Perbandingan Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin (NGAL) dan Cystatin C Serum Terhadap Deteksi Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

44

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik untuk membandingkan

sensitivitas dan spesifisitas antara serum NGAL dan serum cystatin C dalam
mendiagnosa cedera ginjal akut (CGA) pada pasien sepsis yang dirawat di RSUP
Haji Adam Malik Medan.

3.2

Tempat dan Waktu

3.2.1 Tempat
Penelitian ini dikerjakan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.
3.2.2 Waktu

Februari 2017 sampai dengan April 2017.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang yang memenuhi
kriteria sepsis, dan syok sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan sejak Februari 2017 sampai dengan April 2017.
3.3.2 Sampel
Seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

3.4

Kriteria inklusi, eksklusi dan putus uji

3.4.1 Kriteria inklusi
Bersedia ikut dalam penelitian.
Berumur > 18 tahun.

Pasien yang memenuhi kriteria sepsis, dan syok sepsis.
3.4.2 Kriteria eksklusi
Pasien dengan penyakit gagal ginjal akut dan kronis
Pasien dengan penyakit tiroid

44
Universitas Sumatera Utara

45

Pasien yang mendapatkan terapi obat-obat nefrotoksik
Pasien yang mendapatkan terapi cimetidine dan trimetoprim
3.4.3 Kriteria putus uji
Pasien dirawat di RSUP HAM meninggal kurang dari 24 jam sejak dimulai
pemeriksaan
Pasien pindah atas permintaan sendiri (PAPS) dari RSUP HAM kurang dari
24 jam sejak dimulai pemeriksaan.

3.5


Perkiraan besar sampel
Untuk menentukan besar sampel dilakukan perhitungan sesuai dengan

penelitian diagnostik dengan keluaran AUC.

Dengan :


=

1,96 (adalah deviat baku pada 0,05 )



=

0,842 (adalah deviat baku pada 20% )

Θ1


=

0,927 (AUC NGAL)

Θ2

=

0,624 (AUC Cystatin C)

Q11

=

Θ1 : (2-Θ1) = 0,864

Q21

=


2Θ12: (1+Θ1) = 0,892

Q12

=

Θ2 : (2-Θ2) = 0,531

Universitas Sumatera Utara

46

Q22

=

2Θ22 : (1+Θ2) = 0,819

V1


=

Q11 + Q21– 2 Θ12= 0,038

V2

=

Q12+ Q22– 2 Θ22= 0,39

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh besar sampel 21 orang. Dengan
kemungkinan jumlah keluar (putus uji) sebesar 10%, maka besar sampel minimal
adalah 24 orang.

3.6

Alat dan bahan

3.6.1 Alat
Jerigen penampung urin

Jarum suntik 3 cc
Kasa steril
Handscoon steril
Lembar observasi pasien
Alat tulis
3.6.2 Bahan
Alkohol 70%

3.7

Cara kerja

1

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat informed consent dan disetujui
oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.

2


Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasien dengan risiko
berkembangnya CGA pada pasien sepsis yang dirawat di RSUP HAM
pada Februari 2017 sampai dengan April 2017.

3

Pasien yang menjadi sampel penelitian pada pagi hari (antara pukul 8-10
wib) dimulai pengumpulan urin dengan menampung setiap volume urin
dalam jerigen penampung urin selama 24 jam kedepan.

Universitas Sumatera Utara

47

4

Dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan NGAL dan
Cystatin C serum (T0).

5


Keesokan harinya, pada pagi hari (antara pukul 8-10 wib) dilakukan
pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan NGAL serum dan cystatin
C serum (T1).

6

Dilakukan juga pemeriksaan kreatinin urin dari urin yang dikumpulkan 24
jam di wadah penampung untuk kemudian mengukur laju filtrasi
glomerulus (LFG) dengan menghitung klirens kreatinin 24 jam urin.

3.8

Kerangka kerja
Populasi di RSUP
HAM

Kriteria ekslusi

Kriteria inklusi


Pengambilan sampel
darah untuk mengukur
NGAL dan cystatin C
T0

Sampel

Pengumpulan urin
24 jam dimulai

Jam ke-0

Jam ke-24
Pengambilan sampel
darah untuk mengukur
NGAL dan cystatin C
T1

CGA/tidak CGA


Pengumpulan urin
24 jam selesai

Analisa data

Universitas Sumatera Utara

48

3.9

Identifikasi Variabel

3.9.1 Variabel bebas :
Nilai serum NGAL
Nilai serum Cystatin C
Nilai klirens kreatinin 24 jam urin
3.9.2 Variabel tergantung
Sepsis
Syok sepsis

3.10 Definisi operasional


Cedera ginjal akut didefinisikan sebagai penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG) < 80ml/menit memalui pengukuran klirens kreatinin 24 jam urin



Klirens kreatinin 24 jam urin adalah metode untuk mengestimasi laju filtrasi
glomerulus melalui pengukuran laju bersihan kreatinin dengan formula -->
(urine volume × urine creatinine)/(serum creatinine × 1440).



Hipotensi/syok adalah tekanan darah sistol < 90 mmHg atau sedang
mendapat terapi vasopresor (kecuali dopamin paling sedikit dengan dosis 5
µg/kg/menit )



Obat nefrotoksik adalah obat-obat golongan aminoglikosida, NSAID,
amphotericin B, radiokontras.



Sepsis didefinisikan sebagai berikut : Disofungsiorgan yang mengancam
nyawa yang disebabkan oleh respons disregulasi terhadap infeksi



Syok sepsis didefinisikan sebagai berikut : Salah satu bagian dari sepsis
dimana biasanya dijumpai abnormalitas pada sirkulasi, sel,dan metabolik
yang secara substansial meningkatkan mortalitas

Universitas Sumatera Utara

49

Tabel . Quick Sequential (Sepsis-Related) Organ Failure Assesment Score

3.11 Rencana Manajemen Dan Analisa Data
Data yang akan terkumpul dianalisa dengan program software SPSS versi
17.
Data deskriptif dinilai dengan frekuensi, rerata dengan standar deviasi
Batas kemaknaan yang ditetapkan 5%.
Interval kepercayaan yang dipakai 95%
Penilaian yang dilakukan dengan menentukan sensitivitas, spesitifisitas,
nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif.

Universitas Sumatera Utara

50

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1

Karakteristik Pasien Sepsis
Penelitian diikuti sebanyak 24 pasien sepsis yang dirawat di RSUP Haji

Adam Malik Medan. Subyek berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang
(58,3%) dengan rerata umur 42,96 tahun.
Hasil pemeriksaan BSA menunjukkan rerata 1,65. Dari pemeriksaan NGAL
didapati rerata T0 sebesar 245,25 dan T1 sebesar 234,93. Pada pemeriksaan
Cystatin C didapati nilai rerata dari T0 sebesar 1,38 dan T1 sebesar 1,35. Rerata
Kreatinin klirens adalah 66,33. Dari 24 pasien yang menjalani penelitian didapati
17 pasien (70,8%) mengalami CGA, sedangkan sisanya 7 pasien (29,2%) tidak
mengalami CGA.
Tabel 4.1.

Karakteristik Demografi dan Hasil Laboratorium Subyek
Penelitian
Karakteristik
n = 24
Jenis Kelamin, n (%)
Laki-laki
Perempuan
Umur, rerata (SD), tahun
BSA, rerata (SD)
NGAL, rerata (SD)
T0
T1
Cystatin C, rerata (SD)
T0
T1
Cr CL, rerata (SD)
Cedera Ginjal Akut, n (%)
Ya
Tidak

14 (58,3)
10 (41,7)
42,96 (15,81)
1,65 (0,1)
245,25 (123,50)
234,93 (132,12)
1,38 (0,65)
1,35 (0,67)
66,33 (37,77)
17 (70,8)
7 (29,2)

50
Universitas Sumatera Utara

51

4.2

Nilai Diagnostik NGAL dan Cystatin C Serum untuk Memprediksi
Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis

4.2.1. Nilai Diagnostik NGAL untuk Memprediksi Cedera Ginjal Akut pada
Pasien Sepsis
a.

Dengan Cut Off Point 97.67 ng/l

Tabel 4.2. Sensitivitas, Spesifisitas, NPP, NPN, RKP dan RKN Dari NGAL
Pada Saat T0
CrCL
CGA
Non
CGA
NGAL (T0)
- CGA
- Non
CGA

10
7

3
4

Sensitifitas

Spesitifitas

NPP

NPN

RKP

RKN

58.8%

57.1%

76.9%

36.4%

1.37

0.72

Dengan menggunakan cut off 97.67 ng/l maka diperoleh nilai sensitifitas dan
spesifisitas NGAL terhadap CGA adalah 58.8% dan 57.1%. Nilai prediksi positif
dan nilai prediksi negatif adalah 76.9% dan 36.4%. Sedangkan Rasio
Kemungkinan Positif adalah 1.37 dan Rasio Kemungkinan Negatif adalah 0,72.

Universitas Sumatera Utara

52

b. Menggunakan Kurva ROC

ROC Curve

1.0

Sensitivity

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 - Specificity
Diagonal segments are produced by ties.

Gambar 4.1 Kurva ROC dari NGAL pada saat T0 terhadap CGA
NGAL pada saat T0 dalam studi ini memiliki kemampuan untuk
mendeteksi seorang penderita akan mengalami cedera ginjal akut atau tidak. Dari
hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva
(AUC) ROC adalah 0,588 (95% CI: 69,2% - 100%; p = 0,005).

Universitas Sumatera Utara

53

c.

Menggunakan Kurva AUC
“eries “pecificity point
Value : 0.571428571

Gambar 4.2. Kurva Sensitifitas dan Spesifisitas dari NGAL pada saat T0 terhadap CGA
Berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas pada gambar 4.2 maka
diperoleh nilai cut off untuk NGAL pada saat T0 adalah sebesar 97.67 ng/l.
Dengan menggunakan cut off pint 97.67 ng/l maka didapatkan nilai sensitifitas
NGAL pada saat T0 adalah sebesar 58.8% dan spesifisitas 57.1%.

Tabel 4.3. Sensitivitas, Spesifisitas, NPP, NPN, RKP dan RKN Dari NGAL
Pada Saat T1
CrCL
CGA
Non
CGA
NGAL (t1)
- CGA
- Non
CGA

9
8

3
4

Sensitifitas

Spesitifitas

NPP

NPN

RKP

RKN

52.9%

57.1%

75.0%

33.3%

1.24

0.82

Nilai sensitifitas dan spesifisitas NGAL pada saat T1 adalah 52.9% dan
57.1%. Nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif adalah 75% dan 33.3%.
Sedangkan Rasio Kemungkinan Positif adalah 1.24 dan Rasio Kemungkinan
Negatif adalah 0,82.

Universitas Sumatera Utara

54

d. Menggunakan Kurva ROC

ROC Curve

1.0

Sensitivity

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 - Specificity

Gambar 4.3 Kurva ROC dari NGAL pada saat T1 terhadap
CGA
NGAL pada saat T1 dalam studi ini memiliki kemampuan untuk
mendeteksi seorang penderita akan mengalami cedera ginjal akut atau tidak. Dari
hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva
(AUC) ROC adalah 0,529 (95% CI: 69,2% - 100%; p = 0,005).

Universitas Sumatera Utara

55

e.

Menggunakan Kurva AUC

“eries “pecificity point
Value : 0.571428571

Gambar 4.4. Kurva Sensitifitas dan Spesifisitas dari NGAL pada saat T1 terhadap CGA
Berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas pada gambar 4.4 maka
diperoleh nilai cut off untuk NGAL pada saat T1 adalah sebesar 97.67 ng/l.
Dengan menggunakan cut off pint 97.67 ng/l maka didapatkan nilai sensitifitas
NGAL pada saat T1 adalah sebesar 52.9% dan spesifisitas 57.1%.

Tabel 4.4. Sensitivitas, Spesifisitas, NPP, NPN, RKP dan RKN Dari Cystatin
C Serum Pada Saat T0
f.

Dengan Cut Off Point 1.35 mg/l
CrCL
CGA
Non
CGA

Cystatin C
Serum (t0)
- CGA
- Non
CGA

6
11

4
3

Sensitifitas

Spesitifitas

NPP

NPN

RKP

RKN

35.3%

42.9%

60.0%

21.4%

0.62

1.51

Nilai sensitifitas dan spesifisitas Cystatin C pada saat T0 adalah 35.3% dan
42.9%. Nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif adalah 60% dan 21.4%.
Sedangkan Rasio Kemungkinan Positif adalah 0.62 dan Rasio Kemungkinan
Negatif adalah 1.51.

Universitas Sumatera Utara

56

g.

Menggunakan Kurva ROC

ROC Curve

1.0

Sensitivity

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 - Specificity
Diagonal segments are produced by ties.

Gambar 4.5 Kurva ROC dari Cystatin C pada saat T0 terhadap CGA
Cystatin C pada saat T0 dalam studi ini memiliki kemampuan untuk
mendeteksi seorang penderita akan mengalami cedera ginjal akut atau tidak. Dari
hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva
(AUC) ROC adalah 0,353 (95% CI: 69,2% - 100%; p = 0,005).

Universitas Sumatera Utara

57

h. Menggunakan Kurva AUC
“eries “pecificity point 5
Value : 0.428571429

Gambar 4.6. Kurva Sensitifitas dan Spesifisitas dari Cystatin C pada saat T0 terhadap CGA
Berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas pada gambar 4.6 maka
diperoleh nilai cut off untuk Cystatin C pada saat T0 adalah sebesar 1.35 mg/l.
Dengan menggunakan cut off pint 1.35 mg/l maka didapatkan nilai sensitifitas
Cystatin C pada saat T0 adalah sebesar 35.3% dan spesifisitas 42.9%.

Tabel 4.5. Sensitivitas, Spesifisitas, NPP, NPN, RKP dan RKN Dari Cystatin
C Serum Pada Saat T1
CrCL
CGA
Non
CGA
Cystatin C
Serum (T1)
- CGA
- Non
CGA

9
8

3
4

Sensitifitas

Spesitifitas

NPP

NPN

RKP

RKN

52.9%

57.1%

75.0%

33.3%

1.24

0.82

Nilai sensitifitas dan spesifisitas Cystatin C pada saat T1 adalah 52.9% dan
57.1%. Nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif adalah 75% dan 33.3%.
Sedangkan Rasio Kemungkinan Positif adalah 1.24 dan Rasio Kemungkinan
Negatif adalah 0,82.

Universitas Sumatera Utara

58

i.

Menggunakan Kurva ROC

ROC Curve

1.0

Sensitivity

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 - Specificity

Gambar 4.7 Kurva ROC dari Cystatin C pada saat T1 terhadap
CGA
Cystatin C pada saat T1 dalam studi ini memiliki kemampuan untuk
mendeteksi seorang penderita akan mengalami cedera ginjal akut atau tidak. Dari
hasil analisis menggunakan kurva ROC diperoleh bahwa area di bawah kurva
(AUC) ROC adalah 0,529 (95% CI: 69,2% - 100%; p = 0,005).

Universitas Sumatera Utara

59

j. Menggunakan Kurva AUC
“eries “pecificity point
Value : 0.571428571

Gambar 4.8. Kurva Sensitifitas dan Spesifisitas dari Cystatin C pada saat T1 terhadap CGA

Berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas pada gambar 4.8 maka
diperoleh nilai cut off untuk Cystatin C pada saat T1 adalah sebesar 1.35 mg/l.
Dengan menggunakan cut off pint 1.35 mg/l maka didapatkan nilai sensitifitas
Cystatin C pada saat T1 adalah sebesar 52.9% dan spesifisitas 57.1%.

Universitas Sumatera Utara

60

ROC Curve

1.0

Sensitivity

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 - Specificity

Gambar 4.9 Kurva
ROC
dari NGAL
Cystatin
C pada saat T0 terhadap CGA
Diagonal
segments
are produced
by ties.

ROC Curve

1.0

Sensitivity

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 - Specificity

Gambar 4.10 Kurva ROC dari NGAL Cystatin C pada saat T1 terhadap CGA

Universitas Sumatera Utara

61

BAB 5
PEMBAHASAN

Monitoring fungsi ginjal merupakan hal yang sangat penting dalam
manajemen pasien sakit kritis di ruang rawat intensif. Hal tersebut menjadi
penting mengingat angka kejadian yang tinggi dari CGA di ruang rawat intensif
yang berkisar 36-67%. Laju filtrasi Glomerulus (LFG) yang dinilai melalui
beberapa substrat atau penanda biologis, menjadi parameter baku emas untuk
memonitoring fungsi ginjal. Penanda biologis yang ideal untuk mendiagnosa
CGA harusnya terjangkau, cepat dan mudah untuk mengukur, di produksi dalam
tingkat yang stabil, dan dapat menentukan tingkat keparahan disfungsi, khusus
untuk ginjal, meningkat di tahap awal disfungsi, dengan sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi. Sampai saat ini belum ada penanda biologis yang dapat
memenuhi seluruh persyaratan menjadi penanda biologis yang ideal.
Pada penelitian ini, nilai sensitivitas NGAL serum lebih tinggi bila
dibandingkan dengan Cystatin C serum, dimana sensitivitas NGAL T0 adalah
58,8% dan Cystatin C T0 serum 42.9%. Sementara sensitivitas NGAL T1 adalah
52.9% dan Cystatin C T1 serum 52.9%. Nilai spesifisitas NGAL T0 adalah 57.1%
dan Cystatin C T0 serum adalah 42.9% dan spesifisitas NGAL T1 adalah 57.1%
dan Cystatin C T1 adalah 57.1%. Sehingga dari penelitian ini, pemeriksaan
NGAL serum memiliki kemampuan yang lebih baik untuk tujuan skrining CGA
dibandingkan dengan Cystatin C. (Devarajan, 2008)
Dalam penelitian ini kami menemukan hasil nilai diagnostik yang baik
pada NGAL dalam memprediksi CGA dibandingkan dengan Cystatin C. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai diagnostik dari NGAL dengan AUC 0,588. Sedangkan
Nilai diagnostik NGAL dalam mendeteksi CGA pada penelitian Aydogdu
menunjukkan nilai AUC sebesar 0,80.13
Dengan menggunakan prosedur Receiver Operating Characteristic
(ROC), dalam penelitian ini didapatkan nilai cut-off NGAL serum 97.67 ng/dl
dan cystatin C serum sebesar 1,35 mg/L dengan tingkat sensitivitas NGAL serum
sebesar 58,8% dan spesifisitas NGAL serum sebesar 57,1% sementara sensitivitas

61
Universitas Sumatera Utara

62

Cystatin C serum sebesar 35,5% dan spesifisitas Cystatin C serum sebesar 42,9%.
58

Pada penelitian yang dilakukan oleh Aydogdu dkk, secara prospektif
diambil sampel darah dan urin serial dari 151 pasien yang menderita sepsis di
ICU. Enam puluh enam pasien yang menderita sepsis tanpa AKI. Kadar NGAL
plasma setelah 8 hari perawatan ICU meningkat (AUC-ROC 0,44) dan kadar
NGAL urin setelah 8 hari perawatan ICU juga meningkat (AUC-ROC 0,80).
Dengan sensitivitas 88% dan spesifisitas 73%. Sementara kadar plasma Cystatin
C setelah 8 hari perawatan ICU meningkat (AUC-ROC 0,82) dan kadar urin
Cystatin C setelah 8 hari perawatan ICU meningkat (AUC-ROC 0,86). Dengan
sensitivitas 85% dan spesifisitas 80%.21 Sedangkan pada penelitian ini sampel
darah dan urin yang diambil hanya sebanyak 24 pasien serta kriteria pasien
mungkin masih belum homogen, sehingga hasil yang didapati kurang signifikan,
dimana sensitivitas NGAL T0 adalah 58,8% dan Cystatin C T0 serum 42.9%.
Sementara sensitivitas NGAL T1 adalah 52.9% dan Cystatin C T1 serum 52.9%.
Nilai spesifisitas NGAL T0 adalah 57.1% dan Cystatin C T0 serum adalah 42.9%
dan spesifisitas NGAL T1 adalah 57.1% dan Cystatin C T1 adalah 57.1%.
Salah satu kelemahan mengapa cystatin C masih belum digunakan secara
luas adalah masalah harga. Harga pemeriksaan cystatin C memanglah cukup
mahal. Bila dibandingkan dengan harga pemeriksaan NGAL, harga pemeriksaan
cystatin C hampir 5-6x lipat lebih tinggi dan CGA dapat dideteksi lebih awal,
maka kita dapat melakukan pencegahan dan proteksi fungsi ginjal dari perburukan
lebih lanjut, sehingga pasien punya peluang lebih besar untuk terhindar dari
penggunaan modalitas terapi pengganti ginjal (TPG), yang pada akhirnya kita
berharap terjadinya peningkatan outcome pada pasien. Dilihat dari sisi total biaya
sebenarnya akan lebih banyak dana yang bisa dihemat bila CGA dapat didiagnosa
lebih dini. Oleh karena itu, kami sangat menganjurkan kepada fasilitas-fasilitas
ruang rawat intensif agar menjadikan pemeriksaan NGAL sebagai penanda
biologis pilihan untuk menegakkan diagnosis CGA pada pasien sakit kritis.

Universitas Sumatera Utara

63

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini, kami membandingkan kemampuan NGAL serum dan
Cystatin C serum dalam mendiagnosa CGA. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa NGAL serum lebih baik dibandingkan Cystatin C serum dalam mendeteksi
CGA pada pasien sepsis di RSUP Haji Adam Malik. Pada penelitian ini dapat kita
lihat bahwa NGAL memiliki sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai
prediksi negatif dan AUC-ROC yang lebih tinggi dibanding Cystatin C serum
dengan nilai cut-off 97,67 ng/ml, sedangkan Cystatin C serum mempunyai nilai
cut-off 1,35 mg/dl. Namun NGAL serum belum dapat dijadikan penanda biologis
alternatif untuk deteksi CGA pada pasien sepsis di RSUP. Haji Adam Malik
Medan karena hanya didapati nilai diagnostik sebesar 58,8%.

6.2 Saran
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan baru yang
mendorong para klinisi untuk dapat membuat systematic reviews atau
meta analisis agar dapat membuat konklusi atau kesimpulan dari peran
NGAL pada pasien CGA dengan sepsis.
2. NGAL adalah penanda biologis baru yang dapat membantu para klinisi
dalam mendeteksi CGA pada pasien sepsis di RRI dengan nilai
diagnostik yang lebih baik dari Cystatin C. Oleh karena itu, sebaiknya
penelitian mengenai NGAL ini harus dillakukan lagi dengan jumlah
sampel yang lebih banyak dan kriteria penelitian yang lebih dikhususkan
pada pasien sepsis saja sehingga keseluruhuan sampel homogen agar
dapat dijadikan penanda biologis yang rutin dilakukan untuk memantau
fungsi ginjal atau mendeteksi CGA pada pasien sakit kritis pada fasilitasfasilitas ruang rawat intensif.

63
Universitas Sumatera Utara

64

3. Dibutuhkan penelitian selanjutnya yang membandingkan peran NGAL
dengan penanda biologis CGA lainnya seperti KIM-1 untuk deteksi CGA
pada pasien sepsis di RRI.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Cystatin C Serum Dan Kreatinin Serum Untuk Deteksi Cedera Ginjal Akut Pada Pasien Sepsis Di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

5 67 101

Karakteristik dan Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011

0 35 76

Karakteristik Penderita Cedera Medula Spinalis Traumatik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2009-Desember 2010

1 52 40

Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik Medan

9 44 76

Perbandingan Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin (NGAL) dan Cystatin C Serum Terhadap Deteksi Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 15

Perbandingan Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin (NGAL) dan Cystatin C Serum Terhadap Deteksi Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Perbandingan Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin (NGAL) dan Cystatin C Serum Terhadap Deteksi Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 1 8

Perbandingan Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin (NGAL) dan Cystatin C Serum Terhadap Deteksi Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 1 35

Perbandingan Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin (NGAL) dan Cystatin C Serum Terhadap Deteksi Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 2 9

Perbandingan Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin (NGAL) dan Cystatin C Serum Terhadap Deteksi Cedera Ginjal Akut pada Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 12