T2 832012010 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi dan sampel penelitian, serta teknik analisis data.
3.1. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat yaitu:
Variabel bebas : Dukungan sosial teman sebaya, kontrol diri, dan jenis kelamin.
Variabel terikat : Prestasi belajar
3.2. DEFINISI OPERASIONAL
1. Dukungan sosial teman sebaya adalah proses sosial yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari informasi, perhatian, emosional, penghargaan dan bantuan instrumental yang diperoleh individu dari kelompok yang memiliki kesamaan tingkat kedewasaan dan usia yang kurang lebih sama. Dukungan sosial teman sebaya diukur berdasarkan dimensi yang dikemukakan oleh House (dalam Glanz dkk., 2008) menyatakan bahwa dimensi dukungan sosial mencakup dukungan emosi, penilaian, informasi, dan instrumental.
2. Kontrol diri adalah keseluruhan kemampuan yang dimiliki individu untuk mengontrol diri dalam upaya mencapai prestasi belajar yang
(2)
maksimal. Untuk mengukur variabel ini, digunakan angket disiplin diri yang mengungkap empat domain/aspek yakni kontrol terhadap pemikiran, kontrol terhadap impuls, kontrol terhadap emosi, dan kontrol terhadap unjuk kerja. Angket ini dimodifikasi oleh oleh penulis berdasarkan skala yang disusun oleh Tangney, dkk (2004). 3. Prestasi belajar adalah penguasaan ilmu pengetahuan yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes dari guru berupa abjad atau angka. Prestasi belajar diukur berdasarkan hasil penilaian kegiatan belajar mengajar siswa SMA Kristen YPKPM Ambon pada setiap mata pelajaran mencakup tiga ranah yang saling berkaitan, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun dalam pelaporan hasil belajar tidak dinyatakan secara eksplisit terpisah satu dengan yang lainnya, tetapi merupakan gabungan atau perpaduan proses penilaian ketiga ranah tersebut. Prestasi belajar siswa pada penelitian ini dikumpulkan melalui data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sekolah berupa nilai rata-rata raport semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
3.3. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan angket. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara terstruktur. Angket merupakan kumpulan dari pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden dan cara menjawab dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah
(3)
disediakan. Penulis menggunakan angket tertutup karena memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban (Arikunto, 2003). Angket ini disusun berdasarkan skala Likert dengan 4 kategori pilihan jawaban, yakni Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Sebagai tahap awal dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi ke lapangan untuk mencari fenomena sehubungan dengan prestasi belajar siswa. Observasi dilakukan melalui beberapa cara, yakni wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum serta data empirik hasil belajar siswa. Hasil observasi ini kemudian penulis tuangkan dalam latar belakang penulisan.
Setelah itu penulis menyusun alat ukur penelitian yakni angket atau kuesioner.Angket dukungan sosial teman sebaya diadaptasi dari Malecki (2002, dalam Dewolff, 2012), dan mengalami modifikasi sesuai dengan maksud dari penelitian ini. Sedangkan untuk variabel kontrol diri, subjek diminta untuk mengisi kuesioner kontrol diri yang disusun oleh Tangney, dkk (2004) dan digunakan oleh Gong, dkk (2009). Berikut ini adalah sebaran item angket dukungan sosial teman sebaya dan angket kontrol diri.
(4)
3.3.1 Angket Dukungan Sosial Teman Sebaya
Angket dukungan sosial teman sebaya diadaptasi dari Malecki (2002, dalam Dewolff, 2012), dan mengalami modifikasi sesuai dengan maksud dari penelitian ini. Aspek-aspek dukungan sosial teman sebaya yang akan diukur adalah dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan informatif.
Tabel 3.1
Daftar Sebaran Item Dukungan Sosial Teman Sebaya
NO ASPEK INDIKATOR ITEM
No Item F UF
1. Dukungan Emosional
Penerimaan Teman-teman memperlakukan saya dengan baik.
1
Perhatian/kepedul ian
Teman-teman memberikan perhatian kepada saya.
2
Teman-teman mengerti perasaan saya.
