PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN TERHADAP MANAJEMEN PEMBELAJARAN SMA DI KABUPATEN.

(1)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN TERHADAP MANAJEMEN PEMBELAJARAN SMA DI KABUPATEN CIANJUR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

Cecep Jamaludin,Lc 1102498

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGESAHAN TESIS

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN TERHADAP MANAJEMEN PEMBELAJARAN SMA DI KABUPATEN CIANJUR

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah,M.Pd NIP.197005241994022001

Pembimbing II

Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd NIP.1970092919980221

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. NIP. 19530612 198103 1 003


(3)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN TERHADAP MANAJEMEN PEMBELAJARAN SMA DI KABUPATEN CIANJUR

Oleh: Cecep Jamaludin

ABSTRAK

Manajemen pembelajaran merupakan sebuah konsep yang melibatkan siswa untuk merasakan adanya keteraturan dalam belajar,Keteraturan ini akan sangat berdampak pada kenyamanan dan hubungan kuat antara siswa dengan sekolah yang pada akhirnya mampu menciptakan prestasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kualitatif dan analisis deskriftif melalui teknik analisis data korelasi yang menggunakan statistika parametrik. Data diambil dari populasi SMA yang mewakili setiap wilayah di Kabupaten Cianjur, dengan menggunakan kuisioner, penilitian ini mengambil sampel siswa yang berjumlah 374 dari 5870 populasi dengan menggunakan teknik

Proportionate Stratified Random Sampling

Pada penelitian ini mengkaji tentang besaran pengaruh iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran pada SMA di Kabupaten Cianjur, adapun yang menjadi objek penelitian adalah para siswa, karena merekalah yang akan merasakan langsung kondisi pembelajaran di sekolah, apakah berjalan dengan manajemen yang baik atau tidak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapam besar pengaruh iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran.

Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini pada SMA di Kabupaten Cianjur, pertama, iklim sekolah (x1), hasil penilitian menunjukan bahwa, iklim sekolah berkatagori

baik, kedua, mutu layanan pembelajaran (x2) hasil penelitian menunjukan katagori baik, dan variabel ketiga yaitu, manajemen pembelajaran (Y) berkatagori baik. Sedangkan pengaruh variabel iklim sekolah (x1) terhadap manajemen pembelajaran (y) menunjukan adanya pengaruh yang cukup kuat, pengaruh mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran (Y) menunjukan pengaruh yang cukup kuat, dan pengaruh variabel X terhadap Y menunjukan adanya pengaruh yang cukup kuat, artinya bahwa iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap manajemen pembelajaran.

Untuk meningkatkan manajemen pembelajaran, maka sekolah diharapkan bisa menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan terus memberikan mutu layanan pembelajaran terhadap siswa, sehingga mereka merasakan adanya kepuasan dalam belajar dan selalu berusaha meningkatkan prestasinya disekolah.


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH IKLIM

SEKOLAH DAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN TERHADAP

MANAJEMEN PEMBELAJARAN” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku. Atas pernyataan tersebut, saya siap

menanggung resiko yang diberikan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari fihak

lain terhadap karya saya.

Cianjur, Juli 2013

Cecep Jamaludin 1102498


(5)

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan kepada:

Ibunda tercinta Ibu Eti Rukoyah yang telah memberikan pengorbanan sangat besar baik itu moril ataupun materil, sehingga tesis ini dapat selesai dikerjakan

Kaka-Kaka dan adik Saya yang memberikn motivasi besar untuk merampungkan tesis ini


(6)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN TERHADAP MANAJEMEN PEMBELAJARAN SMA DI KABUPATEN CIANJUR

Oleh: Cecep Jamaludin

ABSTRAK

Manajemen pembelajaran merupakan sebuah konsep yang melibatkan siswa untuk merasakan adanya keteraturan dalam belajar,Keteraturan ini akan sangat berdampak pada kenyamanan dan hubungan kuat antara siswa dengan sekolah yang pada akhirnya mampu menciptakan prestasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kualitatif dan analisis deskriftif melalui teknik analisis data korelasi yang menggunakan statistika parametrik. Data diambil dari populasi SMA yang mewakili setiap wilayah di Kabupaten Cianjur, dengan menggunakan kuisioner, penilitian ini mengambil sampel siswa yang berjumlah 374 dari 5870 populasi dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling

Pada penelitian ini mengkaji tentang besaran pengaruh iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran pada SMA di Kabupaten Cianjur, adapun yang menjadi objek penelitian adalah para siswa, karena merekalah yang akan merasakan langsung kondisi pembelajaran di sekolah, apakah berjalan dengan manajemen yang baik atau tidak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapam besar pengaruh iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran.

Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini pada SMA di Kabupaten Cianjur, pertama, iklim sekolah (x1), hasil penilitian menunjukan bahwa, iklim sekolah berkatagori baik, kedua, mutu layanan pembelajaran (x2) hasil penelitian menunjukan katagori baik, dan variabel ketiga yaitu, manajemen pembelajaran (Y) berkatagori baik. Sedangkan pengaruh variabel iklim sekolah (x1) terhadap manajemen pembelajaran (y) menunjukan adanya pengaruh yang cukup kuat, pengaruh mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran (Y) menunjukan pengaruh yang cukup kuat, dan pengaruh variabel X terhadap Y menunjukan adanya pengaruh yang cukup kuat, artinya bahwa iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap manajemen pembelajaran.

Untuk meningkatkan manajemen pembelajaran, maka sekolah diharapkan bisa menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan terus memberikan mutu layanan pembelajaran terhadap siswa, sehingga mereka merasakan adanya kepuasan dalam belajar dan selalu berusaha meningkatkan prestasinya disekolah.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur sudah selayaknya kita haturkan kepada Allah SWT, dengan

taufiq dan hidayahnya, akhirnya penyususnan tesisi yang berjudul: “Pengaruh Iklim Sekolah dan Mutu Layanan Pembelajaran terhadap Menejmen Belajar Siswa” dapat

berjalan dengan lancar. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada program study Administrasi Pendidikan di sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, guna memperoleh gelar Magister Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini sungguh banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, ataupun contennya, oleh karena itu kritik dan masukannya sangat penulis harapkan, sehingga dimasa yang akan datang dapat dilakukannya perbaikan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca sebagai salah satu sumbangsih keilmuan yang berhubungan dengan Ilmu Administrasi Pendidika.Terima Kasih.

Bandung, Juli 2013

Cecep Jamaludin NIM: 1102498


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini, banyak fihak yang membantu dan mendorong untuk selelesainya tesis ini, baik itu bantuan secara langsung ataupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd, selaku pembimbing 1 sekaligus pembimbing akademik yang selama ini telah meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam menyelesaikan tesisi ini, yang tidak henti-hentinya memberikan masukan, bimbingan, dan juga arahannnya.

2. Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd, selaku pembimbing II yang selama ini telah meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, memberikan masukan dan dorongan dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D, selaku ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah memberikan arahan dan masukan dalam upaya menyelesaikan studi.

4. Prof. Dr.H. Didi Suryadi, M.Ed selaku ketua Program Pasca Sarjana UPI yang telah memfasilitasi keperluan mahasiswa Program Pasca Sarjana UPI.

5. Dosen – Dosen Program Administrasi SPS UPI yang telah membantu penulis dalam menambah pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Pendidikan


(9)

6. Seluruh Staf Administrasi SPS UPI yang memberikan berbagai kemudahan kepada saya selama mengikuti pendidikan.

7. Kepada Drs. Ibrahim Sastrawinata,MM selaku Direktur Pondok Pesantren Ar-Rahman, yang telah memberikan izin, kemudahan, dorongan dan fasilitas dalam menyelesaikan studi ini.

8. Kepada Kepala Sekolah dan Seluruh Guru Ar-Rahman yang selalu terus-menerus memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.

9. Kepada Kepala Sekolah di SMA Kabupaten Cianjur, yang telah meluangkan waktu, memberikan kemudahan, dalam penyelesaian tesis ini.

10. Kepada Ibunda, serta kakak dan adiku yang telah mengrimkan do’a, memberikan pengorbanan bantuan baik itu moril ataupun materil, dan memotivasi penulis dalam upaya meyelesaikan program studi ini.

11. Dan Kepada Seluruh rekan-rekan yang telah memberikan dorongan, semangat kebersamaannya baik dalam suka maupun duka, sehingga tesis ini bisa terselesaikan.

