APLIKASI PENGECEKKAN KERUSAKKAN PADA KOMPUTER BERBASIS WEB.

(1)

SKRIPSI

OLEH:

FAHRUL BADJEBER

0434010125

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(2)

BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

OLEH:

FAHRUL BADJEBER 0434010125

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(3)

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Informatika (S1), Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Surabaya.

Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Bambang Wahyudi, MS selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “VETERAN” Jawa Timur.

2. Basuki Rahmat, S.Si., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika - FTI UPN “VETERAN” Jawa Timur sekaligus dosen penguji.

3. I Gede Susrama M, ST, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi yang berguna dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.

4. Chrystia Aji Putra, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi yang berguna dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.


(4)

membantu tersusunnya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa susunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang menggunakan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, Mei 2011


(5)

Halaman

HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR REVISI

THANKS TO

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 3

1.5 Batasan masalah ... 3

1.6 Metodologi Penulisan ... 4


(6)

2.2.1 Karakteristik Sistem Pakar ... 11

2.2.2 Aplikasi Sistem Pakar ... 11

2.2.3 Kosep Dasar Sistem Pakar ... 13

2.2.4 Struktur Sistem Pakar ... 15

2.2.5 Keuntungan Sistem Pakar ... 25

2.2.6 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan sistem pakar ... 27

2.3 Borland Delphi ... 29

2.3.1 Lingkungan Kerja Borland Delphi ... 30

2.4 Deteksi Kerusakan Komputer Berdasarkan Bunyi ... 35

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Program ……….. 44

3.2 Perancangan Basis Pengetahuan (Knowledge Base) ... 44

3.3 Perancangan Basis Aturan (Rule Base) ……… 45

3.4 Pembentukan Data Flow Diagram ………... 53

3.4.1 Context Diagram Sistem Pakar ………. 53

3.4.2 CDM ………. 58

3.4.3 PDM ………. 59

3.5 Pembentukan Entity Relationship Diagram ………...…… 60


(7)

4.2.1 Implentasi Data ... 58

4.2.2 Menu Index ... 59

4.2.3 Menu Login ... 60

4.2.4 Form Input Pakar ... 61

4.2.5 Form Pilih ... 61

BAB V UJI COBA 5.1 Implementasi ... 62

5.2 Uji Coba ... 64

5.3 Menu Login ... 65

5.4 Form Input Pakar ... 66

5.5 Form Update Data Rule ... 67

5.6 Menu Logout ... 67

5.7 Menu Pengguna ... 68

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 70

6.2 Saran ... 71


(8)

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar ... 15

Gambar 2.2 Diagram Forward Chaining2 ... 17

Gambar 2.3 Diagram Backward Chaining3 ………. 18

Gambar 2.4 Depth First Search 4 ………. 20

Gambar 2.5 Breadth First Search 5 ……….. 21

Gambar 2.6 Best First Search 6 ……… 23

Gambar 3.1 Skema Forward Chaining ... 46

Gambar 3.2 Context Diagram Sistem Pakar ... 49

Gambar 3.3 DFD Level 0 ... 50

Gambar 3.4 DFD Level 1 Dari Level 0 Proses 1.1 ... 51

Gambar 3.5 DFD Level 1 Dari Level 0 Proses 1.2 ……….. 52

Gambar 3.7 CDM ... 53

Gambar 3.8 PDM ... 53

Gambar 4.1 Struktur Tabel Data ... 58

Gambar 4.2 Tabel Admin ... 59

Gambar 4.3 Form Index ... 59

Gambar 4.4 Form Login untuk Pakar ... 60

Gambar 4.5 Form Login untuk Pakar / Admin ... 60

Gambar 4.6 Form Input Pakar ... 61


(9)

Gambar 5.5 Form Index ... 65

Gambar 5.6 Form Login untuk Pakar ... 65

Gambar 5.7 Form Login Untuk Pakar/Admin ... 66

Gambar 5.8 Form Input Pakar ... 66

Gambar 5.9 Form Pilih Gejala... 67

Gambar 5.10 Menu Logout ... 67

Gambar 5.11 Menu Pilihan Sistem Pakar ... 68

Gambar 5.12 Next Menu Pilihan Sistem Pakar ... 68

Gambar 5.13 View Diagnosa Kerusakan ... 69


(10)

Tabel 3.6 Tabel Pasien ... 66 Tabel 3.7 Tabel Dokter ... 67


(11)

Lampiran B Form Login ... L-2 Lampiran C Form Main ... L-7 Lampiran D Form Konfirmasi ... L-9 Lampiran E Form Konsultasi ... L-12 Lampiran F Form Solusi ... L-16 Lampiran G Form Penyakit ... L-17 Lampiran H Form Cari ... L-25 Lampiran I Form Jenis ... L-27 Lampiran J Form Gejala ... L-32 Lampiran K Form Pengobatan ... L-38 Lampiran L Form Rule ... L-44 Lampiran M Form Cari Penyakit ... L-47 Lampiran N Form Edit Rule ... L-49 Lampiran O Form Pakar ... L-52 Lampiran P Form User ... L-57 Lampiran Q Form Cari User ... L-61 Lampiran R Form Cari Tanggal ... L-63 Lampiran S Form Tips ... L-64 Lampiran T Form About ... L-65


(12)

ABSTRAK

Aplikasi Pengecekkan Kerusakkan Pada Komputer Berbasis Web. ini dibuat untuk

membantu User untuk terhindar dari kerusakan - kerusakan Sistem pada Komputer, dari

kerusakan yang normal terjadi pada komputer sampai dengan kerusakan yang Parah sekalipun.

Selain itu pada Sistem ini User dapat mengetahui penyebab dari kerusakan –

kerusakan yang terjadi pada sistem komputer dan juga memungkinkan User dapat

memperbaiki kerusakan – kerusakan pada komputer tersebut, dan pada aplikasi ini juga dapat mengoneksikkan antara Komputer dengan Mobile ( Hanphone ) tetapi hanya

Mobile yang mempunyai fasilitas WiFi, dan User dapat juga menjalankan aplikasi ini

dengan menggunakan Mobile dalam satu sambungan WiFi.


(13)

1.1 Latar Belakang

Saat komputer dihidupkan, BIOS melakukan POST (power-on self test).

POST ini diperlukan untuk memastikan semua sistem berfungsi sebagaimana mestinya, dan juga mencari informasi tentang hardware apa saja yang terpasang di komputer. Saat BIOS (basic input output system) mendeteksi adanya masalah saat

POST, BIOS akan mengirimkan pesan kesalahan. Pada beberapa kasus, masalah tersebut dapat dideteksi lebih awal, sehingga BIOS tidak dapat mengakses video card dan tidak dapat menampilan pesan kesalahan tersebut, jika seperti ini yang terjadi, BIOS akan mengeluarkan suara “bip” yang memiliki pola tertentu sesuai dengan kesalahan yang diidentifikasinnya. Klo suara “bip” tunggal muncul setelah tampilnya pesan startup pada monitor adalah normal dan tidak ada kegagalan proses booting. “bip” yang dimaksud adalah yang dihasilkan pada saat prosedur POST belum selesai dan belum ada informasi apapun yang ditampilkan pada laya. Meskipun seorang pakar adalah orang yang ahli dibidangnya, namun dalam kenyataannya seorang pakar mempunyai keterbatasan daya ingat dan stamina kerja yang salah satu faktornya mungkin disebabkan karena usia dari seorang pakar. Sehingga seorang pakar dalam hal ini seorang ahli servis pada suatu ketika bisa saja melakukan kesalahan yang mungkin salah satunya melakukan kesalahan pada hasil analisa yang bisa berlanjut pada kesalahan solusi yang diambil.


(14)

Untuk mengatasi pemecahan masalah tersebut ditawarkan pemanfaatan teknologi canggih. Seperti diketahui, dewasa ini telah berkembang bidang studi

Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan yang mempelajari serta mampu

meniru kecerdasan manusia. Salah satu cakupan AI adalah sistem pakar (Expert

System).

Sistem pakar akan bertindak layaknya seperti seorang pakar. Ia akan memberikan daftar gejala-gejala sampai bisa mengidentifikasi suatu obyek berdasarkan jawaban yang diterimanya. Jadi kerja sistem pakar adalah menganalisis suatu masalah. Dengan adanya Sistem Pakar ini diharapkan nantinya bisa membantu masyarakat dalam menginformasikan kerusakan komputer apa saja yang menyerang komputer dan bagaimana cara penanggulangan kerusakan tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil permasalahan yaitu bagaimana merancang suatu aplikasi sistem pakar untuk memperbaiki komputer.