3
2. Dukungan Penilaian
Pemberian umpan Balik
Teman-teman menceritakan bahwa mereka menyukai apa yang saya lakukan.
4
Teman-teman tidak menghargai pekerjaan saya, walaupun saya telah melakukannya dengan baik.
5
Pemberian penguatan
Teman-teman memberikan pujian kepada saya ketika saya telah bekerja keras.
6
Teman-teman menyukai ide dan pendapat saya.
7
3. Dukungan informasi
Memberikan penjelasan
Teman-teman memberikan ide kepada saya ketikan saya tidak tahu bagaimana mengerjakan tugas.
8
Teman-teman memberikan informasi kepada saya sehingga saya dapat belajar berpikir baru.
9
(5)
mengenai suatu hal tertentu
memberikan saran kepada saya dalam menyelesaikan tugas belajar.
Teman-teman menjelaskan hal yang saya tidak mengerti tentang
pelajaran di kelas.
11
Teman-teman tidak mau berbagi pengetahuan dengan saya.
12
Memberikan nasehat/tuntunan
Teman-teman meberitahu dengan baik kepada saya ketika saya melakukan kesalahan.
13
Teman-teman memberitahu sayakebenaran tentang bagaimana saya seharusnya melakukan hal-hal baik.
14
4. Dukungan Instrument
al
Menghabiskan waktu Bersama
Teman-teman senang
menghabiskan waktu melakukan hal-hal yang baik dengan saya.
15
Teman-teman meminta saya untuk bergabung dalam kegiatan yang mereka selenggarakan.
16
Memberikan bantuan
Teman-teman memberikan waktu untuk membantu saya memecahkan masalah.
17
Teman-teman menolong saya ketika saya kesepian.
18
Teman-teman membantu saya ketika saya membutuhkan mereka.
19
Teman-teman memberikan dukungan kepada saya ketika saya diperlakukan dengan buruk.
20
(6)
1.3.2 Angket Kontrol Diri
Pengukuran variabel kontrol diri menggunakan metode pengisian kuesioner. Subjek diminta untuk mengisi kuesioner kontrol diri yang disusun oleh Tangney, dkk (2004) dan digunakan oleh Gong, dkk (2009). Berikut ini sebaran item variabel kontrol diri.
Tabel 3.2
Daftar Sebaran Item Kontrol Diri
NO ASPEK INDIKATOR ITEM
NO ITEM F UF
1. Kontrol terhadap Pemikiran.
Pengendalian Pikiran.
Saya mengalami kesulitan mengubah kebiasaan buruk.
1
Saya mampu untuk berpikir lebih baik jika saya diberi kesempatan untuk mempertimbangkannya terlebih dahulu.
2
Saya sulit untuk berkonsentrasi.
3
Saya memikirkan berbagai kemungkinan terlebih dahulu sebelum saya bertindak.
4
Saya sering berubah pikiran. 5 Pengambilan
keputusan yang tepat.
Saya seorang yang malas. 6 Saya sulit untuk
mengatakan tidak.
7
Banyak tugas saya yang tertunda karena saya lebih memilih melakukan hal-hal yang menyenangkan.
8
2. Kontrol terhadap
impulse (dorongan
Pengendalian diri.
Saya mampu menahan diri dari godaan.
9
Saya tidak pernah membiarkan diri saya kehilangan kendali dan atau
(7)
hati) emosi.
Saya tidak mudah terbawa oleh perasaan.
11
Saya tidak mudah putus asa. 12 Saya tidak mudah
kehilangan kesabaran.
13
Bertindak dengan bijak terhadap
impuls.
Kadang-kadang saya tidak dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu meskipun saya tahu itu salah.
14
Saya sering mengatakan hal-hal yang tidak pantas/tidak sopan
15
Saya selalu menyediakan waktu untuk rileks dari kegiatan sehari-hari.
16
Saya sering bertindak secara spontan karena merasa tepat untuk dilakukan pada saat itu.
17
Saya mengikuti pola hidup sehat.
18
Saya makan makanan sehat dan bergizi.
19
Saya menghindarkan diri dari minum minuman keras dan atau penggunaan obat-obatan secara berlebihan.
