KORELASI ANTARA PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP REMAJA DENGAN INTENSITAS KEBERAGAMAAN REMAJA DI DESA RANDUGUNTING KEC. BERGAS KAB. SEMARANG PADA TAHUN 2016. - Test Repository
KORELASI ANTARA PANDANGAN MASYARAKAT
TERHADAP REMAJA DENGAN INTENSITAS
KEBERAGAMAAN REMAJA DI DESA
RANDUGUNTING KEC. BERGAS KAB. SEMARANG
PADA TAHUN 2016.
SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : NGIZUL MAFTUKAH NIM: 111-12-014 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
MOTTO
Jangan mudah berburuk sangka agar hatimu tak gelap dan
hidupmu tak sengsara... Yakinlah setiap perbuatan pasti ada hikmahnya
KH. MAEMOEN ZUBAIR PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur tulus ikhlas kepada Allah skripsi ini terselesaikan dengan adanya bimbingan, dorongan, motivasi, doa dari otangtua dan orang- orang terdekatku, maka skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.
Allah SWT yang telah memberi nikmat sehat dan restu sehingga saya
tercipta menjadi insan yang insyaAllah mulia dan bisa menyelesaikan skripsi ini
2. Almarhum Bapak Mahfudz dan Ibu ku Masringatun, yang selalu mendoakan saya membesarkan saya dengan penuh ketulusan dan kasih sayang dan menjadi motivasi terbesar untuk saya.
3. Bapak dan Ibu mertua saya yaitu Bapak Sumadi dan Ibu Khoirun yang selalu mendoakan dan mendukung setiap kegiatan kuliah saya.
4. Suamiku tercinta Zaenal Arifin , kakak ku Miftakul Ruksoh, Mustamil, dan Fadlan yang selalu mendukung dan menemaniku.
5. Bapak kos dan Ibu kos yaitu bapak Sumadi dan ibu Ngatini yang selalu memberikan pengarahan dan doa kepada saya.
6. Bapak Lurah Susiarto yang selalu memberikan dukungan dan izin dalam penelitian saya di desa Randugunting.
7. Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran dari awal hingga selesai skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan segala Ilmu Pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga untuk kehidupan
9. Staf karyawan-karyawati IAIN Salatiga.
10. Masyarakat dan teman-teman remaja Desa Randugunting yang membantu proses penelitian saya, Dan teman-teman seperjuangan angkatan 2012 khususnya PAI A yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang membawa kita kepada jalan yang benar dan menuntun kita dari zaman kebodohan hingga zaman yang penuh dengan Ilmu Pengatahuan.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan, motivasi, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan motivasi, pengarahan, dukungan, bimbingan serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang senantiasa memberikan Ilmu Pengatahuan dan pengalaman yang sangat berharga serta staf-staf karyawan akademik IAIN Salatiga yang selalu memberikan layanan dan bantuan kepada penulis.
6. Masyarakat dan remaja Desa Randugunting yang telah memberikan izin dan meluangkan waktunya untuk penelitian skripsi.
ABSTRAK
Maftukah, Ngizul.2016. Korelasi Antara Pandangan Masyarakat Terhadap Status
Remaja Dengan Intensitas Keberagamaan Mereka Di Desa Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun 2016. Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.
Kata Kunci: Intensitas Keberagamaan Remaja.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui korelasi antara pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan intensitas keberagamaan mereka. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pandangan masyarakat terhadap status remaja di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang? (2)Bagaimana intensitas keberagaman remaja di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang? (3) Apakah terdapat korelasi antara pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan intensitas keberagamaan remaja di Ds Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat kuantitatif maka data dari penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi ,angket dan observasi dengan menggunakan rumus Presentase dan analisis statistic dengan rumus Produc Moment untuk mengecek validitas data.
Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat korelasi antara pandangan masyarakat dengan intensitas keberagamaan remaja. Yang dibuktikan berdasarkan hasil Setelah r hitung didapat yaitu -0,091 kemudian dikonsultasikan dengan r product moment tabel taraf signifikansi 5% diperoleh r product moment 0,361, dan taraf signifikansi 1% diperoleh r product
moment 0,463, maka -0,091 lebih kecil dari 0,365. Artinya tidak terdapat korelasi
antara pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan intensitas keberagamaan mereka. Tanda min(-) di depan indeks semakin memperkuat tidak adanya korelasi sebagaimana pendapat Arikunto”bahwa Arah korelasi yaitu arah yang menunjukkan kesejajaran antara nilai variabel X dengan nilai variabel Y.
Jika tanda plus (+), maka arah korelasinya positif, sedangkan kalau minus (-) maka arah korelasinya negatif
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN BERLOGO ........................................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. v MOTTO...................................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................. ................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................ ................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ........................... ................................................. 5 D. Hipotesis ......................................... ................................................. 5 E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis .......................... ................................................. 6 2. Secara Praktis ........................... ................................................. 6 F. Penegasan Istilah
2. Pandangan Masyarakat terhadap status remaja ........................... 7 3.
Intensitas Beragama .................................................................. 11 G. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian ..................................... 11 2. Lokasi dan waktu Penelitian .................................................... 14 3. Metode Penelitian Subjek ....................................................... 14 4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 15 H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pandangan Masyarakat Terhadap status Remaja .......................... 20 B. Intensitas Keberagamaan Remaja 1. Pengertian Intensitas Keberagamaan Remaja .......................... 24 2. Faktor Yang Mempengaruhi keberagamaan Remaja ............... 25 3. Bentuk-Bentuk Aktifitas Keagamaan a. Shalat ............................................................................ 31 b. Membaca Al Quran ...................................................... 36 C. Korelasi Antara Pandangan Masyarakat Terhadap Status Remaja dengan Intensitas Keberagamaan Remaja ..................................... 38
BAB III HASIL PENELITIAN A. Profil desa Randugunting kec Bergas Kab Semarang 1. Kondisi geografis ..................................................................... 41 2. Kondisi Monografis ................................................................. 42
4. Keadaan Sosial ......................................................................... 44 B. Penyajian Data 1.
Daftar Nama Responden .......................................................... 48 2. Hasil Jawaban Angket ............................................................. 50 a.
Pandangan Masyarakat Terhadap Status Remaja ....... 50 b. Intensitas Keberagamaan Remaja ............................... 53
BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Pendahuluan ................................................................ ….55 B. Analisis Lanjutan ............................................................................... 70 C. Uji Hipotesa ....................................................................................... 74 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 76 B. Saran ............................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Mata Pencarian Penduduk...................................................... 42Tabel 3.2 Kegiatan Masyarakat Desa Randugunting ....................................... 44Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Tingkat pendidikan ............................................. 45Tabel 3.4 Jumlah Sarana dan Prasarana ........................................................... 46Tabel 3.5 Jumlah Sarana dan Prasarana Peribadatan ....................................... 46Tabel 3.6 Struktur Organisasi Pemerintahan ................................................... 47Tabel 3.7 Daftar Nama Responden Remaja ..................................................... 48Tabel 3.8 Jawaban Angket Tentang Pandangan Masyarakat Terhadap StatusRemaja Desa Randugunting ............................................................................. 50
Tabel 3.9 Jawaban Angket tentang Intensitas Keberagamaan Remajaa .......... 52Tabel 4.1 Data Nilai Angket Pandnagan Masyarakat terhadapRemaja ………………………………………………………………………...55
Tabel 4.2 Interval Pandangan Masyarakat Terhadap StatusRemaja……………………………………………………..…………………..57
Tabel 4.3 Nominasi Pandangan Masyarakat Terhadap StatusRemaja…………………………………………………………………………58
Tabel 4.4 Presentase Pandangan Masyarakat Terhadap StatusRemaja…………………………………………………………………………61
Tabel 4.5 Data Nilai Angket Intensitas Keberagamaan Remaja………………62Tabel
4.7 Nominasi Intensitas Keberagamaan Remaja………………………..65
Tabel 4.8 Prensentase Intensitas Keberagamaan remaja………………………68Tabel 4.9 Korelasi Antara Pandangan Masyarakat Terhadap Status Remaja dengan Intensitas KeberagamaanMereka………………………………………………………………………...70 ..........................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi 6. Angket.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sering disebut dengan masa trasisi dari masa anak-anak,
remaja dan dewasa. Berbagai macam cirri yang menandai masa ini mengisyaratkan betapa penting periode remaja ini dalam alur panjang tumbuh kembang kepribadian seseorang. Satu diantara ciri penting adalah munculnya kebimbangan, kegoncangan dan bergejolaknya berbagai perasaan. Menurut pendapat Clarck “salah satu faktor penting yang mempengaruhi kegoncangan emosi remaja adalah tradisi agama yang di dalamnya terdapat konsekuensi- konsekuensi nilai (Islamiyah, 2013: 71).
Dengan demikian bahwa konflik dan kebimbangan remaja Doubt and sering berkaitan dengan adanya tradisi agama dimasyarakat setempat,
conflict
yang di dalamnya tentu terdapat konsekuensi nilai tentang baik dan buruk terkait apa yang telah dilakukan remaja. Dalam realitasnya remaja sering dipandang pribadi seperti orang dewasa yang harus bersikap sopan, bertangung jawab dan religius namun pada sisi yang lain remaja terkadang masih dianggap belum dewasa, misalnya saat mereka urun rembuk tentang desanya dalam pertemuan- pertemuan formal. Pandangan yang “kurang jelas” tentang ststus remaja ini dinilai akan mempengaruhi pada aktifitas remaja termasuk di dalamnya termasuk aktifitas agamanya.
Dalam hal demikian ini, suatu faktor penting yang memegang peranan sebagai penentu dalam kehidupan remaja adalah agama. Tetapi sayang sekali, dunia modern saat ini kurang menyadari betapa pentingnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia, terutama kepada orang-orang yang sedamg mengalami kegoncangan jiwa sehingga banyak kita saksikan ketimpangan sosial dimana-mana, kenakalan remaja meraja lela. Kehidupan seks bebas sudah biasa dan masih banyak lagi beberapa kejahatan yang ada di sekitar kita, dan hal ini banyak sekali terjadi pada anak usia remaja. Dimana usia remaja terkenal dengan masa goncang, karena pertumbuhan yang dilaluinya dari segala bidang dan segi kehidupan (Rohmah, 2013: 120).
Secara umum pada masa remaja akhir ini mengalami kegoncangan jiwa. Namun berbeda dengan kegoncangan jiwa yang dialami pada usia pra remaja yang lebih banyak disebabkan karena tidak seimbang atara pertumbuhan jasmani dengan perkembangan perasaan dan fikiran. Sedangkan pada remaja akhir cenderung terjadi karena tidak seimbang antara nilai-nilai yang mulai ditemukan dan dianutnya dengan realitas kehidupan disekelilingnya. Pikiran dan perasaan sudah mulai saling berinteraksi dan seimbang, namun seringkali pikiran dan perasaannya kurang sesuai dengan kondisi lingkungannya, hal inilah yang menyebabkan mereka mengalami kegelisahan( Rohmah, 2013: 125-126).
Berdasarkan uraian di atas sudah jelas bahwa masa kegoncangan pada remaja sangatlah berkaitan dengan kondisi lingkungan. Adanya tradisi agama dan nilai-nilai menjadikan remaja seringkali kebingungan dengan kondisi keyakinan yang maju mundur (Ambivalen). Padahal remaja sangatlah memperhatikan status dalam masyarakat umumnya, sebagaimana dikatakan oleh Clarck “ Pada masa ini kesadaran diri terhadap sosial menjadi sangatlah akut (kuat)” konsepsi dan pandangan orang- orang dewasa ikut menjadi unsur menentukan apakah remaja merasa aman atau tidak suatu masyrakat.
Biasanya remaja tidak mendapatkan kedudukan yang jelas dalam masyrakat akan menampakkan sikap menarik diri dari masyrakat, serta acuh- tak acur terhadap aktivitas-aktivitas keagamaan. Bahkan mereka kadang- kadang menentang adat kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, bahkan juga pada lembaga-lembaga keagamaan. Sikap masyarakat yang kurang memberikan status yang jelas pada remaja itu misalnya ada kalanya meraka dipandang masih anak-anak, pendapat dan keinginan mereka kurang didengar terutama dalam aktivitas agama, mereka dipandang masih belum matang. Akan tetapi pada sisi yang lain, masyarakat memandang mereka telah dewasa, oleh karena itu mereka diharapkan dapat berperilaku yang matang seperti orang dewasa ( Islamiyah, 2013 :72-73).
Observasi sementara penulis melihat kalangan remaja di desa Randugunting cukup antusias dalam kegiatan keagamaan. Hal ini terlihat jelas banyaknya remaja putra maupun putri dalam mengikuti kegiatan shalat tarawih berjamaah di masjid-masjid yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu juga ada sebagian kecil menyempatkan mengikuti kegiatan masjid setempat. Kegiatan keagamaan semacam ini hanyalah diminatti oleh beberapa remaja yang memasuki usia remaja akhir yaitu usia 18 hinggga 21 tahun. Sedangkan untuk kalangan pra remaja (13-16 tahun) sudah mulai berkurang dalam kegiatan keagamaan, hal ini terlihat berkurangnya jumlah santri pada ataman pendidikan Al Qur‟an. Kalangan remaja puber ini tidak mau lagi mengikuti kegiatan TPQ dengan alasan banyaknya kegiatan sekolah dan juga karena mereka merasa malu diusia mereka mengikuti kegiatan tersebut.
