gain ternormalisasi kelas kontrol ... 183
20.Hasil angket ... 184
21.Lampiran uji hipotesis ... 185
(14)
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS GENRE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
(Studi pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut
Tahun Pelajaran 2013/2014) SULISMAN
1201556 Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan membaca pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Persoalan ini disebabkan peserta didik belum memahami kosa kata, kalimat, keterkaitan antar kalimat dan kesesuaian makna informasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis genre dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik madrasah aliyah. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design atau desain kelompok kontrol nonequivalen. Seluruh peserta didik kelas XI MAN Cisewu tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah tiga kelas sebagai populasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga dipilih kelas XI-IPA sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-IPS1 sebagai kelas kontrol. Proses pembelajaran di kelas eksperimen menerapkan pembelajaran berbasis genre dan kelas kontrol menerapkan pembelajaran komunikatif. Teknik pengumpulan data berupa tes membaca pemahaman yang didukung oleh angket dan observasi. Hasil analisis data menunjukan bahwa rata-rata nilai gain mutlak tes membaca pemahaman kelas eksperimen sebesar 18,63 dengan rata-rata nilai gain ternormalisasi sebesar 0,44 sehingga termasuk kategori sedang. Sedangkan rata-rata nilai gain mutlak tes membaca pemahaman kelas kontrol sebesar 5,94 dengan rata-rata nilai gain ternormalisasi sebesar 0,13 sehingga termasuk kategori rendah. Uji hipotesis ditunjukkan dengan p-value bernilai 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 maka disimpulkan H0 statistik ditolak dan H1 diterima, berarti data mendukung H1 dan menolak H0. Perbandingan kedua gain ternormaliasi dan uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis genre secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada pembelajaran Bahasa Inggris dibandingkan dengan penerapan model komunikatif. Simpulan ini didukung dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa peserta didik memberikan respon positif terhadap model pembelajaran berbasis genre. Oleh karena itu, model pembelajaran ini direkomendasikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik.
(15)
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
Kata kunci: pembelajaran bahasa inggris, pembelajaran berbasis genre, keterampilan membaca pemahaman.
EFFECTIVENESS OF GENRE-BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE READING COMPREHENSION SKILL
(Study in English Subjects at Grade XI of Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut Academic Year 2013/2014)
SULISMAN 1201556
Abstract
The background of research was that students’ low reading comprehension skill
in English subject. This issue is caused by learners do not yet understand the vocabulary, sentence, sentences connectivity and appropriateness of information meanings well. This research aims to determine the effectiveness of implementation genre-based learning model in English learning to improve
students’ reading comprehension skill of Islamic senior high school. The method used in this research is a quasi experimental with nonequivalent control group design. All students of grade XI of MAN Cisewu academic year 2013/2014, amounting to three classes are as population. Sampling using purposive sampling so that grade XI Natural Science is selected as an experimental group and grade XI Social Studies one is selected as the control group. Genre-based learning is implemented in experimental group learning process and communicative learning is implemented in control group. Data collection techniques such as reading comprehension tests supported by questionnaire and observation. The results of the data analysis showed that the absolute gain mean of reading comprehension test in experimental group is 18.63 with normalized gain mean is 0.44 that is medium category. Meanwhile the absolute gain mean of reading comprehension test in control group is 5.94 with normalized gain mean is 0.13 that is low category. Hypothesis testing is indicated by the p-value of 0.000 is lower than the significance level of 0.05, it is concluded that H0 is rejected and H1 is accepted, it
means that the data support H1 and reject H0. The comparison of the two
normalized gains and hypothesis testing can be concluded that the implementation of genre-based learning can improve reading comprehension skills significantly in English learning rather than the implementation of the communicative learning. This conclusion is supported by the results of the questionnaire showed that students responded positively to the genre-based learning. Therefore, this learning model was recommended as one of the alternative learning that can improve the students’ reading comprehension skills.
(16)
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta pada bagian akhir disajikan struktur organisasi tesis.
1.1Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat tidak mungkin dapat diakses dengan baik jika hanya mengandalkan jadwal belajar di sekolah. Oleh sebab itu, peserta didik harus memiliki inisiatif untuk mencari dan menemukan sendiri berbagai sumber belajar yang relevan dengan petunjuk yang diberikan guru. Jika tidak demikian, peserta didik akan tertinggal dalam perkembangan ini. Membaca memiliki peran kunci dalam pemerolehan ilmu pengetahuan dan teknologi ini. Para peserta didik, melalui membaca, dapat menimba pengetahuan sebanyak-banyaknya baik dari buku, ensiklopedia, kamus, surat kabar, majalah, jurnal maupun internet.
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Membaca merupakan kegiatan inti dalam proses pembelajaran karena peserta didik pertama kali dihadapkan dengan kegiatan ini sejak mereka mulai mengenal belajar. Berkaitan dengan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, membaca memiliki peran yang sangat penting dalam mengakses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, peserta didik dilatih juga keterampilan membaca ini. Tetapi membaca dalam pembelajaran Bahasa Inggris masih menjadi persoalan yang serius bagi sebagian besar peserta didik Indonesia meskipun mereka telah mempelajari bahasa ini sejak duduk di sekolah dasar.
Data menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan membaca remaja Indonesia menempati rangking 57 atau lebih rendah dari Montenegro, Yordania,
(17)
2
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
dan Tunisia. Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ella Yulaelawati (dalam Zubaidah, 2011: 1) mengatakan bahwa skor rata-rata kemampuan membaca remaja Indonesia adalah 402, di bawah skor rata-rata negara yang masuk Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Kemudian, data dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kemampuan membaca yang dimiliki remaja Indonesia menempati rangking 64 dengan skor rata-rata 396. Subyek penelitian program ini adalah para peserta didik usia 15 tahun, yang dinilai dari segi kualitas, equitas, dan efisiensi pengetahuan dan keterampilan kunci yang diperlukan dalam partisipasi peradaban modern, meliputi matematik, membaca, ilmu pengetahuan umum dan pemecahan masalah (OECD, 2012: 5).