20
Teman-teman menilai saya sebagai orang yang bertindak secara tiba-tiba.
21
3. Kontrol terhadap
Penilaian diri yang akurat.
Kadang-kadang saya melakukan hal-hal yang buruk bagi diri saya, karena saya merasa hal tersebut menyenangkan.
22
Saya menolak untuk melakukan hal-hal yang buruk bagi diri saya.
23
(8)
emosi Saya tidak pernah menyela percakapan orang lain
25
Saya sering mengatakan apa saja yang ada dalam pikiran tanpa
mempertimbangkannya terlebih dahulu.
26
Saya mampu menjaga rahasia dengan baik.
27
Orang lain bisa
mengandalkan saya sebagai seorang yang konsekuen dengan jadwal dan bertanggung jawab.
28
4. Kontrol terhdap unjuk kerja
Disiplin waktu Saya mengalami kesulitan jika harus bangun di pagi hari.
29
Saya tidak pernah menunda-nunda waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan atau tugas sekolah.
30
Saya tepat waktu dalam melakukan segala sesuatu.
31
Saya selalu menjaga agar segala sesuatu tetap rapih dan teratur.
32
Disiplin pribadi
Saya ingin memiliki disiplin diri yang tinggi.
33
Orang-orang mengatakan bahwa saya memiliki disiplin diri yang kuat.
34
Saya dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang.
35
Orang lain dapat mengandalkan saya.
36
(9)
3.4 POPULASI DAN SAMPEL
Arikunto (2006) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah keseluruhan siswa SMA Kristen YPKMP Ambon sebanyak 797 orang. Menurut Sugiyono (2006) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Supramono dan Haryanto (2005) untuk menentukan jumlah sampel yang representative dari populasi yang diketahui jumlahnya, dapat menggunakanrumus Yamane:
n = N Nd2+ Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
d = presisi yang ditetapkan atau prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau diinginkan.
Diperoleh
n = 797 ∗ .7972+ n = 88,85 = 89 orang
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari populasi 797 orang adalah 89 orang siswa. Tetapi dengan melihat jumlah populasi yang cukup besar, maka penulis mengambil sampel sebanyak 168 orang yang akan mewakili keseluruhan populasi dalam penelitian ini.
(10)
Setelah alat ukur selesai disusun oleh penulis, hal selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan uji coba alat ukur. Setelah memperoleh ijin dari sekolah, penulis melakukan uji coba alat ukur dengan sampel sebanyak lima puluh enam orang. Lima puluh enam siswa ini diambil dari dua puluh delapan ruang kelas dimana setiap kelas diambil dua orang siswa yakni satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan berdasarkan presensi kelas yang bernomer urut ganjil. Dimana jika pada nomer urut satu (1) adalah siswa laki-laki, maka siswa perempuan akan diambil pada nomer urut ganjil berikutnya. Siswa perempuan tersebut bisa saja berada pada nomer urut ganjil tiga (3), lima (5), atau nomer urut ganjil yang seterusnya.
Setelah Skala uji coba terkumpul, penulis memberi skor untuk setiap jawaban pada masing-masing item kemudian mengolah skor tersebut menggunakan program SPSS, termasuk melakukan seleksi aitem dan menghitung reliabilitas masing-masing Skala. Hasil dari uji coba tersebut, semua item baik pada variabel dukungan sosial teman sebaya maupun kontrol diri dinyatakan valid dan reliabel.
Setelah hasil uji coba alat ukur dinyatakan valid dan reliabel, maka langkah selanjutnya yakni penulis melakukan penelitian dengan jumlah sampel sebanyak seratus enam puluh delapan responden yang diambil dari dua puluh delapan ruang kelas, dimana setiap kelas diambil enam orang siswa yakni tiga siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan. Untuk mendapatkan seratus enam puluh delapan responden tersebut, penulis menggunakan teknik simple random sampling. Cara yang digunakan yakni penulis melakukan pengundian berdasarkan urutan presensi siswa yang bernomer genap. Dimana keenam siswa tersebut diambil pada nomer urut dua (2), empat (4), enam (6) dan
(11)
seterusnya sampai mencukupi total sampel pada masing-masing kelas yakni sebanyak enam orang.