Cianjur, Juli 2013

Cecep Jamaludin NIM:1102498


(10)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN TESIS……….……….i

PERNYATAAN…...………..ii

PERSEMBAHAN……….……….iii

ABSTRAK……..………...iv

KATA PENGANTAR……….………...v

UCAPAN TERIMA KASIH………..vi

DAFTAR ISI………..……….….viii

DAFTAR LAMPIRAN……….….xi

DAFTAR TABEL……….xii

DAFTAR GAMBAR………..……….…….xiv

BAB I. PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang………...…....………1

B. Identifikasi Masalah……….……….11

C. Rumusan Masalah……….14

D. Tujuan Penelitian………..15

E. Manfaat Penelitian………...………...15

1. Secara Teoritis……….………...15


(11)

F. Struktur Organisasi Tesis………..………….16 BAB II.KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN…...18

A. Kajian Pustaka……….……….……….18 1. Menejmen Pembelajaran dalam Konteks Administrasi Pendidikan……….……….18 2. Iklim Sekolah………...………….……….……….35 3. Mutu Layanan Pembelajaran………...……..………….55 B. Kerangka Berpikir Penelitian……….………...………...64

C. Hipotesis Penelitian………..………67

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………...……..………68

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian…….………….……….68

1. Lokasi Penelitian……….……..………68

2. Populasi dan Sampel Penelitian………….………...………68

B. Metodologi Penelitian………..………70

C. Definsi Operasional………...………...…………71

1. Menejmen Pembelajaran Siswa………..………..……..….71

2. Iklim Sekolah………..………..……..………….72


(12)

D. Instrumen Penelitian………....……….74

1. Skala Pengukuran………..………74

2. Penyusunan Instrumen………..…...….74

E. Proses Pengembangan Instrumen……….………..….……..76 1. Penentuan alat Pengumpul Data……..………….…….…..…….76

2. Pengolahan Data……….…….…...……..76

3. Uji Instrumen………...……….77 4. Hasil Uji coba Instrumen Penelitian………...………..80

F. Pengujian Persyaratan Analisis……….………....………85 1. Uji Weighted Means Scored………...……….…...………..85

2. Uji Normalitas………...…………...…….………86

3. Uji Linieritas……….………..….……….86

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.……….…..……....…….87 A. Hasil Penelitian………...…………..……...……….87 1. Kecenderungan Skor Setiap Variabel………….………...…...87

2. Uji Analisis……….………...……..100

3. Pengujian Hipotesis……….……….103


(13)

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………...………..143

A. Kesimpulan………...……….……….……..143

B. Rekomendasi……….……….………...146

DAFTAR PUSTAKA……….……….………..148

DAFTAR LAMPIRAN………..……152 Lampiran A: Hasil Uji Coba Validitas………...……153

Lampiran B: Angket Penelitian…………...………...162

Lampiran C: Rekapitulasi Data Responden………...170

Lampiran D: Bukti Keterangan Kegiatan Penelitian………..216

Lampiran E:Permohonan Izin Melakukan Penelitian………...….…….…229

Lampiran F: Surat Keputusan………...………….…...…..230

Lampiran G: Surat Pemberitahuan Penelitian………...……….…...232 Lampiran H: Surat Izin……….……….…..233


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Hasil Ujian Nasional SMA 2013 Kabupaten Cianjur 5

2.1 Contoh OCDQ (The Organizational Climate Description Questionnare

44

2.2 Aspek Kewarganegaraan 47

3.1 Populasi Sekolah SMA di Kabupaten Cianjur 68

3.2 Sampel Penelitian 70

3.3 Skala Likert 74

3.4 Kisi –Kisi Instrumen 75

3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi 78

3.6 Hasil Perhitungan Uji Validitas ( X1 ) 80 3.7 Reliability Statistict ( X 1 ) 81

3.8 Hasil Perhitungan Uji Validitas ( X2 ) 82 3.9 Reliability Statistict ( X2 ) 83

3.10 Hasil Perhitungan Uji Validitas (Y) 83

3.11 Reliability Statistict (Y) 85

3.12 Daftar Konsultasi WMS 86

4.1 Kecenderungan Skor Rata-rata Iklim Sekolah (X1) 87

4.2 Kecenderungan Skor Rata-rata Mutu Layanan Pembelajaran(X2) 91

4.3 Kecenderungan Skor Rata-rata Manajemen Belajar (Y) 97

4.4 Uji Normalitas Iklim Sekolah (X1). Mutu Layanan Pembelajaran (X2), dan Manajemen Belajar (Y)

101

4.5 Hasil Uji Normalitas Keseluruhan Data Setiap Variabel 101

4.6 Hasil Uji Linieritas X1 terhadap Y 102

4.7 Hasil Uji Linieritas X2 terhadap Y 102

4.8 Uji Korelasi Iklim Sekolah (X1) terhadap Manajemen Belajar (Y)

103

4.9 Uji Korelasi Mutu Layanan Pembelajaran (X2) terhadap Manajemen Belajar (Y)

105

4.10 Uji Korelasi Iklim Sekolah (X1) dan Mutu Layanan Pembelajaran (X2) terhadap Manajemen Belajar (Y)

106

4.11 Uji Analisis Regresi Iklim Sekolah (X1) terhadap Manajemen Belajar (Y)

108

4.12 Uji Analisis Regresi Mutu Layanan Pembelajaran (X2) terhadap Manajemen Belajar (Y)

110

4.13 Uji Analisis Regresi Iklim Sekolah (X1) dan Mutu Layanan Pembelajaran (X2) terhadap Manajemen Belajar (Y)


(15)

4.14 Uji F Analisis Regresi 114

4.15 Korelasi X1 dan Y di Sekolah Negeri 116

4.16 Korelasi X2 dan Y di Sekolah Negeri 117

4.17 Korelasi X1 dan X2 terhadap Y di Sekolah Negeri 119

4.18 Korelasi X1 dan Y di Sekolah Swasta 121

4.19 Korelasi X2 dan Y di Sekolah Swasta 122

4.20 Korelasi X1 dan X2 terhadap Y di Sekolah Swasta 124

4.21 Kesimpulan Hipotesis untuk sekolah Negeri 126

4.22 Kesimpulan Hipotesis untuk sekolah Swasta 126


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1.1 Profil Capaian Standar Proses Kabupaten Cainjur 6

1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menejmen Pembelajaran 14

2.1 Sistem Menejmen Pendidikan 21

2.2 Menejmen Sistem Pembelajaran 22

2.3 Hubungan Sistem Dengan Prestasi 31

2.4 Paradigma Penelitian 66

2.5 Hubungan Antar Variabel 67

4.1 Diagram Batang Kriterria Skor Iklim Sekolah (X1) 91 4.2 Diagram Batang Kriteria Skor Mutu layanan Pembelajaran

(X2)

96

4.3 Diagram Batang Kriteria Skor Manajemen Pembelajaran (Y) 100

4.4 Diagram Regresi X1 dan Y 109 4.5 Diagram Regresi X2 dan Y 111


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu elemen penting yang harus ada dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dibentuk untuk memiliki pribadi yang seutuhnya termasuk bagaimana seseorang mengelola, mengatur dan menghadapi kehidupannya, sehingga mampu bertahan sesuai dengan kodarat dan ketentuan yang diberikan Allah Swt.

Pendidikan memiliki aspek strategis bagi negara, sehingga dalam upaya mewujudkan pendidikan, negara melalui kebijakan-kebijakannya harus bertitik tolak dari undang-undang dasar 1945, yang menyatakan bahwa salah satu tujuan negara kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, sejalan dengan pembukaan UUD 1945, sistem pendidikan nasional tersebut harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Melalui pendidikan, kemampuan manusia terus diasah agar memiliki ketajaman dalam memecahkan persoalan kehidupan, karena pendidikan sebagaimana dijelaskan UNESCO (Delor,1997) dalam Engkoswara dan Aan (2011:6) menekankan pentingnya empat pilar yang harus dilakukan dalam semua proses pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk mandiri (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to

live together). Dengan kata lain, manusia yang diharapkan adalah mampu

menghadapi tantangan masa depan dengan memiliki cakrawala pengetahuan yang luas, keterampilan tepat guna, kepribadian mandiri dan tanggung jawab.


(18)

2

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu tanpa ada diskriminasi atau membeda-bedakan status sosial, baik ekonomi, agama, etnis, suku dan gender. Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan kewajiban yang harus diusahakan pemerintah sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam UU No.14 Tahun 2005 untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terarah dan berkesinambungan, apalagi sejak diluncurkannya UU No 22 tahun 2000 tentang otonomi daerah, pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah beralih menjadi tanggung jawab daerah. Dalam UU No. 20 tentang sisdiknas pasal 50 ayat 5 menyatakan ”Pemerintah Kabupaten/ Kota mengelola Pendidikan Dasar dan Menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.”

Otonomi daerah ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik di semua sektor kehidupan, termasuk dalam hal pendidikan yang mengupayakan untuk peningkatan mutu layanan pada satuan pendidikan di sekolah, sebagaimana dikatakan Mardiasme (2002:13) dalam Suhardan (2006:6) bahwa otonomi daerah merupakan “Konsep Manajemen sektor publik yang berfokus pada perbaikan kinerja organisasi. Penerapan konsep tersebut berimplikasi pada perlunya dilakukan perubahan manajerial, terutama perubahan personel dan struktur organisasi yang semula berorientasi birokrasi, menjadi berorientasi pelayanan publik yang mengutamakan mutu.”

Penyediaan mutu layanan pendidikan akan mampu berkontribusi untuk pembangunan bangsa, karena pendidikan merupakan cara yang paling ampuh untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tuntuan untuk membentuk SDM


(19)

3

yang berkualitas harus direspon oleh pemerintah dengan langkah nyata, seperti memberikan pelatihan, pengembangan dan pembekalan khususnya bagi para guru, karena guru merupakan orang yang berada di garda terdepan dalam membentuk SDM berkualitas. Pemberian pelatihan, pengembangan dan pembekalan bagi guru tidak hanya terbatas bagaimana menguasai materi, kemampuan pedagogik, dan lainya yang berupa hard skill, akan tetapi juga harus dibarengi dengan kemampuan soft skill yang menyangkut keterampilan sikap, prilaku dan motivasi (Kirom, 2012:15)

Kemampuan hard skill dan soft skill yang dimiliki oleh guru akan membentuk profesionalisme dalam upaya meningkatkan manajerial pembelajaran, dan tanggung jawab dalam mengarahkan mutu layanan ini merupakan tugas dari semua komponen pendidikan dalam unit sekolah baik itu tenaga pendidik seperti guru dan tenaga kependidikan seperti tata usaha dan kepala sekolah.