Salah satu jenis membaca adalah membaca pemahaman atau reading comprehension yang banyak digunakan oleh peserta didik dalam memahami berbagai jenis wacana. Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, membaca pemahaman merupakan keterampilan yang paling mudah diukur dengan menggunakan test obyektif sehingga paling banyak digunakan dalam ujian, seperti Ujian Nasional, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, Ujian Kenaikan Kelas, dan bahkan ulangan harian. Ini membuktikan bahwa membaca pemahaman harus dipandang sebagai keterampilan yang sangat penting sehingga peserta didik perlu mendapat pembelajaran yang baik supaya mereka mahir dalam memahami wacana berbahasa Inggris.
Persoalan yang dialami peserta didik dalam memahami wacana Bahasa Inggris ditunjukkan dengan hasil belajar mereka yang rendah. Data hasil ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian kenaikan kelas di salah satu madrasah yang menggunakan test tertulis dan didominasi oleh pengukuran kemampuan membaca pemahaman menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman mereka masih rendah. Jika nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ditetapkan 65, maka hasil belajar mayoritas peserta didik berada di bawahnya.
(18)
3
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
Nilai rata-rata kelas murni hasil ujian tersebut berkisar antara 52 sampai dengan 58. Data ini diambil pada tahun pelajaran 2012/2013 semester ganjil dan genap serta tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil.
Lemahnya keterampilan membaca pemahaman mereka ditunjukkan dengan kesulitan memahami teks secara detail, menafsirkan makna tersirat dalam wacana, menentukan pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas dalam paragraf serta menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat. Hal ini terjadi dikarenakan struktur kalimat panjang dan dalam bentuk kalimat kompleks. Rendahnya pembendaharaan kosa kata juga menjadi salah satu faktor penyebab masalah ini serta para peserta didik kurang proaktif dalam setiap langkah pembelajaran itu. Susanti (2002: 87-93) telah melakukan penelitian tentang pengaruh penguasaan kosa kata terhadap kemampuan membaca Bahasa Inggris, ia menyimpulkan bahwa penguasaan kosa kata Bahasa Inggris peserta didik berbanding lurus dengan kemampuan membaca Bahasa Inggris peserta didik. Peserta didik yang memiliki penguasaan kosa kata tinggi, tinggi pula kemampuan membaca Bahasa Inggrisnya. Sebaliknya, rendahnya penguasaan kosa kata peserta didik berakibat pada rendahnya kemampuan membaca Bahasa Inggris mereka.
Banyak kesalahan yang dialami oleh pembelajar dalam membaca pemahaman sebagaimana Twinning (dalam Kusnadi, 2009: 15) menyebutkan lima penyebab rendahnya membaca pemahaman, yakni gagal memahami kosa kata, kalimat, keterkaitan antar kalimat, kesesuaian makna informasi, dan rendahnya minat atau konsentrasi. Kesalahan-kesalahan itu juga diakibatkan oleh sedikitnya latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Kurangnya pengetahuan membaca pemahaman ini, sebagian peserta didik mengerjakan tes tanpa berpikir untuk menentukan jawaban mana yang benar karena biasanya soal tes berbentuk pilihan ganda. Mereka hanya memilih alternatif jawaban yang mereka inginkan sehingga tidak mengherankan jika mereka keluar ruangan sangat cepat dalam sebuah tes disebabkan mereka tidak mau memikirkan soal-soal yang tidak diketahuinya.
(19)
4
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
Sebenarnya, pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) atau madrasah aliyah (MA) sesuai dengan Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat literasi informational karena mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Pada tingkat informational, peserta didik mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa yang dimilikinya (Wells dalam BSNP, 2006: 126). Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan menyimak, bertutur, membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris. Kemampuan-kemampuan ini harus didukung oleh pengetahuan kebahasaan, diantaranya tata bahasa dan struktur. Selain itu, mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi informational; 2) memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global; 3) mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
Untuk mengatasi rendahnya keterampilan membaca pemahaman tersebut, perlu adanya solusi yang komprehensif. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan pendekatan yang lebih tepat. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan haruslah berpusat dan menitikberatkan pada keaktifan peserta didik. Solusi tersebut harus bertolak dari sudut pandang terhadap pembelajaran atau diistilahkan dengan pendekatan pembelajaran. Beberapa pendekatan yang sarankan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, diantaranya pendekatan komunikatif, pendekatan kooperatif, pendekatan kontekstual dan pendekatan berbasis genre. Dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat, harapan peningkatan mutu dan hasil belajar yang baik dapat tercapai.
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi peserta didik yang terfokus pada makna, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif
(20)
5
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
peserta didik. Penerapan pendekatan komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh peserta didik (student centred) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian peserta didik akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya secara lisan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami (Littlewood, 2002: 87). Kemudian, Savignon (2002: 3) menambahkan bahwa pendekatan komunikatif menekankan peserta didik mampu berkomunikasi dengan penutur lain, memaknai ungkapan dalam dialog, mampu menjalani tes yang berkaitan dengan pengetahuan tata bahasanya.
Pendekatan lain yang dijadikan acuan dalam pembelajaran Bahasa Inggris adalah pendekatan kooperatif. Pendekatan kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mempunyai sudut pandang bahwa pembelajaran harus memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran berkelompok. Tetapi sebenarnya belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar berkelompok atau kerja kelompok karena dalam pembelajaran itu ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok (Slavin dalam Rusman, 2010: 201).
Selain dua pendekatan di atas, terdapat pendekatan pembelajaran bahasa yang menghubungkan pembelajaran dengan konteks sehingga disebut pendekatan kontekstual. Prinsip-prinsip pendekatan konstektual dalam pembelajaran bahasa sebagaimana dikemukakan oleh Larsen-Freeman (1986: 128-130) diantranya: 1) pengajaran bahasa harus dilakukan berdasarkan konteks; 2) bahasa sasaran merupakan alat komunikasi dalam kegiatan kelas bukan sebagai obyek belajar; 3) peserta didik berwacana dalam bahasa sasaran; 4) permainan cocok digunakan untuk membentuk kegiatan komunikasi lebih nyata; 5) guru bertanggung jawab menciptakan suasana komunikasi kelas dan berperan sebagai penasehat; 6) kegiatan komunikasi dikaitkan dengan konteks sosial untuk memaknai ungkapan-ungkapan; 7) tata bahasa penting diajarkan untuk membentuk kompetensi
(21)
6
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
komunikatif; dan 8) peserta didik diberi kesempatan mengembangkan strategi sendiri dalam menafsirkan bahasa.
