HUBUNGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KELURAHAN TANAH ENAM RATUS MEDAN MARELAN T.A. 2013/2014.

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH

DASAR NEGERI DI KELURAHAN TANAH

ENAM RATUS MEDAN MARELAN

T.A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Prasekolah dan Sekolah Dasar

Oleh:

RAYI SUCIPPITARI

NIM: 1103111051

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala kekuatan, keridhoan dan rahmat-Nya yang amat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Di Universitas Negeri Medan.

Penulis juga menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada Alm. Ayahanda, H. Sucipto dan ibunda tercinta, Hj. Sulehawaty yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, ilmu dan semangat yang amat berguna bagi penulis dalam menjalani setiap tahap kehidupan.

Selanjutnya penulis secara khusus mengucapkan ribuan terima kasih kepada dosen pembimbing skripsi, bapak Drs. Rahim Sitompul, M.S yang telah sangat professional dalam memberikan bimbingan, nasihat, dukungan, dan arahan kepada penulis hingga proses penulisan skripsi ini selesai.

Skripsi ini berjudul “Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi

Belajar Siswa Sekolah Dsar Negeri Di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan

Marelan T.A 2013/2014”.

Selama dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Drs. Nasrun Nasution, M.S Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

3. Prof.Dr. Yusnadi, M.S Pembantu Dekan I, Drs. Aman Simare-mare, M.S Pembantu Dekan II, dan Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Drs. Khairul Anwar, M.Pd Ketua jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.


(6)

5. Drs. Ramli Sitorus, M.Ed Sekretaris jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

6. Drs. Wildansyah Lubis, M.Pd, Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd, Dra. Rusmina Kasmah, M.Pd selaku Dosen penyelaras dan penguji skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Khairani H, S.Pd, H. Saiful Bahri, S.Pd, Hj. Nelia Hastuti, S.Pd, M. Ahyar, S.Pd, dan Hj. Nuraisah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri yang terdapat di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan yang telah memberikan bantuan selama proses penelitian.

9. Susi Efiani, SE, Anita Yuslianti, SE, Tri Widya Rini, A.Md, Dian Silvianti, Surya Agus Riyanto, SE selaku kakak dan abang tersayang yang telah banyak memberikan nasihat, kasih sayang, dan dukungan baik moral maupun materi selama penulis menempuh pendidikan. 10.Eka Satria Putra, yang dengan sabar selalu memberikan motivasi,

kasih sayang, dukungan, masukan dan menemani penulis dalam suka dan duka.

11.Terkhusus kepada sahabat tersayang Suci Perwita Sari, Nurul Hidayatunnisa, Indah Mutia, dan Laili Fahlia Harahap

12.Seluruh teman seperjuangan, Kautsar Iranda, Maisarah, Siska Erviani, Siti, Sari, Eza, Risa, Mahrani Lubis, Putri Listya Rini, Rina Isnaini, Fahrun Khairunnisya, seluruh teman-teman B-Reguler, dan seluruh teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah memberikan bantuan, candaan, juga memori yang sangat indah selama perkuliahan, juga M. Amri yang selalu membantu penulis dalam kondisi apapun.

13.Kepada seluruh keponakanku, Farhan Farizi, Farel Farizi, Rafi Noval, Wianda Alma Dewi, Dhanesh Adisty, Gavrillan Hafiz, Ghaozan Aflah, Ghayyas Rajwa, Hayfa Azka, dan Faiqa Nazili yang selalu memberiakan keceriaan dan canda tawa.


(7)

14.Kepada seluruh staf pengajar dan Tata Usaha di sekolah dasar negeri yang ada di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan.

15.Kepada seluruh siswa/siswi sekolah dasar negeri di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan.

16.Kepada seluruh orang yang menyayangi penulis, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Mengingat keterbatasan dan kemampuan yang ada, skripsi ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan sumbangan saran dan kritikan yang bermanfaat demi perbaikan dari semua pihak.

Medan, 17 Maret 2014 Penulis,

Rayi Sucippitari NIM. 1103111051


(8)

ABSTRAK

Rayi Sucippitari. NIM. 1103111051. Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A. 2013/2014.