Kondisi pendidikan di Indonesia dewasa ini, masih menyisakan kesenjangan pencapaian, seperti yang dilansir oleh Blazely (1997) dan juga oleh World Bank (1998) dalam Suhardan (2010:5), bahwa pembelajaran disekolah cenderung teoritik, tidak terkait dengan lingkungan anak, anak kurang memahami cara belajar, kurang terampil memecahkan masalah kehidupan, dan „many teacher are poorly trained’, sehingga tentu saja berdampak pada hasil pencapaian siswa/prestasi siswa (student Outcome)

Selain kondisi guru, masalah pendidikan di Indonesia yang harus mendapatkan perhatian adalah manajemen pembelajaran, artinya bagaimana sekolah mengatur pembelajaran sehingga berjalan dengan baik, para siswa memiliki motivasi untuk belajar disekolah, merasa nyaman dengan lingkungan sekolah sehingga dapat mengurangi penyimpangan prilaku siswa, seperti bolos, tauran, dan aktifitas lainnya yang mengganggu proses pembelajaran dan sering mendapatkan sorotan dari beberapa media seperti Tribunews (4 februari 2013), Kompas (20 Oktober 2011) dan Tempo (15 Mei 2013), kondisi ini selalu menjadi perhatian banyak fihak, hal ini sekaligus menjadi pembuktian bagi sekolah bagaimana menciptakan manajemen yang


(20)

4

baik seperti dikatakan Finn dan Voelkl (1993) dalam franklin et al (2006:398): Though individual students are often blamed for truancy, school attendance may be seen as an important indicator of how well the school is functioning and the kind of educational environment created within the school”.

Kondisi diatas dikuatkan berdasarkan penemuan hasil penelitian yang dilakukan Siti Sapardiyah Santoso, CH. M. Kristanti (2000) di jawa barat (Bandung dan Cianjur) dengan responden 1110 dan rentang usia 13 – 19 th menunjukan bahwa pengalaman pernah absen atau tidak mengikuti pelajaran di sekolah tanpa izin guru (membolos) di Jawa Barat-urban 51,9%, rural 33,7% , dan salah satu faktor yang melatar belakangi tingginya bolos sekolah adalah karena adanya gangguan fungsi sekolah.

Kondisi pembelajaran ini mendapatkan kritik dari Burgoyne dan Reynolds (1997:9), mereka mengungkapkan, bahwa:

Management learning, an endeavour initiated in the mid-1970s, can be seen as a response to the perception that the management education, training and development movement itself needed reforming because it was not clear about the nature of management or how to influence a process of learning to improve it.

Munculnya sebuah ide tentang manajemen pembelajaran sebagai respon terhadap persepsi manajemen pendidikan, pelatihan dan pengembangan harus bergerak menuju sebuah perubahan, karena adanya ketidak jelasan sifat alami dari manajemen atau bagaimana hal itu berpengaruh terhadap proses belajar dan upaya untuk meningkatkannya.

Hasil studi PISA tahun 2000 bahwa literasi membaca siswa Indonesia digolongkan sangat rendah dibandingkan siswa mereka di manca negara, dari 42 negara yang disurvei, siswa Indonesia berada dalam urutan ke-39, tahun 2006 naik 22 point berada dalam urutan 48 dari 56 negara. Tahun 2006 dalam literasi IPA Indonesia mendapat peringkat ke-50 dari 57 negara.


(21)

5

Indikasi lain dari tidak teraturnya manajemen pembelajaran adalah, nilai ujian nasional yang bersumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur tahun 2013, apabila kita lihat berdasarkan klasifikasi nilai program IPA, dari 40 sekolah hanya tiga sekolah yang mendapatkan klasifikasi B (Baik) dan sisanya C (Cukup), sedangkan untuk IPS semua sekolah klasifikasi nilainya C (Cukup), berikut tabel 12 sekolah dari hasil ujian nasional tahun 2013

Tabel 1.1

Hasil Ujian Nasional 2013 SMA di Kabupaten Cianjur


(22)

6

Data lain berkaitan dengan standar proses, bahwa dari 80 sekolah yang memberikan data evaluasi diri sekolah di Kab.Cianjur, propinsi Jawa Barat yang belum memenuhi SPM pada indikator 211 sebanyak 3 sekolah. Sedangkan yang telah memenuhi SPM pada indikator 211 sebanyak 8 sekolah. Dan yang telah memenuhi SNP pada indikator 211 sebanyak 48 sekolah.Serta yang telah di atas SNP pada indikator 211 sebanyak 24 sekolah. Kemudian dari grafik tersebut juga dapat dilihat bahwa jumlah sekolah di Kab.Cianjur, Propinsi Jawa Barat yang belum memenuhi SPM pada indikator 212 sebanyak 17 sekolah.Sedangkan yang telah memenuhi SPM pada indikator 212 sebanyak 34 sekolah.Dan yang telah memenuhi SNP pada indikator 212 sebanyak 20 sekolah. Serta yang telah di atas SNP pada indikator 212 sebanyak 12 sekolah, seperti tampak dalam grafik dibawah ini;

Gambar 1.1

Profil Capaian Standar Proses Kab. Cianjur

Kondisi diatas sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Jam‟an (1997:2) dalam Suhardan (2006:12) bahwa: “Pengawasan dilingkungan sistem persekolahan selama ini menunjukan kesan seolah-olah menekankan pada segi fisik, seperti pengelolaan dana, pegawai, bangunan, alat dan fasilitas fisik lainnya, yang kurang mendapatkan perhatian padahal merupakan sasaran yang amat penting adalah


(23)

7

pengawasan terhadap penyelenggaraan proses pembelajaran (belajar-mengajar), kurangnya terhadap masalah ini merupakan kendala bagi upaya peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran”.

Gambaran data diatas menunjukan bahwa mutu pendidikan khususnya di Kabupaten Cianjur, masih harus dibenahi, terutama dalam manajemen pembelajaran, tenaga pendidik dan kependidikan sangat perlu merancang konsep bagaimana siswa memiliki ikatan yang kuat dengan sekolah, merasa nyaman dalam belajar, memiliki kesadaran yang kuat untuk terus hadir dalam belajar, memahami kedisiplinan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk pengembangan diri seperti program peningkatan literasi, Hayat dan Yusuf (2010:169-171) mengemukakan bahwa motivasi dan minat belajar mempengaruhi literasi siswa, motivasi dan keterikatan (engagement) dengan sekolah mempengaruhi mutu hidup siswa selama masa remaja dan mempengaruhi mereka dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan keinginan belajar/minat belajar terhadap suatu mata pelajaran akan menumbuhkan keinginan untuk belajar dan pada gilirannya akan meningkatkan prestasi belajar, dan untuk menciptakan kondisi dan situasi hal itu, perlu penekanan dalam hal manajemen pembelajaran.

Seperti dikatakan oleh Epstein dan Sheldon (2002) dalam franklin et all (2006:401): “Changes in schools organizational structure, curricula, and culture are needed if attendance problems are to be effectively addressed”, bahwa pembenahan

struktur organisasi, kurikulum dan budaya dibutuhkan ketika ada permasalahan yang berkaitan dengan tingginya angka ketidak hadiran siswa disekolah. Pendapat ini dikutkan lagi oleh Fallis dan Opotow (2003) dalam franklin et all (2006:401):

Schools should promote an environment where students feel connected to the school and invested in their learning. One way to accomplish this is to improve teacherstudent relationships and engage students as active

members of the school community. Reducing class sizes, if possible, will increase the interactions between student and teacher and give students the attention they need. Schools can involve students in coming up with strategies and programs aimed at reducing absenteeism. By involving


(24)

8

students and seeking their perspectives, schools help students feel important and allow their voices to be heard

Sekolah harus mempromosikan sebuah lingkungan dimana siswa merasa memiliki hubungan dengan sekolah dan hal tersebut akan menjadi modal untuk pembelajaran mereka. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah meningkatkan hubungan antara guru dan murid dan melibatkan siswa untuk aktif dalam komunitas sekolah. Mengurangi jumlah siswa dikelas, apabila memungkinkan, akan meningkatkan interaksi antara siswa dan guru dan para siswa akan memberikan perhatian yang mereka butuhkan. Sekolah dapat melibatkan siswa untuk mengusulkan strategi dan program yang bertujuan untuk mengurangi pembolosan. Dengan melibatkan siswa untuk memberikan pandangan mereka sekolah akan membuat merka merasa penting, dan pendapat mereka diakui.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen pembelajaran, pertama peningkatan mutu layanan pembelajaran. Mutu pendidikan menghubungkan pencapaian seseorang dengan pendidikan untuk kesejahteraan masyarakat, sedangkan implementasi pelayanan pembelajaran meletakan pendidikan kedalam konteks yang berarti ketika para siswa menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan formal untuk kehidupan yang lebih baik. Departemen of

Public Instruction Wisconsin (2010:8) menyatakan:

Academic service-learning is an instructional tool that meaningfully engages students in their education, increases academic performance to develop globally competitive citizens, and transforms our communities into vibrant centers of democracy. Teachers guide students through a learning process that facilitates high academic performance and empowers students to enact genuine social change on relevant issues. Academic service-learning can become a central focus in our schools with high quality professional development that transforms instructional practice. As part of a 21st century education plan, academic service-learning can help create systemic change that reduces dropout rates and narrows the achievement gap. This guide attempts to help educators understand and implement the basic principles of effective academic service-learning program.


(25)

9

Dari pernyataan diatas, bahwa layanan pembelajaran sebagai alat untuk melibatkan para siswa dalam belajar mereka, meningkatkan pelaksanaan akademik untuk bersaing dalam pengembangan kompetensi global, dan mentransformasikannya pada sebuah komunitas. Para guru mengarahkan siswanya melalui proses pembelajaran bahwa guru merupakan fasilitator untuk mencapai akademik yang tinggi dan mengarahkan siswa untuk menetapkan perubahan sosial yang benar dalam isu-isu yang relevan. Mutu layanan pembelajaran juga dapat menjadi pusat pengembangan kualitas profesional tinggi yang mentransformasikan pada instruksional praktis. Pada abad ke 21 ini, mutu layanan pembelajaran dapat membantu perubahan sistem yang akan mengurangi jumlah dropout siswa dan mempersempit kesenjangan pencapaian (tujuan pendidikan). Mutu layanan pembelajaran juga akan membantu para guru dalam memahami dan mengimplementasikan program efektif mutu layanan pembelajaran.

