STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN YANG BERFO (1)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini sangatlah ketat seiring dengan
semakin meningkat dan berkembangnya dunia bisnis modern. Dengan
bertambahnya jumlah pelaku bisnis yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen baik berupa barang atau jasa, para pelaku bisnis memiliki tantangan
untuk mendapatkan pangsa pasar yang ada. Pada zaman moderen seperti saat ini,
perkembangan di berbagai bidang usaha sangat cepat terjadi. Seperti halnya di
bidang teknologi informasi yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan sangat
pesat tapi juga bidang-bidang lainnya yang bertujuan untuk pemuasan dan
pemenuhan kebutuhan dan gaya hidup konsumen. Lingkungan ekternal maupun
internal perusahaan selalau berkembang dan bersifat dinamis, sehingga
menimbulkan
kesempatan-kesempatan
atau
hambatan-hambatan
bagi
pertumbuhan perusahaan tersebut. Penyebab lainnya adalah keputusan yang
dibuat oleh pihak
manajemen. Manajemen perusahaan bertugas membuat
keputusan, tetapi tugas ini merupakan aspek kritis
dari tugas tersebut yang
menuntut kemampuan managerial untuk mengintegrasikan dan mengembangkan
berbagai elemen yang relevan ke dalam situasi perusahaan secara keseluruhan.
Dalam menjalankan tugasnya pihak manajemen akan menyangkut waktu,
menghadapi resiko yang mungkin mengancam stabilitas perusahaan, dan
keputusan terebut harus mampu dikomunikasikan pada pihak pelaksana (petugas
operasional perusahaan).
Untuk menghadapi hambatan maupun tantangan lingkungan dan
kemampuan dalam membuat keputusan, maka pihak manajemen perusahaan
memerlukan strategi yang tepat agar tujuan perusahaaan dapat tercapai secara
optimal. Dalam menentukan strategi apa yang digunakan manajemen perusahaan,
maka
memerlukan
pertimbangan-pertimbangan
yang
tepat
karena
akan
menyangkut keberadaan perusahaan di masa depan. Sebelum menentukan
1
langkah-langkah strategi yang harus dipilih dalam manajemen perusahaan, maka
akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan strategi.
Menurut Glueck (1998:6), strategi adalah satu-kesatuan rencana yang
komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi
dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan
organisasi tercapai.
Menurut Robson (1997:5) strategi merupakan pola keputusan dari alokasi
sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategi merupakan keputusan memilih strategi dan bagaimana
merencanakan strategi tersebut akan memberikan dampak untuk kemajuan
organisasi melalui ktivitas analisis, pemilihan dan implementasi strategi yang
telah ditetapkan (Johnson and Scholes (1993:153).
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa strategi :
Pertama, merupakan satu-kesatuan rencana organisasi yang komprehensif dan
terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua, penyusunan
strategi diperlukan analisis lingkungan, karena lingkungan akan menentukan
kekuatan dan kelemahan organisasi. Ketiga, pencapaian tujuan organisasi
dihadapkan pada berbagai pilihan alternatif strategi yang harus dipertimbangkan.
Keempat, strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan
memerlukan evaluasi.
Ada 3 tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan suatu strategi. Pimpinan
perusahaan sebelum menerapkan strategi yang akan dilakukan diharapkan mampu
menganalisa terlebih dahulu strategi yang akan dilaksanakan dengan cara
menganalisa lingkungan baik internal maupun ekternal perusahaan, kemudian
menganalisa kebudayaan lingkungan, dan mempertimbangkan sumber daya alam
yang dimiliki baik sumber daya alam, manusia maupun umber daya lainnya.
Setelah melakukan analisa strategi kemudian melakukan pemilihan strategi yang
akan dilaksanakan, dengan cara mengidentifikasi alternatif pilihan yang ada
kemudian memilih salah satu strategi yang paling tepat. Tahap berikutnya adalah
2
implementasi strategi yang telah dipilih dengan menetapkan sistem dan personel
yang akan diberdayakan dalam lembaga tersebut, kemudian membuat struktur
organisasi untuk kemudian merencanakan dan mengalokasikan sumber-sumber
yang telah tersedia.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap strategi
perusahaan
2. Mengetahui strategi perubahan dari power ke empowerment
3. Memahami peran teknologi informasi perusahaan
4. Mengetahui transformasi informasi sebagai pengetahuan
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh dari penggunaan teknologi informasi terhadap
strategi perusahaan ?
2. Apa yang dimaksud dengan strategi perubahan dari power ke
empowerment ?
3. Bagaimanakah peran teknologi informasi perusahaan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan transformasi informasi
sebagai
pengetahuan ?
2.1 Pengaruh
Penggunaan
BAB II
PEMBAHASAN
Teknologi Informasi
Perusahaan
3
Terhadap
Strategi
Teknologi informasi (TI) secara potnsial merupakan suatu strategi, hal ini
mengandung arti bahwa kekuatan teknologi merupakan gambaran dari strategi
bersaing perusahaan untuk mampu berkompetsi melalui perubahan struktur
industri. Lingkungan komunitas TI memandang bahwa aplikasi TI merupakan
suatu bagian strategi perusahaan, karena berkaitan dengan fungsi perencanaan dan
pengendalian manajemen organisasi perusahaan. Untuk lebih mengoptimalkan TI
tersebut, bagaiamana TI dapat menghasilkan keuntungan strategis dan bagaimana
bentuk
desain
atau
prinsip
yang
tersedia
untuk
mengeksploitasi
dan
memanfaatkan keuntungan yang stratgeis.
