PENGARUH CURRENT RATIO DEBT TO EQUITY RA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Akuntansi

OLEH: WAHYU ENDAH DEWANTI

NPM: 12.1.02.01.0111

FAKULTAS EKONOMI (FE)

UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

UN PGRI KEDIRI 2016

Motto: Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh

Hidup adalah untuk mengolah hidup Bekerja membalik tanah Memasuki rahasia langit dan samudra Serta mencipta dan mengukur dunia Kita menyandang tugas Karena tugas adalah tugas Bukan demi surge atau neraka Tapi demi kehormatan manusia Karena sesungguhnyalah kita bukan debu Meski kita sudah reyot, tua renta dan kelabu Kita adalah kepribadian Dan harga kita adalah kehormatan kita Tolehlah lagi ke belakang Ke masa silam yang tak seorang pun kuasa menghapusnya

Kupersembahkan karya ini buat: - My beloved parents whom I do love and proud of. - My sister, Tyas Manik Maya, whom I am proud of and always gives support both material and non material. - Someone who always supports and encourages me to believe in myself. - All my friends who care about the support and help so that this thesis could be done with little.

Abstrak

Wahyu Endah D: Pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2014.

Kata kunci: Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , Net Profit Margin dan perubahan laba.

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian sebelumnya ( research gap ) mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba tidak konsisten dikarenakan terdapat perbedaan sampel penelitian, tahun penelitian, serta kondisi perekonomian. Perubahan laba penting untuk kelancaran operasional perusahaan dan merupakan wujud tanggung jawab manajemen perusahaan kepada stakeholder .

Permasalahan dalam penelitian ini adalah, apakah Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba baik secara parsial maupun secara simultan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2014?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kausalitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 29 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan software SPSS for windows versi 20 .

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Secara parsial, Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Return On Asset berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Return On Equity dan Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas perkenan –Nya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI

Periode 2012 - 2014” ini ditulis guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri.

Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih dan penghargaan yang setulus- tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Sulistiono, M. Si., selaku Rektor UN PGRI Kediri yang selalu memberikan dorongan motivasi kepada mahasiswa.

2. Dr. Subagyo, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri.

3. Badrus Zaman, M.Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri.

4. Drs. Ec. Sugeng, M.M., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing I.

5. Amin Tohari, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II.

6. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berhubungan dengan posisi keuangan tentang performance (kinerja) perusahaan, aliran kas perusahaan, laba dan rugi yang dialami perusahaan dan informasi yang dapat membantu investor dan para pelaku pasar modal dalam menginterprestasikan keadaan suatu perusahaan. Brigham dan Enhardt (2003) menyatakan “informasi akuntansi tentang operasi perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk penilaian kinerja perusahaan dan pengambilan keputusan ”. Fianancial

Accounting Standards Board – FASB (1978) dalam Adisetiawan (2012), Statement of Financial Accounting Consepts No.1 men yatakan bahwa “fokus

laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba di masa depan”. Dengan

demikian, setiap informasi dari laporan keuangan berguna memprediksi laba di masa yang akan datang.

Keberhasilan dalam mencapai suatu tingkat perubahan laba dari tahun ke tahun tidak lepas dari kinerja laporan keuangan dan keberhasilan kinerja manajemen perusahaan yang dapat dilakukan dengan melihat dan mengevaluasi jumlah laba yang dihasilkan perusahaan sehingga bisa Keberhasilan dalam mencapai suatu tingkat perubahan laba dari tahun ke tahun tidak lepas dari kinerja laporan keuangan dan keberhasilan kinerja manajemen perusahaan yang dapat dilakukan dengan melihat dan mengevaluasi jumlah laba yang dihasilkan perusahaan sehingga bisa

datang dan menaksir risiko dalam meminjam atau dalam melakukan investasi”. Para investor dalam menilai perusahaan tidak hanya melihat laba dalam satu

periode melainkan terus memantau perubahan laba dari tahun ke tahun. Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun yang merefleksikan proses peningkatan atau penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi yang akan menggambarkan apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak (Andriyani, 2008). Laba perusahaan diharapkan mengalami kenaikan setiap periode, sehingga dibutuhkan estimasi laba yang akan dicapai perusahaan untuk periode mendatang. Meythi (2005) menyatakan bahwa salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba, antara lain Current Ratio (CR) ditemukan berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba

hasil penelitian Wulansari (2013), Agung, Fitrah, Zirman, dan Rofika (2011), namun Sholiha (2013), Fatimah (2014), Sitanggang dan Vivandi (2012), Paramawardhani, Gumanti, dan Puspitasari (2013), Agustina dan Silvia (2012) menunjukkan Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Syamni dan Martuis (2013) membuktikan Return On Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba, namun Fatimah (2014) menunjukkan Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan Sitanggang dan Vivandi (2012) membuktikan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. Hasil penelitian Agung, Fitrah, Zirman, dan Rofika (2011), Paramawardhani, Gumanti, dan Puspitasari (2013), Oktanto dan Nuryatno (2014), Sholiha (2013), Wulansari (2013) menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba, tetapi terdapat hasil penelitian yang menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba Agustina dan Silvia (2012). Syamni dan Martunis (2013) menemukan Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan Sitanggang dan Vivandi (2012), Fatimah (2014) membuktikan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Net Profit Margin (NPM) ditemukan berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba hasil penelitian Indriastuti (2014), sedangkan hasil penelitian Agustina dan Silvia (2012), Sholiha (2013), Wulansari (2013) Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Berdasarkan hasil sejumlah penelitian tersebut, tampak bahwa pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba tidak konsisten. Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan sampel penelitian, tahun penelitian, serta kondisi perekonomian. Perbedaan hasil penelitian sebelumnya ( research gap ) menjadi alasan peneliti melakukan penelitian. Alasan lain, peneliti melakukan penelitian adalah perubahan laba penting untuk kelancaran operasional perusahaan dan merupakan wujud tanggung jawab manajemen perusahaan kepada stakeholder .

Analisis rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis perubahan laba dan tingkat pengembalian investasi adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Jenis rasio likuiditas dan rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah Current Rasio yang menggambarkan harta perusahaan untuk diketahui perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, dan Debt to Equity Ratio yang menggambarkan perbandingan antara berapa besar kewajiban perusahaan dengan modal perusahaan oleh pemegang saham sebagai prosentase dari jumlah harta dan jumlah kewajiban, Rahardjo (2009 : 139). Sedangkan jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penilitian adalah Return On Assets , Return On Equity meggambarkan tentang laba sebelum dan sesudah pajak dengan seluruh aktiva, dan modal perusahaan, Rahardjo (2009 : 141), dan Net Profit Margin menggambarkan laba bersih dengan penjualan bersih perusahaan untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan, Rahardjo (2009 : 144). Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dikemukakan di atas, maka Analisis rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis perubahan laba dan tingkat pengembalian investasi adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Jenis rasio likuiditas dan rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah Current Rasio yang menggambarkan harta perusahaan untuk diketahui perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, dan Debt to Equity Ratio yang menggambarkan perbandingan antara berapa besar kewajiban perusahaan dengan modal perusahaan oleh pemegang saham sebagai prosentase dari jumlah harta dan jumlah kewajiban, Rahardjo (2009 : 139). Sedangkan jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penilitian adalah Return On Assets , Return On Equity meggambarkan tentang laba sebelum dan sesudah pajak dengan seluruh aktiva, dan modal perusahaan, Rahardjo (2009 : 141), dan Net Profit Margin menggambarkan laba bersih dengan penjualan bersih perusahaan untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan, Rahardjo (2009 : 144). Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dikemukakan di atas, maka

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity

(ROE), Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang

Terdaftar Di BEI Periode 2012 - 2014 ”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi pokok pada penelitian ini adalah bagaimana investor melihat kemungkinan terjadinya peningkatan atau penurunan laba pada suatu perusahaan. Perubahan laba tersebut dapat dilihat menggunakan rasio-rasio seperti Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin . Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Semakin banyaknya perusahaan yang sudah go public menuntut investor untuk lebih teliti dalam melakukan investasi.

2. Perusahaan manufaktur sektor industri mana yang sebaiknya dipilih oleh investor agar mendapatkan laba yang tinggi atas investasinya.

3. Rasio keuangan apa yang seharusnya digunakan untuk memprediksi perusahaan di masa depan.

4. Terdapat perbedaan hasil penelitian sebelumnya ( research gap ) mengenai pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin terhadap perubahan laba yang tidak konsisten pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar pembahasan dalam suatu penelitian tidak melebar ke masalah yang tidak sesuai dengan obyek yang diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Dan penelitian hanya akan menganalisis data periode 2012 – 2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?

