52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dan Pengembangan 4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dan Pengembangan

4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan

  Dari hasil studi lapangan dengan menggunakan angket dengan melibatkan 17 orang guru SD dari dua sekolah yaitu SD Kalicacing 02 dan SD Negeri 02 Salatiga, didapat hasil 1) Hampir semua guru (94,1%) melakukan penilaian pembelajaran, hanya 5,8% yang tidak melakukan penilaian. 2) Hampir semua guru (88,2%) melakukan penilaian tiga ranah (kognitig, afektif dan psikomotor), hanya 11,7% yang tidak melakukan penilaian. 3) Hampir semua guru (94,1%) melakukan penilaian pembelajaran kawasan afektif, sedangkan 5,8% tidak melakukan penilaian afektif . Dari 94,1% , 81,3% menggunakan tehink observasi, sedangkan sisanya 18,7% menggunakan tehnik jurnal, penilaian diri dan penilaian antar teman. 4) Dari 17 orang guru yang menjadi sumber informasi, dapat diketahui 34,8% guru tidak menggunakan instrumen penilaian untuk mengukur sikap siswa, dan 63,8% guru menggunakan instrumen penilaian sikap. Tehnik yang sering digunakan guru adalah observasi dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan hasil pengukuran sikap dengan menggunakan instrumen yang dibuat kurang memuaskan dan kurang objektif dalam mengukur sikap siswa, serta kurang mewakili seluruhnya sikap siswa.

  Dari kesimpulan seluruh informan, bahwa guru membutuhkan instrumen yang lengkap, dapat menilai sikap dalam proses pembelajaran, praktis, mudah, lengkap, instrumen yang baik dan luas, instrumen yang dapat mengukur sikap baik spiritual, sosial dan kepribadian, serta dapat diimplemantasikan dalam sehari-hari, dan objektif serta dapat menilai sesuai kondisi. Untuk itu peneliti berupaya mengembangkan alternatif instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan model skala Likert, untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa instrumen penilaian sikap untuk memudahkan guru dalam menilai sikap dan lebih objektif dalam menentukan penilaian sikap siswa.

  Instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert adalah alat yang digunakan mengukur sikap dengan penilaian diri. Penilaian diri ini dibuat oleh guru dengan membuat pernyataan sikap kemudian diisi oleh siswa dari kategori pernyataan 1 sampai 4 atau dari kategori pernyataan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Dari pernyataan sikap ini nanti dapat dihitung dengan skala deviasi normal dan dengan cara sederhana.

  Maka diharapkan penilaian akan lebih objektif dan mewakili sikap siswa. Karena jika penilaian sikap dilakukan dengan observasi maka penilaian cenderung kurang objektif, karena menggunakan indra dalam menilai sikapsiswa. Instrumen penilaian sikap dengan menggunakan skala Likert yang dibuat peniliti membantu guru agar lebih objektif dalam menilai dan mengukur sikap siswa. Instrumen ini juga dibuat secara sumatif, jai penilaian dilakukan hanya dalam setiap subtema. Jadi, instrumen penilaian ranah sikap yang dibuat peneliti tidak menyusahkan guru, bahkan meringankan guru dalam membuat penilaian dan membantu penilaian lebih objektif.

  Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa keunggulan dari instrumen penilaian ranah sikap dengan skala Likert yang didesign oleh penulis adalah sebagai berikut: 1.

  Instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert dapat digunakan di kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013.

  2. Kisi-kisi instrumen penilaian sikap ini diambil dari kompetensi dasar berdasarkan silabus, jadi penilaian ini sesuai dengan materi yang dipelajari.

  3. Instrumen penilaian sikap ini dapat mengukur sikap siswa dengan lebih objektif, karena menggunakan penilaian diri dan perhitungan skor dengan menggunakan skala deviasi normal dan cara sederhana.

  4. Pernyataan dibuat berdasarkan kaidah-kaidah penulisan pernyataan, menurut Edwards dalam Azwar (2011: 114).

  5. Komponen objek sikap terdiri dari komponen sikap afektif, kognitif dan konatif, jadi dapat mengukur sikap secara utuh.

  6. Instrumen skala sikap yang digunakan merupakan skala Likert dan responden memilih skala berdasarkan pilihan responden sendiri, jadi instrumen skala sikap ini benar-benar mewakili sikap siswa.

4.1.2 Hasil Pengembangan

4.1.2.1 Draft Instrumen

  Dari langkah penyusunan instrumen yang dibahas di bab 3, maka diperoleh draft instrumen penilaian ranah sikap sebagai berikut:

KISI-KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN SKALA LIKERT

  Obyek sikap : Tanggung Jawab Pelestarian Lingkungan

Definisi : tanggung jawab pelestarian lingkungan adalah suatu keadaan

  dimana seseorang memiliki kecenderungan melakukan tindakan membersihkan sampah, piket di sekolah, menjaga lingkungan, menanam tanaman untuk penghijauan, merawat tanaman, dan mau menerima sanksi jika merusak lingkungan agar lingkungan sekolah tetap bersih, rindang, rapih dan tidak banjir.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Instrumen Penilaian Berdasarkan Komponen Ranah Sikap

  

Indikator Penilaian Ranah Komponen Sikap Jml %

Sikap Kognisi Afeksi Konasi

  Hakikat pelestarian

  4

  2

  6

  20 lingkungan Membersihkan sampah

  2

  2

  4

  13 Piket sekolah

  2

  2

  4

  13 Menjaga lingkungan agar

  2

  2

  4

  13 tidak rusak Menanam tanaman penghijau

  2

  2

  4

  13 Merawat tanaman

  2

  2

  4

  13 Menerima sanksi jika 2

  2

  4

  13 merusak lingkungan Total

  6

  14

  10 30 100%

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ranah Sikap

  Obyek sikap : Tanggung Jawab Pelestarian Lingkungan

  

No Aspek Sub Indikator No Jumlah

Aspek item Item

  1 Hakikat Kognisi Pengertian tentang

  3

  1 pelestarian pelestarian lingkungan lingkungan Siapa yang bertanggung 15,24,5 3 jawab terhadap lingkungan Pelaksanaan pelestarian 23,11

  2 lingkungan Afeksi Sikap menyukai atau tidak 7,14

  2 menyukai pelestarian lingkungan

  2 Membersihkan Afeksi Sikap untuk 9, 4

  2 sampah membersihkan sampah Konasi Tindakan siswa 1,19

  2 membersihkan sampah

  3 Piket sekolah Afeksi Sikap terhadap piket 17, 12

  2 disekolah Konasi Tindakan siswa terhadap 25, 10

  2 piket sekolah

  4 Menjaga Kognisi Sikap siswa terhadap 21, 13

  2 lingkungan Afeksi tanggungjawab menjaga agar tidak lingkungan rusak Konasi Tindakan siswa untuk 2, 28

  2 menjaga lingkungan

  5 Menanam tanaman penghijau

  Afeksi Sikap siswa terhadap program penghijauan 20, 18

  2 Konasi Tindakan siswa menanam tanaman penghijau 30, 16

  2

  6 Merawat tanaman Afeksi Sikap siswa dalam merawat tanaman

  26, 29

  2 Konasi Tindakan siswa merawat tanaman 22, 6

  2

  7 Menerima sanksi jika merusak lingkungan

  Afeksi Sikap siswa terhadap sanksi yang merusak lingkungan

  8, 27

  2

4.1.3 Hasil Validasi Ahli

4.1.3.1 Validasi Ahli

  Penilaian kelayakan instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert menurut ahli penilaian dilakukan melalui uji kelayakan terbatas atau validasi produk. Dalam hal ini instrumen penilaian ranah sikap divalidasi oleh dosen ahli dan pengajar matakuliah asesmen. Dimana ahli ini merupakan seorang profesor yang benar-benar memahami tentang penilaian. Seorang ahli tersebut adalah Prof. Dr. Slameto, M. Pd. Seorang ahli ini memiliki pengalaman panjang dengan mengajar sebagai seorang dosen di Universitas Kristen Satya Wacana dan memiliki banyak karya, diantaranya adalah salah satu penulis buku asesmen yang digunakan sebagai buku acuan yang digunakan untuk kuliah asesmen di Universutas Kristen Satya Wacana. Uji kelayakan instrumen yang telah dikembangkan menurut ahli dapat dilihat ditabel berikut ini:

Tabel 4.3 Uji Kelayakan Instrumen dari Ahli No Aspek Skor Responden

  1 Ketepatan objek sikap dari standar kompetansi

  4

  2 Ketepatan pendefinisian objek sikap

  4

  3 Kejelasan pendefinisian objek sikap

  3

  4 Keoperasionalan definisi objek sikap

  4

  5 Penyusunan kisi-kisi

  3

  6 Pernyataan tidak mengenai kejadian masa lalu

  4

  7 Pernyataan tidak berupa fakta

  4

  8 Pernyataan tidak menimbulkan lebih dari satu penafsiran

  4

  9 Pernyataan relevan dengan objek psikologis

  4

  10 Pernyataan tidak memiliki kecenderungan banyak responden

  3 yang memilih maupun tidak memilih

  11 Bahasa sederhana, jelas, langsung dan tidak rumit

  5

  12 Pernyataan ringkas

  4

  13 Setiap pernyataan berisi satu ide yang lengkap

  4

  14 Pernyataan tidak menimbulkan penafsiran berbeda

  3

  15

  4 Menghindari kata seperti “hanya”, “semata-mata” dan kesalahan penafsiran

  16 Tidak menggunakan istilah yang tidak dimengerti responden

  5

  17 Pernyataan tidak mengandung pernyataan negatif ganda

  4

  18 Pernyataan favorable dan tak favorable seimbang

  4

  19 Layout yang digunakan mudah untuk dibaca dan dipahami

  3

  20 Kelengkapan tata cara pemberian skor

  3 Jumlah skor / kategori 76 / Tinggi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor untuk kelayakan instrumen dari ahli adalah 76. Dan diperoleh perhitungan dalam presentase sebesar 76%. Dalam tabel skala lima, nilai tersebut masuk dalam kategori

  “Tinggi”. Hal ini berarti bahwa kelayakan instrumen penilaian ranah sikap dinilai “Tinggi” oleh ahli penilaian. Dan ahli memberikan masukan bahwa kelengkapan perangkat instrumen disusun.

4.1.4 Hasil Uji Terbatas Kelayakan instrumen penilaian ranah sikap dilakukan melalui uji terbatas.

Tabel 4.4 Uji Kelayakan Instrumen dari Pengguna

  4

  4

  4

  4

  7 Pernyataan tidak berupa fakta

  4

  4

  8 Pernyataan tidak menimbulkan lebih dari satu penafsiran

  3 4 3,5

  4

  4

  4

  9 Pernyataan relevan dengan objek

  4

  4

  4

  6 Pernyataan tidak mengenai kejadian masa lalu

  5 Penyusunan kisi-kisi

  No Aspek Skor Responden

  2 Ketepatan pendefinisian objek sikap

  1 Skor Responden

  2 Rerata Skor

  1 Ketepatan objek sikap dari standar kompetansi

  4

  4

  4

  4

  Kelayakan uji terbatas dilakukan oleh guru SD di sekolah SD Negeri Kalicacing 02 dan SD Negeri 02 Salatiga. Di SD Negeri Kalicacing 02 uji kelayakan instrumen dilakukan oleh ibu Indah Widjarningsih, S. Pd wali kelas lima. Sedangkan uji kelayakan instrumen penilaian sikap di SD Negeri 02 Salatiga dilakukan oleh ibu Padmi Budiarsi, S. Pd.wali kelas lima. Deskripsi penilaian menurut pengguna instrumen penilaian ranah sikap dengan skala Likert melalui uji terbatas dapat dilihat pada tabel berikut:

  4

  4

  3 Kejelasan pendefinisian objek sikap

  3 4 3,5

  4 Keoperasionalan definisi objek sikap

  4

  4

  4 psikologis

  10 Pernyataan tidak memiliki kecenderungan banyak responden yang memilih maupun tidak memilih

  4

  Tinggi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor untuk kelayakan instrumen dari pengguna adalah 76,5. Dan diperoleh perhitungan dalam presentase sebesar 76,5%. Dalam tabel skala lima, nilai tersebut masuk dalam kategori “Tinggi”. Hal ini berarti bahwa kelayakan instrumen penilaian ranah sikap dinilai “Tinggi” oleh pengguna yaitu guru. Dan pengguna memberikan

  76,5 Kategori

  3 4 3,5 Jumlah skor

  20 Kelengkapan tata cara pemberian skor

  4

  4

  4

  19 Layout yang digunakan mudah untuk dibaca dan dipahami

  4

  4

  4

  18 Pernyataan favorable dan tak favorable seimbang

  17 Pernyataan tidak mengandung pernyataan negatif ganda 3 4 3,5

  16 Tidak menggunakan istilah yang tidak dimengerti responden 3 4 3,5

  4

  4

  4

  “semata-mata” dan kesalahan penafsiran masukan bawha untuk skor penilaian nilai sikap dibuat dengan sistem kolom dan penulisan kisi-kisi perlu ditambahi kolom KD.

  14 Pernyataan tidak menimbulkan penafsiran berbeda 3 4 3,5

  13 Setiap pernyataan berisi satu ide yang lengkap 3 4 3,5

  4

  4

  4

  12 Pernyataan ringkas

  4

  4

  4

  11 Bahasa sederhana, jelas, langsung dan tidak rumit

  4

  4

15 Menghindari kata seperti “hanya”,

  Dari masukan salah satu pengguna, peneliti membuat penskoran dengan cara sederhana agar lebih mudah pahami dan memudahkan untuk digunakan guru. Penskoran ini telah dilampirkan. Selai itu pengguna memberikan masukan dalam penulisan kisi-kisi KD perlu dicantumkan dalam sebuah kolom. Dalam hal ini peneliti telah melampirkan di dalam lampiran juga.

4.2 Analisis Data Hasil Uji Coba

  4.2.1 Analisis Data Hasil Uji Kebutuhan

  Sebanyak 94,1% guru melakukan penilaian pembelajaran, hanya 5,8% yang tidak melakukan penilaian. Sebanyak 88,2% guru melakukan penilaian tiga ranah (kognitig, afektif dan psikomotor), hanya 11,7% yang tidak melakukan penilaian. Sebanyak 94,1% guru melakukan penilaian pembelajaran kawasan afektif, sedangkan 5,8% tidak melakukan penilaian afektif . Dari 94,1% , 81,3% menggunakan tehink observasi, sedangkan sisanya 18,7% menggunakan tehnik jurnal, penilaian diri dan penilaian antar teman. Dari 17 orang guru yang menjadi sumber informasi, dapat diketahui 34,8% guru tidak menggunakan instrumen penilaian untuk mengukur sikap siswa, dan 63,8% guru menggunakan instrumen penilaian sikap. Tehnik yang sering digunakan guru adalah observasi dengan menggunakan skala Likert. Dan 100% guru membutuhkan instrumen yang lebih inovatif untuk mengukur sikap siswa dengan lebih objektif.

  4.2.2 Analisis Data Validasi Ahli

  Analisis data deskriptif ahli instrumen penilaian dapat dilihat pada analisis data validasi yang mencakup komponen ketepatan analisis objek sikap dari kompetensi dasar, pendefinisian objek sikap, penyusunan kisi-kisi, penyusunan pernyataan, layout instrumen dan penskoran. Ketepatan analisis objek sikap mendapat kan skor 4 dari skala lima, hal ini menunjukan bahwa ketepatan analisis objek sikap sudah bagus. Pendefinisian objek sikap mencakup aspek ketepatan pendefinisian dan mendapat skor 4, kejelasan pendefinisian mendapat skor 3 dan keoprasionalan pendefinisian mendapat skor 4. Jadi, secara keseluruhan untuk pendefinisian onjek sikap masih mendapat nilai bagus dari ahli. Penyusunan kisi-kisi juga mendapat nilai bagus karena memperoleh skor 3. Dan yang selanjutnya adalah penyusunan pernyataan yang mencakup aspek pernyataan tidak menganai masa lalu mendapat skor 4, pernyataan tidak berupa fakta mendapat skor 4, pernyataan tidak menimbulkan lebih dari satu penafsiran mendapat skor 4, pernyataan relevan mendapat skor 4, pernyataan tidak memiliki kecenderungan dipilih medapat skor 3, bahasa sederhana, jelas, langsung dan tidak rumit mendapat skor 5, pernyataan ringkas mendapat skor 4 , setiap pernyataan berisi satu ide yang lengkap mendapat skor 4, pernyataan tidak menimbulkan penafsiran berbeda mendapat skor 3, menghindari kata seperti “hanya”, “semata-mata” dan kesalahan penafsiran mendapat skor 4, tidak menggunakan istilah yang tidak dimengerti responden mendapat skor 5, pernyataan tidak mengandung pernyataan negatif ganda mendapat skor 4 dan pernyataan favorable dan tak favorable seimbang mendapat skor 4. Hal ini menujukan bahwa penulisan pernyataan sudah bagus. Sedangkan untuk layout dan penskoran mendapat nilai 3. Dalam skala 5 skor tiga masih menujukan bahwa layout dan penskoran masih dianggap baik oleh ahli. Jadi, skor secara keseluruhan mendapat 76 skor. Jika dipresentasikan menjadi 76%, artinya instrumen penilaian ranah sikap mendapat nilai “Tinggi” dari ahli.

4.2.3 Analisis Data Uji Terbatas

  Analisis data uji terbatas secara deskriptif dari pengguna atau guru dapat dilihat pada analisis data validasi yang mencakup komponen ketepatan analisis objek sikap dari kompetensi dasar, pendefinisian objek sikap, penyusunan kisi-kisi, penyusunan pernyataan, layout instrumen dan penskoran. Dalam uji terbatas dilakukan oleh guru SD di sekolah SD Negeri Kalicacing 02 dan SD Negeri 02 Salatiga. Di SD Negeri Kalicacing 02 uji kelayakan instrumrn dilakukan oleh ibu Indah Widjarningsih, S. Pd wali kelas lima. Sedangkan uji kelayakan instrumen penilaian sikap di SD Negeri 02 Salatiga dilakukan oleh ibu Padmi Budiarsi, S. Pd.walii kelas lima.

  Ketepatan analisis objek sikap mendapatkan rata-rata skor 4 dari skala lima, hal ini menunjukan bahwa ketepatan analisis objek sikap sudah bagus. Pendefinisian objek sikap mencakup aspek ketepatan pendefinisian dan mendapat skor rata-rata 4, kejelasan pendefinisian mendapat skor rata-rata 3,5 dan keoprasionalan pendefinisian mendapat skor rata-rata 4. Jadi, secara keseluruhan untuk pendefinisian onjek sikap masih mendapat nilai bagus dari pengguna. Penyusunan kisi-kisi juga mendapat nilai bagus karena memperoleh skor rata-rata 3,5. Dan yang selanjutnya adalah penyusunan pernyataan yang mencakup aspek pernyataan tidak menganai masa lalu mendapat skor rata-rata 4, pernyataan tidak berupa fakta mendapat skor rata- rata 4, pernyataan tidak menimbulkan lebih dari satu penafsiran mendapat skor rata-rata 4, pernyataan relevan mendapat skor rata-rata 4, pernyataan tidak memiliki kecenderungan dipilih medapat skor rata-rata 4, bahasa sederhana, jelas, langsung dan tidak rumit mendapat skor rata-rata 4, pernyataan ringkas mendapat skor rata-rata 4 , setiap pernyataan berisi satu ide yang lengkap mendapat skor rata-rata 3,5. Pernyataan tidak menimbulkan penafsiran berbeda mendapat skor rata-rata 3,5. M enghindari kata seperti “hanya”, “semata-mata” dan kesalahan penafsiran mendapat skor rata-rata 4. Tidak menggunakan istilah yang tidak dimengerti responden mendapat skor rata-rata 3,5. Pernyataan tidak mengandung pernyataan negatif ganda mendapat skor rata-rata 3,5 dan pernyataan favorable dan tak favorable seimbang mendapat skor rata-rata 4. Hal ini menujukan bahwa penulisan pernyataan sudah bagus. Sedangkan untuk layout skor rata-rata 4 dan penskoran mendapat skor rata- rata 3,5. Jadi, skor secara keseluruhan mendapat 76,5 skor. Jika dipresentasikan menjadi 76,5%, artinya instrumen penilaian ranah sikap mendapat nilai “Tinggi” dari pengguna atau guru.

4.3 Revisi Produk

  Revisi produk berupa instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skal Likert dilakukan oleh ahli penilaian dan oleh pengguna atau guru. Revisi produk pertama kali dilakukan oleh ahli penilaian, lalu setelah dilakukan revisi produk diuji cobakan disekolah melalui uji terbatas. Uji terbatas ini guru menggunakan instrumen penilaian ranah sikap dengan skala Likert.

4.3.1 Revisi Produk Awal Oleh Ahli

  Instrumen penilaian ranah sikap dengan skala Likert secara keseluruhan mendapat nilai tinggi dari ahli penilaian. Dari keseluruhan hasil skor yang diperolah sebesar 76 dalam persen sebesar 76%. Dalam kategori ini ahli menilai instrumen yang dikembangkan mendapat ni lai “tinggi”. Namun ada perbaikan tertentu dari ahli berupa masukan. masukan dari ahli dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.5 Masukan Dari Ahli Saran-Saran Sebagai Masukan Ahli Penilaian

  Kelengkapan perangkat instrumen Prof. Slameto, M. Pd perlu disusun Sebelum revisi bentuk dari instrumen penilaian sikap hanya berupa kisi- kisi penyusunan instrumen skala Likert, yang terdiri dari objek sikap, pendefinisian objek sikap, komponen indikator objek sikap dan pernyataan yang mengandung unsur favorable dan unfavorable, kemudian dimasukan kedalam skala Likert.

  Setelah mendapat masukan dari ahli penilaian peneliti menyusun kembali kelengkapan instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert. Penyusunan ini dimulai dari langkah penyusunan instrumen penilaian ranah sikap. Dimulai dari mengkaji kompetensi dasar, mendefinisikan objek sikap, menyusun kisi-kisi komponen/ indikator variabel obyek sikap yang akan di kembangkan, Merumuskan pernyataan sikap sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun, Menandai pernyaataan favorable (+) dan unfavorable (- ), Uji coba instrumen, dan Menentukan skor masing-masing pernyataan.

  Kemudian dilengkapi dengan panduan penggunaan instrumen penilaian ranah sikap. objek sikap, pendefinisian objek sikap, komponen indikator objek sikap dan pernyataan yang mengandung unsur favorable dan unfavorable, kemudian dimasukan ke dalam skala Likert. Dilengkapi juga dengan penskoran yang menggunakan skala deviasi normal dan cara sederhana.

  Karena revisi atau masukan dari ahli berupa penyusunan intrumen, maka peneliti melampirkan revisi atau masukan dari ahli ini di dalam lampiran 5.

4.3.2 Revisi Produk Oleh Pengguna (Guru)

  Setalah memalui uji validasi ahli dan merevisi instrumen penilaian ranah sikap dengan skala Likert, kemudian dilanjutkan dengan uji terbatas yaitu mengetahui kelayakan instrumen penilaian ranah sikap berdasarkan pengguna atau guru. Setelah melakukan uji coba guru memberikan masukan sebagai saran penyempurnaan dari instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert. Namun dari kedua pengguna atau guru yang memberikan masukan hanya satu orang guru. Masukan dari pengguna atau guru dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Masukan Dari Pengguna (Guru) Saran-Saran Sebagai Masukan Pengguna (guru)

  Buat skor penilaian sikap dengan Padmi Budiarsi, S. Pd system kolom, kisi-kisi perlu ditambahi kolom KD.

  Setelah melakukan uji lapangan terbatas, peneliti merekap hasil penskoran yang telah dilakukan. Penskoran ini dimasukan kedalam kolom penskoran. Namun untuk menambahkan kolom Kompetensi Dasar digabungkan dengan kisi-kisi membuat tabel kisi-kisi menjadi kurang efesien. Karena penilaian ranah sikap yang dikembangkan peneliti merupakan penilaian sumatif, karena melakukan penilaian sikap dalam setiap subtema. Jadi, jika kolom Kompetensi dasar digabungkan terlalu banyak Kompetensi Dasar yang harus ditulis. Dalam kurikulum 2013 menggunakan tematik, yang menggabungkan beberapa mata pelajaran ke dalam satu pembelajaran.

  Penyempurnaan instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert dilampirkan ke dalam lampiran 7.

4.4 Kajian Produk Akhir

  Berdasarkan analisis kebutuhan, guru membutuhkan instrumen yang lengkap, dapat menilai sikap dalam proses pembelajaran, praktis, mudah, lengkap, instrumen yang baik dan luas, instrumen yang dapat mengukur sikap baik spiritual, sosial dan kepribadian, serta dapat diimplemantasikan dalam sehari-hari, dan objektif serta dapat menilai sesuai kondisi. Untuk itu peneliti berupaya mengembangkan alternatif instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan model skala Likert, untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa instrumen penilaian sikap untuk memudahkan guru dalam menilai sikap dengan lebih objektif dalam menentukan penilaian sikap siswa. Instrumen penilaian ranah sikap ini hanya dapat mengukur satu fokus objek sikap. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan objek sikap tentang sikap tanggungjawab peserta didik terhadap pelestarian lingkungan. Instrumen penilaian ranah sikap dengan skala Likert ini dianggap lebih objektif, karena siswa sendiri yang menentukan tingkat kecenderungan bersikap didalam skala Likert. Guru dapat memahami dan melihat sikap siswa dengan skor atau skala yang siswa pilih. Jika penilaian dilakukan dengan observasi seperti yang biasa guru gunakan, guru lebih memperhatikan tindakan siswa atau sesuatu yang siswa lakukan. Namun berdasarkan kesimpulan dari pengertian sikap, sikap merupakan kecenderungan bertindak. Jadi instrumen ini lebih menilai kecenderungan siswa dalam bertindak. Dan juga penilaian ini tidak dilakukan setiap hari. Penilaian sikap dengan instrumen ini hanya dilakukan pada setiap subtema pembelajaran. Karena sikap termasuk suatu kondisi yang konsisten dan perubahan sikap tidak terjadi secara pesat. Maka berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan lapangan, serta didukung dengan teori-teori tentang sikap dan penilaian, peneliti merancang instrumen ini hanya dilakukan setiap selesai pada subtema pembelajaran. Instrumen ini selain objektif dalam menilai siswa, namun juga memberikan kemudahan untuk guru dalam menilai sikap siswa. Memberikan kemudahan penilaian dan memberikan waktu yang lebih efisien dalam menilai sikap siswa.

  Pengembangan penilaian ranah sikap dengan skala Likert ini dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar yang didefinisikan objek sikapnya, kemudian berdasarkan definisi ini dibuat kisi-kisi penyusunan instrumen penilaian kikap. Lalu dibuat didalam skala Likert untuk mengukur sikap siswa dengan menggunakan pernyataan. Pengembangan ini layak digunakan, karena pengembangan ini telah melalui dua tahap uji coba, yaitu uji pakar dan uji terbatas atau uji pengguna (guru).

  Ahli penilaian memberi skor 76, yang merupakan kategori “Tinggi” untuk kualitasnya. Dalam presentase perhitungan mencapai nilai 76%. Dari hasil presentase tersebut dapat diketahui kualitas instrumen pengukuran sikap dengan menggunakan skala Likert sudah bagus. Mendapat respon posif karena merupakan pembaharuan dalam penilaian, memberikan kemudahan dan dapat mewakili kondisi sikap siswa.

  Sedangkan berdasarkan pengguna atau guru di lapangan, kualitas instrumen penilaian ranah sikap dengan menggunakan skala Likert mendapat skor 76,5. Skor tersebut menunjukan kategori “tinggi” dalam presentase 76,5%. Dan pengguna memberikan masukan bawha untuk skor penilaian nilai sikap dibuat dengan sistem kolom dan penulisan kisi-kisi perlu ditambahi kolom KD.

  Sedangkan produk akhir dari pengembangan ini berupa instrumen penilaian ranah sikap. Bagian yang pertama adalah kompetensi dasar yang didfinisikan. Setelah objek sikap didefinisikan secara detail lalu dibuat kisi- kisi yang didalamnya berupa komponen-komponen indikator objek sikap, komponen indikator dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur pernytaan favorable dan unfavorable. Pernyataan sikap yang dibuat ini mengandung tiga komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi dan konasi.

  Menandai pernyaataan favorable (+) dan unfavorable (-). Pernyataan

  

favorable adalah pernyataan yang mendukung atau memihak pada obyek

  sikap, pernyataan ini mengatakan hal yang bersifat positif. Dan pernyataan sikap yang berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap atau pernyataan

  

unfavorable , dan bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap obyek

sikap yang hendak diungkap.

  Lalu sebelum instrumen digunakan, maka instrumen diuji coba. Dalam dunia psikometri (pengukuran kawasan psikologis), uji coba instrumen hukumnya wajib. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keterandalan instrumen. Upayakan subjek uji coba memiliki karakteristik yang mirip dengan subjek aslinya.

  Maka setelah dilakukan uji coba, instrumen yang dubuat bisa di gunakan untuk mengukur sikap siswa pada kelas yang materinya mengenai objek sikap yang akan dinilai. Dalam penelitian ini peneliti mengukur sikap tanggung jawab terhadap lingkungan pada kelas lima semester dua. Dalam menentukan skor masing-masing pernyataan. Pemberian skor dalam penilaian ranah sikap dengan skala Likert dapat dilakukan dengan dua cara. Menurut Azwar (2011: 141), yaitu dengan cara menentukan skala deviasi normal dan menentukan nilai skala dengan cara sederhana. Karena keterbatasan waktu dalam penelitian, peneliti hanya mampu menyelesaikan pemberian skor sampai pada tahap penberian skor dangan cara sederhana. Yaitu untuk suatu pernyataan yang bersifat favorabel jawaban STS diberi 0, jawaban TS diberi nilai 1, jawaban E diberi nilai 2, jawaban S diberi nilai 3, dan jawaban SS diberi nilai

  4. Dan untuk pernyataan yang tak-favorabel, respons STS diberi nilai 4, TS diberi nilai 3, E diberi nilai 2, S diberi nilai 1 dan rspon SS diberi nilai 0. Cara penentuan nilai ini diberlakukan bagi semua pernyataan sikap yang ada.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Project Based Learning bagi Siswa Kelas V di SDN Tingkir Tengah 1 Semester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015

0 0 17

23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Project Based Learning bagi Siswa Kelas V di SDN Tingkir Tengah 1 Semester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengaruh Penempatan Perangkat Wi-Fi terhadap Persentase Konektifitas Jaringan Indoor dengan Metode RSSI ( Receive Signal Strength Indicator): Studi Kasus FTI UKSW

0 1 25

3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW

1 2 14

4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW

0 0 19

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL MATA PELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK SISWA SD KELAS 5

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Sikap dengan Menggunakan Skala Likert untuk Kelas V Semester 2 Berdasarkan Kurikulum 2013

0 0 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Sikap dengan Menggunakan Skala Likert untuk Kelas V Semester 2 Berdasarkan Kurikulum 2013

0 0 30

3.2. Definisi Konsep - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Sikap dengan Menggunakan Skala Likert untuk Kelas V Semester 2 Berdasarkan Kurikulum 2013

0 0 12