Gambar 3.3 Sistem Informasi Strategis
Sumber : Martin, 1999
Pada level paling atas bahwa segala sesuatu yang bersifat strategis
beradapada posisi atas, hal ini membedakan dari kelompok-kelompok sistem
informasi lain. Pada tingkat ini disebut dengan Executive Information System,
artinya adalah kebutuhan akan informasi yang strategis yang merupakan
wewenang dari para senior manajer atau para eksekutif. Sedangkan pada bagian
tengah (Decision Support System) merupakan tanggung jawab para manajer yang
berada di tingkat menengah, para manajer yang berada pada posisi tersebut harus
bertanggung jawab untuk melakukan implementasi perencanaan yang sudah
4
ditetapkan oleh eksekutif. Manajer tingkat menengah membutuhkan informasi
untuk melakukan fungsi pengendalian manajemen.
Pada tingkat yang paling bawah merupakan tanggung jawab para manajer
operasi dengan melalukan fungsi dan monitoring setiap kegiatan perusahaan.
Artinya, tanggung jawab yang dilakukan ialah transaksi harian, oleh karena itu
jenis kebutuhan sistem informasi seharusnya dapat memberikan fasilitas kegiatan
yang dapat diambil secara tepat. Bagian ini disebut Transaction Processing
System.
Untuk lebih mengoptimalkan strategi teknologi informasi, maka arsitektur
rancangan yang dibutuhkan agar tujuan strategi teknologi informasi dapat
tercapai. Arsitektur rancangan kerja teknologi terdiri dari empat elemen sebagai
berikut:
1. Pemrosesan
data
menjadi
informasi
melalui
hardware
dan
hubungannya dengan sistem informasi software (computing).
2. Komunikasi merupakan hubungan dan adanya keterkaitan antar kerja
atau informasi.
3. Data merupakan aset perusahaan yang dapat digunakan, diakses,
dikontrol dan disimpan.
4. Sistem aplikasi utama merupakan penerapan dan penggunaan data
menjadi lebih bernilai informatif. Arsitektur teknologi informasi
tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar berikut :
Computing
Communication
Application
Data
Gambar 3.4 Arsitektur Teknologi Informasi
Gambar diatas menunjukkan adanya interdipendensi bahawa setiap elemen
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Untuk melakukan restrukrisasi teknologi
informasi pada sebuah perusahaan perlu melakukan langkah-langkah yang tepat
untuk
lebih
mengabsahakan
prinsip-prinsip
5
ataupun
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya ke dalam bentuk parameter, skema, kebijakan dan rencanarencana. Oleh karena itu, tindakan secara arsitektural sering kali dihubungkan
dengan perubahan-perubahan manajemen sumber informasi.
Terdapat empat level yang merupakan pedoman rancagan kerja teknologi,
keempat level tersebut mmebentuk rancangan kerja sebagai berikut:
1. Parameters, merupakan parameter lisan secara umum bagi setiap elemen
arsitektur. Parameter tersebut memperlihatkan kebutuhan yang esensi, batasan
dan priferensi atas waktu dalam mencapai tujuan secara keseluruhan.
2. Schemas, merupakan logika fisik dan model yang dibutuhkan bagi setiap
elemen arsitektur dan bagaimana seharusnya bekerja.
3. Policies, merupakan pernyataan praktis dan nyata bagaimana setiap elemen
teknologi dikirim, dengan memasukkan unsur kebijakan teknlogi, pedoman
prosedur maupun standar.
4. Plan, setiap perusahaan membuat sejumlah perencanaan dengan tujuan
masing-masing dimana setiap pelaksnaan
rencana terdiri dari beberapa
tahapan, kemudian pelaksanaan tersebut menunjukkan pergerakan dari
tahapan sebelumnya ke tahapan berikutnya yang disebut dengan evolusi.
2.2 Strategi Perubahan Dari Power Ke Empowerment
Perubahan merupakan kunci dalam lingkungan bisnis yang semakin
kompleks dan turbulens. Semakin intensnya perkembangan teknologi, persaingan
global, krisis ekonomi dan lingkungan serta perkembangan kondisi-kondisi makro
ekternal lainnya, setiap perusahaan akan melakukan perubahan dalam situasi yang
unpredictable dan uncertainty. Sementara, Gehani menyarankan enam tindakan
yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan agile-based management strategy
yaitu meliputi:
1. Lintas berbagai fungsi tim (Cross Functional Team Sharing),
2. Pemberdayaan garis keputusan (Empowerment Front Line Decision
Making)
3. Modul integrasi teknologi availabel (Modular Integration of Available
Technology)
4. Membuat spesifikasi desain (Delayed Specifcation Design)
5. Perencanaan kesuksesan produksi (Production Succession Planning)
6
6. Pengembangan/pelebaran
integrasi
pembelajaran
(Entreprice
Wide
Integration of Learning)
Di samping tu, perlu memahami 3 paradigma evolusi informasi, yakni :
1. Pemberlakuan informasi dengan segala bentuknya sebagai komoditas atau
aset ajar dengan (Man, Money, Material)
2. Pemberlakuan tatanan yang ditimbulkan oleh keberadaaan dinamika
informasi sebagai ekosistem tersendiri yang identik dengan eks sistem
fisik-biologis
3. Perkembangan teknologi informasi yang diberlakukan sebagai pemberday
organisasi perusahaan disamping sumber daya manusia.