Medan, Jurusan PPSD, Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED Tahun 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting kemampuan berkomunikasi guru di dalam proses belajar mengajar dan untuk mengetahui hubungan kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014. Manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan baik bagi guru, calon guru maupun pengelola pendidikan untuk lebih peduli terhadap kualitas kinerja guru khususnya dalam hal kemampuan berkomunikasi.

Penelitian ini dilakukan di lima sekolah dasar negeri yang terdapat di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan. Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik Random Sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 137 siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala Likert yang terdiri dari 4 opsional, yakni sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah. Dari hasil pengujian instrumen yakni validitas dan reabilitas maka diperoleh 12 item valid dari masing-masing variabel.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan menggunakan Product Moment pada uji korelasi, dan uji t pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan analisis deskriptif dan statistik, variabel kemampuan berkomunikasi guru yang ditandai oleh empat aspek, yakni kemampuan berkomunikasi secara lisan, berkomunikasi secara tulisan, berkomunikasi secara nonverbal, dan berkomunikasi melalui alat bantu/media berada pada kategori sedang. Sedangkan variabel motivasi belajar yang ditandai dengan aspek tekun & ulet, aspek minat, aspek mandiri, dan aspek hasrat berada pada kategori baik.

Hasil statistik uji korelasi Carl Pearson antara kedua variabel tersebut diperoleh: rxy > rtabel yaitu 0,491 > 0,176. Maka hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014, diterima.

Berdasarkan hasil pengujian dan dengan diterimanya hipotesis penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan berkomunikasi yang dimiliki guru, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Pembatasan Masalah ... 6

1.4. Perumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1. Kerangka Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Kemampuan Berkomunikasi ... 8

2.1.2 Komponen Dasar Komunikasi ... 11

2.1.3 Fungsi Komunikasi ... 13

2.1.4 Bentuk-bentuk Komunikasi ... 14

2.1.5 Komunikasi di dalam Pembelajaran ... 18

2.1.5.1 Kemampuan Berkomunikasi secara Lisan ... 20

2.1.5.2 Kemampuan berkomunikasi secara Tulisan ... 20

2.1.5.3 Kemampuan berkomunikasi secara Nonverbal ... 21

2.1.5.4 Kemampuan berkomunikasi melalui Alat Bantu ... 21

2.1.6 Jenis Komunikasi antara Guru dengan Siswa ... 23

2.1.7 Hambatan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran ... 23

2.2. Motivasi Belajar ... 25


(10)

2.2.2 Macam-macam Motivasi Belajar ... 27

2.2.3 Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 28

2.2.4 Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran ... 29

2.2.5 Teknik Menumbuhkan Motivasi Belajar ... 30

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.2.1 Populasi Penelitian ... 35

3.2.2 Sampel Penelitian ... 36

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 42

3.7.1 Validitas ... 42

3.7.2 Reliabilitas ... 42

3.6 Teknik Analisis Data ... 43

3.6.1 Uji Korelasi ... 43

3.6.2 Uji Hipotesis ... 44

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

3.7.1 Lokasi Penelitian ... 44

3.7.2 Waktu Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 46

4.2 Persiapan Penelitian ... 47

4.3 Hasil Uji Coba Instrumen ... 48

4.3.1 Uji Validitas Instrumen Angket ... 48

4.3.2 Uji Realibilitas Instrumen Angket ... 49

4.4 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 52


(11)

4.4.2 Analisis Deskriptif Variabel Y ... 56

4.5 Analisis Statistik Data Penelitian ... 59

4.5.1 Analisis Statistik Variabel X ... 59

4.5.2 Analisis Statistik Variabel Y ... 60

4.5.3 Uji Korelasi ... 61

4.5.4 Uji Keberartian ... 62

4.6 Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah siswa kelas V SDN di Kel. Tanah Enam Ratus ... 36

2. Kisi-kisi Angket Variabel Penelitian ... 39

3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 45

4. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46

5. Hasil Uji Validitas Angket ... 48

6. Hasil Uji Realibilitas Angket ... 49

7. Kisi-kisi Angket setelah Uji Coba ... 50

8. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Lisan ... 53

9. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Tulisan ... 54

10. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Secara Nonverbal ... 54

11. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Kemampuan Berkomunikasi Melalui Alat Bantu/Media... 55

12. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Tekun & Ulet ... 56

13. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Minat Yang Tinggi 57

14. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Mandiri ... 57

15. Distribusi Jawaban Responden Tentang Aspek Hasrat ... 58

16. Interval Kelas Variabel X ... 59

17. Interval Kelas Variabel Y ... 60

18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Variabel X dengan Y dan Uji Keberartian ... 61


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Instrumen Variabel X dan Y ... 68

2. Instrumen Variabel X dan Y setelah Validasi ... 72

3. Uji Coba Instrumen Kemampuan Berkomunikasi ... 74

4. Perhitungan Validitas Angket Kemampuan Berkomunikasi ... 75

5. Perhitungan Realibilitas Angket Kemampuan Berkomunikasi ... 92

6. Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar ... 94

7. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Belajar ... 95

8. Perhitungan Realibilitas Angket Motivasi Belajar ... 108

9. Data Mentah Jawaban Angket variabel X ... 110

10. Data Mentah Jawaban Angket variabel Y ... 112

11. Data Penelitian ... 114

12. Perhitungan Statistik Deskripsi ... 117

13. Perhitungan Korelasi ... 123

14. Perhitungan Keberartian (Uji t) ... 124


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berkomunikasi guru diukur berdasarkan empat aspek utama, yaitu kemampuan berkomunikasi secara lisan, kemampuan berkomunikasi tulisan, kemampuan berkomunikasi secara nonverbal, dan kemampuan berkomunikasi melalui alat bantu/media.

2. Kemampuan berkomunikasi lisan dengan aspek mudah dipahami, sopan dalam berbicara, tepat sasaran, dan logat berada pada kategori baik. Sementara satu aspek lainnya yaitu kejelasan berada pada kategori cukup. 3. Kemampuan berkomunikasi tulisan dengan aspek kerapian berada pada

kategori baik.

4. Kemampuan berkomunikasi nonverbal yang ditandai dengan ekspresi wajah dan gerakan tangan secara keseluruhan berada pada kategori baik.

5. Kemampuan berkomunikasi melalui alat bantu/media yang ditandai dengan empat aspek, yakni mengajar dengan urutan, menceritakan ilustrasi, menggunakan pengulangan, dan menyanyikan kata kunci, masing-masing aspek berada pada kategori baik.


(15)

6. Pada kenyataannya tingkat kemampuan berkomunikasi guru Sekolah Dasar Negeri di kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014 berada pada kategori baik.

7. Motivasi belajar siswa diukur berdasarkan empat aspek utama, yakni tekun & ulet, minat yang tinggi, mandiri, dan hasrat.

8. Aspek tekun dan ulet yang ditandai dengan bekerja dalam waktu lama, mencari solusi, memperhatikan, tidak tergantung kepada orang lain, keseluruhannya berada pada kategori baik.

9. Aspek minat yang tinggi ditandai dengan tiga hal. Dua di antaranya yakni menyiapkan alat tulis, dan antusias terhadap persoalan berada pada kategori baik, sementara itu aspek tentang menyerahkan tugas tepat waktu berada pada kategori cukup.

10. Aspek mandiri yang ditandai dengan percaya diri dan mencari cara baru juga berada pada kategori baik.

11. Aspek hasrat yang di tandai dengan tiga hal, dua di antaranya, yakni hasrat mendapatkan pujian dan hasrat membahagiakan orangtua berada pada kategori baik, sementara hasrat untuk berprestasi berada pada kategori cukup. 12. Secara keseluruhan, tingkat motivasi belajar siswa sekolah dasar negeri di

kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014 berada pada kategori baik.

13. Hasil pengujian hipotesis antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa yaitu rxy > rtabel yaitu 0,491 > 0,176 dapat diterima


(16)

kebenarannya. Hal ini berarti semakin baik kemampuan komunikasi guru, maka semakin meningkat pula motivasi belajar siswa.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan berkomunikasi guru dari keempat aspek keseluruhan yang telah disebutkan berada pada kategori baik. Hal ini tentu masih dapat ditingkatkan menjadi sangat baik melalui berbagai upaya baik dari pihak penyelenggara maupun pihak pelaksana pendidikan.

2. Tingkat motivasi belajar siswa yang ditandai dengan empat aspek secara keseluruhan berada pada kategori baik sehingga dapat dipertahankan atau ditingkatkan menjadi lebih baik dengan bantuan dari orangtua, guru, maupun masyarakat lingkungan sekitar.

