PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN DRIIL

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran Di
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota Tarakan adalah
masih

rendahnya

daya

serap

peserta

didik.


Hal

ini

berdasarkan hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih
sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan
hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional
dan tidak menyatunya dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar).
Dalam

arti

yang

lebih

substansial,

bahwa


proses

pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara
mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.
Dipihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis
penelitian terhadap rendahnya hasil belajar pada peserta
didik, hal tersebut disebabkan karena rendahnya peran serta
orang tua anak didik, lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif,
minimnya berbagai sarana pelatihan pengembangan, proses

2

pembelajaran
tradisional.

yang


didominasikan

Pembelajaran

oleh

cenderung

pembelajaran

teacher-centered,

sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih
suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan
alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep
yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Masalah ini
banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di
kelas. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu startegi
pembelajaran aktif/active learning ( belajar aktif ) yang dapat
membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi

dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam

upaya

meningkatkan

hasil

belajar

yang

diharapkan maka guru bukan hanya sekedar mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana
membantu siswa supaya dapat belajar, guru bukan lagi orang
yang paling tahu, guru tidak lagi menjadi pemeran sentral
dalam proses pembelajaran. namun guru sebagai fasilitator,
guru


merupakan

pendamping

siswa

dalam

pencapaian

kompetensi dasar. Agar proses belajar mengajar berjalan
lancar, maka tugas guru adalah membantu siswa dalam
mencapai tujuannya. Guru diharapkan dapat memilih dan
menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang dapat
menyebabkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,

3

fisik, maupun sosial, disesuaikan dengan kekhasan konsep,
pokok dan sub pokok bahasan dan tahap perkembangan

berfikir siswa.
Salah

satu

upaya

yang

dapat

digunakan

untuk

meningkatkan hasil belajar siswa ini adalah melalui “Pengaruh
penggunaan metode latihan (driil) terhadap peningkatan hasil
belajar mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul
Khairaat Kota Tarakan “, sehingga siswa dapat mencapai atau
menguasai kompetensi dasar dengan kriteria ketuntasan

minimal yang ditetapkan.
B.

Rumusan Masalah dan Hipotesis

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.

Apakah ada pengaruh penggunaan metode
latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan ?

Adapun

hipotesis

permasalahan


atau

jawaban

sementara

terhadap

adalah: ada pengaruh penggunaan metode

latihan (driil) terhadap peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan.

4

C.

Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah : Ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode
latihan

(driil)

terhadap

peningkatan

hasil

belajar

mata

pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat Kota
Tarakan.
D.


Definisi Operasional

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.1
Metode latihan (driil)
untuk

adalah suatu cara mengajar yang baik

menanamkan

kebiasaan-kebiasaan

tertentu.

Juga

sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang
baik.2

Hasil belajar adalah mencakup peringkat dan tipe prestasi
belajar, kecepatan belajar dan hasil efektif. 3
E.

Alasan Memilih Judul

1

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003).
2
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Direktorat jenderal
pembinaan kelembagaan Agama Islam dan universitas terbuka, 1992), hal.
152.
3
Rasyid Harun, Mansyur, Penilaian Hasil Belajar. (Baandung: Cv.Wacana
Prima, 2009), hal.13.

5

Ada

beberapa

alasan

memilih

judul

yang

dapat

penulis

kemukakan tentang dipilihnya judul antara lain:
1. Metode

latihan

(driil)

dapat

menanamkan

kebiasaan-

kebiasaan yang baik agar memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan,

kesempatan

dan

keterampilan

untuk

meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.
2. Hasil belajar adalah penentuan tingkat penguasaan siswa
terhadap pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
F.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian ini adalah:
1. Sebagai gambaran tentang penggunaan metode latihan (dril)
dalam meningkatkan hasil belajar mata pelejaran Fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat.
2. Sebagai sumbangan hasanah ilmu pengetahuan di STAIN
Samarinda.
3. Sebagai informasi awal bagi yang ingin melakukan penelitian
lanjut.
G.

Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan dan menganalisis penelitian ini, penulis
tulis dalam enam bab, dengan penjelasan sebagai berikut :
Bab pertama adalah pendahuluan dengan menyajikan latar
belakang masalah, rumusan masalah dan hipotesis, tujuan

6

penelitian, definisi operasional, alasan memilih judul, manfaat
dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab kedua adalah landasan teori yang menyajikan tentang
pengertian metode pembelajaran, macam-macam metode
pembelajaran,

langkah-langkah

netode

pembelajaran,

pengertian pendidikan agama islam, materi bidang studi
pendidikan agama islam dan mendidik anak menurut konsep
islam.
Bab ketiga adalah metode penelitian dengan menyajikan
populasi dan sampel, jenis penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
Bab keempat adalah hasil penelitian dengan menyajikan
tentang

gambaran

umum

Madrasah

Ibtidaiyah

Sabilul

Khairaat Kota Tarakan, keadaan guru dengan tata usaha,
keadaan siswa, sarana dan prasarana, kegiatan program kerja
Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Khairaat, penggunaan metode
latihan (driil), hasil belajar pendidikan agama islam.
Bab kelima adalah analisis data serta ditutup bab keenam
dengan membahas simpulan dan saran-saran.

7

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah Cara yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas sebagai
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan atau cara yang didalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik guru
maupun bagi siswa, makin baik metode yang dipake makin
efektif pula pencapaian tujuan.

4

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang caracara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau
instruktur. Atau teknik penyajian yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok,
agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh siswa dengan baik.5
4

(http://education-mantap.blogspot.com/selasa 15 fenruari 2011/
pengertian-strategi-metode- dan teknik.html).
5
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Op.Cit, hal 136.

8

Metode Pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan
yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak didik
kita. Karena ia merupkan kunci sukses untuk menggapai masa
depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan
wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi yang pada akhirnya
dapat berguna bagi bangsa, Negara dan agama.

Melihat

peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan, dengan harapan
proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan
tidak membosankan.6
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa
secara aktif dalam upayah memperoleh kemampuan hasil
belajar.

Metode

pembelajaran

yang

dipilih

tentunya

menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru
seharusnya memikirkan bagaimana metode yang membuat
siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal
dapat dicapai jika siswa aktif di bawah bimbingan guru yang
aktif pula.7

6

(http://nadhirin.blogspot.com/ selasa 15 februari 2011/ metodepembelajaran efektif.html).
7
Sumiati, Asra, metode pembelajaran,(Bandung:cv wacana
prima,2009), hal 92-96.

9

Untuk

melaksanakan

proses

pembelajaran

suatu materi

pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang
tepat.

Ketepatan

penggunaan

metode

pembelajaran

tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan
beberapa factor, yaitu :
a. Kesesuaian

metode

pembelajaran

dengan

tujuan

metode

pembelajaran

dengan

materi

pembelajaran
b. Kesesuaian
pembelajaran
c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru
d. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa
e. Kesesuaian

metode

pembelajaran

dengan

sumber

dan

fasilitas tersedia
f. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondisi
belajar mengajar
g. Kesesuaian

metode

pembelajaran

dengan

waktu

yang

tersedia
h. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar
B. Macam- macam Metode Pembelajaran
Metode

pembelajaran

mempertimbangkan

sangat
apakah

beraneka
suatu

ragam.

metode

Dengan

pembelajaran

cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu,
metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa

10

secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil
belajar.

Metode

menghindari

pembelajaran

upaya

yang

penuangan

dipilih

ide

tentunya

kepada

siswa

sebagaimana terjadi dalam pembelajaran dengan pendekatan
imposisi.
Setiap metode pembelajaran mempunyai kesesuaian dengan
bentuk-bentuk belajar tertentu. Pertimbangan untuk memilih
metode pembelajaran disamping didasarkan atas kepentingan
pencapaian tujuan, juga kesesuaian dengan bentuk belajar
tersebut.

Proses

pembelajaran

menuntut

guru

untuk

mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi.
Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang
relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan
metode pembelajaran tersebut, baik ketetapannya maupun
tata

caranya.

Berikut

ini

ada

beberapa

metode

pembelajaran,dengan harapan dapat dijadikan gambaran
minimal untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, diantaranya yaitu:
1. Metode ceramah
Menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat
ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.

11

Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa
melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang Metode Ceramah
(Preaching Method), yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi,
dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan.

12

2. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah digabung dengan metode lainnya.
Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus
yaitu :
a.

Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan

tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b.

Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan
pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi
pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi
tugas.
c.

Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan
materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
3. Metode percobaan (Experimental method)
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau

13

percobaan.
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan
tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi.
Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

14

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
(b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
(c) Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
(e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

15

Prosedur eksperimen menurut adalah :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan
ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses
yang

dialaminya

itu.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut :

16

Kelebihan metode eksperimen :
(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
(b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
(b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
(d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
Metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran
sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang
dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.
Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam
struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk

17

melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat
diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk
belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa
belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan
demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang
diperoleh

selama

pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap
sebagai Berikut :
(1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan
yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi
fisika yang akan dipelajari.
(2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
(3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
(4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal

18

yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa
diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,
selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan
konsep yang telah dipelajari.
(6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk
memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan
pokok bahasan .
Metode Eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah
yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip
metode ilmiah.
4.

Metode latihan ( Drill method )

Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa penda-pat
memiliki arti sebagai berikut;
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

19

b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anakanak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan
sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Dari
beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill
(latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan
melatih

siswa

agar

menguasai

pelajaran

dan

terampil.Dari

segi

pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan
secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa
disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu
ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan
melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak
itu.Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan.
Sedangkan dalam strategi belajar mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini
biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,
mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam
olah raga.
Metode latihan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan untuk melihat bagaimana cara melakukan sesuatu, bagaimana
cara menggunakannya, untuk apa dilakukan, apa manfaatnya dan sebagainya.

20

Kelebihan metode latihan sebagai berikut :
a. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan
metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentrasi dalam pelaksanaannya.
c. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit menjadi lebih otomatis
Kekurangan

metode

latihan

keterampilan

sebagai

berikut

:

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih
banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
b. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena anak didik lebih banyak
ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara
otomatis, tanpa menggunakan inteligensi.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang menonton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme karena anak didik lebih banyak dilatih
menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.
Cara mengatasi kekurangan-kekurangan metode latihan (Driil), ada bermacammacam usaha yang dapat dilakukuan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
metode latihan ini, seperti :8
a. Latihan hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis
b. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya :
8

H. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar , Op. Cit, hal. 153.

21

1. Jelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut
2. Agar murid dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan anak didik
3. Anak didik perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk
melengkapi belajar
c. Masa latihan secara relative harus singkat, tetapi harus sering dilakukan pada
waktu-waktu tertentu
d. Latihan harus menarik, gembira dan tidak membosankan
e. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan
individual.
1. Tingkat kecakapan yang diterima pada satu saat tidak perlu sama
2. Perlu diberikan latihan dalam rangka menambah latihan kelompok.
Perorangan
Langkah-langkah dalam melaksanakan latihan untuk belajar verbal maupun
belajar keterampilan sebagai berikut:9
a. Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip atau aturan yang
menjadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan duilatihkan.
b. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan
benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal
yang dipertunjukkan adalah pengucapan dan penulisan kata atau kalimat.
c. Jika belajar dilakukan dengan kelompok atau klasik, guru dapat meminta salah
seorang siswa untuk menirukan apa yang telah dilakukan guru, sementara
siswa lain memperhatikan.
9

Sumiati, Asra, metode pembelajaran, , Op. Cit, hal.105.

22

d. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru sehingga
tercapai hasil belajar sesuai dengan tujuan.

C. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dibagi menjadi dua tahap. Setiap tahapan meliputi
langkah-langkah kerja khusus.10
Tahapan pertama, pelaksanaan pembelajaran melalui lima tahap, tahapan ini
dilaksanakan

dengan

langkah-langkah

sebagai

berikut:

1. Penentuan tujuan instruksional. Berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif, dan
psikomotorik yang telah ditentukan untuk jangka waktu satu semester.
2. Menyusun tabel spesifikasi satuan bahasan atau silabus. Tabel ini memuat
satuan-satuan bahasan yang akan disampaikan
3. Pengecekan tabel spesifikasi/ silabus dan penentuan tujuan instruksional
yang disesuaikan dengan Standat Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
pembagian waktu.
4. Penentuan alat untuk memeriksa hasil akhir belajar
5. Penentuan standar prilaku yang merupakan indikator tingkat penguasaan
bahan oleh siswa.
Tahap kedua, merencanakan satuan pelajaran yang memungkinkan semua siswa
atau mahasiswa dapat dan mau belajar tuntas. Langkah-langkah kegiatannya
adalah sebagai berikut:
10

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/senin.20 juni
2011/langkah-langkah
pembelajaran.

23

1. Mengidentifikasi satuan pelajaran. Setian satuan pelajaran hanya
memuat satu himpunan indikator dan beberapa tujuan yang hendak dicapai.
2. Membuat tabel spesifikasi satuan bahasan. Tabel ini merupakan rincian
bahan sebagai dasar usaha pengembangan lebih lanjut.Tbel ini memuat
materi pembelajaran
3. Perencanaan kegiatan belajar mengajar atau skenario pembelajaran.
Dimulai dari apersepsi, kegiatan inti yaitu menjelaskan materi pelajaran,
tanya jawab, refleksi sampai kepada evaluasi untuk mengukur tuntas
tidaknya pelajaran saat itu, kemudian penutupan pada proses
pembelajaran.
4. Pemberian tugas tambahan agar lebih menguatkan lagi penguasaan materi
pembelajaran.
17 Langkah pembelajaran disusun dalam dua tahap, yaitu pra
kegiatan pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan
pembelajaran menggambarkan hal yang perlu dipersiapkan dan rencana
kegiatan. Detil kegiatan menggambarkan secara rinci aktifitas pembelajaran
yang tercantum dalam rencana kegiatan.
D. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum peneliti membicarakan lebih jauh tentang pengertian
pendidikan agama Islam, alangkah baiknya kalau lebih dahulu
peneliti

menjabarkan

apa

sebenarnya

arti

pendidikan.

Menurut pakar-pakar baik secara etimologis atau termenologi.

24

Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani
“paedagogike” ini adalah majemuk yang terdiri dari kata
“paes ” yang berarti “anak” dan kata “ago” yang berarti:“aku
memberikan

bimbingan”.

Jadi

paedagogike

berarti

aku

membimbing anak. Orang yang pekerjaannya membimbing
anak dengan maksud membawanya ketempat belajar, dalam
bahasa Yunani di sebut “paedagogos”. Jika kata ini diartikan
secara

simbolis,

maka

perbuatan

membimbing

seperti

dikatakan di atas itu, merupakan inti perbuatan mendidik
yang tugasnya hanya membimbing saja, dan kemudian pada
saat itu harus melepaskan anak itu kembali (ke dalam
masyarakat). Dari definisi yang telah disebutkan di atas
adalah sebagai barometer untuk mendefinisikan pendidikan
agama

Islam.

Mengapa

demikian?

karena

dalam

perkembangannya di Indonesia bahwa pendidikan agama
Islam secara kurikulum berada pada sub bagian dari bagian
pendidikan umum. Oleh karena itu, peneliti mendefinisikan
terlebih dahulu pengertian pendidikan secara umum, setelah
itu membicarakan definisi pendidikan agama islam.Pengertian
pendidikan agama Islam yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan agama Islam yang telah dikutip oleh Abdul Majid,
et., adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

25

mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk

menghormati

hubungannya

dengan

penganut

agama

kerukunan

antar

lain

umat

dalam

beragama

hingga wujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut
Zakiyah Darajat yang terdapat dalam pendidikan agama Islam
Berbasis kompetensi, pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

11

Definisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam Kurikulum
2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam SD dan MI adalah:"Pendidikan agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk

mengenal,

memahami,

menghayati,

mengimani,

bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman."menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami
11

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/Senin,8/8/2011/pengertian-pendidikan-agama- islam.

26

ajaran

Islam

(knowing),

terampil

melakukan

atau

mempraktekkan ajaran Islam (doing), dan mengamalkan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).12
E. Materi Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Materi dalam
dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam adalah
meliputi lima aspek materi PAI yaitu Al qur’an Hadits, Akidah
Ahlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.
Adalah sebagai berikut:

13

1. Mata pelajaran Al Qura’an Hadits
Mata pelajaran Al Qura’an Hadits adalah bagian dari mata
pelajaran

Fiqih

dimaksudkan

pada

untuk

Madrasah

Ibtidaiyah

memberikan

motivasi,

(MI)

yang

bimbingan,

pemahaman, kemampuan dan penghayatan Ahlakterhadap isi
yang terkandung dalam terhadap isi yang terkandung dalam
Al Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam
prilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa
kepada Allah SWT.

12

http//islamblogku.blogspot.com/jumat/04/08/2011/pengertian-dantujuanpendidikan-agama-1274.html.
13
Direktorat jenderal kelembagaan agama islam depertamen agama
RI, Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah,(Jakarta: Departemen Agama RI, 2006),
hal. 13-15, 23-27, 37-39, 45-47, 85-86.

27

Sesuai dengan kerangka pikir diatas, kurikulum Ahlak terhadap
isi yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadits Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan sebagai
berikut:
a. Lebih menitik beratkan target kompetensi dan penguasaan
materi
b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber
daya
pendidikan yang tersedia
c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana
pendidikan di
lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Pembelajaran Al Qur’an dan Hadits di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada
peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan
menggemari

Al Qur’an dan Hadits serta menanamkan

pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayatayat Al Qur’an dan Hadits untuk mendorong, membina dan
membimbing

ahlak

dan

prilaku

peserta

didik

agar

berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayatayat Al Qur’an dan Hadits.

28

Mata pelajaran Al Qur’an dan Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah
(MI) berfungsi:
a. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik membaca
dan menulis Al Qur’an dan Hadits.
b. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan
kegemaran untuk membaca Al Qur’an dan Hadits.
c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits dalam
prilaku peserta didik sehari-hari.
d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan
pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTS).
Ruang lingkup pengajaran Al Qur’an dan Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) meliputi:
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an
b. Hafalan surat-surat pendek
c. Pemahaman kandungan surat-surat pendek
d. Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang
tua, persaudaraan, silaturrahmi, taqwa, menyayangi anak
yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal
shaleh
TABEL I
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN AL QUR’AN DAN HADITS

29

Kompetensi yg
No
1
1.

Bentuk

Materi
diuji
penilai
3
4
 Melafalkan Al  Lisan

2
AL QUR’AN
1. Hafalan

surat-

surat Pendek
a. Surat al-Fatihah
b. Surat an-Naas
c. Surat al-Falaq
d. Surat al-Ikhlas
e. Surat al-Lahab
f. Surat an-Nashr
g. Surat al-Kafirun
h. Surat al-Kautsar
i. Surat al-Maun
j. Surat al-Quraisy
k. Surat al-Fiil
l. Surat al-Humazah
m. Surat al-Ashr
n. Surat al-Takatsur
o. Surat al-Qariah
p. Surat al-Zalzalah
q. Surat at-Tiin
2. Terjemahan/

Qur’an
dengan

 Tertulis
fasih

dan benar

dan
unjuk
kerja

30

Kandungan Surat

 Menerjemahk

a. Surat al-Fatihah

an Al Qur’an  Lisan

b. Surat al-Ikhlas

dengan benar

c. Surat al-Lahab

 Memahami

 Tertulis
dan

d. Surat an-Nashr

pokok

unjuk

e. Surat al-Kafirun

kandungan

kerja

f. Surat al-Kautsar

ayat-ayat

g. Surat al-Maun

Qur’an

h. Surat al-Takatsur
i. Surat Qadar
3. Tajwid
a. Alif

Lam

Qamariyah
b. Alif Lam Syamsiah

 Membaca

c. Hukum Nun Mati

Qur’an

 Lisan

dengan tajwid

 Tertulis

dan Tanwin
d. Qalqalah

 Membaca

e. Hukum Mim Mati

Qur’an

f. Waqaf

dengan

g. Mad

dan benar

h. Syiddah
4. Menulis
pisah

huruf
dan

al-

al

dan
Praktek

baik

31

sambung
 Menulis ayat5. Qira’ati 1-6
2.

ayat al Qur’an  Tertulis
dengan benar
 Melafalkan

HADITS, tentang:

dan membaca

a. Niat

al Qur’an

b. Amal Shaleh

 Melafalkan

dan
unjuk
kerja

 Lisan

c. Persaudaraan

dan membaca

dan

d. Silaturrahmi

Hadits

unjuk

e. Menyayangi Anak  Memahami
Yatim

pokok-pokok

f. Shalat Berjamaah

kandungan

g. Kebersihan

Hadits

h. Taqwa

 Menghafal

i. Orang munafik

hadits dengan

j. Menghormati

lancar

Orang Tua

kerja

 Lisan

 Tertulis

 Lisan
dan
unjuk
kerja

2. Mata pelajaran Akidah Akhlak

32

Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya dasar dan terencana
dalam

menyiapkan

peserta

didik

untuk

mengenal,

memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan
merealisasikannya
kehidupan

dalam

sehari-hari

prilaku
melalui

akhlak

mulia

kegiatan

dalam

bimbingan,

pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan.
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang
keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan
aqidah disatu sisi dan peningkatan toleransi serta saling
menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka
mewujudkan satu kesatuan dan persatuan bangsa.
Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan
dalam

akhlaknya

yang

terpuji,

melalui

pemberian

dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengmalan serta
pengalaman peserta didik tentang akidah dan akhlak Islam,
sehingga

menjadi

berkembang

dan

manusia
meningkat

yang

muslim

kualitas

yang

keimanan

terus
dan

ketaqwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.

33

Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
berfungsi untuk:
a. Penanaman nilai dan ajaran islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat
b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta
pengembangan
mungkin,

akhlak

melanjutkan

mulia

peserta

pendidikan

didik

yang

seoptimal

lebih

dahulu

dilaksanakan dalam keluarga
c. Penyesuain diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial dengan bekal Aqidah Akhlak
d. Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama islam
dalam kehidupan sehari-hari
e. Pencegahan

peserta

didik

dari

hal-hal

negatif

dari

lingkungannya atau dari budaya asing yang dihadapinya
sehari-hari
f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan
akhlak, serta sistem fungsionalnya
g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak
pda jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak meliputi:
a. Aspek Keimanan

34

Aspek keimanan ini meliputi sub-sub aspek: Iman kepada Allah
SWT, dengan alasan pembuktian yang sederhana, menyakini
rukun iman kepada malaikat, menyakini rukun iman kepada
kitab-kitab Allah, serta memahami dan menyakini rukun iman
kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, iman kepada
qada dan qadar Allah.
b. Aspek Akhlak
Aspek

akhlak

yang

meliputi:

akhlak

dirumah,

akhlak

di

madrasah, akhlak diperjalanan, akhlak dalam keadaan bersin,
menguap, dan meludah, akhlak dalam bergaul dengan orang
yang lebih lemah, akhlak dalam membantu dan menerima
tamu,

akhlak pribadi/krakter pribadi yang terpuji, akhlak

terhadap orang yang sakit, syukur nikmat.
c. Aspek Kisah Keteladanan
Aspek kisah ketealdanan yang meliputi: keteladanan Nabi
Muhammad SAW, kisah Nabi Musa dan Nabi Yususf As, kisah
Masyitah, dan Ashabul Kahfi dan i’tibar dari kisah raja
Namrudz dan Fir’aun.
TABEL II
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Bentuk
No

Materi

Kompetensi yang diujikan

penilaian

35

1
1.

2
Rukun Iman

3
adanya

1. Menyakini

4
Allah Tertulis

melalui pengenalan rukun
iman

Tertulis

2. Mengenal

Allah

sifat-sifat

Allah

melalui
dalam Tertulis

Asmaul Husnah
3. Menyebutkan

sifat-sifat Tertulis

yang dimiliki Rasulullah
2.

Kisah-kisah
teladan

4. Menjelaskan
mahluk

adanya Unjuk kerja

ghaib

selain

Malaikat
1. Meneladani
prilaku

sikap

tokoh

dan Unjuk kerja

tertentu

dalam kisah yang erdapat
dalam Al-Qur’an
2. Mencintai dan meneladani Unjuk kerja
tokoh-tokoh
3.

Adab

Islam

berakhlak

yang
mulia Tertulis

(keteguhan

dan Unjuk kerja

kecerdasan Nabi Ibrahim
As)
3. Meneladani

Unjuk kerja
sikap

dan

36

prilaku para tokoh Islam
1. Menjelaskan

adab

ketika

beribadah

Unjuk kerja

2. Membiasakan

diri

untuk

beradab ketika beribadah
3. Membiasakan
beradab
ketika

diri

untuk

secara

islami Unjuk kerja

mandi,

tidur,

berpakaian,
minum,

makan,
belajar,

dan Unjuk kerja

bermain
4. Membiasakan
secara
4.

Membiasak

islami

pergaulan
lebih

berakhl

yang lebih muda

terpuji

tua,

dalam

kepada

an

ak

beradab Unjuk kerja

yang Unjuk kerja

sebaya,

5. Membiasakan

dan
Unjuk kerja

beradab

secara islami kepada para
dhu’afa

(orang

jasmani/rohani,

cacat Unjuk kerja
fakir

miskin dan anak yatim)
6. Membiasakan

beradab Unjuk kerja

islami ketika bertamu dan Unjuk kerja

37

menerima tamu.
5.

1. Membiasakan

berakhlak Unjuk kerja

terpuji (jujur dan benar)
Akhlak
tercela

2. Membiasakan
secara

beradab

islami

dalam

kehidupan bertetangga

Unjuk kerja

3. Mencintai dan meneladani
orang/tokoh
berakhlak

yang
mulia

(Nabi Unjuk kerja

Ayyub As, Nabi Yusuf As)
4. Membiasakan
terpuji

dalam

sehari-hari

berakhlak
kehidupan

(sabar,

tobat,

adil dan tawakkal)
5. Menunjukkan

sifat-sifat

terpuji
1. Menghindari

sifat-sifat

orang/tokoh

yang

berakhlak tercela
2. Membiasakan
menghindari

diri

untuk
akhlak

tercelah dalam kehidupan
sehari-hari

(pasimis,

38

ketergantungan,

tamak,

putus asa)
3. Membiasakan

diri

menghindari

untuk
akhlak

tercelah (hasad, dengki)
4. Membiasakan
jika

bertaubat

bersalah

melakukan

dosa:

atau
taubat

dosa terhadap Allah, dosa
terhadap manusia
3. Mata pelajaran Fiqih
Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
salah satu bagian dari mata pelajaran Fiqihyang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of life) melalui
kegiatan

bimbingan,

pengajaran,

latihan,

penggunaan

pengalaman dan pembiasaan.
Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil nagli dan agli.

39

Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam
dengan

benar.

Pengamalan

tersebut

diharapkan

dapat

menimbulkan ketaatan menjelangkan hukum islam, dengan
disiplin

dan

tanggung

jawab

sosial

yang

tinggi

dalam

kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Sedangkan mata pelajaran fiqih di MI berfungsi untuk:
a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta
didik

kepada

Allah

SWT,

sebagai

pedoman

mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhiraat.
b. Membiasakan

pengamalan

terhadap

hukum

islam

pada

peserta didik dengan ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan
peraturan

yang

berlaku

di

madrasah

dan

dan

tanggung

jawab

lingkungan

masyarakat.
c. Membentuk

kedisiplinan

sosial

di

madrasah dan masyarakat.
d. Meneguhkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT
serta menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin,
melanjutkan upayah lebih dahulu dilakukan dalam lingkungan
keluarga.

40

e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri
dalam lingkungan fisik dan sosialnya.
f. Memperbaiki

kesalahan-kesalahan,

kelemahan-kelemahan

peserta didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah
dalam kehidupan sehari-hari.
g. Membekali peserta didik dalam bidang fiqih/hukum islam
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
TABEL III
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN FIQIH
Kompetensi yang
No
1
1.

Bentuk

Materi
2
Rukun Islam

diujikan
penilaian
3
4
 Memahami rukun- Tertulis/tes
lisan

rukun islam
2.

Hidup bersih

 Tata cara beristinja

3.

Wudhu

 Memahami

wudhu Tertulis/tes

sebagai syarat sah

lisan

shalat, hal-hal yang Tertulis/
praktek

membatalkan
4.

Adzan, Iqomah,
dzikir
setelah

wudhu
 Memahami
sebagai

adzan

panggilan

41

shalat

shalat

dan Tertulis/tes

pentingnya
5.

lisan

berdzikir
Shalat Fardhu

untuk

mendekatkan

dan

praktek

diri

kepada Allah SWT.
 Menjelaskan

tata

cara shalat fardhu Tertulis/tes

6.
Shalat Sunnah

(munfarid, jama’ah,

lisan

ketentuan

shalat,

praktek

syarat

rukun,

sunnah

dan

menyebutkan

hal-

hal

dan

yang

membatalkan
shalat, cara shalat
7.

orang
Puasa

sakit

ketentuan

dan
shalat Tertulis/
praktek

jumat)
 Waktu,

bilangan

rakaat,

keutaman

shalat

tahajjud,

tarawih, witir, dan Tertulis/
shalat sunnah Id

praktek

42

 Mampu memahami
ketentuan

puasa,

tata cara, hukum,
8.

hal-hal
Zakat

membatalkan

9.

puasa, orang yang
Sodaqah, Infaq
dan Wakaf

10.

boleh
meninggalkan
puasa,

Makanan

dan

minuman
11.

sunnah-

sunnah puasa, hariyang Tertulis

hari
disunahkan

Hewan
halal
12.

yang

yang
dan

haram

berpuasa, hari-hari Tertulis
yang

diharamkan

berpuasa.
Tertulis

 Menunjukkan
Khitan
13.

ketentuan

wajib

zakat mal
 Menjelaskan
Mandi wajib

14.

arti Tertulis

Sodaqah, Infaq dan
Wakaf
Tertulis

 Menunjukkan
Jual beli

makanan

dan

43

minuman
halal

yang

dan

hewan Tertulis

yang haram
 Mampu memahami
hewan Tertulis

jenis-jenis
15.

yang

halal

dan

 Menjelaskan

arti

haram
Pinjam
meminjam

khitan,

dan

serta

sewa

menyewa
16.

hukim,
manfaat

khitan
 Mampu
Tertulis

menjelaskan
ketentuan

mandi

wajib setelah haid
17

Upah

 Mampu memahami
dan

menjelaskan

ketentuan jual-beli
(pengertian, syarat, Tertulis
Barang

titipan

dan temuan

rukun jual beli yang
boleh

dan

dilarang,
yang

tidak

yang
benda
boleh Tertulis

44

diperjual belikan
 Mampu memahami
dan

menjelaskan

tentang

pinjam

meminjam

(arti,

syarat dan rukun),
menjelaskan

tata

cara

sewa

menyewa
 Mampu
menjelaskan
pengertian

upah,

hukum

dan

tata

cara

pemberian

upah
 Mampu memahami
tentang

barang

titipan,

barang

temuan, kewajiban
bagi

penerima

barang titipan, dan
kewajiban
penemu

bagi
barang

45

temuan
4. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI))
Mata

pelajaran

Sejarah

Kebudayaan

Islam

(SKI))

dalam

kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari
mata

pelajaran

peserta

didik

Fiqihyang

untuk

diarahkan

mengenal,

untuk

menyiapkan

memahami,

menghayati

sejarah islam yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya

(

Way

of

life)

melalui

kegiatan

bimbingan,

pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman
dan pembiasaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah
Ibtidaiyah ini meliputi: sejarah arab pra Islam, sejarah
Rasulullah SAW, dan al-Khulafaurrasyidin. Hal lain yang lebih
mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai,
makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta
sejarah yang ada. Oleh karena itu tema-tema tertentu
indikator keberhasilan belajar akan sampai pada pencapaian
ranah efektif, jadi SKI tidak saja merupakan transfer of
knowlodge,

tetapi

merupakan

pendidikan

nilai

(value

education).
Adapun tujuan dari pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah
sebagai berikut:

46

a. Pemberian

pengetahuan

tentang

Sejarah

Islam

dan

Kebudayaan kepada peserta didik.
b. Mengambil ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam
sejarah.
c. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
berakhlak mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah
yang ada.
d. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya
berdasarkan

tokoh-tokoh

teladan

sehingga

terbentuk

kepribadian yang luhur.
Sedangkan pembelajaran SKI setidaknya memiliki tiga fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi Edukatif
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan
menegakkan prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang
memadai tentang islam dan kebudayaan
c. Fungsi transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting
dalam rancangan transformasi masyarakat.
TABEL IV

47

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MADRASAH IBTIDAIYAH
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Bentuk
Kompetensi Yang
No

Materi

Penilaia
Diujikan
n

1
1.

2
Masyarakat

3
Arab  Memahami

Pra Islam.

4
Tertulis

sejarah
masyarakat Arab

2.

Masa remaja Nabi
Muhammad
SAW.

kehidupan
Diutusnya

Nabi

Muhammad
4.

 Memahami
sejarah

3.

SAW

remaja

5.

masa Tertulis
Nabi

Tertulis

 Memahami

Nabi

dan

proses diutusnya

Muhammad

Nabi Muhammad Sikap

SAW.

SAW
 Memahami

Kepribadian
6.

dan

Muhammad SAW

peristiwa
Dakwa

Unjuk kerja

pra islam

Nabi

Muhammad
SAW

cara

Tertulis
caraNabi

Muhammad SAW Tertulis

48

dalam berdakwa
7.

 Memahami
Isra

8.

dan

Mi’raj

Tertulis

kepribadian Nabi

Nabi

Muhammad SAW

Muhammad

sebagai

SAW

bagi seluruh alam

rahmat Unjuk kerja

 Memahami
Hijrah

Nabi

peristiwa isra dan

Muhammad

mi’raj

SAW

Muhammad SAW

9.

Nabi

Tertulis

 Memahami
Hijrah

Nabi

Muhammad
SAW

peristiwa

hijrah

Nabi Muhammad
ke

Madinah

SAW
 Memahami
peristiwa

10.

hijrah

Nabi Muhammad Tertulis
SAW ke Madinah
Keperwiraan

11.

Nabi

dan hikmah yang

Muhammad

terdapat

SAW

peristiwa
hijrahRasul
Madinah

dalam Tertulis

ke Unjuk kerja

49

 Memahami

Unjuk kerja

keperwiraan

12.

Fathu Mekkah

Rasulullah dalam

Wafatnya

berbagai

Rasulullah SAW

dan Unjuk kerja

peperangan
meneladani
keperwiraan

Khulafaurrasyidin
13.

rasulullah SAW
 Rasulullah

Khalifah Abu Bakar
Shiddiq

SAW Unjuk kerja

memahami
kronologi
peristiwa

14.

fathu
Unjuk kerja

Mekkah
Khalifah Umar bin  Memahami
Khattab

wafatnya
Rasulullah SAW
 Memahami

Khalifah

Utsman

bin Afan

dan

nilai

Thalib

tugas

Khulafaurrasyidin
 Memahami

Khalifah Ali bin Abi

arti

nilaipositif

sejarah
kekhalifaan

Abu

50

Bakar Shiddiq
 Memahami
nilai

nilaipositif

sejarah
kekhalifaan Umar
bin Khattab
 Memahami
nilai

nilaipositif

sejarah
kekhalifaan
Utsman bin Afan
 Memahami
nilai

nilaipositif

sejarah
kekhalifaan

Ali

bin Abi Thalib
5. Mata pelajaran Bahasa Arab.
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu makna mata
pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing,
mengembangkan dan membina kemampuan berbahas arab
fushiah, baik produktif maupun reseptif, serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa itu. Kemempuan bahasa arab
produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa itu sebagai

51

alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami

pembicaraan

orang

lain

dan

kemampuan

memahami bacaan. Kemampuan berbahasa arab serta sikap
positif terhadap bahasa arab tersebut sangat penting, karena
dapat membantu peserta didik dalam memahami sumber
ajaran islam, yaitu al Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab
berbahas arab yang berkenaan dengan islam.
Dalam konteks pendidikan, bahasa Arab berfungsi se