PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI

  

PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL

AL- QUR’AN DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  Oleh : NUR KHASANAH NIM. 111-14-377

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

  MOTTO ر ن امثع هع : ملس و ويلع الله لص الله ل وس ر ل اق : ل اق ونع الله يض يَخ

ُوَمَّلَعَو َنآ رُق لا َمَّلَعَت هَم مُك ُر

)يراخبلا هاور(

  

Dari Usman r.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda, “Sebaik-baik

kalian adalah yang belajar Al- Qur‟an dan mengajarkannya.”

(HR. Bukhari)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil „Alamiin, puji syukur teruntai dari sanubariku yang

  terdalam atas karunia dan rahmat Allah SWT. dengan segenap rasa cinta dan sayang aku persembahkan karya sederhana ini untuk:

  1. Ayahandaku dan Ibuku tercinta, Bapak Isroni dan Ibu Sukarni sepasang malaikat penjagaku di bumi-Nya. Semoga tahun depan berangkat ke Baitullah. Amiinn

  2. Mas Sulis, Mas Suroto, Mbak Siti Choidzaroh, Ahmad Saiful Hadi, dan Ayunda Nimas Mirzamil. Aku sayang kalian.

  3. Kakek, nenek, pak dhe, budhe, paman, bibi, semua keluarga besar Simbah Slamet Hadi (Alm) dan keluarga besar Simbah Juri yang selalu mendoakanku.

  4. Almaghfurlah Romo K.H. Mahfud Ridwan dan Ibu Nyai Hj. Nafisah yang saya

  ta‟dzimi, orang tua kedua ku di Pondok Pesantren Edi Mancoro. Ilmu

  yang beliau beri tak akan mampu kubalas dengan materi apapun. Semoga surga menemukan kita.

  5. Kyai Muhammad Hanif dan Bu Nyai Rosyidah yang selalu memberikan nasehat dan selalu mendoakanku.

  6. Para Guru dan Dosenku khususnya Bapak Muh. Hafidz, M.Ag yang selalu membimbing demi terselesainya skripsiku dan menjadi pelita dalam studiku.

  7. Pak Ali Nugroho, Pak Manaf, Pak Slamet, Pak Zuhdi, Pak Mahasin, Pak Sofari dan semua asatidz Pondok Pesantren Edi Mancoro. Terima kasih atas ilmu yang diajarkan. Semoga kami dapat mengamalkan dan maaf belum bisa menjadi santri yang teladan.

  8. Akhmad Choerudin Wakhid, S.Kom. yang selalu menjadi warna dalam hidupku selama enam tahun ini. Terima kasih sudah menunggu hingga aku benar-benar dewasa. Semoga tidak hanya sampai sekarang perjalanan kita.

  9. Wahyu Rahma Zulaekha, S.Pd. dan keluarga yang selalu menyediakan tempat dan waktu untuk curhat ketika suasana hati sedang pilu. Terima kasih kak Rahma.

  10. Iffah latifah, Husna Fitrotun Najah, Mas Gus Alvin Muhammad Ridwan.

  Aku sayang kalian.

  11. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terkhusus teman-teman penghuni kamar 14 yang selalu menghiburku.

  12. Teman-temanku PPL di SMP N 8 Salatiga yang saya sayangi.

  13. Teman-temanku KKN Posko 32 yang saya sayangi.

  14. Teman-teman seperjuangan PAI Angkatan 2014.

  15. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

  16. Dan untuk semuanya, terima kasih.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang berkenan mengoreksi dan mengarahkan judul skripsi di tengah padatnya tugas.

  4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan serta ide cemerlangnya dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Ibu Eva Palupi, S.Psi., selaku dosen pembimbing akademik, beserta bapak dan ibu dosen yang telah berkenan membimbing penulis selama masa studi.

  6. Orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan inspirasi, motivasi, aspirasi dan gemblengan bagi penulis.

  7. Kyai Muhammad Hanif, M.Hum. dan Ibu Nyai Rosyidah, Lc. selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

  8. Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan waktunya untuk penulis ketika melakukan penelitian skripsi.