Sedangkan dari aspek pandangan masyarakat Randugunting, baik dari aparat desa maupun tokoh-tokoh agama setempat, menurut pengamatan penulis cukup memadai dalam hal memberikan motivasi dan penghargaan kepada remaja. Hal itu bisa di lihat pada pelibatan remaja dalam hal kegiatan seremonial keagamaan seperti pada saat hari raya Idul fitri maupun adha, juga kegiatan seremonial kenegaraan seperti hari raya kemerekaan.
Berdasarkan urian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul sekripsi : KORELASI ANTARA PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP STATUS REMAJA DENGAN
INTENSITAS KEBERAGAMAAN REMAJA DI DS. RANDUGUNTING KEC. BERGAS KAB. SEMARANG PADA TAHUN 2016.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat mengambil suatu pokok masalah yang penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap status remaja di Ds.
Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2016? 2. Bagaimana intensitas keberagaman remaja di Ds. Randugunting Kec.
Bergas Kab. Semarang tahun 2016?
3. Apakah terdapat korelasi antara pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan intensitas keberagamaan remaja di Ds Randugunting Kec.
Bergas Kab. Semarang tahun 2016? C.
Tujuan Penelitian
Dengan melihat fokus masalah di atas yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap status remaja di Ds.
Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2016.
2. Untuk mengetahui intensitas keberagaman remaja di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2016.
3. Untuk mengetahui akankah terdapat korelasi antara pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan intensitas keberagamaan mereka di Ds Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2016.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian ( Prasetyo dan jannah, 2011 : 76 ).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi antara pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan Intensitas keberagamaan mereka, artinya dengan semakin positif pandangan masyarakat terhadap status remaja akan berkorelasi dengan intensitas keberagamaan remaja di Desa Randugunting Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, diharapkan mampu memberikan informasi mengenai korelasi antara pandangan masyarakat terhadap ststus remaja dengan intensitas keberagamaan mereka. Selain itu penulis juga berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis: Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap wacana keberagamaan remaja dengan segala problematiknya. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan wawasan dan pemahaman masyarakat disatu pihak dan remaja dipihak lain, tentang pentingnya hubungan secara sinergis yang berimplikasi secara positif pada aspek keberagamaan.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran terhadap judul skripsi tersebut, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu : 1.
Korelasi Korelasi disebut juga dengan hubungan terkait penelitian. Jika kita membicarakan suatu hubungan, akan ada dua konsep yang terkait suatu dengan yang lainnya. Di dalam hubungan antara variable, maka yang dibicarakan adalah keterkaitan antara dua variabel dengan variabel lainnya ( Prasetyo dan Jannah, 2011 : 79 ). Jadi korelasi ini bisa diketahui adanya keterkaitan atau tidak dalam dua variabel terkait setelah adanya penelitian dari penulis. Hal ini dikarenakan adanya hasil kongrit dalam penelitian.
2. Pandangan masyarakat terhadap status remaja
Pandangan masyarakat adalah bagaimana suatu masyarakat menyikapi remaja. Sikap-sikap masyarakat tersebut akan mempengaruhi perkembangan perilaku keagamaan mereka ( Islamiyah, 2013 :72 ).
Dengan kata lain seperti apa persepsi remaja tentang pandangan masyarakat terhadap diri mereka biasanya pandangan ini akan berimplikasi pada sikap mereka termasuk didalamnya sikap keagamaannya.
Dalam realitasnya tidak semua masyarakan memberikan gambaran yang jelas terhadap status remaja, sikap dan penghargaan terhadap remaja berkaitan dengan aktivitas keagamaan remaja. Sedangkan yang dimaksud remaja adalah Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan ilmu faal) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umunya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna. Makna kata remaja dicari cukup sulit, untuk menentukan titik akhirnya pun lebih sulit, karena remaja dalam arti lebih luas jauh lebih besar jangkauannya dari pada masa puber itu sendiri. Remaja dalam ari “adolescrence” (Inggris) berasal dari kata latin “andolescere” yang artimya tumbuh kembang ke arah kematangan. Kematangan disini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial psikologis. (Sarwono, 1988: 6-9).
Mengenai usia masa remaja terdapat beberapa pendapat, ada yang membagi 4 fase, ada yang membagi masa remaja menjadi 3 fase dan adapula yang mengatakan bahwa masa remaja dibagi menjadi 2 fase. Tetapi yang jelas bahwa masa remaja itu dimulai sejak usia 13 tahun hingga 21 tahun. Adapun secara rinci masa remaja dikelompokkan menjadi 4 fase yaitu: 1)
Masa pra remaja/masa puber (13-16 tahun) 2)
Masa remaja awal (16-18 tahun) 3)
Masa remaja akhir (18-20 tahun) 4)
Masa adolescence (21 tahun) Adapun yang tiga fase yaitu: pra remaja/puber (13-16 tahun), remaja awal (16-18 tahun), remaja akhir (18-21 tahun). Sedangkan yang membagi menjadi 2 fase perkembangan yaitu: masa remaja awal (13-17 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun) (Rohmah, 2013:120-121).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan remaja adalah remaja dengan kisaran usia 13-20 tahun yang terdiri dari remaja putra maupun putri.