3.5.TEKNIK ANALISIS DATA 3.5.1 Uji Asumsi Klasik
3.5.1.1Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat one sample Kolmogorov Smirnov
dengan ketentuan bila angka signifikansi > 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal demikan sebaliknya jika angka signifikansi < 0,05 maka data dikatakan tidak terdistribusi dengan normal (Priyatno, 2013) 3.5.1.2Uji Homogeneity of Variance
Uji homogeneity of variance merupakan salah satu uji asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA. Ghozali (2006) menyatakan bahwa Uji homogeneity of variance yakni variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori variabel independent. Kriteria pengujian ini yaitu nilai levene test di atas 5%.
3.5.2 Uji Hipotesis
3.5.2.1 Analisis Korelasi Multivariat
Analisis korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi.Untuk melakukan interprestasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau
(12)
lebih dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi: kekuatan hubungan antar variabel, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Kekuatan hubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sugiyono dalam Priyatno, 2013).
Tabel 3.3
Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel
Makna Koefisien Korelasi Besar Angka Sangat rendah 0,00 – 0,199
Rendah 0,20 – 0,399
Sedang 0,340 – 0,599
Kuat 0,599 – 0,799
Sangat kuat 0,799 – 1,000
3.5.2.2 Analisis Two-Way Anova
Analysis of Variance merupakan metode untuk menguji hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent.Pada kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga variabel independent disebut two ways anova (Ghozali, 2011). Untuk hipotesis kedua, tiga, dan empat menggunakan analisis two ways anova.
3.5.2.3 Analisis Independen Sampel t-test
Uji beda t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan (Santoso, 2000).
(1)
hati) emosi.
Saya tidak mudah terbawa oleh perasaan.
11 Saya tidak mudah putus asa. 12 Saya tidak mudah
kehilangan kesabaran.
13
Bertindak dengan bijak terhadap
impuls.
Kadang-kadang saya tidak dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu meskipun saya tahu itu salah.
14
Saya sering mengatakan hal-hal yang tidak pantas/tidak sopan
15
Saya selalu menyediakan waktu untuk rileks dari kegiatan sehari-hari.
16
Saya sering bertindak secara spontan karena merasa tepat untuk dilakukan pada saat itu.
17
Saya mengikuti pola hidup sehat.
18 Saya makan makanan sehat dan bergizi.
19 Saya menghindarkan diri
dari minum minuman keras dan atau penggunaan obat-obatan secara berlebihan.
20
Teman-teman menilai saya sebagai orang yang bertindak secara tiba-tiba.
21
3. Kontrol terhadap
Penilaian diri yang akurat.
Kadang-kadang saya melakukan hal-hal yang buruk bagi diri saya, karena saya merasa hal tersebut menyenangkan.
22
Saya menolak untuk melakukan hal-hal yang buruk bagi diri saya.
23
(2)
emosi Saya tidak pernah menyela percakapan orang lain
25 Saya sering mengatakan apa saja yang ada dalam pikiran tanpa
mempertimbangkannya terlebih dahulu.
26
Saya mampu menjaga rahasia dengan baik.
27 Orang lain bisa
mengandalkan saya sebagai seorang yang konsekuen dengan jadwal dan bertanggung jawab.
28
4. Kontrol terhdap unjuk kerja
Disiplin waktu Saya mengalami kesulitan jika harus bangun di pagi hari.
29
Saya tidak pernah menunda-nunda waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan atau tugas sekolah.
30
Saya tepat waktu dalam melakukan segala sesuatu.
31 Saya selalu menjaga agar
segala sesuatu tetap rapih dan teratur.
32
Disiplin pribadi
Saya ingin memiliki disiplin diri yang tinggi.
33 Orang-orang mengatakan
bahwa saya memiliki disiplin diri yang kuat.
34
Saya dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang.
35
Orang lain dapat mengandalkan saya.
