PKM GT Dr. Soil ID (1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“Dr. Soil ID”
PROGRAM DOKTER TANAH GUNA PENGONTROLAN KUALITAS
KESUBURAN TANAH PERTANIAN DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN :
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :
Ahmad Khanafi
Natalia Indah Widyaswara
Muhamad Ghazi Agam SAS

23030113120025
23030113120029
23030113190073

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016


2013
2013
2014

PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
1.

Judul Kegiatan

: “Dr. Soil ID” Program Dokter
Tanah
Guna
Pengontrolan
Kualitas Kesuburan Tanah Pertanian
di Indonesia

2.

Bidang Kegiatan


: PKM-GT

3.

Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP

:
:
:
:
:

f. Alamat email


Ahmad Khanafi
23030113120025
S1-Agroekoteknologi
Universitas Diponegoro
Jl.
Diponegoro
No.57
Kp.
Sandhangan RT. 01 RW. III Kec.
Wonosalam Kab. Demak 59571
: hanafiahmad52@gmail.com

4.

Anggota Pelaksana Kegiatan / Penulis

: 2 Orang

5.


Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No. Telp/HP

: Dr. Ir. Endang Dwi Purbajanti, MS.
: 0014055502
: Jl. Ketileng Asri V No. 9 Semarang
(024) 7474750
Semarang,  $SULO 2016

Menyetujui
Pembantu Dekan III
Fakultas Peternakan dan Pertanian,

Ketua Pelaksana Kegiatan,

Dr. Ir. Sutopo, M.Sc.
NIP. 19610705 199103 1 002


Ahmad Khanafi
NIM. 23030113120025

Pembantu Rektor III
Universitas Diponegoro,

Dosen Pendamping,

Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D.
NIP. 19711011 199702 1 001

Dr. Ir. Endang Dwi Purbajanti, MS.
NIDN. 0014055502

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................

i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................

ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iii

RINGKASAN ...........................................................................................

vi

1. PENDAHULUAN ................................................................................

1

A. Latar Belakang ................................................................................
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................


1
2

2. GAGASAN ...........................................................................................

2

A.
B.
C.
D.

Kondisi Kesuburan Lahan Pertanian Indonesia .............................
Solusi Yang Pernah Ditawarkan ....................................................
Pengontrolan Kualitas Kesuburan Tanah dengan Dr. Soil ID .......
Pihak-pihak yang Terkait ...............................................................

2
4
6

7

3. KESIMPULAN ....................................................................................

7

A. Dr. Soil ID .......................................................................................
B. Teknik Implementasi Gagasan ........................................................
C. Prediksi Hasil yang Akan Dicapai ...................................................

7
8
9

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

10

LAMPIRAN ..............................................................................................


11

RINGKASAN

Kesuburan tanah pertanian Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami
penurunan, hal ini menjadikan tingkat produksi tanaman pertanian baik pada
sektor tanaman pangan, perkebunan maupun tanaman hortikultura menjadi
menurun. Lahan-lahan pertanian di Indonesia sudah lebih dari 60% dalam kondisi
kritis. Dalam arti unsur hara tanah sudah jauh di bawah kadar normal yang 4% –
5%. Banyak lahan lahan pertanian yang unsur haranya tinggal 2%, dan bahkan
ada yang tinggal 1%. Dikatakan bahwa penggerusan unsur hara ini terjadi akibat
pemakaian pupuk pupuk kimia sintetis, juga pestisida dan obat obatan kimia yang
berlebihan. Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia telah berubah menjadi
lahan kritis akibat pencemaran dari limbah industri/pabrik dan pemakaian pupuk
anorganik/kimia yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat
unsur hara tanah semakin menurun. Lahan pertanian yang sudah masuk dalam
kondisi kritis mencapai 66% dari kurang lebih 7 juta lahan pertanian yang ada di
Indonesia.
Oleh sebab itu, diusulkan ide dan gagasan agar kualitas kesuburan tanah
pertanian di Indonesia menjadi lebih baik, yaitu dengan menerapkan program Dr.

