PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL TUKAR (LEARNING EXCHANGE) DENGAN MODEL SIKLUS (LEARNING CYCLE) UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Kuasi eksperimen terhadap siswa kelas xi iis di sma negeri 14 bandung.

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN . . . i

UCAPAN TERIMA KASIH . . . . . . ii

ABSTRAK . . . v

KATA PENGANTAR . . . vii

DAFTAR ISI . . . viii

DAFTAR TABEL . . . .. . . . xii

DAFTAR GAMBAR . . . xiv

DAFTAR LAMPIRAN . . . xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian . . . .. . . 1

1.2. Rumusan Masalah . . . 5

1.3. Tujuan Penelitian . . . 6

1.4. Manfaat Penelitian . . . 6

1.5. Struktur Organisasi Skripsi . . . 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Model Pembelajaran . . . 10

2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran . . . 10

2.1.2. Ciri-ciri Model Pembelajaran . . . .. 11

2.1. 3. Fungsi dan Sumber Model Pembelajaran . . . 12

2.2. Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 14

2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 14 2.2.2. Teori Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . . 15

2.2.3. Prinsip Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 16

2.2.4. Ciri-ciri Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . 17 2.2.5. Skenario Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . 17 2.2.6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Tukar (Learning

Exchange) . . .


(2)

2.2.7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . .

20

2.3. Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 21

2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 22

2.3.2. Teori Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 22

2.3.3. Unsur-unsur Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . 22

2.3.4. Ciri-ciri Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 24

2.3.5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 24 2.3.6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 27 2.4. Metode Ceramah . . . 28

2.4.1. Kelebihan Metode Ceramah . . . 28

2.4.2. Kelemahan Metode Ceramah . . . 29

2.5. Motivasi Belajar . . . 29

2.5.1. Pengertian Motivasi . . . . . . . 29

2.5.2. Teori Motivasi . . . 30

2.5.3. Fungsi Motivasi . . . 31

2.5.4. Jenis Motivasi . . . 32

2.5.5. Nilai Motivasi dalam Pembelajaran . . . 34

2.5.6. Indikator Motivasi . . . 35

2.6. Sosiologi . . . 36

2.7. Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar . . . 36

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu . . . 37

2.9. Hipotesis . . . 38

BAB III METODE PENELITAN 3.1. Desain Penelitian . . . 40

3.1.1. Metode Penelitian . . . 40

3.1.2. Pendekatan Penelitian . . . 41

3.1.3. Variabel Penelitian . . . 42


(3)

3.3. Populasi dan Sampel . . . 45

3.3.1. Populasi. . . .. . . 45

3.3.2. Sampel . . . 46

3.4. Instrumen Penelitian . . . 47

3.4.1. Observasi . . . 47

3.4.2. Tes . . . 48

1)Uji Validitas . . . 49

2) Uji Reliabilitas . . . 50

3) Uji Daya Pembeda . . . 51

4) Uji Tingkat Kesukaran . . . 52

5) Hasil Uji Instrumen . . . 53

3.5. Prosedur Penelitian . . . 57

3.5.1. Tahap Persiapan . . . 57

3.5.2. Tahap Pelaksanaan . . . 58

3.5.3. Tahap Penyusunan Laporan . . . 58

3.6. Analisis Data. . . 60

3.6.1. Analisis Data Hasil Tes. . . .. . . .. . . 60

3.6.2. Analisis Data Hasil Observasi . . . 60

3.6.3. Uji Normalitas . . . 60

3.6.4. Uji Homogenitas Data. . ... . . 63

3.6.5. Uji Hipotesis dengan Uji-t . . ... . . 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian . . . . 65

4.1.1. Profil Lokasi Penelitian . . . 65

4.1.2. Peta Lokasi Penelitian . . . 67

4.1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran/Target . . . 67

1) Visi . . . . . . 67

2) Misi . . . . . . 68

3) Tujuan . . . . . . 69

4) Sasaran/Target . . . . . . 69

4.2. Hasil Penelitian . . . 70


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan . . . 5.2. Implikasi . . . 5.3. Rekomendasi . . .

103 104 105

DAFTAR PUSTAKA ………... 107


(5)

DAFTAR TABEL

2.1 Fase Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . . 18

2.2 Fase Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . . 26

2.3 Penelitian Terdahulu . . . 37

3.1 Desain Penelitian . . . 41

3.2 Operasionalisasi Variabel . . . 43

3.3 Populasi Penelitian . . . 46

3.4 Kriteria Validitas . . . .. . . . 50

3.5 Kriteria Reliabilitas . . . 51

3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal . . . 52

3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal . . . 53

3.8 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Pretest) . . . 54

3.9 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Posttest) . . . 55 4.1 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku (Pretest) Kelompok

Eksperimen dan Kontrol . . .

70

4.2 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Kuatnya Kemauan Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

71

4.3 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Kuatnya Kemauan Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan) . . .

72

4.4 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Penggunaan Waktu untuk Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

73

4.5 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Penggunaan Waktu untuk Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan) . . .

74

4.6 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Ulet Menghadapi Kesulitan Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

75

4.7 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Ulet Menghadapi Kesulitan Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .

76

4.8 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Lebih Senang Bekerja Mandiri Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .


(6)

4.9 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Lebih Senang Bekerja Mandiri Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .

77

4.10 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Dapat Mempertahankan Pendapatnya Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

78

4.11 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Dapat Mempertahankan Pendapatnya Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .

79

4.12 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Menunjukkan Minat terhadap Bermacam-macam Masalah untuk Orang Dewasa Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . . . . . .

80

4.13 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Menunjukkan Minat terhadap Bermacam-macam Masalah untuk Orang Dewasa Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Sesudah perlakuan). . .

81

4.14 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan Simpangan Baku (Posttest) Kelompok Eksperimen dan Kontrol . . .

82

4.15 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok Eksperimen 1 dengan Model Pembelajaran Tukar (Learning Exchange) . . .

83

4.16 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok Eksperimen 2 dengan Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle) . . .

85

4.17 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Normalitas Chi Kuadrat Kelompok Kontrol dengan Model Konvensional . . .

88

4.18 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen 1 . . . 90 4.19 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen 2 . . . 91 4.20 Hasil Perhitungan Rata-rata Motivasi Belajar Kelompok Kontrol . . . 92 4.21 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol . . . 93

4.22 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen1 dan

Kelompok Kontrol . . . . . . . . . 94

4.23 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen2 dan

Kelompok Kontrol . . . . . . . . . 95

4.24 Hasil Perhitungan Pengujian Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen1 dan

Kelompok Eksperimen2 . . . . . . . . .