2. Apakah Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?

3. Apakah Return On Asset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?

4. Apakah Return On Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?

5. Apakah Net Profit Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?

6. Apakah Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh bukti empiris Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

2. Untuk memperoleh bukti empiris Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

3. Untuk memperoleh bukti empiris Return On Asset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

4. Untuk memperoleh bukti empiris Return On Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

5. Untuk memperoleh bukti empiris Net Profit Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

6. Untuk memperoleh bukti empiris Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan bisa memiliki kegunaan bagi beberapa pihak yang berkepentingan. Secara terperinci kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Return On Asset , Return On Equity , dan Net Profit Margin terhadap perubahan laba di masa yang akan datang pada sebuah perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang diteliti oleh penulis.

b. Bagi pembaca, diharapkan sebagai perbendaharaan karya ilmiah, khususnya bagi pengembangan ilmu akuntansi. Dan dapat dipergunakan sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi pihak lain dalam b. Bagi pembaca, diharapkan sebagai perbendaharaan karya ilmiah, khususnya bagi pengembangan ilmu akuntansi. Dan dapat dipergunakan sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi pihak lain dalam

2. Manfaat Praktis

a. Bagi investor di Bursa Efek Indonesia, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal dengan melihat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis perubahan laba.

b. Bagi manajemen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan laba perusahaan dan pengambilan keputusan manajemen di masa yang akan datang. Sehingga akan menarik investor menanamkan modalnya pada perusahaan.

c. Bagi akademi penelitian ini sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan praktis di samping mengetahui teori yang telah diterima di bangku kuliah serta menambah wawasan peneliti tentang karya ilmiah.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Laba

a. Pengertian Laba

Setiap perusahaan menginginkan laba atau sering disebut juga dengan keuntungan ( profit ). Laba diperlukan oleh perusahaan untuk dapat melangsungkan kehidupan perusahaan, agar perusahaan dapat terus eksis didalam perekonomian maka diharapkan perusahaan akan mendapatkan laba.

Menurut Rahardjo (2009 : 259) “laba ( profit ) adalah selisih positif

antara pendapatan ( revenue ) setelah dikurangi biaya ( expense )”.

Suwardjono (2010 : 464) mendefinisikan laba (penghasilan bersih) sebagai berikut : Laba (penghasilan bersih) adalah kenaikan asset dalam suatu

periode akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, atau dividen) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula.

Sedangkan menurut Subramanyam dan Wild (2013 : 109) “laba ( income disebut juga earning atau profit ) merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba merupakan informasi perusahaan paling diminati dalam pasar uang”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah perkiraan atas kenaikan (penurunan) ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal yang diakibatkan karena adanya kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk pemasukan (pendapatan lebih besar dari beban) atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban.

b. Jenis-jenis Laba

Unsur-unsur yang menjadi pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya akan dapat diperoleh jenis-jenis laba yang berbeda. Prihadi (2010 : 37) mendefinisikan jenis-jenis laba sebagai berikut :

1) Laba Bersih Laba bersih ( net profit atau earning after tax ) adalah bottom line dari laporan laba rugi. Laba bersih mencerminkan hak pemilik setelah semua kewajiban yang terkait dengan beban (biaya) dan pajak terselesaikan.

2) Laba Kotor / Bruto Laba kotor ( gross profit margin ) adalah penjualan dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP). Dimana Harga Pokok Penjualan pada perusahaan dagang relative sama dengan biaya variable. Sementara pada perusahaan manufaktur, dalam Harga Pokok Penjualannya terdapat biaya tetap.

3) Laba Operasional Laba Operasional ( Operating Profit Margin ) adalah laba kotor dikurangi dengan beban usaha (operasi). Dimana hal tersebut berlaku pada perusahaan perdagangan dan manufaktur. Sedangkan pada perusahaan jasa tidak dikenal adanya beban usaha (operasi).

c. Pelaporan Laba

Subramanyam dan Wild (2013 : 109) mengemukakan pelaporan laba sebagai berikut : Laba ( earnings ) atau laba bersih ( net income ) mengindikasikan

profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sedangkan pos-pos dalam laporan laba-rugi merinci bagaimana laba diperoleh. Pemahaman dua peranan laba penting untuk analisis yaitu menentukan dan menjelaskan laba suatu usaha pada satu periode merupakan tujuan utama laporan laba rugi. Pada konsepnya, laba ditugaskan untuk menyediakan, baik pengukuran perubahan kekayaan pemegang saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang, yaitu sampai sejauh mana perusahaan dapat menutupi biaya operasi dan menghasilkan pengembalian kepada pemegang saham. Secara khusus peran yang kedua, yakni sebagai indikator profitabilitas perusahaan, sangat krusial bagi seorang analis, karena membantu dalam mengestimasi potensi laba di masa depan, yang tidak diragukan lagi merupakan satu dari tugas yang terpenting dalam analisis usaha.

Rahardjo (2009 : 65) mengemukakan pelaporan laba dalam laporan rugi laba atau perhitungan rugi laba sebagai berikut : Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi bisa memberikan

banyak informasi jika membuat perbandingan dengan lebih teliti. Laporan laba rugi mempunyai kedudukan penting bagi para investor karena mencerminkan kinerja perusahaan, mulai dari nilai penjualan sampai dengan laba yang diperoleh. Biasanya sebelum seseorang ingin melakukan investasi pada suatu perusahaan, investor tentunya ingin mengetahui labih dulu margin laba (profit margin) dari hasil usaha atau operasi perusahaan dan bagaimana perkembangan perkembangan angka-angka tersebut selama beberapa tahun. Margin laba adalah rasio laba dibagi dengan penjualan, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profitabilitas) dari setiap rupiah penjualan, biasanya disajikan dalam bentuk persentase..

Sedangkan Fahmi (2013 : 97) mengemukakan pelaporan laba dalam laporan laba rugi sebagai berikut :

Laporan laba rugi yang salah satu dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti bagian lainnya, serta merupakan bagian dari produk berbagai pilihan, dilaporkan, seperti halnya kebijakan bisnis, kondisi ekonomi, dan banyak variabel yang mempengaruhi hasil yang dilaporkan, dengan bersumber dari dua hal, yaitu laba dan biaya, karena itu dalam penyusunan laporan seorang akuntan harus menyadari dengan baik yang mana termasuk dalam katagori laba dan begitu pula sebaliknya yang mana masuk dalam katagori biaya. Jika terlalu besar biaya maka memperlihatkan bahwa laporan tersebut lebih besar kerugiannya dibandingkan laba, dan begitu pula sebaliknya.

d. Perubahan Laba

Menurut Lasmi (2013 : 301) “perubahan laba adalah kenaikan atau pen urunan laba per tahun”. Menurut Machfoedz dalam Bastian (2010 : 41) “perubahan laba relatif lebih representatif dibandingkan dengan perubahan laba absolut karena perubahan laba relatif akan mengurangi pengaruh ukuran perusahaan”.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Setiap perusahaan menginginkan peningkatan laba yang maksimal yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba suatu perusahaan dapat dilihat dari perubahan laba. Sehingga perubahan laba dapat diartikan sebagai peningkatan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun perubahan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan laba bersih. Perubahan laba biasanya dinyatakan dalam Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Setiap perusahaan menginginkan peningkatan laba yang maksimal yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba suatu perusahaan dapat dilihat dari perubahan laba. Sehingga perubahan laba dapat diartikan sebagai peningkatan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun perubahan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan laba bersih. Perubahan laba biasanya dinyatakan dalam

Laba bersih tahun t − Laba bersih tahun t −n Perubahan laba =

Laba bersih tahun t −n

Pada umumnya kinerja manajemen perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena itu, banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja mereka terlihat baik. Tindakan manajemen tersebut dapat merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian pada pemegang saham.

Dengan demikian mengetahui perubahan laba sangat penting bagi pemakai laporan keuangan karena dengan mengetahui perubahan laba, mereka dapat menentukan apakah terdapat peningkatan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan.

e. Pengaruh Perubahan Laba Bagi Investor

Bagi banyak pihak perubahan laba yang memperlihatkan dalam laporan laba rugi dipandang sebagai ringkasan kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan selama periode akuntansi. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat perubahan laba dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak hanya melihat laba dalam Bagi banyak pihak perubahan laba yang memperlihatkan dalam laporan laba rugi dipandang sebagai ringkasan kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan selama periode akuntansi. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat perubahan laba dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak hanya melihat laba dalam

Fahmi (2013 : 103) mengemukakan pengaruh perubahan laba bagi investor sebagai berikut : Investor kebanyakan adalah mereka yang menjauh dari resiko ( risk

adverse ). Atas dasar sikap seperti itu investor menginginkan laporan laba rugi yang disajikan adalah penuh dengan keterbukaan ( disclosure ). Namun dalam kenyataannya masih ada temuan tentang tindakan fraud oleh pihak manajemen perusahaan. Fraud disini adalah menyangkut dengan tindakan kecurangan atau perekayasaan data keuangan secara disengaja dengan tujuan-tujuan tertentu. Atas dasar itu maka salah satu tugas utama pihak investor adalah menegaskan kepada pihak menajemen perusahaan bahwa laporan laba rugi tersebut memiliki implikasi yang jauh pada perusahaan. Implikasi tersebut dapat berbentuk turunnya nilai perusahaan di mata publik, termasuk memungkinkan nilai saham akan ikut terjadi penurunan.

2. Rasio Keuangan

Fahmi (2012 : 44) mendefinisikan “rasio keuangan atau finanacial ratio sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi

keuangan perusahaan”. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan. Sedangkan keuangan perusahaan”. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan. Sedangkan

Fahmi (2012 : 44) mendefinisikan manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan sebagai berikut :

a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemne sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

Fahmi (2012 : 53) mengemukakan “bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas”. Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian

investor karena secara dasar dianggap sudah mempresentasikan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan.

a. Rasio Likuiditas

Fahmi (2012 : 22) mendefinisikan “rasio likuiditas ( liquidity ratio ) adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu”. Rasio ini penting karena kegagalan

dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang akan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang akan

1) Current Ratio (CR)

a) Pengertian Current Ratio

Menurut Rahardjo (2009 : 139) “Rasio Lancar ( Current Ratio ) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban

jangka pendek (hutang lancar)”. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2010 : 55)

“ Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar ( current assets ) dengan hutang lancar ( current liability )”.

Fahmi (2013 : 121) mendefinisikan Rasio lancar ( Current Ratio ) sebagai berikut : Rasio lancar ( Current Ratio ) adalah ukuran yang umum

digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo. Rasio Lancar merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha normal yang lebih besar.

Menurut Murhadi (2013 : 57) “Rasio Lancar ( Current Ratio ) adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi liabilitas jangka pendek ( short run solvency ) yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun”.

b) Perhitungan Current Ratio Menurut Subramanyam dan Wild dalam Fahmi (2013 : 121) “alasannya digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur” :

1) Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah (kelipatan) asset lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar.

2) Penyangga kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil risikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai asset lancar non-kas pada saat asset tersebut dilepas atau dilikuiditasi.

3) Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan, seperti pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga.

Sehingga Current Ratio menurut Fahmi (2013 : 121) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

b. Rasio Solvabilitas

Fahmi (2012 : 54) mendefinisikan “rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali utangnya”. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka panjangnya.

Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah Debt To Equity .

1) Debt To Equity Ratio (DER)

a) Pengertian Debt To Equity Ratio Menurut Rahardjo (2009 : 140) “ Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara jumlah seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri

perusahaan”. Menurut Martono dan Harjito (2010 : 59) “ Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki

perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas)”. Sedangkan menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim dalam

Fahmi (2013 : 128) menyatakan “ Debt To Equity Ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk

memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor”. Menurut Murhadi (2013 : 61), “ Debt To Equity Ratio m enunjukkan perbandingan antara utang dan ekuitas perusahaan”.

b) Perhitungan Debt To Equity Ratio Sehingga Debt To Equity Ratio menurut Murhadi (2013 : 61) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : b) Perhitungan Debt To Equity Ratio Sehingga Debt To Equity Ratio menurut Murhadi (2013 : 61) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Murhadi (2013 : 63) mendifinisikan “rasio profitabilitas bahwa rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan ”. Investor yang potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas), karena merekan mengharapkan deviden dan harga pasar dari sebuah sahamnya. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah Return On Assets, Return On Assets dan Net Profit Margin.

1) Return On Assets (ROA)

a) Pengertian Return On Assets Rahardjo (2009 : 141) mendefinisikan Return On Assets sebagai berikut : Return On Assets atau imbalan modal perusahaan adalah

perbandingan antara laba atau keuntungan sebelum biaya bunga atau pajak ( Earning before interest and taxes ) dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Return On Assets menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

Menurut Martono dan Harjito (2010 : 60) “ Return On Assets merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan total aktiva”.

Menurut Fahmi (2013 : 137) “ Return On Assets adalah melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan”.

Sedangkan Murhadi (2013 : 64) mendefinisikan “ Return On Assets mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang ditanam dalam bentuk asset ”.

b) Perhitungan Return On Assets

Sehingga Return On Assets menurut Fahmi (2013 : 137) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(EAT)

2) Return On Equity (ROE)

a) Pengertian Return On Equity Menurut Kasmir (2008 : 204), “ Return On Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Return On Equity menunjukkan efesiensi penggunaan modal sendiri

Rahardjo (2009 : 141) mendefinisikan Return On Equity sebagai berikut :

Return On Equity adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan modal sendiri. Return On Equity menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari modal

sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik).

Menurut Martono dan Harjito (2010 : 60) “ Return On Equity atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik

modal sendiri”. Sedangkan Fahmi (2013 : 137) mendefinisikan Return On Equity sebagai berikut : Return On Equity disebut dengan laba atas equity dan dari

beberapa referensi juga disebut rasio total asset turnover atau perputaran total asset . Return On Equity mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.

Menurut Murhadi (2013 : 64) “ Return On Equity mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah uang yang ditanamkan”.

b) Perhitungan Return On Equity Menurut Hanafi dan Halim (2009 : 179), Return On Equity setelah mempertimbangkan baiya bunga dikurangkan dari laba bersih, sementara dividen untuk saham preferen belum dikurangkan.

Sehingga Return On Equity menurut Kasmir (2008 : 204) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(EAT)

3) Net Profit Margin (NPM)

a) Pengertian Net Profit Margin Menurut Rahardjo (2009 : 144) “Margin Laba Bersih ( Net Profit Margin ) adalah perbandingan antara laba bersih (laba

sesudah biaya bunga dan pajak) dengan penjualan bersih perusahaan”.

Menurut Martono dan Harjito (2010 : 59) “ Net Profit Margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan setelah pajak penghasilan. Margin menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan”.

Fahmi (2013 : 136) mendefinisikan Net Profit Margin sebagai berikut: Net Profit Margin disebut juga dengan rasio pendapatan

terhadap penjualan, sedangkan mengenai profit margin Joel

G. Siegel dan Jae K. Shim, margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih yang menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus, dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita dapat menilai efesiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih, margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan G. Siegel dan Jae K. Shim, margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih yang menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus, dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita dapat menilai efesiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih, margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan

Sedangkan menurut Murhadi (2013 : 64) “ Net Profit Margin mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

neto dari setiap penjualan”.

b) Perhitungan Net Profit Margin Menurut Rahardjo (2009 : 66) “Margin Laba bersih menunjukkan rasio laba bersih dibagi dengan penjualan”. Laba setelah pajak ini dianggap sebagai laba bersih, karena itu di beberapa literature ditemukan jika earning after tax (EAT) ditulis dengan net profit atau laba bersih, Fahmi (2013 : 137). Sehingga Net Profit Margin menurut Fahmi (2013: 137) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(EAT)

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis rasio keuangan yang berpengaruh dalam perubahan laba diantaranya dikutip dari beberapa sumber. Penelitian mengenai perubahan laba antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Syamni dan Martunis (2013) dengan judul Pengaruh Operating Profit Margin (OPM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) terhadap Perubahan Laba. Populasi dalam 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syamni dan Martunis (2013) dengan judul Pengaruh Operating Profit Margin (OPM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) terhadap Perubahan Laba. Populasi dalam

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2014) dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Periode 2009-2011. Meneliti pengaruh Current Ratio (CR), Debt Ratio , Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap perubahan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Current Ratio , Debt Ratio , Return On Assets , Return On Equity , Gross Profit Margin , dan Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri. Sedangkan secara persial, Return On Assets berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri. Current Ratio , Debt Ratio , Total Assets Turnover , Return On Equity dan Gross Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina dan Silvia (2012) dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Meneliti pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Total Debt to Total Assets (TDTA), Total Asset Turnover (TATO), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap perubahan laba. Secara parsial Total Debt to Total Assets berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan Gross Profit Margin berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba. Current Ratio , Debt to Equity Ratio , Total Asset Turnover dan Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan secara simultan Current Ratio , Debt To Equity Ratio , Total Debt to Total Assets , Total Asset Turnover , Gross Profit Margin , dan Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Wulansari (2013) dengan judul Pengaruh Current Ratio (CR) , Net Profit Margin (NPM) , Debt To Equity Ratio (DER) , dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Periode 2009-2011. Hasil penelitian menunjukkan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba, Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap perubahan laba, sedangkan Total Asset Turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Current Ratio ,

Net Profit Margin , Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan laba pada

Perusahaan Industri Barang Konsumsi.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Sholiha (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Current Ratio (CR) , Debt To Equity Ratio (DER) , Total Assets Turn Over (TATO), dan Net Profit Margin (NPM) Studi kasus perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Current Ratio dan Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur, Debt To Equity Ratio dan Total Assets Turn Over berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Sedangkan secara simultan Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over dan Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Variabel

Metode

No. dan Tahun Hasil

1 Syamni dan Perubahan

Bahwa secara parsial Operating Martunis

Analisis

Profit Margin, dan Return On (2013)

Laba,

Regresi

Assets berpengaruh signifikan Profit Margin , Berganda positif terhadap perubahan laba Return

Operating

Linier

On ( Multiple

sedangkan Return On Equity

Equity ,

dan Regression berpengaruh signifikan negatif

Return

On Analysis )

terhadap perubahan laba. Secara Assets simultan Profit Margin, Return On Assets , dan Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba

2 Fatimah

Bahwa secara parsial Return On (2014)

Perubahan

Analisis

Laba, Current Regresi

Assets berpengaruh negatif

signifikan terhadap perubahan laba. Ratio , Return Berganda Current Ratio , Debt Ratio , Total On

Ratio ,

Debt Linier

Assets , ( Multiple

Assets Turnover , Return On Equity

Return

On Regression dan Gross Profit Margin tidak

Equity , Gross Analysis )

berpengaruh signifikan terhadap Profit Margin, perubahan laba. Secara simultan

dan Total Asset

Current Ratio , Debt Ratio , Return Turnover On Assets , Return On Equity , Gross Profit Margin , dan Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

3 Agustina dan Perubahan

Bahwa Secara parsial Total Debt to Silvia (2012)

Analisis

Laba, Current Regresi

Total Assets berpengaruh positif

signifikan terhadap perubahan laba, Equity Ratio , Berganda Gross Profit Margin berpengaruh Total Debt to ( Multiple

Ratio , Debt To Linier

signifikan terhadap Total Assets , Regression perubahan laba. Current Ratio , Total

negatif

Asset Analysis )

Debt to Equity Ratio , Total Asset

Turnover ,

Turnover dan Net Profit Margin

berpengaruh signifikan

Margin , dan

terhadap perubahan laba. Secara

Net

Profit

simultan Current Ratio , Debt To Margin Equity Ratio , Total Debt to Total Assets , Total Asset Turnover , Gross Profit Margin , dan Net Profit

Margin berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Lanjutan Tabel 2.1

4 Wulansari Perubahan

Bahwa secara parsial Current Ratio (2013)

Analisis

Laba, Current Regresi dan Debt to Equity Ratio Ratio ,

berpengaruh signifikan dan positif Profit Margin, Berganda terhadap perubahan laba, Net Profit Debt To Equity ( Multiple

Net Linier

Margin secara parsial tidak Ratio,

dan Regressio berpengaruh signifikan dan negatif Total

Asset n

terhadap perubahan laba, Total

Turnover Analysis )

Asset Turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan positif

terhadap perubahan laba. Secara simultan

atau bersama-sama Current Ratio , Net Profit Margin , Debt to Equity Ratio dan Total Asset

Turnover berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

5 Sholiha Perubahan

bahwa secara parsial Current Ratio (2013)

Analisis

Laba, Current Regresi dan Net Profit Margin tidak Ratio, Debt To Linier

berpengaruh terhadap perubahan Equity Ratio, Berganda laba, Debt To Equity Ratio dan Total

Assets Turn Over Turn Over dan Regressio berpengaruh signifikan terhadap Net

Assets ( Multiple

Total

Profit n

perubahan laba. Secara simultan

Margin Analysis )

Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over dan Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba