PENGARUH CARA MENGAJAR GURU, MINAT BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP.

(1)

PENGARUH CARA MENGAJAR GURU, MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

(Survai Pada Persepsi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA Negeri di Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh Indri Murniawaty

1009533

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH CARA MENGAJAR GURU, MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

(Survai Pada Persepsi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA Negeri di Kota Bandung)

Oleh Indri Murniawaty UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

© Indri Murniawaty, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

PENGARUH CARA MENGAJAR GURU, MINAT BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

(Survai Pada Persepsi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA Negeri di Kota Bandung)

ABSTRAK

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan peserta didik masih kesulitan dalam memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran akuntansi sehingga berpengaruh pada penguasaan konsep yang berujung pada hasil belajar yang dicapainya. Dalam hal ini penulis mencoba mengkaji dan mengatasi masalah tersebut dari sudut pandang psikologi peserta didik, yaitu minat belajar dan kemandirian belajar serta dari cara mengajar guru yang dipersepsikan oleh peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey pada peserta didik Sekolah Menengah Umum Negeri di Kota Bandung kelas XI program IPS.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengukur dan mempelajari pengaruh cara mengajar guru yang dipersepsikan peserta didik, minat belajar dan kemandirian belajar terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi.

Metode yang digunakan metode deskriptik-analitik dengan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan data berupa angket cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar dan tes untuk penguasaan konsep.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar terhadap penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran akuntansi sebesar 58,08%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar berkontribusi terhadap penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran akuntansi. Cara mengajar guru harus dapat membangkitkan minat belajar dan kemandirian belajar peserta didik, sehingga kesulitan dalam menguasai konsep-konsep dalam mata pelajaran akuntansi akan dapat teratasi.


(5)

THE EFFECT OF TEACHER’S WAY OF TEACHING, LEARNING

INTEREST, LEARNING INDEPENDENCE TOWARD CONCEPT MASTERY

(Survey on Senior Hight School Learners’ Perception on Accounting Subject in Bandung)

ABSTRACT

This study was based on the problem in which learners still faced some problems in understanding the concepts on accounting subject that it affected on it concept mastery which resulted in their learning outcomes. The researcher tried to examine and solve the problem from learners’ psychological point of view, i.e. learning interest and learning independence, and also from teacher’s way of teaching, seen from the learners’ perception. This study was a quantitative study using survey method on grade XI social program learners in Senior high school in Bandung.

The aim of study was to measure and to study an effect of teacher’s way of teaching preception by the learner’s, learning interest and learning independence in learners’ concept mastery in accounting subject.

The method being use in this study was descriptive-analytic, using cuantitative approach, data being collected by questionnaire, learning interest, learning independence, ended by test.

The result shows that all in all, there is an effect of teacher’s way of teaching, learning interest and learning independence in learners’ concept mastery in accounting subject at 58,08%. The conclusion on this study, that teacher’s way of teaching, learning interest and learning independence contribute to learners’ concept mastery in accounting subject. Teacher’s way of teaching should be able to increase learners’ learning interest and learning independence, so that the difficulties in mastering the concepts in accounting subject can be resolved.

Key words : teacher’s way of teaching, learning interest, learning independence, concept mastery


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 9

1.4.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

2.1 Cara Mengajar Guru ... 10

2.1.1 Cara Mengajar Akuntansi ... 14

2.2 Persepsi ... 15

2.3 Minat Belajar ... 16

2.3.1 Definisi Minat ... 16

2.3.2 Minat Belajar Akuntansi ... 19

2.3.3 Pembentukan Minat dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ... 19

2.3.4 Meningkatkan Minat Peserta Didik ... 25

2.3.5 Pengukuran Minat ... 26

2.4 Kemandirian Belajar ... 27

2.5 Penguasaan Konsep ... 33

2.5.1 Mengingat ... 35

2.5.2 Memahami ... 36

2.5.3 Mengaplikasikan ... 38

2.5.4 Menganalisis ... 38

2.5.5 Mengevaluasi ... 39

2.5.6 Mencipta ... 40

2.6 Penelitian Yang Relevan ... 44

2.7 Kerangka Pemikiran ... 46

2.8 Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

3.1 Populasi dan Sampel ... 56

3.1.1 Teknik Pengambilan Sampel ... 57

3.2 Variabel Penelitian ... 60

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 61


(7)

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 68

3.5.1 Uji Validitas ... 68

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 73

3.5.3 Uji Daya Pembeda Soal ... 74

3.5.4 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 76

3.5.5 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval ... 78

3.5.6 Rancangan Analisis ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84

4.1 Hasil Penelitian ... . 84

4.1.1 Gambaran Cara Mengajar Guru, Minat Belajar, Kemandirian Belajar dan Penguasaan Konsep ... . 84

4.1.1.1 Gambaran Cara Mengajar Guru ... .. 85

4.1.1.2 Gambaran Minat Belajar .... ... .. 90

4.1.1.3 Gambaran Kemandirian Belajar ... .. 94

4.1.1.4 Gambaran Penguasaan Konsep ... .. 99

4.1.2 Pengujian Hipotesis 1: Pengaruh Cara Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi.. .. 100

4.1.3 Pengujian Hipotesis 2: Pengaruh Cara Mengajar Guru Terhadap Kemandirian Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi ... .. 101

4.1.4 Pengujian Hipotesis 3: Pengaruh Cara Mengajar Guru, Minat Belajar dan Kemandirian Belajar Terhadap Penguasaan Konsep Mata Pelajaran Akuntansi ... 103

4.1.5 Pengujian Hipotesis 4: Pengaruh Cara Mengajar Guru Terhadap Penguasaan Konsep Mata Pelajaran Akuntansi.. 107

4.1.6 Pengujian Hipotesis 5: Pengaruh Minat Belajar Terhadap Penguasaan Konsep Mata Pelajaran Akuntansi... 108

4.1.7 Pengujian Hipotesis 6: Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Penguasaan Konsep Mata Pelajaran Akuntansi... 108

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

4.2.1 Gambaran Cara Mengajar Guru, Minat Belajar, Kemandirian Belajar dan Penguasaan Konsep ... 111

4.2.2 Pengaruh Cara Mengajar Guru, Minat Belajar, Kemandirian Belajar Terhadap Penguasaan Konsep... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 119

5.2 Saran – saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN LAMPIRAN ... 126


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Daftar Persentasi Hasil Ulangan Mata Pelajaran Akuntansi... 3

2.1 Dimensi Proses Kognitif... 40

3.1 Daftar Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung... 56

3.2 Daftar Jumlah Sampel Penelitian ... 57

3.3 Hasil Perhitungan Sampel Yang Diambil Dari Populasi... 60

3.4 Operasionalisasi Variabel... 63

3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Data... 69

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 74

3.7 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 75

3.8 Data Hasil Uji Daya Pembeda Soal ... 75

3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 76

3.10 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes ... 77

4.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Cara Mengajar Guru (X1)... 85

4.2 Kategori/Klasifikasi Variabel Cara Mengajar Guru... 89

4.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Minat Belajar (X2)... 90

4.4 Kategori/Klasifikasi Variabel Minat Belajar... 93

4.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kemandirian Belajar (X3)... ... 94

4.6 Kategori/Klasifikasi Variabel Kemandirian Belajar ... 98

4.7 Rekapitulasi Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 99

4.8 Hasil Koefisien Korelasi Jalur Cara Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar... 100

4.9 Hasil Koefisien Determinasi (Pengaruh) Cara Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar... 101

4.10 Hasil Koefisien Jalur Cara Mengajar Guru Terhadap Kemandirian Belajar... 102

4.11 Hasil Koefisien Determinasi (Pengaruh) Cara Mengajar Guru Terhadap Kemandirian Belajar... 102


(9)

4.13 Hasil Koefisien Determinasi (Pengaruh Total) Cara Mengajar Guru (X1), Minat Belajar (X2) dan Kemandirian Belajar (X3)

Terhadap Penguasaan Konsep... 104 4.14 Hasil Koefisien Jalur Cara Mengajar Guru, Minat Belajar dan

Kemandirian Belajar Terhadap Penguasaan Konsep ... 104 4.15 Hasil Uji Pengaruh Secara Simultan... 105 4.16 Hasil Uji Pengaruh Secara Parsial... 107 4.17 Besar Pengaruh Langsung Dan Tidak langsung Cara Mangajar

Guru, Minat Belajar, dan Kemandirian Belajar Terhadap


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Interaksi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar... 21

2.2 Empat Pilar Belajar ... 32

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 53

3.1 Hubungan Antar Variabel ... 61

3.2 Diagram Jalur (Path Analysis) ... 80

4.1 Rentang Perolehan Skor Cara Mengajar Guru Yang Dipersepsikan Peserta Didik ... 93

4.2 Rentang Perolehan Skor Minat Belajar ... 98

4.3 Rentang Perolehan Skor Kemandirian Belajar ... 87

4.4 Path Diagram Model Persamaan Struktural Pengaruh Cara Mengajar Guru, Minat Belajar dan Kemandirian Belajar Terhadap Penguasaan Konsep Mata Pelajaran Akuntansi ... 106


(11)

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan yang di harapkan. Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, tekhnologi serta kehidupan yang semakin kompleks. Pendidikan haruslah dapat meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya manusia) sebagai modal untuk pembangunan nasional.