1.3 Tujuan

Dengan memperhatikan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah: mengimplementasikan sistem pakar dengan metode forward chaining untuk membantu kerja seorang dalam memperbaiki

komputer, dalam hal kecepatan dan ketepatan mengetahui kerusakan komputer dan menentukan solusinya.


(15)

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari dibuatnya skripsi ini adalah:

1. Dengan dibuatnya aplikasi sistem pakar ini adalah untuk memberikan informasi yang lebih kepada kita mengenai kerusakan komputer yang meliputi informasi mengenai gejala-gejalanya, menganalisis, pencegahan dan perbaikannya.

2. Memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya merawat komputer, sehingga kita dapat melakukan pencegahan kerusakan secara lebih dini.

1.5 Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan pada permasalahan, maka program yang akan dibuat nantinya akan dibatasi pada:

1. Program sistem pakar ini hanya meliputi identifikasi gejala, menganalisis, pencegahan dan perbaikan kerusakan komputer.

2. Metode penalaran yang digunakan adalah metode Forward Chaining.

1.6 Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh untuk keperluan pembuatan skripsi ini antara lain:


(16)

Mengumpulkan referensi baik dari buku, internet, maupun sumber-sumber yang lainnya mengenai sistem pakar dengan metode Forward Chaining

guna sebagai acuan untuk perancangan sistem. 2. Pengumpulan dan Analisa Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi, identifikasi dan klasifikasi melalui studi literatur. Dari pengumpulan data tersebut, dilakukan analisa data yaitu menganalisa gejala-gejala apa saja yang timbul apabila terjadi keruskan komputer. Yang kemudian akan ditemukan suatu solusi yang tepat terhadap gejala-gejala tersebut.

3. Perancangan Sistem

Melakukan analisa awal tentang sistem yang akan dibuat yaitu suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui sistem terkomputerisasi dengan cara menggolongkan bagian mulut menjadi tiga bagian yaitu: bibir, lidah, dan gigi untuk dicari penyebab / gejala yang terjadi. Kemudian pada perancangan sistem akan dilakukan suatu sistem yang baku untuk rule base, knowledge base dan metode yang akan dipakai

dalam pencarian solusi yang tepat untuk mengatasi kerusakan komputer yang sesuai dengan gejala-gejala yang disebutkan.

4. Pembuatan Program

Setelah selesai dengan perancangan sistem maka tahap berikutnya adalah pembuatan program yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu membuat antarmuka basis pengetahuan, antarmuka basis aturan dan antarmuka


(17)

mekanisme inferensi. Dalam skripsi ini program nantinya akan dibuat menggunakan PHP berbasis web.

5. Uji Coba Program

Setelah program selesai dibuat maka dilakukan pengujian program untuk mengetahui apakah program tersebut telah bekerja dengan benar.

6. Pembuatan Kesimpulan

Dalam bagian akhir skripsi dibuat kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan sistem yang diperoleh sesuai dengan dasar teori yang mendukung dalam pembuatan sistem tersebut yang telah dikerjakan secara keseluruhan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan pada skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori dasar yang meliputi Kecerdasan Buatan (AI) yang lebih dikhususkan kepada sistem pakarnya sendiri, seputar kerusakan komputer yang meliputi gejala dan perbaikannyanya, dan bahasa pemograman yang digunakan.


(18)

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang perancangan program yang akan dibangun dengan metode penalaran yang dipakai yaitu metode

Forward Chaining, yang digunakan untuk menganalisa

kerusakan dan yang sesuai dengan golongan-golongan yang tersebut diatas. Yang kemudian dicari suatu solusi yang tepat untuk pemecahan masalah tersebut.

BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM

Bab ini membahas tentang tampilan-tampilan dari program yang telah dibuat.

BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini membahas tentang cara menjalankan aplikasi serta uji coba dari program yang telah dibuat tersebut.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari keuntungan sistem serta berisi tentang saran-saran yang diambil dari kelemahan sistem untuk perbaikan guna pengembangan lebih lanjut bagi sistem yang telah dibuat.


(19)

2.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence)

Perkembangan kecerdasan buatan, khususnya kecerdasan modern telah berlangsung sekitar 50 tahun yang lalu di Amerika Serikat. Dan saat ini, negara-negara Eropa juga ikut berlomba dalam penelitian dan pengembangan serta percobaan-percobaan yang berkaitan dengan kecerdasan buatan.

Gagasan untuk menerapkan kecerdasan buatan atau membuat mesin pintar sesungguhnya telah ada sejak jaman dahulu. Berdasarkan fiksi-fiksi yang telah ada, dikenal istilah robot, yaitu mesin yang bertingkah laku mirip manusia.

Perkembangan ilmu kecerdasan buatan tidak terlepas dari perkembangan ilmu lain. Bidang matematika yang berkembang pesat juga ikut memacu perkembangan teori kecerdasan buatan. George Boole, dalam An Investigation Of

The Law Of Thought, on which are founded The Matematical Theories of Logic

and Probabilities (1954), mengemukakan bahwa salah satu pengembangan ilmu

matematika diarahkan untuk meneliti bagaimana proses-proses yang ada pada otak manusia dalam melakukan perhitungan. Pernyataan ini pada perkembangan selanjutnya menjadi dasar penelitian kecerdasan buatan modern.

Pada perkembangan ilmu kecerdasan buatan selanjutnya penelitian lebih

ditujukan untuk mempelajari proses komputasi pada otak manusia (brain’s


(20)

Kecerdasan buatan memungkinkan sebuah komputer untuk bisa menerima pengetahuan melalui input manusia dan menggunakan pengetahuan itu melalui simulasi proses penalaran dan berfikir manusia untuk memecahkan berbagai persoalan pada batas-batas tertentu.

Beberapa penulis mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai cabang dari ilmu komputer yang mempelajari otomatisasi dari tingkah laku cerdas, sehingga komputer dapat memecahkan masalah yang lebih luas.

Kecerdasan Buatan adalah gabungan dari tiga bidang penelitian utama yaitu:

1. Robotics, merupakan bidang penyelidikan umum yang memiliki tujuan

akhir untuk membangun, dengan segala kemungkinan, simulasi dari wujud manusia secara lengkap termasuk mental dan fisik.

2. Cognitive Science, mempelajari cara pengenalan pada manusia atau proses

berfikir, susunan dan cara kerja pada otak manusia.

3. Intellegent Software, difokuskan pada pengembangan kemampuan

komputer agar lebih “pintar”. Pada bidang ini teknik dan teori kecerdasan buatan dicoba untuk diaplikasikan, agar dapat meningkatkan kegunaan komputer bagi masyarakat.

2.2 Sistem Pakar (Expert System)

Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bertujuan memecahkan suatu persoalan dengan cara meniru pola pikir manusia yaitu pekerjaan seorang


(21)

mesin pengambil keputusan (Inference Engine). Ini merupakan bagian perangkat

lunak khusus yang berusaha menduplikasikan fungsi kerja seorang ahli dalam suatu bidang keahlian. Program ini dapat bertindak seperti seorang konsultan dalam suatu domain tertentu, berdasarkan himpunan pengetahuan yang telah diperoleh dari satu atau beberapa orang pakar.

Basis pengetahuan (Knowledge Base) berisikan fakta-fakta tentang obyek

domain dalam lingkup pengetahuan expert system tersebut, dan didesain saling

berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Seluruh program sistem pakar difokuskan pada satu domain tertentu. Isi keseluruhan dalam basis pengetahuan (Knowledge Base) tersebut berupa pikiran atau teori yang saling berkaitan.

Berdasarkan basis pengetahuan (Knowledge Base), mesin inferensi

(Inference Engine) melakukan penalaran dan menarik kesimpulan. Mesin

inferensi merupakan suatu rangkaian prosedur yang digunakan untuk menguji basis pengetahuan dengan sistematis pada saat memecahkan persoalan, dan kemudian membuat keputusan. Cara komputer berpikir tentang subyek domain

adalah dengan melakukan penalaran (searching) pada basis pengetahuan untuk

mencari solusinya.

Proses untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan memerlukan

adanya goal (tujuan). Berdasarkan goal yang diberikan, komputer berusaha

mencari kesimpulan dengan menggunakan formal reasoning, yaitu membuktikan


(22)

2.2.1 Karakteristik Sistem Pakar

Ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri dari sistem pakar antara lain: 1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan

langkah-langkah maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.

2. Mudah di modifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.

3. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya.

4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.

2.2.2 Aplikasi Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari sebelas bidang aplikasi, yakni: 1. Diagnosis

Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang di dasarkan pada gejala-gejala yang teramati, di antaranya medis, elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat lunak.

