PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME BANGUN RUANG : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Band

(1)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME BANGUN RUANG

(PenelitianTindakanKelaspada SiswaKelas V SDN 3

CijawaKecamatanCipeundeuyKabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 )

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh: Dede Heryani

0904561

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang


(3)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Saya yang menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME BANGUN RUANG (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014). Ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada di dalamnya yang

merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menaggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan


(4)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING

LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME BANGUN RUANG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 )

Dede Heryani 0904561

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 3 Cijawa yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Rendahnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor guru. Pada umumnya guru yang mengajar matematika selama ini mengawali pembelajaran dengan pemberian definisi dan contoh, siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru kemudian siswa mengerjakan soal seperti yang dicontohkan guru sehingga belajar matematika kurang bermakna, akibatnya pemahaman siswa menjadi sangat lemah yang otomatis mengakibatkan pemahaman konsep siswa menjadi kurang. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan pemahaman konsep siswa di kelas V melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan melalui serangkaian tindakan dalam dua siklus. Data hasil tes diolah dengan menggunakan persentase pemahaman konsep secara klasikal, data observasi dirangkum dan diinterpretasikan agar kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran yang seharusnya dapat terlihat, dan data angket dianalisa dengan cara menghitung persentase dari setiap jawaban siswa. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan CTL pada pokok bahasan menentukan dan menghitung volume kubus dan balok mengalami peningkatan yang cukup baik. Pemahaman konsep siswa meningkat dengan ditandai semakin meningkatnya nilai rata-rata yang diperoleh dalam menyelesaikan soal-soal tes akhir siklus.


(5)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK……… ………. i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……….... iv

DAFTAR TABEL ………. ………. vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1

B. Rumusan Masalah ………...……… 4

C. Tujuan Penelitian ……….……… 5

D. Manfaat Penelitian ………...……… 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ……….……… 6

BAB II MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching Learning) A. Kreativitas ………... 8

B. Pembelajaran Matematika di SD……….. 15

C. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL……… 20

D. Penelitian yang Relevan ………..……… 28

E. Hipotesis Tindakan ………..……… 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian ………..……… 29

B. Desain Penelitian ……….……… 29

C. Metode Penelitian ……… 32

D. Definisi Operasional ……… 37

E. Instrumen Penelitian ……… 38

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 40


(6)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………... 45 B. Pembahasan ………. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 70 B. Saran ...………... 71

DAFTAR PUSTAKA ……….. 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENELITI


(7)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dikatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Agar siswa dapat mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditentukan, maka diperlukan wahana yang dapat digambarkan sebagai kendaraan. Dengan demikian pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Matematika adalah salah satu bidang kajian yang sangat penting untuk dipelajari, sehingga diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Dikatakan penting karena matematika sebagai induknya ilmu yaitu sebagai sumber dari ilmu yang lain (Suherman dan Winata, 1992: 127-130). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006: 119) matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.

BNSP (2006: 120) menjelaskan bahwa tujuan mata pelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.


(8)

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan paradigma baru pendidikan lebih menekankan kepada peserta didik sebagai manusia aktif dan kreatif yang memiliki potensi untuk selalu belajar dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Guru tidak lagi berperan sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam sebuah pembelajaran melainkan sebagai fasilitator dan motivator yang membimbing siswa untuk lebih aktif dalam belajar sehingga siswa lebih memahami konsep dari materi pembelajaran matematika yang disampaikan guru. Dengan adanya paradigma tersebut diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengisyaratkan agar tiap pembelajaran matematika di sekolah di mulai dengan memberikan soal-soal kontekstual dengan solusi atau strategi penyelesaian tidak tunggal, akan tetapi selama ini pembelajaran matematika di kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat dimulai dengan kegiatan guru menjelaskan dan memberi contoh, siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru, kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan kebanyakan siswa mengerjakan tugas atau latihan soal yang tidak jauh berbeda dengan cara yang sudah diajarkan oleh guru. Hal tersebut


(9)

mengakibatkan siswa kurang memahami konsep materi yang dismapaikan terutama dalam pembelajaran matematika.