  9. Akhmad Choerudin Wakhid, S.Kom yang selalu memberikan semangat lebih kepada penulis.

  10. Semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini, yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullah khair al-

  jaza‟.

  Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis.

  Akhirnya, dari karya tulis ini penulis berharap kemanfaatan bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Salatiga, 13 Maret 2018 Penulis,

  

ABSTRAK

  Khasanah, Nur. 2018. Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al- Qur‟an Santri Tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Muh. Hafidz, M.Ag.

  Kata Kunci, Menghafal Al- Qur’an, Metode Takrir

  Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan metode takrir dalam menghafal Al- Qur‟an santri tahfidz di pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan. 2) Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi (mendukung) dalam menghafal santri tahfidz di pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan. 3) Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam menghafal Al-

  Qur‟an santri tahfidz di pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan. 4) Untuk mengetahui hasil menghafal Al-

  Qur‟an menggunakan metode takrir di pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan.

  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menggunakan analisis data kualitatif model air yaitu melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan.

  Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Pelaksanaan menghafal Al-

  Qur‟an menggunakan metode takrir di pondok pesantren Edi Mancoro dimulai dengan membaca satu halaman ayat Al- Qur‟an, kemudian dilanjutkan dengan mentakrir ayat demi ayat. Wujud dari kegiatan menghafal dengan metode takrir di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, antara lain: a. Setoran hafalan baru kepada ustadzah; b. Takrir (mengulang-ulang) hafalan lama secara berpasang- pasangan; c. Sima‟an setiap minggu dan setiap bulan; d. Ujian mengulang hafalan secara lisan dan tulis setiap satu semester satu kali. 2) Faktor yang menjadi pendukung dalam menghafal Al-

  Qur‟an menggunakan metode takrir di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan diantaranya: do‟a restu dan motivasi dari orang tua, motivasi dari teman dan lingkungan, good mood, motivasi dari diri sendiri, niat yang ikhlas, dan kegiatan sima‟an yang dilakukan setiap minggu dan setiap bulan. 3) Faktor yang menjadi penghambat dari menghafal Al-

  Qur‟an menggunakan metode takrir antara lain: malas, kondisi tubuh tidak sehat, kurang pandai membagi waktu, bad mood, dan hafalan yang kadang hilang. 4) hasil menghafal Al-

  Qur‟an menggunakan metode takrir yaitu sangat efektif dan menghasilkan hafalan yang bagus baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................... i HALAMAN BERLOGO ...................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................ iv HALAMAN KEASLIAN TULISAN ................................ v HALAMAN MOTTO ....................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................vii KATA PENGANTAR ...................................................... ix ABSTRAK ........................................................................ xi DAFTAR ISI ....................................................................xii DAFTAR TABEL ........................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................. 8 C. Tujuan Penelitian ............................................... 9 D. Kegunaan Penelitian ........................................ 10 E. Kajian Pustaka ................................................. 11 F. Sistematika Penulisan ...................................... 13

  BAB II LANDASAN TEORI A. Metode dalam Menghafal Al-Qur‟an .............. 15 1. Pengertian Menghafal Al-Qur‟an .............. 15 2. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur‟an .......... 18 3. Adab-adab Menghafal Al-Qur‟an .............. 32 4. Macam-macam Metode dalam Menghafal Al- Qur‟an ................................................... 32 5. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an ............. 36 B. Metode Takrir .................................................. 37 1. Pengertian Metode Takrir .......................... 37 2. Tingkat Menghafal dengan Takrir ............. 39 3. Tahapan Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al- Qur‟an ................................ 40 4. Kekeliruan dan Penyebab ketika Takrir .... 41 5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menghafal Al- Qur‟an ................................ 42 6. Solusi Mengatasi Penghambat dalam Menghafal Al- Qur‟an ................................. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................... 46 B. Lokasi Penelitian .............................................. 46

  C.