Perkembangan di bidang manajemen organisasi dalam 10 tahun terakhir
merupakan produk global evolusi informasi. Hal ini berupa dampak aplikasi
Manajemen
Pengetahuan
Organisasi
(Learning
(Knowledge
Organization).
Management)
Teknologi
dan
Pemberdayaan
informasi,
Mnajemen
Pengetahuan, Pembelajaran Organisasi yang berbasis informasi atau asset,
merupakan garapan jika sebuah perusahaaan-perusahaan besar di negara maju
sebagai salah satu syarat dalam menguasai aset 3 M (man, money, material).
Penguasaan 3 M tersebut sebagai aset memiliki power, sedangkan penguasaan
informasi atau pengetahuan sebagai aset disebut Empowerment. Kepemilikan
power bersifat vertical, artinya semakin keatas maka organisasi semakin kuat. Di
sisi lain kepemilikan power bersifat horizontal, artinya semakin luas
empowerment maka organisasi semakin kuat. Kenyataan yang terjadi bahwa
dalam proses globalisasi yang kurang begitu disadari oleh berbagai kalangan
bahwa siapapun yang memiliki empowerment mampu mengungguli mereka yang
hanya mengandalkan power.
2.3 Peran Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan manifestasi perkembangan ilmu atau teori
informasi. Perkembangan informasi dalam bentuk sistem aplikasi, sistem
informasi maupun perangkat keras dalam dekade terakhir ini sangat pesat
sehingga mengakibatkan peningkatan secara eksponensial kuantitas pengetahuan
7
sebagai hasil transformasi informasi, transformasi yang dimaksud adalah produk
manusia dengan atau tanpa bantuan teknologi informasi.
Peningkatan pengetahuan secara esponensial tersebut mendatangkan
keuntungan yang tidak sedikit bagi perusahaan, tetapi di sisi lain justru menjadi
beban bagi para manajer perusahaan . beban tersebut berupa adaptasi manajemen
perusahaan terhadap ekosistem informasi yang penuh turbulensi, kompleksitas
dan ketidakpastian. Oleh karena itu peran teknologi informasi sangat dibutuhkan,
tanpa bantuan teknologi informasi yang memadai maka eksistensi perusahaaanpun
akan terancam. Hal ini dimungkinkan karena dengan keberadaan teknologi
informasi akan membantu kuantitas pekerjaan sumber daya manusia secara
transaksional, geografikal, otomatisasional dan sekuensial.
Fenomena teknologi informasi secara praktek kurang mampu dihanyati
oleh para manajer puncak perusahaan, pimpinan maupun para pengambil
keputusan karena terdapat sekelompok sebagian orang dalam perusahaan bahwa
keberadaaan teknologi informasi “ditakuti” karena terlalu canggih. Hal ini
disebabkan bahwa sosialisasi teknologi informasi kurang memunculkan aspek
edukatif.
Menurut Browning (2000) teknologi informasi bukan lagi dianggap
sebagai sumber daya bisnis, tetapi dianggap sebagai lingkungan bisnis. Kebutuhan
akan Teknologi Informasi (TI) sangat dibutuhkan dalam aspek edukatif. Seperti
peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi
ilmu pengetahuan yang berkembang seiring dengan kegiatan menulis, mencetak,
mendidik serta pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pengembangan
minat baca dan kebiasaan membaca. Dari fakta tersebut, perpustakaan diharapkan
sebagai pusat kegiatan pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca.
Perpustakaan mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap peningkatan dan
pengembangan minat dan kegemaran membaca. Teknologi informasi dan
komunikasi atau ICT (Information and Communication Technology) telah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global. Oleh karena itu,
setiap institusi, berlomba untuk mengintegrasikan ICT guna membangun dan
8
memberdayakan sumber daya manusia berbasis pengetahuan agar dapat bersaing
dalam era global.
Keberadaan perpustakaan digital semakin penting dalam pemenuhan
kebutuhan informasi pengguna. Di Indonesia, terutama di lingkungan perguruan
tinggi (PT), ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan manfaatnya oleh
sivitas akademika yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi
mutakhir dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer informasi dalam
tingkat tertentu berubah karena produser dan pengguna sudah saling terkoneksi
melalui Internet. Pengertian perpustakaan digital berkembang menjadi sebuah
organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk didalammya staff khusus,
bertugas memilih, menyusun, dan menawarkan akses intelektual, menerjemahkan,
mendistribusikan, memelihara integritas, menjamin keutuhan dari waktu ke waktu
hasil koleksi digital sehingga karya-karya tersebut dapat dibaca dan secara
ekonomis tersedia untuk dimanfaatkan oleh comunitas tertentu maupun
sekumpulan komunitas. (Waters,1998). Disampaikan oleh Cleveland (1998),
bersumber pada beberapa jurnal dan hasil diskusi sebelumnya maka definisi
karakteristik perpustakaan digital antara lain :
1. Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang mewakili perpustakaan
traditional yang menyediakan baik koleksi digital dan koleksi tradisional,
termasuk koleksi media. Sehingga perpustakaantersebut memangkas biaya
koleksi elektronik dan biaya kertas.