Berikutnya, pendekatan keempat yang disarankan dalam KBK dan KTSP mata pelajaran Bahasa Inggris adalah Pendekatan Berbasis Genre. Pendekatan ini dikembangkan dari Systemic Functional Linguistic Genre-Based Approach (SFL GBA) atau lebih dikenal dalam istilah pendidikan di Indonesia dengan Pendekatan Berbasis Genre. Pendekatan berbasis genre yang digunakan di Indonesia menganut model pembelajaran yang dikemukakan oleh Rothery sebagaimana dikutip oleh Amelia (2012: 21) terdiri dari 4 tahap, yakni building knowledge of field, modelling of text, joint construction of text, dan independent construction of text . Tahap-tahap ini merupakan sebuah siklus yang memungkinkan peserta didik dilatih dengan empat keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Prinsip-prinsip pendekatan berbasis genre menekankan peserta didik dituntun untuk terampil berbahasa melalui berbagai jenis teks atau genre. Genre dicirikan oleh tujuan sosial, struktur skematik (tahapan-tahapan atau struktur organisasi), dan ciri-ciri kebahasaan (Lexico-gramatical features atau linguistic feature) yang terkandung dalam sebuah teks. Pembelajaran berbahasa dianggap sebagai aktivitas sosial (Feez dan Joyce dalam Emilia, 2012: 21) sehingga terjalin komunikasi baik antara sesama para pembelajar dan guru maupun dengan masyarakat sekitar. Guru berperan sebagai pembimbing ahli dalam interaksi pembelajaran yang mampu mengarahkan, membantu, memberikan feedback kepada peserta didik sehingga mencapai kemahiran.
Pendekatan berbasis genre menekankan pada pentingnya membangun pengetahuan peserta didik mengenai topik yang akan dibahas, pentingnya pemberian model yang bisa dijadikan acuan bagi peserta didik dalam mencapai target yang diinginkan, pentingnya kerja sama yang dilakukan dalam konstruksi sebuah teks, melalui kegiatan joint construction, dan pentingnya independent construction ketika peserta didik menulis secara individual (Emilia, 2012: 25). Setiap penekanan-penekanan ini melatih keterampilan baik listening, speaking,
(22)
7
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
reading, dan writing; terutama reading skill yang sudah dimulai pada tahap building knowledge of the field.
Empat pendekatan pembelajaran yang secara garis besarnya telah dipaparkan di atas, salah satunya yang dipandang mampu menjadi solusi untuk mengatasi lemahnya keterampilan membaca pemahaman adalah pendekatan berbasis genre yang diimplementasikan dalam model pembelajaran berbasis genre. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan untuk menguatkan pilihan solusi ini sebagai berikut.
Pertama, penelitian mengenai penerapan model pembelajaran berbasis genre untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dilakukan oleh Syrquin (1995: 33-36). Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Bar Ilan, Israel pada mahasiswa jurusan Hukum dan Ekonomi. Tahapan-tahapan penelitian ini meliputi menyeleksi, mengorganisasi dan mempresentasikan materi membaca dari berbagai jenis teks. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengalaman pembelajaran ini mengarahkan mahasiswa pada keterampilan membaca yang produktif dan menjamin minat mereka lebih baik sehingga keterampilan membaca pemahaman mereka meningkat. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Kartiwi (2008: 75-76) yang mengkaji tentang pengajaran membaca teks recount dengan menggunakan pendekatan berbasis genre. Penelitian ini membuktikan bahwa hasil belajar peserta didik dalam keterampilan membaca teks recount lebih unggul dengan perlakuan yang diberikan, yakni pembelajaran berbasis genre dibanding dengan pembelajaran konvensional. Selain itu, respon peserta didik terhadap pendekatan ini positif sebagaimana ditunjukkan dengan data hasil kuisioner. Ketiga, Waugh, dkk. (dalam kosasih, 2007: 6) menyatakan bahwa pengajaran Bahasa Inggris menggunakan pendekatan berbasis genre mampu meningkatkan kemampuan peserta didik Thailand dalam reading comprehension dan sikap serta prilaku positif terhadap Bahasa Inggris jika dibandingkan dengan pendekatan yang lain.
(23)
8
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
Permasalahan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris di madrasah aliyah masih rendah sehingga memerlukan solusi yang tepat.
1.2Identifikasi Masalah Penelitian
Lemahnya keterampilan membaca pemahaman peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal, yakni pembaca maupun faktor eksternal, di luar pembaca. Faktor internal meliputi latar belakang pengetahuan, kemampuan kognitif dan afektif peserta didik sedangkan faktor eksternal meliputi kompleksitas teks, konteks, penulis dan guru. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan penting dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Uraian di atas dan latar belakang penelitian menjadi dasar dalam mengidentifikasi beberapa masalah berkenaan dengan penelitian ini. Berikut identifikasi masalah dalam penelitian ini.
1. Lemahnya keterampilan membaca pemahaman dapat diidentifikasi dengan kesulitan memahami informasi rinci yang terkandung dalam teks; menentukan pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas dalam paragraph; mengenali atau mengingat urutan peristiwa yang tersurat; mengidentifikasi persamaan dan perbedaan eksplisit; menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang dinyatakan secara eksplisit; menafsirkan makna tersirat dan menyimpulkan keseluruhan wacana serta nilai moral implicit.
2. Peserta didik kurang proaktif dalam proses pembelajaran. Kebiasaan mereka sebagai penerima informasi dan ilmu pengetahuan secara pasif dalam mata pelajaran lain sangat berpengaruh pada suasana pembelajaran Bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa Inggris yang menekankan latihan keterampilan baik keterampilan menyimak, berbicara, membaca maupun menulis menuntut keaktifan peserta didik sehingga mereka tidak hanya belajar secara fasif. Ini dikarenakan pembelajaran Bahasa Inggris yang merupakan latihan
(24)
9
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
keterampilan harus mengutamakan praktik disamping penyampaian kaidah-kaidah kebahasaan.