Pembelajaran tersebut diatas juga seringkali membuat siswa bosan, sebagian siswa terlihat tidak memperhatikan saat guru menjelaskan, respon mereka kurang dan tidak semangat mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling sukar dan kurang disenangi oleh sebagian siswa. Salah satu penyebabnya adalah cara pengajaran materi matematika di kelas yang kurang menarik perhatian siswa. Pembelajaran matematika memerlukan metode-metode yang bisa lebih menarik minat dan kreativitas siswa dalam pemecahan soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, potensi pemahaman konsep pada pembelajaran matematika terutama pada menentukan dan mencari volume bangun ruang pada diri siswa perlu dikembangkan, karena pemahaman konsep dapat memberikan kemungkinan penemuan-penemuan baru dalam menyelesaikan masalah. Pemahaman konsep siswa dapat berkembang jika didukung oleh suasana belajar yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasikan daya pikirnya secara kreatif. Pemahaman konsep pada siswa SD harus mempunyai kualitas yang logis dan benar.

Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. CTL memandang bahwa belajar bukanlah kegiatan menghafal, mengingat fakta-fakta, mendemonstrasikan latihan secara berulang-ulang, Akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Seorang filsuf terkenal,

Alfred North Whitehead (Santika, 2008:15) mengatakan bahwa “Anak harus

menjadikannya (ide-ide) milik mereka, dan harus mengerti penerapannya dalam

situasi kehidupan yang nyata mereka pada saat yang sama”. Dengan demikian penulis tertarik untuk menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching and


(10)

Learning) khususnya pada mata pelajaran matematika dalam materi menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mengambil judul penelitian

“Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Volume Bangun Ruang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi bangun ruang melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?

3. Bagaimana pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang setelah mendapat perlakuan pembelajaran melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu kepada permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)? 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi bangun ruang melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?


(11)

3. Mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang setelah mendapat perlakuan pembelajaran melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?

D. Manfaat Penelitian

Jika hasil penelitian ini menunjukkan keberhasilan yang signifikan, maka diharapkan akan memberikan manfaat bagi:

1. Peserta didik

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. b. Meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pelajaran matematika

secara maksimal.

c. Meningkatkan motivasi peserta didik pada pembelajaran matematika d. Menggunakan pemikiran kritis dalam memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari. 2. Guru

a. Memberikan masukan kepada guru dalam memilih pendekatan pembelajaran matematika di kelas.

b. Membangkitkan motivasi guru dalam mengajar di kelas.

c. Memberikan kemudahan pada guru dalam menerapkan konsep matematika.

d. Mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

3. Peneliti

a. Memberikan pengalaman dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dan kritis dalam pemecahan masalah sehari-hari.


(12)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut adalah pemaparan setiap bagian yanga ada dalam skripsi ini.

1. BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik untuk membandingkan, mengkontraskan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.

Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antara variabel penelitian. Artinya, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh teori yang dirujuk, barulah hipotesis dapat dirumuskan.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti. Hipotesis dijabarkan dari landasan teori dan atau tinjauan pustaka.

3. BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lokasi dan subjek sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya dan analisis data.

4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yaitu pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian sesuai dengan desain penelitian. Pembahasan atau analisis temuan membahas


(13)

temuan penelitian dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam Bab Kajian Pustaka .

5. BAB V: Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan saran atau rekomendasi ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian, kepada peneliti selanjutnya, kepada pemecahan masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.


(14)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 19 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Cijawa Kp. Sukawening RT 01 RW 06 Desa Ciharashas Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.

B. Desain Penelitian

Desain untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Siklus 1

Siklus 2

Identifikasi Masalah

Merumuskan Masalah

Pelaksanaan & Observasi Perencanaan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan & Observasi


(15)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Identifikasi Masalah

Melaksanakan wawancara dengan siswa kelas V yang berhubungan dengan pembelajaran matematika selama ini, ada beberapa permasalahan yang ditemui di antaranya : dalam proses belajar mengajar tidak nampak aktivitas siswa, siswa kurang dituntut untuk mengembangkan kemampuan kreativitasnya. Dari beberapa temuan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan masalah tersebut dapat dilihat pada bab I.

2. Kegiatan Pra Tindakan

a. Menentukan fokus atau masalah penelitian tentang pentingnya pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning).

b. Melakukan kajian teori pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL(Contextual Teaching Learning).

c. Mengungkapkan kemampuan kreatif siswa melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning).

3. Penyusunan Rencana Tindakan I

a. Menetapkan topik pembelajaran.Yang menjadi topik pembelajarannya yaitu menentukan rumus, menghitung volume kubus dan balok dan menentukan panjang sisi-sisi kubus dan balok jika diketahui volumenya.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan I dengan pendekatan CTL.

c. Menyusun Instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk merekam semua data-data yang dibutuhkan.

d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

e. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.


(16)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pelaksanaan

Siklus 1

Perencanaan

 Menyusun instrumen pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Pendekatan CTL.

 Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi, lembar wawancara, angket, dan lembar evaluasi.  Konsultasi instrumen kepada

dosen pembimbing

 Merevisi instrumen jika diperlukan.

Tindakan & Observasi

 Melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran.

 Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan  Menilai hasil tindakan sesuai

format yang telah disiapkan

Refleksi

 Menganalisis data-data yang sudah diperoleh

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil analisis untuk digunakan pada siklus berikutnya

Siklus II

Perencanaan

 Menyusun instrumen pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


(17)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Pendekatan CTL.

 Pengembangan program tindakan kedua

Tindakan & Observasi

 Melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran.

 Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan  Menilai hasil tindakan sesuai

format yang telah disiapkan Refleksi  Evaluasi tindakan kedua

Jika sampai siklus II peneliti merasa harus melakukan siklus selanjutnya maka pelaksanaan tindakan bisa dilanjutkan ke siklus ke III dan seterusnya.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris ditulis Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas sebagai penelitian tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Dalam hal ini tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan. Peningkatan kualitas pembelajaran mencakup penyadaran akan nilai-nilai yang akhirnya dapat dilembagakan misalnya peningkatan aktifitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.

Suharsimi (Mulyasa, 2006: 10-11) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni: Penelitian+Tindakan+Kelas dengan paparan sebagai berikut :

1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.


(18)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas, sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut, yaitu penelitian, tindakan dan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk mempebaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Raport dan Hopkins (Kunandar, 2008: 46) mendefinisikan PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama, orientasi PTK adalah “perbaikan” praktek pengajaran di dalam kelas yang dilaksanakan secara sistematis

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri yang dilaksanakan secara sistematis yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar kualitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan, khususnya dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan CTL pada kelas V.

Menurut Kunandar (2008: 58-64) karakteristik PTK, adalah sebagai berikut: a. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riil yang

diteliti oleh guru).

b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah). c. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu).

d. Ciclic (siklus) konsep tindakan diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang.


(19)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Action oriented, PTK didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki pembelajaran.

f. Pengkajian terhadap dampak tindakan, dampak tindakan yang harus dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan.

g. Specifics contekstual, aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas.

h. PTK dilakukan secara kolaborasi dan bermitra dengan pihak lain. i. Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi.

j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah-langkah dengan beberapa siklus. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2009: 6) adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin, penelitian harus dilakukan tanpa mengubah situasi rutin atau tidak mengubah jadwal yang sudah ada agar tidak menimbulkan kerepotan bagi sekolah.

2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja, guru melakukan penelitian karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan sehingga ingin melakukan perbaikan.

3. SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, Threat) sebagai dasar berpijak, artinya penelitian harus dimulai dengan melakukan analisis kekuatan dan kelemahan yang ada pada peneliti dan subjek tindakan, serta kesempatan dan ancaman yang ada di luar guru atau peneliti.

4. Upaya empiris dan sistematik, prinsip ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga, jika sudah melakukan penelitian tindakan berarti sudah mengikuti prinsip ke empat ini.

5. Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan (Specific, Managable, Acceptable and Achievable, Realistic, Time-bound)

Sedangkan menurut Kunandar (2008: 67) prinsip dalam pelaksanaan PTK, yaitu sebagai berikut:

1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan metode PTK yang diterapkan tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar.


(20)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tidak boleh menyita waktu.

3. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya. 4. Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru.

5. Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan dan lain-lain)

6. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar.

7. PTK menjadi media guru berfikir kritis dan sistematis.

8. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah.

9. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, konkrit, jelas dan tajam, serta pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.

McNiff (Arikunto, 2009: 106) menegaskan bahwa tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan terkait dengan proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah tindakan-tindakan anternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh pendidik atau tidak.

Pembelajaran di kelas yang berkesinambungan, memecahkan masalah konkrit di dalam kelas yang dialami secara langsung, dapat meningkatkan profesionalisme guru yang akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui penerapan penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat memperbaiki dengan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang dianggap lebih baik dan lebih tepat. Penelitian tindakan kelas ini adalah upaya guru atas kekurangpuasan terhadap aktivitas siswa di kelas yang kurang berkembang,


(21)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurangnya respon siswa terhadap pembelajaran, dan lemahnya pemahaman serta hasil belajar siswa yang kurang memuaskan khususnya dalam materi pembelajaran operasi hitung perkalian dan pembagian.

Menurut Arikunto (2006: 20), “Penelitian Tindakan Kelas tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal sehingga membentuk suatu siklus”.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu model penelitian yang menggunakan sistem spiral refleksi yang terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana (planning), kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing) dari tindakan yang telah dilakukan, dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting). Setiap tahapan tersebut berfungsi saling menguraikan karena pada masing-masing tahapan meliputi proses penyempurnaan yang harus dilaksanakan secara terus menerus sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan dua siklus yang mencakup satu pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika kelas V sekolah dasar.

PTK merupakan suatu rangkaian lengkap (a spiral of stefs) yang terdiri dari empat komponen yaitu:

1. Perencanaan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan.

3. Observasi (observing) yaitu mengamati atas hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan terhadap peserta didik.

4. Refleksi (reflecting) yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari tindakan.


(22)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian

1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Langkah-langkah atau tahapan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL melalui empat tahapan, yaitu: (a) Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang dibahas. (b) Tahap Eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki, dan menemukan konsep, melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterprestasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan berdiskusi tentang masalah yang ia bahas. (c) Tahap penjelasan dan solusi, pada saat ini siswa memberikan penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, dan membuat rangkuman serta ringkasan hasil pekerjaannya. (d) Tahap Pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu maupun secara berkelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

2. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar siswa yang dirancang oleh guru melalui usaha yang terencana dalam RPP melalui prosedur dan metode tertentu agar terjadi perubahan perilaku dalam diri siswa secara komprehensif.

3. Matematika adalah merupakan pola pikir dalam ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.


(23)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pemahaman konsep merupakan salah satu keckaapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

E. Instrumen Penelitian

Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran setiap siklus.

b. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa menyelesaikan masalah pada pembelajaran dengan cara diskusi bersama teman di kelompok.

2. Instrumen Pengumpul Data

a. Instrumen Tes

Tes digunakan setiap akhir silus untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL).

Untuk menganalisis nilai rata-rata yang diperoleh siswa, dan melihat aspek-aspek pemahaman konsep yang paling menonjol pada setiap tes siklus dengan cara melihat persentase tiap skor total yang diperoleh siswa dan dihitung menggunakan rumus:

Persentase pemahaman konsep = Jumlah siswa yang menjawab benar x 100% Jumlah Siswa Keseluruhan


(24)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Instrumen Non Tes

1) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). Lembar observasi juga berfungsi sebagai bahan refleksi apakah proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun atau tidak. Lembar observasi diisi oleh observer pada setiap proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus. Hasil observasi akan bermanfaat sebagai masukan untuk perbaikan tindakan selanjutnya.

2) Angket

Angket adalah sekumpulan pernyataan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisi. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa dan mendapatkan data tentang respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning). Pengisian angket dilakukan setelah berakhirnya seluruh pembelajaran. Penilaian siswa terhadap suatu pernyataan dalam angket terbagi ke dalam empat kategori, mulai dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setelah itu dilakukan interpretasi dari setiap pernyataan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dalam mengolah data digunakan rumus perhitungan presentase sebagai berikut: P = (f/n) x 100%

Keterangan :

P = Presentase jawaban F = frekuensi jawaban N = Banyak respon


(25)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Wawancara

Dalam wawancara ini lebih difokuskan kepada siswa. Dalam wawancara ini diambil beberapa siswa yang menjadi sampelnya untuk mewakili siswa yang lainnya. Wawancara dengan siswa dilakukan untuk mengatahui respon siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara tersebut dilakukan pada akhir seluruh kegiatan pembelajaran diluar jam pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sumber data, jenis data, dan instrumen penelitian. Adapun teknik pengumpulan data pada peneltian ini disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Teknik Pengumpulan Data

No Sumber Data Jenis Data Instrumen 1 Guru/Observer Aktivitas guru selama KBM

dengan metode CTL

Lembar Observer Guru

2 Siswa Aktivitas siswa selama KBM dengan metode CTL

Lembar Observer Siswa

3 Guru/Observer Interaksi guru dengan siswa Lembar Observer 4 Siswa Sikap Kreatif Angket

6 Siswa Kemampuan kreativitas Instrumen LAS dan instrumen tes

7 Guru dan siswa

Materi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan

Pedoman wawancara

G. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif.


(26)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil tes kreativitas siswa dalam memberikan beberapa jawaban atas satu masalah, memberikan beberapa cara atas satu masalah dan memberikan beberapa cara dan jawaban atas satu masalah.

a. Penyekoran hasil tes

Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang berbeda. Oleh karena itu dibuat skoring rubrik sebagai pedoman penyekoran hasil tes sebagai berikut.

Tabel 3.2

Skoring Rubrik Soal Evaluasi Siklus I

No. Skor Keterangan

1

10 Memberikan 1 jawaban dengan benar 20 Memberikan 2 jawaban dengan benar 30 Memberikan 3 jawaban dengan benar

2

10 Memberikan 1 jawaban dengan benar 20 Memberikan 2 jawaban dengan benar 30 Memberikan 3 jawaban dengan benar 40 Memberikan 4 jawaban dengan benar 50 Memberikan 5 jawaban dengan benar 3

10 Memberikan 1 jawaban dengan benar 20 Memberikan 2 jawaban dengan benar


(27)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Skoring Rubrik Soal Evaluasi Siklus II

No. Skor Keterangan

1

10 Memberikan 1 jawaban dengan benar 20 Memberikan 2 jawaban dengan benar 30 Memberikan 3 jawaban dengan benar

2

10 Memberikan 1 jawaban dengan benar 20 Memberikan 2 jawaban dengan benar 30 Memberikan 3 jawaban dengan benar 40 Memberikan 4 jawaban dengan benar

3

10 Memberikan 1 jawaban dengan benar 20 Memberikan 2 jawaban dengan benar 30 Memberikan 3 jawaban dengan benar

b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus: X = ∑N

n Keterangan:

∑N = total nilai seluruh siswa n = jumlah siswa

X = nilai rata-rata kelas 2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi, angket, dan wawancara dengan triangulasi. Menurut Denzin (dalam Solihin, 2003) prinsip triangulasi adalah sebagai berikut :

1) Data penelitian berasal dari sumber

2) Melakukan studi kasus dari fakta berdasarkan masing-masing sumber data 3) Melihat hubungan dari fakta satu dengan yang lainnya.


(28)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis data dengan menggunakan prinsip triangulasi adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data

Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan pemilihan data yang komprehensif yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian.

2. Mengaksifikasikan Data

Adalah mengelompokkan data yang telah diseleksi dengan cara mengklasifikasikan data berdasarkan presentase yang dijadikan pegangan. 3. Mentabulasi Data

Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, juga untuk mempermudah dalam membaca data.

4. Menafsirkan Data

Dalam mengolah data digunakan rumus perhitungan presentase sebagai berikut:

P = (f/n) x 100% dengan

P = Presentase Jawaban F = frekuensi Jawaban N = Banyak Respon


(29)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang


(30)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui penerapan pendekatan CTL dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam beraktivitas selama proses pembelajaran, sehingga pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran matematika pada materi volume bangun ruang dapat direncanakan dulu dengan matang. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan siswa dalam diskusi, siswa lebih aktif mencari lebih dari satu jawaban, lebih dari satu cara dan lebih dari satu cara dan jawaban yang berbeda-beda untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang diberikan, bekerja sama dan saling mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok, serta mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan respon siswa dan pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran, yang ditunjukkan dengan lebih bersemangatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa terlihat senang dan ceria, kritis dan kreatif dalam mengemukakan pemikirannya, serta konsentrasi penuh selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Pemahaman konsep siswa setelah mendapat perlakuan pembelajaran melalui penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran matematika di kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, dapat meningkat yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap tes di akhir pembelajaran.


(31)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam pelaksanaan penelitian tentang pendekatan CTL untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran matematika guru harus merencanakan dengan baik dan mempertimbangkan waktu dengan tepat, karena pembelajaran dengan penerepan pendekatan CTL sangat menekankan pada keterlibatan siswa sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Dalam pembelajaran matematika guru harus dapat memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga siswa dalam pelaksanaan belajar merasa senang, lebih mudah memahami konsep materi yang disampaikan.