2. Debugging dan repair

Menentukan dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi

malfungsi, di antaranya memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.


(23)

3. Instruksi

Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain objek, di antaranya melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.

4. Interpretasi

Pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah. Termasuk di antaranya juga pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan beberapa analisis kecerdasan.

5. Proyeksi

Memprediksi akibat-akibat yang di mungkinkan dari situasi-situasi tertentu, di antaranya peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi, prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran atau peramalan keuangan.

6. Perencanaan

Merencanakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, di antaranya adalah perencanaan keuangan, komunikasi, militer, pengembangan produk, routing dan manajemen proyek.

7. Desain

Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu. Di antaranya layout sirkuit dan perancangan bangunan.


(24)

8. Monitoring

Membandingkan antara tingkah laku suatu sistem yang teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya, misalnya adalah

Computer Aided Monitoring System

9. Pengendalian

Mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks seperti control terhadap interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakuan sistem.

10. Seleksi

Mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list)

kemungkinan. 11. Simulasi

Pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem. (Desiani, A. Arhami, M, 2005)

2.2.3 Konsep Umum Sistem Pakar

Pengetahuan dari suatu sistem pakar mungkin dapat dipresentasikan dalam sejumlah cara. Salah satu metode yang paling umum untuk merepresentasikan pengetahuan adalah dalam bentuk tipe aturan (rule) IF...THEN (jika...maka).

Walaupun cara di atas sangat sederhana, namun banyak hal yang

berarti dalam membangun sistem pakar dengan mengekspresikan pengetahuan pakar dalam bentuk aturan di atas.


(25)

Turban (1995) menyatakan bahwa konsep dasar dari suatu sistem pakar mengandung beberapa unsur / elemen, yaitu keahlian,ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan.

Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah

kemampuan untuk menalar (reasoning). Jika keahlian-keahlian sudah

tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses ini dibuat dalam bentuk motor inferensi (inference engine).

Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam

lingkungan sistem pakar, yaitu:

1. Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat,

pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah.

2. Perekayasa sistem (Knowledge engineer) adalah orang yang

membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang di ajukan, menggambarkan analogi, mengajukan

counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.

3. Pemakai maksudnya sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu:

pemakai bukan pakar, pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis pengetahuan dan pakar.


(26)

2.2.4 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu: lingkungan

pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi

(consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan

sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar 1

Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar adalah: 1. User interface

Antar muka pemakai merupakan bagian yang menghubungkan antara sistem pakar dengan pemakainya.


(27)

Pada bagian ini akan terjadi dialog, dimana sistem pakar biasanya akan mengajukan pertanyaan dengan bentuk jawaban “ya atau tidak” atau berbentuk menu pilihan. Komponen sistem pakar ini memegang peranan yang cukup besar. Sebab kesimpulan yang diambil oleh sistem pakar, sangat tergantung pada jawaban-jawaban yang diberikan oleh user. Sehingga antar muka pemakai perlu dirancang agar tidak membingungkan pemakai, terutama untuk pemakai awam.

2. Blackboard

Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung, termasuk keputusan sementara.

Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam yaitu:

- Rencana : bagaimana menghadapi masalah

- Agenda : aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi - Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan

3. Subsistem penjelasan

Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan.

4. Sistem penyaring pengetahuan Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu

sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan dimasa mendatang.


(28)

5. Inference Engine Program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam knowledge base dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. Ada 3 elemen utama dalam inference engine, yaitu:

Interpreter: Mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan rule-rule dalam knowledge base yang sesuai.

Scheduler: Akan mengontrol agenda

Consitency Enforcer: Akan berusaha memelihara

kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi yang bersifat darurat.

Secara umum ada dua cara yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi, yaitu:

1. Penalaran Maju (Forward Chaining)

Gambar 2.2 Diagram Forward Chaining2

2

Muhammad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar, ANDI, Yogyakarta, 2005.

Observasi A aturan R1 fakta C kesimpulan 1 Aturan R3

Observasi B aturan R2 fakta D kesimpulan 2 Aturan R2


(29)

Penalaran yang dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam penalaran maju, aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu. Saat tiap aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka aturan itu disimpan kemudian aturan berikutnya diuji. Sebaliknya kondisinya salah, aturan itu tidak disimpan kemudian aturan berikutnya diuji. Proses ini akan berulang sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi.

2. Penalaran Mundur (Backward Chaining)

Gambar 2.3 Diagram Backward Chaining3

Penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan hingga sampai pada pembuktiannya.

3

Muhammad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar, ANDI, Yogyakarta, 2005. Observasi A aturan R1 fakta C

aturan R3

Observasi B aturan R2 fakta D kesimpulan


(30)

Mesin Inferensi merupakan sekumpulan program komputer yang mengkoordinir sebab dan kesimpulan berdasarkan pada aturan dari basis pengetahuan menjadi sebuah solusi. Mesin Inferensi menguji aturan dan kombinasinya dengan fakta baru pada basis pengetahuan untuk membuat kesimpulan. Karena aturan sering bersifat heuristic dan fakta kemungkinannya hanya benar maka kebanyakan keputusan membawa ke tingkat nyata. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik.

Kedua metode inferensi tersebut, dipengaruhi oleh 3 macam teknik penelusuran yaitu:

1. Depth First Search 2. Breadth First Search 3. Best First Search

1. Depth First Search (Teknik Penelusuran Mendalam Pertama)

Teknik penelusuran data pada node-node secara vertikal dan sudah terdefinisikan, misalkan dari kiri ke kanan. Proses penelusuran ini akan dilakukan pada anaknya sebelum dilakukan ke node-node yang selevel. Proses ini diulangi terus hingga ditemukannya solusi.


(31)

Gambar 2.4 Depth First Search 4

Pada gambar di atas dijelaskan A, B, C, D, E, E, F, G, H adalah suatu terminal pada pohon pelacakan, H adalah keadaan tujuan dengan keadaan awal (state awal) adalah A. Maka dengan teknik ini akan dimulai pelacakan dari A ke B lalu ke C, ke D, baru ke E melalui C, demikian selanjutnya sampai ditemukannya keadaan tujuan yaitu H. Keuntungan dari pencarian ini adalah penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai ditemukannya kepastian suatu solusi yang optimal. Kekurangannya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk ruang lingkup masalah yang besar sesuai dengan banyaknya tingkat kedalaman pada pohon pelacakan yang harus diperiksa.

4

Faris Azis, Belajar Sendiri Pemrograman Sistem Pakar, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1993.

A

B

C E

F

D


(32)

2. Breadth First Search (Teknik Penelusuran Melebar Pertama)

Teknik penelusuran data dilakukan secara horizontal yaitu pada semua node dalam satu level atau satu tingkatan sebelum ke level atau tingkatan dibawahnya.

Start

End

Gambar 2.5 Breadth First Search 5

Sebagai contoh pada pohon pelacakan di atas, keadaan awal

(start) adalah A dan keadaan tujuan (end) adalah H maka

pelacakan yang dilakukan adalah sebagai berikut, dari keadaan awal yaitu A dilanjutkan ke B, ke C, kemudian dilanjutkan ke level berikutnya yaitu D, E, F, G, dan berakhir ke H. Keuntungan penelusuran dengan teknik ini adalah tidak akan terperangkap untuk mengeksplorasi sebuah jalan yang salah. Jika ada sebuah solusi maka akan segera menemukannya, misalkan ada banyak solusi, maka solusi yang minimal akan cepat ditemukan.

5

Faris Azis, Belajar Sendiri Pemrograman Sistem Pakar, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1993.

A

B

D E

C

H


(33)

Jaminan tersebut berdasarkan pada kenyataan bahwa jalan yang lebih panjang tidak akan dieksplorasi sampai semua jalan yang lebih pendek selesai diuji. Kekurangan teknik penelusuran ini terletak pada waktu yang dibutuhkan yang sangat lama apabila solusi berada dalam posisi node terakhir sehingga menjadi tidak efisien. Dan juga tidak adanya relasi antara suatu topik dengan topik yang lain atau harus melompat dari satu topik ke topik yang lain sebelum topik tersebut selesai ditelusuri.

3. Best First Search (Teknik Penelusuran Terbaik Pertama)

Penelusuran ini merupakan kombinasi dari metode depth first

search dan breadth first search dengan mengambil kelebihan

dari kedua metode tersebut. Penelusuran ini menggunakan pengetahuan akan suatu masalah untuk melakukan panduan pencarian ke arah node tempat di mana solusi berada. Penelusuran jenis ini dikenal juga sebagai heuristik. Pendekatan yang dilakukan adalah mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sehingga penelusuran dapat ditentukan harus dimulai dari mana dan bagaimana menggunakan proses terbaik untuk mencari solusi.


