Pengaruh air rebusan daun insulin (tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) terhadap kadar glukosa tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

(1)

INTISARI

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan insulin. Penderita DM setiap tahun terus meningkat. Pengobatan secara tradisional banyak ditempuh, salah satunya dengan menggunakan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) untuk menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) terhadap kadar glukosa tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni rancangan acak lengkap pola searah dengan menggunakan 30 ekor tikus jantan galur Wistar dan dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I (kontrol normal) CMC 1%, kelompok II (kontrol positif) glibenklamid 0,45mg/kgBB, kelompok III (kontrol negatif) glukosa 15% b/v; 1,75g/kgBB, kelompok IV, V, dan VI (perlakuan) air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 630, 1373, dan 3000 mg/kgBB. Pemberian pada tikus secara oral dan diuji dengan metode Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO). Kadar glukosa darah ditetapkan pada menit ke - 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, dan 240 dengan metode enzimatis GOD-PAP. Data LDDK0-240 tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan metode One Way ANOVA dan uji Post-Hoc Scheffe bertaraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang terbebani glukosa. Dosis air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu 1373 mg/KgBB dan 3000 mg/KgBB.

Kata Kunci : air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray), glukosa darah, UTGO, GOD-PAP.


(2)

ABSTRAK

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic diseases with characteristic hyperglycemia due to insulin abnormalities. Patients DM continues to increase every year. Traditional medicine widely taken, one of which is by using insulin leaves (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) to lower blood glucose levels. This study was conducted to determine the effect of boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) against glucose levels Wistar strain male rats burdened glucose.

This study is a purely experimental randomized complete design with a unidirectional pattern using 30 Wistar male rats and divided into six groups. Group I (normal control) CMC 1%, group II (positive control) glibenclamide 0.45mg/kgBW, group III (negative control) Glucose 15% w/v; 1.75g/KgBW, group IV, V, and VI (treated) boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dose of 630, 1373, and 3000 mg/kgBW. Giving the rats administered orally and tested methods Oral Glucose Tolerance Test (UTGO). Blood glucose levels are set in minutes - 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, and 240 by the enzymatic method GOD-PAP. LDDK0-240 each group were statistically analyzed using One Way ANOVA and Post-Hoc Scheffe 95% confidence level.

The results showed that the boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) can lower blood glucose levels on rats in burdened glucose. Dosage boiled water leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) to lower blood glucose levels are 1373 mg/KgBW and 3000 mg/KgBW.

Keywords: boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray), blood glucose, UTGO, GOD-PAP.


(3)

PENGARUH AIR REBUSAN DAUN INSULIN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS

JANTAN GALUR WISTAR YANG TERBEBANI GLUKOSA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Mila Karmila Sri Setiomulyo NIM: 128114039

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENGARUH AIR REBUSAN DAUN INSULIN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS

JANTAN GALUR WISTAR YANG TERBEBANI GLUKOSA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Mila Karmila Sri Setiomulyo NIM: 128114039

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

ii


(6)

iii


(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

Keluargaku tercinta

Teman-temanku


(8)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS


(9)

vi


(10)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Kadar Glukosa Tikus Jantan Galur Wistar yang Terbebani Glukosa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm).

Selama perkuliahan, penelitian, dan penyusunan skripsi, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, sarana, dukungan, semangat, doa, kritik dan saran. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Yunita Linawati, S.Si., M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, membimbing, dan memberi masukan, solusi, nasehat serta semangat kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi. Terima kasih untuk pengetahuan, pengalaman, dan berbagai hal yang dibagikan kepada penulis.

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, memberikan masukan, kritik dan saran kepada penulis.

3. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritik dan saran yang membangun.


(11)

viii

4. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Farmasi yang telah memberikan ijin penggunaan semua fasilitas laboratorium guna penelitian skripsi ini.

5. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas bimbingan dan semangat selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

6. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas segala bimbingan selama perkuliahan.

7. Bapak Heru, Bapak Kayat, Bapak Parjiman dan semua staf laboratorium yang telah bersedia membantu selama penelitian ini berlangsung.

8. Papa dan Mama tercinta yang telah memberikan pehatian, semangat, dukungan, dan doa selama penyusunan skripsi ini.

9. Lia Natalia Setiomulyo, S.Farm., Apt dan Nia Aprinia Setiomulyo atas dukungan,semangat, dan masukan yang telah diberikan kepada penulis. 10.Bapak Sie Mun Ding yang telah memberikan informasi adanya daun

Insulin.

11.Bapak Ir. Tjahjono Indrawan dan Ibu drh. Lianasari, atas masukan yang telah diberikan kepada penulis.

12.Maria Magdalena Lita atas semangat dan waktu yang selalu ada untuk mendengarkan curahan hati penulis.

13.Januaritha Dara Nastiandari dan Ludwina Dearesthea Onevita sebagai teman satu tim, atas bantuan dan kerjasamanya.


(12)

ix

14.Eunike Lystia Florentein Kelana Jeversoon, Paulina Nugraheni Ageng Prihanti, Christina Ari Listyani, Dewi Anugerah Fitriyani atas semangat yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.

15.Teman-teman FST 2012, Kelas A 2012, dan KKN L kelompok 16. Terimakasih atas kebersamaan yang tidak akan terlupakan dan suka duka yang pernah kita alami.

16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta,


(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

INTISARI ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang... 1

1. Permasalahan... 3

2. Keaslian Penelitian... 3

3. Manfaat Penelitian... 4

B. Tujuan Penelitian... 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA... 6

A. Diabetes Mellitus... 6

1. Definisi... 6


(14)

xi

3. Tanda dan Gejala... 8

4. Diagnosa... 9

B. Metabolisme Karbohidrat... 9

C. Glibenklamid... 13

D. Metode Uji Efek Antidiabetes... 14

1. Metode Uji Toleransi Glukosa Oral... 14

2. Metode Uji dengan Merusak Pankreas... 14

E. Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah... 15

1. Metode Reduksi-Oksidasi... 15

2. Metode Kondensasi... 15

3. Metode Enzimatik... 15

F. Daun Insulin ... 16

1. Uraian Tanaman... 16

2. Taksonomi... 17

3. Kandungan Tanaman... 17

G. Landasan Teori... 18

H. Hipotesis... 18

BAB III METODE PENELITIAN... 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 19

B. Variabel dan Definisi Operasional... 19

1. Variabel Utama... 19

2. Variabel Pengacau... 20


(15)

xii

C. Bahan dan Alat Penelitian... 21

1. Bahan Penelitian... 21

2. Alat Penelitian... 22

D. Tata Cara Penelitian... 23

1. Determinasi Tanaman... 23

2. Pengumpulan Bahan Uji... 23

3. Pembuatan Air Rebusan Daun Insulin... 23

4. Perhitungan Dosis Pemberian Air Rebusan Daun Insulin... 23

5. Preparasi Bahan... 24

6. Orientasi Waktu Pemberian Glibenklamid... 25

7. Orientasi Dosis Pemberian Air Rebusan Daun Insulin... 26

8. Penetapan Waktu Pemberian Air Rebusan Daun Insulin... 27

9. Tahap Percobaan... 27

10. Penetapan Kadar Glukosa Darah dengan Metode GOD-PAP... 29

E. Tata Cara Analisis Hasil... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 31

A. Hasil Determinasi Tanaman... 31

B. Hasil Percobaan Pendahuluan... 31

1. Penetapan Waktu Pemberian Glibenklamid... 31

2. Penetapan Dosis Sediaan Air Rebusan Daun Insulin... 33

C. Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Air Rebusan Daun Insulin... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 43


(16)

xiii

B.Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44

LAMPIRAN... 48


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis Diabetes Mellitus (mg/dL) ... 9 Tabel II. Isi Pereaksi Enzim Glucose GOD-PAP ... 21 Tabel III. Volume Pengukuran Kadar Glukosa Darah... 29 Tabel IV. Perhitungan Selisih LDDK0-240 Suspensi Glibenklamid Sebelum

UTGO dengan Kontrol CMC ... 32 Tabel V. Rerata Kadar Glukosa Darah dan LDDK0-240 Setiap Perlakuan... 36 Tabel VI. Hasil Post Hoc Scheffe LDDK0-240 Kadar Glukosa ... 39


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme Sekresi Insulin ... 11

Gambar 2. Struktur Glibenklamid ... 13

Gambar 3. Tanaman Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) ... 16

Gambar 4. Skema Penelitian ... 27

Gambar 5. Diagram LDDK0-240 Glibenklamid Sebelum UTGO ... 33

Gambar 6. Reaksi Enzimatik Antara Glukosa dengan Reagen GOD-PAP ... 35


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) ... 49 Lampiran 2. Surat Pengesahan Determinasi ... 50 Lampiran 3. Foto Tanaman Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) . 51 Lampiran 4. Foto Hewan Uji Tikus Jantan Galur Wistar ... 52 Lampiran 5. Foto Alat Penelitian... 53 Lampiran 6. Preparasi Bahan Perlakuan ... 54 Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Peringkat Dosis Air Rebusan Daun

Insulin pada Kelompok Perlakuan ... 56 Lampiran 8. Analisis Statistik Data LDDK0-240 Penetapan Waktu Pemberian

Glibenklamida Menggunakan SPSS 15 ... 58 Lampiran 9. Analisis Statistik Data LDDK0-240 OrientasiDosis Pemberian

Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A.