Tuntutan hasil pendidikan yang berkualitas sangat diharapkan oleh masyarakat, karena pada masa era globalisasi ini, masyarakat sangat kritis melihat perkembangan pendidikan. Ketika penyelenggaran pendidikan ingin berorientasi pada hasil, maka variabel kedua yang mempengaruhi manajemen pembelajaran adalah menciptakan iklim sekolah yang baik, sebagaimana yang diungkapkan Departemen of

Public Instruction Wisconsin (2010:10): School climate affects student learning, social-emotional growth, attendance, and risk prevention. A series of studies confirms that academic performance increases when the school climate is safe, caring, participatory, and responsive”

Iklim sekolah mempengaruhi belajar siswa, pertumbuhan emosi sosial, kehadiran, dan resiko pencegahan. Sejumlah kajian menyatakan bahwa peningkatan kinerja akademik ketika iklim sekolah terpelihara, Layanan pembelajaran memberikan sebuah model untuk iklim sekolah positive yang merangkul siswa sebagai mitra dalam proses pembelajaran.


(26)

10

Iklim sekolah dapat memberikan gairah bagi seluruh unsur-unsur yang ada di sekolah untuk melakukan pengembangan, adanya harmonisasi diantara para guru dan siswa dengan dukungan dari kepala sekolah merupakan upaya untuk menciptakan iklim sekolah. Sebagaimana dalam Franklin, at all (2006:777) bahwa;

Getting Started School, along with home and neighborhood, is the primary environment that impacts child developmental outcomes. Schools with a positive climate, where children feel welcome and look forward to attending, families like to visit and volunteer, and staff like to work, are environments that promote learning and healthy growth.

Dimulai dari sekolah, kemudian rumah dan tetangga, merupakan lingkungan utama yang akan mempengaruhi hasil perkembangan anak. Sekolah dengan lingkungan positif, dimana anak-anak merasa senang dan antusias untuk belajar, keluarga suka untuk membantu anak-anak dengan menjadi sukarelawan untuk belajar, pegawai senang untuk bekerja, merupakan lingkungan yang mendorong dalam peningkatan pembelajaran.

Kepala sekolah memiliki tanggung jawab besar terhadap manajemen pembelajaran, karena kepala sekolah merupakan tokoh utama yang dapat memberikan kebijakan untuk memajukan sekolahnya, manajemen pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kebijakan kepala sekolah dalam mengimplementasikan visi dan misi yang telah dibuat, karena visi dan misi merupakan rujukan utama, kemana sekolah akan dibawa. Visi merupakan cita-cita sebuah oragnisasi dimasa yang akan datang, sedangkan misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Misi organisasi adalah tujuan dan alasan mengapa organisasi itu ada.

Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan, untuk melaksanakan visi dan misi tersebut diperlukan strategi bagaimana menciptakan Manajemen pembelajaran siswa yang harus diemban kepala sekolah, karena Kepala Sekolah bertanggung jawab atas keberlangsungan, baik dan buruk,


(27)

11

bermutu atau tidak bermutunya sekolah dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga apabila stakeholder merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan, maka yang harus bertanggung jawab dalam hal ini selain guru dan staf tenaga kependidikan, juga kepala sekolah.

Variabel-variabel ini begitu penting dikaji, sehingga mampu berkontribusi bagi peningkatan pembelajaran yaitu prestasi siswa, juga menciptakan SDM berkualtas yang selanjutnya akan mampu berkobntribusi terhadap pembangunan bangsa indonesia umumnya dan khususnya Kabupaten Cianjur yang nilai ujian nasionalnya masih belum mengindikasikan hasil yang baik. Berdasarkan pemikiran diatas, akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Iklim Sekolah dan Mutu Layanan Pembelajaran terhadap Manajemen Pembelajaran” B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran dan berprestasi siswa, selalu menjadi sorotan para stakeholder, khususnya para pelanggan pendidikan, sering kali mengeluh dikarenakan tidak adanya kepuasan yang didapatkan dari outcome yang diberikan oleh sekolah, ketidakpuasan ini bisa berupa; lulusan yang tidak bermutu, masalah moral dan mental siswa, sperti; tauran, bolos belajar, tidak memiliki tanggung jawab, prestasi yang kurang, disharmonisasi antara elemen sekolah, para guru yang tidak qualified dalam mengajar, peran kepala sekolah yang tidak memiliki visi dan misi kedepan dalam merespon keinginan pelanggan pendidikan, kurangnya pembinaan terhadap pengembangan profesionalisme guru atau dengan kata lain tidak ada motivasi untuk menciptakan lingkungan yang bagus dan implementasi dari fungsi-fungsi organisasi di sekolah.

Permasalahan diatas hanyalah sedikit dari banyaknya masalah yang muncul di sekolah, sehingga perlu adanya pemikiran, bagaimana merubah kondisi ini kearah yang lebih baik lagi, berikut ini merupakan faktor - faktor yang mempengaruhi manajemen pembelajaran; Iklim Sekolah, sebagaimana dikatakan oleh Franklin et all


(28)

12

(2006:777) yang diambil dari berbagai sumber (Haynes, Emmons, & Ben-Avie, 1997;Kuperminc, Leadbeater, Emmons, & Blatt, 1997; Noblit, Malloy,& Malloy, 2001), mengungkapkan:

Getting Started School, along with home and neighborhood, is the

primary environment that impacts child developmental outcomes. Schools with a positive climate, where children feel welcome and look forward to attending, families like to visit and volunteer, and staff like to work, are environments that promote learning and healthy growth

Bahwa, dimulai dari sekolah, kemudian rumah dan tetangga, merupakan lingkungan utama yang akan mempengaruhi hasil perkembangan anak. Sekolah dengan lingkungan positif, dimana anak-anak merasa senang dan antusias untuk belajar, keluarga suka untuk membantu anak-anak dengan menjadi sukarelawan untuk belajar, pegawai senang untuk bekerja, merupakan lingkungan yang mendorong dalam peningkatan pembelajaran.

Mutu layanan pembelajaran memiliki pengaruh terhadap Manajemen pembelajaran siswa, mutu layanan pembelajaran membantu menciptakan sebuah perubahan sistem yang akan mengurangi jumlah DO dan kesenjangan prestasi,

Departemen of Public Instruction Wisconsin (2010:10) menyatakan:

Academic service-learning can become a central focus in our schools with high quality professional development that transforms instructional practice. As part of a 21st century education plan, academic service-learning can help create systemic change that reduces dropout rates and narrows the achievement gap. This guide attempts to help educators understand and implement the basic principles of effective academic service-learning program.

Sebagaimana yang direkomendasikan World Bank (1999:50) dalam Suhardan (2006:15) “Perhatian layanan pembinaan perlu ditujukan kepada usaha meningkatkan profesionalisme guru dalam mengelola proses belajar mengajar dan memanfaatkan waktu belajar sehingga benar-benar efektif”


(29)

13

Penelitian yang dilakukan oleh American Federation of Teachers (AFT) Tahun 2005 dalam Hailu dan Jabessa (2010:59) tentang kemampuan mengajar dan belajar siswa, menunjukan bahwa pengembangan profesional guru sangat berpengaruh terhadap manajemen pembelajaran, dikatakan;

professional development can influence teachers‟ classroom practices significantly and lead to improved students‟

achievement when it focuses on how students learn a particular subject matter; instructional practices that are specifically related to the subject-matter and content. However, since 2000s current development in teacher education shows the linking professional learning to teachers

Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh terhadap manajemen pembelajaran, Per Dalin (1998:87) yang mengutip dari Depatemen Pendidikan dan pengetahuan, ”The Leadership provided by the head teacher was the one single factor

that meant the most for Development of those schools”. Kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pengembangan sekolah, dan berbicara tentang pengembangan sekolah termasuk didalamnya manajemen pembelajaran.

Dari beberapa pendapat diatas (Franklin et all, 2006; Departemen of Public Instruction Wisconsin, 2010; Suhardan, 2006; Hailu dan Jabessa, 2010; Per Dalin,1998), dan juga diperkuat dengan pendapat Burgoyne dan Reynolds (1997:34-35); ”Management learning is the study of the management of learning processes, especially those which contribute to the practice of management, including both management education and development.” bahwa, menejmen pembelajaran

merupakan kajian tentang proses manajemen pembelajaran, terutama berkaitan dengan manajemen dalam praktek, yang mencakup pendidikan dan pengembangan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen pembelajaran diatas, dapat dirangkum melalui gambar sebagai berikut:


(30)

14

Gambar 1.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Pembelajaran

Dari faktor – faktor diatas, maka penelitian ini akan mengkaji dua faktor, yaitu;”Iklim Sekolah dan Mutu layanan Pembelajaran terhadap Manajemen Pembelajaran”

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari identifikasi dan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumuskan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana iklim sekolah di SMA Kabupaten Cianjur?

2. Bagaimana mutu layanan pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur?

3. Bagaimana gambaran manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur?

4. Seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur?

5. Seberapa besar pengaruh mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur?

Manajemen Pembelajaran

Iklim Sekolah

Mutu Layanan Pembelajaran

Profesionalisme Guru Kepemimpinan


(31)

15

6. Seberapa besar iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur. Adapun tujuan khususnya adalah;

1. Untuk mengetahui seberapa besar iklim sekolah terhadap manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur

3. Untuk mengetahui seberapa besar iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap manajemen pembelajaran di SMA Kabupaten Cianjur.

