MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babakan Bandung Kecamatan Citami

(1)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Febriyanti Sugandi 0908409

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match


(3)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== =====

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

Febriyanti Sugandi 0908409

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Febriyanti Sugandi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

MATCH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013)

Febriyanti Sugandi

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match “. Bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Subjek yang dikenai tindakan yaitu siswa kelas V yang berjumlah 27 siswa pada tahun pelajaran 2012/2013 di SDN Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi kemudian dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan dalam siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Adapun instrumen pengumpulan data berupa tes siklus, lembar observasi guru dan siswa serta refleksi siswa. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, lembar observasi guru/peneliti serta siswa digunakan untuk mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti/guru serta siswa sedangkan refleksi siswa digunakan untuk menjaring respon siswa terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hasil penelitian ditemukan bahwa hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus I hasil belajar siswa diperolehan nilai rata-rata 69 dan pada tindakan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan yang cukup tinggi dengan perolehan nilai rata-rata 80. Adapun saran bagi guru yang bertugas sebagai fasilitator dan pemberi inspirasi bagi siswa hendaknya lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dan memiliki multi metode yang menarik agar pembelajaran lebih bermakna dan dapat membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


(5)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPKE MAKE A MATCH

Febriyanti Sugandi ABSTRACT

Abstract : “ Improving Student Learning Outcomes in Subjets IPA Trough Cooperative Learning Model Application Type Make a Match. Aims to improve student learning outcomes by implementing cooperative learning model make a match. The method used in this research is class action research (CAR), which starts from the planning, implementation, observation and reflection then made yan improvement planning. The research was conducted by two cycles. The data collection instruments in the form of the test cycles, observation and student reflection sheet. The research found that student learning out comes after the act of learning has increased. Data show that the first cycle of action learning, student learning outcomes get average 69 to 37% of student below the KKM and 63% student above KKM. The second cycle of action learning increased with the acquisition of high enough average value 81 to 100% above the percentage of KKM.


(6)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PENGESAHAN .……… ii

HALAMAN PERNYATAAN..………... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. iv

ABSTRAK ………... v

KATA PENGANTAR ………. vi

DAFTAR ISI……… viii DAFTAR GAMBAR………...

DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM ……….

ix x xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………...

B. Rumusan Masalah………...

C. Tujuan Penelitian………..

D. Manfaat Penelitian………

E. Definisi Operasional...

1 4 4 5 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran IPA ... 2. Model Kooperatif Tipe Make a Match... 3. Hasi Belajar………... 4. Pesawat Sederhana...

8 10 18 19


(7)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian………... B. Lokasi dan Subjek Penelitian……...………... C. Prosedur Penelitian…...……….. D. Instrumen Penelitian....……… E. Teknik Pengumpulan Data………. F. Pengolahan dan Analisis Data ………

25 27 28 32 33 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sekolah... B. Hasil Penelitian

1. Siklus 1... 2. Siklus 2...

C. Pembahasan……….

36

37 56 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan………...

B. Saran………...

72 73

DAFTAR PUSTAKA……… 74


(8)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagian Utama Pada Tuas ………... 20 Gambar 2.2 Contoh Tuas Jenis Pertama ... 20 Gambar 2.3 Contoh Tuas Jenis Kedua...

Gambar 2.4 Contoh Tuas Jenis Ketiga... Gambar 2.5 Contoh Bidang Miring ………. Gambar 2.6 Contoh Baji …..………. Gambar 2.7 Contoh Katrol Tetap…….……….. Gambar 2.8 Contoh Katrol Bebas……… Gambar 2.9 Contoh Katrol Majemuk………

Gambar 2.10 Contoh Roda……….

Gambar 3.1 Alur Kemmis dan Taggart……….. Gambar 4.1 Prosentase Siswa Berdasarkan KKM Siklus 1………….. Gambar 4.2 Prosentase Siswa Berdasarkan KKM Siklus 2………….

21 22 22 22 23 24 24 24 25 67 69


(9)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Observasi Siklus 1...