Usaha pemerintah yang tercantum dalam kebijakan Pemerintah dalam Bidang Pendidikan (2004) bahwa Program pembinaan Pendidikan Menengah yang mencakup Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) ditujukan antara lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan menengah sebagai landasan bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan kebutuhan dunia kerja.

Seperti tujuan pendidikan Indonesia yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mengejawantahkan kebijakan tersebut, pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat, diantaranya dengan perbaikan kurikulum, penataran untuk guru, penyempurnaan buku-buku pelajaran. Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, orang tua, peserta didik serta masyarakat yang harus turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.


(13)

Hal yang tak kalah penting dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah meningkatkan mutu pembelajaran. Pembelajaran tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan belajar dan mengajar. Hakikat pendidikan berfokus pada bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajar, menurut Syaiful Bahri (2002 : 13) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan menurut Cronbach (1954 dalam Sumardi Suryabrata, 2010:231) menyatakan

bahwa; “ belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkat

laku sebagai hasil dari pengalaman.” Senada dengan pendapat tersebut, menurut

Gagne (1970, dalam Syaiful Sagala, 2012:17) bahwa “belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar

terus menerus.”

Pembelajaran akuntansi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 pada tingkat SMA diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan kajian pokok Ekonomi yang merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi. Tujuan pembelajaran akuntansi yang diajarkan di sekolah menengah salah satunya adalah peserta didik dituntut untuk memahami konsep-konsep dalam akuntansi. Akuntansi sebagai mata pelajaran di SMA dan merupakan bagian dari pelajaran ekonomi, difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Dalam hal ini peserta didik dituntut memahami siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pencatatan pemahaman ini berguna untuk memahami proses penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa dan dagang.

Fenomena yang terjadi di sekolah adalah peserta didik merasa kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep akuntansi pada saat ini. Padahal akuntansi merupakan mata pelajaran dimana setiap materinya berkesinambungan, ketika peserta didik merasa kesulitan untuk memahami dalam mengelompokkan,


(14)

memilah nama-nama dan memberi nomor akun, maka akan kesulitan untuk memahami materi berikutnya. Kasus lain ketika peserta didik kesulitan untuk mencatat transaksi dalam jurnal umum, maka sudah pasti akan kesulitan dalam mencatat jurnal penyesuaian dan materi-materi selanjutnya.

Hasil wawancara dengan para siswa SMA Jurusan IPS hari Kamis tanggal 17 Januari 2013, ditemukan bahwa mereka sering kesulitan dalam memahami konsep/teori akuntansi, akuntansi sulit dipahami karena adanya unsur perhitungan yang bersifat abstrak, dan seringkali menganggap mempelajari akuntansi hanyalah bayangan saja, karena menghitung uang padahal uangnya tidak ada. Hasil pengamatan di sekolah juga menunjukkan bahwa masih ada peserta didik lambat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan terkadang siswa acuh tak acuh terhadap tugas yang diberikan dan rendahnya penguasaan kompetensi mata pelajaran akuntansi sehingga nilai ulangan rendah dan akibatnya hasil belajar secara umum juga rendah. Menurut Sardiman (2008:24)

hasil belajar merupakan “perolehan belajar seseorang yang bersifat keilmuan,

yang menggunakan analisis intelektual yang tergolong ranah kognitif, penguasaan

konsep, prinsip dan teori”.

Berikut ini data persentasi nilai ulangan Akuntansi tiga Sekolah Menengah Umum Negeri, yaitu SMU N 3, SMU N 6 dan SMU N 25, sebagai berikut :

Tabel 1.1

Daftar Persentase Hasil Ulangan Mata Pelajaran Akuntansi

No Nama Sekolah KKM

Rata-Rata Jumlah Persentase Nilai

Dibawah KKM Diatas KKM

1 SMU N 3 76 60% 40%

2 SMU N 6 75 54% 46%

3 SMU N 25 75 65% 35%

Sumber : Data nilai masing-masing sekolah setelah dipersentasekan oleh peneliti Dari data tersebut terlihat bahwa, rata-rata peserta didik yang mendapatkan nilai ulangan dibawah KKM masih tinggi, bagi jurusan IPS mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang pokok dan termasuk dalam mata pelajaran yang diujian nasionalkan.


(15)

Padahal seperti yang dikutip oleh Huriah Rachmah (2009:15), bahwa pendidikan akuntansi dituntut untuk mengembangkan kombinasi keahlian dan pengetahuan subyek akuntansi, kemampuan kognitif dan keahlian khusus di luar subyek akuntansi dan juga pengetahuan serta pemahaman dari teori-teori dan bukti-bukti empiris terbaru.

Dari pendapat tersebut, dapat diambil esensi bahwa hasil dari belajar akuntansi adalah adanya keahlian, mengetahui, dan mengembangkan kemampuan kognitif yang diantaranya adalah memahami konsep dan atau teori akuntansi, yang nantinya berujung pada adanya perubahan tingkah laku dan peningkatan prestasi peserta didik. Dan untuk mencapai hal itu tidaklah mudah, karena setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda dan banyak faktor yang mempengaruhi. Dalam hal belajar, faktor siswa memegang peranan penting karena dalam hal ini siswa merupakan objek sekaligus subjek dari proses pendidikan itu sendiri. Muhibbin (2010: 129) menyatakan bahwa:

Bahwa secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni faktor internal (fisiologis, intelegensi,sikap, bakat, minat,motivasi), faktor eksternal (lingkungan sosial dan nonsosial) dan faktor pendekatan belajar (tinggi, sedang dan rendah). Aspek psikologis yang perlu mendapat perhatian adalah minat belajar. Minat berkaitan dengan keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Minat memberikan kontribusi terhadap cara belajar peserta didik, tinggi rendahnya minat belajar peserta didik berujung pada keberhasilan dalam belajarnya. Dengan minat yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran akan membuat peserta didik sungguh-sungguh dalam menguasai mata pelajaran dan sebaliknya. Data empiris berikut mempertegas hal tersebut.

Widodo (dalam Rafiq, 2010), terkait dengan turunnya angka kelulusan ujian nasional pelajar sekolah menengah atas di Kota Surakarta pada tahun 2009, menyatakan bahwa banyak faktor penyebab terjadinya penurunan tingkat kelulusan. Menurutnya minat belajar merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan. Abidin (dalam Faisol, 2010)terkait dengan turunnya angka kelulusan ujian nasional pelajar sekolah menengah atas di kota Tegal tahun 2010,


(16)

menyatakan bahwa minat belajar merupakan faktor penyebab tingginya angka ketidaklulusan. (Tjhai Tjhe Fah, 2011:5).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan setiap sekolah diberikan wewenang untuk menentukan sendiri mengenai teknis penjurusan. Diantaranya dengan mensyaratkan nilai mata pelajaran serumpun (IPA, IPS dan Bahasa) harus diatas KKM dan sesuai tes minat yang dilakukan oleh Bimbingan Konseling sekolah masing-masing. Maka dalam hal ini minat menjadi faktor psikologis yang penting sehingga menjadi tolok ukur untuk sekolah dalam menentukan penjurusan yang sesuai untuk peserta didiknya.

Tetapi dalam praksisnya, terjadi beberapa kasus dimana penjurusan tidak sesuai dengan minat dan nilai. Peserta didik yang secara nilai memenuhi untuk jurusan IPA tetapi tetap masuk jurusan IPS karena keinginan dan minatnya di mata pelajaran IPS, permintaan orang tua atau alasan lainnya, dan sebaliknya. Selain minat dalam proses belajar, diperlukan adanya kemandirian belajar, agar tujuan pembelajaran tercapai. Pentingnya peserta didik memiliki kemandirian dalam belajar mengacu kepada empat pilar belajar yaitu: (1) belajar untuk mengetahui (learning to know), (2) belajar untuk dapat melakukan (learning to

do), (3) belajar untuk dapat mandiri (learning to be) dan (4) belajar untuk dapat

hidup dan bekerja sama di masyarakat (learning to life together), empat pilar tersebut merupakan garis kontinum yang merentang sepanjang proses pembelajaran, karena kemampuan dibawahnya merupakan prasyarat bagi kemampuan yang lebih tinggi. Pilar ketiga menjadi acuan untuk meningkatkan kemandirian peserta didik, kemandirian belajar harus dapat membuat peserta didik dapat memecahkan masalahnya sendiri, dapat memutuskan sendiri keputusan terbaik bagi dirinya sendiri.

Berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah, peserta didik dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila mampu melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Ketidakbergantungan pada orang lain disebut kemandirian. Kemandirian dalam belajar bisa diartikan sebagai aktivitas belajar dan berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari peserta didik. Peserta


(17)

didik yang memiliki kemandirian belajar, tidak akan terus menerus tergantung pada materi yang diberikan oleh guru di kelas (Pujiati, 2011: 6).

Kemandirian dalam belajar akuntansi sangat diperlukan karena dengan kemandirian peserta didik akan mempunyai tanggung jawab dalam memecahkan masalah dalam belajar akuntansi dan mempunyai rasa percaya diri dalam setiap proses belajar akuntansi sehingga berujung pada meningkatnya hasil belajar yang dicapai.

Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan. Guru merupakan bagian dari sumber ilmu pengetahuan, maka guru haruslah lebih tahu dalam bidangnya, memahami dengan sungguh-sungguh pengetahuan yang akan dipelajari oleh peserta didiknya. Mengorganisasi proses belajar, merencanakan bagaimana caranya agar peserta didiknya dapat belajar dengan aktif, mandiri, rajin, teliti, tekun dan berujung mendapatkan prestasi yang tinggi. Rasa senang peserta didik terhadap suatu mata pelajaran sangat tergantung kepada gurunya disamping karena minatnya. Minat tidaklah dibawa sejak lahir, tetapi dalam hal ini guru haruslah membantu peserta didik dalam belajar sehingga akan meningkatkan minat dan kemandirian. Cara mengajar seorang guru merupakan hal penting dalam pembelajaran, karena akan berpengaruh terhadap penguasaan peserta didik terhadap materi. Seorang guru yang hanya menggunakan ceramah, membuat siswa cepat jenuh terhadap pelajaran yang mengakibatkan minat siswa terhadap pelajaran akan berkurang yang berdampak pada lemahnya penguasaan konsep peserta didik.

Untuk mencapai penguasaan konsep peserta didik dalam Akuntansi bukanlah suatu hal yang mudah karena penguasaan terhadap materi pelajaran sangat individual. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami dan menguasai konsep - konsep dalam Akuntansi. Walaupun demikian peningkatan kemampuan penguasaan konsep Akuntansi tetap perlu diupayakan untuk keberhasilan peserta didik dalam belajar.

Mengacu pada teori Loree (1977, dalam Djamarah 2011:176) bahwa terdapat unsur lain dalam belajar yaitu raw input yaitu motivasi dan minat, learning


(18)

dengan kualifikasi tertentu, seperti hasil belajar dan prestasi belajar kognitif. Di dalam proses belajar mengajar ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari enviromental input yakni teman, keadaan ekonomi, fasilitas, kurikulum, program dan guru. Pendekatan teori yang digunakan untuk penguasaan konsep mengacu pada teori Anderson (2010:100-102). Cara Mengajar guru menggunakan pendekatan teori Winkel (1986) bahwa cara mengajar guru merupakan keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh guru. Pendekatan teori untuk minat mengacu pada teori psikologi perkembangan Hurlock (1980:221), bahwa minat pada remaja termasuk pada minat kemandirian dan pendidikan. Para remaja yang kurang berminat pada pendidikan menjadikan prestasi mereka rendah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau pada mata pelajaran yang tidak mereka sukai. Untuk kemandirian menggunakan pendekatan teori Steinberg (1995:286) adalah bahwa individu yang sudah mencapai independence ia mampu menjalankan atau melakukan sendiri aktivitas hidup terlepas dari pengaruh kontrol orang lain.

Kajian-kajian penelitian sebelumnya hanya memfokuskan pada hasil belajar keseluruhan, untuk itu peneliti tertarik untuk lebih memfokuskan pada hasil belajar secara kognitif yaitu penguasaan konsep. Peneliti tertarik untuk untuk

mengambil judul “PENGARUH CARA MENGAJAR GURU, MINAT

BELAJAR, DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP (Survai Pada Persepsi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akuntansi SMA Negeri di Kota Bandung)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah secara konseptual dan faktual di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji masalah penguasaan konsep mata pelajaran akuntansi dihubungkan dengan faktor-faktor yang mendukung proses belajar, yaitu cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar.

Selanjutnya permasalahan itu dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian,

“berapa besar pengaruh cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian


(19)

pertanyaan penelitian tersebut, kemudian dijabarkan dalam rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh cara mengajar guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran akuntansi ?

2. Bagaimana pengaruh cara mengajar guru terhadap kemandirian belajar pada mata pelajaran akuntansi?

3. Bagaimana pengaruh cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar terhadap penguasaan konsep mata pelajaran akuntansi ?

4. Bagaimana pengaruh cara mengajar guru terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi ?

5. Bagaimana pengaruh minat terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi ?

6. Bagaimana pengaruh kemandirian belajar terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan mempelajari :

1. Pengaruh cara mengajar guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran akuntansi.

2. Pengaruh cara mengajar guru terhadap kemandirian belajar pada mata pelajaran akuntansi.

3. Pengaruh cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar terhadap penguasaan konsep peserta didik.

4. Pengaruh cara mengajar guru dan minat terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi.

5. Pengaruh minat belajar terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi.

6. Pengaruh kemandirian belajar terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi para pelaksana pendidikan guru dan kepala sekolah bahwa cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar berpengaruh terhadap penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran Akuntansi.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas belajar peserta didik untuk mata pelajaran akuntansi.

b. Dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul yang berhubungan dengan hasil belajar peserta didik.

c. Dapat memberikan masukan bagi dinas pendidikan, sekolah dan pihak terkait dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya yang menyangkut prestasi peserta didik.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dikategori sebagai metode deskriptif-analitik dengan pendekatan kuantitatif, yang bertujuan untuk menerangkan dan mengungkapkan secara sistematis antara dua variabel atau lebih, sekaligus menguji satu atau beberapa hipotesis yang dirumuskan melalui pengumpulan data-data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis dengan statistik.

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Menurut Singarimbun (1992: 1) peneltian survey adalah “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner dan tes sebagai alat

mengumpul data yang pokok”. Data dalam penelitian ini dikumpulkan

mengunakan kuesioner dan tes. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya dipaparkan secara deskriptif yang kemudian akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian.

Karlinger (Iskandar, 2009: 3) mengemukakan bahwa penelitian survey mengkaji populasi besar atau kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologi dan psikologi. Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2009: 11) bahwa penelitian asosiatif ialah penelitian yang mencari hubungan antar satu atau beberapa variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan, dan sikap kritis dalam mengumpulkan data, karena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara statistika, maka antar variabel-variabel yang diajukan objek penelitian harus berhubungan sehingga dapat ditentukan pendekatan statistika yang akan digunakan untuk mengolah data yang pada akhirnya diperoleh hasil analisa yang dapat dipercaya (validitas dan reliabilitas), sehingga mudah untuk digeneralisasi


(22)

dan dapat dijadikan sebagai rekomendasi dimana hasilnya dapat dijadikan sumber rujukan.

Menurut Sugiyono (2010: 14), penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma positivism yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisa data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI se kota Bandung. Tabel 3.1

Daftar SMA Negeri di kota Bandung

No. Nama Sekolah

Cluster 1

1 SMA Negeri 2 Bandung 2 SMA Negeri 3 Bandung 3 SMA Negeri 4 Bandung 4 SMA Negeri 5 Bandung 5 SMA Negeri 8 Bandung 6 SMA Negeri 11 Bandung 7 SMA Negeri 24 Bandung Cluster 2

8 SMA Negeri 1 Bandung 9 SMA Negeri 6 Bandung 10 SMA Negeri 7 Bandung 11 SMA Negeri 9 Bandung 12 SMA Negeri 20 Bandung 13 SMA Negeri 22 Bandung 14 MA Negeri 1 Bandung Cluster 3

15 SMA Negeri 10 Bandung 16 SMA Negeri 12 Bandung 17 SMA Negeri 13 Bandung 18 SMA Negeri 14 Bandung 19 SMA Negeri 15 Bandung 20 SMA Negeri 16 Bandung 21 SMA Negeri 17 Bandung 22 SMA Negeri 18 Bandung 23 SMA Negeri 19 Bandung


(23)

24 SMA Negeri 21 Bandung 25 SMA Negeri 23 Bandung 26 SMA Negeri 25 Bandung 27 SMA Negeri 26 Bandung 28 SMA Negeri 27 Bandung 29 MA Negeri 2 Bandung

Sumber: Diknas Pendidikan Kota Bandung

Dari populasi tersebut, kemudian diambil secara acak untuk dijadikan sampel penelitian berdasarkan cluster sekolah dan diperoleh 9 sekolah seperti pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Cluster Jumlah Siswa

Jurusan IPS Kelas XI

1 SMA Negeri 3 Bandung 1 15

2 SMA Negeri 24 Bandung 1 120

3 SMA Negeri 7 Bandung 2 170

4 SMA Negeri 6 Bandung 2 138

5 SMA Negeri 10 Bandung 3 200

6 SMA Negeri 15 Bandung 3 206

7 SMA Negeri 19 Bandung 3 160

8 SMA Negeri 25 Bandung 3 160

9 SMA Negeri 26 Bandung 3 143

Jumlah siswa 1312

Sumber: Data siswa masing-masing sekolah 3.1.1 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2008:215), “Sampel adalah sebagian dari populasi itu.” Sedangkan Riduwan (2007:40) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh populasi. Penarikan sampel dari populasi menggunakan simple random sampling, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat dalam Riduwan ( 2007:65) sebagai berikut:


(24)

n =

Dimana:

n = Ukuran sampel yang dicari/Jumlah sampel N = Ukuran populasi/Jumlah Populasi = 1312 orang d = Presisi yang ditetapkan = 0,05 (5%)

Sampel yang diambil dari populasi yaitu: n =

n =

n =

n = 306,54 dibulatkan menjadi 307 orang.

Adapun rincian sampel yang diambil dari tiap sekolah dihitung dengan rumusan alokasi proportional dari Sugiono dalam Riduwan (2007:66) sebagai berikut:

ni =

Dimana:

ni

=Ukuran sampel dari tiap sekolah yang dicari Ni = ukuran tiap-tiap populasi

N = Ukuran populasi keseluruhan = 1312 orang n = Ukuran sampel keseluruhan = 307 orang

Hasil perhitungan dengan rumus diatas yaitu:

1. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 3 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 15, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =

dibulatkan jadi 4 orang

2. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 24 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 120, N = 1312, n = 307, sehingga:


(25)

ni =

dibulatkan jadi 28 orang

3. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 7 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 170, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =

dibulatkan jadi 40 orang

4. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 6 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 138, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =

dibulatkan jadi 32 orang

5. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 10 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 200, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =

dibulatkan jadi 47 orang

6. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 15 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 206, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =

dibulatkan jadi 48 orang

7. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 19 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 160, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =


(26)

8. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 25 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 160, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =

dibulatkan jadi 37 orang

9. Sampel yang diambil dari populasi SMA Negeri 26 Bandung (N1) = Diketahui: N1 = 143, N = 1312, n = 307, sehingga:

ni =

ni =

dibulatkan jadi 34 orang

Bila hasil perhitungan sampel tersebut diuraikan dalam bentuk tabel, maka tersaji seperti pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Sampel yang Diambil dari Populasi

No Nama Sekolah Cluster Populasi Sampel

1 SMA Negeri 3 Bandung 1 15 4

2 SMA Negeri 24 Bandung 1 120 28

3 SMA Negeri 7 Bandung 2 170 40

4 SMA Negeri 6 Bandung 2 138 32

5 SMA Negeri 10 Bandung 3 200 47

6 SMA Negeri 15 Bandung 3 206 48

7 SMA Negeri 19 Bandung 3 160 37

8 SMA Negeri 25 Bandung 3 160 37

9 SMA Negeri 26 Bandung 3 143 34

Jumlah siswa 1312 307

Sumber: Hasil Perhitungan Peneliti 3.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cara mengajar guru, minat belajar, dan kemandirian belajar. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep peserta didik.


(27)

Berikut ini gambar mengenai variabel penelitian:

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

Pada gambar 3.1 berdasarkan hubungan antar variabel tersebut, terdapat keterkaitan antar variabel sebagai berikut:

a) Variabel X1 memiliki hubungan dengan variabel Y b) Variabel X2 memiliki hubungan dengan variabel Y c) Variabel X3 memiliki hubungan dengan variabel Y

d) Variabel X1, X2, dan X3 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan Y

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa instrumen tes dan instrumen kuesioner yang telah disusun secara terstruktur. Instrumen kuesioner digunakan untuk mengukur variabel minat belajar, kemandirian belajar, dan cara mengajar guru. Skala instrumen yang digunakan menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Skala yang diapakai adalah SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Untuk instrumen kemandirian belajar mengadaptasi instrumen yang sudah digunakan oleh Reni Astuti yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran akuntansi. Sedangkan instrumen tes digunakan untuk mengukur penguasan konsep, dimana soalnya dibuat oleh peneliti dan sudah diuji coba.

X1

X2

X3


(28)

3.4 Operasionalisasi Variabel

1. Variabel cara mengajar guru (X1) dalam penelitian ini merujuk pada teori Wingkel (1986), yang mengemukakan bahwa cara mengjar guru merupakan cara atau keterampilan yang dimiliki dan digunakan guru dalam mengelola pembelajaran. Keterampilan tersebut tertuang dalam lima cara mengajar guru, yaitu cara membuka dan menutup pelajaran, cara menjelaskan, cara bertanya, cara memberikan penguatan dan cara mengadakan variasi.

2. Variabel minat belajar (X2), menurut Slameto (2010) bahwa minat belajar merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi terhadap belajar, disertai rasa suka, senang, perasaan ingin tahu, perhatian dan memberikan kesenangan serta kepuasan dalam belajar.

3. Variabel kemandirian belajar (X3), merujuk pada teori Steinberg dan Knowles (dalam Nurhayati, 2011:140) bahwa kemandirian terdiri dari kemandirian emosi, kemandirian behavioral/prilaku dan kemandirian dalam berfikir. Kemudian terori tersebut diaplikasikan kepada kemandirian belajar yang merupakan proses dimana individu berinisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan mengimplementasikan sumber belajar serta mengevaluasi belajarnya sendiri.

4. Variabel penguasaan konsep (Y), untuk variabel ini merujuk pada teori Anderson, mengenai dimensi kognitif, yang terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Variabel- variabel tersebut dipetakan oleh penulis dalam tabel 3.4 berikut.


(29)

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel

Persepsi cara mengajar guru, minat Belajar, kemandirian belajar dan penguasaan konsep peserta didik

Variabel Konsep Indikator Sub Indikator Nomor

Angket/Soal Skala Cara Mengajar Guru (X1) cara yang digunakan guru dalam mengelola pembelajaran (Wingkel 1986)

1. Cara membuka dan menutup pelajaran

a. Menarik perhatian b. Menimbulkan motivasi c. Memberikan acuan pelajaran d. Mengaitkan pengetahuan

lama dengan pengetahuan baru

e. Merangkum/ membuat ringkasan

f. Memberikan soal/tugas tertulis 31 32 33 34 35 36 Ordinal

2. Cara menjelaskan a. Menghubungkan dengan materi sebelumnya

b. Kejelasan bahasa dan proses c. Penggunaan contoh dan

ilustrasi sesuai dengan materi d. Memberikan penekanan :

suara, mimik,ikhtisar atau pengulangan

22

23, 24, 25 26, 27, 28 29, 30

Ordinal

3. Cara bertanya a. Pengungkapan pertanyaan jelas dan singkat


(30)

b. Pemberian acuan pertanyaan c. Pemusatan ke arah

jawaban yang diminta d. Pemindahan giliran

menjawab

e. Penyebaran pertanyaan f. Pemberian waktu berfikir g. Pemberian tuntunan

4

9, 10, 11, 12 2

5, 6 7 8 4. Cara memberikan

penguatan

a. Memberikan tanggapan, dorongan atau hadiah dalam bentuk verbal, gestural. b. Penguatan dengan mendekati,

sentuhan, kegiatan yang menyenangkan

c. Penguatan dengan cara memberikan benda atau tanda

13, 14

15

16

Ordinal

5. Cara mengadakan variasi

a. Variasi suara, gerak dan mimik, kontak pandang b. Kesenyapan sejenak dalam

pembelajaran c. Variasi media

17 18

19, 20, 21

Ordinal Minat Belajar (X2) Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi terhadap

1. Perasaan senang atau suka dalam pembelajaran

a. Senang dalam

mempelajari akuntansi b. Mempersiapkan segala

1, 2, 5, 11, 4, 12,


(31)

belajar, disertai rasa suka, senang, perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberikan kesenangan dan kepuasan.