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a) Penelitian ini diharapkan memberi masukan untuk mengembangkan konsep tentang faktor-faktor yang dinilai memiliki hubungan dengan manajemen pembelajaran secara keseluruhan, selain itu juga dapat dijadikan bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut.

b) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para peneliti mengenai Iklim Sekolah serta mutu layanan pembelajaran, dan pengaruhnya terhadap manajemen pembelajaran.


(32)

16

2. Praktis

a) Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan untuk instansi terkait, khususnya bagi Dinas Pendidikan dalam hal ini Sekolah Menengh Atas (SMA) dan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan manajemen pembelajaran.

b) Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian lanjutan karena begitu banyaknya, faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen pembelajaran siswa.

F. Struktur Organisasi Tesis

Untuk lebih memudahkan dalam memahami penelitian, maka kami rincikan struktur penulisan penelitian ini secara terstruktur dan sistematis dalam lima bab berikut;

Bab I: Pendahuluan, dalam bab pendahuluan ini mencakup; latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Bab II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis. Pada bagian ini memaparkan landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah yang kemudian dijadikan kerangka pikir penilitian untuk selanjutnya diperoleh hipotesis penelitian.

Bab III: Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bagian ini berisi keseluruhan data dari hasil observasi dan kuesioner. Memaparkan hasil pengolahan data berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan serta memaparkan hasil analisis data yang


(33)

17

dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Bab V: Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan dan Saran atau rekomendasi yang dihasilkan untuk ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(34)

68

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kabupaten Cianjur, yang mana berdasarkan data dari Dinas Kabupaten Cianjur, sekolah pada level SMA berjumlah 41 sekolah dan yang diambil hanya 12 sekolah.

2. Populasi dan Sampel

Sampel dan Populasi digunakan sebagai sumber data, apabila hasil penelitian disimpulkan dari sebuah populasi maka sampel yang digunakan haruslah representatif (Riduwan, 2010:54)

a) Populasi

Sugiyono dalam Riduwan (2010:54) memberikan pengertian tentang populasi, bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sebagai dasar dari populasi untuk penelitian, kami ketenghkan data sebagai berikut;

Tabel 3.1

Sekolah SMA Se Kabupaten Cianjur

N0 NIS NAMA SEKOLAH KlS X KlS

XI JMLH

1 301020701001 SMAN 1 CIANJUR 366 331 697

2 301020702022 SMAN 1 CIBEBER 216 221 437

3 301020724021 SMAN 1 CILAKU

286 345

631 4 301020704005 SMAN 1 CIRANJANG

327 315


(35)

69

( Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Cianjur)

b) Sampel

Arikunto dalam Riduwan (2010:56) mengemukakan bahwa, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Karena populasi ini merupakan jumlah besar, sehingga sangat dibutuhkan untuk mengambil sampel sebagai bagian dari representasi keseluruhan, oleh karena itu kita menggunakan rumus Simple Random Sampling untuk mengambil sampel dari populasi dengan rumusan:

� = �

�.�2+ 1

N0 NIS NAMA SEKOLAH KlS X KlS

XI JMLH

5 301020708001 SMAN 1 PACET

220 199

419 6 301020722013 SMAN 1 SUKARESMI

318 287

605 7 301020703024 SMAN 1 WARUNG

KONDANG 112 98 210

8 301020703010 SMAN 1 SUKANAGARA 259 259

518 9 301020708003

SMA MUHAMMADIYAH

Cipanas 48 57

105 10 301020705002 SMA PASUNDAN 1 CIANJUR 327 348

675 11 301020704008 SMA PGRI CIRANJANG 174 210

384

12 301020701020 SMAN 2 CIANJUR 283 264

547

Jumlah 2936 2934

5870

Dimana : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi


(36)

70

Menurut Surakhmad (1994:100) dalam Riduwan (2010:65), apabila ukuran populasi sebanyak ukuran atau sama dengan 100, maka pengambilan sample sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Dalam penelitian ini jumlah anggota populasi sebanyak 5870 siswa. Sampel yang diambil adalah Siswa SMA kelas X dan XI Berdasarkan rumus diatas, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

� = �

�.�2+1 � =

5870

(5870 ).(0.052)+1 � =

5870

15.675 = 374 Responden

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap menejmen belajar siswa, yang didasarkan pada tujuan dan rumusan permasalahan yang diajukan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,

N0 NAMA SEKOLAH Proporsi Proporsi Tiap

Katagori Sampel

1 SMAN 1 CIANJUR 697/5870 697/5870 x 374 44

2 SMAN 1 CIBEBER 437/5870 437/5870 x 374 28

3 SMAN 1 CILAKU 631/5870 631/5870 x 374 40

4 SMAN 1 CIRANJANG 642/5870 642/5870 x 374 41

5 SMAN 1 PACET 419/5870 419/5870 x 374 27

6 SMAN 1 SUKARESMI 605/5870 605/5870 x 374 39

7 SMAN 1 WARUNG KONDANG 210/5870 210/5870 x 374 13 8 SMAN 1 SUKANAGARA 518/5870 518/5870 x 374 33

9 SMA MUHAMMADIYAH 105/5870 105/5870 x 374 7

10 SMA PASUNDAN 1 CIANJUR 675/5870 675/5870 x 374 43 11 SMA PGRI CIRANJANG 384/5870 384/5870 x 374 24

12 SMAN 2 CIANJUR 547/5870 547/5870 x 374 35


(37)

71

menggunakan metode analisis statistik deskriptif inferensial teknik korelasi dan regresi baik tunggal maupun ganda.

Menurut Karlinger dalam Riduwan (2010:49) metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besart maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dai sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Metode survey sebagai upaya untuk mendapatkan keterangan –keterangan yang jelas dengan cara mengamati terhadap sebuah masalah penelitian yang diajukan. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan secara umum. Dan statistik inferensial merupakan tekhnik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dari sejumlah populasi.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis menarik kesimpulan, bahwa jenis penelitian ini menggunakan survei ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode analisis deskriptif, karena sesuai dengan penelitian yaitu, pengaruh iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran terhadap menejmen belajar Siswa.

C. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Manajemen Pembelajaran (Y)

Menejmen pembelajaran menurut Burgoyne dan Reynolds (1997:34-35) merupakan kajian tentang proses menejmen pembelajaran, terutama berkaitan dengan menjemen dalam praktek, yang mencakup pendidikan dan pengembangan menejmen. Menurut Everard and Morris (1996:4) dalam Briggs dan ommefeld ( 2002: 81) ada beberapa point yang melandasi menejmen pembelajaran;1) Menentukan arah dan tujuan, 2) Merencanakan bagaimana kemajuan akan dibuat dan sebuah tujuan akan dicapai, 3) Mengatur sumberdaya (orang, waktu, dan materi), 4) Mengkontrol sebuah


(38)

72

proses dan 5) Menentukan dan meningkatkan standar organisasi, sehingga dari lima hal ini dapat dibuat beberapa dimensi yang akan dijadikan sebagai alat ukur penelitian, yaitu; 1.Merancang Kondisi dan Situasi Belajar, 2. Mengatur Proses kegiatan belajar, 3. Mengarahkan Kegiatan Belajar Siswa, 4. Menilai dan Mengevaluasi Manajemen Belajar Siswa.

Dari definsi diatas manajemen pembelajaran secara operasional merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan sistematis melalui; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan, yaitu dengan merancang kondisi dan situasi belajar, mengatur proses kegiatan belajar, mengarahkan kegiatan belajar siswa, menilai dan mengevaluasi Manajemen belajar siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan belajar siswa.

2. Iklim Sekolah (X1).

Hoy dan Miskel (2008: 198) Mendefinisikan Iklim Sekolah secara lebih

spesifik; “School Climate is a relatively enduring quality of the school environment that is experienced by participant, affect their behavior, and is based on their

collective perceptions of behavior in school.” Iklim sekolah secara relative menciptakan lingkungan sekolah yang berkualitas, dialami oleh orang-orang yang ikut ambil bagian dalam organisasi itu, mempengaruhi tingkah laku mereka, dan didasarkan pada persepsi tingkah laku bersama di sekolah. Cohen (2010:1), menyatakan bahwa iklim sekolah mengacu pada kualitas dan karakter kehidupan sekolah. Iklim sekolah berhubungan dengan pengalaman orang-orang yang berada disekolah dan merefleksikan norma, tujuan, nilai, dan hubungan interaktif, mengajar, belajar, praktek kepemimpinan, dan struktur organisasi.

Zullig et al (2010:141), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut meliputi; 1) Positive Student–Teacher Relationships (Hubungan siswa dan

guru yang positive) 2) School Connectedness (Koneksi Sekolah) 3) Academic


(39)

73

School Physical Environment (Lingkungan Fisik Sekolah) 6) School Social Environment (Lingkungan Sosial Sekolah) 7) Perceived Exclusion/Privilege

(perasaan istimewa) 8) Academic Satisfaction (Kepuasan Akademik)

Dari definisi diatas dapat dibuat definisi secara operasional, bahwa iklim sekolah merupakan lingkungan yang menunjukan adanya hubungan yang kondusip (relationship) diantara seluruh elemen sekolah, baik murid, guru, staf sekolah, kepala sekolah, dan unsur bangunan sekolah, yang saling mempengaruhi untuk peningkatan akademik dan belajar siswa.