Tabel 4.2 Deskripsi Aktivitas Siswa dan Guru Siklus 1 ... Tabel 4.3 Deskripsi Aktivitas Siswa dan Guru Siklus 1... Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Siklus 2... Tabel 4.5 Deskripsi Aktivitas Siswa dan Guru Siklus 2…………... Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan 2……… Tabel 4.7 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM...…………...

41 44 48 57 60 70 71


(10)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I ……...

Diagram 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II... Diagram 4.3 Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II...

53 65 70


(11)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan” (Depdiknas, 2006: 47). Pencapaian SK dan KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler Mata Pelajaran IPA.

Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA di tingkat Internasional. Menurut Trowbridge & Bybee (1990: 48) IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes), IPA sebagai produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge) dan IPA sebagai nilai-nilai (values). IPA sebagai proses atau metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan sain untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya mengobservasi, mengukur, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data, melakukan eksperimen, dan memprediksi. Dalam wacana sepert itu, IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a

way of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan

sikap atau tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan manusia, serta sikap dan


(12)

2

tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan).

Pembelajaran IPA yang sering dilakukan saat ini adalah pembelajaran IPA yang cenderung masih konvensional atau tradisional. Dimulai dari guru dengan menerangkan materi, memberi contoh, memberikan latihan soal dan diakhiri dengan memberikan pekerjaan rumah (PR). Sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan dan jenuh di dalam kelas. Proses pembelajaran yang monoton tersebut menyebabkan motivasi siswa dalam belajarpun akan mengalami penurunan. Hal ini, disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan di kelas didominasi oleh guru. Semua kegiatan terfokus pada guru tanpa menyadari bahwa siswa adalah komponen terpenting yang tidak boleh dilupakan sebagai bagian dalam proses belajar mengajar. Tanpa kita sadari, proses pembelajaran seperti itu semakin lama akan mengikis kemampuan mereka baik dalam hal pengetahuan, keaktifan, kecerdasan, serta sosialisasi dengan teman-temannya. Akibatnya, banyak siswa yang tidak dapat mencapai Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65.

Permasalahan yang ada dikelas V SD Negeri Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi yaitu hasil belajar IPA masih rendah khususnya tentang Pesawat Sederhana. Hasil belajar siswa masih rendah dilihat dari hasil ulangan harian yang masih di bawah KKM. Dimana 43% siswa nilai ulangan hariannya diatas KKM sedangkan 57% siswa nilai ulangan hariannya di bawah KKM.

Pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Babakan Bandung terutama dalam pokok bahasan Pesawat Sederhana telah didominasi oleh guru, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar mengajar di kelas yang mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dalam belajar. Selain itu, guru menyampaikan dan menyajikan materi IPA pada pokok bahasan Pesawat Sederhana kurang menarik perhatian siswa yang menyebabkan siswa menjadi jenuh dan bosan dengan materi yang diajarkan. Padahal, banyak metode dan model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar agar


(13)

3

siswa tidak bosan dan tetap bisa menerima serta merespon materi yang diajarkan dengan baik. Pembelajaran IPA yang dilakukan pun masih individual, dimana kerjasama kurang dimunculkan dalam proses belajar. Oleh karena itu, agar hasil belajar IPA dapat meningkat, maka seorang guru dituntut menguasai dan menerapkan beberapa model pembelajaran yang ada sehingga pembelajaran lebih variatif.

Banyak model pembelajran IPA yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat membantu siswa mengkonstruksikan pengalaman belajarnya sendiri adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen. Isjoni (Stahl, 2009) menyatakan bahwa dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill), seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, aktif bertanya, menerima saran dam masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi perilaku yang menyimpang di kelas.

Menurut Lie (2008), model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antar anggota, pemrosesan kelompok. Selain itu, model kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran ini menggunakan bentuk permainan sehingga siswa tertarik untuk belajar. Bermain sambil belajar ini secara tidak langsung membuat suasana hati mereka lebih senang dan hal ini akan mengakibatkan pula siswa menjadi lebih aktif di kelas tanpa menghilangkan inti sari dari proses belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengambil judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match “. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe


(14)

4

make a match diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Babakan Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match pada siswa kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match pada siswa kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi ?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan

Pesawat Sederhana dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match pada siswa kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match pada siswa kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi.