3. Latar belakang pengetahuan peserta didik seperti perbendaharaan kosa kata dan kaidah-kaidah kebahasaan, masih kurang. Perbendaharaan kosa kata sangat diperlukan untuk memahami teks. Peserta didik yang memiliki perbendaharaan kosa kata yang banyak akan lebih mudah memahami frase, klausa dan kalimat. Dan kaidah-kaidah kebahasaan berfungsi untuk memaknai pikiran-pikiran yang ada dalam teks, waktu terjadinya peristiwa atau kejadian dan struktur kalimat.
4. Guru mata pelajaran Bahasa Inggris belum memahami model pembelajaran yang dapat mengatasi keterampilan membaca pemahaman peserta didik yang masih lemah.
5. Guru tidak menerapkan model pembelajaran secara menyeluruh karena diperkirakan akan menyita waktu sehingga akan berakibat pada tidak tercapainya target kurikulum.
Banyaknya persoalan yang terkait dengan keterampilan membaca pemahaman menuntut penelitian yang luas dan mendalam serta sumber daya yang memadai. Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan keterampilan membaca pemahaman peserta didik madrasah aliyah dengan menggunakan treatment model pembelajaran berbasis genre. Penelitian ini dibatasi juga dengan ruang lingkup lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian. Penelitian ini memilih lokasi di Madrasah Aliyah Negeri Cisewu, Kabupaten Garut dengan mengikutsertakan peserta didik kelas XI saja dan melibatkan satu variabel bebas, yakni model pembelajaran berbasis genre serta satu variabel terikat, yakni keterampilan membaca pemahaman Bahasa Inggris.
1.3Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini yang didasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas adalah bagaimana efektivitas penerapan
(25)
1 0
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
model pembelajaran berbasis genre dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis genre dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik madrasah aliyah.
1.5Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi ilmiah dalam ilmu pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris tingkat SMA/MA. Kontribusi ilmiah tersebut berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.5.1 Manfaat Teoritis
a) Menguji konsep pendekatan berbasis genre dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
b) Mengetahui kajian teori tentang pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran berbasis genre.
1.5.2 Manfaat Praktis
a) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan inovasi dalam pembelajaran.
b) Bagi peserta didik akan termotivasi dan memberi kesempatan untuk melatih potensi kemampuan membaca pemahaman.
c) Bagi pembuat kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di madrasah yang dipimpinnya.
(26)
1 1
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
d) Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam mengkaji lebih jauh mengenai model pembelajaran berbasis genre pada jenjang tertentu.
1.6Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini berjudul “Efektivitas model pembelajaran berbasis genre untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman (studi pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Cisewu Kabupaten Garut tahun pelajaran 2013/2014)”. Tesis ini terdiri atas lima bab, yakni Bab I sebagai bab pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.
Bab II meliputi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas mengenai konsep kurikulum dan pembelajaran, pendekatan berbasis genre, keterampilan membaca pemahaman dan hakikat pembelajaran Bahasa Inggris.
Bab III metodologi penelitian, meliputi lokasi, subyek populasi dan sampel penelitian, metode dan desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian serta teknik analisis data.
Bab IV merupakan bab yang menunjukan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah melaksanakan pembelajaran serta faktor-faktor pendukung dan penghambat peningkatan itu. Hasil penelitian dan pembahasan itu dilengkapi juga dengan gambaran tentang tanggapan peserta didik terhadap pelaksanaan model pembelajaran berbasis genre. Bab terakhir dalam penulisan tesis ini adalah Bab V yang meliputi simpulan dan rekomendasi sesuai dengan hasil penelitian.
(27)
1 2
S u l i s m a n , 2 0 1 4
E f e k t i v i t a s M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s G e n r e U n t u k M e n i n g k a t k a n K e t e r a m p i l a n M e m b a c a P e m a h a m a n
U n i v e r s i t a s P e n d i d i k a n I n d o n e s i a | r e p o s i t o r y . u p i . e d u | p e r p u s t a k a a n . u p i . e d u
(28)
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian; metode dan desain penelitian; definisi operasional; instrumen penelitian; proses pengembangan instrumen meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda; teknik pengumpulan data; prosedur penelitian; dan teknik analisis data.
3.1Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Cisewu yang terletak di Jalan Purwabhakti No.54 Cisewu, Kabupaten Garut. Madrasah ini dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa implementasi pendekatan berbasis genre di madrasah ini belum sepenuhnya dilaksanakan dan alasan teknisnya adalah peneliti sudah mengetahui dengan seksama situasi dan kondisi madrasah ini karena penulis termasuk salah seorang dewan guru.
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012: 80). Sedangkan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012: 81). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik MAN Cisewu. Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai sampel penelitian, yaitu peserta didik kelas XI .
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2012: 85). Alasan dilakukan pengambilan sampel ini adalah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien terutama dalam hal pengawasan, kondisi subyek penelitian, waktu penelitian yang ditetapkan, kondisi tempat penelitian serta prosedur perijinan. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh kelas XI IPA
(29)
42
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai kelas eksperimen sebanyak 35 orang dan kelas XII IPS 1 sebagai kelas kontrol sebanyak 35 orang.
Untuk menghindari hasil penelitian yang bias atau kurang meyakinkan karena kelas kontrol dan eksperimen berada pada lokasi penelitian yang sama maka perlu dilakukan: 1) pemberian pretes dan postes kepada kedua kelompok itu dilaksanakan serentak dalam waktu yang bersamaan; dan 2) memberikan pemahaman kepada kelompok eksperimen bahwa mereka sedang menjadi subyek penelitian sehingga berbagai perlakuan, perangkat dan pendukungnya dirahasiakan atau tidak dipinjamkan untuk sementara waktu sampai penelitian selesai.
3.2Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experiment atau eksperimen semu. Metode ini merupakan pengembangan dari metode true experiment atau eksperimen murni yang sulit dilaksanakan dalam penelitian bidang pendidikan karena peneliti tidak bisa membentuk kelompok eksperimen yang terlepas dari pengaruh selain treatment yang diberikan (Creswell, 2008: 313). Penelitian ini terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan kelompok peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berbasis genre dan kelompok kontrol (kelas pembanding) adalah kelompok peserta didik yang pembelajarannya menggunakan strategi konvensional. Strategi yang biasa digunakan dalam kelompok kontrol yaitu strategi pembelajaran membaca dengan tiga fase, yakni pre-reading, during-reading dan after-reading activity. Pada penelitian ini, peneliti juga bertindak sebagai guru.
