NILA-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEGIATAN MAJELIS TA’LIM MANAQIBAN KITAB MANAQIB JAWAHIRUL MA’ANY DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI
NILA-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM KEGIATAN MAJELIS TA’LIM MANAQIBAN KITAB MANAQIBJAWAHIRUL MA’ANY
DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
SITI AISYAH
NIM: 111-14-087
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
MOTTO
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu”
(QS.Al-Mukmin 40:60)
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur yang tiada henti kehadirat AllahSWT, dan sholawat serta salam teruntuk Baginda Nabi
Muhammad Saw selamanya...
Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan
kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan
mimpiku:
1. Almarhumah Ibunda Suliyem malaikat hidupku yang kini
telah tiada lagi bersamaku. Terimakasih selama 21 tahun telah merawat, menyayangi, menjaga, berjuang, berdoa tiada hentinya untukku demi mewujudkan cita-citaku, yang tanpa lantaran dari beliau saya tidak mungkin bisa merasakan hidup seperti saat ini.
2. Bapak Miharjo Sirep yang senantiasa mencurahkan kasih
sayangnya, memberikan bimbingan, dan doa yang tak pernah henti-hentinya untuk anaknya.
3. Abah Nur Hanani dan Ibu Bariyah selaku pengasuh TPA
Darul Madani yang senantiasa menuntunku kejalan yangbenar, dan yang telah menyayangiku seperti anaknya sendiri.
4. Mbak Supinah, Mas Sumeri, Mbak Suparti, Mas Mukholim,
Mbak Taslimah, Mas Zaenal, ke-enam saudaraku yang telah membantuku dan mensuportku untuk menggapai mimpiku.
5. Mas Agus Gunawan yang telah memberikan motivasi,
menemani disetiap perjuangan suka maupun duka dan bantuan untukku.6. Sahabat-sahabati TPA Darul Madani yang memberikan semangat dan motivasi untukku.
7. Teman-teman PAI C angkatan 2014 senasib seperjuangan
yang telah memberikan kenangan-kenangan indah dalam kebersamaan kita.
8. Keluarga besar Biro Tazkia dan SMA N 2 Salatiga yang
telah memberikan banyak pengalaman berharga dalam menjalankan tanggungjawab.KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum, Wr. Wb.Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad saw yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir nanti, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEGIATAN MAJELIS
TA‟LIM MANAQIBAN KITAB MANAQIB JAWAHIRUL MA‟ANY DI DESA
SRUWEN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018
”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan SI Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalamnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.
5. Bapak Dr. Saerozi selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari semester 1 hingga semester akhir.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Bapak dan ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
8. Abah Nur Hanani dan Ibu Bariyah serta seluruh jamaah Majelis ta’lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma’anyDesa Sruwen yang telah meluangkan waktunya dan melancarkan terselesainya skripsi ini.
Tentu masih banyak pihak-pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini namun penulis tidak dapat menyebutkannya secara keseluruhan penulis ucapkan terima kasih. Jazakallah khairan katsiron.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas semua amal kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu‟alaikum, Wr. Wb.
Salatiga, 15 Maret 2018 Penulis
Siti Aisyah NIM: 111-14-087
ABSTRAK
Aisyah, Siti. 2018. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam kegiatan Majelis Ta‟lim Manaqiban Kitab ManaqibJawahirul Ma‟any (di Desa Sruwen Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.
Kata Kunci: Nilai Pendidikan Islam, Majelis Ta‟limManaqiban Kitab Manaqib Jawahirul Ma‟any.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kegiatan Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib
Jawahirul ma‟any di Desa Sruwen, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang.Majelis Kitab Manaqib Jawahirul
ta‟lim Manaqiban
ma‟anymerupakan salah satu wadah kegiatan keagamaan yang berada di Desa
Sruwen, yang diadakan sejak ± satu tahun. Sebagai sarana untuk mengumpulkan umat Islam, dan diajak bersama-sama untuk berbuat manfaat di dalamnya. Dari manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut, kita juga dianjurkan untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan tersebut terdapat hikmah atau manfaat yang baik. antusiasme masyarakat Desa Sruwen yang berbondong-bondong dari berbagai daerah untuk mengikuti majelis ini menjadikan hal penting untuk diteliti. Lebih dari itu, terdapat juga nilai-nilai pendidikan Islam yang tersirat dan penting untuk diteliti.
Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Apa Nilai- Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Majelis
Ta‟lim Manaqiban kitab
Jawahirul Ma‟any di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?
(2) Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kegiatan Majelis
Ta‟lim Manaqiban kitab Jawahirul Ma‟any di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang?. Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode wawancara (interview), observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dan nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam kegitan tersebut yaitu dari data yang didapatkan oleh peneliti, seperti adanya Nilai Iman kepada Allah, cinta kepada Rasulullah,
kezuhudan , menjalin tali silaturrahmidan ukhuwah islamiyah, amaliah, dakwah,
dan tolabul ilmi.Nilai-nilai tersebut telah di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beribadah hanya karena Allah, mencintai rosulullah dengan bersholawat untuknya, menghadirkan hati yang berpaling dari kesenangan dunia, saling bertegur sapa dan mendoakan, keihlasan dalam bersodaqoh, mengajak anak-anak untuk mengikuti kegiatan majelis tersebut, memperhatikan mauidhoh hasanah dengan seksama, dan pengamalan bacaan dalam kegiatan manaqiban dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. I Halaman Nota Pembimbing ........................................................................ Ii Halaman Pengesahan.................................................................................... iii Deklarasi....................................................................................................... Iv Motto ........................................................................................................... V Persembahan ................................................................................................ vi Kata Pengantar.............................................................................................. viii Abstrak ........................................................................................................ xi Daftar Isi....................................................................................................... xii Daftar Tabel ................................................................................................. xv Daftar Lmpiran ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................... 1-6 B. Fokus Penelitian .................................................................. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................ 7-8 D. Penegasan Istilah................................................................. 8-12 E. Kajian Penelitian Terdahulu................................................ 12-14 F. Sistematika Penulisan......................................................... 14-15 BAB II Kajian Pustaka A. Nilai-nilai Pendididkan Islam............................................. 16-25
1. Pengertian Nilai....................................................... 16
2. Pengertian Pendidikan Islam................................... 17-20
3. Tujuan Pendidikan................................................... 20-22
4. Nilai-Nilai Pendidikan Islam................................... 22-25
B. Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any................................................................................ 25-38
1. Pengertian Majelis
Ta‟lim....................................... 25-27
2. Pengertian kitab Manaqib
Jawahirul Ma‟any........ 28-32
3. Sejarah kitab Manaqib
Jawahirul Ma‟any............. 32-34
4. Maksud dan tujuan Manaqib.................................. 34-38
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................... 39 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................. 39-46 C. Sumber Data....................................................................... 46-47 D. Prosedur Pengumpulan Data.............................................. 47-49 E. Analisis Data....................................................................... 49-52 F. Pengecekan Keabsahan Data.............................................. 53-54 G. Tahap-Tahap Penelitian...................................................... 54-55 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data....................................................................... 53-79 B. Analisis Data....................................................................... 79-87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 88-89 B. Saran.................................................................................. 89-90
Daftar Pustaka
91-93
Lampiran-lampiran
94-126
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sruwen ....................................... 40Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin................... 40-41Tabel 3.3 Data Pemeluk Agama................................................... 41Tabel 3.4 Data Mata Pencaharian Penduduk............................... 42-43Tabel 3.5 Daftar Nama Informan................................................. 56Daftar Lampiran
1. Daftar Riwayat Hidup Penulis
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Telah Meneliti
4. Lembar Konsultasi
5. Laporan SKK
6. Pernyataan Keaslian Penelitian dan Publikasi
7. Pedoman Wawancara
8. TranskipWawancara
9. Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama universal yang mengajarkan kepada
umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah (Zuhairini, 1995:98).