(15)

5

3. Mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.

1. Guru

a. Dapat dijadikan sebagai rujukan pada pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match. b. Dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana. 2. Siswa

a. Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match.

b. Dapat mengetahui dan mengalami secara langsung proses belajar mengajar menggunakan model kooperatif tipe make a match.

c. Siswa menjadi lebih aktif dalam berinteraksi dengan temannya saat proses belajar mengajar berlangsung, serta siswa menjadi lebih aktif lagi dalam belajar.

3. Sekolah

a. Dapat digunakan sebagai referensi untuk menggali ilmu terutama dalam model pembelajaran kooperatif tipe make a match.


(16)

6

E. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan system pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Make a match atau mencari pasangan adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas. Langkah-langkah model Pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut : a) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, b) setiap siswa mendapat satu buah kartu, c) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, d) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, e) setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya demikian seterusnya, f) kesimpulan /penutup

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya melalui penerpan model pembelajaran kooperatif tipe make a match tentang materi pokok Pesawat Sederhana.

3. Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana adalah alat yang membantu memudahkan pekerjaan manusia. Jenis-jenis pesawat sederhana : pengungkit atau tuas, bidang miring, katrol dan roda. Katrol terdiri dari katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. Pengungkit digolongkan ke dalam beberapa golongan yaitu pengungkit golongan 1, 2, dan 3 yang dibedakan


(17)

7

berdasarkan letak titik kuasa, tumpu dan bebannya. Keuntungan pesawat sederhana dapat memperkecil gaya yang diberikan oleh manusia sehingga dapat meringankan pekerjaan manusia.


(18)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dengan model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Setelah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya setelah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart, penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.


(19)

26

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Refleksi awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

2. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.


(20)

27

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

4. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus.


(21)

28

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksankan di SD Negeri Babakan Bandung Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

2. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Babakan Bandung Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Semester Genap Tahun Ajaran 2012 / 2013. Jumlah siswa kelas V adalah 27 siswa, terdiri dari 15 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Konsep materi yang diajarkan peneliti adalah tentang Pesawat Sederhana.

C.Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (@3x35 menit) dengan 1 kali pertemuan untuk tes silus yaitu pada pertemuan ke-3. Siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (@2x35 menit) dengan 1kali pertemuan dialokasikan untuk tes siklus.

Setiap siklus dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting). 1. Rencana Tindakan

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar kompetensi (SK dan Kompetensi Dasar yang akan disampaikan pada siswa dengan menggunakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran koooperatif tipe make a match.


(22)

29

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

c. Melakukan Analisis Materi Pelajaran (AMP) untuk menentukan materi prasyarat dan materi pokok yang akan disampaikan kepada siswa. Berikut adalah materi prasyat dan materi pokok hasil AMP.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match.

e. Menyiapkan alat-alat pembelajaran IPA media berupa kartu soal dan jawaban.

f. Meminta batuan kepada kepala sekolah dan guru sebagai observer agar menyediakan tempat dan waktunya.

g. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengukur aspek kognitif proses dalam menemu tunjukkan cara kerja jenis-jenis pesawat sederhana yaitu pengungkit dan bidang miring.

h. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi guru.

i. Menyusun alat evaluasi pembelajaran yang terdiri dari

1) Lembar evaluasi (tes akhir siklus) untuk mengukur aspek kognitif produk siswa

2) Lembar observasi sikap siswa untuk mengukur aspek afektif siswa 2. Pelaksanaan Tindakan

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan media yang telah disiapkan.

b. Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data megenai peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.


(23)

30

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. d. Diskusi dengan pngamatan untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi.

3. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini, semua data yang terkumpul dianalisis. Hasil analisis tersebut digunakkan sebagai bahan refleksi untuk melihat keberhasilan maupun kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa atas tindakan yang diberikan, diadakan perbandingan anatar hasil belajar IPA setelah diberikan tindakan dengna hasil belajar IPA pada tindakan sebelumnya. Dari hasil tersebut, diadakan tindak lanjut apabila tindakan yang telah dilakukan tidak menghasilkan perubahan yang dapat menghasilkan perubahan yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Kelebihan akan tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan yang ada diperbaiki pada tindakan berikutnya dengan cara berdiskusi dengan observer 1 dan observer 2.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

b. Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.

c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.


(24)

31

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

d. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran yang lebih besar dan lebih profosional lagi.

e. Membuat skema jumlah soal dan jawaban yang akan diberikan pada siswa. f. Menyiapkan kartu yang lebih variatif lagi.

g. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS h. Menyiapkan instrumen tes siklus II.

i. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaiakan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi Pesawat Sederhana pada mata pelajaran IPA di kelas V melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a matchMelakukan tes siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus II.

b. Melakukan tes siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus II.

c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

3. Tahap Analisis dan Refleksi

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

a. Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar observasi. b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini

sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahap Refleksi, hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan


(25)

32

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa kelas V SDN Babakan Bandung Kec. Citamiang, Kota Sukabumi pada mata pelajaran IPA tentang wujud benda dan sifatnya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini dapat meningkat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKS dan lembar observasi.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam penelitian ini akan digunakan dua RPP yang mewakili masing-masing tiga indikator yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP merupakan hasil Analisis Materi Pelajaran (AMP).

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan hasil belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme tentang Wujud Benda dan Sifatnya terdiri dari dua paket LKS (1 LKS untuk 1 kali pertemuan).


(26)

33

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan model pembelajaran koperatif tipe make a match. Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa) selama proses pembelajaran.

4. Tes tertulis

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif tentang Pesawat Sederhana pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Pelaksanaannya yaitu pada setiap awal dan akhir siklus untuk selanjutnya dibandingkan sehingga diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat dimaksudkan untuk lebih focus pada siswa yang akan dinilai yang dikumpulkan melalui instrumen lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar siswa pada ranah kognitif dikumpulkan melalui intrumen tes berbentuk uraian yang diberikan pada setiap siklus.

F. Pengolahan dan Analisis Data


(27)

34

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.

a. Pengolahan data hasil belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Tes tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:

̅ ∑ Keterangan : ̅: Nilai rata-rata kelas

: Total nilai yang diperoleh siswa

: Jumlah siswa

b. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan : ∑ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar

dari atau sama dengan 65 n : Banyak siswa

100% : Bilangan tetap TB : Ketuntasan belajar 2. Data Kualitatif


(28)

35

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan tiga pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi bias data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah semua langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe make a match telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana terhadap siswa Kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi.


(29)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi dalam pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match meliputi, melakukan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD), melakukan Analisis Materi Pelajaran (AMP), menyusunan RPP dengan melaksanakan langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi kinerja dan sikap siswa, instrument untuk mngukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif serta membuat media pembelajaran berupa kartu soal dan kartu jawaban.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu yang terdiri dari siswa dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu kelompok yang memegang kartu soal dan kelompok yang memegang kartu jawaban, setelah itu siswa dibagikan kartu baik kartu soal maupun kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang dalam waktu yang telah ditentukan. Siswa yang mendapatkan pasangannya sebelum waktu habis diberi poin dan mempresentasikannya kedepan kelas. Setelah itu menempelkannya didepan kelas atau papan tulis. Namun sebelum melakukan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan percobaan terlebih dahulu untuk memprediksikan suatu perlakuan yang tercantum dalam LKS.


(30)

73

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SDN Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi dari siklus I dan siklus II sebesar 12 poin. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69 dan pada siklus II sebesar 81. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Babakan Bandung pada mata pelajaran IPA tentang Materi Pesawat Sederhana dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

1. Guru-guru SDN Babakan Bandung khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang ada, sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa bagus. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk menerapkan permaianan dalam belajar supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan, demonstrasi dan ceramah.


(31)

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. [online] Available: http://scied.gsu.edu/Hassard/mos/7.5.html [11 Nopember 2006]

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Artherton, James. 2005. Learning and Teaching: Piaget's Developmental Theory [online]

Available:http://www.learningandteaching.info/learning/piaget.html

Boeree, George. DR. C. 2006. Piaget. [online] Available: http://www.ship.edu/~cgboeree/piaget.html [11 Nopember 2006]

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas, (2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas, (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas, (2004) Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian Kelas. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdikbud, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Edi Hendri M, (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah

Buku Ajar untuk UPI Press.

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Priyono (2010). Ilmu Pengetahun Alam. Jakarta: Grahadi

Sayekti, Titik (2010). Ilmu Pengetahuan alam 5. Jakarta : Karya Mandiri Nusantara


(32)

75

Febriyanti Sugandi , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Soli Abimanyu. (2008). Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Susilowati Eko dkk. (2010). IPA 5. Jakarta : Mitra Media Pustaka.

Tim Dosen Pendidikan IPA PGSD UPP3 FIP (2001). Teori Pembelajaran IPA untuk Sekolah Dasar. UPI. Tasikmalaya.

Wardani, I.G.A.K dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


(1)

dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.

a. Pengolahan data hasil belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Tes tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:

̅ ∑ Keterangan : ̅: Nilai rata-rata kelas

: Total nilai yang diperoleh siswa

: Jumlah siswa

b. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan : ∑ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar


(2)

35

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan tiga pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi bias data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah semua langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe make a match telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana terhadap siswa Kelas V SDN Babakan Bandung Kota Sukabumi.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi dalam pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif tipe make a match meliputi, melakukan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD), melakukan Analisis Materi Pelajaran (AMP), menyusunan RPP dengan melaksanakan langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi kinerja dan sikap siswa, instrument untuk mngukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif serta membuat media pembelajaran berupa kartu soal dan kartu jawaban.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu yang terdiri dari siswa dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu kelompok yang memegang kartu soal dan kelompok yang memegang kartu jawaban, setelah itu siswa dibagikan kartu baik kartu soal maupun kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang dalam waktu yang telah ditentukan. Siswa yang mendapatkan pasangannya sebelum waktu habis diberi poin dan mempresentasikannya kedepan kelas. Setelah itu menempelkannya didepan


(4)

73

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SDN Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi dari siklus I dan siklus II sebesar 12 poin. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69 dan pada siklus II sebesar 81. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Babakan Bandung pada mata pelajaran IPA tentang Materi Pesawat Sederhana dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

1. Guru-guru SDN Babakan Bandung khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang ada, sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa bagus. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk menerapkan permaianan dalam belajar supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan, demonstrasi dan ceramah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. [online] Available: http://scied.gsu.edu/Hassard/mos/7.5.html [11 Nopember 2006]

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Artherton, James. 2005. Learning and Teaching: Piaget's Developmental Theory [online]

Available:http://www.learningandteaching.info/learning/piaget.html

Boeree, George. DR. C. 2006. Piaget. [online] Available: http://www.ship.edu/~cgboeree/piaget.html [11 Nopember 2006]

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas, (2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas, (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas, (2004) Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian Kelas.

Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdikbud, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Edi Hendri M, (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah

Buku Ajar untuk UPI Press.

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.


(6)

75

Soli Abimanyu. (2008). Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Susilowati Eko dkk. (2010). IPA 5. Jakarta : Mitra Media Pustaka.

Tim Dosen Pendidikan IPA PGSD UPP3 FIP (2001). Teori Pembelajaran IPA untuk Sekolah Dasar. UPI. Tasikmalaya.

Wardani, I.G.A.K dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH.

0 2 19

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PANCA INDERA : Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan Pada Siswa Kelas IV SDN Babakan Pamoyanan Kecamatan Sukaraja Kabupate

0 0 33

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Babakan 3 Bandung.

0 0 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOFERATIFTIPEJIGSAW PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Babakan Kota Bandung.

1 1 42

PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN.

0 5 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA.

0 4 31

PENERAPAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Cimacan 2 Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 50