3. Karena terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa, maka hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan dan kompetensi guru khususnya dalam hal berkomunikasi agar lebih diperhatikan.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat merubah tingkah lakunya menjadi pribadi yang bermartabat dan berbudi pekerti mulia. Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan berhasil mencapai hasil belajarnya apabila ia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk belajar, keinginan untuk mencari tahu dan kebutuhan untuk meraih cita-cita. Keinginan dan dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. Menurut W.A Gerungan ( dalam

Hamzah, 2008: 3): “Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang

untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.” Terkait dalam kegiatan pembelajaran, Sadiman

(2003:84) menjelaskan bahwa: “Kegiatan belajar sangat memerlukan motivasi”.


(18)

ada motivasi. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar bagi para siswa (peserta didik).

Motivasi yang mendorong siswa untuk belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Motivasi intrinsik muncul dari dalam diri siswa itu sendiri sehingga membuatnya memiliki kekuatan untuk terus belajar. Hal ini sangat menguntungkan mengingat siswa yang memiliki motivasi intrinsik tidak bergantung dari faktor luar. Sebaliknya siswa yang tidak memiliki motivasi intrinsik cenderung mengandalkan motivasi ekstrinsik, yaitu rangsangan dari luar diri yang menunjang keinginan dan kebutuhannya untuk belajar. Dalam hal ini, guru memiliki tugas untuk membangkitkan dan mengarahkan siswa agar memiliki motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sehingga siswa mampu berprestasi dalam belajar.

Selain itu, motivasi juga menentukan kualitas perilaku seseorang. Rendah tingginya kualitas seseorang dapat dilihat dari kualitas perilakunya, yaitu yang ditunjukkan oleh kesungguhan, ketekunan, perhatian, dan ketabahan. Seperti yang diungkapkan oleh Anderson C.R dan Faust G.W bahwa: “Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut ketabahan, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan siswa”.

Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menunjukkan sikap antusiasme dan perhatian yang penuh dalam setiap tugas belajar. Ia akan memusatkan hati dan pikirannya kepada kegiatan belajar tanpa terpengaruh oleh apapun. Hal ini secara otomatis akan meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang pelajar. Sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi yang rendah terlihat


(19)

dari minimnya usaha yang ia lakukan dalam pembelajaran. Siswa dengan minat yang rendah enggan untuk berpartisipasi aktif di dalam kegiatan dan tugas-tugas belajar. Ia cepat merasa bosan dengan pelajaran yang dipelajari dan sulit berkonsentrasi.

Kenyataan yang terjadi dilapangan memperlihatkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari keseharian siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran. Banyak siswa yang tidak antusias di dalam belajar. Beberapa diantaranya kurang memperhatikan saat guru menerangkan materi, tidak selesai mengerjakan PR, sering absen, mengobrol saat jam belajar, mengganggu teman, dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan banyaknya siswa yang tidak mampu mencapai nilai kriteria kelulusan minimum dan kompetensi yang diharapkan.

Faktor-faktor yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa lebih diperankan kepada faktor eksternal. Seperti yang dijelaskan oleh Hamzah (2008: 33): “Seorang anak yang sedang belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi, apabila orang tuanya memuji dan menghargainya, begitu pula dengan siswa sekolah dasar akan senang dan berhasil belajar Matematika jika pada ulangan pertamanya ia mendapatkan nilai yang tinggi”. Dari pernyataan tersebut dapat diidentifikasikan bahwa peran faktor eksternal sangat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak motivasi intrinsik belum terbentuk secara sempurna. Untuk itu mereka membutuhkan dorongan, ajakan, pujian dan pengkondisian sedemikian rupa sehingga mereka tertarik untuk melakukan sesuatu. Demikian halnya dalam kegiatan pembelajaran, motivasi siswa akan sangat berpengaruh pada faktor eksternal seperti: cara guru


(20)

mengajar, persaingan, media pembelajaran yang digunakan, keadaan lingkungan, teman bermain, dan pemberian penguatan.