3. Mutu Layanan Pembelajaran (X2)

Billig dan Waterman (2003:2), mengatakan, bahwa mutu layanan pembelajaran adalah aktifitas atau kegiatan dengan mengutamakan keinginan dari pelanggan pendidikan-dalam hal ini orang tua dan siswa- sehingga berdampak pada kepuasan dari para pelanggan, selain itu mutu layanan pembelajaran menciptakan kegiatan pembelajaran yang memiliki timbal balik atau sinergitas antara elemen sekolah dan siswa.Parasurman, Valarie dan Leonard (1985:3), mengungkapkan, ada sepuluh faktor yang mempengaruhi Mutu layanan; 1)Andal (Reliability) 2) Daya tanggap (Responsiveness),3)Kompeten (Competence) sasi 4) Akses (Access), 5) Sopan santun (Courtesy),6)Komunikasi (Communicatioan), 7)Kredibilitas (Credibility),8)Keamanan(Security),9)Memahami/mengetahui(Understanding/Knowi

ng),10) Bukti fisik (Tangible)

Dari definsi Konseptual diatas dapat dirumuskan secara operasioanal, bahwa mutu layanan pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi harapan pelanggan pendidikan, yaitu dengan kriteria sebagai berikut; handal dalam pelayanan, tanggap terhadap persoalan, kompetensi yang tinggi, akses yang lancar, sopan santun, komunikatif, memiliki kredibilitas, keamanan, memahami persoalan, kondisi fisik yang baik dan semua ini diarahkan untuk meningkatkan pelayanan dalam proses pembelajaran.


(40)

74

D. Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas instrumen bagaimana validitas dan reabilitasnya (Riduwan, 2010:86), alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 5 skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2010:86);

Tabel 3.3 Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan

Selalu 5

Sering 4

Kadang-Kadang 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan pilihan alternative jawaban, dimana pertanyaan ini diajukan dalam bentuk kuisioner, sesuai dengan keadaan iklim sekolah, mutu layanan pembelajaran dan menejmen belajar siswa yang dirasakan oleh para siswa.

2. Penyusunan Instrumen

Untuk mengembangkan instrumen ditempuh dengan beberap cara, yaitu dengan; (1) menyusun dimensi setiap variabel, (2) menyusun indikator variabel penelitian, (3) menyusun kisi-kisi instrumen, (4) uji coba istrumen, (5) pengujian validitas dan reabilitas instrument, (5) konsultasi dengan dosen pembimbing, untuk lebih jelasnya tentang instrument yang akan dijadikan alat ukut penelitian adalah sebagai berikut;


(41)

75

Tabel 3.4 Kisi- Kisi Instrumen

No. Variabel Dimensi Indikator Item Total Item

1. Iklim Sekolah

(X1)

Hubungan antara siswa dan guru

1. Memiliki kepedulian dan Rasa simpati dan empati

2. Mau Menolong

1-6 7-9

9

Hubungan siswa dengan sekolah

1. Antusias,

2. Siswa memiliki ikatan belajar yang kuat disekolah

10-12 13-15

5

Dukungan Akademik

1. Mengerti dengan tugas sekolah 2. Mengetahui Aturan Akademik, Intruksi Akademik

3.Semua kepuasan yang ada dikelas, dan evaluasi kondisi

16 17 18-21

6

Aturan dan Disiplin

1. Aturan dibuat dengan adil tanpa membeda-bedakan siapapun

2. Aturan dibuat untuk kedisiplinan

22-25 26-28

7

Lingkungan fisik sekolah

1. Lingkungan sekolah yang terjaga, 2. Lingkungan Sekolah bersih dan tidak ada kerusakan

29 30.31

3

Lingkungan sosial sekolah Merasa bahagia berada dalam lingkungan

sekolah 32,33

2

Istimewa Rasa Diistimewakan

34,35 2

Kepuasan Akademis

Kepuasan belajar

36,37 2

2 Mutu

Layanan Pembelajaran (X2)

1. Andal (Reliability)

1. kecepatan proses pelayanan siswa 2. Adil dalam pelayanan siswa

1,2 3

3

2. Daya tanggap (Responsiveness),

1. Kesadaran memberikan pelayanan siswa 2. memenuhi tugas dengan sabar dan ulet

4 5

2

3. Kompeten (Competence) 1. Memiliki kemampuan dan keterampilan 2. Menguasai Materi

6,7 8

3

4. Akses (Access), 1. Mudah untuk ditemui dan dihubungi siswa

2. Pendekatan siswa dengan kepala sekolah dan guru

9 10

2

5. Sopan santun (Courtesy 1. Ramah dan bersahabat 2. Tanggap keinginan Siswa

11 12

2 6. Komunikasi

(Communicatioan)

1. Mampu berkomunikasi

2. memberikan informasi yang baru

13 14

3

7. Kredibilitas (Credibility 1. Jujur dalam tindakan

2. Amanah dalam pelayanan siswa

15 16

2

8. Keamanan (Security), 1. Jaminan Layanan siswa 2. Kepastian hukum

17,18 19

3

9.Memahami/mengetahui (Understanding/Knowing)

Memahami Masalah Siswa 20,21 2

10. Bukti fisik (Tangible) 1. Perlengkapan sarana prasarana 2. Perlengkapan sarana pembelajaran

22 23


(42)

76

E. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam pengumpulan data, dibutuhkan teknik pengumpulan data yang paling tepat, sehingga betul-betul mendapatkan data yang valid dan reliabel, dalam penelitian kali ini, penulis akan menggunakan beberapa langkah yang akan dijadikan sebagai bahan analisa penelitian;

1. Penentuan Alat Pengumpul Data

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan,2010:99) dalam pemberian jawaban responden diharuskan untuk

mencheklist atas pertanyaan yang diajukan. Angket dalam penelitian ini berupa

angket tertutup, yaitu responden menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan, dimana pertanyaan tersebut berhubungan dengan variabel – variabel yang ditreliti.

2. Pengolahan Data

a) Penyusunan Data

Data yang sudah didapatkan, kemudian dikumpulkan dan disusun dengan merekap seluruh data yang dibutuhkan, kegiatan ini untuk menguji hipotesis penelitian, apakah variabel yang dijadikan sebagai objek penelitian memiliki hubungan satu sama lain atau tidak.

3. Manajemen

Pembelajaran (Y)

Merancang Kondisi dan Situasi Belajar

1. Kegiatan jadwal belajar dilaksnanakan dengan tepat waktu

2. Memastikan keadaan belajar siswa terkendali

1-4

5-11

11

Mengatur Proses kegiatan Pembelajaran

1. Mengontrol situasi belajar dikelas 2. Melihat kondisi aktual siswa

12-17 18-27

16

Mengarahkan Kegiatan Pembelajaran

1. Memberi tugas belajar

2. Memastikan situasi belajar kondusif

28-30 31-36

10 Menilai dan Mengevaluasi

Pembelajaran

1. Menentukan Pendekatan dalam Belajar Siswa

2. Mengevaluasi berjalannya belajar siswa

37-38

39-40 5


(43)

77

b) Klasifikasi Data

Klasifikasi data merupakan usaha untuk mengelompokan dan menggolongkan hasil data yang sudah direkap, kemudian memilih data berdasarkan klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti, keuntungannya dalam mengklasifikasikan, dapat memudahkan dalam pengujian hipotesis.

c) Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, hipotesis yang diajukan haruslah memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan diajukan (Riduwan, 2010:107), yaitu antara variabel X1 (Iklim Sekolah) dan X2 (Mutu Layanan Pembelajaran) terhadap variabel Y (Manajemen Pembelajaran)

3. Uji Instrumen

Setelah alat pengumpul data selesai, maka langkah selanjutnya adalah uji instrument yaitu berupa kuisener/angket, dimana angket ini disebar ke 12 sekolah SMA di Kabupaten Cianjur baik itu negeri ataupun swasta. Dalam uji instrumen ini digunakan analisis statistik. Uji statistik ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, adapun uji validitas dan reliabilitas adalah adalah sebagai berikut;

a) Uji Validitas

Uji validitas adalah menggambarkan bagaimana kuisioner mampu menggambarkan dengan kondisi sebenarnya dan mampu mengukur apa yang akan diukur, sehingga dapat dikatakan tingginya validitas suatu tes menunjukan bahwa tes tersebut semakin tepat mengenai sasaranyang direncanakan. Nilai validitas pada dasarnya adalah nilai korelasi yang berfungsi untuk menghitung item yang digunakan, untuk menguji validitas instrument maka rumus Person Product Moment digunakan sebagai alat ukur (Akdon dan Hadi, 2005: 144)


(44)

78

   

2

 

2

2

 

2

   Y Y n X X n Y X XY N

r

hitung Dimana :

r hitung = Koefisien korelasi Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Lambang korelasi PPM adalah r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari (-1 ≤

r ≤ + 1). Jika nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r =0 artinya tidak ada korelasi. Sedangkan, r =1 artinya korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel Interpretasi Koefisien kolerasi Nilai r. (Riduwan, 2010: 221)

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien kolerasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Untuk mengukur besar kecilnya sumbangan yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y. Maka, menggunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut :

KP = r2 x 100%

Keterangan :

KP = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien korelasi


(45)

79

Sedangkan, untuk menguji signifikansi dapat menggunakan rumus:

2

1 2

r n r

t

hitung

  

Dimana:

t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2) maka kaidah keputusannya : jika t hitung > t tabel berarti signifikan dan sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka instrumen tidak valid. Untuk perhitungan digunakan Statistical Package

for the Social Sciences (SPSS) berfungsi mengukur tingkat validitas dari setiap item

kuiseioner yang dijadikan alat ukur penelitian.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mendapatkan tingkat kehandalansebuah instrument yang digunakan. Untuk mengukur tingkat reliabilitas dari suatu instrument, penulis akan melakukan uji instrument dengan menggunakan metode belah dua (ganjil genap) dan menghitung seluruh tes dengan rumus spearman brown, yaitu;

r

11

=

��

+ �

dimana:


(46)

80

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

Distribusi r untuk α = 0.05 dan uji dua fihak dengan derjat kebebasan (dk = n-2), sehingga didapatkan rtabel . Kaidah keputusan:

Jika rhitung > rkritis berarti reliable

Jika rhitung < rkritis berarti tidak reliable

4. Hasill Uji Coba Instrumen Penelitian

a) Iklim Sekolah

Untuk mengetahui nilai signifikansi validitas setiap butir item, maka digunakan sebuah kaidah perbandingan nilai korelasi rhitung dengan nilai r kritis yaitu 0.30, apabila rhitung lebih kecil dari rkritis (rhitung < rkritis ), maka dapat diambil kesimpulan bahwa item pertanyaan tersebut tidak valid. Sebaliknya, jika rhitung lebih besar dari rkritis (rhitung > rkritis) maka item tersebut valid. Dari hasil uji validitas variabel X1 tentang iklim sekolah sebagai berikut;

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Validitas (X1)

Item X Y X2 Y2 XY r

hitung t hitung t tabel Kesimpulan

1 89 3124 7921 9759376 278036 0,398 2,068 1,714 Valid 2 95 3124 9025 9759376 296780 0,379 1,946 1,714 Valid 3 92 3124 8464 9759376 287408 0,406 2,132 1,714 Valid 4 91 3124 8281 9759376 284284 0,133 0,643 1,714 Tidak Valid 5 64 3124 4096 9759376 199936 0,608 3,677 1,714 Valid 6 82 3124 6724 9759376 256168 0,368 1,899 1,714 Valid 7 77 3124 5929 9759376 240548 0,605 3,645 1,714 Valid 8 94 3124 8836 9759376 293656 0,513 2,867 1,714 Valid 9 95 3124 9025 9759376 296780 0,591 3,516 1,714 Valid 10 114 3124 12996 9759376 356136 0,684 4,499 1,714 Valid 11 83 3124 6889 9759376 259292 0,586 3,469 1,714 Valid 12 90 3124 8100 9759376 281160 0,501 2,984 1,714 Valid 13 79 3124 6241 9759376 246796 0,461 2,492 1,714 Valid 14 96 3124 9216 9759376 299904 0,483 2,647 1,714 Valid 15 104 3124 10816 9759376 324896 0,511 2,852 1,714 Valid 16 94 3124 8836 9759376 293656 0,398 2,081 1,714 Valid 17 120 3124 14400 9759376 374880 0,437 2,331 1,714 Valid 18 94 3124 8836 9759376 293656 0,688 4,551 1,714 Valid 19 80 3124 6400 9759376 249920 0,477 2,605 1,714 Valid 20 107 3124 11449 9759376 334268 0,506 2,815 1,714 Valid 21 118 3124 13924 9759376 368632 0,275 1,372 1,714 Tidak Valid


(47)

81

Item X Y X2 Y2 XY r hitung t hitung t tabel Kesimpulan

22 128 3124 16384 9759376 399872 0,612 3,715 1,714 Valid 23 114 3124 12996 9759376 356136 0,163 0,792 1,714 Tidak Valid 24 113 3124 12769 9759376 353012 0,674 4,379 1,714 Valid 25 133 3124 17689 9759376 415492 0,504 2,800 1,714 Valid 26 118 3124 13924 9759376 368632 0,527 2,976 1,714 Valid 27 97 3124 9409 9759376 303028 0,361 1,857 1,714 Valid 28 136 3124 18496 9759376 424864 0,422 2,233 1,714 Valid 29 90 3124 8100 9759376 281160 0,443 2,371 1,714 Valid 30 89 3124 7921 9759376 278036 0,598 3,200 1,714 Valid 31 124 3124 15376 9759376 387376 0,533 3,021 1,714 Valid 32 103 3124 10609 9759376 321772 0,115 0,555 1,714 Tidak Valid 33 133 3124 17689 9759376 415492 0,430 2,286 1,714 Valid 34 132 3124 17424 9759376 412368 0,567 3,304 1,714 Valid 35 124 3124 15376 9759376 387376 0,624 3,831 1,714 Valid 36 113 3124 12769 9759376 353012 0,483 2,647 1,714 Valid 37 122 3124 14884 9759376 381128 0,519 2,521 1,714 Valid

Dari 37 item pertanyaan diatas tentang iklim sekolah menunjukan bahwa dari 25 responden terdapat 4 item pertanyaan yang tidak valid. Adapun hasil perhitungannya diperoleh nilai rhitung sebesar 0,909. Kemudian dikonsultasikan dengan nilai pada table rtabel Product Moment dimana dk = (n-2) = 25- 2 =23 pada taraf 5% (0,05) sebesar 0,41.Hal ini berarti angket tersebut adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

Tabel 3.7

Reliability Statistict (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .855

N of Items 19a

Part 2 Value .849

N of Items 18b

Total N of Items 37

Correlation Between Forms .839

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .913

Unequal Length .913

Guttman Split-Half Coefficient .909

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16, p17, p18, p19.

b. The items are: p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26, p27, p28, p29, p30, p31, p32, p33, p34, p35, p36, p37.


(48)

82

b) Mutu layanan pembelajaran

Untuk mengetahui nilai signifikansi validitas setiap butir item, maka digunakan sebuah kaidah perbandingan nilai korelasi rhitung dengan nilai r kritis yaitu 0.30, apabila rhitung lebih kecil dari rkritis (rhitung < rkritis ), maka dapat diambil kesimpulan bahwa item pertanyaan tersebut tidak valid. Sebaliknya, jika rhitung lebih besar dari rkritis (rhitung > rkritis) maka item tersebut valid. Dari hasil uji validitas variabel X2 tentang mutu layanan pembelajaran adalah sebagai berikut;

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Uji Validitas (X2)

Item X Y X2 Y2 XY r

hitung t hitung t tabel Kesimpulan

1 69 1921 4761 3690241 132549 0,688 4,533 1,714 Valid 2 62 1921 3844 3690241 119102 0,589 3,495 1,714 Valid 3 92 1921 8464 3690241 176732 0,457 2,464 1,714 Valid 4 84 1921 7056 3690241 161364 0,579 3,405 1,714 Valid 5 88 1921 7744 3690241 169048 0,421 2,453 1,714 Valid 6 87 1921 7569 3690241 167127 0,435 2,316 1,714 Valid 7 99 1921 9801 3690241 190179 0,607 3,663 1,714 Valid 8 80 1921 6400 3690241 153680 0,432 2,297 1,714 Valid 9 89 1921 7921 3690241 170969 0,482 2,638 1,714 Valid 10 77 1921 5929 3690241 147917 0,615 3,740 1,714 Valid 11 84 1921 7056 3690241 161364 0,681 4,459 1,714 Valid 12 76 1921 5776 3690241 145996 0,428 2,513 1,714 Valid 13 73 1921 5329 3690241 140233 0,440 2,349 1,714 Valid 14 94 1921 8836 3690241 180574 0,296 1,486 1,714 Tidak Valid 15 84 1921 7056 3690241 161364 0,559 3,231 1,714 Valid 16 76 1921 5776 3690241 145996 0,519 2,912 1,714 Valid 17 85 1921 7225 3690241 163285 0,530 2,997 1,714 Valid 18 71 1921 5041 3690241 136391 0,442 2,363 1,714 Valid 19 66 1921 4356 3690241 126786 0,629 3,880 1,714 Valid

20 102 1921 10404 3690241 195942 0.580 3,414 1,714 Valid 21 69 1921 4761 3690241 132549 0,654 4,146 1,714 Valid 22 64 1921 4096 3690241 122944 0,585 3,459 1,714 Valid 23 87 1921 7569 3690241 167127 0,436 2,323 1,714 Valid 24 63 1921 3969 3690241 121023 0,519 2,912 1,714 Valid

Dari 24 item pertanyaan diatas tentang mutu layanan pembelajaran menunjukan bahwa dari 25 responden terdapat 1 item pertanyaan yang tidak valid. Adapun hasil perhitungannya diperoleh nilai rhitung sebesar 0,830. Kemudian


(1)

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis merekomendasikan beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah sebagai berikut;

1. Iklim Sekolah pada SMA di Kabupaten Cianjur dikatagorikan baik akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu;

a) Pada aspek hubungan antara siswa dengan guru, indkator yang tergolong harus mendapat perhatian adalah; segenap elemen sekolah khusunya guru harus memiliki kepedulian dan rasa simpati juga empati terhadap setiap anak didiknya, tanpa membedakan status apapun pada siswa tersebut, selain hal itu segenap elemen sekolah juga, hendaknya mau menolong kebutuhan siswa dalam hal ketidak mampuannya menghadapi belajar, sehingga para siswa merasakan adanya kenyamanan belajar disekolah dan hal ini akan berdampak pada hubungan kuat antara siswa dengan sekolah (Engagement).

b) Pada aspek hubungan dengn sekolah, indikator yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana membangun antusiasme atau semangat belajar siswa ke sekolah, sehingga menghindarkan dari banyaknya absen atau ketidakhadiran yang akan berdampak pada prestasi siswa, indikator lain dalam membangun hubungan yang baik antara siswa dengan sekolah adalah siswa memiliki ikatan yang baik dengan sekolah, untuk memiliki ikatan yang baik, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuan mereka dalam berbagai hal disekolah dalam berbagai bentuk kegiatan, sehingga memberikan kesan bahwa sekolah merupakan rumah kedua bagi mereka.

2. Kondisi mutu layanan pembelajaran pada SMA secara umum dapat dikatagortikan baik, akan tetapi ada beberapa poin yang harus menjadi perhatian seluruh elemen sekolah adalah dalam sub variabel memahami masalah siswa, dalam sub variabel ini masih berkatagori cukup, oleh karenanya, setiap guru, staf dan kepala sekolah harus berusaha memahami keinginan siswa, sejauh mana kemauan siswa dalam


(2)

mengekspresikan kebutuhannya, jangan sampai siswa berfikir bahwa mereka tidak merasakan adanya layanan dari fihak sekolah terhadap kebutuhannya, sehingga dibutuhkan mekaniskme dalam mengukur sejauh mana kondisi masalah siswa yang mempengaruhi belajar.