3. Intensitas beragama
Intensitas berasal dari kata intensity ( Bahasa Inggris ) yang artinya, kekuatan, kehebatan (Echols dan Shadily, 2010:326). Sementara tentang keberagamaan merujuk pendapat Glock dan Stark, keagamaan muncul dalam lima dimensi: ideologis, intelektual, eksperiensial, ritualistic dan konsekuensial. Dua dimesi yang pertama adalah aspek kognitif keberagamaan, dua yang terahir aspek behavioral keagamaan, dan yang ketiga aspek afektif keberagamaan.
a.
Dimeni ideologis : yaitu berkenaan dengan seperangkat kepercayaan (beliefs) yang memberikan “premis eksistensial”untuk menjelaskan Tuhan, alam, manusia dan hubungan di antara mereka. Kepercayaan ini dapat berupa makna yang menjelaskan tujuan Tuhan dan peranan manusia dalam mencapai tujuan itu (purposive beliefs). Kepercayaan, yang terahir dapat berupa pengetahuan tenntang perangkat tingkah laku yang baik yang dikehendaki agama. Kepercayaan jenis inilah yang didasari struktur etis agama.
b.
Dimensi intelektual yang mengacu kepada pengetahuan agama-apa yang tengah atau harus diketahui orang tentang ajaran-ajaran agamanya. Pada dimensi ini penelitian dapat diarahkan untuk seberapa jauh tingkat melek agama (religion literacy) para pengikut agama yang diteliti: atau tingkat ketertarikan mereka untuk mempelaajari agamanya.
c.
Dimensi eksperiental adalah bagian keagamaan yang bersifat afektif- yakni, keterlibatan emosional dan sentimental pada pelaksanaan ajaran agama. Inilah perasaan keagamaan (religion feeling) kehadiran Tuhan atau apa saja yang diamatinya, responsive (merasa bahwa tuhan menjawab kehendak atau keluhannya),eskatik (merasa hubungan yang akrab dan penuh cinta dengan Tuhan) dan partisipatif (merasa menjadi kawan setia kasih, atau wali Tuhan dan menyertai Tuhan dalam melakukan karya ilahiah).
d.
Dimensi ritualistick merujuk kepada ritus-ritus keagamaan yang dianjurkan oleh agama atau dilaksanakan oleh para pengikutnya.
Dimensi ini meliputi pedoman-pedoman pokok pelaksanaan ritus dan pelaksanaan ritus tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita dapat meneliti frekuensi, prosedur, pola, sampai kepada makna ritus-ritus tersebut secara individual, sosial maupun kultural.
e.
Dimensi konsekuensial-ditempat lain, saya sebut dimensi sosial- meliputi segala implikasi sosial dari pelaksanaan ajaran agama.
Dimensi inilah yang menjelaskan apakah efek dari ajaran agama Islamterhadap etos kerja, hubungan interpersonal, kepedulian kepada penderitaan orang lain, dan sebagainya (Abdullah dan Karim, 1989:93-94). Dalam konteks penelitian ini penulis membatasi dengan dimensi Ritual. Yaitu mencangkup intensitas shalat fardudan,sunah, dan aktifitas membaca
Al Qur‟an. 1)
Indikator variabel 1 Pandangan masyarakat yaitu: a) Memberikan penghargaan terhadap aktivitas remaja.
b) Melibatkan remaja dalam kegiatan masyarakat.
c) Mampu mendengarkan suara remaja.
d) Memberikan dukungan dan saran dalam kegiatan remaja.
e) Tidak menegur remaja di depan umum saat mereka melakukan kesalahan.
f) Menggunakan bahasa yang lembut saat berinteraksi dengan remaja.
2) Indikator variabel 2 Intensitas keberagamaan remaja yaitu:
a) Melaksanakan shalat 5 waktu
b) Melaksanakan shalat dengan tepat watu.
c) Melaksanakan shalat pada waktunya.
d) Melaksanakan shalat dengan berjamaah.
e) Melaksanakan shalad di masjid.
f) Melaksanakan ibadadah shalat sunah seperti rowatib dan tahajud.
g) Membiasakan diri dengan menbaca Al-Qur‟an G.
Metode Penelitian Metode adalah jalan atau cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Sedangkan penelitian adalah kegiatan inilah yang berupa mengumpulkan, mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah (Arikunto, 1998 :115).
