Validasi Metode pada Penetapan Kadar Piroksikam dalam Sediaan Kapsul dengan Nama Generic dan Nama Dagang Secara Spektrofotometri Ultraviolet

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Piroksikam
2.1.1 Uraian Umum
Menurut Ditjen. BKAK tahun 2014, uraian umum tentang piroksikam
sebagai berikut:
Rumus molekul

: C15 H13 N3 O4 S

Berat molekul

: 331,35

Rumus bangun

:

Nama kimia

: 4-hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2H-1,2-benzotiazin3-karboksimida-1,1-dioksidasi (36322-90-4).


Pemerian

: serbuk hampir putih atau coklat terang atau kuning
terang, tidak berbau. Bentuk monohidrat berwarna
kuning.

Kelarutan

: sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam
encer dan sebagaian besar pelarut organik; sukar
larut dalam etanol dan dalam larutan alkali
mengandung air.

5
Universitas Sumatera Utara

Persyaratan

: piroksikam mengandung tidak kurang 97,0% dan

tidak lebih dari 103,0%.

Penyimpanan

: wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup
rapat tidak tembus cahaya.

Penandaan

: pada etiket harus jugatertera kadaluarsa.

Khasiat dan Penggunaan

: analgetik anti-inflamasi.

2.1.2 Analgetik Anti-inflamasi Nonsteroid
Obat analgetik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan
salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep
dokter.Obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara
kimiawi.Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan

dalam efek terapi maupun efek samping.Prototip obat golongan ini adalah
piroksikam dengan struktur baru yaitu oxsikam, derivat asam enolat. Waktu paruh
dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga dapat diberikan hanya sekali sehari.
Absorpsi berlangsung cepat dilambung, terikat 99% pada protein plasma.Obat ini
menjalani siklus enterohepatik (Wilmana dan Gan, 2009).
Frekuensi kejadian efek samping dengan piroksikam mencapai 11- 46 %,
dan 4-12 % dari jumlah pasien terpaksa menghentikan obat ini.Efek samping yang
sering terjadi adalah gangguan saluran cerna, yang menyebabkan tukak
lambung.Efek samping lainnya adalah pusing, tinitus, nyeri kepala dan eritema
kulit.Piroksikam tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil, pasien tukak
lambung dan pasien yang sedang minum antikoagulan.Indikasi piroksikam hanya
untuk penyakit inflamasi sendi, misalnya rheumatoidarthritis, osteoarthritis,
spondilitis ankilosa.Dosis 10-20 mg sehari diberikan pada pasien yang tidak

6
Universitas Sumatera Utara

memberikan respons cukup baik dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS)
yang lebih aman (Wilmana dan Gan, 2009).


2.2 Pengertian Obat
Menurut undang-undang, yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau
campuran bahan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk
memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Syamsuni, 2006).
Menurut Syamsuni tahun 2006, obat-obat yang diperdagangkan juga dapat
digolongkan menjadi obat paten, obat generik, dan obat tradisional, yaitu:
a. Obat Paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
pembuat yang diberi kuasa dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
memproduksinya.
b. Obat Generik adalah obat yang dipasarkan dengan nama umum yang
ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).
c. Obat Tradisional adalah dimaksudkan untuk menyebut obat yang berasal
dari bahan alam baik berupa bagian tumbuhan, hewan, maupun mineral
yang telah digunakan secara turun temurun berdasarkan pengalaman.
Biasanya berupa ramuan jamu dari daun, akar, biji, tumbuhan yang
dikeringkan. Obat tradisional juga harus didaftarkan pada Badan POM RI.

7

Universitas Sumatera Utara

2.3Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi
dapatjuga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Ditjen.BKAK., 2014).
2.3.1 Macam – macam Kapsul
Menurut Syamsuni (2006), ada dua macam kapsul cangkang keras dan
kapsul lunak, yaitu:
a.

Kapsul cangkang keras (Capsulae durae, hard capsule) terdiri atas bagian
wadah dan tutup (capsulae overculateae) yang terbuat dari metilselulosa,
gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai. Kapsul dengan tutup diberi
warna-warna. Diberi tambahan warna adalah untuk dapat menarik dan
dibedakan warnanya. Menurut besarnya, kapsul diberi nomor urut dari
besar ke kecil sebagai berikut No. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus
disimpan dalam wadah gelasyang tertutup kedap,terlindungi dari debu,
kelembaban dan temperatur yang ektrim (panas).


b.