(34)

3 5 7

3 5

2 4

3

5 1 2 4

Gambar 2.6 Best First Search 6

Diasumsikan bahwa node dengan nilai yang lebih besar,

memiliki nilai evaluasi yang lebih baik. Pada saat keadaan awal, antrian berisi A.

6Sri Kusumadewi, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu,

A D B A C E A F D B A C A A A B A C A


(35)

Pengujian dilakukan pada level pertama, node memiliki nilai terbaik, sehingga menempati antrian pertama, disusul dengan C dan B. Node D memiliki cabang E dan F yang masing-masing bernilai 2 dan 4. Dengan demikian C merupakan pilihan terbaik dengan menempati antrian pertama. Demikian seterusnya. Keuntungan jenis penelusuran ini adalah mengurangi beban komputasi karena hanya solusi yang memberikan harapan saja yang diuji dan akan berhenti apabila solusi sudah mendekati yang terbaik. Ini merupakan model yang menyerupai cara manusia mengambil solusi, hanya saja solusi yang diambil bisa saja salah dan tidak ada jaminan bahwa solusi yang dihasilkan merupakan solusi yang mutlak benar.

6. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti program sistem pakar, yang merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Basis pengetahuan ini tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang

obyek, dan kaidah atau aturan tertentu (rules), yang merupakan

informasi tentang cara pembangkitan fakta baru dari fakta-fakta yang sudah ada.

7. Subsistem Penambahan Pengetahuan.

Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis


(36)

pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari: ahli, buku, basis data, penelitian, dan gambar.

2.2.5 Keuntungan Sistem Pakar

Ada beberapa keunggulan sistem pakar, diantaranya adalah: 1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.

2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam

suatu bentuk tertentu.

3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat dan tanpa jemu

mencari kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi. Sementara kemampuan sistem pakar diantaranya adalah:

1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya.

2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang

digunakan untuk sampai ke jawaban yang dikehendaki.

3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran sahih yang baru ke dalam

otaknya.

Selanjutnya ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar, diantaranya adalah:

1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah di dapat. 2. Meningkatkan output dan produktivitas.

3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.

4. Meningkatkan reliabilitas.


(37)

6. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas).

7. Meningkatkan penyelesaian masalah – meneruskan panduan pakar,

penerangan, sistem pakar khas.

8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung

ketidakpastian.

9. Intellegence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat

digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.

Selain keuntungan-keuntungan di atas, sistem pakar seperti halnya sistem lainnya, juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah:

1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak

selalu bisa di dapatkan dengan mudah, karena kadang kala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada, kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.

2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya.

3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.

4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap

tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu di uji ulang secara teliti sebelum digunakan.


(38)

2.2.6Perbandingan Kemampuan Seorang Pakar Dengan Sistem Pakar

Keunggulan sistem pakar dibanding seorang pakar, yaitu:

1. Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin

sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus-menerus setiap hari tanpa beristirahat.

2. Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan

kemudian dibagikan ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbeda-beda untuk digunakan, sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada satu tempat dan pada saat yang bersamaan.

3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan siapa

saja yang mempunyai hak akses untuk menggunakannya dan jawaban yang diberikan oleh sistem terbebas dari proses intimidasi / ancaman, sedangkan seorang pakar bisa saja mendapat ancaman atau tekanan pada saat menyelesaikan permasalahan.

4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan

bisa hilang / lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh maintenance yang baik, sedangkan pengetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang karena meninggal, usia yang semakin tua, maupun menderita suatu penyakit. Walaupun pengetahuan yang dimilikinya dalam waktu yang singkat tidak akan hilang, akan tetapi bisa saja seorang pakar mengundurkan diri dari pekerjaannya sehingga organisasi yang memperkerjakannya akan kehilangan seorang pakar yang berbakat.


(39)

5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktor ekonomi ataupun perasaan tidak suka. Akan tetapi sebaliknya dengan seorang pakar yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti yang disebutkan diatas ketika sedang menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah, sehingga dapat memunculkan jawaban yang berbeda-beda atas pertanyaan yang diajukan walaupun masalahnya sama. Atau dengan kata lain, seorang pakar boleh jadi tidak konsisten.

6. Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem

pakar relatif lebih cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia. Hal ini sudah dibuktikan pada beberapa sistem pakar yang terkenal di dunia.

7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan

penggunaan program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah ada).

Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar, diantaranya:

1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi.

2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan

seorang pakar.

3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. 4. Seorang pakar adalah mahal.


(40)

5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat. (Arhami, M, 2005)

2.3 PHP

PHP adalah salah satu bahasa pemrograman di Internet. PHP bersifat

cepat, gratis dan murah ( gratis ), selain itu PHP mendukung penggunaan database seperti MySQL, PostgreSQL, mSQL, Oracle etc.

Untuk dapat menjalankan PHP melalui browser, maka anda diharuskan

terlebih dahulu menginstall web server ( misalnya Apache, PWS, IIS ) lalu menginstall PHP, sedangkan untuk menjalankan MySQL anda tidak perlu menginstall web server, hanya saja jika ingin dijalankan melalui browser, maka anda harus menginstall web server. Prosedur penginstallan web server, PHP dan MySQL dapat anda baca pada manual masing – masing. Adapun manual dan instalan Apache, PHP maupun MySQL dapat anda cari di

http://ftpsearch.itb.ac.id .

Jika anda tidak ingin direpotkan dengan prosedur penginstallan PHP, anda dapat menjalankan PHP di direktori public_html anda di s.ee.itb.ac.id. Hal itu

dapat dilakukan karena PHP bersifat server side artinya script PHP di jalankan di

server, bukan di computer client. Jadi semakin banyak client yang menjalankan script PHP di suatu situs, maka beban yang ditanggung oleh server semakin bertambah.

Sintaks – sintaks dalam PHP banyak yang sama dengan C++, dalam hal


(41)

mengingat para cakru telah memperoleh pengajaran tersebut di dalam kuliah maupun praktikum EL – 207 Komputer dan Pemrograman.

DASAR PHP

PHP dijalankan dalam file berekstensi .php, .php3 atau .phtml, itu tergantung dengan settingan PHP anda, tetapi secara umum ekstensi file PHP adalah .php.

Kode PHP menyatu dengan tag – tag HTML dalam satu file. Kode PHP

diawali dengan tag <? atau <?php dan ditutup dengan ?>.

Contoh : <?

phpinfo(); ?>

Struktur penulisan dalam PHP, sama seperti dalam C++, yaitu setiap

pernyataan diakhiri oleh semicolon ( ; ) dan bersifat case sensitive untuk penulisan

nama variabel. Cara penulisan komentar dalam PHP juga sama dengan C++.

Contoh : <?

$nama = “divisi komputer hme itb”; // Huruf kecil semua

$NAMA = “DIVISI KOMPUTER HME ITB”; // Huruf besar semua print “$nama variable menggunakan huruf kecil.<br>”;

print “$NAMA variable menggunakan huruf besar.”; ?>


(42)

TIPE DATA

PHP mengenal 5 tipe data yaitu integer, floating point, string, array dan object. Penggunaan tipe data tidak secara ekspilisit di deklarasikan seperti dalam C++.

Contoh : <?

// Penggunaan tipe data int, float dan string seta type castingnya $var = 2002 ; // var sebagai integer

print “Sekarang tahun $var.<br>”;

$var = “dua ribu dua”; // var sebagai string print “Sekarang tahun $var.<br>”;

$var = 2002.5; // var sebagai bilangan bulat / float print “Tahun $var, ada atau nggak ?”;

?> <?

// Penggunaan tipe data object class himp

{

var $divisi = "Divkom HME ITB"; function ubah($str)

{

$this->divisi = $str; }

}

$hme = new himp; print $hme->divisi; print "<br>";

$hme->ubah("Divisi Komputer HME ITB"); print $hme->divisi;

?>

Penggunaan tipe data array akan di bahas di bagian operasi array.


(43)

OPERATOR

Dalam PHP terdapat operator artimatika, assignment, bitwise, perbandingan, logika , increment / decrement yang kesemuanya sama dengan C++ dalam cara penggunaannya.

PERNYATAAN

Dalam PHP juga terdapat conditional statement yang cara penggunaannya sama

seperti dalam C++.

FUNGSI

Dalam PHP, tipe data balikan sebuah fungsi tidak di deklarasikan secara eksplisit seperti dalam C++. Dalam PHP, fungsi tidak perlu dideklarasikan, cukup di definisikan saja. Pendefinisian fungsi dapat diletakkan di awal, tengah, akhir maupun di file lain.