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dan menngunakan rancangan penelitian studi korelasional. Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yanga berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono, 2011 :20).
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud meneliti korelasi antara pandangan masyarakat terhadap remaja dengan intensitas keberagamaan mereka di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang. Penelitian ini mengarah pada studi korelasi, dengan tehnik angket.
Penelitan ini mempunyai dua variable yaitu pandangan masyrakat terhadap status remaja sebagai variable pertama, intensitas keberagamaan remaja sebagai variable kedua.
2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Randugunting Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Objek penelitiannya adalah kalangan remaja setempat.
3. Metode Penelitian Subjek a.
Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruanglingkup yang akan diteliti (Martono, 2011:74). Adapun populasi dari penelitian ini adalah semua remaja di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2016.
b.
Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sempel dapat didefisinikan sebagai aggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan mampu mewakili populasi(Martono, 2011:74). Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah sebagian remaja di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab. Semarang.
Jumlah remaja seluruhnya di desa randugunting 263. Dengan demikian apabila subjek kurang dari seratus orang maka diambil semua. Akan tetapi apabila subjeknya lebih dari seratus maka sempel antara 10-25% atau 20- 25% atau lebih(Arikunto, 1998: 155). Maka dalam penulisan ini mengambil sampel 11% dari jumlah remaja yaitu sejumlah 30 remaja.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti mengunakan metode antara lain: a.
Metode Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip nilai, surat kabar, maajalah, dan lain sebagainya ( Arikunto, 1998 : 236).
Metode ini penulis menggali data tentang segala hal yang dibutuhkan dalam penelitian. Seperti diantaranya tentang jumlah remaja yang ada di Ds. Randugunting Kec Bergas Kab. Semarang. Data tersebut diperoleh dari balaidesa setempat.
b.
Angket Adalah daftar pertanyaan yang dikirim oleh seorang peneliti kepada responden tentang data pribadi sendiri atau orang lain ( Hadi, 1989 : 158). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pandangan masyarakat terhadap remaja di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab.
Semarang, serta data daftar pertanyaan untuk mengetahui seberapa intensitas kebergamaan remaja di Ds. Randugunting Kec. Bergas Kab.
Semarang. c.
Observasi Adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena- fenomena yang diselidiki (Hadi, 1981 : 136 ). Metode ini ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang intensitas keagamaan, bagaimana pandangan, sikap, penghargaan dan pengakuan terhada remaja di Ds.
Randugunting. Disamping itu observasi kegiatan keagamaan yang secara rutin dilakukan oleh remaja.
5. Instrumen Penelitian Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis membuat suatu instrument penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang variable-variabel yang ingin diteliti dan diketahui datanya. Intsrumen penelitian yang penulis gunakan adalah berupa angket.
6. Tehnik Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut : a.
Untuk menjawab permasalahan penelitian yang pertama dan yang kedua mengunakan rumus presentase sebagai berikut ; P x 100% Keterangan :
P = Prosentase skor F= Frekuensi N= Jumlah Responden b. Untuk menjawab masalah yang ketiga digunakan analisi statistic rumus Product moment yaitu
Keterangan : Koefisien korelasi yang dicari
Produk dari x dan y Jumlah kuadrat variable x Jumlah kuadrat variable y Jumlah responden (Arikunto, 2010: 2013).
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penyusunan skripsi, maka penulis perlu menyusun sistematika sebagai berikut : BAB I. Pendahuluan : Bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian. Pembahasannya meliputi : latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penyusunan sekripsi.
BAB II Kajian Pustaka: Bab ini merupakan isi dari teori penguat judul sekripsi ini yang menjelaskan tentang pandangan masyarakat terhadap status remaja, definisi oprasional tentang intesitas keberagamaan yang dibatasi dengan dimensi ritual, hubungan antara dua vaiabel yaitu pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan intensitas keberagamaan mereka.
BAB III. Laporan Penelitian: Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran desa Randugunting kecamatan Bergas kabupaten Semarang 2016, meliputi Geografis dan Monografis(luas wilayah, batas wilayah, kondisi geografis dan lain sebagainya). Selanjutnya pembahasan responden dan data responden, jawaban angket tentang pandangan masyarakat tehadap status remaja, dan jawaban angket tentang intesitas keberagamaan remaja di desa Randugunting.
BAB IV Analisis Data: Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang analisis angket data yang telah terkumpul dan klasifikasi data, perhitungan frekuensi, dan prosentase untuk menjawab permasalahan yang pertama dan kedua. Kemudian untuk menjawab permasalahan yang ketiga tentang ada atau tidaknya korelasi anatra pandangan masyarakat terhadap status remaja dengan intensitas keberagamaan mereka menggunakan rumus statistic Produc
. hal ini bertujuan untuk pengujian hipotesis.
