KNPM UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2013 STRA
STRATEGI BRAIN BASED LEARNING: ALTERNATIF STRATEGI
PEMBELAJARAN UNTUK MENYONGSONG KURIKULUM 2013
Ginanjar Abdurrahman, S.Sia; Mukti Sintawati, S.Sib
a
Program Studi Pendidikan Matematika PPS UNY, gigin_mipa06@yahoo.com
b
Program Studi Pendidikan Matematika PPS UNY, mukti_sinta@yahoo.com
Abstract: The success of the curriculum 2013 is determined by the
readiness of teachers in the learning process. Brain Based Learning strategy is one
alternative learning strategies that can be used by teachers. Brain Based Learning
offers a concept to create learning-oriented student’s efforts to maximize the
potential of the brain. The stages of Brain Based Learning i.e. pre-exposure
phase, preparation, initiation and acquisition, elaboration, incubation and memory,
verification and checking of confidence, and celebration and integration.
Keywords:
Curriculum of 2013, Brain Based Learning, Learning
Strategies.
Abstrak: Keberhasilan kurikulum 2013 ditentukan oleh kesiapan guru
dalam proses pembelajaran. Strategi Brain Based Learning merupakan salah satu
alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Brain Based
Learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan tujuan siswa yang
berorientasi pada pembelajaran untuk memaksimalkan potensi otak. Tahapan
Brain Based Learning yaitu tahapan pre-pemaparan, persiapan, inisiasi dan
akuisisi, elaborasi, inkubasi dan memori, verifikasi dan pengecekan keyakinan,
serta perayaan dan integrasi.
Kata Kunci: Kurikulum 2013, Brain Based Learning, Strategi
Pembelajaran.
Sejak
bergulir
wacana
namun pemerintah tetap memutuskan
implementasi kurikulum 2013 pada
untuk
awal tahun pelajaran 2013/2014,
2013.
berbagai kritik dan saran telah
melaksanakan
satu
alasan
pengembangan
kurikulum
2013
dilontarkan dari berbagai kalangan,
adalah
Programme
khususnya
International
praktisi
pendidikan,
Salah
kurikulum
hasil
Student
for
Assessment
(PISA)
yang
di
tahun
2009
Roger
Sperry
(Hernowo,
menempatkan Indonesia di peringkat
2008), menemukan dua belahan otak,
55
peserta
yaitu otak kiri dan otak kanan yang
PISA. Kriteria penilaian mencakup
berfungsi secara berbeda. Otak kiri
kemampuan kognitif dan keahlian
berpikir secara rasional, sedangkan
siswa membaca, matematika, dan
otak
sains. Hampir semua siswa Indonesia
emosional.
hanya menguasai materi pelajaran
tersebut, Dilip Mukerjea (Hernowo,
sampai level 3 saja dari 6 level.
2008:
Sementara siswa di negara maju
bahwa otak kreatif adalah otak kiri
maupun berkembang lainnya dapat
dan otak kanan yang bekerja sinergis.
menguasai pelajaran sampai level 4,
Dalam
5, bahkan 6.
penggunaan otak kiri dan otak kanan
dari
65
negara
kanan
Sejalan
68)
juga
tidak
ditentukan oleh kesiapan guru dalam
harus
proses
pembelajaran
Salah
satu
alternatif strategi pembelajaran yang
KAJIAN PUSTAKA
Peranan Otak dan Memori
dalam Pembelajaran
dengan
hal
pembelajaran,
dipisahkan,
keduanya
diseimbangkan
menjadi
agar
lebih
bermakna.
dapat digunakan oleh guru adalah
strategi Brain Based Learning.
bisa
secara
mengungkapkan
proses
Keberhasilan kurikulum 2013
pembelajaran.
berpikir
Otak juga sangat berperan
dalam
pembentukan
memori.
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa
Indonesia (Badudu & Zain, 1994:
885), memori adalah ingatan atau
daya
ingat.
Memori
ini
sangat
penting dalam pembelajaran. Semua
Triune Theory sebuah temuan
yang telah kita pelajari, baik secara
penting
sadar maupun tidak sadar, tersimpan
strategi pembelajaran brain based
dalam memori.
learning dan memberdayakan seluruh
Strategi
Brain
Based
merupakan
pembelajaran
Pada
tahun
1970,
Paul
McClean memperkenalkan konsep
Triune Theory yang menyatakan
bahwa otak manusia terdiri dari tiga
bagian
penting-otak
besar
(neokorteks), otak tengah (sistem
limbik), dan otak kecil (otak reptil).
Otak
besar
berbahasa,
berfungsi
berpikir,
memecahkan
untuk
mengembangan
potensi diri siswa. Brain Based
Learning
Learning
untuk
prinsip
yang diselaraskan
dengan cara otak yang di desain
secara
alamiah
(Jensen,
untuk
2008:12).
belajar
Brain Based
Learning
menawarkan
konsep
untuk
sebuah
menciptakan
pembelajaran yang berorientasi pada
upaya pemberdayaan potensi otak
siswa.
belajar,
masalah,
PEMBAHASAN
merencanakan, dan mencipta. Otak
Kecenderungan umum yang
tengah berfungsi untuk interaksi
terjadi di sekolah Indonesia adalah
sosial, emosional, dan ingatan jangka
pembelajaran tradisional yang hanya
panjang (long term memory). Otak
memfungsikan
kecil
bereaksi,
dimana pembelajaran bersifat teacher
mengulang,
centered dengan menjadikan siswa
berfungsi
naluriah,
untuk
mempertahankan diri, dan ritualis.
otak
kecil
saja,
sebagai objek pembelajaran dengan
aktifitas utamanya menghafal materi
apa yang mereka telah ketahui
pelajaran, mengerjakan tugas guru,
sebelumnya, memperkuat koneksi di
menerima hukuman jika melakukan
dalam
kesalahan, dan kurang mendapatkan
menggunakan peralatan, misalnya
penghargaan
organisator grafik, nyanyian, atau
terhadap
hasil
karyanya.
tradisional
tersebut, jika terus dipertahankan
akan membawa dampak buruk bagi
siswa, kondisi ini akan memunculkan
kegagalan
dan
mempertahankan diri. Siswa akan
merasa yang mereka kerjakan bukan
apa yang mereka inginkan.
Seorang
guru
disiapkan untuk
dalam segala
sebaiknya
membantu siswa
hal, dari perhatian
kemampuan
memori
(ingatan) siswa. Ketika mengajar,
apakah guru memulainya dengan
mengaktifkan
guru
merepresentasikan berpikir secara
visual, kinestetik, dan fonetik. Teknik
tersebut membutuhkan tempat dalam
sebuah kotak perlengkapan, dalam
hal ini, yaitu otak yang prima (pada
usia
yang
pengetahuan
awal?
yang membantu siswa membangun
terbaik
dalam
perkembangannya) untuk belajar.
Tracey
seorang guru kepada siswa sampai
peningkatan
Apakah
sajak? Strategi ini membantu siswa
Pembelajaran
sikap
otaknya.
Tokuhama-Espinosa
mempresentasikan lima kunci konsep
dalam topik yang dia bawakan.
Konsep
ini
memberikan
akses
kepada kita mengenai yang sedang
kita bicarakan, yaitu brain-based
learning:
1)Otak
manusia
unik
seperti halnya wajah, 2)Semua otak
tidak sama karena konteks dan
kemampuan
mempengaruhi
pembelajaran, 3)Otak bisa berubah
pemberdayaan potensi otak siswa.
karena pengalaman, 4)Otak sangat
Tiga strategi utama yang dapat
lentur,
mengkoneksikan
dikembangkan dalam implementasi
informasi baru dengan informasi
brain based learning (Sapa’at, 2009),
lama.
yaitu:
5)Otak
Strategi pembelajaran yang
efektif membantu siswa bergerak
menuju
Menurut
higher
order
neurologist
thinking.
yang
alih
profesi menjadi guru, Judy Willis,
MD
memaparkan
“Ketika
guru
memberikan siswa kesempatan untuk
menerapkan
pembelajaran,
khususnya melalui kegiatan yang
asli, bermakna terhadap siswa itu
sendiri, ingatan yang sebelumnya
hanya merupakan hafalan, berubah
menjadi bank ingatan yang saling
Pertama,
lingkungan belajar yang menantang
kemampuan berpikir siswa. Dalam
setiap kegiatan pembelajaran, seringseringlah guru memberikan soal-soal
materi pelajaran yang memfasilitasi
kemamuan berpikir siswa dari mulai
tahap
sampai
pengetahuan
tahap
tahapan
based
learning
menawarkan sebuah konsep untuk
menciptakan pembelajaran dengan
berorientasi
pada
upaya
menurut
berdasarkan
taxonomy blom. Soal-soal pelajaran
dikemas
semenarik
mungkin,
misalnya melalui teka-teki, simulasi
games, dan sebagainya, agar siswa
kemampuan
Brain
(knowledge)
evaluasi
berpikir
terbiasa
terkait satu sama lain.
menciptakan
mengembangkan
berpikirnya
dalam
konteks pemberdayaan otak. Kedua,
menciptakan
lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan.
Hindarilah situasi pembelajaran yang
yang aktif dan bermakna bagi siswa
membuat siswa merasa tidak nyaman
(active learning). Siswa dirangsang
dan
melalui kegiatan pembelajaran untuk
tidak
senang
terlibat
di
dalamnya. Lakukan pembelajaran di
dapat
luar kelas pada saat-saat tertentu,
melalui proses belajar aktif yang
iringi kegiatan pembelajaran dengan
mereka lakukan sendiri. Ciptakan
musik yang didesain secara tepat
situasi
sesuai kebutuhan kelas, lakukan
memungkinkan
kegiatan
badan
pembelajaran
dengan
membangun
pengetahuan
pembelajaran
siswa
seluruh
yang
anggota
beraktivitas
secara
diskusi kelompok yang diselingi
optimal (mata siswa untuk membaca,
dengan
permainan-permainan
tangan siswa menulis, kaki siswa
menarik dan upaya lainnya yang
bergerak mengikuti permainan dalam
mengeliminasi rasa tidak nyaman
pembelajaran,
pada
Howard
bertanya
berjudul
sebagainya). Merujuk pada konsep
siswa.
Gardner,
Menurut
dalam
Buku
dan
mulut
siswa
aktif
berdiskusi,
dan
Quantum Learning karya De Porter,
konstruktivisme
Bobbi,
keberhasilan belajar siswa ditentukan
&
Mike
Hernacki,
menyatakan bahwa seseorang akan
oleh
belajar dengan segenap kemampuan
membangun
apabila dia menyukai apa yang dia
pemahaman tentang suatu materi
pelajari dan dia akan merasa senang
pelajaran berdasarkan pengalaman
terlibat
belajar yang mereka alami sendiri.
di
menciptakan
dalamnya.
situasi
Ketiga,
pembelejaran
seberapa
pendidikan,
mampu
pengetahuan
mereka
dan
Strategi
Learning
Brain
untuk
Based
menyongsong
kurikulum 2013
2013 yang tematik integratif, guru
menciptakan
lingkungan
belajar yang menantang kemampuan
berpkir siswa, memberikan soal-soal
materi
memiliki
kompetensi
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang
Untuk menghadapi kurikulum
perlu
melalui strategi tersebut, siswa dapat
yang
memfasilitasi
jauh lebih baik, mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif.
Tahap-tahap
Pembelajaran
Brain
Based Learning (Jensen, 2008: 484):
a. Tahap Pra-Pemaparan
Fase ini memberikan ulasan
kemampuan berpikir siswa dari tahap
pada
pengetahuan sampai tahap evaluasi
pembelajaran
menurut
tahapan
berpikir
pemaparan membantu otak
berdasarkan
Taxonomy
Bloom.
membangun peta konseptual
alternatif
strategi
yang lebih baik.
Bertahukan pada
Salah
satu
pembelajaran yang dapat diterapkan
yaitu strategi pembelajaran brain
based learning, karena dalam strategi
ini,
menawarkan sebuah konsep
untuk
dengan
menciptakan
berorientasi
pembelajaran
pada
upaya
pemberdayaan potensi otak siswa.
Sesuai
dengan
perubahan
yang
diharapkan pada kurikulum 2013,
otak
tentang
baru.
Pra-
siswa
materi yang akan dipelajari
selanjutnya / buatlah mind
mapping dan tempelkan
pada papan tulis. Tujuan
dari informasi ini adalah
agar
siswa
mencari
informasi tentang materi
tersebut
sebelum
pembelajaran berlangsung.
Semakin
banyak
Rencanakanlah
strategi
informasi/ latar belakang
“membangun”
otak,
yang
misalnya
mereka
miliki
melakukan
semakin banyak koneksi
relaksasi atau peregangan
yang dapat mereka buat.
Temukanlah ketertarikan
setiap jam.
b. Tahap Persiapan
Otak dapat belajar paling baik
dan latarbelakang siswa,
dari
mulailah
dari
pengalaman
konkret
tempat
terlebih dahulu. Pada tahap
dimana siswa berada pada
ini,
dasar pengetahuan mereka.
Gunakan
sarana
guru
tujuan
menyampaikan
pembelajaran
pendukung / media belajar
penjelasan
yang penuh dengan warna.
materi yang akan dipelajari
Contohnya
dan
pada
materi
awal
dan
mengaitkannya
tentang
dalam
jaring-jaring dan model
kehidupan sehari-hari.
c. Tahap Inisiasi dan Akusisi
Tahap ini merupakan tahap
bentuk kubus dan balok
penciptaan koneksi atau pada
dengan warna-warna yang
saat
kubus dan balok, buatlah
menarik.
Doronglah
berhubungan. Sumber untuk
nutrisi
otak
yang baik, jika proses
pembelajaran berlangsung
lebih
dari
neuron-neuron
45
menit,
pastikan siswa mendapat
air minum yang cukup.
akusisi
ini
bisa
meliputi
diskusi, pengalaman praktis,
proyek-proyek kelompok, dll.
Pada tahap ini siswa diberi
permasalahan. Biarkan siswa
merasa kewalahan sementara,
hal ini akan diikuti dengan
sumber
belajar
seperti
buku, jurnal, internet, dll.
Setelah
kegiatan
antisipasi, keingintahuan, dan
pencarian untuk menemukan
makna bagi dirinya-sendiri.
Dalam proses pembelajaran,
bagi
siswa
berkelompok
tugas
atau
dan
secara
berikan
proyek
untuk
diselesaikan.
d. Tahap Elaborasi
Tahap ini memastikan siswa
tidak
hanya
mengulang
sekadar
informasi
berdiskusi, koordinasikan
siswa
untuk
mempresentasikan
diskusi
hasil
kelompok,
sedangkan peserta
didik
yang lain memperhatikan,
memberikan
dan
komentar
pendapat,
memberikan
atau
pertanyaan.
dari
Dari hasil presentasi ini,
fakta-fakta yang ada secara
diharapkan peserta didik
mekanik,
dapat menemukan jawaban
tetapi
juga
membangun jalur neural yang
yang
kompleks dalam otak mereka
permasalahan
sehingga
menghubungkan
dapat
subjek-
subjek menjadi bermakna.
Biarkan
siswa
tepat
diberikan.
e. Tahap
Inkubasi
dari
yang
dan
Memasukkan Memori
Tahap
ini
menekankan
pentingnya
waktu
untuk
mengeksplorasi
istirahat dan waktu untuk
permasalahan
yang
mengulang
kembali.
Otak
diberikan melalui sumberbelajar efektif dari waktu ke
waktu, bukan langsung dalam
evaluasi menurut tahapan
satu waktu.
Sediakan
berpikir
waktu
perenungan
taxonomy bloom.
Siswa membuat
tanpa
bimbingan
/
berdasarkan
untuk
tulisan
waktu
tentang apa yang sudah
istirahat.
Biarkan siswa melakukan
mereka pelajari (misalnya
artikel, rangkuman, essay,
peregangan / relaksasi.
Sediakan
waktu
dan
tempat bagi siswa untuk
dll).
g. Tahap perayaan dan integrasi
Dalam tahap ini sangat
mendengarkan musik.
penting
f. Tahap Verifikasi
Tahap ini penting untuk siswa
dan
guru.
melibatkan
emosi. Buatlah perayaan kecil
seperti bersorak atau tepuk
Pembelajaran
paling baik diingat oleh siswa
tangan
ketika
pelajaran.
mereka
untuk
memiliki
sebelum
menutup
model atau metafora yang
berkaitan
dengan
konsep/materi yang
Kesimpulan
telah
dipelajari.
Berikan soal-soal materi
1. Keberhasilan
kurikulum
2013
ditentukan oleh kesiapan guru
pelajaran
yang
memfasilitasi kemampuan
berpikir siswa dari mulai
tahap
pengetahuan
(knowledge) sampai tahap
dalam proses pembelajaran. Salah
satu
alternatif
pembelajaran
yang
strategi
dapat
digunakan
oleh
guru
adalah
strategi Brain Based Learning.
2. Tahap-tahap
Learning
Berbasis Kemampuan Otak: Cara
perencanaan
pembelajaran
yaitu
Brain
Based
tahap
Jensen, E. (2008). Pembelajaran
pra-
Baru
dalam
Pelatihan.
Pengajaran
Yogyakarta:
dan
Pustaka
Pelajar.
pemaparan, persiapan, inisiasi dan
Sapa’at, A. (2009). Brain Based
akuisisi, elaborasi, inkubasi dan
Learning.
memasukkan memori, verifikasi
http://matematika.upi.edu/index.php/
dan pengecekan keyakinan, dan
brain-based-learning/.
yang terakhir adalah perayaan dan
2013].
integrasi.
[Online].
Tersedia:
[20
Juni
http://www.kemdiknas.go.id/kemdik
bud/uji-publik-kurikulum-2013-4
[20 Juni 2013]
Daftar Rujukan
Badudu, J. S., & Zain, S. M. (1994).
Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hernowo. (2008). Menjadi Guru
yang Mau dan Mampu Mengajar
Secara
MLC.
Menyenangkan.
Bandung:
http://www.funderstanding.com/educ
ators/natural-learning-brainprinciples/ [15 Juni 2013]
PEMBELAJARAN UNTUK MENYONGSONG KURIKULUM 2013
Ginanjar Abdurrahman, S.Sia; Mukti Sintawati, S.Sib
a
Program Studi Pendidikan Matematika PPS UNY, gigin_mipa06@yahoo.com
b
Program Studi Pendidikan Matematika PPS UNY, mukti_sinta@yahoo.com
Abstract: The success of the curriculum 2013 is determined by the
readiness of teachers in the learning process. Brain Based Learning strategy is one
alternative learning strategies that can be used by teachers. Brain Based Learning
offers a concept to create learning-oriented student’s efforts to maximize the
potential of the brain. The stages of Brain Based Learning i.e. pre-exposure
phase, preparation, initiation and acquisition, elaboration, incubation and memory,
verification and checking of confidence, and celebration and integration.
Keywords:
Curriculum of 2013, Brain Based Learning, Learning
Strategies.
Abstrak: Keberhasilan kurikulum 2013 ditentukan oleh kesiapan guru
dalam proses pembelajaran. Strategi Brain Based Learning merupakan salah satu
alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Brain Based
Learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan tujuan siswa yang
berorientasi pada pembelajaran untuk memaksimalkan potensi otak. Tahapan
Brain Based Learning yaitu tahapan pre-pemaparan, persiapan, inisiasi dan
akuisisi, elaborasi, inkubasi dan memori, verifikasi dan pengecekan keyakinan,
serta perayaan dan integrasi.
Kata Kunci: Kurikulum 2013, Brain Based Learning, Strategi
Pembelajaran.
Sejak
bergulir
wacana
namun pemerintah tetap memutuskan
implementasi kurikulum 2013 pada
untuk
awal tahun pelajaran 2013/2014,
2013.
berbagai kritik dan saran telah
melaksanakan
satu
alasan
pengembangan
kurikulum
2013
dilontarkan dari berbagai kalangan,
adalah
Programme
khususnya
International
praktisi
pendidikan,
Salah
kurikulum
hasil
Student
for
Assessment
(PISA)
yang
di
tahun
2009
Roger
Sperry
(Hernowo,
menempatkan Indonesia di peringkat
2008), menemukan dua belahan otak,
55
peserta
yaitu otak kiri dan otak kanan yang
PISA. Kriteria penilaian mencakup
berfungsi secara berbeda. Otak kiri
kemampuan kognitif dan keahlian
berpikir secara rasional, sedangkan
siswa membaca, matematika, dan
otak
sains. Hampir semua siswa Indonesia
emosional.
hanya menguasai materi pelajaran
tersebut, Dilip Mukerjea (Hernowo,
sampai level 3 saja dari 6 level.
2008:
Sementara siswa di negara maju
bahwa otak kreatif adalah otak kiri
maupun berkembang lainnya dapat
dan otak kanan yang bekerja sinergis.
menguasai pelajaran sampai level 4,
Dalam
5, bahkan 6.
penggunaan otak kiri dan otak kanan
dari
65
negara
kanan
Sejalan
68)
juga
tidak
ditentukan oleh kesiapan guru dalam
harus
proses
pembelajaran
Salah
satu
alternatif strategi pembelajaran yang
KAJIAN PUSTAKA
Peranan Otak dan Memori
dalam Pembelajaran
dengan
hal
pembelajaran,
dipisahkan,
keduanya
diseimbangkan
menjadi
agar
lebih
bermakna.
dapat digunakan oleh guru adalah
strategi Brain Based Learning.
bisa
secara
mengungkapkan
proses
Keberhasilan kurikulum 2013
pembelajaran.
berpikir
Otak juga sangat berperan
dalam
pembentukan
memori.
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa
Indonesia (Badudu & Zain, 1994:
885), memori adalah ingatan atau
daya
ingat.
Memori
ini
sangat
penting dalam pembelajaran. Semua
Triune Theory sebuah temuan
yang telah kita pelajari, baik secara
penting
sadar maupun tidak sadar, tersimpan
strategi pembelajaran brain based
dalam memori.
learning dan memberdayakan seluruh
Strategi
Brain
Based
merupakan
pembelajaran
Pada
tahun
1970,
Paul
McClean memperkenalkan konsep
Triune Theory yang menyatakan
bahwa otak manusia terdiri dari tiga
bagian
penting-otak
besar
(neokorteks), otak tengah (sistem
limbik), dan otak kecil (otak reptil).
Otak
besar
berbahasa,
berfungsi
berpikir,
memecahkan
untuk
mengembangan
potensi diri siswa. Brain Based
Learning
Learning
untuk
prinsip
yang diselaraskan
dengan cara otak yang di desain
secara
alamiah
(Jensen,
untuk
2008:12).
belajar
Brain Based
Learning
menawarkan
konsep
untuk
sebuah
menciptakan
pembelajaran yang berorientasi pada
upaya pemberdayaan potensi otak
siswa.
belajar,
masalah,
PEMBAHASAN
merencanakan, dan mencipta. Otak
Kecenderungan umum yang
tengah berfungsi untuk interaksi
terjadi di sekolah Indonesia adalah
sosial, emosional, dan ingatan jangka
pembelajaran tradisional yang hanya
panjang (long term memory). Otak
memfungsikan
kecil
bereaksi,
dimana pembelajaran bersifat teacher
mengulang,
centered dengan menjadikan siswa
berfungsi
naluriah,
untuk
mempertahankan diri, dan ritualis.
otak
kecil
saja,
sebagai objek pembelajaran dengan
aktifitas utamanya menghafal materi
apa yang mereka telah ketahui
pelajaran, mengerjakan tugas guru,
sebelumnya, memperkuat koneksi di
menerima hukuman jika melakukan
dalam
kesalahan, dan kurang mendapatkan
menggunakan peralatan, misalnya
penghargaan
organisator grafik, nyanyian, atau
terhadap
hasil
karyanya.
tradisional
tersebut, jika terus dipertahankan
akan membawa dampak buruk bagi
siswa, kondisi ini akan memunculkan
kegagalan
dan
mempertahankan diri. Siswa akan
merasa yang mereka kerjakan bukan
apa yang mereka inginkan.
Seorang
guru
disiapkan untuk
dalam segala
sebaiknya
membantu siswa
hal, dari perhatian
kemampuan
memori
(ingatan) siswa. Ketika mengajar,
apakah guru memulainya dengan
mengaktifkan
guru
merepresentasikan berpikir secara
visual, kinestetik, dan fonetik. Teknik
tersebut membutuhkan tempat dalam
sebuah kotak perlengkapan, dalam
hal ini, yaitu otak yang prima (pada
usia
yang
pengetahuan
awal?
yang membantu siswa membangun
terbaik
dalam
perkembangannya) untuk belajar.
Tracey
seorang guru kepada siswa sampai
peningkatan
Apakah
sajak? Strategi ini membantu siswa
Pembelajaran
sikap
otaknya.
Tokuhama-Espinosa
mempresentasikan lima kunci konsep
dalam topik yang dia bawakan.
Konsep
ini
memberikan
akses
kepada kita mengenai yang sedang
kita bicarakan, yaitu brain-based
learning:
1)Otak
manusia
unik
seperti halnya wajah, 2)Semua otak
tidak sama karena konteks dan
kemampuan
mempengaruhi
pembelajaran, 3)Otak bisa berubah
pemberdayaan potensi otak siswa.
karena pengalaman, 4)Otak sangat
Tiga strategi utama yang dapat
lentur,
mengkoneksikan
dikembangkan dalam implementasi
informasi baru dengan informasi
brain based learning (Sapa’at, 2009),
lama.
yaitu:
5)Otak
Strategi pembelajaran yang
efektif membantu siswa bergerak
menuju
Menurut
higher
order
neurologist
thinking.
yang
alih
profesi menjadi guru, Judy Willis,
MD
memaparkan
“Ketika
guru
memberikan siswa kesempatan untuk
menerapkan
pembelajaran,
khususnya melalui kegiatan yang
asli, bermakna terhadap siswa itu
sendiri, ingatan yang sebelumnya
hanya merupakan hafalan, berubah
menjadi bank ingatan yang saling
Pertama,
lingkungan belajar yang menantang
kemampuan berpikir siswa. Dalam
setiap kegiatan pembelajaran, seringseringlah guru memberikan soal-soal
materi pelajaran yang memfasilitasi
kemamuan berpikir siswa dari mulai
tahap
sampai
pengetahuan
tahap
tahapan
based
learning
menawarkan sebuah konsep untuk
menciptakan pembelajaran dengan
berorientasi
pada
upaya
menurut
berdasarkan
taxonomy blom. Soal-soal pelajaran
dikemas
semenarik
mungkin,
misalnya melalui teka-teki, simulasi
games, dan sebagainya, agar siswa
kemampuan
Brain
(knowledge)
evaluasi
berpikir
terbiasa
terkait satu sama lain.
menciptakan
mengembangkan
berpikirnya
dalam
konteks pemberdayaan otak. Kedua,
menciptakan
lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan.
Hindarilah situasi pembelajaran yang
yang aktif dan bermakna bagi siswa
membuat siswa merasa tidak nyaman
(active learning). Siswa dirangsang
dan
melalui kegiatan pembelajaran untuk
tidak
senang
terlibat
di
dalamnya. Lakukan pembelajaran di
dapat
luar kelas pada saat-saat tertentu,
melalui proses belajar aktif yang
iringi kegiatan pembelajaran dengan
mereka lakukan sendiri. Ciptakan
musik yang didesain secara tepat
situasi
sesuai kebutuhan kelas, lakukan
memungkinkan
kegiatan
badan
pembelajaran
dengan
membangun
pengetahuan
pembelajaran
siswa
seluruh
yang
anggota
beraktivitas
secara
diskusi kelompok yang diselingi
optimal (mata siswa untuk membaca,
dengan
permainan-permainan
tangan siswa menulis, kaki siswa
menarik dan upaya lainnya yang
bergerak mengikuti permainan dalam
mengeliminasi rasa tidak nyaman
pembelajaran,
pada
Howard
bertanya
berjudul
sebagainya). Merujuk pada konsep
siswa.
Gardner,
Menurut
dalam
Buku
dan
mulut
siswa
aktif
berdiskusi,
dan
Quantum Learning karya De Porter,
konstruktivisme
Bobbi,
keberhasilan belajar siswa ditentukan
&
Mike
Hernacki,
menyatakan bahwa seseorang akan
oleh
belajar dengan segenap kemampuan
membangun
apabila dia menyukai apa yang dia
pemahaman tentang suatu materi
pelajari dan dia akan merasa senang
pelajaran berdasarkan pengalaman
terlibat
belajar yang mereka alami sendiri.
di
menciptakan
dalamnya.
situasi
Ketiga,
pembelejaran
seberapa
pendidikan,
mampu
pengetahuan
mereka
dan
Strategi
Learning
Brain
untuk
Based
menyongsong
kurikulum 2013
2013 yang tematik integratif, guru
menciptakan
lingkungan
belajar yang menantang kemampuan
berpkir siswa, memberikan soal-soal
materi
memiliki
kompetensi
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang
Untuk menghadapi kurikulum
perlu
melalui strategi tersebut, siswa dapat
yang
memfasilitasi
jauh lebih baik, mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif.
Tahap-tahap
Pembelajaran
Brain
Based Learning (Jensen, 2008: 484):
a. Tahap Pra-Pemaparan
Fase ini memberikan ulasan
kemampuan berpikir siswa dari tahap
pada
pengetahuan sampai tahap evaluasi
pembelajaran
menurut
tahapan
berpikir
pemaparan membantu otak
berdasarkan
Taxonomy
Bloom.
membangun peta konseptual
alternatif
strategi
yang lebih baik.
Bertahukan pada
Salah
satu
pembelajaran yang dapat diterapkan
yaitu strategi pembelajaran brain
based learning, karena dalam strategi
ini,
menawarkan sebuah konsep
untuk
dengan
menciptakan
berorientasi
pembelajaran
pada
upaya
pemberdayaan potensi otak siswa.
Sesuai
dengan
perubahan
yang
diharapkan pada kurikulum 2013,
otak
tentang
baru.
Pra-
siswa
materi yang akan dipelajari
selanjutnya / buatlah mind
mapping dan tempelkan
pada papan tulis. Tujuan
dari informasi ini adalah
agar
siswa
mencari
informasi tentang materi
tersebut
sebelum
pembelajaran berlangsung.
Semakin
banyak
Rencanakanlah
strategi
informasi/ latar belakang
“membangun”
otak,
yang
misalnya
mereka
miliki
melakukan
semakin banyak koneksi
relaksasi atau peregangan
yang dapat mereka buat.
Temukanlah ketertarikan
setiap jam.
b. Tahap Persiapan
Otak dapat belajar paling baik
dan latarbelakang siswa,
dari
mulailah
dari
pengalaman
konkret
tempat
terlebih dahulu. Pada tahap
dimana siswa berada pada
ini,
dasar pengetahuan mereka.
Gunakan
sarana
guru
tujuan
menyampaikan
pembelajaran
pendukung / media belajar
penjelasan
yang penuh dengan warna.
materi yang akan dipelajari
Contohnya
dan
pada
materi
awal
dan
mengaitkannya
tentang
dalam
jaring-jaring dan model
kehidupan sehari-hari.
c. Tahap Inisiasi dan Akusisi
Tahap ini merupakan tahap
bentuk kubus dan balok
penciptaan koneksi atau pada
dengan warna-warna yang
saat
kubus dan balok, buatlah
menarik.
Doronglah
berhubungan. Sumber untuk
nutrisi
otak
yang baik, jika proses
pembelajaran berlangsung
lebih
dari
neuron-neuron
45
menit,
pastikan siswa mendapat
air minum yang cukup.
akusisi
ini
bisa
meliputi
diskusi, pengalaman praktis,
proyek-proyek kelompok, dll.
Pada tahap ini siswa diberi
permasalahan. Biarkan siswa
merasa kewalahan sementara,
hal ini akan diikuti dengan
sumber
belajar
seperti
buku, jurnal, internet, dll.
Setelah
kegiatan
antisipasi, keingintahuan, dan
pencarian untuk menemukan
makna bagi dirinya-sendiri.
Dalam proses pembelajaran,
bagi
siswa
berkelompok
tugas
atau
dan
secara
berikan
proyek
untuk
diselesaikan.
d. Tahap Elaborasi
Tahap ini memastikan siswa
tidak
hanya
mengulang
sekadar
informasi
berdiskusi, koordinasikan
siswa
untuk
mempresentasikan
diskusi
hasil
kelompok,
sedangkan peserta
didik
yang lain memperhatikan,
memberikan
dan
komentar
pendapat,
memberikan
atau
pertanyaan.
dari
Dari hasil presentasi ini,
fakta-fakta yang ada secara
diharapkan peserta didik
mekanik,
dapat menemukan jawaban
tetapi
juga
membangun jalur neural yang
yang
kompleks dalam otak mereka
permasalahan
sehingga
menghubungkan
dapat
subjek-
subjek menjadi bermakna.
Biarkan
siswa
tepat
diberikan.
e. Tahap
Inkubasi
dari
yang
dan
Memasukkan Memori
Tahap
ini
menekankan
pentingnya
waktu
untuk
mengeksplorasi
istirahat dan waktu untuk
permasalahan
yang
mengulang
kembali.
Otak
diberikan melalui sumberbelajar efektif dari waktu ke
waktu, bukan langsung dalam
evaluasi menurut tahapan
satu waktu.
Sediakan
berpikir
waktu
perenungan
taxonomy bloom.
Siswa membuat
tanpa
bimbingan
/
berdasarkan
untuk
tulisan
waktu
tentang apa yang sudah
istirahat.
Biarkan siswa melakukan
mereka pelajari (misalnya
artikel, rangkuman, essay,
peregangan / relaksasi.
Sediakan
waktu
dan
tempat bagi siswa untuk
dll).
g. Tahap perayaan dan integrasi
Dalam tahap ini sangat
mendengarkan musik.
penting
f. Tahap Verifikasi
Tahap ini penting untuk siswa
dan
guru.
melibatkan
emosi. Buatlah perayaan kecil
seperti bersorak atau tepuk
Pembelajaran
paling baik diingat oleh siswa
tangan
ketika
pelajaran.
mereka
untuk
memiliki
sebelum
menutup
model atau metafora yang
berkaitan
dengan
konsep/materi yang
Kesimpulan
telah
dipelajari.
Berikan soal-soal materi
1. Keberhasilan
kurikulum
2013
ditentukan oleh kesiapan guru
pelajaran
yang
memfasilitasi kemampuan
berpikir siswa dari mulai
tahap
pengetahuan
(knowledge) sampai tahap
dalam proses pembelajaran. Salah
satu
alternatif
pembelajaran
yang
strategi
dapat
digunakan
oleh
guru
adalah
strategi Brain Based Learning.
2. Tahap-tahap
Learning
Berbasis Kemampuan Otak: Cara
perencanaan
pembelajaran
yaitu
Brain
Based
tahap
Jensen, E. (2008). Pembelajaran
pra-
Baru
dalam
Pelatihan.
Pengajaran
Yogyakarta:
dan
Pustaka
Pelajar.
pemaparan, persiapan, inisiasi dan
Sapa’at, A. (2009). Brain Based
akuisisi, elaborasi, inkubasi dan
Learning.
memasukkan memori, verifikasi
http://matematika.upi.edu/index.php/
dan pengecekan keyakinan, dan
brain-based-learning/.
yang terakhir adalah perayaan dan
2013].
integrasi.
[Online].
Tersedia:
[20
Juni
http://www.kemdiknas.go.id/kemdik
bud/uji-publik-kurikulum-2013-4
[20 Juni 2013]
Daftar Rujukan
Badudu, J. S., & Zain, S. M. (1994).
Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hernowo. (2008). Menjadi Guru
yang Mau dan Mampu Mengajar
Secara
MLC.
Menyenangkan.
Bandung:
http://www.funderstanding.com/educ
ators/natural-learning-brainprinciples/ [15 Juni 2013]