Dari beberapa faktor diatas, peneliti menganggap bahwa cara guru mengajarlah yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa khususnya dalam bidang kemampuan berkomunikasi guru. Alasan yang mendasari pernyataan ini adalah komunikasi merupakan kegiatan mengantarkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam pembelajaran, sumber yang dimaksud adalah guru, pesan yang disampaikan adalah materi pelajaran, sedangkan penerimanya adalah siswa. Apabila materi pelajaran disampaikan dengan cara yang benar, maka dapat dipastikan bahwa siswa akan mudah mengerti dan menerima maksud yang sama dari sumber.

Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik akan mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Komunikasi yang baik bagi guru ditandai dengan penggunaan bahasa yang relevan, suara yang jelas, tulisan yang mudah dibaca, serta penambahan komunikasi nonverbal seperti acungan jempol ataupun tepukan pada pundak sehingga memicu semangat siswa serta membangun kesan yang bersahabat. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, guru secara otomatis dapat membangkitkan gairah siswanya untuk belajar sehingga siswa diharapkan mampu untuk berpartisipasi aktif dan menjadi yang terbaik di dalam kelas. Hal ini sangat memungkinkan siswa untuk menikmati proses pembelajaran dan menjadikannya sebagai siswa yang berprestasi. Tidak hanya itu, dengan komunikasi yang baik guru dapat dipastikan mampu membangun hubungan yang sehat antara guru dengan siswa, guru dengan guru, dan guru dengan masyarakat. Hubungan yang baik di semua kalangan tersebut


(21)

merupakan suatu fondasi awal yang sangat berpengaruh kepada kualitas kegiatan belajar mengajar yang akan berdampak baik pada siswa.

Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian masalah dengan judul “Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil pemaparan permasalahan diatas, peneliti mengidentifikasi masalah yang ada antara lain:

1. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh metode belajar yang digunakan oleh guru

2. Motivasi belajar siswa muncul dengan adanya pemberian penguatan

3. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh komunikasi guru yang baik

4. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh teman sebaya

5. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh adanya saingan/kompetisi 6. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kecerdasan siswa

dalam berbahasa

7. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kualitas hubungan antara guru siswa


(22)

8. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi motivasi belajar siswa

9. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi prestasi siswa

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, maka peneliti membatasi masalah pada kajian tersebut. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah, yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui seberapa penting kemampuan berkomunikasi guru di dalam proses belajar mengajar di kelas


(23)

2. Mengetahui adakah hambatan belajar siswa yang dikaitkan dengan kemampuan berkomunikasi guru di dalam kelas

3. Melihat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi baru untuk lebih mampu mengartikan sikap dan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi diri dalam konteks kemampuan berkomunikasi di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu membuat pengelola pendidikan lebih peduli dan memahami betapa besarnya pengaruh kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sehingga motivasi siswa dapat ditingkatkan.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi-informasi yang terkait dengan hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya kemampuan berkomunikasi guru.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-dasar Pedagogik Modern. Jakarta: Indeks

Effendi, Uchjana. 2003. Ilmu, Teory, dan Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press

Januari Medio. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi .Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Medan

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Saud, Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sulistyo, Joko. 2007. 6 Hari Jago SPSS. Jakarta: Rineka Cipta

Tanjung, B. & Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Uno, Hamzah. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Usman, Uzer, 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Widjaja. 2008. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press


(1)

dari minimnya usaha yang ia lakukan dalam pembelajaran. Siswa dengan minat yang rendah enggan untuk berpartisipasi aktif di dalam kegiatan dan tugas-tugas belajar. Ia cepat merasa bosan dengan pelajaran yang dipelajari dan sulit berkonsentrasi.

Kenyataan yang terjadi dilapangan memperlihatkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari keseharian siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran. Banyak siswa yang tidak antusias di dalam belajar. Beberapa diantaranya kurang memperhatikan saat guru menerangkan materi, tidak selesai mengerjakan PR, sering absen, mengobrol saat jam belajar, mengganggu teman, dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan banyaknya siswa yang tidak mampu mencapai nilai kriteria kelulusan minimum dan kompetensi yang diharapkan.