Desain penelitian berbentuk nonequivalent control group design atau desain kelompok kontrol nonequivalen (Sugiono, 2012: 79). Pada desain ini, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya. Pertimbangan penggunaan desain penelitian ini adalah bahwa kelas yang ada sudah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi
(30)
43
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengelompokan secara acak. Apabila dilakukan pembentukan kelas baru dimungkinkan akan menyebabkan kekacauan jadwal pembelajaran dan mengganggu efektivitas pembelajaran di sekolah. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan dalam tabel dibawah.
Kelas Eksperimen : O X O
Kelas Kontrol : O O
Keterangan:
O : Pretes atau postes.
X : Model pembelajaran berbasis genre : Subjek tidak dikelompokkan secara acak.
3.3Definisi Operasional
Untuk mempermudah memahami maksud keseluruhan penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
a. Genre berarti jenis teks. Pembelajaran berbasis genre adalah pembelajaran yang memfokuskan pada berbagai jenis teks berbentuk lisan dan tulisan sebagai produk budaya tertentu untuk tujuan tertentu. Model pembelajaran ini mengacu pada pendekatan berbasis genre yang diadopsi dari istilah SFL GBA (systemic functional linguistics genre based approach. Terdapat empat tahapan dalam proses pembelajaran, yakni building knowledge of the field, modelling of text, joint construction of text dan independent construction of text.
b. Membaca pemahaman adalah proses memahami arti atau makna dari ide atau teks tertulis yang melibatkan pemikiran kritis dan kreatif dengan strategi tertentu serta adanya interaksi antara penulis dan pembaca sehingga pembaca memperoleh informasi yang menyeluruh dan bisa memberikan penilaian. Proses membaca pemahaman merupakan proses kompleks yang melibatkan aktivitas fisik dan mental.
(31)
44
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut rincian indikator keterampilan membaca pemahaman yang akan diukur.
Tabel 3.1
Deskripsi indikator keterampilan membaca pemahaman
Variabel Indikator
Membaca pemahaman
(reading comprehension)
Mengenali atau mengingat (recognition or recall) fakta rinci seperti nama tokoh, waktu dan tempat.
Menentukan topik atau gagasan utama.
Mengenali atau mengingat urutan peristiwa yang tersurat. Mengidentifikasi deskripsi, seperti persamaan dan perbedaan eksplisit.
Menemukan hubungan sebab akibat, misalnya
mengidentifikasi penyebab suatu kejadian atau tindakan yang dinyatakan secara eksplisit.
Menyimpulkan keseluruhan wacana dan nilai moral implisit.
3.4Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang diperoleh. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan hal penting yang harus dipahami oleh peneliti (Arikunto, 2006: 101). Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data penelitian meliputi: tes reading comprehension, observasi, dan angket.
Pertama, tes kemampuan reading comprehension termasuk tes hasil belajar yang bertujuan mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2012: 223). Tes ini dibuat untuk mengukur kemampuan pemahaman peserta didik terhadap berbagai wacana. Item soal disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban yang dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes. Materi tes mengacu pada
(32)
45
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI madrasah aliyah semester 2.
Kedua, observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2012: 220). Teknik ini digunakan untuk mencatat secara teliti dan runtut berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran berbasis genre. Secara khusus, observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan seperti: 1) kegiatan pembelajaran yang dimulai dengan pembukaan, kegiatan inti dan penutup; 2) interaksi antara guru dan peserta didik serta antara sesama peserta didik; 3) partisipasi peserta didik dalam pembelajaran; dan 4) penerapan komponen pengalaman dalam proses pembelajaran.
Ketiga, angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) dan berisi sejumlah pertanyaan (Sukmadinata, 2012: 219). Angket terdiri atas sejumlah pertanyaan menyangkut respon dan sikap peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa Inggris dengan model berbasis genre. Jawaban angket ini digunakan sebagai data kualitatif untuk menunjang data kuantitatif hasil penelitian.
3.5Proses Pengembangan Instrumen
Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes sebagai instrumen sebelum digunakan dalam penelitian. Analisis yang dilakukan meliputi analisis uji validitas dan reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen. Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan software Anates versi 4.1. Uraian masing-masing pengujian diuraikan berikut ini.
3.5.1 Validitas Instrumen
Sebuah tes dikatakan valid atau sahih apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2006: 67). Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content
(33)
46
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (Criteria Related Validity). Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dua orang dosen pembimbing, yakni Bapak Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd dan Bapak Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. serta seorang guru Bahasa Inggris di MAN Cisewu, yakni Ibu Dra. Mulyati, M.M.Pd. Selain itu, validitas model pembelajaran berbasis genre oleh ahli untuk menentukan layak tidaknya model pembelaran ini diteliti yang dilakukan oleh seorang dosen program studi Pendidikan Bahasa Inggris UPI, yaitu Bapak Dr. Odo Fadloeli, M.A. Sedangkan untuk Criteria Related Validity Tes diujicobakan kepada peserta didik kelas XI di Madrasah lain, yakni Madrasah al-Hikmah Talegong. Hasil uji coba soal ini diuji validitasya dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Suherman, 2003: 120).
� = �Σ − ΣX (ΣY)
(�Σ 2− Σ 2)(�Σ 2− Σ 2)
Keterangan:
rxy : Koefisien validitas
X : Skor tiap butir soal yang diraih oleh setiap peserta didik
Y : Skor total yang diraih setiap peserta didik dari seluruh peserta didik N : Jumlah peserta didik
Interpretasi besarnya koefisien validitas (Suherman, 2003: 113) dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Validitas Koefisien Validitas Interpretasi
0,90 < rxy≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < rxy ≤ 0,90 baik 0,40 < rxy≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Kurang 0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
(34)
47
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan validitas butir soal untuk mengetahui korelasi setiap butir soal dengan skor total dengan menggunakan software Anates versi 4.1 for Windows disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Hasil uji validitas butir soal keterampilan membaca pemahaman No. Soal Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran
1 -0,633 invalid
2 0,564 cukup
3 0,446 cukup
4 0,065 sangat rendah
5 0,722 baik
6 -0,652 invalid
7 0,480 cukup
8 0,930 sangat baik
9 0,687 baik
10 -0,135 invalid
11 0,350 kurang
12 0,129 sangat rendah
13 0,930 sangat baik
14 0,774 baik
15 0,601 baik
16 0,619 baik
17 0,532 cukup
18 -0,391 invalid
19 0,554 cukup
20 0,852 baik
(35)
48
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Soal Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran
22 0,778 baik
23 -0,263 invalid
24 0,519 Cukup
25 0,594 cukup
26 0,773 baik
27 0,460 cukup
28 0,398 kurang
29 0,824 baik
30 0,674 baik
31 -0,295 invalid
32 -0,474 invalid
33 0,428 cukup
34 -0,263 invalid
35 0,633 baik
36 0,446 cukup
37 0,467 cukup
38 -0,391 invalid
39 0,159 sangat rendah
40 0,856 baik
3.5.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan atau keajegan hasil tes (Arikunto, 2006: 86). Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dengan kata lain, reliabilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama pada situasi yang berbeda. Ukuran tinggi rendahnya derajat keterandalan suatu tes disebut indeks reabilitas yang digambarkan melalui koefisien korelasi dari tes itu.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half method) yang dianalisis dengan rumus
(36)
49
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Spearman Brown. Untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok nomor ganjil dan kelompok nomor genap. Untuk setiap kelompok, skor tiap butirnya dijumlahkan sehingga mencari skor total. Dari skor total antara kelompok ganjil dan kelompok kontrol dihitung koefisien korelasinya dan nilai koefisien korelasinya dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown (Sugiono, 2012:135):
�
�=
1+2.����
Keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
rb = koefisien korelasi skor total kelompok genap dan kelompok ganjil
Bila nilai reliabilitas instrumen ≥ 0,30 maka disimpulkan instrumen valid dan reliabel atau ajeg sehingga instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data (Masrun dalam Sugiono, 2010: 134).
Hasil uji coba soal dengan bantuan software Anates versi 4.1 for Windows diperoleh nilai rb = 0,90 sehingga setelah diolah dengan rumus di atas diperoleh nilai ri atau reliabilitas instrumen sebesar 0,95. Nilai ri =0,95 > 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel atau ajeg dan instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
3.5.3 Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu butir soal ialah perbandingan jumlah jawaban yang benar dari peserta tes untuk suatu item dengan jumlah peserta tes (Lutan, 2007: 209). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Uji taraf kesukaran menggunakan rumus berikut ini yang dikemukakkan oleh Suherman (2003: 170), yaitu:
(37)
50
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IK
=
� +�2� atau IK
=
� +�
2�
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran.
JBA = Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar. JBB = Jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar. JSA = Jumlah peserta didik kelompok atas.
JSB = Jumlah peserta didik kelompok bawah.
Indeks kesukaran menurut Suherman (2003: 170) diklasifikasikan seperti Tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Klasifikasi indeks kesukaran soal Indeks Kesukaran (IK) Klasifikasi
IK = 0,00 sangat sukar
0,00< IK < 0,30 sukar 0,3≤ IK < 0,70 sedang 0,70 ≤ IK < 1,00 mudah
IK = 1,00 sangat mudah
Hasil uji coba soal untuk tingkat kesukaran dengan menggunakan software Anates versi 4.1 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5
Hasil uji tingkat kesukaran butir soal keterampilan membaca pemahaman No. Soal Tingkat kesukaran Tafsiran
1 0,130 sukar
2 0,435 sedang
3 0,435 sedang
4 0,130 sukar
5 0,609 sedang
(38)
51
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Soal Tingkat kesukaran Tafsiran
7 0,826 mudah
8 0,696 sedang
9 0,826 mudah
10 0,435 sedang
11 0,783 mudah
12 0,261 sukar
13 0,696 sedang
14 0,696 sedang
15 0,826 mudah
16 0,783 mudah
17 0,826 mudah
18 0,044 sukar
19 0,522 sedang
20 0,739 mudah
21 0,739 mudah
22 0,696 sedang
23 0,044 sukar
24 0,174 sukar
25 0,870 mudah
26 0,826 mudah
27 0,783 mudah
28 0,174 sukar
29 0,783 mudah
30 0,696 sedang
31 0,044 sukar
32 0,087 sukar
33 0,826 mudah
(39)
52
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Soal Tingkat kesukaran Tafsiran
35 0,870 mudah
36 0,826 mudah
37 0,174 sukar
38 0,044 sukar
39 0,261 sukar
40 0,783 mudah
3.5.4 Daya Pembeda
Lutan (2007: 211) menyatakan bahwa daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.
Untuk menentukan daya pembeda, seluruh peserta didik diranking dari nilai tertinggi hingga terendah. Kemudian, diambil 50% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 50% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB). Uji daya pembeda butir soal dihitung dengan rumus berikut ini (Suherman, 2003: 160):
DP =� −�
� atau DP = � −�
� Keterangan:
DP : daya pembeda.
� : jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar kelompok atas.
� : jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar kelompok bawah.
� : jumlah peserta didik kelompok atas (higher group atau upper group). � : jumlah peserta didik kelompok rendah (lower group).
Klasifikasi interpretasi daya pembeda soal (Suherman, 2003: 161) dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3.6
Klasifikasi daya pembeda soal
(40)
53
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DP≤ 0,00 tidak baik 0,00 < DP < 0,20 Jelek 0,20 ≤ DP < 0,40 cukup 0,40 ≤ DP < 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 baik sekali
Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dari uji coba instrumen untuk daya pembeda dengan menggunakan software Anates versi 4.1 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Hasil uji daya pembeda soal keterampilan membaca pemahaman No. Soal Daya Pembeda Tafsiran
1 -0,500 tidak baik
2 1,000 baik sekali
3 0,333 cukup
4 0,167 jelek
5 1,000 baik sekali
6 -0,667 tidak baik
7 0,333 cukup
8 1,000 baik sekali
9 0,667 baik
10 0,000 jelek
11 0,333 cukup
12 0,333 cukup
13 1,000 baik sekali
(41)
54
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Soal Daya Pembeda Tafsiran
15 0,500 baik
16 0,667 baik
17 0,500 baik
18 -0,167 tidak baik
19 0,667 baik
20 0,833 baik sekali
21 0,833 baik sekali
22 0,833 baik sekali
23 -0,167 tidak baik
24 0,667 baik
25 0,500 baik
26 0,667 baik
27 0,500 baik
28 0,667 baik
29 0,833 baik sekali
30 0,667 baik
31 -0,167 tidak baik
32 -0,333 tidak baik
33 0,333 cukup
34 -0,167 tidak baik
35 0,500 baik
36 0,333 cukup
37 0,500 baik
38 -0,167 tidak baik
39 0,333 cukup
40 0,833 baik sekali
(42)
55
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesimpulan apakah butir-butir soal akan digunakan dalam penelitian selanjutnya didasarkan pada empat pengujian, yakni uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Rekapitulasi keempat pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 3.8
Rekapitulasi hasil pengujian instrumen keterampilan membaca pemahaman
No. Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas Kesim-pulan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran
1 0,130 sukar -0,500 tidak baik -0,633 invalid dibuang 2 0,435 sedang 1,000 baik sekali 0,564 cukup dipakai 3 0,435 sedang 0,333 cukup 0,446 cukup dipakai 4 0,130 sukar 0,167 jelek 0,065 sangat rendah dibuang 5 0,609 sedang 1,000 baik sekali 0,722 baik dipakai 6 0,174 sukar -0,667 tidak baik -0,652 invalid dibuang 7 0,826 mudah 0,333 cukup 0,480 cukup dipakai 8 0,696 sedang 1,000 baik sekali 0,930 sangat baik dipakai 9 0,826 mudah 0,667 baik 0,687 baik dipakai 10 0,435 sedang 0,000 jelek -0,135 invalid dibuang 11 0,783 mudah 0,333 cukup 0,350 kurang dibuang 12 0,261 sukar 0,333 cukup 0,129 sangat rendah dibuang 13 0,696 sedang 1,000 baik sekali 0,930 sangat baik dipakai 14 0,696 sedang 0,833 baik sekali 0,774 baik dipakai 15 0,826 mudah 0,500 baik 0,601 baik dipakai 16 0,783 mudah 0,667 baik 0,619 baik dipakai 17 0,826 mudah 0,500 baik 0,532 cukup dipakai 18 0,044 sukar -0,167 tidak baik -0,391 invalid dibuang 19 0,522 sedang 0,667 baik 0,554 cukup dipakai 20 0,739 mudah 0,833 baik sekali 0,852 baik dipakai 21 0,739 mudah 0,833 baik sekali 0,807 baik dipakai 22 0,696 sedang 0,833 baik sekali 0,778 baik dipakai 23 0,044 sukar -0,167 tidak baik -0,263 invalid dibuang
(43)
56
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No.
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas Kesim-pulan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran
24 0,174 sukar 0,667 baik 0,519 cukup dipakai 25 0,870 mudah 0,500 baik 0,594 cukup dibuang 26 0,826 mudah 0,667 baik 0,773 baik dipakai 27 0,783 mudah 0,500 baik 0,460 cukup dipakai 28 0,174 sukar 0,667 baik 0,398 kurang dipakai 29 0,783 mudah 0,833 baik sekali 0,824 baik dipakai 30 0,696 sedang 0,667 baik 0,674 baik dipakai 31 0,044 sukar -0,167 tidak baik -0,295 invalid dibuang 32 0,087 sukar -0,333 tidak baik -0,474 invalid dibuang 33 0,826 mudah 0,333 cukup 0,428 cukup dipakai 34 0,044 sukar -0,167 tidak baik -0,263 invalid dibuang 35 0,870 mudah 0,500 baik 0,633 baik dipakai 36 0,826 mudah 0,333 cukup 0,446 cukup dibuang 37 0,174 sukar 0,500 baik 0,467 cukup Dipakai 38 0,044 sukar -0,167 tidak baik -0,391 invalid Dibuang 39 0,261 sukar 0,333 cukup 0,159 sangat rendah Dibuang 40 0,783 mudah 0,833 baik sekali 0,856 Baik Dipakai
Rekapitulasi pada tabel di atas dan koefisien reliabilitas tes sebesar 0,95 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 25 butir soal, dari jumlah keseluruhan sebanyak 40 butir soal, dapat digunakan dalam pengujian keterampilan membaca pemahaman dan sisanya sebanyak 15 butir soal dibuang.
3.6Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data yaitu melalui tes tertulis, angket dan observasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.9
(1)
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yakni latar belakang pengetahuan, kemampuan kognitif, dan afektif peserta didik serta faktor kompleksitas teks dan konteks.
Keempat, faktor-faktor yang mendukung upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman Bahasa Inggris adalah: a) mata pelajaran Bahasa Inggris termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional; b) lingkungan madrasah yang jauh dari kebisingan jalan raya dan perumahan penduduk; c) kebanyakan peserta didik sudah mengetahui manfaat penguasaan Bahasa Inggris baik manfaat di bidang akademik maupun dunia kerja di masa mendatang. Sedangkan faktor yang menghambat upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman Bahasa Inggris diantaranya: a) alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran Bahasa Inggris sangat terbatas, yaitu hanya 4 x 45 menit untuk setiap kelas per minggu; b) belum tersedia laboratorium bahasa, terutama media audiovisual yang memadai, untuk menunjang pembelajaran bahasa; c) belum tersedia perpustakaan yang memadai; d) kebanyakan proses pembelajaran menggunakan model pasif yang didominasi oleh guru atau teacher centered; e) Tingkat kesejahteraan ekonomi orang tua masih rendah.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan penemuan selama implementasi model pembelajaran ini, terdapat beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi upaya perbaikan dan pengoptimalan penelitian di masa depan terutama berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran berbasis genre untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Pada penelitian ini diketahui bahwa model ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, namun bila melihat hasil yang dicapai peserta didik masih belum memuaskan. Berikut rekomendasi yang ajukan sebagai upaya perbaikan dalam pembelajaran membaca pemahaman, disamping untuk memberikan solusi alternatif kepada para peserta didik dan lembaga dalam mencapai tujuan kurikulum Bahasa Inggris.
Pertama, penelitian ini hanya terbatas pada satu jenis teks, yaitu hortatory
(2)
111
Sulisman, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi yang belum dibahas pada semester dua kelas XI madrasah aliyah. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih luas lagi dengan jenis-jenis teks (genre) yang lain sehingga akan memperkaya hasil penelitian.
