PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD COKROAMINOTO 02 MANADO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh :

ANGGRAINI DUNGGIO

NIM : 10.2.4.O48

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi dan dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki cirri-ciri yang tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Cirri-ciri yang menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.

Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Kebehasilah sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah.

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranankepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk pemimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan sekolah adalah Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranankepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk pemimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan sekolah adalah

Berdasarkan hasil studi di atas, menunjukkan betapa penting peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah menjapai tujuan. Ada dua hal yang

perlu diperhatikan dalam rumusan tersebut yaitu sebagai berikut 1 :

a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah.

b. Kepala sekoah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.

Kepala sekolah berperan penting dalam mewujudkan visi pendidikan. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktik pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik di sekolah. Kepala sekolah melaksanakan fungsi kepemimpinan, yang melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, dalam rangka menggambarkan arah pendidikan kependidikan sekolah dimasa yang akan datang, mengembankan pencapaian kualitas sekolah yang diharapkan, memelihara fokus perhatian terhadap proses pengajaran dan

pembelajarannya 2

11 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permaslahannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h. 82

2 Euis Karmawati, Kinerja dan Profesionalisme Kepala sekolah, (Cet. 1; Bandung: Alfabeta CV, 2013), h. 162

Pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dan sekaligus merupakan sumber daya yang sangat penting. Khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Berdasarkan uraian di atas maka sebagai salah satu jalan keluar yang paling baik untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui jalan pendidikan karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan akan membantu membentuk kepribadian dimasa yang akan datang dan sekaligus juga mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka

mewujudkan tujuan nasional. 3 Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam pembukaan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 2 dan 3, yang berbunyi sebagai berikut:

1. Pasal 2: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis dan serta bertanggung jawab 4

Setiap pendidik dituntut untuk senantiasa berupaya menyadarkan anak didik, bahwa ia lahir ke dunia tidaklah sia-sia dan bukan untuk bermain-main belaka, akan

3 http:// Stitaqwa.blogspot.com. diakases 11 Desember 2014

4 UUD 20 tahun 2003, hal 9 4 UUD 20 tahun 2003, hal 9

Dalam Q. S. Adz-Dzariyat/51:56

Terjemahannya:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku 5 ” (Q. S. Adz-Dzariyat/51:56).

Di era globalisasi ini, pendidikan agama Islam berperan penting dalam membangun karakter peserta didik di sekolah. Disebabkan pendidikan agama Islam bertujuan menjadikan manusia berahlak mulia. Oleh karena itu pendidikan agama Islam haruslah berkualitas, akan tetapi mutu Pendidikan Agama Islam yang ada di sekolah-sekolah tidaklah sama, disebabkan beberapa faktor, diantaranya: fasilitas, alat, tenaga pendidik, lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Kesemuanya itu

saling berpengaruh dalam proses belajar-mengajar di sekolah. 6 Alat: Yang dimaksud faktor alat (alat pendidikan), adalah segala usaha atau

tindakan dengan sengaja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. alat pendidikan ini merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, karena itu perlu

5 Suroso Abdussalam, Arah Dan Asas Pendidikan Islam, (Cet, 1; CV Sukses Publishing: Bekasi Barat, 2011), h. 118

6 http://Irwansmk2.blogspot.com. diakses 31 Dsember 2014 6 http://Irwansmk2.blogspot.com. diakses 31 Dsember 2014

yaitu sarana, prasarana dan kurikulum. 7 Dan jika di sekolah terdapat buku-buku pelajaran, alat peraga dan Media

pembelajaran sangatlah membantu proses belajar mengajar karena guru menjadi mudah untuk mentransferkan ilmu kepada siswa. Tetapi jika sekolah tidak tersedianya sarana dan prasarana atau media penunjang lainnya. Pasti siswa akan kesulitan untuk menerima pelajaran dengan sempurna.

Tenaga pendidik atau guru merupakan faktor yang terpenting dalam membangun mutu Pendidikan Agama Islam. Karena berhasil atau tidak berhasilnya siswa tergantung dari guru yang mengajarkanya, guru PAI harus berpotensi di bidang Pendidikan Agama Islam dan memiliki ahlak yang mulia. Sebab guru akan menjadi contoh bagi siswanya. Tetapi jika sebaliknya guru tidak berpotensi di bidang Pendidikan Agama Islam dan tidak memiliki akhlak yang tidak mulia, maka mutu Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut akan berdampak kurang baik.

Lingkungan sekolah: bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi mutu Pendidikan agama Islam. Jika di sekolah minoritas siswa yang beragama muslim. Maka sekolah tersebut akan selalu mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat kerohanian. Hal ini menyebabkan siswa yang beragama Islam akan diikut sertakan dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu siswa akan terbiasa oleh budaya-

7 http://Irwansmk2.blogspot.com, diakses 1 Januari 2015 7 http://Irwansmk2.blogspot.com, diakses 1 Januari 2015

Ketiga Komponen-komponen tersebut sering kita temui di sekolah-sekolah. Hal ini merupakan kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana dengan masa depan peserta didik ke masa yang akan datang. Dan ini juga menjadi tanggung jawab kepala sekolah sebagai mediator dan motivator dan indikator sekolah.

Menyadari bahwa pentingnya pengaruh peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti di sekolah SD Cokroaminoto 02 Manado, sekolah tersebut seluruh siswanya beragama Islam, akan tetapi tidak ada guru khusus bidang studi PAI, dan hanya wali kelaslah yang mengajarkan bidang studi PAI. Apalagi masalah mengenai siswa yang memiliki ahlak yang kurang baik yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam, begitu pula faktor lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk siswa melakukan kegiatan belajar di sekolah. Masalah-masalah tersebut dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada mutu pendidikan agama Islam yang ada di SD Cokroaminoto 02 Manado.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan formasi judul ”Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam kelas V di SD Cok roaminoto 02 Manado”.

B. Rumusan Dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pokok permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam kelas V di SD Cokroaminoto 02 Manado

1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam?

2. Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam?

Selanjutnya yang menjadi batasan masalah pada penelitian skripsi ini adalah meliputi “Peran kepala seklah dalam menigkatkan mutu pendidikan agama Islam kelas V di SD Cokroaminoto 02 Manado”.

C. Pengertian Judul

Untuk menyamakan persepsi dalam konsep ini, maka penulis ingin menjelaskan istilah yang digunakan dalam skripsi ini yang be rjudul “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam.

1. Peran: sesuatu yang dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat 8 .

8 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Ed, Jakarta: Modern English Press, 1991), h. 1132

2. Kepemimpinan: orang yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk memimpin organisasi atau diterima menjadi pemimpin dalam situasi tertentu 9 .

3. Mutu: ukuran baik buruk suatu benda, taraf atau derajat (pengetahuan, kepandaian dan sebagainya) 10 .

4. Pendidikan Agama Islam: merupakan suatu proses penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk dan taat kepada Islam dan menerapkannya secara sempurna dalam kehidupan individual dan

masyarakat 11 .

D. Tujuan dan kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai peran kepemimpinan kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

a) Untuk mendeskripsikan, peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam

b) Untuk mendeskripsikan kendala- kendala dalam peningkatan mutu

pendidikan agama Islam.

2. Kegunaan Penelitian

9 Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: PT Ciputat Press, 2005), hal. 85

10 Peter Salim, op. cit., h. 1016

11 Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. 1; Yogyakarta: Februari, 2006)

Adapun penelitian ini memiliki beberapa kegunaan yaitu:

a. Kegunaan Teoritis:

1) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan Islam dan menambah wawasan pengetahuan mengenai kepemimpinan kepala sekolah,

2) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan teori kepemimpinan

kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam

b. Kegunaan praktis,

1. Bagi Penulis Kegunaan praktis yang berkaitan dengan usaha kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam akan memberikan pemahaman mengenai kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam secara efektif dan efisien.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a) Sebagai bahan masukan untuk membangun kualitas lembaga pendidikan yangtermasuk kepala sekolah dan para tenaga pendidik

b) Dapat menjadi bahan pertimbangan agar bisa diterapkan dalam dunia pendidikans

3. Bagi Ilmu Pengetahuan 3. Bagi Ilmu Pengetahuan

b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah SD cokroaminoto 02 Manado, khususnya dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam yang ada di SD cokroaminoto 02 Manado.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

a) Dapat dijadikan sebagai reverensi terhadap peneliti dibidang menejemen pendidikan Islam

b) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi calon peneliti dan selanjutnya dapat dikaji pada maslah yang sama.

BAB II LANDASAN TEORISTIK

A. Peranan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah. Karena dia sebagai pemimpin di lembaganya, maka dia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu meihat adanya

masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik. 12 Di negara maju, kepala sekolah mendapat sebutan bermacam-macam. Ada

yang menyebut guru kepala ( head teacher atau head master ), kepala sekolah ( principal ), kepala sekolah yang mengajar (teacing principal ), kepala sekolah pensupervisi ( supervising

principal ), direktur ( director ), administrator ( 13 administrator ), pemimpin pendidikan educationnalleadership . Penyebutan yang

berbeda ini, menurut Mantja 14 disebabkan adanya Kriteria yang mempersyaratkan kompetensi professional kepala sekolah. Sebagai administrator , kepala sekolah harus

mampu mendayagunakan sumber yang tersedia secara optimal. Sebagai manajer

12 Marno, Islam by Manajement and Leadership, (Cet ke 1:Lintas Pustaka: Juli 2007), h. 54

13 Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi sebuah pengantar ringkas, (Jakarta; Rajawali Press: 1998), h. 44-45

14 Mantja w, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Malang; Elang Mas: 1996), h. 26 14 Mantja w, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Malang; Elang Mas: 1996), h. 26

pendidikan sebagai superviser kepala sekolah harus mampu membantu guru meningkatkan kapasitasnya untuk membelajarkan murid secara optimal 15 .

Kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala sekolah diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sekolah merupakan sebuah lembaga yang merupakan tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya

interaksi antara guru memberikan pelajaran dan murid menerima pelajaran 16 . Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa kepala sekolah

adalah seorang yang memiliki kedudukan yang tinggi dalam suatu organisasi sekolah yang didalamnya terdpat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

1. Peranan Kepala Sekolah Adapun Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1 ) educator (pendidik); (2 ) manajer ; (3)

15 Ibid, h. 55

16 Euis Karwati, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah, (Cet. 1; Bandung: Alfabeta CV,2013), h. 37 16 Euis Karwati, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah, (Cet. 1; Bandung: Alfabeta CV,2013), h. 37

Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik): seorang pendidik harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai yaitu: 18

a) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.

b) Moral, hal-hal yang berkaitan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap, dan keajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti dan kesusilaan

c) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah

d) Artistik, hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Memahami kata pendidik tidak cukup dengan berpegang konotasi yang

terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sasaran pendidikan, bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan.

Arti atau definisi pendidikan secara leksikal dapat digali dari dari beberapa sumber, antara lain sebagai berikut:

17 Departemen Pendidikan Nasional, Thn. 2006 hal. 8 18 Wahjosumiddjo, kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasaslahannya ,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h. 124

Pendidik adalah orang mendidik sedangkan mendidik diartikan memberikan latihan, ajaran, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses pengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Kepala Sekolah sebagai Manajer: Dalam organisasi pendidikan seperti sekolah yang akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur kerja sama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan mewujudkan suatu

keterpaduan dalam prosesnya. 19 Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumbar daya organisasi dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

a) Perencanaan Seorang muslim hendaklah membuat perencanaan. Pada hakekatnya pikiran agama dibangun atas dasar perencanaan masa depan. Di dalam agama seseorang harus memanfaatkan masa kini demi masa esoknya, dari hidupnya untuk matinya dari dunia untuk akhirat. Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya

19 Syafaruddin, op. cit., h. 186 19 Syafaruddin, op. cit., h. 186

b) Pengorganisasian Organisasi adalah kerja sama atau lebih dalam suatu keadaan yang terkoordinir untuk mencapai hasil yang diinginkan. Untuk melangsungkan fungsi organisasi ada beberapa prinsip dalam rancangan manajemennya,

yaitu: 21

1) Kesatuan perintah

2) Rentang pengawasan

3) Pembagian kerja

4) Departementalisasi

Pengorganisasian segala sumber daya untuk mengoptimalkan kemampuan masing-masing pribadi hingga terwujud kerja sama dalam mencapai tujuan melalui pelaksanaan rencana.

c) Pengawasan Pengawasan merupakan proses pengamatan atau memonitor kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan.

d) Kepemimpinan Berkaitan dengan sifat-sifat peminpin yan terpuji, dapat dicontoh dari sifat Rasulullah SAW dalam pemimpin umatnya. Dalam rangka menggerakkan orang

20 Ibid, h. 61

21 Ibid, h. 70 21 Ibid, h. 70

Sofyan Syafri mengemukakan bahwa manajemen Islam diartikan sebagai suatu ilmu manajemen yang berisi sruktur teori yang menyeluruh dan konsisten serta dapat dipertahankan dari empirisnya yang didasari pada jiwa dan prinsip-prisip Islam. Manajemen Islam ialah penerapan berbagai prinsip Islam dalam mengelola organisai untuk kebaikan dan kemajuan manusia. Berdasarkan pernyataan di atas, perlu dipahami bahwa Islam telah mengatur segala sesuatu yang harus manusia kerjakan

sebagai seorang pemimpin 22 . Dalam setiap organisasi bertujuan menghasilkan mutu pendidikan yang

berkualitas, dari sudut pandang pendidikan Islam. Tujuan dari pendidikan Islam adalah membentuk moral yang tingggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa

pendidikan Islam 23 . Menurut penulis sorang pemimpin hendaklah mencontoh perilaku Nabi

Muhammad SAW. Dalam bermasyarakat, Karena beliau memiliki ahlak yang mulia serta mampu memimpin umat islam menjadi Agama yang lebih unggul dari agama- agama yang lain.

22 Ibid, h. 186

23 Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Ruh al-Tarbiyah wa al- Ta’lim, (Saudi Arabiyah: Dar al- ahya, tt.), h. 30

Q. S Ash- Shaff / 61: 09.               

Terjemahannya: “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama

yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musryik benci 24 ”

1. Kepala Sekolah Sebagai Administratif Kegiatan administratif sekolah merupakan bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi administratif sekolah penting untuk dikelola sebagai basis pelayanan dan bahan

pengambilan keputusan bagi kepala sekolah 25 . Semakin lengkap dan akurat data yang terhimpun, maka pelayanan yang

diberikan akan semakin mudah, keputusan yang diambil semakin tepat. Untuk mewujudkan sistem informasi dan administratif sekolah yang efektif, efisien, dan handal, kepala sekolah perlu mengendalikan program administratif sekolah dengan baik. Kepala Sekolah Sebagai Leade r (Pemimpin). yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya

24 Al- Qur‟an dan Terjemehannya, Republik Indonesia Departemen Agama, (Bandung: Fokus Media, 2010)

24 Euis Karwati, Op. cit., h.37

25 Ibid, h.101 25 Ibid, h.101

Peran kepala sekolah adalah sebagai orang yang memiliki kepribadian, manajer , wirausahawan, supervisior, dan sosialis (orang yang berjiwa sosial) setiap kepala sekolah memiliki akhlak mulia bagi komunitas di sekolah. Sedangkan peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh berbagai

elemen dan unsur yang ada dalam pendidikan 27 . Kepala dan wakil kepala sekolah memilki kemampuan memimpin yaitu

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai

dengan standar pengelolaan satuan pendidikan. 28 Menurut penulis kepala sekolah memiliki peranan yang penting dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki keterampilan, keahlian, dan kecakapan dalam bertindak, dan mampu bersosialisasi dengan siapapun.

Salah satu sumber etika yang fundamental adalah agama. Islam sebagai pedoman hidup yang terdiri dari sistem akidah, syariah, dan akhlak dapat melandasi

26 Suroso Adbussalam, Arah Dan Asas Pendidikan Islam, (Cet. 1; Bekasi Barat : Sukses Publising, Juni 2011 ). h. 192

27 Husnaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Cet. 2; Jakarta: April 2010), h. 279

28 Suroso Adbussalam, Op., cit h. 192 28 Suroso Adbussalam, Op., cit h. 192

Menurut Al-Faruqi, esensi Islam dalam tauhid atau pengesahan Tuhan, tindakan yang menegaskan Allah sebagai yang Esa, pencipta yang mutlak, dan

transenden, penguasa segala yang ada. 29 Menurut penulis. seorang pemimpin haruslah mengetahui ilmu-ilmu agama

yang dianutnya dan memiliki iman kuat, serta takut kepada Tuhan yang Maha Esa. Agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Karena banyak orang yang berpendidikan yang tinggi, tetapi tidak beriman sehingga keputusan atau perbuatannya hanya mementingkan dirinya sendiri dan merugikan orang lain.

B. Kompetensi dan Tugas Pokok Kepala Sekolah

1. 30 Kompetensi kepala sekolah adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian kepala sekolah dapat dilihat dari kepribadian kepala sekolah yang menyangkut ahlaknya yang mulia, dan tradisi akhlak mulia, menjadi teladan bagi komunitas di sekolah, memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan diri sebagai kepala

sekolah. Beberapa kompetensi kepribadian kepala sekolah menurut Sagala adalah: 31

1) Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin

29 Syafaruddin, op. cit., h. 177

30 Euis Karwati, op. Cit., h. 117

31 Saiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung; CV Alfabeta: 2009), h. 2

2) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri

3) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

4) Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah

b. Kompetensi Manajerial Kompetensi manajerial kepala sekolah dapat dilihat dari kemampuan dalam menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan, pengembangan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, kepemimpinan sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif, menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembalajaran peserta didik, mengelola guru dan staf dalam rangka memperdayagunaan sumber daya manusia secara optimal, mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakatdalam rangka pencarian ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah, mengelola pesera didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kpasitas peserta didik, mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional, mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, trasparan dan efisien, mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah, mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakatdalam rangka pencarian ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah, mengelola pesera didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kpasitas peserta didik, mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional, mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, trasparan dan efisien, mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah, mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di

Kepala sekolah perlu memiliki kompetensi manajerial meliputi:

a) Kemampuan menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat

b) Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai kebutuhans

c) Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimal

d) Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan SDM secara optima

e) Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah

c. Kompetensi kewirausahaan Kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan kepala sekolah mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri yang dicirikan dengan kepribadian yang kuat, bermental wirausaha. Sedangkan jika ingin sukses dalam mengembangkan program kewirausahaan di sekolah, maka kepala sekolah, tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan peserta didik harus bisa secara bersama memahami dan mengembangkan sikap kewirausahaan sesuai dengan tugas masing-masing. Kewirausahaan dicirikan dengan:

1) Kepribadian

2) Sikap mental

d. Kompetensi Supervisi Kompetensi supervisi kepala sekolah dapat dilihat dari merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Kepala sekolah harus mempunyai kemampuan supervisi dan mengaudit kinerja guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di lingkungan sekolah kemampuan supervisi meliputi:

1) Kemampuan melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat

2) Kemampuan melakukan monitoring, evaluasi, dan pelapran program pendidikan sesuai dengan prosdur yang tepat.

e. Kompetensi Sosial kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan member kepada orang lain. Dan dapat didefinisikan

sebagai beriku 32 :

32 Arikunto Komara, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, diakss 31 Juli 2012

1) Kemampuan seorang untuk berinterkasi dan komunikasi teman sejaatuntuk meningkatkan kemampuan professional

2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungssi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.

3) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun kelmpok

2. Tugas Pokok Kepala Sekolah . Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang ia laksanakan. Tugas kepala sekolah adalah 33 :

a. Saluran Komunikasi kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah yang dipimpinnya segala informasi yang berkaitan dengan pengelenggaraan pendidikan di sekolah harus selalu terpadu oleh kepala sekolah.

b. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, peserta didik, staf, dan orang tua peserta didik tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah

c. Kemampuan Menghadapi Persoalan

33 Wahyu Sumitjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta; PT Raja Grafindo: 2009), h. 97

Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara tepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dan sekolah

d. Berpikir Analistik Dan Konsepsional Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible.

e. Sebagai Mediator Atau Juru Menengah Dalam ligkungan sekolah sebagai suatu organnisasi, di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.

f. Sebagai Politisi Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasif dan kesepakatan. Peran polotisi kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila:

1. Dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing

2. Terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya.

3. Terciptanya kerjasama dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.

g. Sebagai Diplomat Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.

h. Mengambil Keputusan Sulit Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa adanya masalah. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan –kesulitan. Dan apabila terjadi kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut. Menurut penulis tugas pokok kepala sekolah adalah memiliki semangat untuk

belajar dan mau mentranferkan pembelajaran kepada seluruh anggota sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja sekolah.

C. Peningkatan Mutu Pendidikan

1. Mutu Pendidikan di Sekolah Mutu merupakan sebuah filosofis dan metodologis yang membantu institusi

untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekana- tekanan eksternal yang berlebihan. Mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. Sedangkan dalam dunia pendidikan barang dan jasa bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat.

Mutu berkaitan dengan baik buruknya suatu benda, kadar, atau derajat. Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari Mutu berkaitan dengan baik buruknya suatu benda, kadar, atau derajat. Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari

kondusif. 34 Mutu pendidikan menurut Ace suryadi dan Dasim Budimansyah jika ingin

ditinggkatkan dan dikembangkan ke arah yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna hasil pendidikan, maka mutu pendidikan diukur berdasarkan

tingkatannya dengan kriteria yang berbeda dalam melakukan pengukurannya. 35 Upaya peninggkatan mutu dalam bidang pendidikan di fokuskan kepada mutu

dalam proses pendidikan. inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta didik. Proses pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar yang membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah tujuan pembelajaran, isi kurikulum, guru, rarana dan prasarana, dana, manajemen dan evaluasi. Tujuan

34 Ibid, h. 15

35 Ibid, h. 51 35 Ibid, h. 51

Beberapa ahli melihat mutu penddikan dari tiga perspektif, yaitu perspektif ekonomi, sosiologi,dan administrsi pendidikan 37 .

a. Ekonomi Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mempunyai kontribusi

tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan secara langsung dapat memenuhi angkatan kerja diberbagai sektor ekonomi. Dengan bekerjanya lulusan pendidikan, pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang..

b. Sosiologi Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yag bermanfaat terhadap seluruh

masyarakat. Dilihat dari berbagai kebutuhan masyarakat, seperti mobilitas sosial, perkembangan budaya, pertumbuhan kesejahteraan dan pembebasan kebodohan.

Sedangkan menurut perspektif pendidikan itu sendiri, mutu pendidikan dilihat dari sisi pelaksanaan proses belajar mengajar dan dari segi kemampuan lulusan dalam hal memecahkan masalah dan berfikir kritis. Untuk sampai kepada konsep ini maka mutu dapat dikaji baik dari segi proses maupun lulusan sebagai output pendidikan. Mutu pendidikan mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input seperti bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi

36 Ibid, h. 51

37 Ibid, h. 52 37 Ibid, h. 52

c. Administrasi Pendidikan Peningkatan mutu sekolah melalui manajemen mutu adalah proses

pengkoordinasian sumber daya yang ada di sekolah melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam meningkatkan mutu yang diharapkan dari sekolah baik dari proses yang ingin dilaksanakan di sekolah maupun dari ukuran atau karakteristik lulusan yang ingin dicapai oleh sekolah

Tabel 2.1 Perspektif Mutu Pendidikan

Adminis- trasi pendidikan

Perspektif

Mutu Pendidikan

Sosiologi Ekonomi

2. Indikator Mutu Pendidikan

a. Sekolah Bagaimana pendekatan sekolah terhadap kepemimpinan pendidikan dan sasaran sekolah, pegembangan komunitas professional, dan penciptaan suatu iklim yang meminimalisasi masalah kedisiplinanserta memotivasi keunggulan akademik yang mempengaruhi mutu sekolah dan pengetahuan peserta ddik.

b. Guru Mutu sekolah meningkat ketika guru memiliki keterampilan akademik yang tinggi, memiiki beberapa tahun pengalaman mengajar, mengajar sesuai bidangnya sebagaimana mereka dilatih, dan terlibat dalam program induksi yang bermutu tinggi serta pengembangan professional.

c. Ruang kelas Untuk memahami keefektifan ruang kelas, maka diperlukan pemahaman tentang isi kurikulum, pegagogi, materi pelajaran dan peralatan sekolah yang digunakan.

Beberapa indikator dalam mengukur mutu pendidikan agar tercipta sekolah yang efektif disajikan dalam tabel berikut ini,

Tabel 2.2 Mutu pendidikan dalam menciptakan sekolah yang efektif

Menurut penulis untuk menciptakan mutu pendidikan di sekolah harus ada dukungan setiap sumber daya yang ada di sekolah dan masyarakat seperti kepala sekolah, guru, siswa, pemerintah dan orang tua agar program-program yang dicanangkan dapat berjalan dengan sesuai yang di cita-citakan. Dan yang paling penting adalah peranan dan dukungan dari kepala sekolah, sebagai pemimpin organisasi sekolah sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.

D. Karakteristik pendidikan Agama Islam

1. Karekteristik Pendidikan Agama Islam

Islam tidak tidak terdapat sistem pendidikan yang baku, melainkan hanya

Keadaan atau Proses Belajar

Kondisi Pendukung

suasana sekolah Mengajar

Lama waktu belajar semangat peserta didik yang tinggi Tata tertib dan disiplin

Harapan/ cita cita atau

Pemimpin yang efektif

Variasi dalam strategi mengajar Pengorganisasian

Kemampuan mengajar

Frekuensi tugas yang kurikulum

Fleksibilitas dan otonomi

dibawa ke rumah Penghargaan dan insentif

Lamanya peserta didik,

Frekuensi penilaian dan

tanaga pengajar berada

umpan balik

dalam sekolah

terdapat nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarnai sitem pendidikan tersebut. Berbagai komponen yang terdapat dalam suatu sistem pendidikan tersebut, seperti dasar pendidikan, tujuan, kurukulum, metode, pola, hubungan guru dan murid dan lain sebagainya harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etis ajaran Islam. Hal terdapat nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarnai sitem pendidikan tersebut. Berbagai komponen yang terdapat dalam suatu sistem pendidikan tersebut, seperti dasar pendidikan, tujuan, kurukulum, metode, pola, hubungan guru dan murid dan lain sebagainya harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etis ajaran Islam. Hal

terdapat dalam ajaran Islam ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 38

a. Dasar pendidkan yang Islami Dalam struktur ajaran Islam, tauhid merupakan hal yang amat fundamental dan mendsasari segala aspek kehidupan para penganutnya, tak terkecualinya aspek pendidikan. Dalam kaitan ini seluruh pakar sependapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut.

1. Kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi menyatu dengan kehidupan ukhrawi ditentukan oleh amal duniawinya.

2. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.

3. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masing- masing mempunyai wilayahnya sehingga harus saling melengkapi.

4. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para Nabi kesemuanya dari Allah SWT, prinsip-prisip pokoknya menyangkut akidah, sya ri‟ah, dan ahlak tetap sama dari zaman dahulu sampai sekarang.

5. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan Ruh Ilahi.

6. Kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang.

38 Ibid, h. 182

Dengan dasar tauhid ini, maka pendidikan yang dikembangkan oleh Islam tidak akan mengarah kepada kesatuan dengan Tuhan, manusia dan alam semesta.

Menurut penulis pendidikan yang islami dimulai dari pengenalan akidah karena akidah adalah ajaran tentang keimanan ke-Esaan Allah SWT, (akidah jamaknya akaid ).

Pengertian iman secara luas ialah keyakinan keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan. 39

Dan juga menanamkan pendidikan ahlak Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang secara etimologis (bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang menyelediki asal

usul kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna). 40 Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.

Karena itu, selain dengan akidah, akhlak tidak dapat diceraipisahkan dengan syari‟ah. 41

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Yang Islami Sejalan dengan dasar pendidikan sebagaimana tersebut di atas, maka fungsi pendidikan yang Islami harus berfungsi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis, hamonis, dan

39 Abu Ahmadi, Dasar-Dasar P endidikan Agama Islam (Cet. Ke IV ; PT. Bumi Aksara,Jakarta: 2004), h. 98

40 Ibid, h. 346

41 Ibid, h. 351 41 Ibid, h. 351

karena kita hanya berwawasan kehidupan secara utuh dan multi dimensional. Tidak hanya berorientasi untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan gagat gempita, tetapi juga mengajarkan bahwa dunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian untuk dapat lebih baik di akhirat. Dengan demikian, pendidikan yang Islami mengemban misi melahirkan manusia yang tidak hanya memanfaatkan persediaan alam, tetapi juga manusia yang mau bersyukur kepada yang membuat manusia dan alam, memperlakukan manusia sebagai khalifah dan memperlakukan alam tidak hanya sebagai objek semata, tetapi juga sebagai komponen intergral dari sistem

kehidupan. 42

c. Metode Pendidikan Yang Islami Sejalan dengan dasar dan fungsi pendidikan yang Islami sebagaimana yang disebutkan di atas, maka metode pendidikan yang Islami bertolak dari pandangan yang melihat manusia sebagai sasaran pendidikan sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan, memiliki perbedaan dari segi kapasitas intelektual, bakat dan kecenderungan, memiliki sifat-sifat yang positif dan sifat-sifat yang negatif, keterbatasan, dan seterusnya.

Pendidikan yang Islami akan memperlakukan sasaran didiknya secara adil, bijaksana, demokratis, sabar, pemaaf, manusia dan seterusnya. Dengan pandangan

42 Ibid, h. 184 42 Ibid, h. 184

didik secara optimal. 43

d. Kurikulum Pendidikan Yang Islami Sejalan dengan dasar, fungsi dan metode pendidikan yang sebagaimana yang tersebut di atas, maka kurikulum pendidikan yang Islmi juga harus dirancang berdasarkan konsep tauhid dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan.

Dengan prinsip ini, maka berbagai pengetahuan, yakni pengetahuan agama, pengetahuan sosial, pengetahuan alam, pengetahuan filsafat dan pengetahuan khusus yang langsung diperoleh manusia dari Tuhan melalui proses penyucian diri ( tazkiyah al-nafs), pada dasarnya dari Tuhan. Dengan dasar ini, maka akan terjadi integrasi antara berbagai pengetahuan tersebut dan seluruhnya diarahkan untuk semakin

mendekatkan diri kepada Tuhan. 44 Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, tampak bahwa pendidikan yang Islami

adalah pendidikan yang mendasarkan pada pandangan kesatuan, dan mengarah kepada terwujudnya keadaan masyarakat.

43 Ibid, h. 185

44 Ibid, h. 186

Menurut penulis, pendidikan yang Islami memiliki nilai-nilai yang berbudi pekerti luhur dan mengantarkan manusia menjadi manusia yang berahlak mulia. Dan juga bisa mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga manusia bisa mengadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, untuk itu manusia harus menjadikan Al- Qur‟am sebagai pedoman. Sebagaiman firman Allah Q.S Al-Jaatsiyah: 20

Terjemahannya: “Al-Qur‟an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi

skaum yang meyakini. ”

Al- Qur‟an adalah petunjuk umat Islam di muka bumi ini karena isi kandungan yang ada di dalam terdapat nilai-nilai kemanusian dan hukum-hukum Allah yang akan membawa manusia kepada kesempurnaan, Jika anak di tanamkan dari usia dini tentang agama, maka anak tidak akan terpengaruh dengan budaya-budaya asing yang akan merusak moral dan mental anak. Dan pastinya sikap anak yang baik dari lingkungan keluarga akan dibawa ke sekolah. Karena banyak anak-anak yang sikapnya tidak begitu baik di sekolah, ternyata pengaruh dari lingkungan keluarga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bersifat kualitatif karena penelitian ini berakar pada latar belakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, menganalisis data

secara induktif, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil 45 Pendekatan ini dilakukan dalam situasi yang wajar ( Natural Setting) , metode ini lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif penelitian sendiri. Hal ini disebabkan penelitian dilakukan penulis sangat relevan dengan ciri

khas penelitian kualitatif yakni menggunakan metode penelitian deskriptif. 46 Metode kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

45 Lecxy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001), h. 4

46 Husaini Usman Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 81

47 Selanjutnya menurut Bogarta bahwa: Menganalisis gejala-gejala sosial budaya dari masyarakat, sehingga diperoleh data tentang pola interaksi yang berlaku yang

diinteraksikan secara dialogi atau dianalisis dengan teori objektif. Sehingga penelitian kualitatif sebagai paradigma, akan memperhatikan aspek metodologis, realitas objektif, dan analisis teori objektifnya. Epistemologi meliputi pula cara-cara mempelajari kualitas dari kehidupan sehari-hari, bentuk-bentuk tindakan dalam kehidupan, ungkapan atau cerita yang merupakan tanda atau simbol, berbagai

keadaan, dan pengertian atau perasaan dari realitas. 48 Penulis menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini berusaha

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SD Cokroaminoto. Pertanyaan tersebut memerlukan jawaban yang bersifat deskriptif yang menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki, kemudian diikuti dengan interpretasi secara maksimal atas berbagai temuan yang penulis temukan di lapangan

B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama beberapa bulan dimulai pada bulan Nopember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Berlokasi di sekolah SD Cokroaminoto 02 Manado, beralamatkan kelurahan karame,lingkungan IV kecamatan singkil, Manado.

47 Edgar. F Borgatta, Encylopedia of Sosiology, (New York: Macmilan Publishing:1992), h. 1577-1579

48 Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghaha Indonesia, 1999), h. 63

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung oleh penulis terhadap proses pendidikan tidak hanya itu saja, data juga didapatkan dari hasil wawancara secara langsung dengan kepala sekolah SD Cokroaminoto 02 Manado, beserta guru-guru di sekolah tersebut.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi (pengamatan Langsung) Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan 49 . Alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi. Observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap

suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan langsung pada sproses pendidikan dan keadaan sekolah SD Tjokroaminoto

a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi

yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.

49 Djam‟an Satoro, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Alfabeta; maret 2011: Bandung), h. 105

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksporasi informasi secara holistic dan jelas dari informan 50 .

b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu biasa berbentuk

tulisan-tulisan, gambar-gambar atau karya-karya monumental seseorang, yaitu berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi. Dalam penelitian kualitatif studi dokumentasi merupakan pelengkap dari metode observasi