(Slameto, 2010:57)

sesuatunya untuk belajar akuntansi

2. Adanya

keingintahuan/ rasa ingin tahu dalam

pembelajaran

a. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi tentang akuntansi

b. Membaca sumber-sumber/artikel tentang akuntansi

3, 6, 10

Ordinal

3. Perhatian peserta didik dalam pembelajaran

a. Konsentrasi dalam belajar akuntansi

b. Merasa tertantang ketika belajar akuntansi

7, 9, 13,

4. Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan kepuasan

a. aktif ketika belajar akuntansi

b. sering bertanya ketika belajar akuntansi c. merasa puas setelah

belajar akuntansi

8, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21

Kemandirian Belajar

Suatu proses dimana

individu mengambil 1. Kemandirian

a. Memandang kesulitan sebagai tantangan

22, 23, 24 sampai 27


(32)

(X3) inisiatif dengan atau bantuan orang lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan mengimplementasik an strategi belajar dan mengevaluasi sumber belajar. (Knowles, dalam Nurhayati,2011:140) Emosi 2. Kemandirian behavioral/ prilaku

a. Mendiagnosis kebutuhan belajar

6, 7, 8 sampai 10

Ordinal

b. Menetapkan tujuan belajar 11, 12, 13 sampai 15

Ordinal c. Memonitor, mengatur, dan

mengontrol belajar

16, 17, 18 sampai 21

Ordinal d. Memanfaatkan dan mencari

sumber yang relevan

28, 29, 30 sampai 33

Ordinal e. Memilih dan menerapkan

strategi belajar

34, 35, 36 sampai 39

Ordinal

f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar

40, 41, 42 sampai 44

Ordinal

3. Kemandirian berfikir

a. Konsep diri b. Inisiatif belajar

45, 46, 47 sampai 50 1,2 dan 3

Ordinal Penguasaan Konsep Peserta Didik (Y) Kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran

1. Mengingat a. Mengenali

b. Mengingat kembali

1,2 3, 4

Rasio

2.Memahami a. Menafsirkan

b. Mencontohkan c. Mengklasifikasikan d. Merangkum e. Menyimpulkan f. Membandingkan 5, 6 7, 8 9 10 11, 12 13, 14 Rasio


(33)

g. Menjelaskan 15, 16 3.Mengaplikasikan a. Mengekskusi

b. Mengimplementasikan

17, 18 19, 20

Rasio 4.Menganalisis a. Membedakan

b. Mengorganisasi c. Mengatribusikan

21 22 23

Rasio

5.Mengevaluasi a. Memeriksa 24 Rasio


(34)

3.5 Teknik Pengolahan Data 3.5.1 Uji Validitas

Untuk menentukan valid atau tidaknya instrumen yang akan digunakan, maka dilakukan dengan mengkorelasinya skor item dengan mengunakan rumus Pearson Produk Momentdengan angka kasar. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

1) Menghitung koefisien korelasi product moment/ r hitung (rxy), dengan menggunakan rumus seperti berikut:

 



2 2 2 2

XY

Y) ( Y N X) ( X N

Y) X)( ( XY N r

Keterangan:

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Item soal yang dicari validitasnya

Y = Skor total yang diperoleh sampel

(Arikunto, 2002:109) 2) Mencari nilai t hitung

Setelah mendapatkan r hitung, kemudian untuk menguji nilai signifikansi validitas butir soal tersebut, peneliti menu dengan mengunakan rumus berikut:


(35)

2 N

r 1

r t

2 hitung

   Keterangan:

r = Nilai koefisien korelasi N = Jumlah sampel

(Santoso, 2001:278)

Setelah diperoleh nilai thitung maka, langkah selanjutnya adalah menentukan ttabel dengan df = n – 2 = 71 – 2 = 69 dengan nilai df = 69 dan pada nilai alpha sebesar 95% didapat nilai t(0,95;69) = 1,67

3) Proses pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:  Jika t hitung positif, dan t hitung > t tabel, maka butir soal valid

 Jika t hitung negatif, dan t hitung < t tabel, maka butir soal tidak valid

Untuk lebih jelasnya tentang uji validitas, berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas data cara mengajar guru (X1) , data minat belajar (X2), data kemandirian belajar (X3) dan data penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi (Y).

Tabel 3.5

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Data

Variabel No r Hitung t Hitung t Tabel Kriteria


(36)

Variabel No r Hitung t Hitung t Tabel Kriteria Mengajar

Guru (X1)

2 0,72 8,77 1,67 Valid

3 0,91 19,07 1,67 Valid

4 0,73 8,94 1,67 Valid

5 0,26 2,23 1,67 Valid

6 0,28 2,51 1,67 Valid

7 0,44 4,17 1,67 Valid

8 0,55 5,52 1,67 Valid

9 0,68 7,87 1,67 Valid

10 0,49 4,75 1,67 Valid

11 0,83 12,56 1,67 Valid

12 0,84 12,93 1,67 Valid

13 0,91 19,07 1,67 Valid

14 0,88 15,58 1,67 Valid

15 0,80 11,22 1,67 Valid

16 0,85 13,33 1,67 Valid

17 0,72 8,85 1,67 Valid

18 0,37 3,35 1,67 Valid

19 0,95 26,65 1,67 Valid

20 0,88 15,65 1,67 Valid

21 0,56 5,63 1,67 Valid

22 0,52 5,13 1,67 Valid

23 0,48 4,62 1,67 Valid


(37)

Variabel No r Hitung t Hitung t Tabel Kriteria

25 0,62 6,57 1,67 Valid

26 0,54 5,40 1,67 Valid

27 0,39 3,56 1,67 Valid

28 0,36 3,30 1,67 Valid

29 0,54 5,36 1,67 Valid

30 0,61 6,44 1,67 Valid

31 0,84 12,93 1,67 Valid

32 0,87 14,69 1,67 Valid

33 0,85 13,73 1,67 Valid

34 0,27 2,36 1,67 Valid

35 0,91 19,07 1,67 Valid

36 0,43 4,04 1,67 Valid

Minat Belajar (X2)

1 0,35 3,15 1,67 Valid

2 0,39 3,56 1,67 Valid

3 0,59 6,16 1,67 Valid

4 0,77 10,05 1,67 Valid

5 0,72 8,74 1,67 Valid

6 0,77 10,06 1,67 Valid

7 0,33 2,95 1,67 Valid

8 0,24 2,07 1,67 Valid

9 0,89 16,68 1,67 Valid

10 0,20 1,74 1,67 Valid


(38)

Variabel No r Hitung t Hitung t Tabel Kriteria

12 0,77 10,06 1,67 Valid

13 0,25 2,18 1,67 Valid

14 0,29 2,56 1,67 Valid

15 0,77 10,06 1,67 Valid

16 0,32 2,84 1,67 Valid

17 0,86 14,32 1,67 Valid

18 0,60 6,38 1,67 Valid

19 0,20 1,72 1,67 Valid

20 0,89 16,68 1,67 Valid

21 0,37 3,34 1,67 Valid

22 0,74 9,34 1,67 Valid

Kemandirian Belajar (X3)

1 0,40 3,62 1,67 Valid

2 0,30 2,68 1,67 Valid

3 0,64 7,05 1,67 Valid

4 0,24 2,10 1,67 Valid

5 0,58 6,02 1,67 Valid

6 0,28 2,44 1,67 Valid

7 0,47 4,47 1,67 Valid

8 0,81 11,65 1,67 Valid

9 0,32 2,84 1,67 Valid

10 0,60 6,30 1,67 Valid

11 0,49 4,70 1,67 Valid


(39)

Variabel No r Hitung t Hitung t Tabel Kriteria

13 0,40 3,62 1,67 Valid

14 0,38 3,43 1,67 Valid

15 0,60 6,30 1,67 Valid

16 0,27 2,39 1,67 Valid

17 0,26 2,28 1,67 Valid

18 0,80 11,05 1,67 Valid

19 0,50 4,87 1,67 Valid

20 0,34 3,04 1,67 Valid

21 0,27 2,32 1,67 Valid

22 0,22 1,88 1,67 Valid

23 0,20 1,71 1,67 Valid

24 0,70 8,21 1,67 Valid

25 0,28 2,48 1,67 Valid

26 0,98 43,46 1,67 Valid

27 0,74 9,14 1,67 Valid

28 0,24 2,10 1,67 Valid

29 0,73 9,04 1,67 Valid

30 0,69 8,05 1,67 Valid

31 0,29 2,52 1,67 Valid

32 0,45 4,24 1,67 Valid

33 0,64 7,05 1,67 Valid

34 0,59 6,22 1,67 Valid


(40)

Variabel No r Hitung t Hitung t Tabel Kriteria

36 0,51 4,95 1,67 Valid

37 0,55 5,54 1,67 Valid

38 0,82 12,08 1,67 Valid

39 0,69 8,05 1,67 Valid

40 0,33 2,96 1,67 Valid

41 0,73 9,04 1,67 Valid

42 0,33 2,97 1,67 Valid

43 0,42 3,85 1,67 Valid

44 0,58 6,00 1,67 Valid

45 0,98 43,46 1,67 Valid

46 0,24 2,10 1,67 Valid

47 0,41 3,79 1,67 Valid

48 0,69 8,05 1,67 Valid

penguasaan konsep pada

mata pelajaran akuntansi

(Y)

1 0,23 2,04 1,67 Valid

2 0,81 11,82 1,67 Valid

3 0,25 2,21 1,67 Valid

4 0,23 2,04 1,67 Valid

5 0,29 2,59 1,67 Valid

6 0,23 2,04 1,67 Valid

7 0,23 2,04 1,67 Valid

8 0,23 2,04 1,67 Valid

9 0,23 2,04 1,67 Valid


(41)

Variabel No r Hitung t Hitung t Tabel Kriteria

11 0,32 2,88 1,67 Valid

12 0,69 7,98 1,67 Valid

13 0,23 2,04 1,67 Valid

14 0,82 12,15 1,67 Valid

15 0,29 2,57 1,67 Valid

16 0,29 2,57 1,67 Valid

17 0,23 2,04 1,67 Valid

18 0,23 2,04 1,67 Valid

19 0,23 2,04 1,67 Valid

20 0,28 2,41 1,67 Valid

21 0,29 2,57 1,67 Valid

22 0,78 10,62 1,67 Valid

23 0,23 2,04 1,67 Valid

24 0,23 2,04 1,67 Valid

25 0,23 2,04 1,67 Valid

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang akan diukur. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha () melalui tahapan sebagai berikut.


(42)

 

N N X X

 2 2 2

Pertama, menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan menggunakan rumus berikut.

2

11 1 2

1 i t n r n          

Keterangan : 11

r = Reliabilitas tes yang dicari

2 i

 Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t

 = Varians total n = banyaknya soal

Kedua, mencari varians semua item menggunakan rumus berikut.

(Arikunto, 2002:109)

Keterangan :

X = Jumlah Skor

2

X

= jumlah kuadrat skor N = banyaknya sampel


(43)

Ketiga, Untuk mengetahui apakah variabel tersebut reliabel atau tidak dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut.

2 N

r 1

r t

2 hitung

  

Keterangan:

r = Nilai koefisien reliabilitas N = Jumlah sampel

(Santoso, 2001:278)

Keempat, Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:  Jika t hitung positif, dan t hitung > t tabel, maka butir soal valid

 Jika t hitung negatif, dan t hitung < t tabel, maka butir soal tidak valid

Proses pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak MS Excel 2007. Hasil pengujian didapatkan : Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Variabel Nilai r t Hitung t Tabel Kriteria

1 Penguasaan Konsep 0.76 9.60 1.67 Reliabel

2 Kemandirian 0.93 21.51 1.67 Reliabel


(44)

4 Persepsi 0.96 28.01 1.67 Reliabel

3.5.3 Uji Daya Pembeda Soal

Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Dengan perkataan lain daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi (siswa) yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh (Suherman, 2003:159).

Rumusan untuk menentukan daya pembeda (DP) soal (Suherman, 2003:160) adalah : atau

Keterangan :

= daya pembeda

= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok kelas atas = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok kelas bawah = jumlah siswa kelompok atas (diambil dari skor tertinggi)


(45)

= jumlah siswa kelompok rendah (diambil dari skor terendah)

Siswa-siswa yang termasuk ke dalam kelompok kelas atas adalah siswa yang mendapatkan skor tinggi dalam tes tersebut, sedangkan siswa-siswa yang tergolong ke dalam kelompok kelas rendah adalah mereka yang mendapatkan skor rendah.

Selanjutnya Suherman (2003:161) mengemukakan hasil perhitungan daya pembeda yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.7

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Besarnya DP Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Hasil rekapitulasi daya pembeda soal tersaji pada Tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8

Data Hasil Uji Daya Pembeda Soal No

Soal JBA JBB JSA JSB DP Keterangan

1 18 17 18 18 0.06 Jelek

2 18 6 18 18 0.67 Baik


(46)

4 18 17 18 18 0.06 Jelek

5 18 16 18 18 0.11 Jelek

6 18 17 18 18 0.06 Jelek

7 2 0 18 18 0.11 Jelek

8 18 17 18 18 0.06 Jelek

9 18 17 18 18 0.06 Jelek

10 18 17 18 18 0.06 Jelek

11 3 0 18 18 0.17 Jelek

12 18 0 18 18 1.00 Sangat Baik

13 18 17 18 18 0.06 Jelek

14 18 0 18 18 1.00 Sangat Baik

15 18 17 18 18 0.06 Jelek

16 18 17 18 18 0.06 Jelek

17 18 17 18 18 0.06 Jelek

18 18 17 18 18 0.06 Jelek

19 18 17 18 18 0.06 Jelek

20 2 0 18 18 0.11 Jelek

21 18 17 18 18 0.06 Jelek

22 18 0 18 18 1.00 Sangat Baik

23 18 17 18 18 0.06 Jelek

24 18 17 18 18 0.06 Jelek


(47)

3.5.4 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Derajat kesukaran suatu butir soal (Suherman, 2003:170) dinyatakan dengan indeks kesukaran (Difficulty Index) yang diukur berdasarkan perhitungan berikut :

Tabel 3.9 berikut menyajikan secara lengkap tentang klasifikasi indeks kesukaran.

Tabel 3.9

Klasifikasi Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran Kategori Soal

Soal terlalu sukar

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

Soal terlalu mudah

Hasil rekapitulasi tingkat kesukaran soal tersaji pada Tabel 3.10 berikut. Tabel 3.10


(48)

Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes No

Soal JBA JBB JSA JSB TK Keterangan

1 18 17 18 18 0.97 Mudah

2 18 6 18 18 0.67 Sedang

3 18 16 18 18 0.94 Mudah

4 18 17 18 18 0.97 Mudah

5 18 16 18 18 0.94 Mudah

6 18 17 18 18 0.97 Mudah

7 2 0 18 18 0.06 Sukar

8 18 17 18 18 0.97 Mudah

9 18 17 18 18 0.97 Mudah

10 18 17 18 18 0.97 Mudah

11 3 0 18 18 0.08 Sukar

12 18 0 18 18 0.50 Sedang

13 18 17 18 18 0.97 Mudah

14 18 0 18 18 0.50 Sedang

15 18 17 18 18 0.97 Mudah

16 18 17 18 18 0.97 Mudah

17 18 17 18 18 0.97 Mudah

18 18 17 18 18 0.97 Mudah

19 18 17 18 18 0.97 Mudah


(49)

21 18 17 18 18 0.97 Mudah

22 18 0 18 18 0.50 Sedang

23 18 17 18 18 0.97 Mudah

24 18 17 18 18 0.97 Mudah

25 18 17 18 18 0.97 Mudah

3.5.5 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Data yang akan dianalisis adalah hasil jawaban dari para responden yang diperoleh melalui pengisian kuesioner. Data masih berskala ordinal, sehingga untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mensyaratkan data setidak- tidaknya berskala interval, maka digunakan teknik Method of Successive Internal (MSI) untuk menstransformasi data.

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008: 30), langkah- langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai berikut: a. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebar.

b. Tentukan frekuensi dari setiap jawaban responden pada setiap butir pernyataan. c. Hitung proporsi dengan cara membagi setiap frekuensi dengan banyaknya responden.

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan cara menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan per kolom skor. e. Gunakan tabel distribusi normal untuk menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. f. Tentukan nilai densitas yang diperoleh dari tabel Tinggi Densitas.

g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:


(50)

Dimana:

Density at Lower Limit = Kepadatan Batas Bawah Density at Upper Limit = Kepadatan Batas Atas Area Under Upper Limit = Daerah di Bawah Atas

Area Under Lower Limit = Daerah di Bawah Batas Bawah h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus:

Y = NS + [1+ |]

Setelah ditentukan nilai transformasi data dari ordinal ke interval, didapat nilai baru data dalam skala interval. Dengan bantuan aplikasi MS Excel 2007.

3.5.6 Rancangan Analisis

Teknik analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan minat belajar, kemandirian belajar, persepsi mengenai cara mengajar guru dan pemahaman konsep mata pelajaran akuntansi yaitu metode analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 147), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sedangkan teknik analisis yang digunakan untuk menjawab pengaruh minat belajar, kemandirian belajar dan persepsi mengenai cara mengajar guru terhadap penguasaan konsep mata pelajaran akuntansi yaitu analisis jalur atau yang dikenal dengan path anlysis. Path

analysis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap


(51)

1. Hubungan diantara variabel bersifat linier.

2. Data yang digunakan berdistribusi normal, valid, dan reliabel.

3. Adanya recurivitas, yaitu suatu keadaan di mana anak panah mempunyai hubungan atau arah dan tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping).

4. Data minimal dalam ukuran interval.

5. Menggunakan sampel probability sampling.

Dalam menguji hipotesis penelitian, disusun struktur jalur uji sebagai berikut: 1.