Kedua, salah satu kelemahan pada penelitian ini adalah peserta didik masih mengalami kesulitan berkaitan dengan pembendaharaan kosa kata sehingga perlu penelitian lain yang mampu mengatasi masalah ini.
Ketiga, minat belajar peserta didik perlu senantiasa ditumbuhkan dengan memanfaatkan media pembelajaran audio visual sehingga atmosfer belajar terus dinamis. Kebutuhan terhadap media ini harus didukung juga oleh pimpinan madrasah dengan alokasi dana untuk sarana prasarana pembelajaran.
Keempat, guru dapat memberikan tugas sebagai pelengkap pembelajaran di sekolah. Tugas yang diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah berupa soal-soal
reading comprehension dengan topik yang menyentuh kehidupan remaja sehingga
(3)
S u l i s m a n , 2 0 1 4
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006) Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2003) Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.
Broughton, Geoffrey, dkk. (1980) Teaching English as a foreign language. London: Routledge.
Brown, H. Douglas. (1994) Teaching by principles: an interactive approach to
language pedagogy. New Jersey: Prentice Hall Regents.
Celce-Murcia, M., dkk. (1995) Communicative competence: a pedagogically motivated model with content specifications. Regents of the University of
California, 6(2), hlm. 5-35.
Creswell, John W. (2008) Educational research: planning, conducting, and
evaluating quantitative and qualitative research. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Cristie, F. Dan Martin, J. R. (Editor) (2000) Genre and institution. New York: Cassell.
Derewianka, Beverly. (1990) Exploring how text works. Newtown: Primary English Teaching Association.
--- (2012) A new grammar companion: for teachers. Newtown: Primary English Teaching Association.
Eggins, Suzzane. (2004) An introduction to systemic functional linguistics (second
edition). London: Printer Publishers, Ltd.
Emilia, Emi. (2012) Pendekatan genre-based dalam pengajaran bahasa Inggris:
petunjuk guru. Bandung: Rizqi Press.
Fardengki, dkk. (2012) Korelasi kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menulis resensi siswa kelas IX SMP Negeri 3 Linggo Sari Baganti. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1), hlm. 639-645.
Gagne, Robert M. (1985) The Condition of learning and theory of instruction. New York : Holt, Rinehart and Winston.
(4)
113
S u l i s m a n , 2 0 1 4
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gibbons, Pauline. (2002) Scaffolding language scaffolding learning: teaching
second language learners in the mainstream classroom. Pourthsmouth,
NH: Heinemann.
Hake, Richard R. (1999). Analyzing change/gain scores. California: Dept. of Physics, Indiana University.
Johns, Ann M. (2002) Genre in the classroom: multiple perspectives. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Kartiwi, Eka. (2008) Teaching reading recount text by using GBA: result and
students’ responses. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Kosasih, Endo. (2007) Implementasi pendekatan pembelajaran berbasis genre
untuk meningkatkan keterampilan siswa berbicara bahasa Inggris. Tesis,
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Kusnadi. (2009) Improving students’ reading skill through interactive approach. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Larsen-Freeman, Diane. (1986) Techniques and principles in language teaching. Oxford: Oxford University Press.
Lin, Benedict. (2006) Genre-based teaching and vygotskian principles in EFL: the case of a university writing course. Asian EFL Journal, 8 (3), hlm. 226-248.
Littlewood, William. (2002) Communicative language teaching: an introduction. Cambridge: Cambridge University Press.
Lutan, Rusli. (2007) Modul evaluasi pendidikan jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Musthafa, Bachrudin. (2003) Teori membaca, orientasi penelitian, dan praktik
pembelajaran. Bandung: Andira.
OECD. (2012) PISA 2012 result in focus: what 15-years-olds know and what they
can do with they know. Paris: OECD.
Oliva, Peter F. (1991) Developing the curriculum (third edition). New York: Harper Collins Publishers.
(5)
S u l i s m a n , 2 0 1 4
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Purwanto, Sugeng. (2012) IELTS as a literacy-based proficiency test. Excellence
in Higher Education, 3 (1), hlm. 46-51.
Rusman. (2010) Model-model pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.
Sadeghi, Karim. (2007) The key for successful reader-writer interaction: factors affecting reading comprehension in L2 revisited. Asian EFL Journal, 9(3), hlm. 198-220.
Sanjaya, Wina. (2009) Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saragih, Anggraini T. (2011) Genre and its application in language learning. Visi, 19(1), hlm. 461-472.
Savignon, Sandra J. (Editor) (2002) Interpreting communicative language
teaching: contexts and concerns in teacher education. London: Yale
University Press.
Smith, Frank. (2004) Understanding reading: a psycholinguistic analysis of
reading and learning to read. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Inc.
Suherman, E. (2003) Evaluasi pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI.
Sugiyono. (2012) Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012) Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sujana, I Made, dkk. (2011) Landasan filosofis dan teoritis standar isi Bahasa
Inggris dalam KTSP dan tantangan kurikulum LPTK Bahasa Inggris.
[Online]. Tersedia di http://madesujana.wordpress.com/2011/02/26/ landasan-filosofi-dan-teoritis-standar-isi-bahasa-inggris-dalam-ktsp-dan-tantangan-kurikulum-lptk-bahasa-inggris/ [Diakses 09 Juli 2014)
Susanti, Ratna. (2002) Penguasaan kosa kata dan kemampuan membaca bahasa Inggris. Jurnal Pendidikan Penabur, 1(1), hlm. 87-93.
Suprapti, Sri. (2009) Model Kognitif reading comprehension dalam pengajaran bahasa Inggris. Lingua, 5 (2), hlm. 148-155.
(6)
115
S u l i s m a n , 2 0 1 4
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Genre Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syrquin, Marsya. (1995) Selecting, organizing, and presenting reading materials by genre. English Teaching Forum, 33 (4), hlm. 33-35.
Tarigan, Henry Guntur. (2008) Membaca: sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zubaidah, Neneng. (2011) Kemampuan membaca remaja indonesia rendah. [Online]. Tersedia di: http://kampus.okezone.com/read/2011/11/10/373/ 527680/kemampuan-membaca-remaja-indonesia-rendah [Diakses 12 Maret 2014]