Faktor-faktor yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa lebih diperankan kepada faktor eksternal. Seperti yang dijelaskan oleh Hamzah (2008: 33): “Seorang anak yang sedang belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi, apabila orang tuanya memuji dan menghargainya, begitu pula dengan siswa sekolah dasar akan senang dan berhasil belajar Matematika jika pada ulangan pertamanya ia mendapatkan nilai yang tinggi”. Dari pernyataan tersebut dapat diidentifikasikan bahwa peran faktor eksternal sangat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak motivasi intrinsik belum terbentuk secara sempurna. Untuk itu mereka membutuhkan dorongan, ajakan, pujian dan pengkondisian sedemikian rupa sehingga mereka tertarik untuk melakukan sesuatu. Demikian halnya dalam kegiatan pembelajaran, motivasi siswa akan sangat berpengaruh pada faktor eksternal seperti: cara guru


(2)

mengajar, persaingan, media pembelajaran yang digunakan, keadaan lingkungan, teman bermain, dan pemberian penguatan.

Dari beberapa faktor diatas, peneliti menganggap bahwa cara guru mengajarlah yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa khususnya dalam bidang kemampuan berkomunikasi guru. Alasan yang mendasari pernyataan ini adalah komunikasi merupakan kegiatan mengantarkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam pembelajaran, sumber yang dimaksud adalah guru, pesan yang disampaikan adalah materi pelajaran, sedangkan penerimanya adalah siswa. Apabila materi pelajaran disampaikan dengan cara yang benar, maka dapat dipastikan bahwa siswa akan mudah mengerti dan menerima maksud yang sama dari sumber.

Guru yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik akan mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Komunikasi yang baik bagi guru ditandai dengan penggunaan bahasa yang relevan, suara yang jelas, tulisan yang mudah dibaca, serta penambahan komunikasi nonverbal seperti acungan jempol ataupun tepukan pada pundak sehingga memicu semangat siswa serta membangun kesan yang bersahabat. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, guru secara otomatis dapat membangkitkan gairah siswanya untuk belajar sehingga siswa diharapkan mampu untuk berpartisipasi aktif dan menjadi yang terbaik di dalam kelas. Hal ini sangat memungkinkan siswa untuk menikmati proses pembelajaran dan menjadikannya sebagai siswa yang berprestasi. Tidak hanya itu, dengan komunikasi yang baik guru dapat dipastikan mampu membangun hubungan yang sehat antara guru dengan siswa, guru dengan guru, dan guru dengan masyarakat. Hubungan yang baik di semua kalangan tersebut


(3)

merupakan suatu fondasi awal yang sangat berpengaruh kepada kualitas kegiatan belajar mengajar yang akan berdampak baik pada siswa.

Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian masalah dengan judul “Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam

Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil pemaparan permasalahan diatas, peneliti mengidentifikasi masalah yang ada antara lain:

1. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh metode belajar yang digunakan oleh guru

2. Motivasi belajar siswa muncul dengan adanya pemberian penguatan

3. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh komunikasi guru yang baik

4. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh teman sebaya

5. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh adanya saingan/kompetisi 6. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kecerdasan siswa

dalam berbahasa

7. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi kualitas hubungan antara guru siswa


(4)

8. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi motivasi belajar siswa

9. Kemampuan berkomunikasi guru mempengaruhi prestasi siswa

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, maka peneliti membatasi masalah pada kajian tersebut. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah, yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan T.A 2013/2014”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui seberapa penting kemampuan berkomunikasi guru di dalam proses belajar mengajar di kelas


(5)

2. Mengetahui adakah hambatan belajar siswa yang dikaitkan dengan kemampuan berkomunikasi guru di dalam kelas

3. Melihat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi baru untuk lebih mampu mengartikan sikap dan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi diri dalam konteks kemampuan berkomunikasi di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu membuat pengelola pendidikan lebih peduli dan memahami betapa besarnya pengaruh kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa sehingga motivasi siswa dapat ditingkatkan.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi-informasi yang terkait dengan hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya kemampuan berkomunikasi guru.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-dasar Pedagogik Modern. Jakarta: Indeks

Effendi, Uchjana. 2003. Ilmu, Teory, dan Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva Press

Januari Medio. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi .Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Medan

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Saud, Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sulistyo, Joko. 2007. 6 Hari Jago SPSS. Jakarta: Rineka Cipta

Tanjung, B. & Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Uno, Hamzah. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Usman, Uzer, 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Widjaja. 2008. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press