Momen
BAB V Penutup: Penulis dengan ini mengahiri penulisan sekripsi, dengan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran dan kata penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pandangan Masyarakat Terhadap Status Remaja Jika merujuk pendapat Clark pandangan masyarakat merupakan salah satu faktor diantara faktor- faktor yang mempengaruhi keberagamaan remaja. Faktor-faktor tersebut adalah pertumbuhan ide dan mental, pertumbuhan emosi, perkembangan moral dan agama remaja (Islamiyah, 2013: 72-73). Namun dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada faktor pandangan masyarakat terhadap status remaja. Pandangan masyarakat adalah bagaimana suatu
masyarakat menyikapi remaja. Sikap-sikap masyarakat tersebut akan mempengaruhi perkembangan perilaku keagamaan, mereka ( Islamiyah, 2013: 72 ). Dalam realitasnya tidak semua masyarakan memberikan pandangan yang jelas terhadap status remaja, terkadang mereka dianggap sudah dewasa dan dilain waktu dipandang belum dewasa. Pandangan yang tidak jelas ini setidaknya akan mempengaruhi eksistensi remaja termasuk di dalamnya perilaku keagamaan.
Tentu saja masyarakat memiliki alasan tersendiri dalam memandang sebagaimana pendapat Noer Rohmah “ diantara para remaja ada yang mengalami faktor sosial yang cepat memberikan kepercayaan dan penghargaan kepadanya, karena sikap dan perilaku mereka sudah seperti selayaknya orang dewasa yang telah matang cara berfikirnya, sehingga mereka segera dapat diterima sebagai anggota masyarakat yang bisa didengarkan pendapatnya. Di samping itu juga ada pula lingkungan yang enggan memberikan kepercayaan kepada kaum remajanya, karena mereka masih suka foya-foya dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang.
Sehingga mereka dipandang sebagai anak yang harus ditolong, dinasehati, dibimbing, dan dicukupi segala kebutuhannya (Rohmah, 2013: 137-138).
Di dalam agama Islam cara hidup berkelompok (masyarakat) sudah diatur sedemikian rupa. Sesuai dengan pendapat Azhar Basyir, Hidup bermasyarakat menentukan bahwa setiap individu memikul beban kewajiban terhadap individu-individu yang lain. Setiap individu dalam masyarakat yang satu terhadap yang lain memiliki hubungan fungsional. Dalam kehidupan sehari- hari perlu disadari sunguh-sungguh bahwa fungsi individu dalam masyarakat sebenarnya sangat luas, dan fungsi tersebut dapat dilakukan setiap orang, baik tua maupun muda (Sudarsono, 1995: 121).
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwasannya dalam kehidupan bermasyarakat sudah selayaknya setiap individu berhak memiliki peran dan fungsional di dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya dari golongan orang tua, namun remaja juga berhak memiliki peran dan tangung jawab di dalam masyarakat. Akan tetapi, realitasnya remaja masih dipandang sebelah mata oleh mayarakat dan kurang memperoleh peran di dalam masyrakat. Artinya pandangan masyrakat akan berpengaruh terhadap aktifitas remaja terutama dalam aktifitas keagamaan.
Sebenarnya di dalam masyarakat tidak ada pendidikan. Mayarakat tidak mendidik orang-orang atau anak yang berada di dalamnya. Dalam masyrakat hanyalah “pengaruh” dari masyrakat itu. Pengaruh itu ada yang bersifat positif (baik) terhadap perkembangan kepribadian anak termasuk perkembangan jiwa keagamaannya dan ada pula yang bersifat negatif (jelek) (Rohmah, 2013: 194). Pandagan masyrakat ini yang akan menimbulkan pengaruh baik atau tidaknya remaja. Namun masyarakat mengaitkan padangannnya terhadap remaja berdasarkan nilai-nilai kesopanan.
Berdasarkan pendapat Djamaludin bahwasannya dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat diartikan bahwa dalam pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nilai yang berkaitan dengan aspek spiritual akan lebih efektif, jika seorang berada dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Sebagai contoh hasil penelitian Masri Singarimbun terhadap kasus kumpul kebo di mojolama. Ia menemukan 13 kasus kumpul kebo ini berhubungan dengan sikap toleran masyarakat terhadap hidup bersama tanpa nikah. Di sini jelas ternyata ada hubungan antara lingkungan dan sikap masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama. Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama tentunya kasus sepeti itu akan mudah dihindarkan (Rohmah, 2013:195).
Hubungan tersebut termuat di dalam Al- Quran surat Al Imron ayat 159:
maka dengan rahmat Allah engkau telah lemah lembut terhadap
“
mereka, karena jika enkau kasar dank keras hati, niscaya mereka akan pergi
dari sekeklilingmu.”(Depag., 2011:71).Ayat tersebut secara eksplisit menjelaskan tentang adanya saling berhubungan antara sikap-sikap kita sebagai orang dewasa (dalam hal ini) masyarakat dengan orang-orang disekitar kita yaitu anak dan remaja.
Sebagai contoh jika sekelompok remaja melakukan perbuatan yang tidak patut di tengah masyarakat (mabuk- mabukan, mengebut, menyalakan petasan dekat dengan masjid,dll.). Dibutuhkan sikap yang bijak dan lembut dalam menghadapi mereka. Karena jika mereka dibenci, dicemooh tanpa memberikan jalan keluarnya maka yang ada mereka akan semkin jauh dari apa yang diinginkan masyarakat.
Inilah sebabnya agama mengajarkan cara tersendiri da lam amar ma‟ruf nahi mungkar sebagaimana firman Allah dalam
Q.S An Nahl ayat 125
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk(Depag, 2011:281)
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
B. Intensitas Keberagamaan Remaja 1.
Pengertian Intensitas Keberagamaan Remaja Intensitas berasal dari kata intensity ( Bahasa Inggris ) yang artinya kehebatan (Echols dan Shadily, 2010: 326). dalam penelitian ini yang dimaksud intensitas keberagaman remaja adalah tingkat kedalaman atau kehebatan dalam aktivitas keagamaan khususnya dalam dimensi ritual.
Dimensi ritual merujuk kepada ritus-ritus keagamaan yang dianjurkan oleh agama atau dilaksanakan oleh para pengikutnya. Dimensi ini meliputi pedoman-pedoman pokok pelaksanaan ritus dan pelaksanaan ritus tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita dapat meneliti frekuensi, prosedur, pola, sampai kepada makna ritus-ritus tersebut secara individual, sosial maupun cultural (Abdullah dan Karim, 1989: 94).
Remaja merupakan manusia muda yang masih dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai tingkat kematangan. Mereka bukan lagi anak-anak yang dapat kita nasehati, dididik dan diajar dengan mudah, dan bukan pula orang dewasa yang dapat kita lepaskan untuk bertangung jawab sendiri atas pembinaan pribadinya, tetapi mereka adalah orang- orang yang sedang berjuang untuk mencapai kedudukan sosial yang mereka inginkan, dan bertarung dengan bermacam-macam problem kehidupan untuk memastikan diri, serta mencari pegangan untukmenentramkan batin dalam hidup yang tidak ringan itu.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Keberagamaan Remaja
Sebagaimana disampaikan sebelumya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan remaja dalam penelitian ini berdasarkan pendapat W.H Clarck yang menyebutkan, kajian tentang perkembangan keagamaan remaja tidak bisa dilepaskan dari berbagai faktor yang terjadi dalam perkembangan remaja itu sendiri. Clarck menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi keberagamaan remaja meliputi: pertumbuhan ide dan mental, pertumbuhan emosi, pandangan masyarakat dan pengaruhnya pada agama remaja,serta perkembangan moral dan agama remaja. (Islamiyah, 2013: 70)
Remaja sangat memperhatikan statusnya dalam masyarakat pada umumnya, sebagaimana dikatakan oleh Clarck “ Pada masa ini kesadaran diri terhadap sosial menjadi sangatlah akut (kuat)” konsepsi dan pandangan orang- orang dewasa ikut menjadi unsur menentukan apakah remaja merasa aman atau tidak suatu masyrakat.
Biasanya remaja yang tidak mendapatkan kedudukan yang jelas dalam masyrakat akan menampakkan sikap menarik diri dari masyrakat, serta acuh-tak acur terhadap aktivitas-aktivitas keagamaan. Bahkan mereka kadang-kadang menentang adat kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, bahkan juga pada lembaga-lembaga keagamaan. Sikap masyarakat yang kurang memberikan status yang jelas pada remaja itu misalnya ada kalanya meraka dipandang masih anak-anak, pendapat dan keinginan mereka kurang didengar terutama dalam aktivitas agama, mereka dipandang masih belum matang. Akan tetapi pada sisi yang lain, masyarakat memandang mereka telah dewasa, oleh karena itu mereka diharapkan dapat berperilaku yang matang seperti orang dewasa ( Islamiyah, 2013:72-73). Selain itu perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut pendapat W. Starbuck adalah: a.