Soil ID. Dr. Soil ID ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang
fokus terhadap permasalahan kesuburan tanah pertanian di Indonesia. Dr. Soil ID
akan bekerja dibawah pembinaan dari Kementrian Pertanian yang bekerja sama
dengan Dinas Pertanian di seluruh daerah di Indonesia. Tujuan dibentuknya
Program Dr. Soil ID adalah untuk membantu petani dalam mendiagnosa
kesuburan lahan pertanian yang mulai tidak subur dengan mempertimbangkan
penggunaan pupuk anorganik dan pupuk organik.
Dr. Soil ID ini perlu dijadikan program utama pemerintah untuk
meningkatkan kualitas kesuburan tanah pertanian di Indonesia, karena dari
beberapa program yang dilakukan pemerintanh (Program Pemulihan kesuburan
Lahan dan Pertanian Organik) berujung pada kegagalan. Diharapkan gagasan ini
dapat mengatasi penurunan kualitas kesuburan lahan pertanian di daerah di
seluruh Indonesia. Gagasan ini bisa diaplikasikan dan ditindaklanjuti oleh
Pemerintah Indonesia dan Kementrian Pertanian Indonesia.

Key word : kesuburan lahan, pupuk anorganik, Dr. Soil ID.

1

1.


PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kesuburan tanah pertanian Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami
penurunan, hal ini menjadikan tingkat produksi tanaman pertanian baik pada
sektor tanaman pangan, perkebunan maupun tanaman hortikultura menjadi
menurun. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kesuburan tanah
adalah tingkat penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan oleh para petani
tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik untuk meningkatkan bahan
organik dan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus
ternyata telah mengakibatkan tanah pertanian di Indonesia menjadi “sakit”. Unsur
hara tanah yang sangat penting untuk tumbuh-kembang tanaman terus tergerus
dengan penyebaran pupuk anorganik selama bertahun-tahun. Seperti yang
diungkapkan oleh purna Menteri Pertanian Indonesia Bapak Suswono pada acara
“Matahari Food Business Mendukung Program Pemerintah Go Organik 2010 di
Jakarta” menyatakan bahwa sejak tahun 1970, lahan-lahan pertanian di Indonesia
mulai ditaburi pupuk anorganik secara massal. Akibatnya, makin lama kesuburan
tanah pertanian makin menurun. Penggunaan pupuk anorganik juga berpengaruh
terhadap sifat produksi pertanian yang dihasilkan petani. Sifat kimia yang reaktif
menurun pada produksi-produksi makanan hasil pertanian. Faktor lain yang
mengakibatkan penurunan kesuburan tanah adalah diagnosa yang salah terhadap
tanah atau lahan yang mulai kurang produktif. Kebanyakan petani Indonesia
hanya mengira-ngira apa yang menyebabkan tanah atau lahan yang mereka tanami
menjadi kurang produktif, sehingga tindakan yang salah terjadi dengan melakukan
pemupukan kimia secara berlebihan. Setyorini et al. (2003) mengungkapkan
bahwa fenomena penurunan produktivitas lahan-lahan pertanian tidak saja terjadi
di Indonesia, namun juga berlangsung di beberapa negara lain di Asia. Dilaporkan
telah terjadi penurunan hasil padi di beberapa negara Asia dari lahan sawah yang
ditanami padi dua hingga tiga kali per tahun, meskipun dengan tingkat
pengelolaan optimal sesuai rekomendasi. Faktor utama yang menyebabkan
penurunan hasil ini diduga adalah menurunnya kadar bahan organik tanah dan
hara P, K, S dan Zn, serta akumulasi bahan beracun dalam tanah yang berasal
dari pupuk, pestisida atau polutan lain.
Pengelolaan kesuburan tanah tidak mungkin diselenggarakan dengan paket
umum. Suatu paket tertentu hanya berlaku untuk suatu wilayah tertentu, sehingga
tiap macam wilayah memerlukan paket pengelolaan kesuburan tanah tersendiri.
Seperti yang dikutip pada Tribunnews.com (2011) menyatakan bahwa massa yang
tergabung dalam Solidaritas Petani Peduli Pemulihan Kesuburan Lahan (PKL)
menuntut komitmen pemerintah dan wakil rakyat dalam melaksanakan Program
Pemulihan Kesuburan Lahan. Program Pemulihan Kesuburan Lahan merupakan
program ekonomi kerakyatan dan harus menjadi program prioritas nasional untuk

2

disukseskan semua pihak. Akan tetapi dalam kenyataannya program ini tidak
berjalan mulus sesuai rencana.
Perlu adanya program yang dikelola secara apik oleh pemerintah untuk
mengatasi masalah kesuburan tanah pertanian di Indonesia, dengan menerjunkan
ahli-ahli dibidang ilmu tanah sebagai konsultan. Program ini mengacu pada cara
mendiagnosa faktor penurunan kesuburan tanah dan bagaimana cara
menanggulanginya sehingga, petani tidak akan salah lagi dalam mendiagnosa
tanah yang kurang subur dan dapat mencegah dan mengatasinya dengan
penanganan yang benar.
B.

Tujuan dan Manfaat

Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka dapat diketahui tujuan
dan manfaat dari gagasan ini, yaitu :
1. Terbentuknya program yang dikelola oleh pemerintah untuk
menanggulangi penurunan kesuburan tanah pertanian di Indonesia.
2. Petani tidak akan salah lagi dalam mendiagnosis tanah yang kurang subur.
3. Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik.
4. Efisiensi biaya pemupukan dalam perawatan tanah yang kurang subur.
2.

GAGASAN

A.

Kondisi Kesuburan Lahan Pertanian Indonesia

Lahan-lahan pertanian di Indonesia sudah lebih dari 60% dalam kondisi
kritis. Dalam arti unsur hara tanah sudah jauh di bawah kadar normal yang 4% –
5%. Banyak lahan lahan pertanian yang unsur haranya tinggal 2%, dan bahkan
ada yang tinggal 1%. Dikatakan bahwa penggerusan unsur hara ini terjadi akibat
pemakaian pupuk pupuk kimia sintetis, juga pestisida dan obat obatan kimia yang
berlebihan. Selain unsur hara yang tergerus, pupuk pupuk yang berbasis amonia
seperti urea akan menurunkan PH tanah, dan juga membuat tanah semakin lama
semakin keras (bantat) dan tandus. Akibat dari itu semua, tanah menjadi tandus,
sakit dan hasil panen dari waktu ke waktu semakin merosot. Apabila ingin
mendapatkan hasil yang tinggi, pemakaian pupuk pupuk kimia atau pupuk
anorganik harus dinaikkan dosisnya dan dalam jangka panjang tanah akan
semakin rusak dan tidak dapat ditanami kembali. Para ahli pertanian internasional
telah mengadakan percobaan percobaan dan riset untuk perbaikan lahan, untuk
menaikkan unsur hara 1 persen diperlukan waktu sekitar 60 tahun jika hanya
diberikan kompos 20 ton per ha (Doni, 2009).
Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia telah berubah menjadi lahan
kritis akibat pencemaran dari limbah industri/pabrik dan pemakaian pupuk
anorganik/kimia yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat
unsur hara tanah semakin menurun. Lahan pertanian yang sudah masuk dalam
kondisi kritis mencapai 66% dari kurang lebih 7 juta lahan pertanian yang ada di

3

Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, produktivitas lahan akan terus menurun dan
akhirnya lahan tersebut sendiri akan mati. Pestisida dan obat obatan kimia yang
bersifat racun akan membunuh serangga serangga yang berguna dan tanaman,
juga mikroorganisme mikroorganisme tanah. Cacing sebagai salah satu
pendukung kesuburan tanah akan mati demikian pula gangang, jamur, cendawan
dan bakteri yang lain. Siklus kehidupan di dalam tanah terhenti total yang
tertinggal hanya endapan endapan racun racun dari zat zat kimia (Doni, 2009).
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi pertanian.
Keberadaan pupuk secara tepat baik jumlah, jenis, mutu, harga, tempat, dan waktu
akan menentukan kuantitas dan kualitas produk pertanian yang dihasilkan. Sektor
pertanian hingga sekarang ini masih ditopang oleh pupuk anorganik yang
konsumsinya meningkat dari waktu ke waktu (Setneg, 2009). Konsumsi pupuk
anorganik terbesar selama ini adalah pupuk urea, dengan tingkat konsumsi ratarata 71% dari tahun 1995 hingga tahun. Tingkat konsumsi paling tinggi
dibandingkan dengan jenis pupuk lainnya menjadikan permintaan terhadap pupuk
jenis urea sensitif terhadap harga dan sering mengalami kelangkaan (Wirjodirdjo
et al., 2010 ).
Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Pupuk di Indonesia (1995-2003) (juta ton)
Tahun

Jenis Pupuk
TSP/SP36
KCl
1070
404
900
375
663
350
869
172
395
380
623
400
651
425
601
450
588
95

Urea
1995
3710
1996
3918
1997
3324
1998
4290
1999
3140
2000
3960
2001
3896
2002
4273
2003
4460
Konsumsi
3886
707
Rata-rata
% Terhadap
71,59%
13,02%
Rata-rata Total
Sumber : Wirjodirdjo et al., 2010.

AS/ZA
653
588
351
408
244
507
480
607
630

Konsumsi
Total
5837
5781
4688
5739
4159
5490
5452
5931
5773

339

496

5428

6,25%

9,15%

100,00%

Departemen Pertanian Republik Indonesia (2016) mengungkapkan bahwa
pada tahun 2006 sampai dengan 2015, penggunaan pupuk anorganik yang
meliputi NPK, ZA, SP36 dan Urea selalu mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan lahan pertanian di Indonesia sudah mengalami krisis unsur hara
akibat pemberian pupuk kimia selama berpuluh-puluh tahun, sehingga dibutuhkan
banyak pupuk kimia atau anorganik untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.

4

Tabel 2. Kebutuhan Pupuk NPK, ZA, SP36 dan Urea (2006-2015) (juta ton)
Tahun

Jenis Pupuk
ZA
SP36
600
700
1.676
4.288
1.807
4.599
1.949
4.935
1.103
5.299
2.227
5.694
2.455
6.123
2.654
6.588
2.871
7.093
3.108
7.642

NPK
Urea
2006
400
5.620
2007
3.973
9.169
2008
4.224
9.780
2009
4.495
10.439
2010
4.785
11.152
2011
5.096
11.923
2012
5.430
12.757
2013
5.787
13.659
2014
6.174
14.637
2015
6.589
15.698
Konsumsi
4.695,3
2.045
5.296,1 11.483,4
Rata-rata
Sumber : Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2016.
B.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

-

Program Pemulihan Kesuburan Lahan (PKL)

Konsumsi
Total
7.320
19.106
20.410
21.818
22.339
24.940
26.765
28.688
30.775
33.037
23.519,8

Pemulihan Kesuburan Lahan (PKL) merupakan kegiatan penerapan
teknologi pengomposan sisa tanaman dilahan pertanian secara cepat dan tepat
dengan menggunakan dekomposer dan pupuk hayati. Efektivitas pemulihan
kesuburan lahan dilaksanakan secara terus menerus selama 3-4 musim tanam
(berkelanjutan). Program Pemulihan Kesuburan Lahan bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik serta keberlanjutan
pemanfaatan lahan sawah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Kegiatan
Pemulihan Kesuburan Lahan (PKL) dilaksanakan dengan memberikan bantuan
sarana produksi kepada petani secara gratis berupa dekomposer dan pupuk hayati
serta plastik penutup yang akan digunakan dalam pengomposan limbah tanaman
terutama jerami padi. (Permentan, 2010). Program Pemulihan Kesuburan Lahan
(PKL) belum dilaksanakan oleh pemerintah, namun ada indikasi-indikasi program
pemulihan kesuburan lahan akan digagalkan oleh pihak-pihak yang menginginkan
agar swasembada dan ketahanan pangan nasional terpupruk. Program Pemulihan
Kesuburan Lahan merupakan program ekonomi kerakyatan dan harus menjadi
program prioritas nasional untuk disukseskan oleh semua pihak (RMOL, 2011).
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk becocok tanam, yang ditentukan
oleh interaksi sejumlsah sifat fisik, kimia dan biologi bagian tubuh tanh yang
menjadi habitat akar-akar aktif tanaman (Notohadiprawira et al., 2006). Evaluasi
kesuburan tanah merupakan proses pendiagnosaan masalah-masalh keharaan
dalam tanah dan pembuatan anjuran pemupukan (Dikti, 1991). Salah satu cara
yang sering digunakan dalam menilai kesuburan suatu tanah adalah melalui
pendekatan dengan analisis tanah atau uji tanah. Terdapat lima parameter
kesuburan tanah yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai status

5

kesuburan tanah, yaitu KTK, KB, C-organik, kadar P dan K total tanah sesuai
petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah ( PPT, 1995).
Program Pemulihan Kesuburan Lahan (PKL) dari Kementrian Pertanian
(Kementan) RI pada tahun 2010 adalah sebagai upaya pemerintah untuk
menjawab problem kerusakan lahan akibat menurunnya kesuburan tanah.
Realisasi BelanjaSubsidi (BA 999,07) pada Kementerian Pertanian TA 2010 per
31 Desember 2010 sebesar Rp. 20.588.375.480.786,00 atau 99.67% dari anggaran
sebesar Rp. 20.657.449.455.000,00,-. Dari realisasi belanja tersebut, Pemerintah
melalui Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan PKL, pada Tahun 2010
dengan tujuan untuk pemberdayaan petani untuk memamfaatkan limbah tanaman
terutama jerami padi dalam penyediaan pupuk organik insitu, meningkatkan
produktivitas lahan sawah yang berfkelanjutan melalui penggunaan pupuk organik
dan pupuk hayati, meingkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik, dan secara
bertahap guna mengurangi beban anggaran subsidi pupuk. Kegiatan PKL
dilaksanakan melalui penunjukan PT Berdikari (Persero) sebagai BUMN
Pelaksana PSO, yang ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama anatar Dirjen
Tanamaan Pangan dengan Pelaksana PSO (Fokus Indonesia, 2012). Program
Pemulihan Kesuburan Lahan (PKL) belum sepenuhnya terlaksana, hal ini
mengakibatkan sekitar 200 perwakilan petani yang tergabung dalam solidaritas
petani peduli pemulihan kesuburan lahan menggelar demo di gedung DPR. Dalam
demo ini mempertanyakan komitmen pemerintah dan menuntut keseriusan DPR
dalam melaksanakan Program Pemulihan Kesuburan Lahan (PKL) (RMOL,
2011).
-

Program Pertanian Organik

Pertanian Organik merupakan suatu sistem produksi pertanaman yang
berasaskan daur ulang hara secara hayati. Pakar Pertanian barat menyebutkan
bahwa sistem pertanian organik merupakan hukum pengembalian (law of return)
yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan
organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun
ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman (Sutanto,
2002). Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan
lingkungan. Pertanian ini berusaha meminimalkan dampak negatif terhadap alam
sekitar dengan menggunakan pupuk dan pestisida organik serta menggunakan
verietas lokal (Andoko, 2006).
Departemen Pertanian (2007), mendefenisikan pertanian organik sebagai
sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu yang mengoptimalkan
kesehatan dan produtivitas agroekosistem secara alami sehingga mampu
menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Tahapan proses pengembangan pertanian organik di Indonesia merupakan proses
yang dilakukan untuk mencapai tujuan program Go Organic 2010. Tahapan ini
terdiri dari enam tahap dimana tahap pertama atau langkah awal dimulai pada

6

tahun 2001 yang diawali dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat hingga
industrialisasi dan perdagangan. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Indonesia ...."

p.ng.kapor

saw produaen danutsrponmlkigedcaWIC

panga"

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN BPH (BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA) (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

4 81 27

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK LAMBUNG H2-ANTAGONIS PADA PASIEN COMBUSTIO (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

2 35 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI FUROSEMID - SPIRONOLAKTON PADA PASIEN GAGAL JANTUNG (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

15 131 27

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Hubungan Kejadian Pneumonia Neonatus dengan Beberapa Faktor Risiko di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2010-2012

0 0 6