(7)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif . . . 41

3.2 Variabel Penelitian . . . 42

3.3 Alur Penelitian . . . 59


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1 : Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

A.2 : Hasil Tes dan Observasi, Rata-rata, Simpangan Baku dan Uji Normalitas A.3 : Uji Homogenitas

A.4 : Uji Hipotesis

Lampiran B

B.1 : Kisi-kisi dan Instrumen Lembar Observasi B.2 : Kisi-kisi dan Instrumen Tes

B.3 : Silabus

B.4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian 3.1.1. Metode Penelitian

Metode penelitian kuasi eksperimen ini digunakan untuk melihat sebab-akibat antara variabel bebas (model tukar dan siklus belajar) dengan variabel terikat (motivasi belajar siswa).

Metode kuasi eksperimen menurut Furchan (2004, hlm. 39) adalah:

Suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut. Tujuan utama eksperimen ialah untuk menetapkan apa yang mungkin terjadi.

Metode kuasi eksperimen melihat apakah ada pengaruh terhadap sebuah perlakuan pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya pengaruh tindakan itu apabila dibandingkan dengan tindakan lainnya. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan proses pengumpulan, analisis, interpretasi data serta penulisan hasil penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design, dimana pada penelitian ini menggunakan pratest atau pretest dan pascatest atau

posttest yang kelompok eksperimen dan kontrol dipilih tidak secara random

melainkan sudah ditentukan. Dalam desain awalnya diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal dan posttest untuk mengetahui keadaan akhir yang menentukan keberadaan setelah diberlakukannya perlakuan sebuah model pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelompok kontrol.


(10)

Data yang dipilih berupa tes hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Berikut ini desain yang digunakan menurut Sudjana (1989, hlm. 44) :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas (X) Pra-Test Perlakuan PascaTest

Eksperimen (1) Y1 X Y2

Kontrol Y1 - Y2

Eksperimen (2) Y1 X Y2

Keterangan:

Y1 : Nilai tes sebelum dilakukan perlakuan.

X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen 1 dengan penerapan model tukar (learning exchange) dan kelas eksperimen 2 model siklus (learning cycle).

Y2 : Nilai tes sesudah perlakuan.

3.1.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini dilakukan untuk menggunakan pengukuran disertai analisis secara statistik. Dalam hal ini pendekatan kuantitatif merupakan sebuah penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian yang menyangkut variabel-variabel objek yang teliti.

Metode penelitian pada pendekatan kuantitatif ini menekankan pada penelitian pada populasi atau sampel serta beberapa teknik pengambilan sampel. Pengumpulan datanya pun menggunakan instrumen penelitian yang terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, uji kesukaran dan daya pembeda soal, setelah dianggap instumen layak diberikan pada sampel maka data yang didapatkan dari sampel dianalisis untuk menguji hipotesis diberlakukannya sebuah model pembelajaran.


(11)

Proses penelitian kuantitatif pun digambarkan oleh Sugiyono (2014, hlm.

49) yang menyatakan bahwa “dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa

peneliti harus sudah jelas” maka bagan penelitian kuantitatif digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif

3.1.3. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) mengemukakan bahwa “variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudia ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini difokuskan pada model

pembelajaran tukar (learning exchange) sebagai X1 dan model pembelajaran

siklus (learning cycle) sebagai X2 yang disebut sebagai variabel bebas atau

independen. Untuk motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi dianggap sebagai Y variabel terika atau variabel dependen. Untuk gambaran variabel penelitian digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

Rumusan Masalah

Landasan Teori

Perumusan Hipotesis

Pengumpulan Data

Analsisis Data Populasi

& Sampel Pengembangan Instrumen Pengujian Instrumen

Kesimpulan & Saran

X1, Model pembelajaran tukar

(learning exchange)

X2, Model pembelajaran siklus (learning cycle)

Y


(12)

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) mengungkapkan bahwa:

1) Variabel Independen, atau disebut variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2) Variabel Dependen, atau disebut variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam hal ini antara variabel independen dan dependen saling berkaitan erat satu sama lain dan saling mempengaruhi. Setelah mengetahui variabel penelitian, maka peneliti mencoba menguraikan operasionalisasi variabel dari penelitian ini, yaitu dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.2

Operasionalisasi variabel

No Variabel Indikator

1 Model Pembelajaran Tukar (Learning

Exchange)

a. Perencanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran model pembelajaran tukar (learning exchange).

b. Pelaksanaan model pembelajaran model pembelajaran tukar (learning exchange) dalam proses pembelajaran Sosiologi.

c. Evaluasi penerapan model pembelajaran tukar (learning exchange).

2 Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle)

a. Perencanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran model pembelajaran siklus (learning cycle).

b. Pelaksanaan model pembelajaran model pembelajaran siklus (learning cycle) dalam proses pembelajaran Sosiologi.

c. Evaluasi penerapan model pembelajaran siklus (learning cycle).

3. Motivasi Belajar a. Memilih materi yang akan diberikan kepada peserta didik pada proses pembelajaran Sosiologi.


(13)

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Melaksanakan observasi untuk melihat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah model pembelajaran tukar (learning

exchange) ataupun model pembelajaran

siklus (learning cycle) dilaksanakan.

d. Melakukan tes tertulis berupa 30 soal pilihan ganda untuk melihat kemampuan awal (pretest) dan kemampuan akhir (posttest) sebagai data pendukung berhasilnya motivasi belajar sebuah model pembelajaran dilaksanakan.

e. Menafsirkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

3.2. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 14 Bandung. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 14 Bandung yang berlokasi di Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung, sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 1 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 1 yang menggunakan model tukar (learning exchange) XI IIS 2 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 2 yang menggunakan model siklus (learning cycle) dan siswa kelas XI IIS 3 diperlakukan sebagai kelas kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu ceramah. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 14 Bandung sebagai lokasi penelitian karena aspek sebagai berikut:

1) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota andung, SMA Negeri 14 Bandung berada pada klaster ketiga, sehingga bisa digeneralisasikan untuk SMA Negeri yang ada di klaster menengah.


(14)

2) Hasil wawancara dengan guru Sosiologi SMA Negeri 14 Bandung, sekolah ini jarang menggunakan model-model yang inovatif dalam proses pembelajarannya khususnya dalam mata pelajaran Sosiologi ini.

3) Berdasarkan informasi dari guru Sosiologi di sekolah menyatakan bahwa materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya tidak memakai model-model pembelajaran yang inovatif dalam menunjang pembelajaran sehingga memungkinkan untuk peneliti dapat melihat perbedaan kemampuan pemahaman siswa yang dilihat dari motivasi dan prestasi belajar dengan model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle).

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Dalam sebuah penelitian keberadaan populasi merupakan hal yang sangat penting, dimana populasi merupakan sumber data dalam sebuah penelitian. Darmadi (2013, hlm. 48), menjelaskan bahwa:

Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang sama Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Darmadi, Sugiyono (2014, hlm 117),

menjelaskan bahwa, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud populasi adalah sekumpulan individu dalam hal ini adalah siswa yang dijadikan subjek penelitian yang memiliki karakteristik yang menggambarkan kondisi subjek tersebut untuk mencapai sebuah tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti.

Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI IIS di SMA Negeri 14 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015 yang berjumlah 125 siswa


(15)

Tabel 3.3

Populasi Penelitian: Jumlah Siswa

Kelas Jumlah Populasi

XI IIS 1 43 Siswa

XI IIS 2 42 Siswa

XI IIS 3 40 Siswa

Jumlah 125 Siswa

3.3.2. Sampel

Menurut Darmadi (2013, hlm. 50) menjelaskan bahwa “sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Arifin (2009, hlm. 215) menjelaskan bahwa “sampel adalah sebagian dari

populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (mini population)”.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dan populasi memiliki kaitan yang sangat erat, dimana sampel adalah sebagian dari populasi yang subjek penelitiannya memiliki karakteristik tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil orang-orang yang terpilih atau menentukan sendiri sampel yang diambil karena pertimbangan tertentu. Jadi, sampel ditentukan sendiri oleh si peneliti tidak ditentukan secara acak dan kelas yang menjadi sampel disini adalah 3 kelas terdiri dari kelas XI IIS 1 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 1 yang menggunakan model tukar (learning exchange) XI IIS 2 diperlakukan sebagai kelas eksperimen 2 yang menggunakan model siklus (learning cycle), dan siswa kelas XI IIS 3 diperlakukan sebagai kelas kontrol yang menggunakan model konvensional yaitu ceramah. Sampel yang digunakan adalah sampel non acak yang disesuaikan dengan tujuan penelitian itu sendiri. Sampel yang akan diambil dilihat dari hasil belajar, jenis kelamin dan karakteristik motivasi yang sama.


(16)

Menurut Riduwan (dalam laman Hendry, 2010) memberikan gambaran mengenai rumus penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut :

� = N. � +N Keterangan : n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

� = nilai presisi yang ditetapkan

Dalam objek penelitian ini populasinya diketahui sebanyak 125 siswa, dan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar = 15%.

� = N. � + N

= 5. , 55 + = , 5+ = , 5 = ,

Karena jumlah sampel sebesar 32,79 maka dibulatkan menjadi 33 responden (siswa) perkelas yang artinya 99 siswa yang menjadi sampel.

3.4. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model tukar (learning exchange), model siklus (learning cycle) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional, maka peneliti ini harus didukung oleh instrumen penelitian. Instrumen penelitian sangat diperlukan dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:

3.4.1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang didalamnya melakukan pemuatan perhatian pada sebuah objek. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Hadi (1989, hlm. 136)

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomen-fenomen yang diselidiki. Dalam


(17)

arti luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dapat diartikan bahwa observasi adalah salah satu teknik dalam penelitian yang didalamnya mencatat apa yang terjadi dalam sebuah penelitian untuk kelengkapan dari tujuan penelitian.

Dalam hal ini observasi dalam penelitian ini dilakukan di kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen 1 yang menerapkan model tukar (learning exchange), kelas XI IIS 2 sebagai kelas eksperimen 2 yang menerapkan model siklus (learning cycle), dan kelas XI IIS 3 sebagai kelas kontrol yang menerapkan metode konvensional di SMA Negeri 14 Bandung.

Dalam pembuatan lembar observasi peneliti menggunakan skala pengukuran rating scale. Menurut Riduwan dan Sunarto (2013, hlm. 28)

mengemukakan bahwa: “Pembuatan dan penyusunan instrumen dengan

menggunakan rating scale yang penting harus dapat mengartikan atau menafsirkan setiap skor yang diberikan dalam alternatif jawaban pada setiap

instrumen”. Yang artinya bahwa rating scale ini merupakan skala pengukuran

yang dapat mengartikan setiap jawaban instrumen motivasi belajar siswa.

3.4.2. Tes

Tes digunakan sebagai salah satu alat ukur dalam mengukur keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki individu yang diaplikasikan melalui sekumpulan latihan dan alat ukur lainnya. Menurut Arifin (2009, hlm. 118),

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dapat dikatakan bahwa tes merupakan salah satu teknik dalam penelitian yang menuntut responden menjawab berbagai pertanyaan yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu alat ukur kemampuan dari responden tersebut.

Pada penelitian ini digunakan sistem pretest dan postest. Pretest untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum pembelajaran dilakukan dan postest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan proses pembelajaran di kelas, dimana untuk penilaian pretest dilakukan untuk


(18)

mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan postest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Pada penelitian ini untuk hasil akhirnya tes digunakan sebagai salah satu tolak ukur untuk mengukur bagaimana keberhasilan sebuah model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar sosiologi. Adapun bentuknya yaitu test multiple choise (pilihan ganda) sebanyak 30 soal.

Untuk memperoleh soal tes yang baik, maka soal-soal tes tersebut diujicobakan, agar dapat diketahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda

1) Uji Validitas

Instrumen tes dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuatu yang dapat diukur. Sebagaimana dikemukakan oleh Kerlinger (dalam Darmadi, 2013, hlm.

110) “does the instrumen measure what it is supposed to measure” yang artinya

bahwa sebuah instrumen yang dibuat oleh peneliti dapat mampu mengukur apa yang dimaksudkan. Validitas yang digunakan adalah validitas permukaan yang dianggap kriteria sederhana yang melihat tes secara sepintas apakah tes tersebut dapat memenuhi syarat validitas apa tidak. Sehingga dapat terlihat keabsahan soal tes agar tidak menimbulkan penafsiran lain.

Pada penelitian ini, uji validitas yang dilakukan menggunakan rumus korelasi product-moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:

� =

� ∑ − ∑

√{�∑

− ∑

}{�∑ − ∑

}

(Arifin, 2009, hlm.254) Keterangan: r : koefisien korelasi butir

∑x : jumlah skor tiap item

∑y : jumlah skor total item

∑x2 : jumlah skor-skor x yang dikuadratkan ∑y2 : jumlah skor-skor y yang dikuadratkan

∑xy : jumlah perkalian x dan y


(19)

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Validitas

Angka Keterangan

0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2009, hlm.257)

Dalam perhitungan sampel peneliti memakai 33 sampel yang kemudian

disesuaikan dengan tabel nilai “r” product moment, pada taraf signifikansi 5% dan

1%. Adapun hasilnya sebagai berikut :

Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 5% = 0,344

Rtabel atau rt pada taraf signifikansi 1% = 0,442

2) Uji Reliabilitas

Menurut Darmadi (2013, hlm. 118) “reliabilitas adalah tingkatan pada

mana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur”. Dalam

hal ini reliabilitas dapat dikatakan sebagai pengumpul data untuk menyatakan apakah instrumen tes yang dihasilkan apakah sudah baik atau tidak.