Contoh : <?

print "<form action='$PHP_SELF?action=1' method='post'>"; print "Masukkan Nama Anda : <input type='text' name='nama' size=25>";

print "<input type='submit' value=' OK '></form>";

if($action==1) {

greet($nama); }

function greet($str) {

$date = date(G);


(44)

else if($date>=11 && $date<15)print "Selamat Siang $str"; else if($date>=15 && $date<18)print "Selamat Sore $str"; else print"Selamat Malam $str";

} ?>

OPERASI ARRAY Deklarasi array :

1. $divisi[3] = {“Divkom”,”Elektron”,”WS”}; 2. $divisi = array(“Divkom”,”Elektron”,”WS”);

Menghitung jumlah elemen array menggunakan fungsi count($array) contoh : count($divisi) menghasilkan nilai 3;

Mengambil potongan elemen dari suatu array, menggunakan array_slice() array_slice(variable_array,parameter_offset, panjang);

variable_array adalah nama variable array yang ingin kita potong.

Parameter_offset, jika positif menunjukkan elemen awal pemotongan dihitung

dari depan, sedangkan jika negatif di hitung dari belakang ( yaitu urutan ke

parameter_offset dari belakang ). Panjang yaitu menentukan panjang elemen

yang dipotong. Jika panjang tidak diberikan, maka array dipotong mulai dari

nilai elemen yang ditentukan oleh parameter_offset sampai elemen terakhir.

OPERASI FILE

Membuka File fopen(nama_file, mode_akses); Menutup File fclose(file_pointer)


(45)

Tag HTML tidak diabaikan

fgetss(file_pointer, panjang_string) Mengabaikan tag HTML

Menulis ke File fputs(file_pointer,string)

Memeriksa apakah pointer telah berada di akhir file feof(file_pointer)

Ket : Gunakan fungsi

mode_akes pada PHP sama dengan mode akses pada C++.

$file = fopen(“coba.txt”,”r+w”). $file disebut sebagai file_pointer

PHP DAN MYSQL

Bagian ini tidak membahas tentang MySQL, namun bagian ini membahas

pengaturan hubungan antara PHP dan MySQL secara general. Mengenai struktur database, table, field mauoun pengertian querinya diberikan pada modul MySQL.

Untuk dapat berhubungan dengan MySQL, PHP harus membuka hubungan ke server MySQL, yaitu dengan

mysql_connect(nama_host, nama_user, password); Setelah tersambung, maka user memilih database, yaitu dengan mysql_select_db(nama_database);

Untuk mengeksekusi query – query yang ada pada MySQL namun tidak dimiliki oleh PHP digunakan fungsi

mysql_query(query);


(46)

Untuk mengambil hasil query yang dilakukan oleh mysql_query() digunakan fungsi

mysql_fetch_row(result_id) atau mysql_fetch_array(result_id)

Beda antara mysql_fetch_row() dan mysql_fetch_array() adalah pada mysql_fetch_array() hasil yang diperoleh dalam bentuk array assosiatif.

Setelah penggunaan database mysql selesai, maka koneksi diputus dengan menggunakan

mysql_close();

2.4 Deteksi Kerusakan Komputer Berdasarkan Bunyi

Saat komputer dihidupkan, BIOS melakukan POST (power-on self test).

POST ini diperlukan untuk memastikan semua sistem berfungsi sebagaimana mestinya, dan juga mencari informasi tentang hardware apa saja yang terpasang di komputer. Saat BIOS (basic input output system) mendeteksi adanya masalah saat

POST, BIOS akan mengirimkan pesan kesalahan. Pada beberapa kasus, masalah tersebut dapat dideteksi lebih awal, sehingga BIOS tidak dapat mengakses video card dan tidak dapat menampilan pesan kesalahan tersebut, jika seperti ini yang terjadi, BIOS akan mengeluarkan suara “bip” yang memiliki pola tertentu sesuai dengan kesalahan yang diidentifikasinnya. Klo suara “bip” tunggal muncul setelah tampilnya pesan startup pada monitor adalah normal dan tidak ada kegagalan proses booting. “bip” yang dimaksud adalah yang dihasilkan pada saat prosedur


(47)

POST belum selesai dan belum ada informasi apapun yang ditampilkan pada layar.

Untuk lebih jelasnya, adalah sebagai berikut:

 Ketika komputer dihidupkan pertama kali, terdengar suara “bip” dan diikuti adanya pesan start-up (yaitu : size hardisk, ram dan tipe dari BIOS)

Berarti komputer dalam keadaan normal

 Tetapi, ketika komputer dihidupkan, selanjutnya tidak ada pesan start-up, dan diikuti bunyi “bip” yang berulang-ulang, hal itu dapat dipastikan

komputer dalam keadaan error


(48)

1. AMI BIOS

- 1x suara “bip”

Kegagalan refresh DRAM. sistem mempunyai masalah dalam mengakses memori untuk merefreshnya.

- 2x suara “bip”

Kegagalan rangkaian parity, parity bit berfungsi untuk mendeteksi dan mengkoreksi error, secara umum terjadi bermasalah pada memori atau motherboard

- 3x suara “bip”

Kegagalan pada base memori 64K, kegagalan ini bisa disebabkan chip dalam slot memory ada yang rusak.

- 4x suara “bip”

Kegagalan pada timer, kemungkinan ada kesalahan pada satu atau lebih timer yang digunakan untuk mengontrol fungsi-fungsi pada motherboard.

- 5x suara “bip”

Kegagalan prosesor, mungkin karena kepanasan/pemasangan pada socketnya tidak pas atau benar.


(49)

- 6x suara “bip”

Kegagalan pada keyboard controller/gate A20. Keyboard controller adalah chip pada motherboard yang mengendalikan keyboard.

- 7x suara “bip”

Kesalahan pada prosesor. - 8x suara “bip”

Kegagalan baca/tulis memory display. - 9x suara “bip”

Kerusakan BIOS. - 10x suara “bip” Kesalahan CMOS. - 11x suara “bip”

Kerusakan pada cache memory. Informasi kerusakan :

- untuk no. 1,2,3 cobalah perbaiki posisi memory, bila tetap tidak bisa berarti memory harus diganti.

- untuk no. 4,5,7,10 motherboard rusak.

- untuk no. 6, coba perbaiki dudukan chip keyboard controller, jika masih error, gantilah dengan chip yang baru.

- untuk no. 8, kerusakan pada memory VGA. - untuk no. 9, kegagalan pada chip BIOS. - untuk no. 11, ganti cache memory.


(50)

2. AWARD

- 1x suara “bip” panjang

Masalah pada memory, mungkin memory tidak terpasang dengan benar, bisa juga ada chip dalam memory yang sudah rusak.

- 1x suara “bip” panjang dan 2 “bip” pendek

Kesalahan pada displaynya, kemungkinan pemasangan VGA card tidak benar / tidak tertancap dengan benar pada slot AGP / PCI X, bisa juga ada konflik antara IRQ VGA onboard dengan VGA Card.

- 1x suara “bip” panjang dan 3 “bip” pendek Kesalahan sama denga VGA card.

- suara “bip” sambung – menyambung


(51)

3.1 Perancangan Program

Perancangan program harus dirancang dengan jelas dan mengenai sasaran, karena program yang bagus tergantung pada perancangannya. Suatu program dapat dengan mudah dimengerti oleh user dan hasilnya dapat bermanfaat bagi pemakainya. Perancangan sistem pakar meliputi perancangan basis pengetahuan (Knowledge Base), perancangan mesin inferensi (Inference Engine), dan

perancangan antar muka pemakai (User Interface).

Program yang akan dibuat adalah program sistem pakar untuk perbaikan komputer, serta akan diberikan suatu cara memperbaikinya dengan menggunakan PHP.

3.2 Perancangan Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti program sistem pakar, yang merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Basis pengetahuan ini tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang obyek, dan kaidah atau aturan tertentu (rules), yang merupakan informasi tentang cara pembangkitan fakta baru dari

fakta-fakta yang sudah ada. Dalam pengambilan keputusan sistem pakar sangat tergantung pada basis pengetahuan yang dimiliki, sebab jika ternyata basis pengetahuan salah atau kurang lengkap, maka sistem tersebut tidak akan secara tepat memecahkan masalah dan akan mengarah pada kesimpulan yang salah.


(52)

Untuk menghasilkan program yang mudah berkembang, maka basis pengetahuan dibuat terpisah dengan program utama. Dengan tujuan untuk mempermudah dalam memperbarui atau menambah basis pengetahuan dan dapat dilakukan setiap saat tanpa harus mengubah programnya.

Perancangan program sistem pakar ini menggunakan metode penalaran

Forward Chaining. Pelacakan dilakukan terhadap gejala-gejala yang timbul yang

terserang penyakit, kemudian diberikan suatu cara pengobatan penyakit tersebut. Cara kerja pada basis pengetahuan ini adalah sebagai berikut:

1. Basis pengetahuan menerima aturan yang sudah ditentukan oleh mesin inferensi.

2. Basis pengetahuan membuka tampilan menu yang berisi hasil-hasil analisa dari masing-masing aturan.

3. Aturan yang diterima dari mesin inferensi dibandingkan dengan aturan yang tersimpan dalam tabel.

4. Hasil dari analisa aturan ditampilkan pada tampilan menu.

3.3 Perancangan Basis Aturan (Rule Base)

Pada dasarnya rule terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian premise

atau kondisi dan bagian conclution atau kesimpulan. Struktur rule secara logika

menghubungkan satu atau lebih kondisi (premise) pada bagian IF (yang akan

menguji kebenaran dari serangkaian data) dengan satu atau lebih kesimpulan (conclusion) yang terdapat pada bagian THEN.


(53)

Berikut ini merupakan contoh rule base sistem untuk menemukan solusi perbaikan komputer yang sesuai dengan gejala yang dialami dengan menggunakan metode Forward Chaining:

Gambar 3.1 Skema Forward Chaining

Keterangan:

1. AMI BIOS

- 1x suara “bip”

Kegagalan refresh DRAM. sistem mempunyai masalah dalam mengakses memori untuk merefreshnya.

- 2x suara “bip”

Kegagalan rangkaian parity, parity bit berfungsi untuk mendeteksi dan 1 2 3 4 5 3 7 8 9 10 11 12 1 13 14 15 16 7 17 18 19 2 20 4 21 22 23 24 25 26 27 28 29 36 37 38 29 30 31 32 33 34 35 36 39 40 36 41 30 42 44 6

45

43 46 47 48 49 50 5146 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

67 68 69


(54)

mengkoreksi error, kalau ini terjadi umumnya bermasalah pada memori atau motherboard

- 3x suara “bip”

Kegagalan pada base memori 64K, kegagalan ini bisa disebabkan chip dalam slot memory ada yang rusak.

- 4x suara “bip”

Kegagalan pada timer. kemungkinan ada kesalahan pada satu atau lebih timer yang digunakan untuk mengontrol fungsi-fungsi

pada motherboard. - 5x suara “bip”

Kegagalan prosesor, mungkin karena kepanasan / pemasangan pada socketnya tidak pas atau benar

- 6x suara “bip”

Kegagalan pada keyboard controller/gate A20. Keyboard controller adalah chip pada motherboard yang mengendalikan keyboard anda

- 7x suara “bip”

Kesalahan pada prosesor - 8x suara “bip”

Kegagalan baca/tulis memory display - 9x suara “bip”

Kerusakan BIOS - 10x suara “bip” Kesalahan CMOS


(55)

- 11x suara “bip”

Kerusakan pada cache memory

Kerusakan yang terjadi :

1. untuk no. 1,2,3 cobalah perbaiki posisi memory, bila tetap tidak bisa anda harus ganti memory yang baru

2. untuk no. 4,5,7,10 motherboard anda rusak

3. Untuk no. 6, coba anda perbaiki dudukan chip keyboard controller, jika masih error, gantilah dengan chip yang baru.

4. Untuk no. 8, kerusakan pada memory VGA 5. Untuk no. 9, kegagalan pada chip BIOS 6. Untuk no. 11, ganti cache memory

Contoh Penjelasan :

1. IF 1x Suara “bip” AND 2x Suara “bip” AND 3x Suara bip” THEN cobalah perbaiki posisi memory, bila tetap tidak bisa anda harus ganti memory yang baru.

2. IF 4x Suara “bip” AND 5x Suara “bip” AND 7x Suara bip” THEN motherboard anda rusak.


(56)

Dan ada beberapa Pesan error berupa kode-kode angka pada layer monitor Ada banyak pesan error yang dimunculkan pada saat terjadi kerusakan atau kesalahan dalam memasang peripheral saat merakit suatu personal computer diantaranya yaitu :

Tabel 3.1 kode kerusakan

CODE PROBLEM AREA

02X 100 101 102 103 163 164 109 201 3xx 304

Power supply problem Option configuration wrong System board interrupt circuitry System board timer circuitry System board timer interrupt Time and date not set run setup Memory size setting incorrect DMA test error

Keyboard error

Keyboard malfunction (check cable/keyboard; noresponse to reset

Keyboard or system unit error ; CMOS ram configuration doesn’t match


(57)

3.4 Pembentukan Data Flow Diagram 3.4.1 Context Diagram Sistem Pakar

Hasil Data Konsultasi Data Rule

Data Login

Administrator Pengguna

1 Sistem Konsultan

Komp

+

Gambar 3.2 Context Diagram Sistem Pakar

Keterangan:

Gambar diatas mempunyai dua entitas yaitu pengguna dan Administrator. Dimana pengguna menginputkan data konsultasi ke proses sistem pakar sedangkan outputnya berupa hasil konsultasi. Untuk administrator menginputkan data login administrator, data kerusakan dan data rule ke dalam proses sistem pakar dan outputnya berupa data kerusakan sistem komputer.


(58)

DFD Level 0

Hasil Flow_26

Flow_24 Flow_22 data rule

Data Konsultasi

Data Login Administrator

Pengguna

Pengguna 1

Login

2

Konsultan 3 Update

Master

Admin

data rule

Gambar 3.3 DFD Level 0

Keterangan:

Gambar diatas mempunyai dua entitas yaitu pengguna dan Administrator. Dimana pada proses login, pasien menginputkan administrator menginputkan data login admin yang oleh sistem dibaca dari tabel admin. Pada proses konsultasi pengguna menginputkan data konsultasi yang oleh sistem dibaca dari tabel rule dan outputnya berupa hasil konsultasi kemudian hasilnya akan disimpan di tabel data rule. Pada proses update master admin menginputkan


(59)

data rule dan data perbaikannya dimana data-data ini kemudian disimpan ke dalam tabel masing-masing.

DFD Level 1 Dari Level 0 Proses 1.1

data admin

data password

admin Data Login

Administrator

Admin : 1

Admin : 2 1

baca login masukkan

2 mencocokkan dengan database

Gambar 3.4 DFD Level 1 Dari Level 0 Proses 1.1

Keterangan:

Gambar diatas mempunyai dua entitas yaitu administrator. Dimana pada proses baca login masukan, administrator menginputkan data login administrator yang berupa nama dan password administrator kemudian data login ini dicocokkan dengan database yang diambil dari tabel admin.


(60)

DFD Level 1 Dari Level 0 Proses 1.2

data rule Data Konsultasi

Hasil konsultasi Pengguna

Pengguna

1

forward chaining

data null

Gambar 3.5 DFD Level 1 Dari Level 0 Proses 1.2

Keterangan:

Gambar diatas mempunyai satu entitas yaitu pengguna. Dimana pada proses forward chaining pasien menginputkan data konsultasi yang oleh sistem diambil dari tabel rule. Untuk outputnya pengguna mendapatkan hasil konsultasi.


(61)

3.4.2 Model Konseptual ( CDM )

Model data konseptual adalah rancangan dalam bentuk diagram sebelum pembuatan database secara detail. Model data konseptual pada aplikasi sistem ini merepresentasikan rancangan basis data konseptual yang nantinya akan digunakan oleh sistem ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

mengisi admin id username password <pi> Integer

Variable characters (50) Variable characters (50)

<M> Identifier_1 <pi> data id_data pertanyaan ifyes ifno <pi> Integer

Variable characters (40) Integer

Integer

<M>

Identifier_1 <pi>

Gambar 3.6 Conceptual Data Model

3.4.3 Model Data Phisik ( PDM )

Model data phisik dibuat dengan cara mengenerate model data

konseptual yang telah dijelaskan diatas. Model data ini menghasilkan tabel-tabel yang nantinya akan dipakai dalam implementasi sistem yang dibuat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

FK_MENGISI admin id username password int varchar(50) varchar(50) <pk> data id_data id pertanyaan ifyes ifno int int varchar(40) int int <pk> <fk>


(62)

3.5 Pembentukan Entity Relationship Diagram

Sebagai lanjutan implementasi dari entity relationship menjadi tabel yang

lebih baik, dengan melalui tahapan atau aturan berdasarkan cardinality ratio dan

participant constrant, dimana terdapat dua participant yaitu: total dan partial.

Pada perancangan database secara umum, cardinality ratio dan participant

constrant pada tabel dapat digambarkan sebagai berikut:

Setelah penjabaran dari entity relationship, maka sudah didapatkan beberapa

tabel yang menjadi tabel akhir dari sistem yang dibangun. Dari hasil mapping diatas didapat beberapa tabel sebagai berikut:

Rule (Kode_Rule, Kode_Gejala, Kode_Perbaikan)

Admin (Kode_administrator, password)

3.6 Perancangan Database

Desain struktur data untuk basis pengetahuan (knowledge base) program

sistem pakar ini dibuat dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan:

a. Nama Tabel : Rule Primary Key : Kode rule

Foreign Key : Kode gejala, kode perbaikan Fungsi : Menyimpan data rule

Tabel 3.2 Rule

Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan


(63)

b. Nama Tabel : Administrator

Primary Key : Password Administrator Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data Administrator

Tabel 3.3 Administrator

Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan Nama

Administrator

Varchar 25 Nama Administrator

Passwor Administrator

Varchar 8 Password Administrator

3.7 Perancangan Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin Inferensi (Inference Engine) merupakan bagian yang mengandung

mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Fungsi mesin inferensi merupakan pembuktian hipotesa. Bila hipotesa sudah dimasukkan dalam expert system, mesin inferensi pertama-tama

mengecek apakah hipotesa itu sudah disimpan dalam pangkalan data atau belum. Jika sudah, maka dianggap sebagai fakta yang sudah dibuktikan, dan oleh karena itu operasi tidak perlu dilanjutkan.

Teknik inferensi yang digunakan pada program sistem pakar ini adalah teknik penalaran ke depan (Forward Chaining). Penalaran dilakukan terhadap


(64)

 Teknik penalaran ke depan (Forward Chaining)

Pada teknik ini pendekatan penalaran dimulai dari sekumpulan data yang berupa gejala kerusakan untuk menuju suatu kesimpulan yaitu kerusakan yang dialami. Dalam perancangan mesin inferensi pada program sistem pakar ini, sistem memberikan daftar pertanyaan mengenai gejala-gejala apa saja yang terjadi pada suara komputer, sehingga mesin inferensi akan dapat melakukan analisa dan mengambil kesimpulan perbaikan yang akan dilakukan.

Aliran data yang terdapat pada perancangan mesin inferensi untuk perbaikan komputer dapat digambarkan pada gambar berikut ini:

Mulai

Menjalankan Basis

Pengetahuan

Menampilkan Beberapa

kerusakan padakomputer

Melakukan Proses Penelusuran

Pada Data yang Dimasukkan

Memberitahukan Kerusakan

Pada Komputer dan Solusinya


(65)

Dalam bab ini akan dibahas implementasi pembuatan program serta cara penggunaannya.

4.1 Perangkat yang dibutuhkan

Perangkat yang dibutuhkan dalam membuat aplikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Perangkat keras

 Processor Intel Pentium 3 - 733 Mhz  Memory 64 MB

 Harddisk 10 GB

 Printer Canon BJC - 2100SP  Monitor

 Mouse  Keyboard

b. Perangkat lunak

 Power Designer 6.0  power designer 12  Visio 2003


(66)

4.2 Implementasi

4.2.1 Implementasi Data

Dalam sub-bab ini merupakan database yang dibuat untuk pembuatan Sistem Pakar Kerusakan pada Komputer ini dimana Admin dapat mengedit pada aplikasi ini dan Menu ini berisikan tentang data-data pada basis pengetahuan dan data-data pada basis aturan yang merupakan kumpulan dari premis

. a. Tabel Data

Gambar 4.1 Struktur Tabel Data

Pada gambar 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa semua data rule dan inputan pertanyaan akan masuk pada table data ini, dimana Admin yang mengatut semua rule yang akan berjalan pada aplikasi ini, jadi ini table berfungsi sangat penting dalam system pakar pada kerusakan computer ini.


(67)

b. Tabel Admin

Gambar 4.2 Tabel Admin

Pada gambar 4.2 diatas dapat dijelaskan, sebagai fungsi untuk menyimpan data login administrator dan juga menyimpan data yang telah dirubah oleh Admin selaku sebagai user pakar.

4.2.2 Menu Index

Pertama kali aplikasi dijalankan akan muncul Index Form seperti gambar di bawah ini:


(68)

4.2.3 Menu Login

Menu login merupakan awal dari masuknya program ini, menu ini memiliki username, dan password yang berfungsi untuk membuka form

atau mengaktifkan menu-menu berdasarkan username-nya. Ini berlaku jika

ingin login sebagai pakar. Sedangkan user biasa cukup langsung menekan tombol Login, maka dapat langsung menggunakan aplikasi. Berikut tampilan form login pemakai:

Gambar 4.4 Form Login Untuk Pakar

Sedangkan user biasa cukup langsung menekan tombol Login, maka dapat langsung menggunakan aplikasi.


(69)

4.2.4 Form Input Pakar

Gambar 4.6 Form Input Pakar

Pada gambar diatas 4.6 menerangkan bahwa seorang pakar setelah berhasil login, maka seoarang pakar tersebut akan melakukan membuat sebuah rule yang nantinya bisa diakses oleh pengguna yang sedang membutuhkannya.

4.2.5 Form Pilih

Gambar 4.7 Form Pilih Gejala

Pada gamabr 4.7 diatas bisa dijelaskan bahwa form pilih tersebut nantinya akan digunakan oleh pengguna yang sedang memakai sistem pakar ini.


(70)

Dalam bab ini akan dibahas uji coba dan implementasi pembuatan program serta cara penggunaannya.

5.1 Implementasi

5.1.1 Implementasi Data

Dalam sub-bab ini merupakan database yang dibuat untuk pembuatan Sistem Pakar Kerusakan pada Komputer ini.

a. Tabel Data

Gambar 5.1 Struktur Tabel Data

Pada gambar 5.1 diatas dapat dijelaskan bahwa semua data rule dan inputan pertanyaan akan masuk pada table data ini, jadi ini table berfungsi sangat penting dalam system pakar pada kerusakan computer ini. Pada tempat penyimpanan itu banyak sekali data yang nantinya sama, sehingga kemungkinan rule berjalan dengan baik akan disulitkan hal-hal yang seperti itu.


(71)

b. Isi Data Tabel Data

Gambar 5.2 View table data

Pada gambar 5.2 diatas dapat dijelaskan bahwa semua rule dan data pertanyaan yang disguhkan terhadap pengunjung akan dimasukkan atau disimpan pada table data ini, jadi sang pakar bisa memasukkan data pertanyaan dan hasil dari beberapa gejala tersebut.

c. Tabel Admin

Gambar 5.3 Tabel Admin

Pada gambar 5.3 diatas dapat dijelaskan, sebagai fungsi untuk menyimpan data login administrator sebagai user pakar.


(72)

d. View Tabel Admin

Gambar 5.4 View Tabel Admin

Pada gambar 5.4 diatas dapat dijelaskan bahwa tabel admin ini difungsikan untuk menyimpan username dan password seorang admin atau pakar yang tugasnya untuk mengisi data sistem pakar yang nantinya bisa dipakai oleh para pengguna.

5.2 Uji Coba

Pertama kali aplikasi dijalankan akan muncul Index Form seperti gambar di bawah ini, didalam form pada gambar 5.6 dibawah ini bahwa ada 2 pilihan yaitu untuk pengguna dan juga untuk admin, sehingga para pengguna bisa memilih hak aksesnya mana yang perlu dan diijinkan untuk mengakses dari masing-masing halaman tersebut:


(73)

Gambar 5.5 Form Index

5.3 Menu Login

Menu login merupakan awal dari masuknya program ini, menu ini memiliki username, dan password yang berfungsi untuk membuka form

atau mengaktifkan menu-menu berdasarkan username-nya. Ini berlaku jika

ingin login sebagai pakar. Sedangkan user biasa cukup langsung menekan tombol Login, maka dapat langsung menggunakan aplikasi. Berikut tampilan form login pemakai:

Gambar 5.6 Form Login Untuk Pakar

Sedangkan user biasa cukup langsung menekan tombol Login, maka dapat langsung menggunakan aplikasi.


(74)

Gambar 5.7 Form Login Untuk Pakar/Admin

Pada gambar 5.7 diatas dapat dijelaskan bahwa apabila administrator memasukkan username dan password yang salah maka sistem tidak akan bisa masuk, meskipun pengguna juga mencoba tidak akan bisa, hal ini karena didalam databasenya MYSQL field dari username dan password ini sudah ternkripsi md5,

sehingga sulit untuk dibaca.