36
(3)
3.4 POPULASI DAN SAMPEL
Arikunto (2006) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah keseluruhan siswa SMA Kristen YPKMP Ambon sebanyak 797 orang. Menurut Sugiyono (2006) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Supramono dan Haryanto (2005) untuk menentukan jumlah sampel yang representative dari populasi yang diketahui jumlahnya, dapat menggunakanrumus Yamane:
n = N
Nd2+ Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
d = presisi yang ditetapkan atau prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau diinginkan.
Diperoleh
n = 797 ∗ .7972+
n = 88,85 = 89 orang
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari populasi 797 orang adalah 89 orang siswa. Tetapi dengan melihat jumlah populasi yang cukup besar, maka penulis mengambil sampel sebanyak 168 orang yang akan mewakili keseluruhan populasi dalam penelitian ini.
(4)
Setelah alat ukur selesai disusun oleh penulis, hal selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan uji coba alat ukur. Setelah memperoleh ijin dari sekolah, penulis melakukan uji coba alat ukur dengan sampel sebanyak lima puluh enam orang. Lima puluh enam siswa ini diambil dari dua puluh delapan ruang kelas dimana setiap kelas diambil dua orang siswa yakni satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan berdasarkan presensi kelas yang bernomer urut ganjil. Dimana jika pada nomer urut satu (1) adalah siswa laki-laki, maka siswa perempuan akan diambil pada nomer urut ganjil berikutnya. Siswa perempuan tersebut bisa saja berada pada nomer urut ganjil tiga (3), lima (5), atau nomer urut ganjil yang seterusnya.
Setelah Skala uji coba terkumpul, penulis memberi skor untuk setiap jawaban pada masing-masing item kemudian mengolah skor tersebut menggunakan program SPSS, termasuk melakukan seleksi aitem dan menghitung reliabilitas masing-masing Skala. Hasil dari uji coba tersebut, semua item baik pada variabel dukungan sosial teman sebaya maupun kontrol diri dinyatakan valid dan reliabel.
Setelah hasil uji coba alat ukur dinyatakan valid dan reliabel, maka langkah selanjutnya yakni penulis melakukan penelitian dengan jumlah sampel sebanyak seratus enam puluh delapan responden yang diambil dari dua puluh delapan ruang kelas, dimana setiap kelas diambil enam orang siswa yakni tiga siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan. Untuk mendapatkan seratus enam puluh delapan responden tersebut, penulis menggunakan teknik simple random sampling. Cara yang digunakan yakni penulis melakukan pengundian berdasarkan urutan presensi siswa yang bernomer genap. Dimana keenam siswa tersebut diambil pada nomer urut dua (2), empat (4), enam (6) dan
(5)
seterusnya sampai mencukupi total sampel pada masing-masing kelas yakni sebanyak enam orang.
3.5.TEKNIK ANALISIS DATA 3.5.1 Uji Asumsi Klasik
3.5.1.1Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat one sample Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan bila angka signifikansi > 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal demikan sebaliknya jika angka signifikansi < 0,05 maka data dikatakan tidak terdistribusi dengan normal (Priyatno, 2013) 3.5.1.2Uji Homogeneity of Variance
Uji homogeneity of variance merupakan salah satu uji asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA. Ghozali (2006) menyatakan bahwa Uji homogeneity of variance yakni variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori variabel independent. Kriteria pengujian ini yaitu nilai levene test di atas 5%.
3.5.2 Uji Hipotesis
3.5.2.1 Analisis Korelasi Multivariat
Analisis korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi.Untuk melakukan interprestasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau
(6)
lebih dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi: kekuatan hubungan antar variabel, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Kekuatan hubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sugiyono dalam Priyatno, 2013).
Tabel 3.3
Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel
Makna Koefisien Korelasi Besar Angka Sangat rendah 0,00 – 0,199 Rendah 0,20 – 0,399 Sedang 0,340 – 0,599 Kuat 0,599 – 0,799 Sangat kuat 0,799 – 1,000 3.5.2.2 Analisis Two-Way Anova
Analysis of Variance merupakan metode untuk menguji hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent.Pada kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga variabel independent disebut two ways anova (Ghozali, 2011). Untuk hipotesis kedua, tiga, dan empat menggunakan analisis two ways anova.
3.5.2.3 Analisis Independen Sampel t-test
Uji beda t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan (Santoso, 2000).