Untuk mengetahui reliabilitas, tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik dua ganjil-genap.

r

nn

=

+ � − �

.

.

(Arifin, 2009, hlm. 262) Keterangan: rnn : Uji reliabilitas instrumen

r1.2 : Hasil uji korelasi Product-Moment

n : panjang tes yang selalu sama dengan 2


(20)

Sebelumnya, untuk menghitung besaran r1.2 digunakan rumus korelasi

Product-Moment berikut ini :

r =

∑ xy

√ ∑ x ∑ y

(Arifin, 2009, hlm. 262)

Keterangan: rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor tiap item ganjil

∑y : jumlah skor total item genap

∑x2 : jumlah skor-skor x yang dikuadratkan ∑y2 : jumlah skor-skor y yang dikuadratkan

∑xy : jumlah perkalian x dan y

Besar koefisien reliabilitas diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

Angka Keterangan

0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2009, hlm.257)

3) Uji Daya Pembeda

Menurut Arifin (2009, hlm. 273) uji daya pembeda adalah:

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Dapat dikatakan bahwa daya pembeda digunakan ketika peneliti ingin menganalisis data hasil uji coba yang dilihat dari perbedaan tiap butir soal.


(21)

Peneliti mengkelompokkan siswa dengan mengambil sampel 27% dari siswa yang ada. Yang dibagi menjadi kelompok bawah (kurang pandai) dan kelompok atas (pandai). Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

� = � − �

Dimana � =

dan,

� =

(Arikunto, 2006, hlm 213)

Keterangan: D : daya pembeda

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : proporsi kelompok atas yang menjawab betul PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab betul

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

soal dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang

menjawab soal dengan benar

Adapun klasifikasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Rentan Nilai Kriteria

0,70 - 1,00 Baik sekali

0,40 - 0,69 Baik

0,20 - 0,39 Cukup

0,00 - 0,19 Jelek

-1,00 - 0,00 Jelek sekali


(22)

4) Uji Tingkat Kesukaran

Menurut Arifin (2009, hlm. 266), tingkat kesukaran soal adalah

“pengukuran seberapa besat derajat kesukaran suatu soal”. Dalam hal ini peneliti

melihat seberapa besar kesukaran tiap butir soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal digunakan rumus:

� =

∑ �

(Arifin, 2009, hlm. 272)

Keterangan: P : indeks tingkat kesukaran item

∑ � : jumlah siswa yang menjawab benar per

item soal

N : jumlah seluruh siswa peserta

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.7

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan

0,00 sampai dengan 0,30 Sukar

0,31 sampai dengan 0,70 Sedang

0,70 sampai dengan 1,00 Mudah

(Arifin, 2009, hlm. 272)

5) Hasil Uji Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen penelitian berupa tes objektif pilihan ganda sebnyak 30 soal dengan 5 opsi jawaban.

Uji coba instrumen ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IIS di SMA Negeri 11 Bandung yang berjumlah 33 siswa yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.


(23)

Perhitungan uji coba instrumen penelitian yang dilakukan meliputi perjitungan validitas butir soal, perhitungan reliabilitas, perhitungan daya beda, dan perhitungan indeks kesukaran butir soal. Berikut adalah tabel hasil coba.

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Pretes)

No Validitas butir soal

Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 0,693 (Valid)

0,437

0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)

2 0,521 (Valid) 0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)

3 0,517 (Valid) 0,56 (Baik) 0,27 (Sukar)

4 0,484 (Valid) 0,67 (Baik) 0,36 (Sedang)

5 0,157 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,36 (Sedang)

6 0,302 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,33 (Sedang)

7 0,142 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,48 (Sedang)

8 0,103 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,33 (Sedang)

9 0,015 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,45 (Sedang)

10 0,264 (Tidak valid) 0,00 (Jelek) 0,36 (Sedang)

11 0,484 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,33 (Sedang)

12 0,637 (Valid) 0,78 (Baik sekali) 0,33 (Sedang)

13 0,481 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,33 (Sedang)

14 0,548 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

15 0,457 (Valid) 0,78 (Baik sekali) 0,33 (Sedang)

16 0,579 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

17 0,433 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

18 0,211 (Tidak valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

19 0,582 (Valid) 0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)

20 0,451 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)


(24)

22 0,734 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

23 0,067 (Tidak valid) 0,00 (Jelek) 0,42 (Sedang)

24 0,503 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

25 0,123 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

26 0,613 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

27 0,419 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

28 0,554 (Valid)

0,437

0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

29 0,536 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

30 0,433 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product

moment, berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui soal yang tidak valid

sebanyak 10 butir soal yaitu 5, 6, 7, 8, 9, 10, 18, 21, 23, dan 25. Maka soal-soal yang tidak valid selanjutnya diganti. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument tes pada sampel 33 siswa dimana rnn= 0,437 maka klasifikasi reliabilitasnya dapat

diklasifikasikan sedang.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan pengujian soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas atas dan kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak 1 soal termasuk kategori sukar dan 29 soal sedang.

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif (Posttes)

No Validitas butir soal Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 0,783 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

2 0,604 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

3 0,589 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

4 0,556 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)


(25)

6 0,262 (Tidak valid) 0,849 0,22 (Cukup) 0,48 (Sedang)

7 0,242 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,52 (Sedang)

8 0,727 (Valid) 0,78 (Sangat baik) 0,33 (Sedang)

9 0,168 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,36 (Sedang)

10 0,459 (Valid) 0,33 (Cukup 0,39 (Sedang)

11 0,429 (Valid)

0,849

0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)

12 0,24 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

13 -0,038 (Tidak valid) 0,11 (Jelek) 0,45 (Sedang)

14 0,436 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

15 0,293 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,33 (Sedang)

16 0,169 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,36 (Sedang)

17 0,49 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

18 0,202 (Tidak valid) 0,00 (Jelek) 0,42 (Sedang)

19 0,338 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

20 0,41 (Valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

21 0,541 (Valid) 0,56 (Baik) 0,33 (Sedang)

22 0,339 (Tidak valid) 0,33 (Cukup) 0,45 (Sedang)

23 0,491 (Valid) 0,67 (Baik) 0,36 (Sedang)

24 0,27 (Tidak valid) 0,22 (Cukup) 0,42 (Sedang)

25 0,429 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

26 0,44 (Valid) 0,44 (Baik) 0,36 (Sedang)

27 0,465 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

28 0,302 (Tidak valid) 0,44 (Baik) 0,42 (Sedang)

29 0,428 (Valid) 0,56 (Baik) 0,39 (Sedang)

30 0,351 (Valid) 0,33 (Cukup) 0,39 (Sedang)

Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product


(26)

sebanyak 10 butir soal yaitu 5, 6, 7, 8, 9, 10, 18, 21, 23, dan 25. Maka soal-soal yang tidak valid selanjutnya diganti. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument tes pada sampel 33 siswa dimana rnn= 0,849 maka klasifikasi reliabilitasnya dapat

diklasifikasikan sangat tinggi.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan pengujian soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas atas dan kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak semua soal dikategorikan sedang.