Pendidikan Islam merupakan segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. Selanjutnya Achmadi (1992:20) menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
Menurut al Abrasyi dalam Nata, (2010:28) “Pendidikan Islam tidak seluruhnya bersifat keagamaan, akhlak, dan spiritual, namun tujuan ini merupakan landasan bagi tercapainya tujuan yang bermanfaat. Dalam asas pendidikan Islam tidak terdapat pandangan yang bersifat materialistis, namun pendidikan Islam memandang materi, atau usaha mencari rezeki sebagai masalah temporer dalam kehidupan, dan bukan ditujukan untuk mendapatkan materi semata-mata, melainkan untuk mendapatkan manfaat yang seimbang. Di dalam pemikiraan al Farabi, Ibnu Sina, Ikhwanul as Shafa terdapat pemikiran, bahwa kesempurnaan seseorang tidak akan tercapai, kecuali dengan mensinergikan antara agama dan ilmu.” Dari berbagai pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa
Pendidikan Islam merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan fitrah keberagamaan pada diri seseorang untuk menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam yang memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan yang bersumber dari al- Qur’an dan hadist.
Pendidikan sebagai institusi sosial memiliki fungsi sebagai proses perubahan sosial yang mampu mengakomodir karakter sosial yang dimiliki masyarakat, yang bukan sekedar transfer informasi tentang ilmu pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter yang memiliki tiga misi utama yaitu; pewarisan pengetahuan (transfer of knowledge), pewarisan budaya (transfer of culture), dan pewarisan nilai (transfer of value). Oleh karena itu pendidikan dipahami sebagai suatu proses transformasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya (Nugroho, 2016:33)
Manusia adalah makhluk yang berpotensi untuk dididik. Manusia merupakan makhluk yang mampu mengembangkan diri sejalan dengan potensi yang dimilikinya (Jalaluddin, 2001:18). Indikator perbedaan penciptaan manusia dengan makhluk lain terletak pada pemberian iman. Iman sebagai fitrah manusia merupakan penolong satu-satunya yang dapat menjadikannya sebagai manusia mulia. Allah SWT berfirman dalam QS. Ar- Rum ayat 30
.) 03 : 03 : مورلا (
Artinya:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Departemen Agama RI, 2009:
407) Dari ayat tersebut dapat diambil intisarinya yaitu manusia yang beriman harus berusaha menyelamatkan dirinya dan anak keturunannya agar tidak menjadi manusia yang hina di dunia dan di akhirat. Usaha itu yakni dilakukan melalui pendidikan yang berkesinambungan sejak ia lahir di muka bumi ini. Upaya itu akan berakhir ketika ia sudah menjadi dewasa, karena pilihan untuk menjadi manusia yang mulia atau hina telah menjadi tanggung jawabnya sendiri.
Di sisi lain manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di dalam suatu masyarakat, yang bersifat dinamis atau terus menerus berubah dan berkembang ke arah kemajuan. Perubahan itu menjadikan masyarakat semakin komplek, yang berakibat pada semakin beratnya tuntutan untuk dapat hidup layak secara manusiawi, berupa kehidupan yang selamat dan terlepas dari keterjerumusan kepada kehinaan di dunia dan di akhirat. Untuk itu manusia perlu saling tolong menolong dalam mewujudkan hakikat sosialitasnya. Manusia harus tolong menolong dalam hal kebaikan dan ibadah. Upaya tolong menolong tersebut dapat diaktualisasikan dalam menyelenggarakan pendidikan baik itu pendidikan jalur formal maupun non formal.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan itu sangat urgent bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia akan memperoleh pengetahuan sehingga dapat menggali potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal. Namun, kenyataannya tidak semua manusia mampu memahami dan menggali potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu, perlu adanya arahan serta bimbingan dari orang lain sehingga akan tampak dan berkembanglah potensi- potensinya. Dengan potensi yang dimilikinya, manusia diharapkan mampu menghadapi seluruh permasalahan hidup baik di dunia maupun di akhirat.
Bagi orang Islam menuntut ilmu itu wajib dari masa buaian sampai liang lahat. Hal ini mengisyaratkan bahwa menuntut ilmu itu harus dilaksanakan tidak hanya oleh anak-anak saja melainkan juga oleh para orang tua (Helmawati, 2013:5). Namun ketika orang tua ingin melanjutkan pendidikannya, banyak sekali faktor yang menghambatnya sepertihalnya waktu dan faktor ekonomi, mereka cenderung lebih mengutamakan pendidikan anaknya.
Para orang tua disibukkan oleh pekerjaannya dan tentunya hal itu tidak dapat menambah ilmu yang diharapkannya dari lembaga formal. Oleh karena itu, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan orang tua dalam menambah ilmu pendidikan atau pengetahuan mereka tentulah harus yang tidak terikat waktu, tidak membutuhkan biaya yang banyak, serta dapat dihadiri kapan saja diwaktu yang senggang.
Untuk tetap memperoleh pendidikan, orang tua tidak hanya dapat memperoleh melalui jalur formal saja, namun bisa dengan jalur non formal, salah satunya yaitu dengan majelis
ta‟lim. Majelis ta‟lim merupakan
pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Masyarakat Desa Sruwen mengapresiasikan pendidikan melalui majelis
ta‟lim yang mengandung nilai-nilai keagamaan maupun norma-norma
kehidupan yang sangat bermakna dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat mendidik khususnya bagi jamaah. Di Desa Sruwen terdapat beberapa Majelis
ta‟lim diantaranya yaitu istighotsah, yasinan, maulidan, pengajian Ahad pagi,
semaan al- Qur’an jami‟iyatul qurro‟ walkhufadz, dan Manaqib Jawahirul Ma‟any.
Di Desa Sruwen yang mayoritas penduduknya beragama Islam, telah membudaya dan terbentuk kelompok-kelompok majelis
ta‟lim, salah satunya
adalah majelis
ta‟lim manaqib. Dan manaqib yang banyak digunakan adalah
manaqib jawahirul ma‟any. Majelis ta’lim Manaqiban Kitab Manaqib
Jawahirul ma’any ini biasanya dilakukan di Masjid, Mushola, Aula Darul Madani atau di rumah warga yang sedang memiliki hajat tertentu. Ritual yang biasa menyertainya adalah membaca asmaul husna, hadhoroh dan shalawat Nabi. Secara umum ritual tersebut dimaksudkan sebagai penyampaian hajat kita (berdoa) dengan bertawassul kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Istilah tawasul berasal dari kata yang terdiri dari tiga huruf, yaitu
waw , sin, dan lam yang bermakna menjadikan sesuatu sebagai perantara
untuk mendapatkan sesuatu yang dimaksud (Maimun, 2009:27). Sebagaimana al-Juraisy yang dikutip Maimun (2009:27) tawasul dalam doa berarti menyertakan perantara dalam berdoa dengan maksud doanya itu akan dikabulkan. Sebagaimana Shihab yang dikutip Maimun (2009:27) bahwa
wasilah berarti sesuatu yang menyambung dan mendekatkan sesuatu dengan
yang lain atas dasar keinginan yang kuat dan mendekat.Pemimpin majelis ini seusai kegiatan terkadang memberikan penjelasan sedikit demi sedikit tentang apa yang terkandung dalam manaqib
Jawahirul Ma‟any dan juga nasehat-nasehat kehidupan yang sangat bermakna
bagi jamaah dalam menghadapi kehidupan ini.Dalam kegiatan majelis
ta‟lim manaqiban kitab Manaqib Jawahirul
Ma‟anyterdapat nilai-nilai pendidikan Islam yang tersirat dan penting untuk
diteliti serta dipublikasikan. Agar dapat dijadikan motivasi bagi masyarakat terutama para pemuda agar lebih giat lagi dalam memperdalam ilmu agama terutama melalui
majelis ta‟lim. Dari berbagai manfaat yang bisa diambil dari
majelis tersebut kita dianjurkan untuk dapat mengimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang dan sedikit paparan pendek diatas penulis mengambil judul sebagai berikut, “ NILA-NILAI
PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEGIATAN MAJELIS TA’LIM MANAQIBAN KITAB
MANAQIB JAWAHIRUL MA’ANY DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG.
B. Fokus Penelitian
Penulis akan mengemukakan fokus penelitian lebih lanjut, supaya dapat mempermudah dalam proses penelitian ini. Dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apa Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam kegiatan Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any di Desa
Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? 2. Bagaimanakah Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islamdalam kegiatanMajelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any di
Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari fokus masalah di atas maka peneliti merumuskan tujuan dan manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terkandung dalam kegiatan Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang.
b. Untuk mengetahui Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam kegiatanMajelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?
2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi semua pihak secara teoritis maupun praktis. a. Secara Teoritis 1) Memberikan kejelasan secara teoritis tentang pelaksanaan
Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
2) Penelitian ini memiliki relevansi dengan ilmu agama Islam khususnya program studi agama Islam, sehingga hasil pembahasannya berguna untuk menambah literatur atau bacaan tentang nilai-nilai pendidikan dalam majelis
ta‟lim Manaqiban Jawahirul Ma‟any.
b. Manfaat Praktis Memberikan kontribusi positif untuk dijadikan pertimbangan berfikir dan bertindak. Secara khusus penelitian ini dapat dipergunakan sebagai berikut: 1) Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk mengikuti majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma ‟any.
2) Dengan skripsi ini, juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh sebagai berikut:
1. Nilai
Secara etimologi nilai berasal dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere (Latin) yang bermakna kuat, baik, dan berharga.
Sedangkan secara terminologi nilai diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai (Sagala, 2006: 237).Nilai berarti sifat-sifat (hal-hal) penting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminta, 2006:801). Menurut Surayin (2007: 374) nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda atau hal untuk memuaskan manusia. Nilai juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang tau kelompok orang sehingga prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap, dan perbuatan-perbatannya (Maslikhah, 2009:106).
Dari berbagai pengertian diatas, Penulis mengambil kesimpulan bahwa nilai merupakan tolok ukur mengenai suatu makna yang terkandung dalam suatu peristiwa. Tolok ukur ini digunakan sebagai standar pertimbangan baik-buruk atau benar-salah terhadap suatu masalah.
2. Pendidikan Islam
Menurut Poerwadarminta (2006: 250), istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti “perbuatan: (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari baha sa yunani yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan deng an “Tarbiyah” yang berarti pendidikan.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta (Haidar, 2012:3).
Secara umum pendidikan Islam sebagai usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia secara optimal agar dapat digunakan dalam memerankan dirinya sebagai pengabdi Allah yang setia (Jalaluddin, 2001: 76).
Pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah pengamalan sepenuhnya ajaran Allah dan Rasul-Nya (Daradjat, 2011:17).
Dari berbagai pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan yang mengarah kepada terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam yang memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan yang bersumber dari al- Qur’an dan hadist.
3. Majelis Ta’lim
Majelis
ta‟lim berasal dari dua suku kata, yaitu kata majlis dan
kata adalah bentuk isim
ta‟līm. Dalam bahasa Arab kata majlis ( سهجم) makan (kata tempat) dari kata kerja jalasa ( yang berarti tempat
سهج)
duduk , tempat sidang, dan dewan (Munawwir, 1997: 202). Dengan
demikian majelis merupakan tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam (Redaksi Ensiklopedi, 1994: 120). Sedangkan kata dalam bahasa Arab merupakan masdardari kata
ta‟līm ( مُهعت)
kerja ( yang mempunyai arti pengajaran (Redaksi
„allama مهع)
Ensiklopedi, 1994: 1035). Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul (Depdikbud RI, 1999:615).
Majelis
ta‟lim lebih dikenal dengan istilah pengajian-pengajian
atau sering pula berbentuk halaqah (Muliawan, 2005:161). Majelis
ta‟lim
juga berarti lembaga pendidikan Islam Non Formal yang memiliki kurikulum tersendiri yang diselenggarakan secara berkala dan teratur dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan lingkungannya (Nuryanis, 2003:40).
Dari berbagai pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa majelis
ta‟lim merupakan tempat pengajaran atau
pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam, tidak harus materi yang didapatkan melainkan manfaat yang di dapat itu sudah merupakan majelis ta‟lim.
4. Manaqib Jawahirul Ma’any
Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any
merupakan salah satu wadah kegiatan keagamaan yang berada di Desa Sruwen, yang diadakan sejak ± satu tahun. Sebagai sarana untuk mengumpulkan umat Islam, dan diajak bersama-sama untuk berbuat manfaat di dalamnya. Wadah ini dibentuk agar masyarakat mendapat tempat yang kondusif untuk berdoa bersama atau bertawassulkepada Syech Abdul Qadir al-Jailani, menyampaikan segala hajat, keinginan, kebutuhan, maupun segala permasalahan kehidupan yang dialami oleh masyarakat.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini difokuskan pada nilai-nilai pendidikan Islam dalam Majelis ta’lim Manaqiban
Kitab Manaqib Jawahirul ma’any yang didasarkan pada studi kasus di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2017. Untuk menunjukkan bahwa topik yang diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain dalam kontek yang sama, maka penulis akan memaparkan beberapa judul skripsi terdahulu yang berkaitan dengan tema pembahasan penelitian ini.
Diantara skripsi tersebut adalah: Skripsi Siti Mujayanah mahasiswa IAIN Salatiga dengan tema Nilai- nilai Pendidikan Dalam Ritual Tawasulan di Pondok Pesantren Al-Huda
Sokopuluhan Puncakwangi Pati. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang nilai- nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam ritual tawasulan di Pondok
Pesantren Al-Huda Sokopuluhan Puncakwangi Pati. Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode analisis data kualitatif. Melalui metode tersebut, penulis menganalisis nilai-nilai pendidikan dalam Ritual Tawasulan di Pondok Pesantren Al-Huda Sokopuluhan Puncakwangi Pati. Adapun nilai- nilai pendidikan yang terkandung didalamnya adalah keimanan, akhlaq,
kezuhudan , pendidikan sosial.
Skripsi Dedy Romansyah (2017) mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga yang mengangkat judul “Nilai-nilai Pendidikan Islam Pada Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun”. Skripsi ini membahas mengenai nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun
Fir’aun. Penelitian ini tergolong penelitian yang bertumpu pada study kepustakaan (library reaserc). Untuk mengolah data dalam penelitian tersebut menggunakan metode analisis isi (conten
). Yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk menangkap,
analize
memahami, dan menangkap isi karya sastra. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat pada novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun adalah aqidah dan akhlaq mulia yang meliputi (penolong, rendah hati, dermawan, jujur atau benar, dan cinta terhadap lingkungan).
Skripsi Wahyuning Khlida mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2007 jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yang mengangkat judul penelitian tentang “Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani Di Kecamatan Gajah Kabupaten Demak”. Metode yang diguanakan dalam penelitian tersebut adalah metode penelitian budaya, dengan jenis penelitian kualitatif. Adapun hasil dari penelitian tersebut yakni manaqiban yang dilaksanakan di kecamatan gajah ini dalam prakteknya telah terjadi akulturasi Islam dan budaya lokal (jawa). Bentuk dan pola dari akulturasi Islam dan budaya lokal yaitu adanya pembauran antara nilai-nilai Islam dengan budaya jawa. Pembauran antara Islam dan budaya Jawa dalam manaqiban ini memiliki ciri yaitu bagian luarnya menggunakan simbol jawa, tetapi ruh budayanya adalah Islam sinkretik. Jawa digambarkan sebagai wadah, sedangkan isinya adalah Islam.
Penelitian tersebut diatas merupakan karya yang bisa dijadikan referensi dan pendukung penyusunan karya tulis ilmiah ini. Kendati demikian buku-buku hasil karya tersebut tetap saja berbeda dengan tempat dan latar belakang penelitian dalam karya tulis ilmiah ini. Dari beberapa penelitian diatas, penulis belum menemukan judul yang sama dengan skripsi ini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek kajiannya. Dengan demikian, penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan keasliannya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka penelitian ini disusun dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab yang bersifat saling keterkaitan antara satu bab dengan yang lainnya, yang mana sistematikanya disusun sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengemukakakan pokok-pokok pikiran yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara lain: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, kajian penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, Pada bab ini penulis menguraikan tentang tentang nilai pendidikan Islam, Majelis
Ta‟lim, dan Manaqib Jawahirul Ma‟any.
Bab III Metode Penelitian, Pada bab ini laporan peneliti tentang metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini. Bab IV Paparan dan Analisis Data, penulis menguraikan paparan data tentang majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟anydi Desa
Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Analisis data mengenai nilai-nilai pendidikan Islam dalam kegiatan Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab
Manaqib Jawahirul ma‟any di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang, dan implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kegiatan Majelis
ta‟lim Manaqiban Kitab Manaqib Jawahirul ma‟any di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Bab V Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir dari penulisan skripsi ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam 1. Pengertian Nilai Secara etimologi nilai berasal dari kata value (Inggris) yang
berasal dari kata valere (Latin) yang bermakna kuat, baik, dan berharga. Sedangkan secara terminologi nilai diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai (Sagala, 2006: 237). Nilai juga diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009: 27).
Menurut Haryananta (2012:178) nilai dapat berarti harga, angka, isi, kadar, mutu, sifat atau hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai merupakan kumpulan dari ukuran-ukuran, orientasi, dan teladan luhur, yang selaras dengan akidah yang diyakini seseorang dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat, dimana ukuran-ukuran itu menjadi moral bagi seseorang yang tercermin dalam perilaku, aktivitas, usaha, dan pengalaman-pengalamannya, baik secara ekplisit maupun implisit (Murshafi, 2006:96).
Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai merupakan suatu yang berharga bagi seseorang, yang mana kriteria berharga atau tidaknya itu tergantung pada sudut pandang seseorang yang menilai dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku.
2. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata didik. Menurut Poerwadarminta (2006: 250), istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti “perbuatan: (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu proses penyampaian informasi yang kemudian diserap oleh masing-masing pribadi, sehingga menjiwai cara berfikir, bersikap, dan bertindak baik untuk dirinya sendiri maupun hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan sesama makhluk hidup dalam alam semesta maupun lingkungan dan kedudukannya sebagai hamba allah, khalifah Allah di bumi (Kaelany, 2000:240).
Menurut Mudyahardjo (2002:64) Pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu yang mengalami proses perubahan kearah yang lebih baik. Apa pun bentuknya, selama suatu konsep atas objek itu sendiri mengalami “proses perbaikan” dalam arti perubahan ke arah yang lebih “baik”, maka objek atau konsep tersebut berhak disebut sebgai pendidikan. Hal ini juga sejalan dengan konsepnya bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam kehidupan manusia yang berawal dari hal-hal yang bersifat aktual menuju kepada hal-hal yang ideal. Oleh karena itu, wajar apabila pendidikan disebut sebagai proses pembelajaran yang berlangsung seumur hidup dan di semua tempat.
Dari berbagai pengertian pendidikan tersebut penulis menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang mengarahkan manusia kearah kebaikan.
Islam dari segi bahasa bersal dari kata aslama, yuslimu,
Islaman , yang berarti submision (ketundukkan), resignation
(pengunduran), dan reconciliation (perdamaian), (to the will of god) tunduk kepada kehendak Allah. Kata aslama ini berasal dari kata , berarti peace, yaitu damai, aman, dan sentosa. Jadi Islam yaitu
salima
untuk mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga terwujud keselamatan, kedamaian, aman, dan sentosa. Serta sejalan pula dengan ajaran Islam yaitu menciptakan kedamaian dimuka bumi dengan cara mengajak manusia untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan (Nata, 1995:32). Karena Islam sebagai “agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan” (Jalaluddin, 2001:68).
Serta “Islam sebagai agama, sebagai jalan hidup, tentunya akan memberikan jawaban tentang berbagai macam permasalahan hidup dan kehidupan manusia, dan memberikan petunjuk atau jalan hidup bagi manusia dalam tujuan hidupnya” (Zuhairini, 1995:34). Dalam menempuh hidupnya serta selaras dengan alam sekitarnya.
Pendidikan Islam ditunjukkan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan pribadi manusia secara menyeluruh melalui latihan- latihan kejiwaan, akal pikiran, kecerdasan dan panca indera (Jalaluddin, 2001:74). Karena pendidikan Islam bertugas “membimbing seorang manusia agar dapat menjalankan amanat yang diembankan kepadanya. Amanat ini bersifat individual dan sosial” (Suharto, 2006:29).
Secara umum pendidikan Islam sebagai usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia secara optimal agar dapat digunakan dalam memerankan dirinya sebagai pengabdi Allah yang setia (Jalaluddin, 2001: 76).
Pendidikan Islam merupakan suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani (Gunawan, 2014:8). Pendidikan Islam juga diartikan sebagai pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah pengamalan sepenuhnya ajaran Allah dan Rasul-Nya (Daradjat, 2011:17).