2.

3.

X1 X2

X1 X3

X1

X2

X3


(52)

4.

5.

6.

Jalur uji diringkas dalam satu diagram seperti dalam gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Diagram Jalur (Path Analysis) Selanjutnya, data hasil MSI diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut.

X1

X2

X3

Y

X1 Y

X2 Y


(53)

1. Menghitung matriks korelasi antarvariabel yang berbentuk : X1 X2 X3

          X3X3 X3X2 X3X1 X2X3 X2X2 X2X1 X1X3 X1X2 X1X1 3 2 1 r r r r r r r r r X X X

Dengan rXiXj adalah koefisien korelasi antara Xi dan Xj, i ≠ j = 1, 2, 3 2. Menentukan matriks invers korelasi, yaitu :

X1 X2 X3

          33 32 31 23 22 21 13 12 11 3 2 1 CR CR CR CR CR CR CR CR CR X X X

3. Menghitung koefisien jalur dengan rumus:

 3 1 j j YX ij

YXi CR .r

p ; i = 1, 2, 3

Dengan :

 PYXi adalah koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y  rYXi adalah korelasi sederhana antara variabel Y dan variabel Xj


(54)

4. Menghitung koefisien determinasi multiple yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total dari X1, X2, X3 terhadap Y dengan rumus :

 3

1

YXi YXi 2

YX1X2X3 P .r

R

i

5. Untuk menghitung koefisien jalur dari variabel residu є digunakan rumus :

2 YX1X2X3

Yε 1 R

p  

6. Menguji koefisien jalur secara keseluruhan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Perumusan Hipotesis

H0 : PYX1 = PYX2 = PYX3 = 0 H1 : Paling sedikit satu PYXi ≠ 0

b. Besaran-besaran yang diperlukan

Menghitung

 3

1

YXi YXi 2

YX1X2X3 P .r

R

i


(55)

2

YX1YX2YX3 2

YX1YX2YX3 Hitung

R 1 k

.R 1 -k n F

  

d. Kriteria Pengujian

Dengan mengambil taraf nyata α, maka : H0 ditolak, jika FHitung≥ Ftabel

Dimana Ftabel = Fα;(k, n-k-1)

e. Kesimpulan

Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.

7. Menguji koefisien jalur secara individu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Perumusan Hipotesis

H0 : PYXi = 0

H1 : PYxi > 0, i = 1, 2, 3

b. Besaran-besaran yang diperlukan Menghitung PYXi, CRii, R2YX1X2X3 c. Statistik Uji


(56)

1 -k n

).CR R

(1 P t

ii 2

YX1X2X3 YXi i

  

d. Kriteria Pengujian

Dengan mengambil taraf nyata α, maka : H0 ditolak, jika ti ≥ t(1-α); n – k-1.

e. Kesimpulan

Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.

8. Menghitung besar pengaruh total setiap variabel bebas yang terdiri dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung melalui hubungannya dengan variabel bebas lainnya terhadap variabel terikat. Perhitungan besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung bila semua variabel bebas berpengaruh adalah sebagai berikut:

a) Pengaruh

 Pengaruh langsung terhadap Y =

 Pengaruh tidak langsung terhadap Y melalui =  Pengaruh tidak langsung terhadap Y melalui X3 =


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Cara mengajar guru yang dipersepsikan peserta didik berpengaruh positif terhadap minat belajar. Tingkat persepsi peserta didik dan minat belajar berada pada kategori tinggi walaupun cenderung rendah. Artinya apabila cara mengajar guru tinggi maka minat belajar peserta didik pun cenderung tinggi Dari data yang diperoleh menunjukkan kepuasan peserta didik terhadap cara mengajar dan materi yang disampaikan oleh guru, namun guru kurang mengarahkan peserta didik untuk dapat lebih menggali materi dari sumber lain, seperti internet atau artikel.

2. Cara mengajar guru yang dipersepsikan peserta didik berpengaruh positif terhadap kemandirian belajar. Artinya apabila persepsi cara mengajar guru tinggi, maka kemandirian belajar akan tinggi. Artinya cara mengajar guru sudah membangkitkan dan mengembangkan kemandirian belajar pada diri peserta didik.

3. Cara mengajar guru yang dipersepsikan peserta didik, minat belajar dan kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap penguasaan konsep mata pelajaran akuntansi. Semakin tinggi persepsi peserta didik terhadap cara mengajar guru, minat belajar dan kemandirian belajar akan tinggi pula penguasaan konsep peserta didik.

4. Cara mengajar guru yang dipersepsikan peserta didik berpengaruh positif terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi. Artinya apabila persepsi peserta didik terhadap cara mengajar guru baik maka penguasaan konsep peserta didik akan meningkat.

5. Minat belajar berpengaruh positif terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi. Artinya peserta didik yang mempunyai minat belajar


(58)

yang tinggi akan mudah untuk menguasai konsep-konsep mata pelajaran akuntansi.

6. Kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi. Peserta didik yang memiliki kemandirian belajar akan menguasai konsep-konsep pada mata pelajaran akuntansi.

1.2 Saran-saran

1. Dari hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa cara mengajr guru yang dipersepsikan oleh peserta didik, minat belajar dan kemandirian belajar menjadi faktor yang berpengaruh terhadap penguasaan konsep yang berujung pada hasil belajar peserta didik. Untuk itu bagi para guru dan pendidik untuk menjadi catatan bahwa cara mengajar guru harus dapat lebih ditingkatkan supaya minat belajar dan kemandirian belajar peserta didik dapat lebih dikembangkan. Diantaranya dalam mengajar guru akuntansi harus dapat memotivasi peserta didik untuk dapat lebih menggali materi dari sumber lain seperti internet dan artikel, sehingga tingkat berpikir peserta didik dapat lebih berkembang dan tidak hanya tergantung pada materi yang diberikan oleh guru. Karena berdasarkan pada penelitian bahwa peserta didik masih belum yakin dapat memahami akuntansi dengan pembelajaran sekarang, hal tersebut menjadi rujukan bagi para guru akuntansi untuk lebih menggali kemampuan mengajarnya, diantaranya dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan.

2. Kepada para peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema penelitian mengenai psikologi belajar dan hasil belajar, agar penelitian dapat dilanjutkan dengan meneliti pada jenjang sekolah menengah yang berbeda, lingkup populasi yang lebih luas dan faktor-faktor pendorong kesulitan belajar yang lainnya, seperti faktor kecerdasan, bakat, lingkungan belajar, motivasi dan faktor lainnya.

3. Peran perguruan tinggi sebagai pencetak Sumber Daya Manusia di bidang pendidikan agar lebih menghasilkan guru-guru yang profesional, khususnya dalam cara mengajar dan memahami karakteristik psikologi peserta didik disamping kompetensi lain yang harus dimiliki guru.


(59)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Anderson, L.W & David R. Krathwohl. (2010). Terjemahan .Kerangka Landasan

Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi Bloom.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, (1997). Statistika. Jakarta :Erlangga.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Willis. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bendung: Remaja Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Landasan Konsep dan

Impelementasi. Bandung: Alfabeta.

Elin, Rosalin. (2008). Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif. Bandung: Karsa Mandiri.

E. Mulyasa, (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.

Bandung:Rosdakarya.

Hermawan, Hendy, (2006). Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar

Mengajar. Bandung:Citra Praya

Hurlock B, Elizabeth.(1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

John. W. Cresswell, (2003) Research Design, Pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan mixed, terjemahan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Koswara, D. Deni. (2008). Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung: Pribumi Mekar


(60)

Kuswana, Wowo Sunarya. (2012) Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam

Berpikir. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Nurhayati, Eti. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Nana Syaodih, (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Rakhmat, Jalaludin. (2008) Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan dan Kuncoro, (2007). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur

(path analysis). Bandung:Alfabeta

Rosalin, Elin. (2008). Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif?. Bandung: Karsa Mandiri Persada.

Rusman. (2009). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Saifudin Anwar, (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Sardiman A.M, (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta;Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineka Cipta

Slameto. (2008). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sternberg, Robert J. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudarsana, U. (2007). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka. Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(61)

Suyitno, (2009). Landasan filosofis Pendidikan, Fakultas Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional:UPI

Syah, Muhibbin.(2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Karya Ilmiah

Aini, Pratistya Nor & Abdullah Taman. (2012). Pengaruh Kemadirian Belajar

dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Vol. X. No. 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.

Amaliyanti, Aam. (2011). Pengaruh Iklim Sekolah, Kecerdasan Sosial, dan

Kemandirian Siswa dalam Proses Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Survey Terhadap Siswa Kelas XII Pada Jurusan IPS SMA Negeri di Wilayah Selatan Kabupaten Kuningan). Tesis. Sekolah Pascasarjana

Universitas Kuningan.