3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Tahap Persiapan

1) Peneliti melakukan studi pendahuluan yang berupa observasi awal mengenai proses pembelajaran di SMA Negeri 14 Bandung dan wawancara dengan guru Sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung.

2) Merumuskan masalah penelitian yang akan peneliti lakukan, dimana peneliti tertarik untuk melihat motivasi belajar Sosiologi. Peneliti pun melakukan penelitian jenis kuasi eksperimen dengan menggunakan model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle) dan mulai mencari studi pendahuluan yang dibutuhkan.

3) Menentukan dan menyusun instrumen tes berupa pretest dan posttest serta lembar observasi. Selain itu juga penelitia mempersiapkan dan memahami perangkat pembelajaran seperti, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, format penilaian, penentuan populasi dan sampel beserta penentuan kelas eksperimen dan kontrol.

4) Judgement instrumen.

5) Uji coba instrumen yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bandung.

6) Analisis uji coba instrumen berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Jika soal tidak valid maka soal pun harus diganti.


(27)

3.5.2. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan tes awal (pretest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.

2) Memberikan perlakuan (treatment) kepada sampel penelitian dengan menggunakan model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning

cycle) dan digunakan juga lembar observasi untuk melihat motivasi belajar

ketika siswa diberi perlakuan.

3) Memberikan tes akhir (posttest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle).

3.5.3. Tahap Penyusunan Laporan

1) Mengolah hasil data penelitian. 2) Menganalisis hasil data penelitian.

3) Membandingkan hasil tes dan motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(28)

Setelah menguraikan secara terperinci mengenai setiap tahapan dari proses penelitian maka, peneliti mengambil sebuah kesimpulan prosedur penelitian secara singkat yang digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 3.3 Alur kegiatan penelitian

Merumuskan masalah

Studi pendahuluan

Menentukan dan Menyusun instrumen

Judgement instrumen

Uji coba instrumen

Analisis uji coba instrumen

Tes awal (pretest) Tes awal (pretest) Tes awal (pretest)

Perlakuan/treatment

Konvensional Perlakuan/treatment

Model siklus (Learning cycle) Perlakuan/treatment

Model tukar (Learning exchange)

Tes akhir (posttest) Tes akhir (posttest) Tes akhir (posttest)

Pengolahan dan analisis data


(29)

3.6. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian bertujuan untuk menjawab hipotesis dan dari hasil penelitian yang diolah tersebut dapat memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti.

3.6.1. Analisis Data Hasil Tes

Analisis data hasil tes berupa penskoran dilihat dari hasil tes berupa pretest dan posttest bentuk soal pilihan ganda dengan menggunakan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau soal tidak dijawab diberi skor nol. Maka rumus yang digunakan adalah:

(dalam laman, Kholifah, 2012)

Keterangan: S : skor yang dicari

R : Right (Jumlah jawaban yang benar)

3.6.2. Analisis Data Hasil Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan untuk melihat jalannya proses pembelajaran, pengamatan dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan. Data mengenai motivasi belajar selama proses pembelajaran berlangsung antara model tukar (learning exchange) dan model siklus (learning cycle) mata pelajaran Sosiologi, dapat dianalisis dengan menggunakan skala rating scale menilai dengan kategori SB-B-CB-KB-STB (sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat tidak baik).

3.6.3. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji perbedaan antara data empirik dengan data harapan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil pengukuran yang berupa skor kemampuan yang diperoleh dari pretest, lembar observasi yang berisi indikator motivasi belajar dan posttest akan berdistribusi pada sebuah data yang normal atau tidak normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji X2


(30)

Square, dengan langkah-langkah pengolahan data yang dijelaskan dalam skripsi

Pujiastuti (2014) , sebagai berikut:

1) Menentukan Rentang Skor

2) Menentukan banyak kelas interval (K)

3) Menentukan panjang kelas interval (P)

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

Interval Fi Xi FiXi (Xi-X) (Xi-X)2 Fi(Xi-X)2

5) Menghitung rata-rata (Mean)

Keterangan: X : rata-rata (mean)

Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas

interval

R = Skor maksimum - Skor minimum

K = 1 + 3,3 log n

P =

X = ∑ �� ��


(31)

6) Menentukan simpangan baku

Keterangan: S : Simpangan baku

X : rata-rata (mean)

Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas

interval

n : jumlah responden

7) Menghitung harga baku (Z)

Keterangan: Z : Harga baku

K : Batas kelas

X : rata-rata (mean)

S : Simpangan baku

8) Menghitung luas interval (Li)

Keterangan: L1 : nilai peluang baris atas L2 : nilai peluang baris bawah

9) Menghitung X2 Chi-Square

Keterangan: X2: chi-square hitung

f0 : frekuensi data yangs esuai dengan tanda kelas fh : frekuensi ekspetasi

S = √�� �� − �̅

�−

Z = �− �̅

Li = L1 - L2

X2 = � − �ℎ


(32)

Hasil perhitungan X2hitung akan dibandingkan dengan X2tabel dengan tingkat

kepercayaan 95%. Untuk derajat kebebasan (dk = k-1) dan untuk mengetahui distribusi apakah normal atau tidak normal maka ketentuannya adalah, apabila X2hitung < X2tabel berarti data berdistribusi normal dan untuk distribusi tidak normal

ketentuannya adalah, X2hitung > X2tabel.

3.6.4. Uji Homogenitas Data

Setelah kita mengetahui hasil uji normalitas, maka langkah selanjutnya adalah mancari nilai homogenitasnya.Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varian populasi, apakah populasi mempunyai varian yang homogen atau heterogen. Uji homogenitas data yang digunakan adalah uji Bartlett. Adapun langkah-langkahnya diungkapkan dalam skripsi Pujiastuti (2014) sebagai berikut: 1) Membuat tabel skor dari 3 kelompok data (kelompok eksperimen1,

eksperimen2 dan kontrol)

2) Menghitung nilai X dengan rumus Uji Bartlett

Sampek Kelompok

dk 1/dk Si2 log Si2 (dk)log Si2

Eksperimen1

Eksperimen2

Kontrol

∑ (ni-1) ∑ (1/ni-1) ∑ (ni-1) (log Si2)

Jumlah

3) Menentukan harga X2hitung diatas X2tabel dengan derjaat kebebasan dkpembilang

(k-1) dan dkpenyebut (k-1) dengan taraf kesalahan 5%. Jika diperoleh X2hitung >


(33)