5.4 Form Input Pakar

Gambar 5.8 Form Input Pakar

Pada gambar diatas 5.8 menerangkan bahwa seorang pakar setelah berhasil login, maka seoarang pakar tersebut akan melakukan membuat


(75)

sebuah rule yang nantinya bisa diakses oleh pengguna yang sedang membutuhkannya.

5.5 Form Update Data Rule

Gambar 5.9 Form Pilih Gejala

Pada gambar 5.9 diatas bisa dijelaskan bahwa form edit atau ubah diatas, bahwa seoarang pakar bisa melakukan ubah data rule dan juga field yang menjelaskan jenis kerusakannya hardwarenya.

5.6 Menu Logout

Gambar 5.10 Menu Logout

Pada gambar 5.10 diatas menjelaskan bahwa seorang administrator ini harus memilih menu logout ini, hal ini dikarenakan supaya bisa menghapus semua session yang ada di browser, sehingga data-data yang telah dikerjakan oleh


(76)

5.7 Menu Pengguna

Di dalam menu pengguna ini, para pengguna hanya akan dihadaptkan kepada beberapa soal yang isinya menyangkut dengan gejala-gejala kerusakan pada komputer, maka form-form isian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.11 Menu Pilihan Sistem Pakar

Pada gambar 5.11 diatas dapat dijelaskan bahwa pengguna setelah memilih menu pengguna, maka akan dihadapkan dengan form pilihan seperti digambar 5.11 diatas.

Apabila pada gambar 5.11 diatas pengguna memilih menu yang ”YA” maka akan masuk ke dalam pada gambar 5.12 dibawah ini

Gambar 5.12 Next Menu Pilihan Sistem Pakar

Jadi setelah dilihat ada perbedaan pada gambar 5.11 dan 5.12, yaitu terletak pada isi pertanyaannyal, kemudian apabila pengguna memilih menu ”TIDAK”, maka sistem akan memunculkan seperti pada gambar 5.13 dibawah ini


(77)

Gambar 5.13 View Diagnosa Kerusakan

Pada gambar 5.13 diatas bisa dijelaskan bahwa setelah pada gambar 5.12 memilih menu ”TIDAK”, maka diagnosa pada gambar 5.12 adalah seperti pada gambar 5.13, karena pada pertanyaan yang kedua pengguna memilih menu ”TIDAK”, apabila pengguna memilih menu ”YA”, maka pertanyaan akan dilanjutkan sampai kondisi menemukan diagnosa kerusakan komputernya.


(78)

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penulisan skripsi ini penulis memberikan beberapa kesimpulan tentang pembuatan aplikasi program sistem pakar kerusakan pada komputer, antara lain adalah:

1. Sistem ini dapat menghasilkan diagnosa berupa nama kerusakan pada perangkat hardware komputer yang menyerang bagian ram, cmos, dan juga sampai mengarah ke motherboard.

2. Dengan adanya sistem pakar diagnosa berupa nama kerusakan pada perangkat hardware komputer yang menyerang bagian ram, cmos, dan juga sampai mengarah ke motherboard maka akan mempermudah orang awam untuk melakukan diagnosa terhadap kerusakan pada komputer dan seperangkat alat hardwarenya, serta sebagai asisten yang cukup cerdas bagi para pakar di bidangnya.

6.2 Saran

Saran-saran yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:

1. Penulis mengharapkan agar kekurangan-kekurangan dalam program sistem pakar ini diperbaiki. Baik dalam hal fasilitasnya maupun dalam segi kemudahan pemakaian.


(79)

2. Penulis mengharapkan agar basis pengetahuan dalam sistem pakar ini selalu dikembangkan dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa mendatang.

3. Membuat sistem pakar kerusakan komputer dan hardware ini dalam bentuk website sehingga user dapat mengaksesnya dimana saja, dan juga tempat penyimpanan data buat pengguna.

4. Dengan dibuatnya sistem pakar ini bisa membantu para spesialis hardware untuk membuat data statistik tentang penyakit yang dialami pasien.


(80)

Azis, Farid, Belajar Sendiri Pemrograman Sistem Pakar”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1993.

Desiani, A, Arhami, M, ”Konsep Kecerdasan Buatan”, ANDI, Yogyakarta, 2005.

Jayanto, ”Membuat Aplikasi Database Dengan Delphi”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1999.

Kadir, Abdul, ” Pemrograman Database Menggunakan Delphi ”, Salemba Infotek, Jakarta, 2001.

Kristanto, Andri, ” Kecerdasan Buatan ”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.

Kusumadewi, Sri, ”Artificial Intelligence ( Teknik dan Aplikasinya )”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003.

Suparman, ”Mengenal Artificial Intelligence”, ANDI, Yogyakarta, 1991. www.pcai.com/web/ai_info/expert_system.html


(1)

67

sebuah rule yang nantinya bisa diakses oleh pengguna yang sedang membutuhkannya.

5.5 Form Update Data Rule

Gambar 5.9 Form Pilih Gejala

Pada gambar 5.9 diatas bisa dijelaskan bahwa form edit atau ubah diatas, bahwa seoarang pakar bisa melakukan ubah data rule dan juga field yang menjelaskan jenis kerusakannya hardwarenya.

5.6 Menu Logout

Gambar 5.10 Menu Logout

Pada gambar 5.10 diatas menjelaskan bahwa seorang administrator ini harus memilih menu logout ini, hal ini dikarenakan supaya bisa menghapus semua session yang ada di browser, sehingga data-data yang telah dikerjakan oleh


(2)

pada komputer, maka form-form isian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.11 Menu Pilihan Sistem Pakar

Pada gambar 5.11 diatas dapat dijelaskan bahwa pengguna setelah memilih menu pengguna, maka akan dihadapkan dengan form pilihan seperti digambar 5.11 diatas.

Apabila pada gambar 5.11 diatas pengguna memilih menu yang ”YA” maka akan masuk ke dalam pada gambar 5.12 dibawah ini

Gambar 5.12 Next Menu Pilihan Sistem Pakar

Jadi setelah dilihat ada perbedaan pada gambar 5.11 dan 5.12, yaitu terletak pada isi pertanyaannyal, kemudian apabila pengguna memilih menu ”TIDAK”, maka sistem akan memunculkan seperti pada gambar 5.13 dibawah ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

69

Gambar 5.13 View Diagnosa Kerusakan

Pada gambar 5.13 diatas bisa dijelaskan bahwa setelah pada gambar 5.12 memilih menu ”TIDAK”, maka diagnosa pada gambar 5.12 adalah seperti pada gambar 5.13, karena pada pertanyaan yang kedua pengguna memilih menu ”TIDAK”, apabila pengguna memilih menu ”YA”, maka pertanyaan akan dilanjutkan sampai kondisi menemukan diagnosa kerusakan komputernya.


(4)

antara lain adalah:

1. Sistem ini dapat menghasilkan diagnosa berupa nama kerusakan pada perangkat hardware komputer yang menyerang bagian ram, cmos, dan juga sampai mengarah ke motherboard.

2. Dengan adanya sistem pakar diagnosa berupa nama kerusakan pada perangkat hardware komputer yang menyerang bagian ram, cmos, dan juga sampai mengarah ke motherboard maka akan mempermudah orang awam untuk melakukan diagnosa terhadap kerusakan pada komputer dan seperangkat alat hardwarenya, serta sebagai asisten yang cukup cerdas bagi para pakar di bidangnya.

6.2 Saran

Saran-saran yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:

1. Penulis mengharapkan agar kekurangan-kekurangan dalam program sistem pakar ini diperbaiki. Baik dalam hal fasilitasnya maupun dalam segi kemudahan pemakaian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

71

2. Penulis mengharapkan agar basis pengetahuan dalam sistem pakar ini selalu dikembangkan dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa mendatang.

3. Membuat sistem pakar kerusakan komputer dan hardware ini dalam bentuk website sehingga user dapat mengaksesnya dimana saja, dan juga tempat penyimpanan data buat pengguna.

4. Dengan dibuatnya sistem pakar ini bisa membantu para spesialis hardware untuk membuat data statistik tentang penyakit yang dialami pasien.


(6)

Jayanto, ”Membuat Aplikasi Database Dengan Delphi”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 1999.

Kadir, Abdul, ” Pemrograman Database Menggunakan Delphi ”, Salemba Infotek, Jakarta, 2001.

Kristanto, Andri, ” Kecerdasan Buatan ”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.

Kusumadewi, Sri, ”Artificial Intelligence ( Teknik dan Aplikasinya )”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003.

Suparman, ”Mengenal Artificial Intelligence”, ANDI, Yogyakarta, 1991. www.pcai.com/web/ai_info/expert_system.html

www.cse.unsw.edu.au/~billw/cs9414/notes/kr/rules/rules.html

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :