IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DAN PEMBIASAAN KEAGAMAAN SMA NEGERI SE-KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM
(ROHIS) DAN PEMBIASAAN KEAGAMAAN
SMA NEGERI SE-KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh NGAIDIN
NIM.M1.14.027

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM
(ROHIS) DAN PEMBIASAAN KEAGAMAAN
SMA NEGERI SE-KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016


Oleh
NGAIDIN
NIM.M1.14.027

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai
pelengkap persyaratan untuk gelar Magister
Pendidikan Islam

Salatiga,

Maret 2017

Dr. Imam Sutomo, M.Ag
PEMBIMBING

ABSTRAK

Judul Tesis: Implementasi Pendidikan Karakter melalui kegiatan Ekstrakurikuler

Rohani Islam (Rohis) dan Kegiatan Pembiasaan Keagamaan SMA
Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

Tesis ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter melalui
kegiatan ekstrakurikuler (Rohis) dan kegiatan pembiasaan keagamaan di SMA
Negeri Kota Salatiga. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan sosiologis. Sumber data yang diperoleh yaitu sumber data primer dan
sekunder. Pengumpulan data melalui tehnik observasi, interview dan
dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara mereduksi data, display data dan
mengambil kesimpulan.
Permasalahan yang dibahas meliputi berbagai bentuk implementasi
pendidikan karakter, kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan kegiatan
pembiasaan keagamaan serta nilai-nilai karakter yang terdapat pada kegiatan
ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan kegiatan pembiasaan keagamaan
terhadap implementasi pendidikan karakter pada siswa/i SMA Negeri kota
Salatiga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter,
kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan kegiatan pembiasaan
keagamaan di seluruh SMA Negeri Salatiga sudah berjalan, hal itu dapat dilihat
dari berbagai aspek yaitu ragam kegiatan, partisipasi siswa, kesadaran moral

kolektif guru, kebijakan sekolah berbasis pendidikan karakter, pelibatan integratif
sekolah-masyarakat, dan nilai-nilai karakter yang berkembang. Namun pada aspek
kesadaran moral kolektif guru dan pelibatan integratif sekolah-masyarakat,
tergolong masih rendah. Hal ini menjadi garapan yang serius bagi para pemangku
kebijakan pendidikan.
Adapun nilai-nilai karakter yang dapat diungkap melalui kegiatan
ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan pembiasaan keagamaan antara lain:
Budaya religius, tebar salam, kerjasama, kreatif, mandiri, peduli
sosial/lingkungan, toleran, demokratis, komunikatif, tanggung jawab, disiplin,
nasionalisme, gemar membaca dan ukhuwah.
Kata kunci : Implementasi Pendidikan Karakter, Ekstrakurikuler Rohani Islam
(Rohis), Pembiasaan keagamaan.

Iv

ABSTRACT

TITLE: IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION THROUGH
ISLAMIC SPIRITUAL (ROHIS) EXTRACURRICULAR AND
RELIGIOUS HABITUATION ACTIVITIES OF SENIOR HIGH

SCHOOL IN SALATIGA SCHOOL YEAR 2015/ 2016 .
This thesis is intended to know the implementation of character education through
„ROHIS‟ extracurricular and religious habituation activities of public Senior High
School in Salatiga. It constitutes qualitative research by means of sociological
approach. The data sources are from primary and secondary one. The Data
collections are through observation, interview and documentation technique.
Meanwhile, the data analyses of this research are to reduce data, display one and
make a conclusion.
The problems of research involve various forms of character education
implementation, ROHIS extracurricular and religious habituation activities and
also the values of characters in the ROHIS extracurricular and religious
habituation activities toward character education implementation of the students
of Public high schools in Salatiga.
The research shows that character education implementation, „ROHIS‟
extracurricular and religious habituation activities of the students of Public Senior
High Schools in Salatiga has been running. It can be observed from many aspects
such as the student‟s activities or student‟s participation, collective moral
awareness of teachers, character education based school policy, the integrative
involvement of school-society at large, and the values of characters in progress.
Nevertheless, the aspect of teachers collective moral consciousness and the

involvement of school and society are still low relatively. However, they can be a
serious responsibilities for policy makers.
The characters values of ROHIS extracurricular consists of Religious
culture, giving greetings, teamwork, creative, be autonomous, environmental and
social care, tolerant, democratic, communicative, responsible, discipline,
Nationalism, fond of reading and botherhood.
Keywords: Implementation of Character Education, Islamic Spiritual (Rohis)
Extracurricular, and Religious Habituation.

v

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Implementasi pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Rohani Islam (Rohis) dan Kegiatan Pembiasaan Keagamaan pada Siswa
SMA Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016“ yang secara akademis
menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.
Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga
yang telah memberikan restu judul tesis penulis.
3. Bapak Dr. Phil Widiyanto, M.A., selaku Ka Prodi PAI Pascasarjana IAIN
Salatiga yang telah memberikan arahan pada penulisan tesis ini.
4. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini cepat selesai.
5.

Bp. Drs. Suyitno, M.Pd., Ibu Dra. Hj. Wahyu Tri Astuti, M.Pd. dan Ibu Dra.
Yuliati Eko Atmodjo, M.Pd., selaku kepala sekolah SMAN 1, SMAN 2 dan
SMAN 3 Kota Salatiga yang telah memberikan izin untuk meneliti di tempat

vi

yang beliau pimpin.

6. Kepada seluruh nara sumber, yang bersedia memberikan berbagai informasi
guna terselesaikannya penyusunan tesis ini.
7. Istri dan anak-anakku yang selalu mensupport dan memberikan inspirasi
hingga selesainya penulisan ini.
8. Teman-teman kuliah dan para guru SMA Negeri 2 Salatiga, yang selalu
mendorong dalam penyelesaian tugas kerja dan belajarku.
9. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang tak dapat saya sebut satu
persatu yang telah membantu dalam proses penulisan tesis ini.
Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do‟a
semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal
kebaikan yang telah diberikan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam
penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan, masih banyak hal-hal yang
perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut, maka dengan segala bentuk
kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindaklanjuti pada kajiankajian yang lebih lanjut.
Salatiga,

Maret 2017

Penulis,


Ngaidin, S.Ag
NIM: MI.14.027
vii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................iii
ABSTRAK.................................................................................................................iv
PRAKATA .............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Signifikansi Penelitian ..............................................................................4
D. Kajian Pustaka ..........................................................................................5

E. Metode Penelitian .....................................................................................7
F. Sistematika Penulisan .............................................................................11

BAB II LANDASAN TEORI

.......................................................................12

A. Implementasi Pendidikan Karakter ...........................................................12

viii

1. Pengertian Implementasi...............................................................

12

2. Pengertian Pendidikan Karakter...................................................

12

B. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)................................


15

1. Pengertian....................................................................................

15

2. Tujuan dan Fungsi ......................................................................

16

3. Prinsip Dasar Pengembangan......................................................

17

4. Jenis Kegiatan ............................................................................

17

C. Kegiatan Pembiasaan Keagamaan ...................................................


19

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.........................

21

A. SMA NEGERI 1 SALATIGA .. .....................................................

21

1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga .................................

21

2. Implementasi Pendidikan Karakter di SMA Negeri 1................

21

3. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) ........................

22

4. Kegiatan Pembiasaan Keagamaan .............................................

23

B. SMA NEGERI 2 SALATIGA .......................................................

24

1. Gambaran Umum SMA Negeri 2 Salatiga ...............................

24

2. Implementasi Pendidikan Karakter di SMA Negeri 2 ..............

24

3. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) ......................

25

4. Kegiatan Pembiasaan Keagamaan.............................................

26

ix

C. SMA NEGERI 3 SALATIGA......................................................................27
1. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Salatiga.............................................27
2. Implementasi Pendidikan Karakter di SMA Negeri 3 ...........................27
3. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)................................ ....28
4. Kegiatan Pembiasaan Keagamaan .........................................................29

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN ................................................................30
A. Ragam Kegiatan ..........................................................................................30
B. Partisipasi Aktif Siswa ...............................................................................32
C. Kesadaran moral kolektif Guru....................................................................33
D. Kebijakan Sekolah Berbasis Pendidikan Karakter.......................................35
E. Pelibatan Integratif Sekolah-Masyarakat.....................................................36
F. Nilai- Nilai Karakter Yang Berkembang......................................................37

BAB V PENUTUP.......................................................................................................39
A. Simpulan ..................................................................................................... 39
B. Saran ........................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 41
LAMPIRAN .................................................................................................................. 44
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................. 81

x

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

4.1. Ragam Kegiatan .................................................................................31
4.2. Partisipasi Aktif Siswa ...................................................................... 32
4.3. Kesadaran Moral kolektif Guru ..........................................................33
4.4. Kebijakan Berbasis Pendidikan Karakter ...........................................35
4.5. Pelibatan Integratif Sekolah-Masyarakat ...........................................36
4.6. Nilai-Nilai Karakter yang Berkembang ..............................................38

x

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi
individu agar menjadi manusia yang berkualitas dan berlangsung sepanjang hayat
tanpa menghilangkan keunikan masing-masing. Menurut Undang-undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1
Namun dalam praktiknya, berbagai persoalan lokal dan perubahan global
telah melanda dunia pendidikan, menurut Sanusi, perubahan dan permasalahan itu
mencakup social change, turbulence, complexity, and chaos: seperti pasar bebas
(free trade), tenaga kerja bebas (free labour), perkembangan masyarakat
informasi, serta perkembangan iptek, seni dan budaya yang dasyat,2 tawuran
pelajar, pembunuhan, narkotika, korupsi dan masih banyak lagi tindakan-tindakan
yang serupa sering terjadi. Di lembaga pendidikan, penanaman nilai-nilai luhur
1

Undang-undang Nomor 20/2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Jakarta: Sinar
Grafika, 2003, 1.
2
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008, 3.

2

dan budi pekerti siswa kurang mendapat perhatian, suasana interaktif edukatif di
lingkungan pendidikan jauh dari harapan. Ali Ibrahim Akbar dalam buku yang
berjudul, Pendidikan karakter di Sekolah, mengkritisi bahwa praktik pendidikan
di Indonesia cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill
(keterampilan teknis) yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient
(IQ). Sedangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional intelligence
(EQ) dan spiritual intelligence (SQ) sangat kurang. Pembelajaran di berbagai
sekolah bahkan sampai perguruan tinggi, lebih menekankan pada perolehan nilai
ulangan maupun ujian, dan juga banyak guru yang berpandangan bahwa peserta
didik dikatakan baik kompetensinya apabila nilai hasil ulangan atau ujiannya
tinggi.3 Akiibatnya, karakter generasi bangsa ini menjadi rendah, disamping juga
dampak negatif dari era globalisasi yang serba teknologi tanpa diimbangi aspek
religi.
Munculnya gagasan program pendidikan karakter yang dicanangkan oleh
presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan Hari Pendidikan
Nasional, 2 Mei 2010 yang lalu menjadi isu sentral di lembaga pendidikan,4
adalah merupakan langkah yang tepat, logis

dan sangat mendasar, sebab

mempersiapkan kader yang berkualitas harus dimulai dari lembaga pendidikan,
yang di antaranya melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) dan
kegiatan pembiasaan keagamaan. Rohani Islam (rohis) merupakan wadah
organisasi keislaman yang dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan jenjang SMA
3

Jamal Ma’mur Asmani, Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Arruzz
Media, 2011, 232.
4
Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter, Konstruksi Teoritis dan Praktik, Urgensi Pendidikan
Progesif dan Revitalisasi Peran Guru dan orang tua. Jogjakarta: Arruzz Media, 2011, 232.

3

Negeri kota Salatiga berfungsi sebagai mediator penerapan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
karakter, Pendidikan Agama Islam (PAI) harus dijadikan tolak ukur dalam
membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa
(nation character building).5 Di antara program kegiatan rohani islam (rohis) dan
kegiatan pembiasaan keagamaan adalah kajian Islam, bhakti sosial, gerakan salat
Duha dan salat berjamaah, baca tulis Al-Qur’an, memberi salam dan berjabat
tangan, pawai ta’aruf, serta kegiatan-kegiatan yang lain. Menurut Muhaimin, hal
itu diperlukan kerjasama yang harmonis dan interaktif di antara para warga
sekolah dan para tenaga kependidikan yang ada di dalamnya,6 sehingga programprogram tersebut menjadi budaya sekolah yang harmonis, kuat dan bermutu.
Dari sinilah maka penulis akan mengungkap lebih jauh tentang
implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam
(Rohis) dan kegiatan pembiasaan keagamaan di SMA Negeri kota Salatiga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter di SMA Negeri kota Salatiga
tahun pelajaran 2015/2016?
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan
pembiasaan keagamaan di SMA Negeri kota Salatiga tahun pelajaran
2015/2016?

5

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, 8.
8
Muhaimin, Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009, 59.

4

3. Karakter-karakter

apa

saja

yang

dapat

diungkap

melalui

kegiatan

ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan pembiasaan keagamaan di SMA
Negeri kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui bentuk implementasi pendidikan karakter di SMA Negeri kota
Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
b. Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler rohani islam (Rohis) dan
pembiasaan keagamaan di SMA Negeri kota Salatiga tahun pelajaran
2015/2016.
c. Mengetahui nilai-nilai karakter yang terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler
rohis dan pembiasaan keagamaan di SMA Negeri kota Salatiga tahun
pelajaran 2015/2016.
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoretik, dapat memberikan sumbangan pemikiran dan literatur
tentang eksistensi kegiatan ekstrakurikuler rohani islam (Rohis) dan
pembiasaan

keagamaan

terhadap

kelangsungan

pendidikan

karakter

sekaligus khazanah kepustakaan khususnya di dunia pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi

lembaga

pendidikan,

sebagai

kontribusi

pemikiran

bagi

pengembangan kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembentukan
karakter/akhlak

siswa.

5

2. Bagi Kepala Sekolah dan guru, sebagai bahan pertimbangan dalam
mengelola kegiatan pembelajaran baik intrakurikuler/ekstrakurikuler
seperti rohis dan pogram pembiasaan keagamaan, sehingga pelaksanaan
pendidikan karakter dapat berjalan secara efektif dan efisien.
3. Bagi masyarakat umum, sebagai salah satu wawasan pentingnya
pendidikan karakter sekaligus mendorong para pelajar maupun akademisi
melakukan penelitian lebih lanjut tentang pendidikan karakter.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian-Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang sejenis dan terlebih dahulu dilakukan,
di antaranya oleh Heri Nugraha, Melalui metode observasi, interview dan
dokumentasi, disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan karakter dalam
PAI dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu: melalui mata pelajaran,
pengembangan diri dan budaya sekolah, yang dalam implementasinya
dimulai sejak penyusunan perangkat pembelajaran (Penyusunan RPP,
Silabus

dan

lain-lain) sampai

pada

kegiatan

intrakurikuler dan

ekstrakurikuler.7. Penelitian Ririn Astuti, melalui metode observasi,
interview dan dokumentasi disimpulkan, bahwa

peran rohis bidang

Heri Nugraha, “Implementasi Pendidikan karakter Dalam Pendidikan Agama Islam di
SMA, Negeri 3 Semarang”, Tesis, Semarang:Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2012; cf. Akhmad
Nawawi,”Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Umum dan Madrasah melalui PKN (Studi
kasus di SD Candimulyo dan MI Karen, Magelang)”, Tesis, Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN
Salatiga,
2015.
7

6

dakwah melalui kegiatan mentoring keagamaan dan pengajian, bidang
pendidikan dan sosial dapat membentuk perilaku keagamaan siswa.8
2. Kerangka Teori
Adapun landasan teori dari penelitian ini di antaranya dikemukakan oleh
beberapa tokoh yakni: Doni A. Koesoema dalam bukunya mengemukakan,
bahwa ruang lingkup pendidikan karakter adalah individu dan lembaga,
sehingga penerapannya tergantung pada kebijakan lembaga pendidikan.
Pendidikan karakter memiliki dua dimensi sekaligus, yakni dimensi individu
dan dimensi sosio-struktural, dimensi individual berkaitan erat dengan
pendidkan nilai dan pendidikan moral, sedangkan dimensi sosio-kultural lebih
menekankan pada bagaimana menciptakan lingkungan sosial yang kondusif
bagi pertumbuhan individu.9 Dharma Kesuma, Cepi Priatna dan Johar
Permana, mengemukakan bahwa dalam rangka pembangunan karakter bangsa
dibutuhkan kesinergian antara proses pembelajaran di perguruan tinggi dengan
kebutuhan di dunia pendidikan10.
Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter dapat diterapkan melalui berbagai kegiatan, model, strategi dan
8

Ririn Astuti,”Peran Organisasi Kerohanian Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan
Siswa di SMA Negeri 1 Godean Sleman Yogyakarta”, Tesis, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2010, 15-72; cf. Musbhihah Rodliyatun, “Peranan Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani
Islam (Rohis) dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa SMK di Salatiga”, Tesis, STAIN
Salatiga, 2013, iv.
9
Doni A. Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta:
Grasindo, 2010, 193-198.
10
Dharma Kesuma, Cepi Priatna dan Johar Permana, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah, PT. Rosdakarya, 2011, vii – ix; cf. Asmaun Sahlan & Angga Teguh Prastyo,
Pembelajaran Berbasis Karakter, Yogyakarta: Arruz Media, 2012, 7; cf. Sofan Amri, Ahmad
Jauhari dan Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran, Strategi
Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa dalam Proses Pembelajaran, Jakarta: Prestasi
Pustaka
Publisher,
2011,
Vii.

7

pendekatan. Namun dalam hal ini, penulis akan meneliti penerapan pendidikan
karakter hanya melalui kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan
kegiatan pembiasaan keagamaan pada siswa/i SMA Negeri, karena sejauh ini
belum ditemukan satu tulisan ilmiah pun yang membahas masalah tersebut,
apalagi di kota Salatiga. Oleh karena itu, penelitian masalah ini menjadi
signifikan untuk dilakukan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian terhadap objek yang dituju untuk memperoleh data yang benar dan
terpercaya. Selain kuantitatif penelitian lapangan juga meneliti masalah yang
sifatnya kualitatif, sehingga penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif artinya
penulis menganalisis dan menggambarkan penelitian secara objektif dan detail
untuk mendapatkan hasil yang akurat.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh SMA Negeri kota Salatiga, yaitu: SMA
Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 kota Salatiga.
3.

Sumber Data
a. Data primer, yakni data utama tentang pelaksanaan pendidikan karakter,
ekstrakurikuler rohani islam (rohis) dan kegiatan pembiasaan keagamaan
yang diperoleh dari kepala sekolah, guru agama dan pengurus serta anggota
organisasi

rohani

Islam

(rohis).

8

b. Data skunder, yakni data tambahan yang berupa dokumen-dokumen
diantaranya gambaran umum SMA Negeri Salatiga, struktur organisasi
dan program kerja rohani Islam (rohis) serta dokumen kegiatan keagamaan
yang sudah dilakukan dan membudaya. Data tersebut diperoleh dari guru,
siswa bukan aktivis rohani Islam (rohani), dan tenaga kependidikan.
4.

Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pendekatan ini
digunakan untuk mengkaji apakah kegiatan ekstrakuikuler rohani Islam
(rohis) dan pembiasaan keagamaan mampu memberikan efek positif pada
karakter siswa yang merupakan salah satu gejala sosial.

5.

Teknik pengumpulan data
a. Metode observasi, digunakan untuk mendapatkan data melalui pengamatan
langsung terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki, yakni lingkungan
sekolah, dan guru dengan peserta didik.
b. Metode

interview,

saat

interview

pewancara

membawa

berbagai

pertanyaan tentang implementasi pendidikan karakkter, pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (rohis) dan pembiasaaan keagamaan
di SMA Negeri kota Salatiga. Data diperoleh dari kepala sekolah, guru
PAI dan siswa/i pengurus dan aktivis rohis di SMA Negeri kota Salatiga.
c. Metode dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data tentang
pembelajaran seperti perangkat kegiatan belajar mengajar, silabus,

9

kebijakan sekolah terhadap tata tertib serta catatan lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan pendidikan karakter, kegiatan ekstrakurikuler rohani
Islam (rohis) dan pembiasaan keagamaan yang dilaksanakan oleh SMA
Negeri Salatiga.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai
temuan bagi orang lain.11 Adapun tehnik analisisnya dengan metode induktif
dan deduktif. Logika deduktif merupakan sistem berfikir untuk mengorganisasi
faktual dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi
logika, sedangkan logika induktif adalah kebalikan dari logika deduktif.12
Berikut adalah diagram analisis data pada penelitian ini sesuai dengan model
Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono:

11

Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 7; cf. Lexy
Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosdakarya, 2005, 248..
12
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya), Bandung: Rosda
karya, 2002, 12.

10

Periode pengumpulan
Reduksi data
Antisipasi

Selama

Data
collection
Setelah

Display data
Selama

Data
display

Setelah

Kesimpulan/verifikasi

Selama

ANALISIS
Data
reduction

Setelah

Conclusions:
drawing/verifyin

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.13
Berdasarkan skema di atas, maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a.

Menelaah data yang berhasil dikumpulkan melalui metode penelitian

b.

Mereduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut.

c.

Menyususn data dalam satuan-satuan yang relevan.

d.

Melakukan katagorisasi sambil melakukan pengkodean (coding).

e.

Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

f.

Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara
berpikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan kepada
penarikan kesimpulan yang bersifat umum.14

13
14

Sugiyono, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, 246.
Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Torayon Press, 2003, 45.

11

F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
signifikansi penelitian, dan dasar pokok kerja penelitian.
Bab II Landasan Teori. Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada
kajian atau landasan teoretis tentang implementasi pendidikan karakter, kegiatan
ekstrakurikuler rohis serta pembiasaan keagamaan.
Bab III Mengemukakan gambaran umum SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan
SMA Negeri 3 Salatiga, bentuk implementasi pendidikan karakter, kegiatan
ekstrakurikuler rohani Islam (rohis) dan pembiasaan keagamaan.yang diterapkan
oleh masing-masing sekolah tersebut.
Bab IV Berisi pemaparan data beserta analisis kritis tentang implementasi
pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (rohis) dan
pembiasaan keagamaan, perbandingan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap
sekolah serta memaparkan hasil penelitian di seluruh SMA Negeri tersebut.
Bab V Penutup. Berisi kesimpulan yang disertai dengan rekomendasi sebagai
implikasi

dari

sebuah

penelitian.

12

BAB II LANDASAN
TEORI

A. Implementasi Pendidikan Karakter
1. Pengertian Implementasi
Kata Implementasi secara bahasa memiliki arti penerapan atau pelaksanaan.
Implementasi merupakan suatu proses penerapan atau pelaksanaan ide, kebijakan atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak atau efek baik
berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford
Advance Learner‟s Dictionarybahwa implementasi adalah “put something into
effect”, (penerapan sesuatu yang memberikan dampak atau efek).1 Dalam hal ini,
implementasi dikaitkan dengan pendidikan karakter sehingga mengandung maksud,
bahwa implementasi merupakan penerapan suatu kegiatan atau metodeyang dilakukan
oleh sekolah dan berkesinambungan sebagai upaya terhadap pembentukan karakter
siswa khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas kota Salatiga.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Pada dasarnya istilah „Pendidikan Karakter‟ berasal dari dua kata yakni kata
“Pendidikan” dan “Karakter”, Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati
diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Para ahli berbeda dalam mendefinisikan
pendidikan, menurut John Dewey pendidikan merupakan salah satu proses
pembaharuan makna pengalaman. SedangkanH. Horne mengungkapkan, pendidikan
merupakan proses yang terjadi secara terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang
lebih tinggi bagi mahluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental,

1

A.S. Hornby, Oxford Advanced Learner‟s Dictionary of Current English.New York; Oxford
University Press, 1995, 246.

13

yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar,
intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.2
Jika ditinjau dari segi bahasa, kata pendidikan mempunyai berbagai macam
makna. A.S. Hornby dalam kamusnya, memaknai kata pendidikan dalam tiga hal,
yaitu: 1) a process of training and instruction, which is designed to give konwledge
and develop skills; 2) the field of study dealing with how to teach; 3) the process of
teaching somebody about something or how to do something.3 Berdasarkan
keterangan

tersebut, maka pendidikan diartikan sebagai sebuah proses pelatihan

kepada seseorang (peserta didik) dalam rangka memindahkan pengetahuan dan tata
cara

melakukan

sesuatu.Jadi,

pendidikan

merupakan

proses

membantu,

menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakanberbagai kemampuan, potensi,
bakat, dan minat yang dimiliki manusia sehingga menjadi tertata dan teratur dalam
kehidupannya.
Adapun kata “karakter” berasal dari bahasa latin, yaitu “kharakter”,
“kharasein”, dan “kharak”yang dalam bahasa Inggris bermakna “tool for making”, “to
engrave, dan pointed stake”. Kata ini banyak digunakan dalam bahasa Prancis sebagai
“caractere” sekitar abad ke-14 M. Dalam bahasa Indonesia, dikenal dengan kata
“Karakter”.4Menurut

Pusat Bahasa Indonesia Depdiknas, karakter adalah bawaan,

hati, jiwa, kepribadian, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun
Musfiroh sebagaimana dikutip oleh Sofan Amri, dkk., karakter mengacu kepada

2

Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif , Jakarta : Erlangga,

2012, 2.

A.S. Hornby, Oxford Advanced ..., 369. ; cf. Marvin W, Berkowitz, “The Science of Character
Education”, In William Damon, Bringing In a New Era In Character Education, California: Hoover Institution
Press Stanford University, 2002, 48-49.; cf. Daniel K. Lapsley and Darcia Narvaez, Character Education,
London : Praeger, 2005, 250; cf. Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter: Mendidik Anak di Zaman Global,
Jakarta : Grasindo, 2007, 53.
4
Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Brekarakter Strategi Membangun Kompetensi & Karakter
Guru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, 41.
3

14

serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan
keterampilan (skill).5
Sedangkan dalam Al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang
karakter, di antaranya pada surat Al-Baqarah :129 yang berbunyi:6



Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada
mereka al-kitab (Al Quran) dan al Hikmah (as-Sunnah) serta menyucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Jika dikaitkan dengan kata pendidikan, para ahli memaknai karakterdengan
berbagai macam pengertian. Thomas Lickona (1991)mendefinisikan pendidikan
karaktersebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami,
peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Lokcwood (1997),
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai aktivitas berbasis sekolah yang
mengungkap secara sistematis berbagai bentuk perilaku siswa, yang dirancang dan
diterapkan sedemikian rupa dalam rangka membentuk kepribadian siswa. Karenanya,
pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk
menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta
rasa dan karsa.7Pendidikan karakter dalam arti luas pada dasarnya adalah menyiapkan

5

Sofan Amri, Ahmad Jauhari, dan Tatik Elisah, Implementasi
Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran: Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa Dalam Proses Pembelajaran, Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 3.
6
Departemen Agama RI, Al-„Aliyy (Al Quran dan Terjemahnya), Bandung, CV Penebit Diponegoro,
2000, 15; cf. Surat Al Jumu‟ah (62): 2.
7
Thomas Lickona dan Lockwood, sebagaimana dikutip oleh Muchlas Samani dan Hariyanto, dalam:
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2012,

15

lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi antara faktor khas
yang ada dalam diri seseorang dan lingkungan memberikan kontribusi maksimal
untukmengeluarkan dan mengembangkan kebajikan yang ada di dalam diri orang
yang bersangkutan.8
Dari berbagai pendapat para ahli dan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian implementasi pendidikan karakter adalahpenerapan atau pelaksanaan usaha
penciptaan suasana pembelajaran yang dilakukan secara sengaja, sadar dan terusmenerus dalam rangka menumbuhkan sifat-sifat positif peserta didik sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga kelak mampu hidup mandiri
menjadi warga negara yang berkualitas dan berkepribadian dalam berbangsa dan
bernegara.
B. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)
1. Pengertian
Kegiatan pendidikan yang didasarkan pada penjatahan waktu setiap mata
pelajaran dalam kurikulum dinamakan kurikuler, sedangkan kegiatan yang
diselenggarakan diluar jam pelajaran tatap muka dilaksanakan di sekolah atau di luar
sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum
disebut kegiatan ekstrakurikuler.9Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bernilai
tambah sebagai proses pengembangan diri dalam rangka menunjang kegiatan

44-45; cf. Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter Strategi Membangun Kompetensi & Karakter
Guru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, 41; cf. Sri Narwati, Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai
Pembentuk Karakter dalam Mata Pelajaran, Yogyakarta: Familia Grup Relasi Inti Media, 2003, 15; cf. Nurul
Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi pekerti, Bandung: PT. Rosdakarya, 2002, 71
8
Tim Pakar Yayasan Jati diri Bangsa, Pendidikan Karakter di Sekolah: Dari Gagasan ke Tindakan,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011, 44.
9
Suryosubroto, Proses Belajar mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 271; cf. Moh Uzer
Usman dan Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1993, 22.

16

intrakurikuler. Menurut Suharsimi Arikunto, ekstrakurikuler adalah kegiatan
tambahan di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.10
Istilah “Kerohanian Islam” berasal dari kata dasar “Rohani” yang mendapat
awalan ke- dan akhiran -an yang berarti hal-hal tentang rohani,11 dan “Islam” adalah
mengikrarkan dengan lidah dan membenarkan dengan hati serta mengerjakan dengan
sempurna oleh anggota tubuh dan menyerahkan diri kepada Allah swt dalam segala
ketetapanNya dan dengan segala qadha dan qadarNya. 12
Jadi kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam
sekolah yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sedangkan
Rohani Islam adalah sub organisasi dari organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di
SMA/SMK yang merupakan kegiatan penunjangdari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, bagian integral dari kurikulum 2013. Rohani Islam (Rohis) berperan
pada kegiatan pendidikan, pembinaan, dan pengembangan potensi peserta didik
muslim agar menjadi insan yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan demokratis serta
bertanggungjawab sebagai warga negara Indonesia.
2.

Tujuan dan Fungsi
Diantara tujuan umum/normatif dari kegiatan ekstrakurikuler Rohis yaitu:
pertama,membantu

individu

menjadi

manusia

seutuhnya,

bahagia

dunia

akhirat.Kedua, menolong individu agar sehat jasmani rohani.Ketiga,meningkatkan
kualitas keimanan, ke-Islaman, keihsanan dan ketauhidan dalam kehidupan sehari-

10

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: CV. Rajawali, 1998, 57.
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Balai Pustaka, 1995,

11

1132.

12

Hasbi Al-Shiddieqy, Al Islam Jilid I, Jakarta : Bulan Bintang, 1977, 34; cf. Koesmarwanti, Nugroho
Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, Solo: Era Inter Media, 2000,124; cf. Kementerian Agama RI,
Panduan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis), Jakarta:Direktorat Pais, 2015,9.

17

hari.Keempat, mengantarkan individu mengenal, mencintai dan berjumpa dengan
esensi diri dan citra diri serta dzat yang Maha suci yaitu Allah swt.13
Adapun fungsi kegiatan ekstrakurikuler rohis adalah sebagai berikut:Pertama,
pengembangan diri (taghyir an-nafs), yakni memotivasi peserta didik untuk
mengembangkan potensi di bidang keagamaan sehingga prestasinya meningkat baik
di sekolah maupun di masyarakat.Kedua, pemenuhan kebutuhan (irtifa‟at at-thalab)
bagi guru PAI akan implementasi Pendidikan Agama Islam sejalan dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan zaman. Ketiga, pembinaan pribadi-pribadi yang islami
(syakhshiyah Islamiyah), yakni membina peserta didik muslim agar menjadi pribadi
yang unggul, baik dalam keimanan, keilmuan dan pengamalannya. Keempat,
pembentukan komunitas muslim (jam‟iyyah al-muslimin), yakni Rohis berfungsi
sebagai wadah bagi peserta didik muslim untuk menjadi komunitas yang islami dan
menjadikan masjid sebagai laboratorium kegiatan keagamaan di sekolah.14
3.

Prinsip Dasar Pengembangan Kegiatan Rohis
Dalam penyelenggaraan kegiatan rohis di sekolah perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dasar, yaitu: prinsip keyakinan/aqidah (ideologis), prinsip pengetahuan
(intelektual), prinsip penghayatan (experiensial), prinsip peribadatan (ritualistik),
prinsip pengamalan (konsekuensial), prinsip pembiasaan (habitualistik), prinsip
keteladanan (providing model) dan prinsip saling menghargai dan prinsip
menghormati keberagamaan (tolerance).15
Syed Ameer Ali mengatakan: “The principal bases on which the islamic
system is founded are: 1).A belief in the unity, immateriality, power, mercy and
supreme love of the creator.2).Charity and brotherhood among mankind.3)
13

Handayani Bajtan Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,
2002, 18; cf. Kementerian Agama RI, Panduan Ekstrakurikuler..., 10; cf. Ainur Rohim Faqih, Bimbingan dan
Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001, 36.
14
Kementerian Agama RI, Panduan Ekstrakurikuler, ..., 11.
15
Kementerian Agama RI, Panduan Ekstrakurikuler,...., 12.

18

Subjugation of the passions. 4).The outpouring of a grateful heart to the giver of all
good.5).Accountability for human actions in another existence.”16
Berdasarkan pendapat Syed Ameer Ali di atas, bahwa semua ragam kegiatan
yang dilakukan oleh organisasi rohani Islam (Rohis) harus mengarah pada prinsipprinsip Islam yakni menitikberatkan moral, akhlak, etika atau karakter. Adapun
prinsip-prinsip tersebut adalah: Pertama, keyakinan pada pencipta yang Esa, gaib,
maha kuasa dan penuh kasih. Kedua, dermawan dan persaudaraan diantara umat
manusia. Ketiga, menaklukkan nafsu. Keempat, mencurahkan rasa syukur pada
pemberi segala kebaikan. Kelima, manusia bertanggung jawab atas tindakannya
setelah kehidupan di dunia ini. OlehkarenaituMel Silberman (Temple University)
mengatakan: “What I Hear, I Forget. What I see, I remember. What I hear and see, I
remember a little. What I hear, see and ask question about or discuss with someone
else, I begin to understand. What I hear, see, discuss and do, I acquire knowledge and
17

shill. What I teach to another, I master”. Jadi, pendidikan karakter itu lebih berhasil
jika dipraktikkan sehingga menjadi kebiasaan, bukan sekedar pengetahuan.
4.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler Rohis
Rohis merupakan lembaga dakwah Islam di sekolah, secara kelembagaan yang
dilakukan rohis adalah dakwah aktual, yaitu terlibatnya rohis secara langsung dengan
objek dakwah melakukan kegiatan-kegiatan bersifat sosial keagamaan.18 Menurut
Koesmarwanti, dkk. dakwah di sekolah dibagi menjadi dua macam yakni bersifat
ammah (umum) dan bersifat khashah (khusus), dakwah ammah adalah dakwah yang
dilakukan secara umum, yakni proses penyebaran fitrah Islamiyah dalam rangka

16

Syed Ameer Ali, The Spirit of Islam: A History of The Evolution and Ideals of Islam, London: Christopher, 1946, 138.
17
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategies to teach Any Subject, Allyn and Boston, Boston:
1996.
18
Manfreed Oepen dan Walfgang Karacher, Dinamika Pesantren, Dalam Pesantren Dalam
Pendidikan, Jakarta: P3M, 1987, 92.

19

menarik simpati,dan meraih dukungan dari lingkungan sekolah, kegiatan ini dapat
berupa: penyambutan siswa baru, penyuluhan problem remaja, studi dasar Islam,
perlombaan, majalah dinding dan kursus membaca Al-Qur‟an.Sedangkan Dakwah
khusus adalah proses pembinaan dalam rangka pembentukan kader-kader dakwah di
lingkungan sekolah, bersifat selektif, terbatas dan lebih berorientasi pada proses
pengkaderan dan pembentukan kepribadian, objek dakwah ini memiliki karakter yang
khusus, harus diperoleh melalui proses pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khusus
meliputi:mabit (bermalam), mujaadalah (diskusi atau bedah buku), daurah/pelatihan,
dan penugasan.19
C. Kegiatan pembiasaan keagamaan
Kata “pembiasaan” berasal dari kata dasar “biasa” mendapatkan konfiks pe- dan
akhiran –an yang memiliki arti proses, cara, perbuatan yang dilakukan berulangulang.20Sedangkan kata “keagamaan” berarti sesuatu yang berhubungan dengan
agama.21Menurut Harun Nasution yang dikutip Jalaludin, istilah agama atau religion
dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Latin “religio” yang berarti agama, kesucian,
kesalehan, ketelitian batin. Agama mempunyai arti: percaya pada Tuhan atau kekuatan
yang di atas dan disembah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta, ekspresi dari
kepercayaan di atas berupa amal ibadah, dan suatu keadaan jiwa atau cara hidup yang
mencerminkan kecintaan atau kepercayaan terhadap Tuhan, kehendak dan perilakunya
sesuai dengan aturan Tuhan seperti tampak dalam kehidupan kebiaraan.22

19

Koesmarwanti, Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah...., 159-161.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2007, 146.
21
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ...., 12; cf. W.J.S Puerwadarminto , Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1976, 19.
22
Jalaludin, Psikologi Agama Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan Prinsip-prinsip
Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, 25; cf.Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat,
Pendekatan Sosiologi Agama, Ciputat: Logos wacana Ilmu, 1997, 31; cf. Robert H. Thoules, Pengantar
Psikologi
Agama,
Jakarta:
Raja
Grafindo,
2003,
10.
20

20

Berangkat dari beberapa pengertian diatas, maka pembiasaan keagamaan adalah
kegiatan-kegiatan agama yang dilakukan secara rutin dan terus menerus sehingga
menjadi budaya positif di lingkungan sekolah. Diantara kegiatan pembiasaan keagamaan
tersebut adalah

saling mengucap salamketikaberjumpa, berjabat tangan, berdoapa-

dasaatmengawalidanmengakhiripelajaran,

membaca/menghafal

Al-Qur‟an,

infak/sedekah, takziyah, salat gaib, peduli teman/sosial, shalat Duha, salat fardu Jamaah,
salat Jumat dan lain-lain.
Secara garis besar pendidikan karakter dapat diterapkan melalui berbagai
kegiatan, model, strategi dan pendekatan. Namun, dalam penelitian ini penulis
membatasi penerapan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam
(Rohis) dan kegiatan pembiasaan keagamaan pada siswa/i SMA Negeri kota Salatiga,
adapun kerangka teorinya digambarkan pada skema berikut:

Implementasi
Pendidikan Karakter

Model

Pendekatan

Kegiatan

Rohis

Strategi

Pembiasaan
Keagamaan

Nilai – nilai Karakter

BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. SMA Negeri 1 Salatiga
1. Gambaran umum SMA Negeri 1 Salatiga
SMA Negeri 1 Salatiga yang beralamat di Jl. Kemiri 1 Salatiga merupakan lembaga
pendidikan tingkat menengah atas yang tertua di kota Salatiga yakni

berdiri pada

tanggal 1 Agustus 1954, didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada
di DPRD Salatiga dan beberapa ilmuwan seperti Mr. Djoko Soetontro. Melalui proses
yang panjang dan selalu pindah lokasi saat itu, akhirnya dapat menempati lokasi
permanen dan semakin memantapkan diri sebagai SMA Negeri pertama di Salatiga
sampai sekarang, bahkan menjadi SMA terfavorit dengan segudangprestasi sehingga
menjadi rujukanlembaga pendidikan yang lain. Dalam rangka mengantarkan 975
siswa yang terbagi dalam 3 progam yakni MIPA/IPA, IPS dan BAHASA menjadi
generasi yang berkarakter, SMA Negeri 1 Salatiga telah merumuskan visi dan misi
sekolah, visi tersebutadalah:“Beriman, berkarakter, berbudaya, dan berdaya saing”.1
2. Implementasi Pendidikan karakter
SMA Negeri 1 Salatiga sebagai lembaga pendidikan dan sekaligus aset
bangsa, memiliki tanggung jawab besar mencetak siswa-siswi menjadi manusia yang
berkarakter,yakni insan yang religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
1

Misi SMA Negeri 1 Salatiga: (1). Mewujudkan insan yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkarakter,
insan yang gemar meneliti dan cinta lingkungan, insan yang menjunjung tinggi kebersamaan, kekeluargaan dan
kegotong-royongan, insan yang aktif, kreatif, inovatif dan kompetitif, (2). Mampu mempunyai tenaga pendidik
dan kependidikan yang profesional, (3) Mampu memeiliki sarana-prasarana yang memadai dan berbasisi ICT,
(4). Mampu menjalin kerjasama dengan stakeholder, menggali dana yang memadai, wajar dan berkeadilan
untuk meningkatkan kemajuan sekolah, (5), Mampu memiliiki lingkungan yang hijau, bersih, indah dan
nyaman, (6). Mampu mewujudkan nilai-nilai keagamaan dan beradaptasi dengan perkembangan budaya global
sesuai
jati
diri
bangsa.

22

menghargai prestasi, bersahabat/komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan/sosial dan tanggung jawab. Mengingat kegiatan akademik sangat
menuntut konsentrasi siswa sehingga berakibat pada berkurangnya porsi kegiatan sosial dan hal itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembentukan karakter,
maka pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan non akademik berupa kegiatan
ekstrakurikuler.
Mata pelajaran sebagai media pengembangan nilai-nilai pribadi anak harus
didukung oleh kurikulum, proses PBM, penilaian, pengelolaan sekolah, dan kegiatan
diluar pembelajaran formal. Untuk meningkatkan nilai karakter ketuhanan, siswa
dapat mempelajari nilai dan aturan agama yang diyakini, nilai kejujuran dengan
tindakan dan perkataan yang tidak merugikan orang lain dan diri sendiri, karakter
bertanggung jawab dengan menyelesaikan berbagai tugas dengan baik. Siswa disiplin
dengan selalu tepat waktu dan sesuai dengan tata tertib sekolah, siswa juga harus
memiliki jiwa inovatif, mandiri dan kreatif, siswa harus selalu kritis dan berpikir logis
terhadap masalah, serta berkarakter demokratis ditandai dengan kemampuan anak
membedakan hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.2
3. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)
Diantara kegiatan ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Salatiga adalah organisasi
rohani Islam (Rohis), yakni organisasi Islam yang sangat bermanfaat dalam belajar
berorganisasi maupun belajar ilmu agama.3 Adapun program kerjanya antara lain :
a. Program kegiatan harian (hafalan Asmaul Husna, jamaah shalat Dhuhur dan Asar).
b. Program kegiatan mingguan (kajian rutin dan latihan rebana setiap hari Jumat).
c. Program

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN PEMBIASAAN DI SDN GEDEG MOJOKERTO

0 14 26

HUBUNGAN AKTIVITAS DALAM KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013-2014

2 16 73

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA PELAJARAN NORMATIF DAN ADAPTIF DI SMK NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 20132014 TESIS

0 1 16

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN DI SDN KELAPA DUA 06 PAGI JAKARTA

0 0 135

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA

0 3 96

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 145

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

0 0 90

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN STUDI KASUS DI SMK MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN 2017 SKRIPSI

0 0 99

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SMP ISLAM AL-AZHAR 18 KOTA SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 189