PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN DRIIL
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran Di
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan adalah
masih
rendahnya
daya
serap
peserta
didik.
Hal
ini
berdasarkan hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih
sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan
hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional
dan tidak menyatunya dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar).
Dalam
arti
yang
lebih
substansial,
bahwa
proses
pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara
mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.
Dipihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis
penelitian terhadap rendahnya hasil belajar pada peserta
didik, hal tersebut disebabkan karena rendahnya peran serta
orang tua anak didik, lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif,
minimnya berbagai sarana pelatihan pengembangan, proses
2
pembelajaran
tradisional.
yang
didominasikan
Pembelajaran
oleh
cenderung
pembelajaran
teacher-centered,
sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih
suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan
alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep
yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Masalah ini
banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di
kelas. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu startegi
pembelajaran aktif/active learning ( belajar aktif ) yang dapat
membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
upaya
meningkatkan
hasil
belajar
yang
diharapkan maka guru bukan hanya sekedar mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana
membantu siswa supaya dapat belajar, guru bukan lagi orang
yang paling tahu, guru tidak lagi menjadi pemeran sentral
dalam proses pembelajaran. namun guru sebagai fasilitator,
guru
merupakan
pendamping
siswa
dalam
pencapaian
kompetensi dasar. Agar proses belajar mengajar berjalan
lancar, maka tugas guru adalah membantu siswa dalam
mencapai tujuannya. Guru diharapkan dapat memilih dan
menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang dapat
menyebabkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
3
fisik, maupun sosial, disesuaikan dengan kekhasan konsep,
pokok dan sub pokok bahasan dan tahap perkembangan
berfikir siswa.
Salah
satu
upaya
yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ini adalah melalui “Pengaruh
penggunaan metode latihan (driil) terhadap peningkatan hasil
belajar mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul
Khairaat Kota Tarakan “, sehingga siswa dapat mencapai atau
menguasai kompetensi dasar dengan kriteria ketuntasan
minimal yang ditetapkan.
B.
Rumusan Masalah dan Hipotesis
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah ada pengaruh penggunaan metode
latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan ?
Adapun
hipotesis
permasalahan
atau
jawaban
sementara
terhadap
adalah: ada pengaruh penggunaan metode
latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan.
4
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah : Ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode
latihan
(driil)
terhadap
peningkatan
hasil
belajar
mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan.
D.
Definisi Operasional
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.1
Metode latihan (driil)
untuk
adalah suatu cara mengajar yang baik
menanamkan
kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
Juga
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang
baik.2
Hasil belajar adalah mencakup peringkat dan tipe prestasi
belajar, kecepatan belajar dan hasil efektif. 3
E.
Alasan Memilih Judul
1
Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003).
2
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Direktorat jenderal
pembinaan kelembagaan Agama Islam dan universitas terbuka, 1992), hal.
152.
3
Rasyid Harun, Mansyur, Penilaian Hasil Belajar. (Baandung: Cv.Wacana
Prima, 2009), hal.13.
5
Ada
beberapa
alasan
memilih
judul
yang
dapat
penulis
kemukakan tentang dipilihnya judul antara lain:
1. Metode
latihan
(driil)
dapat
menanamkan
kebiasaan-
kebiasaan yang baik agar memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan,
kesempatan
dan
keterampilan
untuk
meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.
2. Hasil belajar adalah penentuan tingkat penguasaan siswa
terhadap pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
F.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian ini adalah:
1. Sebagai gambaran tentang penggunaan metode latihan (dril)
dalam meningkatkan hasil belajar mata pelejaran Fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat.
2. Sebagai sumbangan hasanah ilmu pengetahuan di STAIN
Samarinda.
3. Sebagai informasi awal bagi yang ingin melakukan penelitian
lanjut.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan dan menganalisis penelitian ini, penulis
tulis dalam enam bab, dengan penjelasan sebagai berikut :
Bab pertama adalah pendahuluan dengan menyajikan latar
belakang masalah, rumusan masalah dan hipotesis, tujuan
6
penelitian, definisi operasional, alasan memilih judul, manfaat
dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab kedua adalah landasan teori yang menyajikan tentang
pengertian metode pembelajaran, macam-macam metode
pembelajaran,
langkah-langkah
netode
pembelajaran,
pengertian pendidikan agama islam, materi bidang studi
pendidikan agama islam dan mendidik anak menurut konsep
islam.
Bab ketiga adalah metode penelitian dengan menyajikan
populasi dan sampel, jenis penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
Bab keempat adalah hasil penelitian dengan menyajikan
tentang
gambaran
umum
Madrasah
Ibtidaiyah
Sabilul
Khairaat Kota Tarakan, keadaan guru dengan tata usaha,
keadaan siswa, sarana dan prasarana, kegiatan program kerja
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat, penggunaan metode
latihan (driil), hasil belajar pendidikan agama islam.
Bab kelima adalah analisis data serta ditutup bab keenam
dengan membahas simpulan dan saran-saran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah Cara yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas sebagai
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan atau cara yang didalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik guru
maupun bagi siswa, makin baik metode yang dipake makin
efektif pula pencapaian tujuan.
4
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang caracara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau
instruktur. Atau teknik penyajian yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok,
agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh siswa dengan baik.5
4
(http://education-mantap.blogspot.com/selasa 15 fenruari 2011/
pengertian-strategi-metode- dan teknik.html).
5
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Op.Cit, hal 136.
8
Metode Pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan
yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak didik
kita. Karena ia merupkan kunci sukses untuk menggapai masa
depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan
wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi yang pada akhirnya
dapat berguna bagi bangsa, Negara dan agama.
Melihat
peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan, dengan harapan
proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan
tidak membosankan.6
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa
secara aktif dalam upayah memperoleh kemampuan hasil
belajar.
Metode
pembelajaran
yang
dipilih
tentunya
menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru
seharusnya memikirkan bagaimana metode yang membuat
siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal
dapat dicapai jika siswa aktif di bawah bimbingan guru yang
aktif pula.7
6
(http://nadhirin.blogspot.com/ selasa 15 februari 2011/ metodepembelajaran efektif.html).
7
Sumiati, Asra, metode pembelajaran,(Bandung:cv wacana
prima,2009), hal 92-96.
9
Untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran
suatu materi
pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang
tepat.
Ketepatan
penggunaan
metode
pembelajaran
tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan
beberapa factor, yaitu :
a. Kesesuaian
metode
pembelajaran
dengan
tujuan
metode
pembelajaran
dengan
materi
pembelajaran
b. Kesesuaian
pembelajaran
c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru
d. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa
e. Kesesuaian
metode
pembelajaran
dengan
sumber
dan
fasilitas tersedia
f. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondisi
belajar mengajar
g. Kesesuaian
metode
pembelajaran
dengan
waktu
yang
tersedia
h. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar
B. Macam- macam Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran
mempertimbangkan
sangat
apakah
beraneka
suatu
ragam.
metode
Dengan
pembelajaran
cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu,
metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa
10
secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil
belajar.
Metode
menghindari
pembelajaran
upaya
yang
penuangan
dipilih
ide
tentunya
kepada
siswa
sebagaimana terjadi dalam pembelajaran dengan pendekatan
imposisi.
Setiap metode pembelajaran mempunyai kesesuaian dengan
bentuk-bentuk belajar tertentu. Pertimbangan untuk memilih
metode pembelajaran disamping didasarkan atas kepentingan
pencapaian tujuan, juga kesesuaian dengan bentuk belajar
tersebut.
Proses
pembelajaran
menuntut
guru
untuk
mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi.
Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang
relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan
metode pembelajaran tersebut, baik ketetapannya maupun
tata
caranya.
Berikut
ini
ada
beberapa
metode
pembelajaran,dengan harapan dapat dijadikan gambaran
minimal untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, diantaranya yaitu:
1. Metode ceramah
Menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat
ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.
11
Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa
melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang Metode Ceramah
(Preaching Method), yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi,
dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan.
12
2. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah digabung dengan metode lainnya.
Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus
yaitu :
a.
Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan
tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b.
Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan
pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi
pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi
tugas.
c.
Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan
materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
3. Metode percobaan (Experimental method)
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
13
percobaan.
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan
tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi.
Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
14
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
(b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
(c) Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
(e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
15
Prosedur eksperimen menurut adalah :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan
ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses
yang
dialaminya
itu.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut :
16
Kelebihan metode eksperimen :
(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
(b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
(b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
(d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
Metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran
sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang
dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.
Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam
struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk
17
melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat
diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk
belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa
belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan
demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang
diperoleh
selama
pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap
sebagai Berikut :
(1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan
yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi
fisika yang akan dipelajari.
(2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
(3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
(4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal
18
yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa
diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,
selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan
konsep yang telah dipelajari.
(6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk
memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan
pokok bahasan .
Metode Eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah
yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip
metode ilmiah.
4.
Metode latihan ( Drill method )
Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa penda-pat
memiliki arti sebagai berikut;
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
19
b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anakanak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan
sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Dari
beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill
(latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan
melatih
siswa
agar
menguasai
pelajaran
dan
terampil.Dari
segi
pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan
secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa
disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu
ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan
melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak
itu.Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan.
Sedangkan dalam strategi belajar mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini
biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,
mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam
olah raga.
Metode latihan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan untuk melihat bagaimana cara melakukan sesuatu, bagaimana
cara menggunakannya, untuk apa dilakukan, apa manfaatnya dan sebagainya.
20
Kelebihan metode latihan sebagai berikut :
a. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan
metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentrasi dalam pelaksanaannya.
c. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit menjadi lebih otomatis
Kekurangan
metode
latihan
keterampilan
sebagai
berikut
:
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih
banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
b. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena anak didik lebih banyak
ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara
otomatis, tanpa menggunakan inteligensi.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang menonton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme karena anak didik lebih banyak dilatih
menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.
Cara mengatasi kekurangan-kekurangan metode latihan (Driil), ada bermacammacam usaha yang dapat dilakukuan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
metode latihan ini, seperti :8
a. Latihan hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis
b. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya :
8
H. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar , Op. Cit, hal. 153.
21
1. Jelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut
2. Agar murid dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan anak didik
3. Anak didik perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk
melengkapi belajar
c. Masa latihan secara relative harus singkat, tetapi harus sering dilakukan pada
waktu-waktu tertentu
d. Latihan harus menarik, gembira dan tidak membosankan
e. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan
individual.
1. Tingkat kecakapan yang diterima pada satu saat tidak perlu sama
2. Perlu diberikan latihan dalam rangka menambah latihan kelompok.
Perorangan
Langkah-langkah dalam melaksanakan latihan untuk belajar verbal maupun
belajar keterampilan sebagai berikut:9
a. Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip atau aturan yang
menjadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan duilatihkan.
b. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan
benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal
yang dipertunjukkan adalah pengucapan dan penulisan kata atau kalimat.
c. Jika belajar dilakukan dengan kelompok atau klasik, guru dapat meminta salah
seorang siswa untuk menirukan apa yang telah dilakukan guru, sementara
siswa lain memperhatikan.
9
Sumiati, Asra, metode pembelajaran, , Op. Cit, hal.105.
22
d. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru sehingga
tercapai hasil belajar sesuai dengan tujuan.
C. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dibagi menjadi dua tahap. Setiap tahapan meliputi
langkah-langkah kerja khusus.10
Tahapan pertama, pelaksanaan pembelajaran melalui lima tahap, tahapan ini
dilaksanakan
dengan
langkah-langkah
sebagai
berikut:
1. Penentuan tujuan instruksional. Berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif, dan
psikomotorik yang telah ditentukan untuk jangka waktu satu semester.
2. Menyusun tabel spesifikasi satuan bahasan atau silabus. Tabel ini memuat
satuan-satuan bahasan yang akan disampaikan
3. Pengecekan tabel spesifikasi/ silabus dan penentuan tujuan instruksional
yang disesuaikan dengan Standat Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
pembagian waktu.
4. Penentuan alat untuk memeriksa hasil akhir belajar
5. Penentuan standar prilaku yang merupakan indikator tingkat penguasaan
bahan oleh siswa.
Tahap kedua, merencanakan satuan pelajaran yang memungkinkan semua siswa
atau mahasiswa dapat dan mau belajar tuntas. Langkah-langkah kegiatannya
adalah sebagai berikut:
10
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/senin.20 juni
2011/langkah-langkah
pembelajaran.
23
1. Mengidentifikasi satuan pelajaran. Setian satuan pelajaran hanya
memuat satu himpunan indikator dan beberapa tujuan yang hendak dicapai.
2. Membuat tabel spesifikasi satuan bahasan. Tabel ini merupakan rincian
bahan sebagai dasar usaha pengembangan lebih lanjut.Tbel ini memuat
materi pembelajaran
3. Perencanaan kegiatan belajar mengajar atau skenario pembelajaran.
Dimulai dari apersepsi, kegiatan inti yaitu menjelaskan materi pelajaran,
tanya jawab, refleksi sampai kepada evaluasi untuk mengukur tuntas
tidaknya pelajaran saat itu, kemudian penutupan pada proses
pembelajaran.
4. Pemberian tugas tambahan agar lebih menguatkan lagi penguasaan materi
pembelajaran.
17 Langkah pembelajaran disusun dalam dua tahap, yaitu pra
kegiatan pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan
pembelajaran menggambarkan hal yang perlu dipersiapkan dan rencana
kegiatan. Detil kegiatan menggambarkan secara rinci aktifitas pembelajaran
yang tercantum dalam rencana kegiatan.
D. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum peneliti membicarakan lebih jauh tentang pengertian
pendidikan agama Islam, alangkah baiknya kalau lebih dahulu
peneliti
menjabarkan
apa
sebenarnya
arti
pendidikan.
Menurut pakar-pakar baik secara etimologis atau termenologi.
24
Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani
“paedagogike” ini adalah majemuk yang terdiri dari kata
“paes ” yang berarti “anak” dan kata “ago” yang berarti:“aku
memberikan
bimbingan”.
Jadi
paedagogike
berarti
aku
membimbing anak. Orang yang pekerjaannya membimbing
anak dengan maksud membawanya ketempat belajar, dalam
bahasa Yunani di sebut “paedagogos”. Jika kata ini diartikan
secara
simbolis,
maka
perbuatan
membimbing
seperti
dikatakan di atas itu, merupakan inti perbuatan mendidik
yang tugasnya hanya membimbing saja, dan kemudian pada
saat itu harus melepaskan anak itu kembali (ke dalam
masyarakat). Dari definisi yang telah disebutkan di atas
adalah sebagai barometer untuk mendefinisikan pendidikan
agama
Islam.
Mengapa
demikian?
karena
dalam
perkembangannya di Indonesia bahwa pendidikan agama
Islam secara kurikulum berada pada sub bagian dari bagian
pendidikan umum. Oleh karena itu, peneliti mendefinisikan
terlebih dahulu pengertian pendidikan secara umum, setelah
itu membicarakan definisi pendidikan agama islam.Pengertian
pendidikan agama Islam yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan agama Islam yang telah dikutip oleh Abdul Majid,
et., adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
25
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk
menghormati
hubungannya
dengan
penganut
agama
kerukunan
antar
lain
umat
dalam
beragama
hingga wujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut
Zakiyah Darajat yang terdapat dalam pendidikan agama Islam
Berbasis kompetensi, pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
11
Definisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam Kurikulum
2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam SD dan MI adalah:"Pendidikan agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk
mengenal,
memahami,
menghayati,
mengimani,
bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman."menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami
11
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/Senin,8/8/2011/pengertian-pendidikan-agama- islam.
26
ajaran
Islam
(knowing),
terampil
melakukan
atau
mempraktekkan ajaran Islam (doing), dan mengamalkan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).12
E. Materi Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Materi dalam
dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam adalah
meliputi lima aspek materi PAI yaitu Al qur’an Hadits, Akidah
Ahlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.
Adalah sebagai berikut:
13
1. Mata pelajaran Al Qura’an Hadits
Mata pelajaran Al Qura’an Hadits adalah bagian dari mata
pelajaran
Fiqih
dimaksudkan
pada
untuk
Madrasah
Ibtidaiyah
memberikan
motivasi,
(MI)
yang
bimbingan,
pemahaman, kemampuan dan penghayatan Ahlakterhadap isi
yang terkandung dalam terhadap isi yang terkandung dalam
Al Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam
prilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa
kepada Allah SWT.
12
http//islamblogku.blogspot.com/jumat/04/08/2011/pengertian-dantujuanpendidikan-agama-1274.html.
13
Direktorat jenderal kelembagaan agama islam depertamen agama
RI, Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah,(Jakarta: Departemen Agama RI, 2006),
hal. 13-15, 23-27, 37-39, 45-47, 85-86.
27
Sesuai dengan kerangka pikir diatas, kurikulum Ahlak terhadap
isi yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadits Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan sebagai
berikut:
a. Lebih menitik beratkan target kompetensi dan penguasaan
materi
b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber
daya
pendidikan yang tersedia
c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana
pendidikan di
lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Pembelajaran Al Qur’an dan Hadits di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada
peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan
menggemari
Al Qur’an dan Hadits serta menanamkan
pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayatayat Al Qur’an dan Hadits untuk mendorong, membina dan
membimbing
ahlak
dan
prilaku
peserta
didik
agar
berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayatayat Al Qur’an dan Hadits.
28
Mata pelajaran Al Qur’an dan Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah
(MI) berfungsi:
a. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik membaca
dan menulis Al Qur’an dan Hadits.
b. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan
kegemaran untuk membaca Al Qur’an dan Hadits.
c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits dalam
prilaku peserta didik sehari-hari.
d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan
pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTS).
Ruang lingkup pengajaran Al Qur’an dan Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) meliputi:
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an
b. Hafalan surat-surat pendek
c. Pemahaman kandungan surat-surat pendek
d. Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang
tua, persaudaraan, silaturrahmi, taqwa, menyayangi anak
yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal
shaleh
TABEL I
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN AL QUR’AN DAN HADITS
29
Kompetensi yg
No
1
1.
Bentuk
Materi
diuji
penilai
3
4
Melafalkan Al Lisan
2
AL QUR’AN
1. Hafalan
surat-
surat Pendek
a. Surat al-Fatihah
b. Surat an-Naas
c. Surat al-Falaq
d. Surat al-Ikhlas
e. Surat al-Lahab
f. Surat an-Nashr
g. Surat al-Kafirun
h. Surat al-Kautsar
i. Surat al-Maun
j. Surat al-Quraisy
k. Surat al-Fiil
l. Surat al-Humazah
m. Surat al-Ashr
n. Surat al-Takatsur
o. Surat al-Qariah
p. Surat al-Zalzalah
q. Surat at-Tiin
2. Terjemahan/
Qur’an
dengan
Tertulis
fasih
dan benar
dan
unjuk
kerja
30
Kandungan Surat
Menerjemahk
a. Surat al-Fatihah
an Al Qur’an Lisan
b. Surat al-Ikhlas
dengan benar
c. Surat al-Lahab
Memahami
Tertulis
dan
d. Surat an-Nashr
pokok
unjuk
e. Surat al-Kafirun
kandungan
kerja
f. Surat al-Kautsar
ayat-ayat
g. Surat al-Maun
Qur’an
h. Surat al-Takatsur
i. Surat Qadar
3. Tajwid
a. Alif
Lam
Qamariyah
b. Alif Lam Syamsiah
Membaca
c. Hukum Nun Mati
Qur’an
Lisan
dengan tajwid
Tertulis
dan Tanwin
d. Qalqalah
Membaca
e. Hukum Mim Mati
Qur’an
f. Waqaf
dengan
g. Mad
dan benar
h. Syiddah
4. Menulis
pisah
huruf
dan
al-
al
dan
Praktek
baik
31
sambung
Menulis ayat5. Qira’ati 1-6
2.
ayat al Qur’an Tertulis
dengan benar
Melafalkan
HADITS, tentang:
dan membaca
a. Niat
al Qur’an
b. Amal Shaleh
Melafalkan
dan
unjuk
kerja
Lisan
c. Persaudaraan
dan membaca
dan
d. Silaturrahmi
Hadits
unjuk
e. Menyayangi Anak Memahami
Yatim
pokok-pokok
f. Shalat Berjamaah
kandungan
g. Kebersihan
Hadits
h. Taqwa
Menghafal
i. Orang munafik
hadits dengan
j. Menghormati
lancar
Orang Tua
kerja
Lisan
Tertulis
Lisan
dan
unjuk
kerja
2. Mata pelajaran Akidah Akhlak
32
Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya dasar dan terencana
dalam
menyiapkan
peserta
didik
untuk
mengenal,
memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan
merealisasikannya
kehidupan
dalam
sehari-hari
prilaku
melalui
akhlak
mulia
kegiatan
dalam
bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan.
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang
keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan
aqidah disatu sisi dan peningkatan toleransi serta saling
menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka
mewujudkan satu kesatuan dan persatuan bangsa.
Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan
dalam
akhlaknya
yang
terpuji,
melalui
pemberian
dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengmalan serta
pengalaman peserta didik tentang akidah dan akhlak Islam,
sehingga
menjadi
berkembang
dan
manusia
meningkat
yang
muslim
kualitas
yang
keimanan
terus
dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
33
Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
berfungsi untuk:
a. Penanaman nilai dan ajaran islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat
b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta
pengembangan
mungkin,
akhlak
melanjutkan
mulia
peserta
pendidikan
didik
yang
seoptimal
lebih
dahulu
dilaksanakan dalam keluarga
c. Penyesuain diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial dengan bekal Aqidah Akhlak
d. Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama islam
dalam kehidupan sehari-hari
e. Pencegahan
peserta
didik
dari
hal-hal
negatif
dari
lingkungannya atau dari budaya asing yang dihadapinya
sehari-hari
f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan
akhlak, serta sistem fungsionalnya
g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak
pda jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak meliputi:
a. Aspek Keimanan
34
Aspek keimanan ini meliputi sub-sub aspek: Iman kepada Allah
SWT, dengan alasan pembuktian yang sederhana, menyakini
rukun iman kepada malaikat, menyakini rukun iman kepada
kitab-kitab Allah, serta memahami dan menyakini rukun iman
kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, iman kepada
qada dan qadar Allah.
b. Aspek Akhlak
Aspek
akhlak
yang
meliputi:
akhlak
dirumah,
akhlak
di
madrasah, akhlak diperjalanan, akhlak dalam keadaan bersin,
menguap, dan meludah, akhlak dalam bergaul dengan orang
yang lebih lemah, akhlak dalam membantu dan menerima
tamu,
akhlak pribadi/krakter pribadi yang terpuji, akhlak
terhadap orang yang sakit, syukur nikmat.
c. Aspek Kisah Keteladanan
Aspek kisah ketealdanan yang meliputi: keteladanan Nabi
Muhammad SAW, kisah Nabi Musa dan Nabi Yususf As, kisah
Masyitah, dan Ashabul Kahfi dan i’tibar dari kisah raja
Namrudz dan Fir’aun.
TABEL II
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Bentuk
No
Materi
Kompetensi yang diujikan
penilaian
35
1
1.
2
Rukun Iman
3
adanya
1. Menyakini
4
Allah Tertulis
melalui pengenalan rukun
iman
Tertulis
2. Mengenal
Allah
sifat-sifat
Allah
melalui
dalam Tertulis
Asmaul Husnah
3. Menyebutkan
sifat-sifat Tertulis
yang dimiliki Rasulullah
2.
Kisah-kisah
teladan
4. Menjelaskan
mahluk
adanya Unjuk kerja
ghaib
selain
Malaikat
1. Meneladani
prilaku
sikap
tokoh
dan Unjuk kerja
tertentu
dalam kisah yang erdapat
dalam Al-Qur’an
2. Mencintai dan meneladani Unjuk kerja
tokoh-tokoh
3.
Adab
Islam
berakhlak
yang
mulia Tertulis
(keteguhan
dan Unjuk kerja
kecerdasan Nabi Ibrahim
As)
3. Meneladani
Unjuk kerja
sikap
dan
36
prilaku para tokoh Islam
1. Menjelaskan
adab
ketika
beribadah
Unjuk kerja
2. Membiasakan
diri
untuk
beradab ketika beribadah
3. Membiasakan
beradab
ketika
diri
untuk
secara
islami Unjuk kerja
mandi,
tidur,
berpakaian,
minum,
makan,
belajar,
dan Unjuk kerja
bermain
4. Membiasakan
secara
4.
Membiasak
islami
pergaulan
lebih
berakhl
yang lebih muda
terpuji
tua,
dalam
kepada
an
ak
beradab Unjuk kerja
yang Unjuk kerja
sebaya,
5. Membiasakan
dan
Unjuk kerja
beradab
secara islami kepada para
dhu’afa
(orang
jasmani/rohani,
cacat Unjuk kerja
fakir
miskin dan anak yatim)
6. Membiasakan
beradab Unjuk kerja
islami ketika bertamu dan Unjuk kerja
37
menerima tamu.
5.
1. Membiasakan
berakhlak Unjuk kerja
terpuji (jujur dan benar)
Akhlak
tercela
2. Membiasakan
secara
beradab
islami
dalam
kehidupan bertetangga
Unjuk kerja
3. Mencintai dan meneladani
orang/tokoh
berakhlak
yang
mulia
(Nabi Unjuk kerja
Ayyub As, Nabi Yusuf As)
4. Membiasakan
terpuji
dalam
sehari-hari
berakhlak
kehidupan
(sabar,
tobat,
adil dan tawakkal)
5. Menunjukkan
sifat-sifat
terpuji
1. Menghindari
sifat-sifat
orang/tokoh
yang
berakhlak tercela
2. Membiasakan
menghindari
diri
untuk
akhlak
tercelah dalam kehidupan
sehari-hari
(pasimis,
38
ketergantungan,
tamak,
putus asa)
3. Membiasakan
diri
menghindari
untuk
akhlak
tercelah (hasad, dengki)
4. Membiasakan
jika
bertaubat
bersalah
melakukan
dosa:
atau
taubat
dosa terhadap Allah, dosa
terhadap manusia
3. Mata pelajaran Fiqih
Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
salah satu bagian dari mata pelajaran Fiqihyang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of life) melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran,
latihan,
penggunaan
pengalaman dan pembiasaan.
Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil nagli dan agli.
39
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam
dengan
benar.
Pengamalan
tersebut
diharapkan
dapat
menimbulkan ketaatan menjelangkan hukum islam, dengan
disiplin
dan
tanggung
jawab
sosial
yang
tinggi
dalam
kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Sedangkan mata pelajaran fiqih di MI berfungsi untuk:
a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta
didik
kepada
Allah
SWT,
sebagai
pedoman
mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat.
b. Membiasakan
pengamalan
terhadap
hukum
islam
pada
peserta didik dengan ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan
peraturan
yang
berlaku
di
madrasah
dan
dan
tanggung
jawab
lingkungan
masyarakat.
c. Membentuk
kedisiplinan
sosial
di
madrasah dan masyarakat.
d. Meneguhkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT
serta menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin,
melanjutkan upayah lebih dahulu dilakukan dalam lingkungan
keluarga.
40
e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri
dalam lingkungan fisik dan sosialnya.
f. Memperbaiki
kesalahan-kesalahan,
kelemahan-kelemahan
peserta didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah
dalam kehidupan sehari-hari.
g. Membekali peserta didik dalam bidang fiqih/hukum islam
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
TABEL III
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN FIQIH
Kompetensi yang
No
1
1.
Bentuk
Materi
2
Rukun Islam
diujikan
penilaian
3
4
Memahami rukun- Tertulis/tes
lisan
rukun islam
2.
Hidup bersih
Tata cara beristinja
3.
Wudhu
Memahami
wudhu Tertulis/tes
sebagai syarat sah
lisan
shalat, hal-hal yang Tertulis/
praktek
membatalkan
4.
Adzan, Iqomah,
dzikir
setelah
wudhu
Memahami
sebagai
adzan
panggilan
41
shalat
shalat
dan Tertulis/tes
pentingnya
5.
lisan
berdzikir
Shalat Fardhu
untuk
mendekatkan
dan
praktek
diri
kepada Allah SWT.
Menjelaskan
tata
cara shalat fardhu Tertulis/tes
6.
Shalat Sunnah
(munfarid, jama’ah,
lisan
ketentuan
shalat,
praktek
syarat
rukun,
sunnah
dan
menyebutkan
hal-
hal
dan
yang
membatalkan
shalat, cara shalat
7.
orang
Puasa
sakit
ketentuan
dan
shalat Tertulis/
praktek
jumat)
Waktu,
bilangan
rakaat,
keutaman
shalat
tahajjud,
tarawih, witir, dan Tertulis/
shalat sunnah Id
praktek
42
Mampu memahami
ketentuan
puasa,
tata cara, hukum,
8.
hal-hal
Zakat
membatalkan
9.
puasa, orang yang
Sodaqah, Infaq
dan Wakaf
10.
boleh
meninggalkan
puasa,
Makanan
dan
minuman
11.
sunnah-
sunnah puasa, hariyang Tertulis
hari
disunahkan
Hewan
halal
12.
yang
yang
dan
haram
berpuasa, hari-hari Tertulis
yang
diharamkan
berpuasa.
Tertulis
Menunjukkan
Khitan
13.
ketentuan
wajib
zakat mal
Menjelaskan
Mandi wajib
14.
arti Tertulis
Sodaqah, Infaq dan
Wakaf
Tertulis
Menunjukkan
Jual beli
makanan
dan
43
minuman
halal
yang
dan
hewan Tertulis
yang haram
Mampu memahami
hewan Tertulis
jenis-jenis
15.
yang
halal
dan
Menjelaskan
arti
haram
Pinjam
meminjam
khitan,
dan
serta
sewa
menyewa
16.
hukim,
manfaat
khitan
Mampu
Tertulis
menjelaskan
ketentuan
mandi
wajib setelah haid
17
Upah
Mampu memahami
dan
menjelaskan
ketentuan jual-beli
(pengertian, syarat, Tertulis
Barang
titipan
dan temuan
rukun jual beli yang
boleh
dan
dilarang,
yang
tidak
yang
benda
boleh Tertulis
44
diperjual belikan
Mampu memahami
dan
menjelaskan
tentang
pinjam
meminjam
(arti,
syarat dan rukun),
menjelaskan
tata
cara
sewa
menyewa
Mampu
menjelaskan
pengertian
upah,
hukum
dan
tata
cara
pemberian
upah
Mampu memahami
tentang
barang
titipan,
barang
temuan, kewajiban
bagi
penerima
barang titipan, dan
kewajiban
penemu
bagi
barang
45
temuan
4. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI))
Mata
pelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
(SKI))
dalam
kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari
mata
pelajaran
peserta
didik
Fiqihyang
untuk
diarahkan
mengenal,
untuk
menyiapkan
memahami,
menghayati
sejarah islam yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya
(
Way
of
life)
melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman
dan pembiasaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah
Ibtidaiyah ini meliputi: sejarah arab pra Islam, sejarah
Rasulullah SAW, dan al-Khulafaurrasyidin. Hal lain yang lebih
mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai,
makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta
sejarah yang ada. Oleh karena itu tema-tema tertentu
indikator keberhasilan belajar akan sampai pada pencapaian
ranah efektif, jadi SKI tidak saja merupakan transfer of
knowlodge,
tetapi
merupakan
pendidikan
nilai
(value
education).
Adapun tujuan dari pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah
sebagai berikut:
46
a. Pemberian
pengetahuan
tentang
Sejarah
Islam
dan
Kebudayaan kepada peserta didik.
b. Mengambil ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam
sejarah.
c. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
berakhlak mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah
yang ada.
d. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya
berdasarkan
tokoh-tokoh
teladan
sehingga
terbentuk
kepribadian yang luhur.
Sedangkan pembelajaran SKI setidaknya memiliki tiga fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi Edukatif
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan
menegakkan prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang
memadai tentang islam dan kebudayaan
c. Fungsi transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting
dalam rancangan transformasi masyarakat.
TABEL IV
47
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Bentuk
Kompetensi Yang
No
Materi
Penilaia
Diujikan
n
1
1.
2
Masyarakat
3
Arab Memahami
Pra Islam.
4
Tertulis
sejarah
masyarakat Arab
2.
Masa remaja Nabi
Muhammad
SAW.
kehidupan
Diutusnya
Nabi
Muhammad
4.
Memahami
sejarah
3.
SAW
remaja
5.
masa Tertulis
Nabi
Tertulis
Memahami
Nabi
dan
proses diutusnya
Muhammad
Nabi Muhammad Sikap
SAW.
SAW
Memahami
Kepribadian
6.
dan
Muhammad SAW
peristiwa
Dakwa
Unjuk kerja
pra islam
Nabi
Muhammad
SAW
cara
Tertulis
caraNabi
Muhammad SAW Tertulis
48
dalam berdakwa
7.
Memahami
Isra
8.
dan
Mi’raj
Tertulis
kepribadian Nabi
Nabi
Muhammad SAW
Muhammad
sebagai
SAW
bagi seluruh alam
rahmat Unjuk kerja
Memahami
Hijrah
Nabi
peristiwa isra dan
Muhammad
mi’raj
SAW
Muhammad SAW
9.
Nabi
Tertulis
Memahami
Hijrah
Nabi
Muhammad
SAW
peristiwa
hijrah
Nabi Muhammad
ke
Madinah
SAW
Memahami
peristiwa
10.
hijrah
Nabi Muhammad Tertulis
SAW ke Madinah
Keperwiraan
11.
Nabi
dan hikmah yang
Muhammad
terdapat
SAW
peristiwa
hijrahRasul
Madinah
dalam Tertulis
ke Unjuk kerja
49
Memahami
Unjuk kerja
keperwiraan
12.
Fathu Mekkah
Rasulullah dalam
Wafatnya
berbagai
Rasulullah SAW
dan Unjuk kerja
peperangan
meneladani
keperwiraan
Khulafaurrasyidin
13.
rasulullah SAW
Rasulullah
Khalifah Abu Bakar
Shiddiq
SAW Unjuk kerja
memahami
kronologi
peristiwa
14.
fathu
Unjuk kerja
Mekkah
Khalifah Umar bin Memahami
Khattab
wafatnya
Rasulullah SAW
Memahami
Khalifah
Utsman
bin Afan
dan
nilai
Thalib
tugas
Khulafaurrasyidin
Memahami
Khalifah Ali bin Abi
arti
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan
Abu
50
Bakar Shiddiq
Memahami
nilai
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan Umar
bin Khattab
Memahami
nilai
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan
Utsman bin Afan
Memahami
nilai
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan
Ali
bin Abi Thalib
5. Mata pelajaran Bahasa Arab.
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu makna mata
pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing,
mengembangkan dan membina kemampuan berbahas arab
fushiah, baik produktif maupun reseptif, serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa itu. Kemempuan bahasa arab
produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa itu sebagai
51
alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami
pembicaraan
orang
lain
dan
kemampuan
memahami bacaan. Kemampuan berbahasa arab serta sikap
positif terhadap bahasa arab tersebut sangat penting, karena
dapat membantu peserta didik dalam memahami sumber
ajaran islam, yaitu al Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab
berbahas arab yang berkenaan dengan islam.
Dalam konteks pendidikan, bahasa Arab berfungsi se
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran Di
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan adalah
masih
rendahnya
daya
serap
peserta
didik.
Hal
ini
berdasarkan hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih
sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan
hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional
dan tidak menyatunya dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar).
Dalam
arti
yang
lebih
substansial,
bahwa
proses
pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara
mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.
Dipihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis
penelitian terhadap rendahnya hasil belajar pada peserta
didik, hal tersebut disebabkan karena rendahnya peran serta
orang tua anak didik, lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif,
minimnya berbagai sarana pelatihan pengembangan, proses
2
pembelajaran
tradisional.
yang
didominasikan
Pembelajaran
oleh
cenderung
pembelajaran
teacher-centered,
sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih
suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan
alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep
yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Masalah ini
banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di
kelas. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu startegi
pembelajaran aktif/active learning ( belajar aktif ) yang dapat
membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
upaya
meningkatkan
hasil
belajar
yang
diharapkan maka guru bukan hanya sekedar mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana
membantu siswa supaya dapat belajar, guru bukan lagi orang
yang paling tahu, guru tidak lagi menjadi pemeran sentral
dalam proses pembelajaran. namun guru sebagai fasilitator,
guru
merupakan
pendamping
siswa
dalam
pencapaian
kompetensi dasar. Agar proses belajar mengajar berjalan
lancar, maka tugas guru adalah membantu siswa dalam
mencapai tujuannya. Guru diharapkan dapat memilih dan
menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang dapat
menyebabkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
3
fisik, maupun sosial, disesuaikan dengan kekhasan konsep,
pokok dan sub pokok bahasan dan tahap perkembangan
berfikir siswa.
Salah
satu
upaya
yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ini adalah melalui “Pengaruh
penggunaan metode latihan (driil) terhadap peningkatan hasil
belajar mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul
Khairaat Kota Tarakan “, sehingga siswa dapat mencapai atau
menguasai kompetensi dasar dengan kriteria ketuntasan
minimal yang ditetapkan.
B.
Rumusan Masalah dan Hipotesis
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah ada pengaruh penggunaan metode
latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan ?
Adapun
hipotesis
permasalahan
atau
jawaban
sementara
terhadap
adalah: ada pengaruh penggunaan metode
latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan.
4
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah : Ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode
latihan
(driil)
terhadap
peningkatan
hasil
belajar
mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan.
D.
Definisi Operasional
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.1
Metode latihan (driil)
untuk
adalah suatu cara mengajar yang baik
menanamkan
kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
Juga
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang
baik.2
Hasil belajar adalah mencakup peringkat dan tipe prestasi
belajar, kecepatan belajar dan hasil efektif. 3
E.
Alasan Memilih Judul
1
Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003).
2
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Direktorat jenderal
pembinaan kelembagaan Agama Islam dan universitas terbuka, 1992), hal.
152.
3
Rasyid Harun, Mansyur, Penilaian Hasil Belajar. (Baandung: Cv.Wacana
Prima, 2009), hal.13.
5
Ada
beberapa
alasan
memilih
judul
yang
dapat
penulis
kemukakan tentang dipilihnya judul antara lain:
1. Metode
latihan
(driil)
dapat
menanamkan
kebiasaan-
kebiasaan yang baik agar memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan,
kesempatan
dan
keterampilan
untuk
meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.
2. Hasil belajar adalah penentuan tingkat penguasaan siswa
terhadap pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
F.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian ini adalah:
1. Sebagai gambaran tentang penggunaan metode latihan (dril)
dalam meningkatkan hasil belajar mata pelejaran Fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat.
2. Sebagai sumbangan hasanah ilmu pengetahuan di STAIN
Samarinda.
3. Sebagai informasi awal bagi yang ingin melakukan penelitian
lanjut.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan dan menganalisis penelitian ini, penulis
tulis dalam enam bab, dengan penjelasan sebagai berikut :
Bab pertama adalah pendahuluan dengan menyajikan latar
belakang masalah, rumusan masalah dan hipotesis, tujuan
6
penelitian, definisi operasional, alasan memilih judul, manfaat
dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab kedua adalah landasan teori yang menyajikan tentang
pengertian metode pembelajaran, macam-macam metode
pembelajaran,
langkah-langkah
netode
pembelajaran,
pengertian pendidikan agama islam, materi bidang studi
pendidikan agama islam dan mendidik anak menurut konsep
islam.
Bab ketiga adalah metode penelitian dengan menyajikan
populasi dan sampel, jenis penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
Bab keempat adalah hasil penelitian dengan menyajikan
tentang
gambaran
umum
Madrasah
Ibtidaiyah
Sabilul
Khairaat Kota Tarakan, keadaan guru dengan tata usaha,
keadaan siswa, sarana dan prasarana, kegiatan program kerja
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat, penggunaan metode
latihan (driil), hasil belajar pendidikan agama islam.
Bab kelima adalah analisis data serta ditutup bab keenam
dengan membahas simpulan dan saran-saran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah Cara yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas sebagai
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan atau cara yang didalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik guru
maupun bagi siswa, makin baik metode yang dipake makin
efektif pula pencapaian tujuan.
4
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang caracara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau
instruktur. Atau teknik penyajian yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok,
agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh siswa dengan baik.5
4
(http://education-mantap.blogspot.com/selasa 15 fenruari 2011/
pengertian-strategi-metode- dan teknik.html).
5
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Op.Cit, hal 136.
8
Metode Pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan
yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak didik
kita. Karena ia merupkan kunci sukses untuk menggapai masa
depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan
wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi yang pada akhirnya
dapat berguna bagi bangsa, Negara dan agama.
Melihat
peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan, dengan harapan
proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan
tidak membosankan.6
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa
secara aktif dalam upayah memperoleh kemampuan hasil
belajar.
Metode
pembelajaran
yang
dipilih
tentunya
menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru
seharusnya memikirkan bagaimana metode yang membuat
siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal
dapat dicapai jika siswa aktif di bawah bimbingan guru yang
aktif pula.7
6
(http://nadhirin.blogspot.com/ selasa 15 februari 2011/ metodepembelajaran efektif.html).
7
Sumiati, Asra, metode pembelajaran,(Bandung:cv wacana
prima,2009), hal 92-96.
9
Untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran
suatu materi
pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang
tepat.
Ketepatan
penggunaan
metode
pembelajaran
tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan
beberapa factor, yaitu :
a. Kesesuaian
metode
pembelajaran
dengan
tujuan
metode
pembelajaran
dengan
materi
pembelajaran
b. Kesesuaian
pembelajaran
c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru
d. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa
e. Kesesuaian
metode
pembelajaran
dengan
sumber
dan
fasilitas tersedia
f. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondisi
belajar mengajar
g. Kesesuaian
metode
pembelajaran
dengan
waktu
yang
tersedia
h. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar
B. Macam- macam Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran
mempertimbangkan
sangat
apakah
beraneka
suatu
ragam.
metode
Dengan
pembelajaran
cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu,
metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa
10
secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil
belajar.
Metode
menghindari
pembelajaran
upaya
yang
penuangan
dipilih
ide
tentunya
kepada
siswa
sebagaimana terjadi dalam pembelajaran dengan pendekatan
imposisi.
Setiap metode pembelajaran mempunyai kesesuaian dengan
bentuk-bentuk belajar tertentu. Pertimbangan untuk memilih
metode pembelajaran disamping didasarkan atas kepentingan
pencapaian tujuan, juga kesesuaian dengan bentuk belajar
tersebut.
Proses
pembelajaran
menuntut
guru
untuk
mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi.
Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang
relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan
metode pembelajaran tersebut, baik ketetapannya maupun
tata
caranya.
Berikut
ini
ada
beberapa
metode
pembelajaran,dengan harapan dapat dijadikan gambaran
minimal untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, diantaranya yaitu:
1. Metode ceramah
Menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat
ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.
11
Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa
melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang Metode Ceramah
(Preaching Method), yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi,
dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan.
12
2. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah digabung dengan metode lainnya.
Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus
yaitu :
a.
Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan
tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b.
Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan
pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi
pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi
tugas.
c.
Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan
materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
3. Metode percobaan (Experimental method)
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
13
percobaan.
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan
tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi.
Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
14
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
(b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
(c) Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
(e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
15
Prosedur eksperimen menurut adalah :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan
ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses
yang
dialaminya
itu.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut :
16
Kelebihan metode eksperimen :
(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
(b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
(b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
(d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
Metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran
sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang
dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.
Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam
struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk
17
melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat
diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk
belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa
belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan
demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang
diperoleh
selama
pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap
sebagai Berikut :
(1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan
yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi
fisika yang akan dipelajari.
(2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
(3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
(4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal
18
yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa
diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,
selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan
konsep yang telah dipelajari.
(6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk
memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan
pokok bahasan .
Metode Eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah
yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip
metode ilmiah.
4.
Metode latihan ( Drill method )
Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa penda-pat
memiliki arti sebagai berikut;
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
19
b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anakanak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan
sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Dari
beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill
(latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan
melatih
siswa
agar
menguasai
pelajaran
dan
terampil.Dari
segi
pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan
secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa
disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu
ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan
melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak
itu.Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan.
Sedangkan dalam strategi belajar mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini
biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,
mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam
olah raga.
Metode latihan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan untuk melihat bagaimana cara melakukan sesuatu, bagaimana
cara menggunakannya, untuk apa dilakukan, apa manfaatnya dan sebagainya.
20
Kelebihan metode latihan sebagai berikut :
a. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan
metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentrasi dalam pelaksanaannya.
c. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit menjadi lebih otomatis
Kekurangan
metode
latihan
keterampilan
sebagai
berikut
:
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih
banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
b. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena anak didik lebih banyak
ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara
otomatis, tanpa menggunakan inteligensi.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang menonton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme karena anak didik lebih banyak dilatih
menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.
Cara mengatasi kekurangan-kekurangan metode latihan (Driil), ada bermacammacam usaha yang dapat dilakukuan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
metode latihan ini, seperti :8
a. Latihan hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis
b. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya :
8
H. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar , Op. Cit, hal. 153.
21
1. Jelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut
2. Agar murid dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan anak didik
3. Anak didik perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk
melengkapi belajar
c. Masa latihan secara relative harus singkat, tetapi harus sering dilakukan pada
waktu-waktu tertentu
d. Latihan harus menarik, gembira dan tidak membosankan
e. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan
individual.
1. Tingkat kecakapan yang diterima pada satu saat tidak perlu sama
2. Perlu diberikan latihan dalam rangka menambah latihan kelompok.
Perorangan
Langkah-langkah dalam melaksanakan latihan untuk belajar verbal maupun
belajar keterampilan sebagai berikut:9
a. Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip atau aturan yang
menjadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan duilatihkan.
b. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan
benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal
yang dipertunjukkan adalah pengucapan dan penulisan kata atau kalimat.
c. Jika belajar dilakukan dengan kelompok atau klasik, guru dapat meminta salah
seorang siswa untuk menirukan apa yang telah dilakukan guru, sementara
siswa lain memperhatikan.
9
Sumiati, Asra, metode pembelajaran, , Op. Cit, hal.105.
22
d. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru sehingga
tercapai hasil belajar sesuai dengan tujuan.
C. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dibagi menjadi dua tahap. Setiap tahapan meliputi
langkah-langkah kerja khusus.10
Tahapan pertama, pelaksanaan pembelajaran melalui lima tahap, tahapan ini
dilaksanakan
dengan
langkah-langkah
sebagai
berikut:
1. Penentuan tujuan instruksional. Berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif, dan
psikomotorik yang telah ditentukan untuk jangka waktu satu semester.
2. Menyusun tabel spesifikasi satuan bahasan atau silabus. Tabel ini memuat
satuan-satuan bahasan yang akan disampaikan
3. Pengecekan tabel spesifikasi/ silabus dan penentuan tujuan instruksional
yang disesuaikan dengan Standat Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
pembagian waktu.
4. Penentuan alat untuk memeriksa hasil akhir belajar
5. Penentuan standar prilaku yang merupakan indikator tingkat penguasaan
bahan oleh siswa.
Tahap kedua, merencanakan satuan pelajaran yang memungkinkan semua siswa
atau mahasiswa dapat dan mau belajar tuntas. Langkah-langkah kegiatannya
adalah sebagai berikut:
10
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/senin.20 juni
2011/langkah-langkah
pembelajaran.
23
1. Mengidentifikasi satuan pelajaran. Setian satuan pelajaran hanya
memuat satu himpunan indikator dan beberapa tujuan yang hendak dicapai.
2. Membuat tabel spesifikasi satuan bahasan. Tabel ini merupakan rincian
bahan sebagai dasar usaha pengembangan lebih lanjut.Tbel ini memuat
materi pembelajaran
3. Perencanaan kegiatan belajar mengajar atau skenario pembelajaran.
Dimulai dari apersepsi, kegiatan inti yaitu menjelaskan materi pelajaran,
tanya jawab, refleksi sampai kepada evaluasi untuk mengukur tuntas
tidaknya pelajaran saat itu, kemudian penutupan pada proses
pembelajaran.
4. Pemberian tugas tambahan agar lebih menguatkan lagi penguasaan materi
pembelajaran.
17 Langkah pembelajaran disusun dalam dua tahap, yaitu pra
kegiatan pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan
pembelajaran menggambarkan hal yang perlu dipersiapkan dan rencana
kegiatan. Detil kegiatan menggambarkan secara rinci aktifitas pembelajaran
yang tercantum dalam rencana kegiatan.
D. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum peneliti membicarakan lebih jauh tentang pengertian
pendidikan agama Islam, alangkah baiknya kalau lebih dahulu
peneliti
menjabarkan
apa
sebenarnya
arti
pendidikan.
Menurut pakar-pakar baik secara etimologis atau termenologi.
24
Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani
“paedagogike” ini adalah majemuk yang terdiri dari kata
“paes ” yang berarti “anak” dan kata “ago” yang berarti:“aku
memberikan
bimbingan”.
Jadi
paedagogike
berarti
aku
membimbing anak. Orang yang pekerjaannya membimbing
anak dengan maksud membawanya ketempat belajar, dalam
bahasa Yunani di sebut “paedagogos”. Jika kata ini diartikan
secara
simbolis,
maka
perbuatan
membimbing
seperti
dikatakan di atas itu, merupakan inti perbuatan mendidik
yang tugasnya hanya membimbing saja, dan kemudian pada
saat itu harus melepaskan anak itu kembali (ke dalam
masyarakat). Dari definisi yang telah disebutkan di atas
adalah sebagai barometer untuk mendefinisikan pendidikan
agama
Islam.
Mengapa
demikian?
karena
dalam
perkembangannya di Indonesia bahwa pendidikan agama
Islam secara kurikulum berada pada sub bagian dari bagian
pendidikan umum. Oleh karena itu, peneliti mendefinisikan
terlebih dahulu pengertian pendidikan secara umum, setelah
itu membicarakan definisi pendidikan agama islam.Pengertian
pendidikan agama Islam yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan agama Islam yang telah dikutip oleh Abdul Majid,
et., adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
25
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk
menghormati
hubungannya
dengan
penganut
agama
kerukunan
antar
lain
umat
dalam
beragama
hingga wujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut
Zakiyah Darajat yang terdapat dalam pendidikan agama Islam
Berbasis kompetensi, pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
11
Definisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam Kurikulum
2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam SD dan MI adalah:"Pendidikan agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk
mengenal,
memahami,
menghayati,
mengimani,
bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman."menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami
11
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/Senin,8/8/2011/pengertian-pendidikan-agama- islam.
26
ajaran
Islam
(knowing),
terampil
melakukan
atau
mempraktekkan ajaran Islam (doing), dan mengamalkan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).12
E. Materi Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Materi dalam
dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam adalah
meliputi lima aspek materi PAI yaitu Al qur’an Hadits, Akidah
Ahlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.
Adalah sebagai berikut:
13
1. Mata pelajaran Al Qura’an Hadits
Mata pelajaran Al Qura’an Hadits adalah bagian dari mata
pelajaran
Fiqih
dimaksudkan
pada
untuk
Madrasah
Ibtidaiyah
memberikan
motivasi,
(MI)
yang
bimbingan,
pemahaman, kemampuan dan penghayatan Ahlakterhadap isi
yang terkandung dalam terhadap isi yang terkandung dalam
Al Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam
prilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa
kepada Allah SWT.
12
http//islamblogku.blogspot.com/jumat/04/08/2011/pengertian-dantujuanpendidikan-agama-1274.html.
13
Direktorat jenderal kelembagaan agama islam depertamen agama
RI, Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah,(Jakarta: Departemen Agama RI, 2006),
hal. 13-15, 23-27, 37-39, 45-47, 85-86.
27
Sesuai dengan kerangka pikir diatas, kurikulum Ahlak terhadap
isi yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadits Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan sebagai
berikut:
a. Lebih menitik beratkan target kompetensi dan penguasaan
materi
b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber
daya
pendidikan yang tersedia
c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana
pendidikan di
lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Pembelajaran Al Qur’an dan Hadits di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada
peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan
menggemari
Al Qur’an dan Hadits serta menanamkan
pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayatayat Al Qur’an dan Hadits untuk mendorong, membina dan
membimbing
ahlak
dan
prilaku
peserta
didik
agar
berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayatayat Al Qur’an dan Hadits.
28
Mata pelajaran Al Qur’an dan Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah
(MI) berfungsi:
a. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik membaca
dan menulis Al Qur’an dan Hadits.
b. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan
kegemaran untuk membaca Al Qur’an dan Hadits.
c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits dalam
prilaku peserta didik sehari-hari.
d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan
pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTS).
Ruang lingkup pengajaran Al Qur’an dan Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) meliputi:
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an
b. Hafalan surat-surat pendek
c. Pemahaman kandungan surat-surat pendek
d. Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang
tua, persaudaraan, silaturrahmi, taqwa, menyayangi anak
yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal
shaleh
TABEL I
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN AL QUR’AN DAN HADITS
29
Kompetensi yg
No
1
1.
Bentuk
Materi
diuji
penilai
3
4
Melafalkan Al Lisan
2
AL QUR’AN
1. Hafalan
surat-
surat Pendek
a. Surat al-Fatihah
b. Surat an-Naas
c. Surat al-Falaq
d. Surat al-Ikhlas
e. Surat al-Lahab
f. Surat an-Nashr
g. Surat al-Kafirun
h. Surat al-Kautsar
i. Surat al-Maun
j. Surat al-Quraisy
k. Surat al-Fiil
l. Surat al-Humazah
m. Surat al-Ashr
n. Surat al-Takatsur
o. Surat al-Qariah
p. Surat al-Zalzalah
q. Surat at-Tiin
2. Terjemahan/
Qur’an
dengan
Tertulis
fasih
dan benar
dan
unjuk
kerja
30
Kandungan Surat
Menerjemahk
a. Surat al-Fatihah
an Al Qur’an Lisan
b. Surat al-Ikhlas
dengan benar
c. Surat al-Lahab
Memahami
Tertulis
dan
d. Surat an-Nashr
pokok
unjuk
e. Surat al-Kafirun
kandungan
kerja
f. Surat al-Kautsar
ayat-ayat
g. Surat al-Maun
Qur’an
h. Surat al-Takatsur
i. Surat Qadar
3. Tajwid
a. Alif
Lam
Qamariyah
b. Alif Lam Syamsiah
Membaca
c. Hukum Nun Mati
Qur’an
Lisan
dengan tajwid
Tertulis
dan Tanwin
d. Qalqalah
Membaca
e. Hukum Mim Mati
Qur’an
f. Waqaf
dengan
g. Mad
dan benar
h. Syiddah
4. Menulis
pisah
huruf
dan
al-
al
dan
Praktek
baik
31
sambung
Menulis ayat5. Qira’ati 1-6
2.
ayat al Qur’an Tertulis
dengan benar
Melafalkan
HADITS, tentang:
dan membaca
a. Niat
al Qur’an
b. Amal Shaleh
Melafalkan
dan
unjuk
kerja
Lisan
c. Persaudaraan
dan membaca
dan
d. Silaturrahmi
Hadits
unjuk
e. Menyayangi Anak Memahami
Yatim
pokok-pokok
f. Shalat Berjamaah
kandungan
g. Kebersihan
Hadits
h. Taqwa
Menghafal
i. Orang munafik
hadits dengan
j. Menghormati
lancar
Orang Tua
kerja
Lisan
Tertulis
Lisan
dan
unjuk
kerja
2. Mata pelajaran Akidah Akhlak
32
Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya dasar dan terencana
dalam
menyiapkan
peserta
didik
untuk
mengenal,
memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan
merealisasikannya
kehidupan
dalam
sehari-hari
prilaku
melalui
akhlak
mulia
kegiatan
dalam
bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan.
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang
keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan
aqidah disatu sisi dan peningkatan toleransi serta saling
menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka
mewujudkan satu kesatuan dan persatuan bangsa.
Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan
dalam
akhlaknya
yang
terpuji,
melalui
pemberian
dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengmalan serta
pengalaman peserta didik tentang akidah dan akhlak Islam,
sehingga
menjadi
berkembang
dan
manusia
meningkat
yang
muslim
kualitas
yang
keimanan
terus
dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
33
Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
berfungsi untuk:
a. Penanaman nilai dan ajaran islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat
b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta
pengembangan
mungkin,
akhlak
melanjutkan
mulia
peserta
pendidikan
didik
yang
seoptimal
lebih
dahulu
dilaksanakan dalam keluarga
c. Penyesuain diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial dengan bekal Aqidah Akhlak
d. Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama islam
dalam kehidupan sehari-hari
e. Pencegahan
peserta
didik
dari
hal-hal
negatif
dari
lingkungannya atau dari budaya asing yang dihadapinya
sehari-hari
f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan
akhlak, serta sistem fungsionalnya
g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak
pda jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak meliputi:
a. Aspek Keimanan
34
Aspek keimanan ini meliputi sub-sub aspek: Iman kepada Allah
SWT, dengan alasan pembuktian yang sederhana, menyakini
rukun iman kepada malaikat, menyakini rukun iman kepada
kitab-kitab Allah, serta memahami dan menyakini rukun iman
kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, iman kepada
qada dan qadar Allah.
b. Aspek Akhlak
Aspek
akhlak
yang
meliputi:
akhlak
dirumah,
akhlak
di
madrasah, akhlak diperjalanan, akhlak dalam keadaan bersin,
menguap, dan meludah, akhlak dalam bergaul dengan orang
yang lebih lemah, akhlak dalam membantu dan menerima
tamu,
akhlak pribadi/krakter pribadi yang terpuji, akhlak
terhadap orang yang sakit, syukur nikmat.
c. Aspek Kisah Keteladanan
Aspek kisah ketealdanan yang meliputi: keteladanan Nabi
Muhammad SAW, kisah Nabi Musa dan Nabi Yususf As, kisah
Masyitah, dan Ashabul Kahfi dan i’tibar dari kisah raja
Namrudz dan Fir’aun.
TABEL II
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Bentuk
No
Materi
Kompetensi yang diujikan
penilaian
35
1
1.
2
Rukun Iman
3
adanya
1. Menyakini
4
Allah Tertulis
melalui pengenalan rukun
iman
Tertulis
2. Mengenal
Allah
sifat-sifat
Allah
melalui
dalam Tertulis
Asmaul Husnah
3. Menyebutkan
sifat-sifat Tertulis
yang dimiliki Rasulullah
2.
Kisah-kisah
teladan
4. Menjelaskan
mahluk
adanya Unjuk kerja
ghaib
selain
Malaikat
1. Meneladani
prilaku
sikap
tokoh
dan Unjuk kerja
tertentu
dalam kisah yang erdapat
dalam Al-Qur’an
2. Mencintai dan meneladani Unjuk kerja
tokoh-tokoh
3.
Adab
Islam
berakhlak
yang
mulia Tertulis
(keteguhan
dan Unjuk kerja
kecerdasan Nabi Ibrahim
As)
3. Meneladani
Unjuk kerja
sikap
dan
36
prilaku para tokoh Islam
1. Menjelaskan
adab
ketika
beribadah
Unjuk kerja
2. Membiasakan
diri
untuk
beradab ketika beribadah
3. Membiasakan
beradab
ketika
diri
untuk
secara
islami Unjuk kerja
mandi,
tidur,
berpakaian,
minum,
makan,
belajar,
dan Unjuk kerja
bermain
4. Membiasakan
secara
4.
Membiasak
islami
pergaulan
lebih
berakhl
yang lebih muda
terpuji
tua,
dalam
kepada
an
ak
beradab Unjuk kerja
yang Unjuk kerja
sebaya,
5. Membiasakan
dan
Unjuk kerja
beradab
secara islami kepada para
dhu’afa
(orang
jasmani/rohani,
cacat Unjuk kerja
fakir
miskin dan anak yatim)
6. Membiasakan
beradab Unjuk kerja
islami ketika bertamu dan Unjuk kerja
37
menerima tamu.
5.
1. Membiasakan
berakhlak Unjuk kerja
terpuji (jujur dan benar)
Akhlak
tercela
2. Membiasakan
secara
beradab
islami
dalam
kehidupan bertetangga
Unjuk kerja
3. Mencintai dan meneladani
orang/tokoh
berakhlak
yang
mulia
(Nabi Unjuk kerja
Ayyub As, Nabi Yusuf As)
4. Membiasakan
terpuji
dalam
sehari-hari
berakhlak
kehidupan
(sabar,
tobat,
adil dan tawakkal)
5. Menunjukkan
sifat-sifat
terpuji
1. Menghindari
sifat-sifat
orang/tokoh
yang
berakhlak tercela
2. Membiasakan
menghindari
diri
untuk
akhlak
tercelah dalam kehidupan
sehari-hari
(pasimis,
38
ketergantungan,
tamak,
putus asa)
3. Membiasakan
diri
menghindari
untuk
akhlak
tercelah (hasad, dengki)
4. Membiasakan
jika
bertaubat
bersalah
melakukan
dosa:
atau
taubat
dosa terhadap Allah, dosa
terhadap manusia
3. Mata pelajaran Fiqih
Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
salah satu bagian dari mata pelajaran Fiqihyang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of life) melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran,
latihan,
penggunaan
pengalaman dan pembiasaan.
Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil nagli dan agli.
39
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam
dengan
benar.
Pengamalan
tersebut
diharapkan
dapat
menimbulkan ketaatan menjelangkan hukum islam, dengan
disiplin
dan
tanggung
jawab
sosial
yang
tinggi
dalam
kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Sedangkan mata pelajaran fiqih di MI berfungsi untuk:
a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta
didik
kepada
Allah
SWT,
sebagai
pedoman
mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat.
b. Membiasakan
pengamalan
terhadap
hukum
islam
pada
peserta didik dengan ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan
peraturan
yang
berlaku
di
madrasah
dan
dan
tanggung
jawab
lingkungan
masyarakat.
c. Membentuk
kedisiplinan
sosial
di
madrasah dan masyarakat.
d. Meneguhkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT
serta menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin,
melanjutkan upayah lebih dahulu dilakukan dalam lingkungan
keluarga.
40
e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri
dalam lingkungan fisik dan sosialnya.
f. Memperbaiki
kesalahan-kesalahan,
kelemahan-kelemahan
peserta didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah
dalam kehidupan sehari-hari.
g. Membekali peserta didik dalam bidang fiqih/hukum islam
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
TABEL III
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN FIQIH
Kompetensi yang
No
1
1.
Bentuk
Materi
2
Rukun Islam
diujikan
penilaian
3
4
Memahami rukun- Tertulis/tes
lisan
rukun islam
2.
Hidup bersih
Tata cara beristinja
3.
Wudhu
Memahami
wudhu Tertulis/tes
sebagai syarat sah
lisan
shalat, hal-hal yang Tertulis/
praktek
membatalkan
4.
Adzan, Iqomah,
dzikir
setelah
wudhu
Memahami
sebagai
adzan
panggilan
41
shalat
shalat
dan Tertulis/tes
pentingnya
5.
lisan
berdzikir
Shalat Fardhu
untuk
mendekatkan
dan
praktek
diri
kepada Allah SWT.
Menjelaskan
tata
cara shalat fardhu Tertulis/tes
6.
Shalat Sunnah
(munfarid, jama’ah,
lisan
ketentuan
shalat,
praktek
syarat
rukun,
sunnah
dan
menyebutkan
hal-
hal
dan
yang
membatalkan
shalat, cara shalat
7.
orang
Puasa
sakit
ketentuan
dan
shalat Tertulis/
praktek
jumat)
Waktu,
bilangan
rakaat,
keutaman
shalat
tahajjud,
tarawih, witir, dan Tertulis/
shalat sunnah Id
praktek
42
Mampu memahami
ketentuan
puasa,
tata cara, hukum,
8.
hal-hal
Zakat
membatalkan
9.
puasa, orang yang
Sodaqah, Infaq
dan Wakaf
10.
boleh
meninggalkan
puasa,
Makanan
dan
minuman
11.
sunnah-
sunnah puasa, hariyang Tertulis
hari
disunahkan
Hewan
halal
12.
yang
yang
dan
haram
berpuasa, hari-hari Tertulis
yang
diharamkan
berpuasa.
Tertulis
Menunjukkan
Khitan
13.
ketentuan
wajib
zakat mal
Menjelaskan
Mandi wajib
14.
arti Tertulis
Sodaqah, Infaq dan
Wakaf
Tertulis
Menunjukkan
Jual beli
makanan
dan
43
minuman
halal
yang
dan
hewan Tertulis
yang haram
Mampu memahami
hewan Tertulis
jenis-jenis
15.
yang
halal
dan
Menjelaskan
arti
haram
Pinjam
meminjam
khitan,
dan
serta
sewa
menyewa
16.
hukim,
manfaat
khitan
Mampu
Tertulis
menjelaskan
ketentuan
mandi
wajib setelah haid
17
Upah
Mampu memahami
dan
menjelaskan
ketentuan jual-beli
(pengertian, syarat, Tertulis
Barang
titipan
dan temuan
rukun jual beli yang
boleh
dan
dilarang,
yang
tidak
yang
benda
boleh Tertulis
44
diperjual belikan
Mampu memahami
dan
menjelaskan
tentang
pinjam
meminjam
(arti,
syarat dan rukun),
menjelaskan
tata
cara
sewa
menyewa
Mampu
menjelaskan
pengertian
upah,
hukum
dan
tata
cara
pemberian
upah
Mampu memahami
tentang
barang
titipan,
barang
temuan, kewajiban
bagi
penerima
barang titipan, dan
kewajiban
penemu
bagi
barang
45
temuan
4. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI))
Mata
pelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
(SKI))
dalam
kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari
mata
pelajaran
peserta
didik
Fiqihyang
untuk
diarahkan
mengenal,
untuk
menyiapkan
memahami,
menghayati
sejarah islam yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya
(
Way
of
life)
melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman
dan pembiasaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah
Ibtidaiyah ini meliputi: sejarah arab pra Islam, sejarah
Rasulullah SAW, dan al-Khulafaurrasyidin. Hal lain yang lebih
mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai,
makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta
sejarah yang ada. Oleh karena itu tema-tema tertentu
indikator keberhasilan belajar akan sampai pada pencapaian
ranah efektif, jadi SKI tidak saja merupakan transfer of
knowlodge,
tetapi
merupakan
pendidikan
nilai
(value
education).
Adapun tujuan dari pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah
sebagai berikut:
46
a. Pemberian
pengetahuan
tentang
Sejarah
Islam
dan
Kebudayaan kepada peserta didik.
b. Mengambil ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam
sejarah.
c. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
berakhlak mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah
yang ada.
d. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya
berdasarkan
tokoh-tokoh
teladan
sehingga
terbentuk
kepribadian yang luhur.
Sedangkan pembelajaran SKI setidaknya memiliki tiga fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi Edukatif
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan
menegakkan prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang
memadai tentang islam dan kebudayaan
c. Fungsi transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting
dalam rancangan transformasi masyarakat.
TABEL IV
47
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Bentuk
Kompetensi Yang
No
Materi
Penilaia
Diujikan
n
1
1.
2
Masyarakat
3
Arab Memahami
Pra Islam.
4
Tertulis
sejarah
masyarakat Arab
2.
Masa remaja Nabi
Muhammad
SAW.
kehidupan
Diutusnya
Nabi
Muhammad
4.
Memahami
sejarah
3.
SAW
remaja
5.
masa Tertulis
Nabi
Tertulis
Memahami
Nabi
dan
proses diutusnya
Muhammad
Nabi Muhammad Sikap
SAW.
SAW
Memahami
Kepribadian
6.
dan
Muhammad SAW
peristiwa
Dakwa
Unjuk kerja
pra islam
Nabi
Muhammad
SAW
cara
Tertulis
caraNabi
Muhammad SAW Tertulis
48
dalam berdakwa
7.
Memahami
Isra
8.
dan
Mi’raj
Tertulis
kepribadian Nabi
Nabi
Muhammad SAW
Muhammad
sebagai
SAW
bagi seluruh alam
rahmat Unjuk kerja
Memahami
Hijrah
Nabi
peristiwa isra dan
Muhammad
mi’raj
SAW
Muhammad SAW
9.
Nabi
Tertulis
Memahami
Hijrah
Nabi
Muhammad
SAW
peristiwa
hijrah
Nabi Muhammad
ke
Madinah
SAW
Memahami
peristiwa
10.
hijrah
Nabi Muhammad Tertulis
SAW ke Madinah
Keperwiraan
11.
Nabi
dan hikmah yang
Muhammad
terdapat
SAW
peristiwa
hijrahRasul
Madinah
dalam Tertulis
ke Unjuk kerja
49
Memahami
Unjuk kerja
keperwiraan
12.
Fathu Mekkah
Rasulullah dalam
Wafatnya
berbagai
Rasulullah SAW
dan Unjuk kerja
peperangan
meneladani
keperwiraan
Khulafaurrasyidin
13.
rasulullah SAW
Rasulullah
Khalifah Abu Bakar
Shiddiq
SAW Unjuk kerja
memahami
kronologi
peristiwa
14.
fathu
Unjuk kerja
Mekkah
Khalifah Umar bin Memahami
Khattab
wafatnya
Rasulullah SAW
Memahami
Khalifah
Utsman
bin Afan
dan
nilai
Thalib
tugas
Khulafaurrasyidin
Memahami
Khalifah Ali bin Abi
arti
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan
Abu
50
Bakar Shiddiq
Memahami
nilai
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan Umar
bin Khattab
Memahami
nilai
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan
Utsman bin Afan
Memahami
nilai
nilaipositif
sejarah
kekhalifaan
Ali
bin Abi Thalib
5. Mata pelajaran Bahasa Arab.
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu makna mata
pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing,
mengembangkan dan membina kemampuan berbahas arab
fushiah, baik produktif maupun reseptif, serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa itu. Kemempuan bahasa arab
produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa itu sebagai
51
alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami
pembicaraan
orang
lain
dan
kemampuan
memahami bacaan. Kemampuan berbahasa arab serta sikap
positif terhadap bahasa arab tersebut sangat penting, karena
dapat membantu peserta didik dalam memahami sumber
ajaran islam, yaitu al Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab
berbahas arab yang berkenaan dengan islam.
Dalam konteks pendidikan, bahasa Arab berfungsi se