Kapsul lunak atau (Soft Capsules, capsulae molles), merupakan satu
kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula)
yang dibuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak), kapsul ini biasanya
mengandung air 6-13 %, mempunyai bermacam-macam bentuk yang dapat
dipakai untuk rute oral, vaginal, rectal dan topical.

2.3.2 Keuntungan dan Kerugiaan Bentuk Sediaan Kapsul
Menurut Syamsuni tahun 2006, kapsul mempunyai keuntungan dan
kerugian sebagai berikut:

8
Universitas Sumatera Utara

a. Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul:
1. Bentuk menarik dan praktis.
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang
berasa dan berbau tidak enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung sehingga

obat cepat diabsorpsi.
4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat
tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.
b. Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul:
1. Tidak dapat untuk zat-zat yang mudah menguap, karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2. Tidak dapat untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
3. Tidak dapat untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul.
4. Tidak dapat diberikan untuk balita.
5. Tidak dapat dibagi-bagi.

2.4 Spektrofotometri Ultraviolet
2.4.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet
Spektroskopi serapan elektron (spektrofotometri) mungkin merupakan
metode analisis yang paling luas dalam laboratorium klinik dan tepat dibawah

9

Universitas Sumatera Utara

pengukuran pH dari metode instrumental yang digunakan dalam analisis kimia
(Munson, 1984).
Piroksikam

mengandung

inti

benzen

dan

mengandung

gugus

kromofor.Selain itu juga memiliki gugus –OH yang merupakan gugus ausokrom
sehingga dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri ultraviolet.Syarat suatu

zat bisa dianalisis menggunakan spektrofotometer yaitu zat tersebut memiliki
gugus kromofor dan ausokrom (Fernanda, 2011).
Gugus kromofor adalah gugus yang menghasilkan warna atau gugus yang
mengabsorbsi energi dan perpindahan elektron n → π*, π → π*, σ → σ*, dan n →
σ*.Gugus ausokrom adalah gugus fungsi yang tidak mengabsorbsi gelombang
ultraviolet sebagaimana gugus kromofor, namun karena adanya ikatan gugus
ausokrom pada gugus kromofor pada suatu senyawa dapat meningkatkan
intensitas senyawa tersebut (Gandjar dan Rohman, 2012).
Spektrofotometri ultraviolet adalah penentuan panjang gelombang dan
intensitas sinar ultraviolet yang diabsorbsi oleh sampel.Sinar ultraviolet memiliki
energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat
energi yang lebih tinggi (Rohman, 2007).
Sinar UV berada pada panjang gelombang 200-400 nm.Spektroskopi UV
biasanya digunakan untuk molekuldan ion anorganik atau kompleks didalam
larutan.Spektrum UV mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi
tentang struktur yang biasa didapatkan dari spektrum ini.Tetapi spektrum tersebut
berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi analit didalam larutan
biasa ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).


10
Universitas Sumatera Utara

Gugus fungsi yang menyerap radiasi didaerah ultraviolet dekat disebut
gugus kromofor dan hampir semua gugus ini mempunyai ikatan tak jenuh. Pada
kromofor jenis ini transisi elektron terjadi dari π→π*, yang menyerap radiasi
pada panjang gelombang maksimum kurang dari 200nm, misalnya pada >C=C<
dan −C≡C−, kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung
elektron π pada orbital molekulnya.Untuk senyawa yang mempunyai sistem
konyugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi
lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar
(Rohman, 2007).
Gugus fungsi, seperti –OH, −O, −NH

2

, −Cl, dan −OCH

3


yang

mempunyai elektron-elektron valensi bukan ikatan (memberikan transisi n→ π*)
disebut gugus ausokrom yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet, tetapi
apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang
gelombang

kearah

yang

lebih

besar

(pergeseran

batokromik)

dengan

intensitasyang lebih kuat.Efek hipsokromik adalah suatu pergeseran pita serapan
ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering kali terjadi bila muatan positif
dimasukkan kedalam molekul dan bila pelarut berubah dari non polar kepelarut
polar (Rohman, 2007).
Ada tiga macam proses penyerapan energi ultraviolet dan sinar tampak
yaitu:
1. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan
(elektron sigma (σ), elektron phi (π), dan elektron yang tidak berikatan
atau non bonding electron (n).

11
Universitas Sumatera Utara

Transisi-transisi elektronik yang terjadi diantara tingkat-tingkat energi
didalam suatu molekul ada 4, yaitu transisi sigma-sigma star (σ →σ*), transisi
non bonding electron (n → σ*), Transisi (n → π*) dan Transisi (π → π*)
2. Penyerapan oleh transisi yang melibatkan electron d dan f dari molekul
kompleks
3. Penyerapan karena perpindahan muatan
2.4.2 Hukum Lambert-Beer
Menurut hukum lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel
yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya
monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu
Hukum Lambert Beer sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus
terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat dituliskan dalam persamaan
(Munson, 1984; Rohman, 2007):
A = a.b.c (g/liter) atau A = ε.b.c (mol/liter)
Dimana: A = serapan
a = absorptivitas
b = ketebalan sel
c = konsentrasi
ε = absorptivitas molar
Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri
dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas.
Absorptivitas (a) merupakan konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi,
tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel.Absorptivitas

12
Universitas Sumatera Utara

tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang
radiasi(Rohman, 2007; Munson, 1984).
Menurut Sudjadi dan Rohman tahun 2012, absorptivitas spesifik juga
sering digunaknan untuk mengganti absorptivitas. Absorptivitas spesifik adalah
serapan yang dihasilkan oleh larutan 1% (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm,
sehingga dapat diperoleh persamaan:
1

A = A 1 .b.c
Dimana:

1

A 1 = absorptivitas spesifik
b = ketebalan sel
c = konsentrasi senyawa terlarut (g/100 ml larutan)

2.4.3 Penggunaan Spektrofotometri Ultraviolet
Spektrum UV dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
a. Aspek kualitatif
Pengguna terbatas pada konfirmasi identitas dengan menggunakan
parameter panjang gelombang puncak absorptivitas molar atau nilai ekstingsi
yang khas untuk suatu senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut pada pH
tertentu (Satiadarma, dkk., 2004).
b. Aspek kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan
(larutan

sampel)

dan

intensitas

sinar

radiasi

yang

diteruskan

diukur

besarnya.Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan
intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada
spesies penyerapan lainnya.Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding
dengan jumlah foton yang melalui satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat

13
Universitas Sumatera Utara

terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama
dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan
tenaga(Rohman, 2007; Satiadarma, dkk., 2004).
Penetapan kadar dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang
gelombang maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap
konsentrasi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu puncak, lebih
diutamakan panjang gelombang maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan
memberikan kurva kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar
dan meningkat, yang ditentukan dengan persamaan regresi dan merupakan
hubungan antara konsentrasi dangan serapan, dan dapat dinyatakan sebagai
berikut (Sudjadi dan Rohman, 2012):
Y = aX + bb
Dimana :

Y = absorbansi
X = konsentrasi
a = koefisien regresi ( juga menyatakan slope / kemiringan)
b = tetapan regresi dan juga disebut dengan intersep

koefisien regresi (a) dapat diperoleh dengan metode kuadrat terkecil ( last square
method).

∑ {( Xi − X )(Yi − Y )}
N

a=

i

∑ ( Xi − X )
N

2

i

Selanjutnya b dihitung dari hubungan b = Y- aX
Sebelum dilakukan perhitungan analisis lebih lanjut berdasarkan
persamaan regresi linier yang didapat, terlebih dahulu harus ditentukan apakah
ada koreksi yang bermakna antara kedua besaran yang diukur. Untuk itu perlu

14
Universitas Sumatera Utara

dihitung besarnya koefisien korelasi (r) berdasarkan rumus berikut (Sudjadi dan
Rohman, 2012):

∑ {( Xi − X )(Yi − Y )}
N

r=

N

2 
2
 ∑ ( Xi − X )  ∑ (Yi − Y ) 
 i
 i

i

N

2.4.4

Peralatan Untuk Spektrofotometri
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau serapan

suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari spektrometer
yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi ( Day dan Underwood, 1998).

Gambar 2.1.Diagram komponen perangkat dasar spektrofotometri ultraviolet.
Menurut Day dan Underwood (1998) dan Watson (2005), unsur-unsur
terpenting suatu spektrometer adalah sebagai berikut :
a. Sumber cahaya :lampu deuterium untuk daerah UV dari 190 sampai 350nm.

15
Universitas Sumatera Utara

b. Monokromator : digunakan untuk menghamburkan cahaya kedalam panjang
gelombang unsur-unsurnya, yang diseleksi lebih lanjut
dengan celah. Monokromator berotasi sehingga rentang
panjang gelombang yang dilewati melalui sampel ketika
instrument tersebut mendeteksi sepanjang spektrum.
c. Kuvet (sel)

: digunakan sebagai wadah sampel yang akan dianalisis. Untuk
pengukuran pada daerah ultraviolet harus menggunakan sel
kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.
Kuvet umumnya mempunyai ketebalan 1cm.

d. Detektor

: berperan untuk memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah
cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan
ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk angka digital.

e. Recorder

: digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari
pengukuran.

2.5Validasi Prosedur Analisis
Validasi adalah suatu tindakan terhadap parameter tertentu pada prosedur
penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya. Validasi dilakukan untuk manjamin bahwa
metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik, reproduksibel, dan tahan pada
kisaran analit yang akan dianalisis ( Ermer dan McB. Miller, 2005; Satiadarma,
dkk., 2004).

16
Universitas Sumatera Utara

2.5.1

Prosedur Analisis
Menurut Watson (2005), prosedur analisis memberikan deskripsib yang

tepat bagaimana suatu analisis dilakukan. Tahap-tahap penting untuk melakukan
tiap uji analisis harus dijelaskan secara terperinci. Metode lengkap harus
menjelaskan:
1. Mutu dan sumber baku pembanding untuk senyawa yang dianalisis
2. Prosedur yang digunakan untuk menyiapkan larutan baku pembanding
3. Mutu semua pereaksi atau pelarut yang digunakan dalam penetapan kadar
dan metode pembuatannya
4. Prosedur dan keadaan yang digunakan untuk pengoperasian semua
perlengkapan yang diperlukan dalam penetapan kadar tersebut, dan
5. Metodologi yang digunakan untuk kalibrasi penetapan kadar dan
metodologi yang digunakan untuk pemrosesan sampel tersebut sebelum
analisis.
Metode analisis yang digunakan pada uji validasi yaitu:
a. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (% recovery) analit yang ditambahkan dan dapat ditentukan
melalui dua cara, yaitumetode simulasi (spiked placebo recovery) dan metode
panambahan bahan baku (standard addition method) (Harmita, 2004).
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni (senyawa
pembanding) ditambahkan kedalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi
lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit

17
Universitas Sumatera Utara

yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Dalam metode penambahan baku
sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan
kedalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan
dengan kadar yang sebenarnya (Harmita, 2004).
Dalam metode penambahan baku sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu
analit diperiksa ditambahkan ke dalam sampeldicampur dan dianalisis lagi. selisih
kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan).
Dalam kedua metode tersebut persen perolehan kembali ditentukan sebagai rasio
antara hasil yang diperoleh dengan hasil sebenarnya.Perolehan kembali dapat
ditentukan dengan cara membuat sampel placebo (eksepien obat, cairan biologis)
kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai
120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode
yang akan divalidasi (Harmita, 2004).
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah metode kuantitasi yang
digunakan dalam penentuan akurasi harus sama dengan metode kuantitasi yang
digunakan untuk menganalisis sampel dalam penelitian (Harmita, 2004).
% Perolehan Kembali =
Keterangan :

CF

CF − C A
x100%
C *A

= konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku

CA =

konsentrasi sampel sebelum penambahan baku

C* A = konsentrasi baku yang ditambahkan
b. Presisi
Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian diantara
masing masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada

18
Universitas Sumatera Utara

sejumlah cuplikan yang diambil dari sampel homogen. Presisi juga diartikan
sebagai ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai
standar deviasi relatif (RSD) (Satiadarma., dkk., 2004).
Menurut Watson (2005), Sesuai dengan International Conference on
Harmonization (ICH), presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda
yaitu:
a. Keterulangan yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang sama
(berulang) baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.
b. Presisi antara yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda, baik
orangnya, peralatannya, tempatnya maupun waktunya.
c. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain.
Pengujian pada presisi biasanya dilakukan replikasi sebanyak 6-15 pada
sampel tunggal untuk tiap-tiap konsentrasi. Nilai RSD antara 1-2% biasanya
dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak,
sedangkan untuk senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit, RSD berkisar antara
5-15% (Rohman, 2007).
c. Kespesifikan
Kespesifikan dari suatu metode analisis adalah suatu ukuran seberapa
mampu metode tersebut mengukur analit saja dengan adanya senyawa-senyawa
lain yang terkandung didalam sampel (Watson, 2005).
d. Batas Deteksi
Menurut Harmita (2004), batas deteksi (limit of detection) didefinisikan
sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat terdeteksi.
Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

19
Universitas Sumatera Utara

Batas deteksi = 3 xSY / X
slope

e. Batas kuanitasi
Menurut Harmita (2004), batas kuanitasi (limit of quantitation)
didefenisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat
ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi
operasional metode yang digunakan.
Batas kuantitasi = 10 xSY / X
Slope

f. Linieritas
Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi
yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x).metode ini dapat
diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang berbedabeda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat kecil,
untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan (slope), intersep, dan
koefisien korelasinya (Harmita, 2004).
Penentuan linieritas suatu prosedur analisis dilakukan dengan perlakuan
matematika dari hasil uji yang diperoleh pada analisis sampel yang mengandung
analit dalam rentang konsentrasi yang dituntut oleh prosedur. Perlakuan tersebut
pada umumnya adalah perhitungan garis regresi (Satiadarma., dkk., 2004).
g. Rentang
Rentang suatu metode analisis adalah interval antara batas konsentrasi
tertinggi dan terendah analit yang terbukti dapat ditentukan menggunakan
prosedur analisis, dengan presisi, akurasi kelinieran yang memadai. Rentang
biasanya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan hasil uji (persen, bagian

20
Universitas Sumatera Utara

persejuta). Untuk pengujian komponen utama, maka konsentarasi baku harus
diukur didekat atau sama dengan konsentrasi kandungan analit yang diharapkan.
Suatu strategi yang baik adalah mengukur baku dengan kisaran 25%, 50%, 75%,
100%, 125%, dan 150%dari konsentrasi analit yang diharapkan (Satiadarma.,
dkk., 2004; Rohman, 2007).
h. Ketahanan
Ketahanan merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh
adanya variasi parameter metode yang kecil. Ketahanan dievaluasi dengan
melakukan variasi parameter-parameter metode seperti: persentase pelarut
organik, pH, kekuatan ionik, suhu dan sebagainya (Rohman, 2007).
i. Kesalahan acak majemuk
Kesalahan sistematik dalam analisis biasanya dapat dieliminasi, tetapi
kesalahan acak nyata disebabkan oleh pelaksanaan dalam suatu pengujian yang
belum sepenuhnya dikendalikan.Jenis kesalahan acak umumnya berasal dari
penerimaan toleransi pabrik terhadap alat-alat gelas (Watson, 2005).
j. Pelaporan hasil
Dalam menghitung jawaban dari data yang diperoleh dalam suatu analisis,
penting untuk tidak menunjukkan presisi tingkat tinggi daripada yang sebenarnya
mungkin dalam penetapan kadar tersebut. Akurasi alat gelas yang digunakan
dengan anggapan bahwa hal tersebutsesuai dengan standar BS untuk kualitas A,
jelas ada beberapa ketidakpstian dalam semua angka yang < 1%. Lima angka
dapat

tetap digunakan dan dibulatkan menjadi empat angka pada akhir

perhitungan. SBR tidak boleh dilaporkan sampai dibawah 0,1% (Watson, 2005).

21
Universitas Sumatera Utara