3.6.5. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah semua data penelitian terkumpul baik uji normalitas ataupun uji homogenitas, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik pengujian dua pihak atau dua arah. Adapun langkah-langkahnya yang dikutip dari skripsi Pujiastuti (2014) sebagai berikut:

1) Rumus yang digunakan

thitung = �̅ − �̅

√ � + �

Keterangan:

X1

: nilai rata-rata kelas eksperimen 1

X2

: nilai rata-rata kelas eksperimen 2 S12 : varian kelas eksperimen 1

S22 : varian kelas eksperimen 1

n1 : jumlah responden kelas eksperimen 1

n2 : jumlah responden kelas eksperimen 1

2) Menentukan derajat kebebasan

dk = n1 + n2 - 2

3) Menentukan nilai tabel

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel, penarikan kesimpulannya sebagai berikut:

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak


(34)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah, hasil penelitian maka peneliti menarik sebuah kesimpulan dimana pada hipotesis pertama dimana kelas eksperimen1 yang menggunakan model pembelajaran tukar (learning exchange)

dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional terdapat perbedaan motivasi belajar dilihat dari hasil belajar siswa. Perbedaan tersebut diperkuat dengan bukti hasil uji hipotesis dengan uji-t. Pada hipotesis kedua dimana kelas eksperimen2 yang menggunakan model pembelajaran siklus (learning cycle)

dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional tidak terdapat perbedaan motivasi belajar dilihat dari hasil belajar siswa. Dan untuk hipotesis terakhir dimana kelas eksperimen1 yang menggunakan model pembelajaran tukar

(learning exchange) dengan kelas eksperimen2 yang menggunakan model

pembelajaran siklus (learning cycle) terdapat perbedaan motivasi belajar dilihat dari hasil belajar siswa.

Untuk penggunaan model pembelajaran tukar (learning exchange) dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi sosiologi pembahasan konflik. Dalam hal ini peneliti melihat kelas eksperimen1

ini memiliki kemauan untuk belajar, penggunaan waktu untuk belajar, ulet menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan pendapat, minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa dan tentunya hasil belajar siswa terlihat sangat baik dengan peningkatan yang sangat baik dibandingkan kelas lainnya. Dalam hal ini terlihat peran model pembelajaran yang tidak hanya sekedar guru yang berperan dalam proses pembelajaran tetapi siswa juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Selain siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran, peneliti melihat bahwa siswa dapat menerapkan konsep sosiologi seperti interaksi sosial karena pada proses pembelajaran tukar (learning exchange) menerapkan konsep interaksi sosial. Kepekaan sosial pun juga sangat berpengaruh terhadap diterapkannya model pembelajaran tukar (learning exchange) dimana siswa mampu untuk mencari dan mengungkapkan


(35)

apa sebenarnya konflik yang juga dihubungkan dengan kejadian nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dialami dalam diri siswa itu sendiri ataupun dari apa yang dilihat oleh siswa sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan fase-fase pembelajaran tukar (learning exchange).

Dari hasil temuan penelitian pun, pada ketiga kelas pada awalnya memiliki motivasi yang rendah dan berakibat pula pada hasil pretest mereka yang rendah. Peningkatan tertinggi terdapat pada kelas eksperimen1 yang mana kelas tersebut

menggunakan model pembelajaran tukar (learning exchange), dimana model ini dapat menumbukan motivasi belajar dan tentunya hasil belajar siswa dapat meningkat seiring dengan motivasi belajar yang mulai tumbuh dalam diri siswa. Penggunaan model pembelajaran tukar (learning exchange) diharapkan dapat menjadi alternatif untuk menerapkan model pembelajaran inovatif yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya penerapan konsep sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam hal ini adalah interaksi sosial dan kepekaan sosial.

5.2. Implikasi

Setelah menarik kesimpulan dari sebuah penelitian tentu mempunyai implikasi untuk penelitian-penelitian yang akan datang serta adanya implikasi dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan Sosiologi. Seperti diketahui bahwa model pembelajaran tukar (learning exchange) dan model pembelajaran siklus (learning cycle) mengembangkan konsep Sosiologi salah satunya adalah konsep interaksi sosial dan kepekaan terhadap fenomena sosial di lingkungan masyarakat kita. Ketika penelitian dilakukan dan uji hipotesis pun dilakukan maka dapat terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan keberhasilan motivasi belajar pada kelas eksperimen 1 dengan menerapkan model pembelajaran tukar (learning

exchange) dan kelas eksperimen 1 dengan menerapkan model pembelajaran siklus

(learning cycle). Hal ini dikarenakan bahwa konsep Sosiologi tadi seperti interaksi sosial dan kepekaan dapat dilaksanakan dengan baik dan kedua kelas tersebut dapat menunjukkan hasil yang baik.


(36)

Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa kontribusi model pembelajaran terhadap motivasi belajar Sosiologi sudah baik, karena selama ini masalah yang dihadapi oleh guru Sosiologi adalah kurang mampunya mengembangkan konsep Sosiologi dalam kehidupa sehari-hari. Selain itu kurangnya perhatian terhadap pengembangan model pembelajaran pun menjadi hal yang membuat motivasi belajar siswa dinilai rendah. Diperlukan adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang akan berdampak pula pada hasil belajar siswa yang memuaskan, dengan cara mengadakan perbaikan seluruh aspek dari mulai penerapan konsep Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari hingga pengemabangan model pembelajaran. Dengan mengadakan perbaikan diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar yang memuaskan.

Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan diantaranya sebagai berikut:

1) Pengembangan model pembelajaran yang ternyata amat penting sebagai sebuah inovasi dalam proses pembelajaran yang tidak hanya sekedar teacher

centered. Sehubungan dengan hal itu perlu dikembangkan lebih lanjut

mengenai pengembangan model pembelajaran tersebut.

2) Menerapkan konsep Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dan kepekaan sosial. Perlu kiranya dilakukan implementasi konsep Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari seperti interaksi sosial tidak hanya sekedar teori semata.

5.3. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan rekomendasi guna menumbuhkan motivasi belajar siswa agar siswa dapat mendapatkan hasil yang maksimal, maka dapat dilakukan dengan hal tersebut:

1) Saran bagi Guru

a) Sebaiknya guru dapat menerapkan konsep Sosiologi tidak hanya saat proses pembelajaran berlangsung tetapi dalam kehidupan sehari-hari baik berupa interaksi sosial maupun kepekaan sosial.


(37)

b) Perlu adanya inovasi pembelajaran guna menumbuhkan motivasi belajar siswa, maka dari itu guru perlu mengembangkan pengetahuannya mengenai model pembelajaran inovatif.

2) Saran bagi Siswa

a) Selain guru, siswa pun harus mampu menerapkan konsep Sosiologi tidak hanya saat proses pembelajaran berlangsung tetapi dalam kehidupan sehari-hari baik berupa interaksi sosial maupun kepekaan sosial. Dalam hal ini perlu adanya kerja sama baik dari pihak guru ataupun siswa. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

3) Saran bagi Sekolah

a) Dapat memfasilitasi ketika pengembangan model pembelajaran inovatif guna menumbuhkan motivasi belajar siswa.

4) Saran bagi Peneliti Selanjutnya

a) Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan berupa penelitian berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran terhadap kepekaan sosial siswa.

b) Diharapkan peneliti selanjutnya dapat membantu mengembangkan ilmu dan pengetahuan dan mencari lebih banyak referensi yang tersedia baik di buku atau jurnal yang relevan agar hasil penelitian dapat maksimal.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1996). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmadi, Hamid. (2013). Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan

Sosial. Bandung: Alfabeta.

Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hidayat. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyana, Enceng. (2008). Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam Perspektif Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Bandung: Alfabeta.

Rianto, Yatim. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC Surabaya.

Riduwan, dan Sunarto, H. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik.

Jakarta: PT Indeks.

Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudjana, Nana., dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.


(39)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah. (2014). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Zaini, Hisyam., dkk. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Jurnal

Elmirawati., Daharnis., dan Syahniar. (2013). Hubungan antara aspirasi siswa dan dukungan orang tua dengan motivasi belajar serta implikasinya terhadap bimbingan konseling. Konselor: Jurnal Ilmiah Konseling. 2 (1), hlm. 107-113.

Katiah. (2008). Tukar Belajar Pada Kawasan Sentra Industri Pakaian Jadi Merupakan Alternatif Model Kuliah Kerja Usaha (KKU) Bagi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal ABMAS UPI. 8 (8), hlm. 1-4. Kiswoyowati, Amin. (2011). Pengaruh. motivasi belajar dan kegiatan belajar

siswa terhadap kecakapan hidup siswa. Jurnal Khusus, hlm 121-126. Kulsum, U., Hindarto, N., (2011). Penerapan model Learning Cycle pada sub

pokok bahasan kalor untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, hlm 128-133.

Kurniawan, Hana., dan Istiningrum, Andian Ari. (2012). Penerpaan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share untuk meningkatkan motivasi belajar akuntansi kompetensi dasar menghitung mutasi dana kas kecil siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 9 (1), hlm 114-134. Ngatini. (2012). Peningkatan keaktifan dan hasil belajar matematika tentang

fungsi melalui model pembelajaran Numbered Heads Together bagi siswa SMP. Jurnal Manajemen Pendidikan,7 (2), hlm. 151-159.

Purniati, Tia., Yulianti, Kartika., dan Sispiyati, Ririn. (2009). Penerapan model siklus belajar (Learning Cycle) untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada kapita selekta matematika. Jurnal Pendidikan, 9 (1), hlm. 1-5.


(40)

Internet

Faiq, Muhammad. (2012). Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle). [Online].Tersedia:http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/05/mo del- pembelajaran-siklus-belajar.html. Diakses 17 September 2014. Hakim. (2011). Model Pembelajaran LC (Learning Cycle). [Online].

Tersedia: http://learningmodels.blogspot.com/2011/04/2.html. Diakses 17 September 2014.

Hendry. (2010). Populasi dan Sampel. [Online]. Tersedia:

https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/comment-page-4/. Diakses 1 Januari 2015.

Karoto, Singgih. (t.t). Inovasi Pembelajaran dengan Learning Exchange. [Online]. Tersedia: http://singgih-karoto.weebly.com/inovasi.html.

Diakses 26 Maret 2014.

Kholifah. (2012). Sistem Pemberian Skor. [Online]. Tersedia:

http://kholifahnurunjfe.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-skor_29.html. Diakses. 4 Maret 2015.

Maulina, Deasy. (2012). Model Pembelajaran Bertukar Pasangan. [Online]. Tersedia: http://belajar-sabar-ikhlas.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-bertukar-pasangan.html. Diakses 18 November 2014.

Puspita, Jessica Garci. (2013). Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://jessicaabdurrahman.blogspot.com/2013/02/model-pembelajaran.html. Diakses 27 Desember 2014.

Ramadhini, Safitri. (2011). Teori Motivasi David C. McClelland (UTS). [Online]. Tersedia: http://safitri-r-- fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-46897- PSIKOLOGI%20UMUM%20II

TEORI%20MOTIVASI%20DAVID.C.MCCLELLAND%20%28 UTS%29.html. Diakses 17 September 2014.

Rusdiani, Emi. (2014). Contoh Cara Menganalisis Daya Pembeda Soal. [Online]. Tersedia: http://7893mimie.blogspot.com/2014/01/contoh-cara-menganalisis-daya-pembeda.html. Diakses 4 Maret 2015.

Sakina, Elsa. (2010). Teori Motivasi David C. McClelland. [Online]. Tersedia: http://www.justelsa.com/2010/05/teori-motivasi- david-c- mcclelland.html. Diakses 17 September 2014.


(41)

Sari, Dian Purnama. (2012). Sikap Motivasi dan Mawas Diri. [Online]. Tersedia:

http://purnamasaridian22.blog.com/2012/10/06/sikap-motivasi-dan-mawas-diri/. Diakses 4 Maret 2015.

Suardika. (2010). Desain Pembelajaran dengan Pendekatan Siklus Belajar

(Learning Cycle). [Online]. Tersedia:

https://aritmaxx.wordpress.com/2010/04/12/disain-pembelajaran-dengan-pendekatan-siklus-belajar-learning-cycle/. Diakses 25 November 2014. Sundari, Nanik. (2013). Jenis-jenis Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia:

http://naniksundari.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-motivasi-belajar.html. Diakses 4 Maret 2015.

Utomo, Pristiadi. (2009). Piaget dan Teorinya. [Online]. Tersedia: http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/. Diakses 17 September 2014.

Bahan Kuliah

Suabuana, Cik. (2014). Model Pembelajaran. Bahan Ajar Mata Kuliah Microteaching. Bandung: Tidak diterbitkan.

Skripsi

Fitri, Anik Khusniatul. (2013). Efektivitas Penerapan Metode Mindmap Dilihat

dari Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi siswa MAN Purworejo.

(Skripsi). Fakultas Sains dan Teknologi, Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Perdani, Ajeng. (2013). Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode

Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar: Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X di SMAN 1 Sumber Kabupaten Cirebon. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Pujiastuti, Sri. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dan Group Investigation dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung.

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(42)

Rachman, Aditya. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMKN 2 Pengasih. (Skripsi). Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro,


(1)

b) Perlu adanya inovasi pembelajaran guna menumbuhkan motivasi belajar siswa, maka dari itu guru perlu mengembangkan pengetahuannya mengenai model pembelajaran inovatif.

2) Saran bagi Siswa

a) Selain guru, siswa pun harus mampu menerapkan konsep Sosiologi tidak hanya saat proses pembelajaran berlangsung tetapi dalam kehidupan sehari-hari baik berupa interaksi sosial maupun kepekaan sosial. Dalam hal ini perlu adanya kerja sama baik dari pihak guru ataupun siswa. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

3) Saran bagi Sekolah

a) Dapat memfasilitasi ketika pengembangan model pembelajaran inovatif guna menumbuhkan motivasi belajar siswa.

4) Saran bagi Peneliti Selanjutnya

a) Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan berupa penelitian berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran terhadap kepekaan sosial siswa.

b) Diharapkan peneliti selanjutnya dapat membantu mengembangkan ilmu dan pengetahuan dan mencari lebih banyak referensi yang tersedia baik di buku atau jurnal yang relevan agar hasil penelitian dapat maksimal.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1996). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmadi, Hamid. (2013). Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hidayat. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyana, Enceng. (2008). Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam

Perspektif Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Bandung: Alfabeta.

Rianto, Yatim. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC Surabaya.

Riduwan, dan Sunarto, H. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(3)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah. (2014). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Zaini, Hisyam., dkk. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Jurnal

Elmirawati., Daharnis., dan Syahniar. (2013). Hubungan antara aspirasi siswa dan dukungan orang tua dengan motivasi belajar serta implikasinya terhadap bimbingan konseling. Konselor: Jurnal Ilmiah Konseling. 2 (1), hlm. 107-113.

Katiah. (2008). Tukar Belajar Pada Kawasan Sentra Industri Pakaian Jadi Merupakan Alternatif Model Kuliah Kerja Usaha (KKU) Bagi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal ABMAS UPI. 8 (8), hlm. 1-4.

Kiswoyowati, Amin. (2011). Pengaruh. motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa. Jurnal Khusus, hlm 121-126.

Kulsum, U., Hindarto, N., (2011). Penerapan model Learning Cycle pada sub pokok bahasan kalor untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, hlm 128-133.

Kurniawan, Hana., dan Istiningrum, Andian Ari. (2012). Penerpaan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share untuk meningkatkan motivasi belajar akuntansi kompetensi dasar menghitung mutasi dana kas kecil siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 9 (1), hlm 114-134.

Ngatini. (2012). Peningkatan keaktifan dan hasil belajar matematika tentang fungsi melalui model pembelajaran Numbered Heads Together bagi siswa SMP. Jurnal Manajemen Pendidikan,7 (2), hlm. 151-159.

Purniati, Tia., Yulianti, Kartika., dan Sispiyati, Ririn. (2009). Penerapan model siklus belajar (Learning Cycle) untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada kapita selekta matematika. Jurnal Pendidikan, 9 (1), hlm. 1-5.


(4)

Internet

Faiq, Muhammad. (2012). Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle). [Online].Tersedia:http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/05/mo del- pembelajaran-siklus-belajar.html. Diakses 17 September 2014.

Hakim. (2011). Model Pembelajaran LC (Learning Cycle). [Online]. Tersedia: http://learningmodels.blogspot.com/2011/04/2.html. Diakses 17 September 2014.

Hendry. (2010). Populasi dan Sampel. [Online]. Tersedia:

https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/comment-page-4/. Diakses 1 Januari 2015.

Karoto, Singgih. (t.t). Inovasi Pembelajaran dengan Learning Exchange. [Online]. Tersedia: http://singgih-karoto.weebly.com/inovasi.html.

Diakses 26 Maret 2014.

Kholifah. (2012). Sistem Pemberian Skor. [Online]. Tersedia:

http://kholifahnurunjfe.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-skor_29.html. Diakses. 4 Maret 2015.

Maulina, Deasy. (2012). Model Pembelajaran Bertukar Pasangan. [Online]. Tersedia: http://belajar-sabar-ikhlas.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-bertukar-pasangan.html. Diakses 18 November 2014.

Puspita, Jessica Garci. (2013). Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://jessicaabdurrahman.blogspot.com/2013/02/model-pembelajaran.html. Diakses 27 Desember 2014.

Ramadhini, Safitri. (2011). Teori Motivasi David C. McClelland (UTS). [Online]. Tersedia: http://safitri-r-- fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-46897- PSIKOLOGI%20UMUM%20II

TEORI%20MOTIVASI%20DAVID.C.MCCLELLAND%20%28 UTS%29.html. Diakses 17 September 2014.

Rusdiani, Emi. (2014). Contoh Cara Menganalisis Daya Pembeda Soal. [Online]. Tersedia: http://7893mimie.blogspot.com/2014/01/contoh-cara-menganalisis-daya-pembeda.html. Diakses 4 Maret 2015.


(5)

Sari, Dian Purnama. (2012). Sikap Motivasi dan Mawas Diri. [Online]. Tersedia:

http://purnamasaridian22.blog.com/2012/10/06/sikap-motivasi-dan-mawas-diri/. Diakses 4 Maret 2015.

Suardika. (2010). Desain Pembelajaran dengan Pendekatan Siklus Belajar

(Learning Cycle). [Online]. Tersedia:

https://aritmaxx.wordpress.com/2010/04/12/disain-pembelajaran-dengan-pendekatan-siklus-belajar-learning-cycle/. Diakses 25 November 2014.

Sundari, Nanik. (2013). Jenis-jenis Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia:

http://naniksundari.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-motivasi-belajar.html. Diakses 4 Maret 2015.

Utomo, Pristiadi. (2009). Piaget dan Teorinya. [Online]. Tersedia: http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/. Diakses 17 September 2014.

Bahan Kuliah

Suabuana, Cik. (2014). Model Pembelajaran. Bahan Ajar Mata Kuliah Microteaching. Bandung: Tidak diterbitkan.

Skripsi

Fitri, Anik Khusniatul. (2013). Efektivitas Penerapan Metode Mindmap Dilihat dari Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi siswa MAN Purworejo. (Skripsi). Fakultas Sains dan Teknologi, Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Perdani, Ajeng. (2013). Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar: Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X di SMAN 1 Sumber Kabupaten Cirebon. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Pujiastuti, Sri. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(6)

Rachman, Aditya. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 7E sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMKN 2 Pengasih. (Skripsi). Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas 8 Di SMP Negeri 37 Jakarta

4 16 196

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi (penelitian kuasi eksperimen pada Kelas XI MAN 11 Jakarta)

0 4 269

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 BINJAI TAHUN AJARAN 20013/2014.

0 2 24

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA: studi kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi kelas XI iis Sma negeri 6 bandung.

0 1 37

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Eksperimen di Kelas XI SMA PGII 1 Bandung.

3 3 48

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA: Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.

0 2 43

PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BOYOLALI.

0 1 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 0 1

Pengaruh Pembelajaran Dengan Model Koope

0 0 2

IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

0 1 78