Gray) Menggunakan SPSS 15... 60 Lampiran 10. Analisis Statistik Data LDDK0-240 Efek Penurunan Kadar

Glukosa Darah Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Menggunakan SPSS 15 ... 63 Lampiran 11. Leaflet Glibenklamid... 66 Lampiran 12. GOD-PAP ... 68


(20)

xvii INTISARI

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan insulin. Penderita DM setiap tahun terus meningkat. Pengobatan secara tradisional banyak ditempuh, salah satunya dengan menggunakan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) untuk menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) terhadap kadar glukosa tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni rancangan acak lengkap pola searah dengan menggunakan 30 ekor tikus jantan galur Wistar dan dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I (kontrol normal) CMC 1%, kelompok II (kontrol positif) glibenklamid 0,45mg/kgBB, kelompok III (kontrol negatif) glukosa 15% b/v; 1,75g/kgBB, kelompok IV, V, dan VI (perlakuan) air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 630, 1373, dan 3000 mg/kgBB. Pemberian pada tikus secara oral dan diuji dengan metode Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO). Kadar glukosa darah ditetapkan pada menit ke - 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, dan 240 dengan metode enzimatis GOD-PAP. Data LDDK0-240 tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan metode One Way ANOVA dan uji Post-Hoc Scheffe bertaraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang terbebani glukosa. Dosis air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu 1373 mg/KgBB dan 3000 mg/KgBB.

Kata Kunci : air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray), glukosa darah, UTGO, GOD-PAP.


(21)

xviii ABSTRAK

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic diseases with characteristic hyperglycemia due to insulin abnormalities. Patients DM continues to increase every year. Traditional medicine widely taken, one of which is by using insulin leaves (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) to lower blood glucose levels. This study was conducted to determine the effect of boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) against glucose levels Wistar strain male rats burdened glucose.

This study is a purely experimental randomized complete design with a unidirectional pattern using 30 Wistar male rats and divided into six groups. Group I (normal control) CMC 1%, group II (positive control) glibenclamide 0.45mg/kgBW, group III (negative control) Glucose 15% w/v; 1.75g/KgBW, group IV, V, and VI (treated) boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dose of 630, 1373, and 3000 mg/kgBW. Giving the rats administered orally and tested methods Oral Glucose Tolerance Test (UTGO). Blood glucose levels are set in minutes - 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, and 240 by the enzymatic method GOD-PAP. LDDK0-240 each group were statistically analyzed using One Way ANOVA and Post-Hoc Scheffe 95% confidence level.

The results showed that the boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) can lower blood glucose levels on rats in burdened glucose. Dosage boiled water leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) to lower blood glucose levels are 1373 mg/KgBW and 3000 mg/KgBW.

Keywords: boiled water of the leaves insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray), blood glucose, UTGO, GOD-PAP.


(22)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan permasalahan kesehatan serius di seluruh dunia. Jumlah penduduk di dunia yang menderita DM cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Menurut WHO (2014), 347 juta orang di seluruh dunia mengidap DM. DM merupakan penyebab langsung dari 1,5 juta kematian di tahun 2012. Lebih dari 80% kematian karena DM terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. WHO memproyeksikan bahwa DM akan menjadi 7 penyebab kematian utama pada tahun 2030. Di Indonesia, kekerapan DM berkisar antara 1,4 - 1,6%, prevalensi DM diperkirakan mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030.

DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM dibagi menjadi 4 jenis yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. Penatalaksanaan DM yaitu latihan jasmani dan terapi farmakologis. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan (American Diabetes Association, 2011).

Kekurangan dari terapi obat oral maupun suntikan yaitu harga obat yang tidak murah dan memiliki efek samping. Oleh karena itu, banyak digunakan obat tradisional untuk mengobati DM. Obat tradisional adalah obat yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan sebagai bahan dasar obat.


(23)

Biasanya obat tradisional diolah dengan cara direbus, ditumbuk, atau dicampur sesama bahan tradisional dengan komposisi tertentu (Rahmawati, 2013). Obat tradisional banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam pengobatan, contohnya yaitu air rebusan daun insulin yang digunakan untuk mengobati DM. Tanaman ini memiliki nama ilmiah Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray. Berasal dari Meksiko, daun insulin di kalangan orang Jawa dikenal dengan rondo semoyo, kembang bulan atau kayu paik, kipait dan harsaga (Didik dan Sulistijowati, 2001). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miura et al. (2005) diketahui bahwa ekstrak etanol 80% daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 100, 500, dan 1500 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus model DM tipe 2 secara signifikan setelah 7 jam pemberian. Berdasarkan penelitian oleh Thongsom et al. (2013) menunjukkan bahwa ekstrak air daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 500mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus dengan metode Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) dan metode induksi aloksan. Menurut Prasetyo (2016) penelitian infusa daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 250, 500, dan 750 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan.

Daun insulin memiliki kandungan flavonoid, glikosida, saponin, dan tanin (Purba, 2003). Mekanisme kerja saponin yaitu dengan menghambat GLUT-1 sehingga menurunkan absorbsi glukosa (Blasiak et al., 2003). Flavonoid pada DM dapat menghindari absorpsi gula, menstimulasi pengambilan glukosa pada


(24)

jaringan perifer, juga dapat bertindak seperti insulin dengan cara mempengaruhi mekanisme insulin signaling (Getha, 2010). Tanin dapat memacu metabolisme glukosa dan lemak, sehingga timbunan dari kedua sumber kalori ini dapat dihindari. Tanin juga memiliki aktivitas hipoglikemik dengan meningkatkan glikogenesis (Dalimartha, 2005).

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Apakah air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan galur Wistar yang terbebani glukosa?

b. Berapakah dosis air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan galur Wistar yang terbebani glukosa?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang pernah dilakukan yaitu oleh Miura et al. (2005) yang berjudul “Antidiabetic effect of Nitobegiku, the herb Tithonia diversifolia, in KK-Ay diabetic mice”, Thongsom et al. (2013) yang berjudul “Antioxidant and Hypoglycemic Effect of Tithonia diversifolia Aqueous Leaves Extract in Alloxan-Induced Diabetic Mice”, dan Prasetyo (2016) yang berjudul “Perbandingan Efek Hipoglikemik Infusa Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dan Metformin


(25)

pada Tikus yang Diinduksi Aloksan”. Perbedaan dengan penelitian ini adalah bentuk sediaan yang digunakan, yaitu menggunakan air rebusan daun insulin.

Sejauh ini penelusuran pustaka terkait dengan penelitian mengenai pengaruh air rebusan daun insulin belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) sebagai obat tradisional yang berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi penderita DM mengenai penggunaan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) untuk menurunkan kadar glukosa darah.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini secara umum yaitu mengetahui pengaruh pemberian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) terhadap kadar glukosa darah.


(26)

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu :

a. Mengetahui pengaruh pemberian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) terhadap penurunan kadar glukosa tikus jantan galur Wistar yang terbebani glukosa.

b. Mengetahui dosis air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang dapat menurunkan kadar glukosa tikus jantan galur Wistar yang terbebani glukosa.


(27)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (PERKENI, 2011). Menurut American Diabetes Association (2015), DM merupakan suatu penyakit kronis kompleks yang membutuhkan perawatan medis yang lama atau terus menerus dengan cara mengendalikan kadar gula darah untuk mengurangi risiko multifaktoral.

2. Klasifikasi

Klasifikasi DM yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional (American Diabetes Association, 2015).

a. DM tipe 1

DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas yang disebabkan oleh autoimun. DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin yang dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini yaitu ketoasidosis (American Diabetes Association, 2015).


(28)

Adanya gangguan katabolisme pada penderita DM tipe 1, dimana tidak terdapatnya insulin dalam sirkulasi, meningkatnya glukagon plasma, dan gagalnya sel-sel beta pankreas merespon semua stimulus insulinogenik, maka diperlukan terapi dengan menggunakan insulin untuk mencegah ketosis dan menurunkan peningkatan kadar glukosa darah (Katzung, 2002).

b. DM tipe 2

DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia namun insulin tidak dapat membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin maka mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa. Onset DM tipe 2 terjadi secara perlahan karena merupakan gejala asimtomatik. Adanya resistensi perlahan akan mengakibatkan sensitivitas reseptor terhadap glukosa berkurang. DM tipe ini biasanya terdiagnosis setelah terjadinya komplikasi (American Diabetes Association, 2015).

c. DM tipe lain

DM tipe lain berkaitan dengan penyakit lain seperti, penyakit eksokrin pankreas, defek genetik fungsi sel beta, defek genetik fungsi insulin, endokrinopati, infeksi, imunologi, dan sindrom genetik (American Diabetes Association, 2015).


(29)

d. DM Gestasional

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal. Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk menderita DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan (American Diabetes Association, 2015).