2. Perpustakaan digital juga termasuk didalamnya adalah materi digital yang
sebenarnya berada diluar perpustakaan secara fisik namun memiliki link dari
perpustakaan digital lainnya.
3. Perpustakaan digital juga akan berisi segala proses dan pelayanan yang
menjadi tulang belakang dan jaringan syaraf dalam perpustakaan digital.
Walau bagaimanapun, beberapa tradisional proses yang akan membangun pola
kerja perpustakaan digital, yang akan disempurnakan dan ditingkatkan untuk
mengakomodasi perbedaan antara media digital yang baru dan media
tradisional Sushan Dhakal (2007), memfokuskan pada pemanfaatan Open
Digital Library pada rencana pendidikan masa kini, dan deskripsi teknik dari
arsitekturnya. Paper tersebut berdasarkan pada penelitian dan pembangunan
9
Digital Library Research Lab menggunakan OAI_PMH dan PHP based
harvester.Perpustakaan digital
secara ekonomis
lebih
menguntungkan
dibandingkan dengan perpustakaan tradisional. Ada tiga alasan menyatakan
bahwa perpustakaan digital lebih menguntungkan, yaitu:
1. Institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi digital dapat mengurangi
kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal.
2. Penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik.
3. Nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan
dengan pemeliharaan dan penyampaiannya.
2.4 Tranformasi Informasi Sebagai Pengetahuan
Informasi dapat ditransformasikan menjadi pengetahuan (knowledge)
setelah informasi yang satu dengan yang lainnya dipahami dalam kerangka pola
maupun prinsip keterkaitannya. Metode mentransformasikan informasi individu
tergantung kepada hasil pembelajaran sebelumnya dalam bentuk pengalaman
kognitif, psikomotor dan afektif.
Kualitas dan kuantitas trasformasi informasi menjadi pengetahuan
merupakan masalah pokok dalam era globalisasi karena pengetahuan yang
ditransformasikan menjadi kebijakan dalam proses pengambilan keputusan.
Setalah informasi menjadi pengetahuan memiliki enam karakteristik yakni
kepraktisan, kontekstual, eksperiesial, sejarah, sosial dan individu. Saat ini
pengetahuan sudah diakui dalam organisasi sebagai aset yang sejajar dengan 3M,
walaupun masih bersifat tidak berwujud. Secara kumulatif untuk kepentingan
audit, maka pengetahuan disebut sebagai modal intelektual yang dapat
diidentifikasi, didokumentasikan dan diukur.
Salah satu metode yang digunakan untuk mngukur pengetahuan: Balanced
Scorecard, selain mengukur aspek finansial secara tradisional, proses bisnis
internal dan proses belajar atau pertumbuhan. Dengan demikian maka kekayaan
empowerment-pun dapat diukur, artinya pada era globalisasi ini aspek
pengetahuan sudah diakui sebagai aset yang sangat penting dalam perusahaan
karena berkembangnya manajemen pengetahuan yang berorintasi sebagai sebuah
komoditas.
10
Beberapa strategi pelaksanaan yang berkembang dengan pesat mengenai
praktek manajemen pengetahuan adalah: benchmarking, downsizing, outsourcing,
micro manajement, bussiness process reenginering (BPR), dan internet data
mining. Strategi-strategi tersebut pada garis besarnya membuat organisasi lebih
ramping atau horizontal, kompetensi intinya lebih jelas, kontrol yang terdistribusi,
mekanisme yang terpusat di semua unsur organisasi. Salah satu metode alternatif
teknologi agar perusahaan mendapat hasil yang empowered yaknimelalui revolusi
total yang dilaksanakan secara sistematik dengan menganut pola manajemen
pengetahuan melalui rekayasa ulang proses bisnis. Menurut Obolensky (1994)
reformasi total adalah upaya sebuah perusahaan untuk merubah proses dan
kendali internalnya dari suatu hirarki vertikal fungsional yang bersifat tradisional,
menjadi struktur yang lebih ramping dan horizintal, lintas fungsional serta kerja
sama tim yang berfokus pada proses kepuasan dan kenyamanan pelanggan.
BAB III
PENUTUP
3.4 Kesimpulan
Strategi manajemen merupakan satu-kesatuan rencana organisasi yang
komprehensif dan terpadu dalam penyusunan strategi untuk mencapai tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan organisasi dihadapkan pada berbagai pilihan
alternatif strategi yang akan diimplementasikan oleh organisasi dan memerlukan
evaluasi.
11
Dalam strategi yang berfokus mana depan memerlukan sistem teknologi
informasi. Teknologi Informasi (TI) telah berperan penting bagi
kehidupan
manusia saat ini. Perkembangan teknologi informasi telah
mengikuti
berjalannya
dengan
pula
perkembangan
teknologi
manusia.
Perkembangan
informasi
sangat pesat dipicu oleh kebutuhan informasi secara cepat,
tepat, dan terkini.
12
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini sangatlah ketat seiring dengan
semakin meningkat dan berkembangnya dunia bisnis modern. Dengan
bertambahnya jumlah pelaku bisnis yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen baik berupa barang atau jasa, para pelaku bisnis memiliki tantangan
untuk mendapatkan pangsa pasar yang ada. Pada zaman moderen seperti saat ini,
perkembangan di berbagai bidang usaha sangat cepat terjadi. Seperti halnya di
bidang teknologi informasi yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan sangat
pesat tapi juga bidang-bidang lainnya yang bertujuan untuk pemuasan dan
pemenuhan kebutuhan dan gaya hidup konsumen. Lingkungan ekternal maupun
internal perusahaan selalau berkembang dan bersifat dinamis, sehingga
menimbulkan
kesempatan-kesempatan
atau
hambatan-hambatan
bagi
pertumbuhan perusahaan tersebut. Penyebab lainnya adalah keputusan yang
dibuat oleh pihak
manajemen. Manajemen perusahaan bertugas membuat
keputusan, tetapi tugas ini merupakan aspek kritis
dari tugas tersebut yang
menuntut kemampuan managerial untuk mengintegrasikan dan mengembangkan
berbagai elemen yang relevan ke dalam situasi perusahaan secara keseluruhan.
Dalam menjalankan tugasnya pihak manajemen akan menyangkut waktu,
menghadapi resiko yang mungkin mengancam stabilitas perusahaan, dan
keputusan terebut harus mampu dikomunikasikan pada pihak pelaksana (petugas
operasional perusahaan).
Untuk menghadapi hambatan maupun tantangan lingkungan dan
kemampuan dalam membuat keputusan, maka pihak manajemen perusahaan
memerlukan strategi yang tepat agar tujuan perusahaaan dapat tercapai secara
optimal. Dalam menentukan strategi apa yang digunakan manajemen perusahaan,
maka
memerlukan
pertimbangan-pertimbangan
yang
tepat
karena
akan
menyangkut keberadaan perusahaan di masa depan. Sebelum menentukan
1
langkah-langkah strategi yang harus dipilih dalam manajemen perusahaan, maka
akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan strategi.
Menurut Glueck (1998:6), strategi adalah satu-kesatuan rencana yang
komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi
dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan
organisasi tercapai.
Menurut Robson (1997:5) strategi merupakan pola keputusan dari alokasi
sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategi merupakan keputusan memilih strategi dan bagaimana
merencanakan strategi tersebut akan memberikan dampak untuk kemajuan
organisasi melalui ktivitas analisis, pemilihan dan implementasi strategi yang
telah ditetapkan (Johnson and Scholes (1993:153).
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa strategi :
Pertama, merupakan satu-kesatuan rencana organisasi yang komprehensif dan
terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua, penyusunan
strategi diperlukan analisis lingkungan, karena lingkungan akan menentukan
kekuatan dan kelemahan organisasi. Ketiga, pencapaian tujuan organisasi
dihadapkan pada berbagai pilihan alternatif strategi yang harus dipertimbangkan.
Keempat, strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan
memerlukan evaluasi.
Ada 3 tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan suatu strategi. Pimpinan
perusahaan sebelum menerapkan strategi yang akan dilakukan diharapkan mampu
menganalisa terlebih dahulu strategi yang akan dilaksanakan dengan cara
menganalisa lingkungan baik internal maupun ekternal perusahaan, kemudian
menganalisa kebudayaan lingkungan, dan mempertimbangkan sumber daya alam
yang dimiliki baik sumber daya alam, manusia maupun umber daya lainnya.
Setelah melakukan analisa strategi kemudian melakukan pemilihan strategi yang
akan dilaksanakan, dengan cara mengidentifikasi alternatif pilihan yang ada
kemudian memilih salah satu strategi yang paling tepat. Tahap berikutnya adalah
2
implementasi strategi yang telah dipilih dengan menetapkan sistem dan personel
yang akan diberdayakan dalam lembaga tersebut, kemudian membuat struktur
organisasi untuk kemudian merencanakan dan mengalokasikan sumber-sumber
yang telah tersedia.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap strategi
perusahaan
2. Mengetahui strategi perubahan dari power ke empowerment
3. Memahami peran teknologi informasi perusahaan
4. Mengetahui transformasi informasi sebagai pengetahuan
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh dari penggunaan teknologi informasi terhadap
strategi perusahaan ?
2. Apa yang dimaksud dengan strategi perubahan dari power ke
empowerment ?
3. Bagaimanakah peran teknologi informasi perusahaan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan transformasi informasi
sebagai
pengetahuan ?
2.1 Pengaruh
Penggunaan
BAB II
PEMBAHASAN
Teknologi Informasi
Perusahaan
3
Terhadap
Strategi
Teknologi informasi (TI) secara potnsial merupakan suatu strategi, hal ini
mengandung arti bahwa kekuatan teknologi merupakan gambaran dari strategi
bersaing perusahaan untuk mampu berkompetsi melalui perubahan struktur
industri. Lingkungan komunitas TI memandang bahwa aplikasi TI merupakan
suatu bagian strategi perusahaan, karena berkaitan dengan fungsi perencanaan dan
pengendalian manajemen organisasi perusahaan. Untuk lebih mengoptimalkan TI
tersebut, bagaiamana TI dapat menghasilkan keuntungan strategis dan bagaimana
bentuk
desain
atau
prinsip
yang
tersedia
untuk
mengeksploitasi
dan
memanfaatkan keuntungan yang stratgeis.
Gambar 3.3 Sistem Informasi Strategis
Sumber : Martin, 1999
Pada level paling atas bahwa segala sesuatu yang bersifat strategis
beradapada posisi atas, hal ini membedakan dari kelompok-kelompok sistem
informasi lain. Pada tingkat ini disebut dengan Executive Information System,
artinya adalah kebutuhan akan informasi yang strategis yang merupakan
wewenang dari para senior manajer atau para eksekutif. Sedangkan pada bagian
tengah (Decision Support System) merupakan tanggung jawab para manajer yang
berada di tingkat menengah, para manajer yang berada pada posisi tersebut harus
bertanggung jawab untuk melakukan implementasi perencanaan yang sudah
4
ditetapkan oleh eksekutif. Manajer tingkat menengah membutuhkan informasi
untuk melakukan fungsi pengendalian manajemen.
Pada tingkat yang paling bawah merupakan tanggung jawab para manajer
operasi dengan melalukan fungsi dan monitoring setiap kegiatan perusahaan.
Artinya, tanggung jawab yang dilakukan ialah transaksi harian, oleh karena itu
jenis kebutuhan sistem informasi seharusnya dapat memberikan fasilitas kegiatan
yang dapat diambil secara tepat. Bagian ini disebut Transaction Processing
System.
Untuk lebih mengoptimalkan strategi teknologi informasi, maka arsitektur
rancangan yang dibutuhkan agar tujuan strategi teknologi informasi dapat
tercapai. Arsitektur rancangan kerja teknologi terdiri dari empat elemen sebagai
berikut:
1. Pemrosesan
data
menjadi
informasi
melalui
hardware
dan
hubungannya dengan sistem informasi software (computing).
2. Komunikasi merupakan hubungan dan adanya keterkaitan antar kerja
atau informasi.
3. Data merupakan aset perusahaan yang dapat digunakan, diakses,
dikontrol dan disimpan.
4. Sistem aplikasi utama merupakan penerapan dan penggunaan data
menjadi lebih bernilai informatif. Arsitektur teknologi informasi
tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar berikut :
Computing
Communication
Application
Data
Gambar 3.4 Arsitektur Teknologi Informasi
Gambar diatas menunjukkan adanya interdipendensi bahawa setiap elemen
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Untuk melakukan restrukrisasi teknologi
informasi pada sebuah perusahaan perlu melakukan langkah-langkah yang tepat
untuk
lebih
mengabsahakan
prinsip-prinsip
5
ataupun
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya ke dalam bentuk parameter, skema, kebijakan dan rencanarencana. Oleh karena itu, tindakan secara arsitektural sering kali dihubungkan
dengan perubahan-perubahan manajemen sumber informasi.
Terdapat empat level yang merupakan pedoman rancagan kerja teknologi,
keempat level tersebut mmebentuk rancangan kerja sebagai berikut:
1. Parameters, merupakan parameter lisan secara umum bagi setiap elemen
arsitektur. Parameter tersebut memperlihatkan kebutuhan yang esensi, batasan
dan priferensi atas waktu dalam mencapai tujuan secara keseluruhan.
2. Schemas, merupakan logika fisik dan model yang dibutuhkan bagi setiap
elemen arsitektur dan bagaimana seharusnya bekerja.
3. Policies, merupakan pernyataan praktis dan nyata bagaimana setiap elemen
teknologi dikirim, dengan memasukkan unsur kebijakan teknlogi, pedoman
prosedur maupun standar.
4. Plan, setiap perusahaan membuat sejumlah perencanaan dengan tujuan
masing-masing dimana setiap pelaksnaan
rencana terdiri dari beberapa
tahapan, kemudian pelaksanaan tersebut menunjukkan pergerakan dari
tahapan sebelumnya ke tahapan berikutnya yang disebut dengan evolusi.
2.2 Strategi Perubahan Dari Power Ke Empowerment
Perubahan merupakan kunci dalam lingkungan bisnis yang semakin
kompleks dan turbulens. Semakin intensnya perkembangan teknologi, persaingan
global, krisis ekonomi dan lingkungan serta perkembangan kondisi-kondisi makro
ekternal lainnya, setiap perusahaan akan melakukan perubahan dalam situasi yang
unpredictable dan uncertainty. Sementara, Gehani menyarankan enam tindakan
yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan agile-based management strategy
yaitu meliputi:
1. Lintas berbagai fungsi tim (Cross Functional Team Sharing),
2. Pemberdayaan garis keputusan (Empowerment Front Line Decision
Making)
3. Modul integrasi teknologi availabel (Modular Integration of Available
Technology)
4. Membuat spesifikasi desain (Delayed Specifcation Design)
5. Perencanaan kesuksesan produksi (Production Succession Planning)
6
6. Pengembangan/pelebaran
integrasi
pembelajaran
(Entreprice
Wide
Integration of Learning)
Di samping tu, perlu memahami 3 paradigma evolusi informasi, yakni :
1. Pemberlakuan informasi dengan segala bentuknya sebagai komoditas atau
aset ajar dengan (Man, Money, Material)
2. Pemberlakuan tatanan yang ditimbulkan oleh keberadaaan dinamika
informasi sebagai ekosistem tersendiri yang identik dengan eks sistem
fisik-biologis
3. Perkembangan teknologi informasi yang diberlakukan sebagai pemberday
organisasi perusahaan disamping sumber daya manusia.
Perkembangan di bidang manajemen organisasi dalam 10 tahun terakhir
merupakan produk global evolusi informasi. Hal ini berupa dampak aplikasi
Manajemen
Pengetahuan
Organisasi
(Learning
(Knowledge
Organization).
Management)
Teknologi
dan
Pemberdayaan
informasi,
Mnajemen
Pengetahuan, Pembelajaran Organisasi yang berbasis informasi atau asset,
merupakan garapan jika sebuah perusahaaan-perusahaan besar di negara maju
sebagai salah satu syarat dalam menguasai aset 3 M (man, money, material).
Penguasaan 3 M tersebut sebagai aset memiliki power, sedangkan penguasaan
informasi atau pengetahuan sebagai aset disebut Empowerment. Kepemilikan
power bersifat vertical, artinya semakin keatas maka organisasi semakin kuat. Di
sisi lain kepemilikan power bersifat horizontal, artinya semakin luas
empowerment maka organisasi semakin kuat. Kenyataan yang terjadi bahwa
dalam proses globalisasi yang kurang begitu disadari oleh berbagai kalangan
bahwa siapapun yang memiliki empowerment mampu mengungguli mereka yang
hanya mengandalkan power.
2.3 Peran Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan manifestasi perkembangan ilmu atau teori
informasi. Perkembangan informasi dalam bentuk sistem aplikasi, sistem
informasi maupun perangkat keras dalam dekade terakhir ini sangat pesat
sehingga mengakibatkan peningkatan secara eksponensial kuantitas pengetahuan
7
sebagai hasil transformasi informasi, transformasi yang dimaksud adalah produk
manusia dengan atau tanpa bantuan teknologi informasi.
Peningkatan pengetahuan secara esponensial tersebut mendatangkan
keuntungan yang tidak sedikit bagi perusahaan, tetapi di sisi lain justru menjadi
beban bagi para manajer perusahaan . beban tersebut berupa adaptasi manajemen
perusahaan terhadap ekosistem informasi yang penuh turbulensi, kompleksitas
dan ketidakpastian. Oleh karena itu peran teknologi informasi sangat dibutuhkan,
tanpa bantuan teknologi informasi yang memadai maka eksistensi perusahaaanpun
akan terancam. Hal ini dimungkinkan karena dengan keberadaan teknologi
informasi akan membantu kuantitas pekerjaan sumber daya manusia secara
transaksional, geografikal, otomatisasional dan sekuensial.
Fenomena teknologi informasi secara praktek kurang mampu dihanyati
oleh para manajer puncak perusahaan, pimpinan maupun para pengambil
keputusan karena terdapat sekelompok sebagian orang dalam perusahaan bahwa
keberadaaan teknologi informasi “ditakuti” karena terlalu canggih. Hal ini
disebabkan bahwa sosialisasi teknologi informasi kurang memunculkan aspek
edukatif.
Menurut Browning (2000) teknologi informasi bukan lagi dianggap
sebagai sumber daya bisnis, tetapi dianggap sebagai lingkungan bisnis. Kebutuhan
akan Teknologi Informasi (TI) sangat dibutuhkan dalam aspek edukatif. Seperti
peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi
ilmu pengetahuan yang berkembang seiring dengan kegiatan menulis, mencetak,
mendidik serta pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pengembangan
minat baca dan kebiasaan membaca. Dari fakta tersebut, perpustakaan diharapkan
sebagai pusat kegiatan pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca.
Perpustakaan mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap peningkatan dan
pengembangan minat dan kegemaran membaca. Teknologi informasi dan
komunikasi atau ICT (Information and Communication Technology) telah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global. Oleh karena itu,
setiap institusi, berlomba untuk mengintegrasikan ICT guna membangun dan
8
memberdayakan sumber daya manusia berbasis pengetahuan agar dapat bersaing
dalam era global.
Keberadaan perpustakaan digital semakin penting dalam pemenuhan
kebutuhan informasi pengguna. Di Indonesia, terutama di lingkungan perguruan
tinggi (PT), ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan manfaatnya oleh
sivitas akademika yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi
mutakhir dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer informasi dalam
tingkat tertentu berubah karena produser dan pengguna sudah saling terkoneksi
melalui Internet. Pengertian perpustakaan digital berkembang menjadi sebuah
organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk didalammya staff khusus,
bertugas memilih, menyusun, dan menawarkan akses intelektual, menerjemahkan,
mendistribusikan, memelihara integritas, menjamin keutuhan dari waktu ke waktu
hasil koleksi digital sehingga karya-karya tersebut dapat dibaca dan secara
ekonomis tersedia untuk dimanfaatkan oleh comunitas tertentu maupun
sekumpulan komunitas. (Waters,1998). Disampaikan oleh Cleveland (1998),
bersumber pada beberapa jurnal dan hasil diskusi sebelumnya maka definisi
karakteristik perpustakaan digital antara lain :
1. Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang mewakili perpustakaan
traditional yang menyediakan baik koleksi digital dan koleksi tradisional,
termasuk koleksi media. Sehingga perpustakaantersebut memangkas biaya
koleksi elektronik dan biaya kertas.
2. Perpustakaan digital juga termasuk didalamnya adalah materi digital yang
sebenarnya berada diluar perpustakaan secara fisik namun memiliki link dari
perpustakaan digital lainnya.
3. Perpustakaan digital juga akan berisi segala proses dan pelayanan yang
menjadi tulang belakang dan jaringan syaraf dalam perpustakaan digital.
Walau bagaimanapun, beberapa tradisional proses yang akan membangun pola
kerja perpustakaan digital, yang akan disempurnakan dan ditingkatkan untuk
mengakomodasi perbedaan antara media digital yang baru dan media
tradisional Sushan Dhakal (2007), memfokuskan pada pemanfaatan Open
Digital Library pada rencana pendidikan masa kini, dan deskripsi teknik dari
arsitekturnya. Paper tersebut berdasarkan pada penelitian dan pembangunan
9
Digital Library Research Lab menggunakan OAI_PMH dan PHP based
harvester.Perpustakaan digital
secara ekonomis
lebih
menguntungkan
dibandingkan dengan perpustakaan tradisional. Ada tiga alasan menyatakan
bahwa perpustakaan digital lebih menguntungkan, yaitu:
1. Institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi digital dapat mengurangi
kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal.
2. Penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik.
3. Nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan
dengan pemeliharaan dan penyampaiannya.
2.4 Tranformasi Informasi Sebagai Pengetahuan
Informasi dapat ditransformasikan menjadi pengetahuan (knowledge)
setelah informasi yang satu dengan yang lainnya dipahami dalam kerangka pola
maupun prinsip keterkaitannya. Metode mentransformasikan informasi individu
tergantung kepada hasil pembelajaran sebelumnya dalam bentuk pengalaman
kognitif, psikomotor dan afektif.
Kualitas dan kuantitas trasformasi informasi menjadi pengetahuan
merupakan masalah pokok dalam era globalisasi karena pengetahuan yang
ditransformasikan menjadi kebijakan dalam proses pengambilan keputusan.
Setalah informasi menjadi pengetahuan memiliki enam karakteristik yakni
kepraktisan, kontekstual, eksperiesial, sejarah, sosial dan individu. Saat ini
pengetahuan sudah diakui dalam organisasi sebagai aset yang sejajar dengan 3M,
walaupun masih bersifat tidak berwujud. Secara kumulatif untuk kepentingan
audit, maka pengetahuan disebut sebagai modal intelektual yang dapat
diidentifikasi, didokumentasikan dan diukur.
Salah satu metode yang digunakan untuk mngukur pengetahuan: Balanced
Scorecard, selain mengukur aspek finansial secara tradisional, proses bisnis
internal dan proses belajar atau pertumbuhan. Dengan demikian maka kekayaan
empowerment-pun dapat diukur, artinya pada era globalisasi ini aspek
pengetahuan sudah diakui sebagai aset yang sangat penting dalam perusahaan
karena berkembangnya manajemen pengetahuan yang berorintasi sebagai sebuah
komoditas.
10
Beberapa strategi pelaksanaan yang berkembang dengan pesat mengenai
praktek manajemen pengetahuan adalah: benchmarking, downsizing, outsourcing,
micro manajement, bussiness process reenginering (BPR), dan internet data
mining. Strategi-strategi tersebut pada garis besarnya membuat organisasi lebih
ramping atau horizontal, kompetensi intinya lebih jelas, kontrol yang terdistribusi,
mekanisme yang terpusat di semua unsur organisasi. Salah satu metode alternatif
teknologi agar perusahaan mendapat hasil yang empowered yaknimelalui revolusi
total yang dilaksanakan secara sistematik dengan menganut pola manajemen
pengetahuan melalui rekayasa ulang proses bisnis. Menurut Obolensky (1994)
reformasi total adalah upaya sebuah perusahaan untuk merubah proses dan
kendali internalnya dari suatu hirarki vertikal fungsional yang bersifat tradisional,
menjadi struktur yang lebih ramping dan horizintal, lintas fungsional serta kerja
sama tim yang berfokus pada proses kepuasan dan kenyamanan pelanggan.
BAB III
PENUTUP
3.4 Kesimpulan
Strategi manajemen merupakan satu-kesatuan rencana organisasi yang
komprehensif dan terpadu dalam penyusunan strategi untuk mencapai tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan organisasi dihadapkan pada berbagai pilihan
alternatif strategi yang akan diimplementasikan oleh organisasi dan memerlukan
evaluasi.
11
Dalam strategi yang berfokus mana depan memerlukan sistem teknologi
informasi. Teknologi Informasi (TI) telah berperan penting bagi
kehidupan
manusia saat ini. Perkembangan teknologi informasi telah
mengikuti
berjalannya
dengan
pula
perkembangan
teknologi
manusia.
Perkembangan
informasi
sangat pesat dipicu oleh kebutuhan informasi secara cepat,
tepat, dan terkini.
12