Darmalasari. (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan

Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pemberian Tugas Terstruktur (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII Suatu SMP Negeri di Kota Bandung). Skripsi. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Rachmah, Huriah . (2009). Kontribusi kempetensi guru, Proses dan Hasil Belajar

terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Keterampilan Sosial (Studi pada Peserta Didik kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri Model di Jawa barat dalam Pembelajaran Akuntansi). Disertasi. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Jalaludin, Dudung. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan Kecakapan Ilmiah Siswa. Tesis. Universitas


(1)

yang tinggi akan mudah untuk menguasai konsep-konsep mata pelajaran akuntansi.

6. Kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap penguasaan konsep pada mata pelajaran akuntansi. Peserta didik yang memiliki kemandirian belajar akan menguasai konsep-konsep pada mata pelajaran akuntansi.

1.2 Saran-saran

1. Dari hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa cara mengajr guru yang dipersepsikan oleh peserta didik, minat belajar dan kemandirian belajar menjadi faktor yang berpengaruh terhadap penguasaan konsep yang berujung pada hasil belajar peserta didik. Untuk itu bagi para guru dan pendidik untuk menjadi catatan bahwa cara mengajar guru harus dapat lebih ditingkatkan supaya minat belajar dan kemandirian belajar peserta didik dapat lebih dikembangkan. Diantaranya dalam mengajar guru akuntansi harus dapat memotivasi peserta didik untuk dapat lebih menggali materi dari sumber lain seperti internet dan artikel, sehingga tingkat berpikir peserta didik dapat lebih berkembang dan tidak hanya tergantung pada materi yang diberikan oleh guru. Karena berdasarkan pada penelitian bahwa peserta didik masih belum yakin dapat memahami akuntansi dengan pembelajaran sekarang, hal tersebut menjadi rujukan bagi para guru akuntansi untuk lebih menggali kemampuan mengajarnya, diantaranya dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan.

2. Kepada para peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema penelitian mengenai psikologi belajar dan hasil belajar, agar penelitian dapat dilanjutkan dengan meneliti pada jenjang sekolah menengah yang berbeda, lingkup populasi yang lebih luas dan faktor-faktor pendorong kesulitan belajar yang lainnya, seperti faktor kecerdasan, bakat, lingkungan belajar, motivasi dan faktor lainnya.

3. Peran perguruan tinggi sebagai pencetak Sumber Daya Manusia di bidang pendidikan agar lebih menghasilkan guru-guru yang profesional, khususnya dalam cara mengajar dan memahami karakteristik psikologi peserta didik


(2)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Anderson, L.W & David R. Krathwohl. (2010). Terjemahan .Kerangka Landasan

Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi Bloom.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, (1997). Statistika. Jakarta :Erlangga.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Willis. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bendung: Remaja Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Landasan Konsep dan

Impelementasi. Bandung: Alfabeta.

Elin, Rosalin. (2008). Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif. Bandung: Karsa Mandiri.

E. Mulyasa, (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.

Bandung:Rosdakarya.

Hermawan, Hendy, (2006). Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar

Mengajar. Bandung:Citra Praya

Hurlock B, Elizabeth.(1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

John. W. Cresswell, (2003) Research Design, Pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan mixed, terjemahan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Koswara, D. Deni. (2008). Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung: Pribumi Mekar


(3)

Kuswana, Wowo Sunarya. (2012) Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam

Berpikir. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Nurhayati, Eti. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Nana Syaodih, (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Rakhmat, Jalaludin. (2008) Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan dan Kuncoro, (2007). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur

(path analysis). Bandung:Alfabeta

Rosalin, Elin. (2008). Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif?. Bandung: Karsa Mandiri Persada.

Rusman. (2009). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Saifudin Anwar, (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Sardiman A.M, (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta;Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineka Cipta

Slameto. (2008). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sternberg, Robert J. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudarsana, U. (2007). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka. Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(4)

Suyitno, (2009). Landasan filosofis Pendidikan, Fakultas Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional:UPI

Syah, Muhibbin.(2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Karya Ilmiah

Aini, Pratistya Nor & Abdullah Taman. (2012). Pengaruh Kemadirian Belajar

dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Vol. X. No. 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.

Amaliyanti, Aam. (2011). Pengaruh Iklim Sekolah, Kecerdasan Sosial, dan

Kemandirian Siswa dalam Proses Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Survey Terhadap Siswa Kelas XII Pada Jurusan IPS SMA Negeri di Wilayah Selatan Kabupaten Kuningan). Tesis. Sekolah Pascasarjana

Universitas Kuningan.

Darmalasari. (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan

Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pemberian Tugas Terstruktur (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII Suatu SMP Negeri di Kota Bandung). Skripsi. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Rachmah, Huriah . (2009). Kontribusi kempetensi guru, Proses dan Hasil Belajar

terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Keterampilan Sosial (Studi pada Peserta Didik kelas XII IPS Madrasah Aliyah Negeri Model di Jawa barat dalam Pembelajaran Akuntansi). Disertasi. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Jalaludin, Dudung. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan Kecakapan Ilmiah Siswa. Tesis. Universitas


(5)

Pujiati, Indah Nia. (2011). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kemandirian

Belajar Siswa: Studi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Rajapolah Kab. Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Logayah, Dina Siti. (2010). Hubungan Antara Persepsi Kompetensi

Profsionalisme Guru dan Minat Peserta Didik Dengan Keterampilan Geografis (Geographic Skills) di SMA Kota Bandung. Tesis. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tjhai Tjhe Fah. (2011). Pengembangan Kemampuan Analisis Hubungan

Matematis Siswa SMP Melalui Pemaduan Kecerdasan Emosional, Motivasi dan Minat. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Yusrizal. (2011). Kontribusi Kinerja Mengajar Guru dan Kelengkapan Fasilitas

Praktik Terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa Program Studi Keahlian Mekanik Otomatif (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Persepsi Siswa Lulusan SMK pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepedamotor di Kota Pekanbaru). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Jurnal

Chen, Catherine S. (2002) Self- Regulated Learning Strategies and Achievment in

an Introduction to Information System Course. Information Technology,

Learning and Performance Journal, Vol. 20, No. 1, Spring 2002

Mezei, Gabriella. (2008). Motivation And Sef-Regulated Learning:A Case Study

of A pre-Intermediate And Upper-Intermediate Adult Student. Corvinus

University of Budapest.

Pintrich, Paul R and Elisabeth V.De Groot. (1990). Motivational and

Self-Regulated Learning Components of Classroom Academic Performance.

Journal of Education Psychology Vol 82, No 1, 33-40.American Psychological Association, Inc.

Pratiwi, Inung & Ani Widayati. (2012). Pembelajaran Akuntansi Melalui


(6)

Jangka Pendek Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Vol. X. No. 2. Jurnal Pendidikan Akuntansi.

Internet

Hargis, J. (http:/www.jhargis.co/). The Self Regulated Learner Advantage:Lerarning Science on the Internet.

Kesten. (1987). “Skills of Self-Directed Learning”. [online].

Tersedia:http:/www.asa3org/ASA/education/learn/studyskills.htm.

Zainun, M .(2002). Kemandirian sebagai Kebutuhan psikologis pada Remaja (online). Tersedia http://www.e-psikologis.com/remaja/250602.htm (29 Nop 2008).

Publikasi lain

Efrida, SR. Persepsi Cara Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Siswa SMP

Katolik Yohanes Gabriel Blitar.

Sumarmo, U. (2004). Kemandirian Belajar; Apa, Mengapa dan Bagaimana

Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah pada seminar tingkat

Nasional FPMIPA UNY Yogyakarta Tgl 8 Juli 2004.

Schunk, D.H (1994). Helping Children Work Smarter for School Success.

Departement of Educational Studies, Purdue University Parent page was develoved by Cornel Cooperative-Extention of Suffolk Country. No Name publisher.


Dokumen yang terkait

KEMANDIRIAN BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA Kemandirian Belajar Ditinjau Dari Minat Belajar Dan Persepsi Terhadap Keterampilan Mengajar Dosen Pada Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan Program Stud

0 1 16

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XI IPS Sekolah Menengah Ata

0 4 16

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN PADA Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar PKN Pada Siswa SMK Negeri 5 Sukoharjo Tahun 2014.

0 0 16

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA SMK NEGERI 5 Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar PKN Pada Siswa SMK Negeri 5 Sukoharjo Tahun 2014

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 0 16

Pengaruh dukungan sosial keluarga dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa cover

0 0 12

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Ketrampilan Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa BAB 0

0 0 17

JURNAL SRI MEKARWATI K2309074 PEND FISIKA 2009

0 0 3

PENGARUH CARA MENGAJAR GURU, KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA, DAN SUASANA BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PLC DI SMK MUDA PATRIA KALASAN.

0 2 124

Cara Mengajar Guru terhadap Minat Belaja

0 0 24