3. Tanda dan Gejala

DM merupakan suatu sindrom yang ditandai oleh poliuria, polidipsia, dan polifagia. Kondisi hiperglikemia dalam waktu lama akan terjadi glukosuria, dimana reabsorbsi glukosa pada tubulus ginjal melebihi batas maksimal dan glukosa diekskresikan dalam urin. Poliuria (volume urine meningkat) karena terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan dehidrasi pada penderita DM, sehingga tubuh berusaha mengatasi dengan banyak minum (polidipsia). Polifagia (banyak makan) karena katabolisme protein dan lemak. Selain menyebabkan polifagia, hal ini dapat menyebabkan kelemahan otot dan rasa lelah (Corwin, 2008).


(30)

4. Diagnosa

Berdasarkan PERKENI (2011), seseorang dinyatakan DM apabila memiliki kadar glukosa darah seperti pada Tabel I.

Tabel I. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis Diabetes Melitus (mg/dL) (PERKENI, 2011)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktu

(mg/dL)

<100 100-199 ≥200

Kadar glukosa darah puasa

(mg/dL)

<100 100-125 ≥126

B. Metabolisme Karbohidrat

Sumber energi terbesar pada manusia berasal dari karbohidrat. Karbohidrat dari makanan dirombak diusus halus dan diubah menjadi glukosa, kemudian dilepaskan ke aliran darah dan diangkut ke sel tubuh (Tjay dan Raharja, 2002). Karbohidrat merupakan komponen utama dalam makanan yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat mengalami proses hidrolisis baik di mulut, lambung, ataupun usus saat proses pencernaan. Hasil akhir dari pencernaan tersebut yakni glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa ini diabsorbsi melalui dinding usus lalu dibawa ke hati oleh darah (Poedjiadi, 2006).

Glukosa hasil dari pencernaan tubuh merupakan bahan untuk proses glikolisis, karena glukosa terdapat dalam jumlah banyak dibandingkan


(31)

monosakarida yang lain. Apabila jumlah glukosa berlebih maka akan disimpan dengan diubah menjadi glukagon dalam hati dan jaringan otot, proses ini disebut dengan glikogenesis. Glikogen juga dapat dibentuk dari asam laktat yang dihasilkan pada proses glikolisis (Poedjiadi,2006).

Melalui proses kimiawi glukosa dan glikogen diubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat yaitu zat yang penting dalam metabolisme karbohidrat. Asam piruvat selanjutnya akan diproses dalam siklus krebs dan dihasilkan CO2

dan H2O serta energi dalam ATP (Adenosine Triphosphate) yang juga berubah

menjadi ADP (Adenosin Diphosphate). Beberapa dari asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat dan akan masuk ke dalam hepar. Dalam hepar asam laktat akan kembali berubah menjadi asam piruvat lalu menghasilkan energi (Hutagalung, 2004).

Metabolisme karbohidrat selain dipengaruhi oleh enzim juga dipengaruhi oleh hormon yaitu hormon insulin. Hormon insulin dihasilkan oleh pulau langerhans dan berperan mempercepat oksidasi glukosa dalam jaringan, merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen dalam sel hepar dan otot. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa darah meninggi. Insulin juga merangsang glukoneogenesis yaitu mengubah lemak atau protein menjadi glukosa (Hutagalung, 2004).

Sekresi insulin (Gambar 1) oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu kadar glukosa darah, ATP-sensitive K-channels dan Voltage-sensitive Calcium Channels sel beta pankreas. Kadar glukosa darah akan meningkat setelah


(32)

makan dan kemudian ditangkap oleh sel beta melalui glucose transporter 2 (GLUT 2) dan dibawa ke dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilase menjadi glukosa-6-fosfat (G6P) dengan bantuan enzim glukokinase. Glukosa-6-fosfat kemudian mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Proses glikolisis menghasilkan produk 6-8 ATP. Penambahan ATP meningkatkan rasio ATP/ADP dan menutup kanal kalium. Penumpukan kalium dalam sel mengakibatkan depolarisasi membran sel sehingga membuka kanal kalsium dan kalsium akan masuk ke dalam sel dan insulin dilepaskan ke dalam sel (Marentek, 2006).

Gambar 1. Mekanisme Sekresi Insulin (Kasper et al., 2005) Tanpa adanya hormon insulin, setelah makan kadar glukosa akan meningkat dan sebaliknya kadar glukosa darah bisa sangat rendah, untuk mencegah perubahan-perubahan tersebut maka tubuh meregulasi glukosa dengan


(33)

menggunakan hormon insulin dan glukagon. Setelah makan homon insulin akan disekresikan oleh sel β pulau langerhans pankreas. Sekresi insulin ini berlangsung dalam 2 fase. Fase I kadar insulin sangat tinggi terjadi 10 menit setelah kenaikan glukosa darah dan dimungkinkan adanya insulin dalam granula. Fase II berlangsung lebih dari 10 menit sampai 2 jam. Satu jam pertama setelah makan kadar glukosa darah meningkat, namun setelah 2 jam kadar glukosa darah kembali normal karena pengaruh insulin ( Hutagalung, 2004).

Hormon insulin meningkatkan glikolisis sel hati dengan meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase. Meningkatnya glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa sehingga glukosa yang terlepas ke plasma darah menurun. Insulin juga menurunkan aktivitas glukosa-6-fosfat untuk mencegah penumpukan glukosa-6-fosfat yang memicu DM (King, 2007).

Konsentrasi glukosa darah manusia normal yaitu antara 80 dan 100mg/100ml, setelah makan sumber karbohidrat dapat meningkat menjadi 120-130mg/100ml, lalu turun kembali dalam keadaan normal. Namun dalam keadaan puasa konsentrasi glukosa dapat menurun hingga 60-70mg/100ml. Kondisi dimana kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal disebut hiperglikemia dan kondisi dimana glukosa darah lebih rendah dari normal disebut hipoglikemia. Dalam kondisi hiperglikemia maka sebagian glukosa akan dikeluarkan melalui urin (Poedjiadi, 2006).


(34)

C. Glibenklamid

Gambar 2. Struktur glibenklamid (Departemen Kesehatan RI, 1995) Glibenklamid (Gambar 2) merupakan obat antidiabetik golongan sulfonilurea yang sukar larut dalam air dan mudah larut dalam alkohol. Glibenklamid dapat terabsorbsi dengan cepat dan baik setelah diberikan secara oral. Glibenklamid diberikan dalam dosis tunggal, dosis sehari 5-20 mg (Ganiswarna, 1995).

Glibenklamid adalah obat hipoglikemik oral untuk mengobati DM tipe 2. Mekanisme kerja glibenklamid yaitu merangsang sekresi hormon insulin pada sel beta pankreas. Interaksi dengan ATP-sensitive K channel pada sel beta menyebabkan depolarisasi membran sehingga kanal Ca akan terbuka. Terbukanya kanal Ca, menyebabkan ion Ca2+ masuk ke dalam sel beta yang kemudian merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin (Suherman, 2007). Glibenklamid dimetabolisme dalam hati menjadi produk yang memiliki aktifitas rendah, hanya 25% metabolit disekresi dan sisanya diekskresi melalui empedu dan tinja (Handoko dan Suharto, 2003).

Glibenklamid efektif jika diminum 30 menit sebelum makan. Obat ini mudah diserap dalam saluran pencernaan dan memiliki waktu paruh sekitar 4 jam. Meskipun waktu paruhnya pendek hanya sekitar 4 jam, namun efek


(35)

hipoglikemiknya dapat mencapai 12 hingga 24 jam sehingga cukup diberikan satu kali sehari. Penggunaan glibenklamid pada dosis besar atau pada jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan hipoglikemia (Suherman, 2007).

D. Metode Uji Efek Antidiabetes

Uji efek anti diabetes dapat dilakukan dengan dua metode yaitu : a. Metode Uji Toleransi Glukosa Oral

Prinsip uji toleransi glukosa oral yaitu hewan uji dipuasakan selama 16-20 jam dan tetap diberi minum, kemudian diambil cuplikan darah sebagai kadar glukosa awal dan dilanjutkan dengan diberikan sediaan obat secara oral. Hewan uji diberikan larutan glukosa secara oral 30 menit setelah pemberian sediaan obat. Pengambilan cuplikan darah diulangi pada waktu-waktu yang telah ditentukan (Etuk, 2010).

b. Metode Uji dengan Merusak Pankreas

Metode ini dilakukan dengan pemberian diabetogen yang dapat merusak pankreas hewan uji sehingga pankreas rusak, tidak dapat menghasilkan hormon insulin dan memiliki kondisi sama seperti penderita DM (Permatasari, 2008). Prinsip metode ini yaitu dengan memberikan diabetogen seperti aloksan secara parenteral. Pemberian zat uji dilakukan delapan hari setelah pemberian aloksan (Szkudelski, 2008).


(36)

E. Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat ditentukan dengan tiga macam metode, yakni :

a. Metode reduksi-oksidasi

Pengukuran glukosa berdasarkan pada sifatnya sebagai zat pereduksi dalam larutan alkali panas. Metode ini kurang spesifik karena adanya zat-zat non glukosa lainnya yang bersifat mereduksi (Roche, 2009).

b. Metode kondensasi

Prinsip dari metode ini yaitu protein yang terdapat dalam darah diendapkan dengan asam trikloroasetat terlebih dahulu, kemudian di sentrifugasi untuk memisahkan antara supernatan dengan endapan. Glukosa yang terdapat dalam supernatan direaksikan dengan o-toluidin (Dubowsky, 2008).

c. Metode enzimatik

Dasar dari metode GOD-PAP yaitu glukosa dioksidasi oleh oksigen dengan katalis enzim glukosa oksidase (GOD) yang kemudian akan membentuk asam glukonik dan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida akan bereaksi

dengan 4-aminoantipirin dan fenol dengan katalis peroksidase (POD) membentuk quinonimin dan air. Quinonimin inilah yang menjadi indikator menunjukkan kadar glukosa dalam darah (Barham dan Trinder, 1972).


(37)

F. Daun Insulin

Gambar 3. Tanaman insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) 1. Uraian Tanaman

Tanaman insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) (Gambar 3) atau yang sering dikenal dengan nama rondo semoyo, harsaga, kirinyu, atau kayu paik (Didik dan Sulistijowati, 2001). Tanaman insulin merupakan tumbuhan perdu tegak dan memiliki tinggi lebih kurang ± 5 meter. Batang dari tumbuhan ini berkayu hijau, daunnya tunggal, dan warna daun berwarna hijau. Bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk (Hutapea, 1994).


(38)

2. Taksonomi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae Genus : Tithonia

Spesies : Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray (Hutapea, 1994).

3. Kandungan Tanaman

Daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) mengandung flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid menurut hasil skrining fitokimia oleh Purba (2003). Menurut Taofik et al. (2010), ekstrak air daun insulin mengandung flavonoid, alkaloid, dan tanin. Tanin memiliki aktivitas hipoglikemik dengan meningkatkan glikogenesis (Dalimartha, 2005). Saponin mampu menghambat GLUT-1 sehingga menurunkan absorbsi glukosa (Blasiak et al., 2003). Flavonoid sebagai antioksidan dapat melindungi kerusakan progresif sel β pankreas karena stress oksidatif sehingga dapat menurunkan DM tipe 2 (Song et al., 2005).


(39)

G. Landasan teori

DM yaitu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan kelainan sekresi insulin. Gejala DM yaitu polidipsia, poliurea, dan polifagia menurut Parmar et al. (2011). Penelitian yang telah dilakukan oleh Miura et al. (2005), menunjukan bahwa ekstrak etanol daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dapat menurunkan kadar glukosa darah. Menurut Purba (2003), daun insulin memiliki kandungan saponin, tanin, dan flavonoid. Adanya saponin dapat menghambat absorpsi glukosa, tanin memiliki aktivitas hipoglikemik dengan meningkatkan glikogenesis, dan flavonoid dapat menghindari absorpsi gula. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) karena penggunaan daun insulin oleh masyarakat yaitu dengan cara direbus.

H. Hipotesis

Air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan galur Wistar yang terbebani glukosa.


(40)

19 BAB III Metode Penelitian

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian eksperimental murni, yaitu penelitian terhadap kelompok perlakuan yang kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah yaitu menetapkan sampel dengan pengacakan untuk kelompok perlakuan dan tanpa perlakuan. Pengacakan sampel dimaksudkan agar setiap sampel memiliki kesempatan yang sama untuk masuk dalam kelompok perlakuan maupun kelompok tanpa perlakuan. Penelitian lengkap yaitu dalam menggunakan kelompok positif, kelompok negatif, dan kelompok perlakuan. Pola searah artinya adanya perlakuan yang sama untuk kelompok perlakuan yaitu dengan memberikan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray).

B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Utama

a. Variabel Bebas yaitu dosis pemberian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray).

b. Variabel Tergantung yaitu kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar. 2. Variabel Pengacau

a. Variabel Pengacau Terkendali

1) Subjek Uji : tikus putih 2) Jenis Kelamin : jantan


(41)

3) Galur Spesies subjek uji : galur Wistar 4) Berat Badan subjek uji : 150-200 gram 5) Umur subjek uji : 2-3 bulan 6) Jalur Pemberian : peroral b. Variabel Pengacau Tak Terkendali

1) Kondisi patologis hewan uji 3. Definisi Operasional

a. Air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) merupakan daun insulin segar yang direbus dalam 400 mL air hingga menjadi 200 mL.

b. Dosis air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) merupakan sejumlah volume air rebusan daun insulin tiap berat badan hewan uji dengan satuan ml/kgBB.

c. Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) yaitu metode penetapan kadar glukosa darah dengan membebankan glukosa pada tikus mengunakan larutan glukosa secara oral dengan dosis 15% b/v;1,75g/kgBB.

d. LDDK0-240 kadar glukosa darah yaitu besaran yang menggambarkan jumlah kadar glukosa dalam darah pada rentang waktu menit ke- 0 sampai dengan menit ke -240 menggunakan metode trapezoid.


(42)

C. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian

a. Hewan uji

Tikus putih jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, berat badan 150-200 gram diperoleh dari daerah Bantul.

b. Bahan uji

Daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) diambil dari daerah kelurahan Jagalan, Surakarta.

c. Senyawa pembanding

Glibenklamid dari PT. Indofarma. d. Pereaksi untuk pengukuran kadar glukosa

Enzim Glucose GOD FS*(Diaysis®, Germany), dengan komposisi terlihat pada Tabel II.

Tabel II. Isi Pereaksi Enzim Glucose GOD-PAP Reagen

Phospat buffer pH 7,5 250 mmol/l

Phenol 5 mmol/l

4-aminoantipyrine 0,5 mmol/l

Glukosa oksidase (GOD) ≥ 10 kU/l

Phenol Amino Antipirin Peroksidase

(PAP) ≤ 1 kU/l

Glukosa standar 100 mg/dl (5,5 mmol/dl)

e. Lain-lain 1) Aquadest 2) Aquabidest


(43)

4) Glukosa monohidrat dosis 15% b/v; 1,75g/kgBB sebagai larutan untuk uji toleransi glukosa oral

5) CMC 1% sebagai kontrol normal dan pelarut glibenklamid 2. Alat Penelitian

a. Alat gelas (Beker glass, pengaduk, gelas ukur, tabung reaksi) merk pyrex® b. Jarum suntik per oral (p.o)

c. Pipa kapiler d. Tabung effendorf e. Tabung reaksi f. Mikropipet g. Sentrifuge h. Vortex i. Microlab-200 j. Stopwatch


(44)

D. Tata Cara Penelitian 1. Determinasi Tanaman

Determinasi dilakukan di Unit II Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, Bagian Biologi Farmasi.

2. Pengumpulan Bahan Uji

Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang digunakan adalah daun segar yang berasal dari tanaman daun insulin dari daerah kelurahan Jagalan, Surakarta.

3. Pembuatan Air Rebusan Daun Insulin

Berdasarkan dari yang digunakan masyarakat pada umumnya yakni sebanyak 7 gram daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) di rebus dalam 400 ml aquadest sampai menjadi 200 ml.

4. Perhitungan Dosis Pemberian Air Rebusan Daun Insulin

Dosis pemakaian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) untuk manusia dewasa (70 kg) adalah 7 gram daun insulin. Konversi dosis manusia (70kg) ke tikus (200g) yaitu 0,018, sehingga dosis untuk tikus 200 gram sebagai berikut :

0,018 x 7 gram = 0,126 gram/200gBB Dosis untuk 1 kg tikus : x 0,126 gram

= 0,63 gram/kgBB = 630 mg/kgBB


(45)

Peringkat dosis tertinggi air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dihitung dengan menggunakan konsentrasi 40 gram/200mL.

D x BB = C x V

D x 200 gram = 0,2 gram/mL x 3 mL D = 0,6 gram/200gBB D = 3 gram/kgBB D = 3000 mg/kgBB

Dari kedua dosis tersebut kemudian ditentukan faktor pengali untuk peringkat dosis :

F =

=

= 2,18

Peringkat dosis yang diperoleh berdasarkan faktor pengali : Dosis I = 630 mg/kgBB

Dosis II = 1373 mg/kgBB Dosis III = 3000 mg/kgBB 5. Preparasi Bahan

a. Pembuatan larutan stok glukosa monohidrat p.a 15,0 % b/v

Glukosa monohidrat p.a ditimbang sebanyak 3,75 gram dilarutkan dalam aquadest panas dalam labu takar 25,0 mL sampai tanda batas.


(46)

b. Pembuatan larutan CMC 1% b/v

CMC ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan dalam 100 mL aquadest dalam labu takar.

c. Penentuan dosis glibenklamid

Dosis glibenklamid untuk manusia 70 kgBB yaitu 5 mg, sehingga dosis untuk 200 g tikus yaitu

5 mg glibenklamid x 0,018 = 0,09 mg glibenklamid / 200 gBB = 0,45 mg glibenklamid / kgBB d. Penetapan Konsentrasi Glibenklamid

Volume pemberian glibenklamid ditetapkan sebesar 0,8 mL, sehingga diperoleh konsentrasi sebagai berikut :

Dosis x Berat Badan = Konsentrasi (C) x Volume 0,45 mg/kgBB x 0,200 kgBB = C x 0,8 mL

C =

C = 0,1125 mg/mL 6. Orientasi Waktu Pemberian Glibenklamid

Orientasi menggunakan dua belas ekor tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok menit ke-15 sebelum UTGO, menit ke-30 sebelum UTGO, dan menit ke-45 sebelum UTGO. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan kontrol positif dan negatif. Semua pemberian dilakukan dilakukan secara peroral kemudian dilakukan UTGO dengan memberikan larutan glukosa monohidrat dosis 15% b/v, 1,75 g/kgBB. Pengambilan darah dilakukan sesaat


(47)

sebelum UTGO sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, dan 240 setelah UTGO. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP dan dibuat kurva UTGO serta perhitungan harga LDDK0-240. Penentuan waktu pemberian glibenklamid berdasarkan pada nilai LDDK0-240 kontrol positif terkecil.

7. Orientasi Dosis Pemberian Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia

diversifolia (Hemsl.) A. Gray)

Dosis pemakaian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) untuk manusia dewasa (70 kg) adalah 7 gram daun insulin. Konversi dosis manusia (70kg) ke tikus (200g) yaitu 0,018, sehingga dosis untuk tikus 200 gram sebagai berikut :

0,018 x 7 gram = 0,126 gram/200gBB

Dosis untuk 1 kg tikus : x 0,126 gram = 0,63 gram/kgBB

= 630 mg/kgBB

Dosis diatas digunakan sebagai dosis tertinggi, kemudian dibuat peringkat dosis dengan menurunkan 1,5 kali. Sehingga diperoleh dosis tengah sebesar 420 mg/kgBB dan dosis terendah 280 mg/kgBB. Berdasarkan hasil orientasi, dosis tersebut tidak menunjukkan hasil penurunan kadar glukosa darah yang berarti sehingga ditetapkan dosis baru untuk digunakan dalam penelitian.


(48)

8. Penetapan Waktu Pemberian Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia

diversifolia (Hemsl.) A. Gray)

Waktu pemberian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) ditetapkan berdasarkan waktu pemberian glibenklamid.

9. Tahap Percobaan


(49)

a. Pengelompokan hewan uji

Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus dibagi secara acak menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Tiap hewan uji diadaptasikan dalam laboratorium selama 7 hari diberi pakan dan minum ad libitum. Sebelum mendapat perlakuan masing-masing kelompok dipuasakan 10-16 jam namun diberi minum ad libitum, kemudian setiap kelompok diberi perlakuan sesuai kelompok seperti berikut :

1) Kelompok 1 : Kontrol normal, hewan uji diberi CMC 1% 20 ml/kgBB tanpa dibebani glukosa

2) Kelompok 2 : Kontrol positif, hewan uji diberi glibenklamid dengan dosis 0,45 mg/kgBB dan dibebani glukosa dengan dosis 15% b/v;1,75g/kgBB

3) Kelompok 3 : Kontrol negatif, hewan uji diberi CMC 1% 20 ml/kgBB dan dibebani glukosa dengan dosis 15% b/v;1,75g/kgBB

4) Kelompok 4 : Perlakuan, hewan uji diberikan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 630 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15% b/v;1,75g/kgBB

5) Kelompok 5 : Perlakuan, hewan uji diberikan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15% b/v;1,75g/kgBB


(50)

6) Kelompok 6 : Perlakuan, hewan uji diberikan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15% b/v;1,75g/kgBB

Setiap kelompok diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya secara per oral. Lalu setelah beberapa menit berdasarkan hasil orientasi glibenklamid, diambil cuplikan darah sebelum UTGO sebagai menit ke-0 dan dilanjutkan UTGO dengan memberikan larutan glukosa monohidrat dosis 15% b/v;1,75g/kgBB. Pengambilan cuplikan darah dilakukan pada menit ke – 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240 setelah UTGO. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan metode GOD-PAP, lalu dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDDK0-240.

10. Penetapan kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP

Darah tikus diambil melalui mata tikus (vena orbitalis) sebanyak 0,5ml ditampung dalam effendorf, lalu disentrifuge 30 menit 3000 rpm. Plasma diambil kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan reagen lalu divortex dan diukur absorbansinya menggunakan microlab-200 dengan λ 500 nm. Kadar glukosa dinyatakan dalam mg/dL. Pengukuran kadar glukosa dilakukan di laboratorium Fisiologi-Biokimia Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta.

Tabel III. Volume Pengukuran Kadar Glukosa Darah

Bahan Sampel (ml) Standar (ml) Blanko (ml)

Supernatan 0,01 - -

Larutan baku glukosa - 0,01 -


(51)

E. Analisis Hasil

Nilai LDDK0-240 glukosa darah dari setiap kelompok diuji distribusi menggunakan uji Kolmogrov Smirnov kemudian apabila distribusi termasuk normal maka dilanjutkan dengan analisis One Way ANOVA dan Post Hoc Test Scheffe dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila nilai LDDK0-240 memiliki variansi yang berbeda maka dilakukan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok apakah bermakna (p<0,005) atau tidak bermakna (p>0,005).


(52)

31 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Determinasi Tanaman

Sebelum melakukan pengujian efek penurunan kadar glukosa darah dari daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray), dilakukan determinasi tanaman dengan tujuan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan telah benar dan dapat dipastikan tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan bahan tanaman uji.

Determinasi dilakukan di Unit II Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta Bagian Biologi Farmasi. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang dideterminasi benar tanaman daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) (Lampiran 2).

B. Hasil Percobaan Pendahuluan

Percobaan pendahuluan dilakukan untuk menentukan langkah penelitian selanjutnya. Percobaan pendahuluan yang dilakukan antara lain penetapan waktu pemberian glibenklamid dan penetapan dosis sediaan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray).

1. Penetapan Waktu Pemberian Glibenklamid

Penetapan waktu pemberian glibenklamid dilakukan agar memperoleh waktu optimum yang dapat menghasilkan presentase penurunan kadar glukosa darah terbesar berdasarkan penurunan harga luas daerah dibawah kurva dari menit


(53)

ke-0 hingga menit ke-240 (LDDK0-240). Penetapan waktu pemberian glibenklamid sebelum UTGO berdasarkan dari nilai LDDK0-240 kontrol positif terkecil.

Tabel IV. Nilai LDDK0-240 Suspensi Glibenklamid Sebelum UTGO Waktu pemberian

suspensi glibenklamid sebelum UTGO

LDDK0-240 (mg.menit/dL)

Kontrol Negatif (CMC)

Kontrol Positif (Glibenklamid)

15 33000,0 21701,5

30 32951,5 17783,0

45 33907,5 20483,0

Berdasarkan Tabel IV waktu pemberian suspensi glibenklamid pada menit ke-30 sebelum UTGO memberikan nilai LDDK0-240 terkecil (17783,0) dibandingkan menit ke-15 (21701,5) dan menit ke-45 (20483,0). Hal ini menunjukkan bahwa menit ke-30 mempunyai kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah paling tinggi dibandingkan menit ke-15 dan menit ke-45. Berdasarkan hasil tersebut maka waktu pemberian glibenklamid yang digunakan adalah 30 menit sebelum UTGO.


(54)

Gambar 5. Diagram LDDK0-240 Glibenklamid Sebelum UTGO 2. Penetapan Dosis Sediaan Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia

diversifolia (Hemsl.) A. Gray)

Penetapan dosis pemberian air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) bertujuan untuk menentukan tingkatan dosis yang akan digunakan pada penelitian. Penetapan dosis tertinggi menggunakan konversi dosis manusia (70kg) ke dosis tikus (200gram) yaitu 630mg/KgBB, kemudian dibuat tingkatan dosis dengan menurunkan 1,5 kali peringkat dosis. Didapatkan dosis tengah sebesar 420 mg/KgBB dan dosis terendah sebesar 280 mg/KgBB. Hasil dari ketiga dosis tersebut tidak menunjukkan hasil penurunan kadar glukosa darah yang berarti, sehingga ditetapkan dosis baru dengan menaikkan peringkat dosis.

Penetapan dosis baru menggunakan hasil konversi dosis manusia (70kg) ke dosis tikus (200gram) sebagai dosis terendah yaitu 630 mg/KgBB, sedangkan dosis tertinggi ditetapkan dari konsentrasi tertinggi yang dapat masuk dalam spuit dan tidak toksik terhadap hewan uji yakni 0,2 gram/mL sehingga dosis tertinggi


(55)

sebesar 3000mg/KgBB. Dari dosis terendah dan tertinggi dapat dihitung faktor pengali untuk menentukan dosis tengah. Hasil faktor pengali yang didapatkan yaitu 2,18, sehingga dosis tengah sebesar 1373 mg/KgBB.

C. Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray)

Penelitian ini menggunakan metode Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) yaitu uji yang dapat menggambarkan kenaikan kadar glukosa darah dalam waktu yang cepat setelah pemberian glukosa secara oral dan akan memberikan gambaran kadar glukosa darah setelah pemberian senyawa obat secara cepat. Kekurangan dari metode ini yaitu kadar glukosa yang digambarkan hanya untuk jangka waktu yang pendek, oleh karena itu diperlukan metode lain untuk penelitian selanjutnya seperti metode perusakan pankreas dengan menginduksi aloksan atau dengan metode resistensi insulin.

Penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode enzimatik yaitu dengan menambahkan reagen GOD PAP. Prinsip reaksinya adalah GOD (glukosa oksidase) akan mengkatalisis oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Glukosa akan bereaksi dengan reagen GOD-PAP dan membentuk senyawa kuinonimin yang berwarna merah muda. Kadar glukosa darah berbanding lurus dengan intensitas warna kompleks kuinonimin. Pembentukan kompleks warna membutuhkan waktu inkubasi selama 20 menit agar reaksi antara glukosa dengan enzim-enzim yang terdapat dalam reagen dapat bereaksi sempurna kemudian diukur kadarnya dengan menggunakan micro vitalab. Komposisi reagen GOD-PAP yaitu dapar fosfat 250 mmol/L, fenol 5


(56)

mmol/L, 4-aminoantipirin 0,5 mmol/L, glukosa oksidase (GOD) ≥ 10ku/L, dan peroksidase (POD) ≥ 1 ku/L.

Gambar 6. Reaksi enzimatik antara glukosa dengan reagen GOD PAP (Barham dan Trinder, 1972).

Tujuan dari penelitian uji efek hipoglikemik ini adalah untuk melihat efek penurunan kadar glukosa darah dari air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dari 3 peringkat dosis yakni 630 mg/kgBB, 1373 mg/kgBB, dan 3000 mg/kgBB.

Data rata-rata kadar glukosa darah tiap perlakuan untuk setiap waktu pengambilan disajikan dalam Tabel V dan kurva hubungan antara waktu dengan kadar glukosa darah disajikan dalam Gambar 7.


(57)

Tabel V. Data Rata-Rata Kadar Glukosa Darah dan LDDK0-240 Setiap Perlakuan Kelompok Perlakuan Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Rata-rata kadar glukosa darah (mg/dL)

0 79,8 79,6 81,6 79,8 80,0 80,0

15 81,4 110,4 127,8 108,0 104,4 100,2 30 81,4 115,4 138,2 125,2 118,0 119,6 45 80,6 104,6 132,2 111,2 104,8 100,6

60 81,0 101,2 126,8 108,6 99,4 95,8

90 81,4 92,0 122,6 102,0 93,0 90,0

120 81,4 84,0 118,0 93,6 87,4 84,2

180 81,6 76,0 111,8 84,2 80,0 78,0

240 81,0 64,4 102,4 71,4 68,6 64,4

LDDK0-240 ± SD 19503,0 ±177,292 20862,0 ±337,775 28206,0 ±507,329 22674,0 ±606,026 21325,5 ±283,645 20662,5 ±326,272 Keterangan :

Kontrol normal : CMC 1% 20 ml/kgBB tanpa dibebani glukosa

Kontrol positif : Glibenklamid 0,45 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Kontrol negatif : CMC 1% 20 ml/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan I : Air rebusan daun insulin 630 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan II : Air rebusan daun insulin 1373 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan III : Air rebusan daun insulin 3000 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB


(58)

Gambar 7. Kurva hubungan antara waktu dengan kadar glukosa darah Kelompok kontrol normal memiliki nilai LDDK0-240 paling rendah (19503,0) dibandingkan kelompok kontrol positif (20862,0), kelompok kontrol negatif (28206,0), dan semua kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) (22674,0; 21325,5; 20662,5). Hal ini menunjukkan bahwa kadar glukosa darah hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah normal dan penurunan kadar glukosa darah kontrol positif serta semua kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) belum mencapai kadar glukosa normal.

Kelompok kontrol positif memiliki nilai LDDK0-240 lebih rendah (20862,0) dibandingkan kontrol negatif (28206,0). Hal ini menunjukkan bahwa glibenklamid dapat menurunkan kadar glukosa darah. Glibenklamid merupakan obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang mempunyai efek terapetik untuk


(59)

menurunkan kadar glukosa darah dengan merangsang sekresi insulin pada sel beta pankreas.

Kelompok kontrol negatif memiliki nilai LDDK0-240 yang paling tinggi (28206,0) dibandingkan dengan kelompok kontrol normal (19503,0), kelompok kontrol positif (20862,0) dan semua kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) (22674,0; 21325,5; 20662,5). Hal ini menunjukkan bahwa CMC 1% tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Nilai LDDK0-240 yang didapat kemudian diuji normalitas distribusi data dengan Kolmogorov-Smirnof. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnof terlihat data memiliki nilai p = 0,060 (p>0,05), artinya data memiliki distribusi normal (Lampiran 10).

Analisis dilanjutkan dengan One Way ANOVA yang didahului dengan uji Homogenity of Variance. Uji One Way ANOVA bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan nilai LDDK0-240 yang bermakna dari setiap kelompok perlakuan. Hasil uji Homogenity of Variance One Way ANOVA menunjukkan bahwa variasi LDDK0-240 berbeda tidak bermakna dengan nilai p = 0,063 (p>0,05) (Lampiran 10). Hasil uji One Way ANOVA memiliki nilai p = 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan nilai LDDK0-240 yang bermakna dari setiap kelompok perlakuan (Lampiran 10). Analisis dilanjutkan dengan uji Post Hoc Scheffe untuk melihat pasangan kelompok mana yang berbeda secara signifikan seperti terlihat pada Tabel VI.


(60)

Tabel VI. Hasil Post Hoc Scheffe LDDK0-240 Kadar Glukosa Darah Tikus Terbebani Glukosa

Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Kontrol Normal

- BB BB BB BB BB

Kontrol Positif

BB - BB BB BTB BTB

Kontrol Negatif

BB BB - BB BB BB

Perlakuan I

BB BB BB - BB BB

Perlakuan II

BB BTB BB BB - BTB

Perlakuan III

BB BTB BB BB BTB -

Keterangan :

Kontrol normal : CMC 1% 20 ml/kgBB tanpa dibebani glukosa

Kontrol positif : Glibenklamid 0,45 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Kontrol negatif : CMC 1% 20 ml/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan I : Air rebusan daun insulin 630 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan II : Air rebusan daun insulin 1373 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

Perlakuan III : Air rebusan daun insulin 3000 mg/kgBB dan dibebani glukosa dosis 15%b/v; 1,75g/kgBB

BB : Berbeda Bermakna BTB : Berbeda Tidak Bermakna

Hasil uji Post Hoc menunjukkan kelompok kontrol normal dengan kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna. Artinya, kelompok kontrol positif dapat menurunkan kadar glukosa darah tetapi tidak sampai pada kadar normal dan CMC tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah. Hasil analisis kontrol positif dengan kontrol negatif terdapat perbedaan bermakna. Artinya kelompok kontrol positif dapat menurunkan kadar glukosa darah.


(61)

Kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 630 mg/kgBB terhadap kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB dan dosis 3000 mg/kgBB terdapat perbedaan bermakna. Hal ini menunjukkan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 630 mg/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah namun lebih rendah dari kontrol positif, kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB dan dosis 3000 mg/kgBB serta belum sampai pada kadar glukosa normal.

Kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB terhadap kelompok kontrol normal dan kontrol negatif menunjukkan adanya perbedaan bermakna, sedangkan terhadap kontrol positif dan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB terdapat perbedaan tidak bermakna. Artinya, kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah sama dengan kontrol positif dan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB tetapi belum mencapai pada kadar glukosa normal.

Kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB memiliki perbedaan bermakna terhadap


(62)

kontrol normal dan kontrol negatif. Sedangkan terhadap kelompok kontrol positif terdapat perbedaan tidak bermakna. Hal ini menunjukkan kelompok perlakuan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 3000 mg/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah sama dengan kelompok kontrol positif namun belum sampai pada kadar normal.

Berdasarkan hasil penelitian, dosis yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 dan dosis 3000 mg/kgBB. Air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dosis 1373 mg/kgBB lebih dianjurkan untuk digunakan karena dosis 1373 mg/kgBB sudah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian terkait uji toksisitas akut perlu dilakukan untuk mengetahui besar dosis yang memiliki efek toksik atau lethal terhadap hewan uji.

Efek hipoglikemik daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) diduga berasal dari kandungan tanin, saponin, dan flavonoid yang terdapat dalam daun insulin. Mekanisme tanin terhadap penurunan kadar glukosa darah yaitu dengan menurunkan absorbsi nutrisi dengan menghambat penyerapan glukosa di intestinal, selain itu menginduksi regenerasi sel β pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin yang berefek pada peningkatkan trigliserida di sel adipose dan glikogen dalam hati dan otot (Kumari, 2012). Mekanisme kerja saponin yaitu menghambat GLUT-1 sehingga menurunkan absorbsi glukosa (Blasiak et al., 2003). Flavonoid dapat menghambat GLUT-2 mukosa usus


(63)

sehingga dapat menurunkan absorbsi glukosa, selain itu juga sebagai antioksidan dapat mencegah kerusakan progresif sel β pankreas (Song et al., 2005).

Namun, kandungan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang yang paling berpotensi terhadap penurunan kadar glukosa darah belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi kandungan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang paling berpotensi menurunkan kadar glukosa darah.


(64)

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus jantan galur Wistar yang terbebani glukosa.

2. Dosis air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan galur Wistar yang terbebani glukosa adalah dosis 1373 mg/KgBB dan dosis 3000 mg/KgBB.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian efek penurunan kadar glukosa darah dari air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dengan metode yang lain misal, perusakan pankreas.

2. Perlu dilakukan uji toksisitas akut.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi kandungan air rebusan daun insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) yang paling berpotensi menurunkan kadar glukosa darah.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2015, Diagnosis and Classification Of Diabetes Mellitus, Vol. 37, pp. 81-90.

American Diabetes Association, 2011, Diagnosis and Classification Of Diabetes Mellitus, Vol. 34, pp. 62-69.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, hal. 410.

Barham, D., and Trinder, D., 1972, An Improved Color Reagen for Determination of Blood Glucose by the Oxydase System. Analist. pp. 97, 142-145.

Blasiak J., et al., 2003, Free Radical Scavengers Can Modulate the DNA-Damaging Action of Alloxan, Acta Biocem, Pol. 50 (I), pp. 205-10.

Brahmachari, G., 2011, Bio-Flavonoids With Promising Antidiabetic Potentials: A Critical Survey, Research Signpost, pp 187-212.

Corwin, E. J., 2008, Buku Saku Patofisiologi, Penerbit EGC, Jakarta, hal. 624-630.

Dalimartha, S., 2005, Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus, Penerbit Penebar Swadaya, Bogor.

Departemen Kesehatan, 2005, Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat yang Serius, http://www.depkes.go.id/, diakses pada 10 September 2015. Didik, G., dan Sulistijowati, A., 2001, Efek Ekstrak Daun Kembang Bulan

Terhadap candida albicans serta Profil Kromatogramnya Dalam Cermin Dunia Kedokteran, UI Press, Jakarta, hal. 31-32, 35.

Dubowsky, K. M., 2008, An O-toluidine ethod for Body-Fluid Glucose Determination, Clin Chem, 54 (11), pp. 1919-1920.

Etuk, E. U., 2010, Animals Models for Studying Diabetes Mellitus, Agric. Biol. J. N. Am., Algiculture and Biological Journal of North America, 1 (2), pp. 130-134.

Ganiswarna, S. G, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 52.


(66)

Geethaa, Saghal, Ramanathan, S., et al., 2010, Brine Shrimp Lethality and Acute Oral Toxicity Studies on Swetenia Mahagoni (Linn) Jacq. Seed Methanolic Extract, Pharmacognosy Research 2 (4), pp. 215-220.

Hutagalung, H., 2004, Karbohidrat, Universitas Sumatra Utara, Sumatra Utara, hal. 7-8.

Handoko, T., dan Suharto, B., 2003, Insulin, Glukagon dan antidiabetik Oral, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 469, 471, 476- 477.

Hutapea, J. R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, hal. 297.

Kasper et al, 2005, Harrison’s Principles of Internal Medicine, Sixteenth Edition, McGraw-Hill, USA, pp 1425-1433.

Katzung, B.G., 2002, Basic And Clinical Pharmacology (Farmakologi Dasar Dan Klinik), Edisi III, EGC, Jakarta, hal. 585-587.

King M. W., 2007., Glycolysis : Process of Glucose Utilization and Homeostasis. Kumari, M., 2012, Tannins : An Antinutrient with Positive Effect to Manage

Diabetes, Researh Journal of Recent Science, Vol. 1 (12), pp. 70-71. Merentek, E., 2006, Resistensi Insulin Pada Diabetes Mellitus Tipe 2, Majalah

Cermin Dunia Kedokteran, No. 150, Jakarta, hal. 38-39.

Miura, T., Nosaka, K., Ishii,H., Ishida, T., 2005, Antidiabetic Effect of Nitobegiku, the Herb Tithonia diversifolia, in KK-Ay Diabetic Mice, Biol. Pharm. Bull.,28 (11), pp. 2152-2154.

Nugroho, B. A., 2004, Pengaruh Diet Ekstrak Rumput Laut (Euchema sp.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Ratus Nuvegicus) yang diinduksi Aloksan, Skripsi, Universitas Dipenogoro, Semarang. Parmar, K., Patel, S., Patel, J., Patel, B., Patel. M.B., 2011, Effect of Bittergourd

(Momordica charantia) Fruit Juice on Glucose Tolerance and Lipid Profile in Type-II Diabetic Rats, International Journal of Drug Development & Researc, 3(2), pp.139-146.

Perkeni, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia 2011, PB. Perkeni, Jakarta.


(67)

Poedjiadi, A., Titin, S., 2006, Dasar-Dasar Biokimia, UI Press, Jakarta, 247,251-260.

Prasetya A, dkk., 2016, Perbandingan Efek Hipoglikemik Infusa Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hamsley) A. Gray) dan Metformin pada Tikus yang Diinduksi Aloksan, Vol. 43, No. 2, Hal. 91-94.

Purba, E.D., 2003, Analisis Senyawa Kimia dan Uji Hipoglikemik Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan ( Tithonia diversifolia (Hemsley) Gray) terhadap Kelinci, Skripsi, 34, Universitas Sumatra Utara, Medan.

Rahmawati, S., 2013, Efektifitas Ekstrak Kulit Batang, Akar, dan Daun Sirsak (Annona mucirata L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Skripsi, 3, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Roche Diagnostics, 2009, Accu-Chek Active; Test Strips, Mannheim, Germany. Song, Y., Joann, E.M., Jullie E.B., Howard, D.S., Simin, L., 2005. Association of

Dietary Flavonoids with Risk of Type 2 Diabetes, and Markers of Insulin Resistance and Systemic Inflammation in Women : A Prospective Study and Cross-Sectional Analysis, Journal of the American College of Nutrition, Volume 24, Issue 5.

Suherman, S. K., 2007, Insulin dan Antidiabetik Oral, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Szkudelski, T., 2008, The Mecanism of Alloxan and Streptozotocin Action in β Cells of The Rat Pancreas, Physiology, Res 50, pp. 536-546.

Taofik, M., Yuianti, E., Barizi, A., Hayati, E.K., 2010, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Air Daun Paitan ( Tithonia diversifolia ) sebagai Bahan Insektisida Botani untuk Pengendalian Hama Tungau Eriophydae, Alchemi, 2(1), pp. 104-157.

Thonsom et al., 2013, Antioxidant and Hypoglycemic Effect of Tithonia diversifolia Aqueous Leaves Extract in Alloxan-Induced Diabetic Mice, Advances in Environmental Biology, 7(9), pp 2116-2125.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaan dan Efek Samping, Edisi IV, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal.567-584.


(68)

WHO, 2014, Diabetes Mellitus, http://www.who.int/diabetes/en/, diakses pada tanggal 26 November 2014.


(69)

(70)

(71)

(72)

Lampiran 3. Foto Tanaman Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray)

Gambar 1. Tanaman Daun Insulin


(73)

(74)

Lampiran 5. Foto Alat Penelitian

b. Timbangan Analitik a. Centrifuge


(75)

Lampiran 6. Preparasi Bahan

a. Pembuatan Larutan Stok Glukosa monohidrat p.a 15,0 % b/v

Bobot kertas = 0,4008 gram

Bobot kertas + glukosa monohidrat = 4,1511 gram Bobot kertas + sisa = 0,4010 gram Bobot Glukosa monohidrat = 3,7501gram

Glukosa monohidrat sebanyak 3,75 gram dan dilarutkan dengan aquadest panas dalam labu takar 25,0 mL sampai tanda.

b. Keseragaman bobot tablet

Tablet Ke- Berat (mg) Tablet Ke- Berat (mg)

1 202 11 203

2 201 12 193

3 203 13 200

4 200 14 202

5 206 15 205

6 201 16 198

7 202 17 198

8 201 18 198

9 200 19 196

10 204 20 200

Bobot rata-rata tablet glibenklamida = 200,65 mg. Berdasarkan Anonim 1979 tablet dengan bobot rata-rata 151 mg – 300 mg memiliki penyimpangan rata-rata tablet pada kolom A = 7,5% dan kolom B = 15%.

Kolom A : 7,5% x 200,65 = 15,05 mg ± 200,65 Kolom B : 15% x 200,65 = 30,1 mg ± 200,65


(76)

Berdasarkan penimbangan 20 tablet, tidak ada tablet yang menyimpang dari range 185,6 mg – 215,7 mg dan juga tidak ada yang menyimpang dari range 170,55 mg - 230,75 mg. Hal ini menunjukkan bahwa semua tablet memenuhi keseragaman bobot.

c. Pembuatan larutan Glibenklamida 0,1125 mg/mL Bobot rata-rata tablet Glibenklamida = 200,65 mg

Tiap tablet mengandung 5 mg zat aktif Glibenklamida sehingga serbuk yang harus ditimbang untuk mendapatkan 25 mg zat aktif yaitu

(25 mg : 5 mg) x 200,65 mg = 1003 mg

Sebanyak 1003 mg dilarutkan dalam labu ukur 10 mL sebagai larutan induk dengan konsentrasi 0,25%. Untuk mendapatkan larutan Glibenklamida dengan konsentrasi 0,1125 mg/mL dengan volume 10 mL, maka :

C1 . V1 = C2 . V2

2,5 mg/mL . x = 0,1125 mg/mL . 10 mL x = 0,45 mL

Sebanyak 0,45 mL larutan induk dilarutkan dalam labu ukur 10 mL dengan aquadest hingga tanda.


(77)

Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Peringkat Dosis Air Rebusan Daun Insulin pada Kelompok Perlakuan

Dasar penetapan peringkat dosis : 1. Bobot tertinggi tikus = 200 gram 2. Konsentrasi = 0,2 gram/mL 3. Volume = 3 mL

Dengan dasar tersebut, maka dapat ditetapkan dosis tertinggi air rebusan daun insulin

Dosis x Berat Badan = Konsentrasi x Volume pemberian

D x BB = C x V

D x 200 gramBB = 0,2 gram/mL x 3 mL

D = 0,6 gram/200 gramBB

= 3 gram/KgBB = 3000 mg/KgBB

Dosis yang digunakan berdasarkan pengobatan pada masyarakat sehari hari, dosis pada perlakuan ini yaitu 7 gram/ 70 KgBB manusia.

Konversi manusia (70 kg ke tikus 200 g) = 0,018 Dosis untuk 200 gram tikus = 0,018 x 7 gram

= 0,126 gram/ 200gBB Dosis tikus 1 Kg = x 0,126 gram

= 0,63 gram/ KgBB = 630 mg/ KgBB

Dosis terapi manusia yang telah dikonversi ke tikus dan dosis tertinggi menjadi dasar mendapatkan faktor pengali untuk peringkat dosis perlakuan

F =


(78)

= 2,18

Peringkat dosis yang diperoleh berdasarkan faktor pengali : Dosis I = 630 mg/kgBB

Dosis II = 1373 mg/kgBB Dosis III = 3000 mg/kgBB


(79)

Lampiran 8. Analisis Statistik Data LDDK0-240 Penetapan Waktu Pemberian Glibenklamida Menggunakan SPSS 15


(80)

(81)

Lampiran 9. Analisis Statistik Data LDDK0-240 OrientasiDosis Pemberian Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Menggunakan SPSS 15


(82)

(83)

(84)

Lampiran 10. Analisis Statistik Data LDDK0-240 Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Menggunakan SPSS 15

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 22205,50 2914,142 ,242 ,242 -,160 1,325 ,060 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differenc es Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

LDDK

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Oneway

Descriptives

LDDK

5 19503,00 177,292 79,287 19282,86 19723,14 19305 19695

5 20862,00 337,775 151,058 20442,60 21281,40 20565 21323

5 28206,00 507,329 226,885 27576,07 28835,93 27728 28815

5 22674,00 606,026 271,023 21921,52 23426,48 21938 23475

5 21325,50 283,645 126,850 20973,31 21677,69 21008 21653

5 20662,50 326,272 145,913 20257,38 21067,62 20400 21195

30 22205,50 2914,142 532,047 21117,34 23293,66 19305 28815

Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Dosis I Dosis II Dosis III Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

LDDK

2,442 5 24 ,063 Levene


(85)

ANOVA

LDDK

2,4E+008 5 48489240,00 303,982 ,000

3828330 24 159513,750

2,5E+008 29

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: LDDK

Scheffe

-1359,000* 252,598 ,001 -2273,36 -444,64

-8703,000* 252,598 ,000 -9617,36 -7788,64

-3171,000* 252,598 ,000 -4085,36 -2256,64

-1822,500* 252,598 ,000 -2736,86 -908,14

-1159,500* 252,598 ,007 -2073,86 -245,14

1359,000* 252,598 ,001 444,64 2273,36

-7344,000* 252,598 ,000 -8258,36 -6429,64

-1812,000* 252,598 ,000 -2726,36 -897,64

-463,500 252,598 ,648 -1377,86 450,86

199,500 252,598 ,985 -714,86 1113,86

8703,000* 252,598 ,000 7788,64 9617,36

7344,000* 252,598 ,000 6429,64 8258,36

5532,000* 252,598 ,000 4617,64 6446,36

6880,500* 252,598 ,000 5966,14 7794,86

7543,500* 252,598 ,000 6629,14 8457,86

3171,000* 252,598 ,000 2256,64 4085,36

1812,000* 252,598 ,000 897,64 2726,36

-5532,000* 252,598 ,000 -6446,36 -4617,64

1348,500* 252,598 ,001 434,14 2262,86

2011,500* 252,598 ,000 1097,14 2925,86

1822,500* 252,598 ,000 908,14 2736,86

463,500 252,598 ,648 -450,86 1377,86

-6880,500* 252,598 ,000 -7794,86 -5966,14

-1348,500* 252,598 ,001 -2262,86 -434,14

663,000 252,598 ,268 -251,36 1577,36

1159,500* 252,598 ,007 245,14 2073,86

-199,500 252,598 ,985 -1113,86 714,86

-7543,500* 252,598 ,000 -8457,86 -6629,14

-2011,500* 252,598 ,000 -2925,86 -1097,14

-663,000 252,598 ,268 -1577,36 251,36

(J) Perlakuan Kontrol Positif Kontrol Negatif Dosis I Dosis II Dosis III Kontrol Normal Kontrol Negatif Dosis I Dosis II Dosis III Kontrol Normal Kontrol Positif Dosis I Dosis II Dosis III Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Dosis II Dosis III Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Dosis I Dosis III Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Dosis I Dosis II (I) Perlakuan Kontrol Normal Kontrol Positif Kontrol Negatif Dosis I Dosis II Dosis III Mean Differenc e

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(86)

Homogeneous Subsets LDDK Scheffea 5 19503,00 5 20662,50 5 20862,00 5 21325,50 5 22674,00 5 28206,00

1,000 ,268 1,000 1,000

Perlakuan Kontrol Normal Dosis III Kontrol Positif Dosis II Dosis I Kontrol Negatif Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. a. Means Plots Perlakuan Dosis III Dosis II Dosis I Kontrol Negatif Kontrol Positif Kontrol Normal M ean of LD D K 30000 28000 26000 24000 22000 20000 18000


(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

BIOGRAFI PENULIS

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Terbebani

Glukosa“ ini ditulis oleh Mila Karmila Sri Setiomulyo. Penulis

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Singgih Utomo Setiomulyo dan Ibu Setiowati Setiodarmo, yang lahir di Surakarta pada tanggal 11 Juni 1994. Penulis menempuh pendidikkan formal pada tahun 1997-2000 di TK Mesen Surakarta, pada tahun 2000-2006 di SD Kanisius Keprabon II Surakarta, pada tahun 2006-2009 di SMP PL Bintang Laut Surakarta, dan pada tahun 2009-2012 penulis menyelesaikan pendidikkan di SMA Negeri III Surakarta. Pada tahun 2012 penulis mengawali pendidikkannya sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa kuliah, penulis pernah menjadi asisten praktikum biokimia pada tahun 2014 dan tahun 2015.


(1)

Homogeneous Subsets LDDK Scheffea 5 19503,00 5 20662,50 5 20862,00 5 21325,50 5 22674,00 5 28206,00

1,000 ,268 1,000 1,000 Perlakuan Kontrol Normal Dosis III Kontrol Positif Dosis II Dosis I Kontrol Negatif Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. a. Means Plots Perlakuan Dosis III Dosis II Dosis I Kontrol Negatif Kontrol Positif Kontrol Normal M ean of LD D K 30000 28000 26000 24000 22000 20000 18000


(2)

66

Lampiran 11. Leaflet Glibenklamid


(3)

(4)

68

Lampiran 12. GOD-PAP


(5)

(6)

70

BIOGRAFI PENULIS

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Air Rebusan Daun Insulin

(Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Terbebani

Glukosa“ ini ditulis oleh Mila Karmila Sri Setiomulyo. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Singgih Utomo Setiomulyo dan Ibu Setiowati Setiodarmo, yang lahir di Surakarta pada tanggal 11 Juni 1994. Penulis menempuh pendidikkan formal pada tahun 1997-2000 di TK Mesen Surakarta, pada tahun 2000-2006 di SD Kanisius Keprabon II Surakarta, pada tahun 2006-2009 di SMP PL Bintang Laut Surakarta, dan pada tahun 2009-2012 penulis menyelesaikan pendidikkan di SMA Negeri III Surakarta. Pada tahun 2012 penulis mengawali pendidikkannya sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa kuliah, penulis pernah menjadi asisten praktikum biokimia pada tahun 2014 dan tahun 2015.


Dokumen yang terkait

Aplikasi Kapur CaCO3 dan Kompos Tithonia diversifolia Terhadap Kejenuhan Al Serta Pertumbuhan Tanaman Kedelai Pada Tanah Ultisol

1 23 79

Pengaruh Pupuk SP-36 Kompos Tithonia diversifolia Dan Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L.) serta P-tersedia Pada Ultisol Simalingkar

4 44 65

Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tanah Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

0 73 61

Pengaruh air rebusan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

0 5 91

Pengaruh jus buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap kadar gula darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

3 31 81

Efek pemberian jus buah pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

0 5 10

Efek pemberian jus buah pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

0 0 11

Efek pemberian jus buah pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) terhadap kadar glukosa darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa

0 4 8

Potensi penurunan kadar glukosa darah ekstrak metanol-air Macaranga tanarius L. terhadap metformin pada tikus putih jantan galur wistar terbebani glukosa - USD Repository

0 0 88

Uji potensiasi infusa daun macaranga tanarius L. terhadap glibenklamida sebagai penurun kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur wistar yang terbebani glukosa - USD Repository

0 0 90