3. Dalam pembelajaran matematika guru harus memilih pendekatan yang dapat mengaitkan konsep belajar dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

4. Dalam pembelajaran matematika guru harus menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar matematika, lebih mudah memahami konsep belajar dan dapat menemukan sendiri jawaban-jawaban, dan cara-cara untuk menyelesaikan masalah matematika.


(32)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

BSNP. (2006). Kurikulum-2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan kontekstual; Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.

Duffin, J.M. & Simpson, A.P. 2000. A Search for understanding. Journal of Mathematical Behavior. 18(4): 415-427

Hermana, D. (2010). Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Yogyakarta: Rahayasa.

Hernawan, H.A. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Kesuma, D. (2010). Contextual Teaching and Learning; Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.

Mulyasa,H.E. (2012). Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Ruseffendi, H.E,T. (2005). Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung: Tarsito.

Santika, Ninong. (2008) Seni Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Sanjaya,Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada media group.

Suherman, E. dan Winata Putra, U. (1992). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Sumarmo, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses


(33)

Dede Heryani, 2014

Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Belajar Mengajar. Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.


(1)

1. Menyeleksi data

Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan pemilihan data yang komprehensif yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian.

2. Mengaksifikasikan Data

Adalah mengelompokkan data yang telah diseleksi dengan cara mengklasifikasikan data berdasarkan presentase yang dijadikan pegangan.

3. Mentabulasi Data

Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, juga untuk mempermudah dalam membaca data.

4. Menafsirkan Data

Dalam mengolah data digunakan rumus perhitungan presentase sebagai berikut:

P = (f/n) x 100% dengan

P = Presentase Jawaban F = frekuensi Jawaban N = Banyak Respon


(2)

(3)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam meningkatkan

pemahaman konsep siswa melalui penerapan pendekatan CTL dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam beraktivitas selama proses pembelajaran, sehingga pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran matematika pada materi volume bangun ruang dapat direncanakan dulu dengan matang. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan siswa dalam diskusi, siswa lebih aktif mencari lebih dari satu jawaban, lebih dari satu cara dan lebih dari satu cara dan jawaban yang berbeda-beda untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang diberikan, bekerja sama dan saling mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok, serta mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V dengan pendekatan CTL

dapat meningkatkan respon siswa dan pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran, yang ditunjukkan dengan lebih bersemangatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa terlihat senang dan ceria, kritis dan kreatif dalam mengemukakan pemikirannya, serta konsentrasi penuh selama proses


(4)

65

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam pelaksanaan penelitian tentang pendekatan CTL untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran matematika guru harus merencanakan dengan baik dan

mempertimbangkan waktu dengan tepat, karena pembelajaran dengan penerepan pendekatan CTL sangat menekankan pada keterlibatan siswa sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Dalam pembelajaran matematika guru harus dapat memilih pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga siswa dalam pelaksanaan belajar merasa senang, lebih mudah memahami konsep materi yang disampaikan.

3. Dalam pembelajaran matematika guru harus memilih pendekatan yang dapat

mengaitkan konsep belajar dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

4. Dalam pembelajaran matematika guru harus menggunakan media pembelajaran

yang sesuai dengan materi ajar sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar matematika, lebih mudah memahami konsep belajar dan dapat menemukan sendiri jawaban-jawaban, dan cara-cara untuk menyelesaikan masalah matematika.


(5)

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

BSNP. (2006). Kurikulum-2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan kontekstual; Contextual

Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis

Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.

Duffin, J.M. & Simpson, A.P. 2000. A Search for understanding. Journal of

Mathematical Behavior. 18(4): 415-427

Hermana, D. (2010). Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL). Yogyakarta: Rahayasa.

Hernawan, H.A. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Kesuma, D. (2010). Contextual Teaching and Learning; Sebuah Panduan Awal

dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.

Mulyasa,H.E. (2012). Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Ruseffendi, H.E,T. (2005). Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer

untuk Guru. Bandung: Tarsito.


(6)

67

Belajar Mengajar. Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung: Tidak


Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII MTS SWASTA YAYASAN PERGURUAN ISLAMIYAH �.

2 4 18

PENDAHULUAN Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 5

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI DALAM Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 17

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA.

0 1 25

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 36

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lemban

2 9 30