3. Menejmen pembelajaran pada SMA di Kabupaten Cianjur berkatagori baik, akan tetapi beberapa aspek yang masih di bawah rata-rata yaitu sub variabel dalam menilai dan mengevaluasi manajemen pembelajaran , dalam hal ini kepala sekolah harus mengetahui kegiatan guru dalam memberikan pengajaran terhadap para siswa, apakah kegiatan ini betul-betul memberikan kepuasan pada siswa dalam belajar atau bahkan sebaliknya, siswa tidak merasa nyaman dengan guru yang mengajar, situasi ini harus segera mendapat perhatian, kepala sekolah membuat instrument penilaian terhadap cara mengajar guru.

4. Untuk meningkatkan manajemen pembelajaran di sekolah, maka ada dua variabel yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan; iklim sekolah dan mutu layanan pembelajaran.

5. Karena adanya gap yang sangat tinggi antara sekolah swasta dan negeri, dimana sekolah negeri masih lebih baik daripada sekolah swasta, terutama berkaitan dengan beberapa variabel yag dikaji, maka bagi peneliti yang lain akan sangat baik apabila fokus penelitiannya mendalami berbagai kasus yang terjadi di sekolah swasta.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, & Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Menejmen. Bandung: Dewa Ruchi

Alice & David. (2005). “Learning Styles and Learning Spaces: Enhancing ExperientialLearning in Higher Education”. Journal Academy of Management Learning & Education, Vol. 4, No. 2, 193–212.

American School Counselor Association (2003). Taking Your School Temperature: How School Climate Affects Students and Staff. USA: School Counselor Resourceseries

Al-Qahtani,S. (1423 H). Al-Hikmah Fi-Dawah Ilallahi Ta’ala.Mamlakah Al -Arabiyyah: Wizaratusyuuan Al-Islamiyyah Wal Auqaf

Bradwel, I., et all (2004). Human Resource Management A Contemporary Approach. Leicester: Prentice Hall. Pearson Education

Beat, W. (2005). Knowledge Management and Management Learning: zextending the Horizons of Knowledge-based Management.Springer. Bussines Media, Inc.

Billig,S,H.(2006) Lessons from Research on Teaching and Learning: Service-Learning as Effective Instruction. NYLC Resource Center

Billig,S,H. & Waterman,A,S. (2003). Studying Service-Learning Innovations in Education Research Methodology.London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers

Burgoyne, J,G. & Reynolds, M. (1997). Management Learning Integrating Perspectives in Theory and Practice.London: SAGE Publications Briggs Ann, R,J & Sommefeldt, D. (2002). Managing Effective Learning and

Teaching.London: Paul Chapman Publishing.

Camilla A. Lehr (2004). Positive School Climate: Information For Educator. National Association Of School Psychologists

Center for Mental Health in Schools.(2011). Designing School Improvement to Enhance Classroom Climate for All Students. Los Anggles: School Mental Health Project, Dept. of Psychology, UCLA

Clayton A. Hurd (2006). Is Service-Learning Effective?: A Look At Current Research. USA: Colorado State University


(4)

Cohen, J., Higgins, A., Guffey, S. (2012). School Climate Research Summary. USA Departemen of Public Instruction Wisconsin (2010). High Quality Instruction That

Transforms; A Guide to Implementing Quality Academic Service-Learning. Madison

Department of Child & Family Studies, Louis de la Parte Florida Mental Health Institute (2012). School Climate. USF College of Behavioral &Community Sciences.

Dalin,P. (2005). School Development: Theories And Strategies. London: Continum

Edvardsson, B. (2005). “Guru‟s ViewService quality: beyond cognitiveassessment”. Managing Service Quality Journal. Vol. 15 No. 2, 2005

Engkoswara & Aan (2011). Adminstrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Engkosawara (1998). Menyongsong Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga

Franklin, C., et all .(2006). The School Services Sourcebook: A guide for School based Profesional. UK: Oxford University Press

Fred. C Lunenburg & Allan C. Ornstein (2012). Educational Administration, Concepts and Practice. Wadsworsth

Freiberg, H, J. (1999). School Climate: Improving and Sustaining Healty Learning Environments. Philadelphia: Falmer Press

Fay, F, P. & George I. Whitehead, III (2004) Serve and LearnImplementing and Evaluating; Service-Learningin Middle and High Schools. London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers Mahwah

Gaspersz,V.(2003) Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Utama Guthrie, J,W .(2002). Encyclopedia of Educatioan: Second Edition. USA

Gunning, J G .(2000).

Models Of Customer Satisfaction And Service Quality As Research Instruments In Construction Management”. Association of Researchers in Construction Management, Vol.1, 21-30.

Havighurst, J. (1984). Perkembangan Manusia dan Pendidikan. Bandung: Jemmars Hayat, B. & Suhendra,Y. (2010). Mutu Pendidikan: Benchmark International.

Jakarta: Bumi Aksara

Hoy, W.K., & Miskel, C.G. (2008). Educational Administration: Theory, Research and Practice. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Hughes, P. (2010). Breaking Barriers to Learning in Primary Schools An integrated approach to children’s services,Routledge


(5)

Hamalik, O. (2008).Manajmen Pengembangan Kurikulum.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Hailu, E. & Jabessa,F.(2010). “Teachers‟ Perceptions Of School Based Continuous Professional Evelopment(Sbcpd) In Jimma Zone Selected Schools”. Ethiop Journal Education. & Sc.Vol. 5 No 2 March 2010

Information Resources Management Association (2010). Organizational Learning and Knowledge: Concepts, Methodologies, Tools and Applications; USA: Information Science Reference

Imarah, M. (1988). Rif’ah Tahtawi: Raidu at-Tanwir fi ‘ashril Hadits. Cairo: dar-Elsyuruq

Kemendikbud.(2012) Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik

Khaldun,I. (2008), Muqadimah.Cairo:Darul „aqidah

Kirom, B.(2012). Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen. Bandung: Pustaka Reka Cipta

Lumby,J. (2001). Managing further education; learning enterprise. London: Paul Chapman Publishing A SAGE Publications Company

Lytras, M, & Naeve,A.(2007). Open Source for Knowledge and Learning Management: Strategies Beyond Tools.United States of America: Idea Group Publishing

Marquardt, Michael J.(2002). The learning organization : mastering the 5 elements for corporate learning.USA:Davies-Black Publishing

Marshall,M,L.(2004). Examining School Climate: Defining Factors and Educational Influences. Georgia State University: Center for Research on School Safety, School Climate and Classroom Management

Mutsotso, S, N. & Abenga, E,S,B. (2010). “Study methods for improving quality learning and performance in higher education”. Educational Research and Review Academic Journals Vol. 5 (12), pp. 808-813, Available online at http://www.academicjournals.org/ERR ISSN 1990-3839 National School Climate Council. (2007). National School Climate Standards

Benchmarks to promote effective teaching, learning and comprehensive school improvementI:NewYork: Center for Social and Emotional Education

National Youth Leadership Council. (2008). K-12 Service-Learning Standards for Quality Practice.Saint Paul: Nylc


(6)

Parasurman, Valarie dan Leonard. (1985).”{A Conceptual Model Of Service Quality and Its Implications for Future Research”. Journal Of Marketing. Vol.49, 41-50

Riduwan (2010) Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Rohiat .(2008). Manajmen Sekolah. Bandung: Refika Aditama

Santoso, SP & Kristanti, CHM (2000).”Kenakalan Remaja Di Propinsi Jawa Barat Dan Bali”.Jurnal Kesehatan. Vol 10, No 4 Des (2000). http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/990 Sagala, S. (2004). Manajmen berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Nimas

Multimia

Sagala, S. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta Sutisna, S. (1989). Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa

Suhardan, D. (2006). Supervisi Bantuan Profesional. Bandung: Mutiara Ilmu

Townsend, T. (1997). Restructuring and Quality:Issues for Tomorrow’s Schools. London: Routledge

Tim Dosen Adpen..(2010).Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Administrasi Pendidikan UPI

Wahab, Abd Aziz (2008).Anatomi organisasidan Kepemimpinan Pendidikan; telaah terhadap organisasi dan pengelolaan organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Warhuus, L. & Poynor, L. (2010). School Climate For Learning. San Leandro: Alameda County School Health Services Coalition

Zullig, J, Keith, et all.(2010).”School Climate: Historical Review, Instrument Development, and School Assessment”. Journal of Psychoeducational Assessment 28(2) 139–152, SAGE Publications


Dokumen yang terkait

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN DI SMPN SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.

1 3 49

PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN WIDYAISWARA TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN DI PUSDIKLAT GEOLOGI.

0 3 47

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SMPN DI KABUPATEN CIREBON.

0 5 64

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SMA DI KABUPATEN SERANG-BANTEN.

1 7 43

MANAJEMEN MUTU PEMBELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN:Studi Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Kemampuan Profesional Guru, Media Pembelajaran dan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Se Kabupaten Indramayu.

0 0 74

PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS BELAJAR TERHADAP LAYANAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN WALED KABUPATEN CIREBON.

0 1 47

PENGARUH MANAJEMEN KOMPUTER DAN KINERJA MENGAJAR GURU KOMPUTER TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN : Penelitian pada Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri di Kabupaten Purwakrta.

0 9 53

PERBANDINGAN MUTU MANAJEMEN SEKOLAH DAN LAYANAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Studi Komparatif pada Beberapa Sekolah yang Berstatus ISO dan BAN-S/M di Kabupaten Lebak.

0 0 42

PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN: Studi Deskriptif Analitik pada SMAN Berstandar Nasional/SSN di Kabupaten Indramayu.

0 0 77

PENGARUH MANAJEMEN MUTU DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN TERHADAP PEMBELAJARAN ORGANISASI DAN KINERJA PERUSAHAAN

0 0 21