  Sumber Data .................................................... 47 1.

  Data Primer ................................................ 47 2. Data Sekunder ............................................ 47 D. Prosedur Pengumpulan Data ............................ 48 1.

  Observasi atau Pengamatan ....................... 48 2. Wawancara atau Interview ......................... 49 3. Dokumentasi .............................................. 49 E. Analisis Data .................................................... 49 F. Pengecekan Keabsahan Data ........................... 51 G.

  Tahap-tahap Penelitian .................................... 52

  BAB IV PAPARAN DAN ANALIS DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................ 54 1. Letak Geografis Pondok Pesantren Edi Mancoro ..................................................... 54 2. Sejarah Pondok Pesantren Edi Mancoro .... 55 3. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro ....... 59 4. Visi, Misi, Tujuan, dan Garis Perjuangan Pondok Pesantren Edi Mancoro ................. 63 5. Unsur-unsur Pesantren ............................... 64 6. Madrasah Tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro ..................................................... 65 7. Gambaran Informan ................................... 68

  B.

  Paparan Data ................................................. 70 C. Analisis Data ................................................. 82

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................... 94 B. Saran .............................................................. 96 DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................ 101

  

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 3.1 batas-batas wilayah Gedangan ..................... 54 2.Tabel 3.2 profil pondok pesantren Edi Mancoro .......... 59 3.Tabel 3.3 struktur pengurus ........................................ 61 4.Tabel 3.4 jadwal setoran ............................................. 67 5.Tabel 3.5 daftar nama informan ................................... 69

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua agama di dunia ini mempunyai sumber hukum yang ditujukan

  kepada umatnya. Salah satunya yaitu dalam agama Islam. Agama Islam mudah diterima dan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan sesuai dengan kemampuam orang yang normal (Jurnal : 96). Bila seseorang mendengar kata Al-

  Quran, ia segera mengetahui bahwa yang dimaksud adalah “kalam Allah” atau kalamullah subhanahu wa

  ta‟ala yang diturunkan kepada Nabi

  Muhammad Saw.; membacanya merupakan suatu ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mukjizat, termaktub di dalam mushaf dan dinukil secara Al- mutawatir.

  Qur‟an yang mengandung seluruh ilmu pengetahuan adalah salah satu karunia Allah yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Macam karunia ini tidak mungkin didapat oleh manusia tanpa melalui proses yang panjang. Mengapa kitab suci ini dinamai Al-Quran? Imam Al-

  Syafi‟i tidak merasa perlu mengupas asal-usul pemberian nama ini, karena Allah memang memberi nama demikian. Sama saja dengan ketika Allah memberi nama Taurat dan Injil untuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa (Hermawan, 2011: 11-12) Al- Qur‟an merupakan kitab suci yang sangat diagungkan oleh umat

  Islam, karena di dalamnya mengandung nilai-nilai yang sangat penting untuk dijadikan suri tauladan dan juga sebagai pedoman hidup umat Islam. Al- Qur‟an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur-angsur. Tidak hanya satu kali waktu Al-

  Qur‟an diturunkan, akan tetapi secara bertahap sesuai dengan kasus dan peristiwa yang mendahuluinya juga sejalan dengan tuntutan situasi dan keadaan masyarakat yang menjadi obyek turunnya. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT. dalam firman-Nya sebagai berikut :

  ۚ ًةَدِح ٰو ًتَيْمُج ُناَءْسُقْىا ِهْيَيَع َهِّزُو َلَْوَى ۟اوُسَفَم َهيِرَّىا َهبَقَو

َّلَِإ ٍوَثَمِب َلَووُتْأَي َلََو﴾٢٣﴿ ًلًيِتْسَت ُهٰىْي َّتَزَو ۖ َكَداَؤُف ۦِهِب َتِّبَثُىِى َلِى ٰرَم

﴾٢٢- ٢٣ :نبقسفىا﴿ اًسيِسْفَت َهَسْحَأَو ِّقَحْىبِب َلٰىْئِج

  Artinya:

  “Orang-orang kafir berkata; mengapa Al-Qur‟an itu tidak diturunkan kepadanya secara sekaligus? Demikianlah, untuk memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya, dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang

  paling baik penjelasannya. (Q.S. Al-Furqon 25: 32-33) (Usman, 2009; 48-49).

  Sejak pertama diturunkannya Al- Qur‟an, Rasulullah saw. dan para sahabat sudah melakukan pemeliharaan Al-

  Qur‟an. Ada dua jalur yang ditempuh Rasulullah saw. dan para sahabat dalam upaya pemeliharaan Al- Qur‟an pada masa itu, yaitu :

  Pertama , pemeliharaan di dada melalui hafalan. Pada masa Nabi

  Muhammad saw. ini Bangsa Arab sebagian besar buta huruf. Mereka belum banyak mengenal kertas sebagai alat tulis seperti sekarang. Oleh karena itu setiap Nabi menerima wahyu selalu dihafalnya, kemudian beliau disampaikan kepada para sahabat dan diperintahkan untuk menghafalkannya (Zen, 1985 ; 5-6). Rasulullah saw. adalah hafizh (penghafal) Al-

  Qur‟an pertama dan sekaligus contoh terbaik bagi para sahabat khususnya ketika itu dan sekaligus contoh terbaik bagi kaum muslimin umumnya sampai hari kiamat. Pada masa Rasulullah, para sahabat r.a berlomba-lomba membaca, menghafal dan mempelajari Al- Qur‟an, selanjutnya mereka menyampaikan dan mengajarkan apa yang diterimanya dari beliau kepada anak dan istri mereka di rumah masing- masing. Kesungguhannya itu, para sahabat banyak sekali yang menghafal Al-

  Qur‟an karena Rasulullah selalu menekankan kepada mereka agar menghafal Al- Qur‟an (Usman, 2009; 57).

  Yang kedua adalah pemeliharaan Al-

  Qur‟an di atas material melalui tulisan. Beberapa sahabat menuliskan ayat-ayat Al- Qur‟an pada bahan- bahan yang ada pada masa itu seperti kulit-kulit dan tulang hewan, permukaan batu yang datar dan halus, serta pelepah-pelepah kurma (Hitami, 2012 ; 23).

  Al- Qur‟an adalah kitab yan terjaga bahasanya dan telah dijamin oleh

  Allah SWT akan selalu dijaga dan dipelihara. Firman Allah SWT:

  بَّوِإ ُه ْحَو بَىْىَّزَو َسْمِّرىا بَّوِإَو ُهَى َنوُظِفب َحَى

  Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an

  dan sesungguhnya Kami benar- benar memeliharanya”

  (QS. Al-Hijr : 9). Ayat tersebut merupakan firman dari Allah SWT bahwa Dia akan menjaga Al-

  Qur‟an. Salah satu bentuk realisasinya adalah Allah SWT mempersiapkan manusia-manusia pilihan yang akan menjadi penghafal Al- Qur‟an dan menjaga kemurnian kalimat beserta bacaannya. Sehingga, jika ada musuh Islam yang berusaha mengubah atau mengganti satu kalimat atau satu kata saja, pasti akan diketahui, sebelum semua itu beredar secara luas di tengah masyarakat Islam (Muhith, 2013: 13-14).

  Hidup di bawah naungan Al- Qur‟an merupakan nikmat yang tiada tara. Oleh karena itu, sampai pada saat ini banyak sekali orang yang menghafal Al- Qur‟an mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai usia tua. Termasuk keistimewaan terbesar Al- Qur‟an karena tidak satupun kitab yang dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf bahkan harakatnya seperti Al-

  Qur‟an. Ia diingat di dalam hati dan pikiran para penghafalnya. Hal ini jelas menafikkan kenyataan ribuan umat Islam yang memiliki kekuatan ingatan dan ketepatan dalam menghafal ayat demi ayat Al- Qur‟an (Romdhoni, 2013; 99).

  Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian Al- Qur‟an adalah dengan menghafalkannya. Sebagai bentuk ibadah, menghafal Al-

  Qur‟an tentunya perlu niat yang benar. Tidak hanya niat saja, akan tetapi dalam menghafal Al- Qur‟an diperlukan metode yang tepat. Jikalau sudah menggunakan metode yang tepat, selanjutnya adalah bagaimana cara menjaganya atau melestarikan hafalan tersebut. Istiqomah dan kemauan yang tinggi menjadi suatu hal yang diperlukan dalam melestarikan hafalan tersebut (Muhith, 2013; 21).

  Al- Qur‟an dihafalkan untuk seluruh umat muslim. Mulai dari usia dini, hingga usia lanjut. Bagi usia lanjut, tidak ada kata terlambat untuk menghafal

  Al- Qur‟an karena memang Al-Qur‟an dimudahkan oleh Allah SWT untuk dihafalkan. Seperti contoh Tabarak dan kedua adiknya yang hafal Al-

  Qur‟an

  30 Juz sejak usia balita, lalu ada seorang nenek yang hafal Al-Quran di usia 86 tahun, ada seorang kakek yang berprofesi sebagai sopir hafal Al- Qur‟an.

  Beberapa contoh ini membuktikan bahwa Allah memang memudahkan bagi siapa saja yang benar-benar ingin menghafal Al- Qur‟an (Sayyid, 2013: 100- 106).

  Rasulullah saw sangat menganjurkan menghafal Al- Qur‟an karena disamping menjaga kelestariannya, menghafal ayat-ayatnya adalah pekerjaan yang terpuji dan amal yang mulia. Rumah yang tidak ada orang yang membaca Al-

  Qur‟an di dalamnya seperti kuburan atau rumah yang tidak ada berkatnya. Dalam shalat juga, yang mengimami adalah diutamakan yang banyak membaca Al-

  Qur‟an, bahkan yang mati dalam perang pun, yang dimasukkan dua atau tiga orang ke dalam kuburan, yang paling utama didahulukan adalah yang paling banyak menghafal Al-

  Qur‟an (Zawawie, 2011:34).

  Di Indonesia pada masa sekarang ini telah tumbuh subur tempat untuk mendidik menguasai ilmu Al- Qur‟an secara mendalam, di samping itu ada juga yang mendidik untuk menjadi hafidzh dan hafidzah. Tempat dalam pengertian Pesantren atau lembaga-lembaga tahfidzh Al-

  Qur‟an itu paling penting untuk diperhatikan, karena menghafal Al- Qur‟am terkadang memerlukan hijrah atau keluar rumah. Apabila lingkungan rumah kondusif, mungkin kegiatan menghafal cukup dilakukan di rumah, tidak harus mondok di Pesantren. Tetapi, setajam-tajamnya pisau tak bisa membuat gagangnya sendiri. Artinya, kegiatan menghafal Al-

  Qur‟an biasanya akan sulit dilakukan di rumah, meski orangtuanya Kiai yang mempunyai Pesantren tahfidzh (Makhyaruddin, 2013; 70).

  Salah satu yayasan di wilayah Kabupaten Semarang yang membuka kesempatan untuk menghafal Al- Qur‟an adalah Pondok Pesantren Edi

  Mancoro di desa Gedangan Tuntang. Meskipun yayasan ini berlokasi di pinggiran kota yang sudah cukup lama berdiri, hal ini tidak menjadikan yayasan ini sepi dari peminat. Pondok Pesantren Edi Mancoro ini adalah Pesantren kitab dan Al-

  Qur‟an. Hampir semua santri di sana adalah mahasiswa. Pondok Pesantren Edi Mancoro ini adalah salah satu Pesantren yang ada di Kabupaten Semarang. Ada program tahfidz di Pesantren Edi Mancoro ini.

  Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, dibutuhkan suatu strategi dan cara yang pantas dan cocok. Demikian pula dengan pelaksanaan menghafal Al-

  Qur‟an yang memerlukan suatu metode dan teknik yang dapat memudahkan usaha-usaha tersebut, sehingga dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu, metode merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam menghafal Al-

  Qur‟an. Berdasarkan observasi pendahuluan yang penulis lakukan, menurut para santri menjaga hafalan memang lebih sulit daripada menghafalnya dari nol. Mereka memerlukan metode yang tepat untuk menghafalkannya. Ada beberapa metode yang mereka gunakan dalam menghafal Al-

  Qur‟an. Adapun metode yang mereka gunakan adalah dengan metode takrir, thariqah, dan

  muraj a‟ah. Dengan banyaknya metode dalam mengulang hafalan santri,

  menurut penulis metode takrir adalah efektif dalam meningkatkan kelancaran hafalan dan juga dalam menjaga Al- Qur‟an. Metode takrir adalah mengulang hafalan, baik masih menambah maupun sudah tidak menambah

  (Makhyaruddin, 2013: 257).

  Dari latar belakang tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian yang penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an di Pondok

  Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018” B. Fokus Penelitian

  Fokus penelitian yang akan peneliti kaji disini adalah mengenai Menghafal dengan Penerapan Metode Takrir Santri Tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

  Dari fokus penelitian ini dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018 ? 2. Apa saja hal-hal yang mendukung dalam menghafal Al-Qur‟an di Pondok

  Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018? 3. Apa saja hambatan-hambatan dalam menghafal Al-Qur‟an di Pondok

  Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018 ?

4. Bagaimana hasil menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir di Pondok

  Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018 ? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui proses dan pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

  2. Untuk mengetahui hal-hal yang mendukung dalam menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

  3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

  4. Untuk mengetahui hasil menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu :

  1. Kegunaan Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan bidang agama islam, lebih khusus pada santri yang menghafalkan Al-

  Qur‟an di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan juga bisa sebagai bahan referensi dan tambahan pustaka pada perpustakaan

  IAIN Salatiga.

  2. Kegunaan Praktis

  Bagi Pengasuh Santri Tahfidz, hasil penelitian ini bisa menjadi acuan untuk mengambil kebijakan yang dapat meningkatkan kulaitas hafalan santri tahfidz serta kualitas dalam menjaga hafalan Al-

  Qur‟an santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  Bagi Santri Tahfidz ,hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan menghafal Al- Qur‟an dan menjaga Al- Qur‟an sehingga menjadi lebih baik lagi.

  Bagi Santri Non Tahfidz (Reguler), hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi santri yang belum menghafalkan Al-

  Qur‟an untuk lebih semangat lagi mengikuti program tahfidz. Bagi Peneliti yang akan Datang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perumusan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan lebih komprehensif khususnya yang berkenaan dengan penelitian.

E. Kajian Pustaka

  Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semisal yang pernah dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya, adalah : Anisa Ida Khusniyah (2014) PAI IAIN Tulungagung dalam skripsinya yang berjudul

  “Menghafal Al-Qur‟an Dengan Metode Muraja‟ah Studi Kasus Di Rumah Tahfidz Al-Ikhlash Karangrejo Tulungagung”, dia menyimpulkan bahwa : pelaksanaan menghafal Al-

  Qu r‟an dengan Metode Muraja‟ah Studi Kasus di Rumah Tahfidz Al- Ikhlash Karangrejo Tulungagung antara lain setoran (

  memuraja‟ah)

  hafalan baru kepada Guru (Ustadz/Ustadzah),

  Muraja‟ah hafalan lama

  yang disemakkan teman dengan berhadapan dua orang dua orang,

  Mu raja‟ah hafalan lama kepada Ustadz/Ustadzah, dan Al-Imtihan Fii Muraja‟atil Muhafadlah (ujian mengulang hafalan). Adapun faktor

  peghambat pelaksanaan penerapan metode

  muraja‟ah dalam menghafal

  Al- Qur‟an Studi Kasus di Rumah Tahfidz Al-Ikhlash Karangrejo

  Tulungagung, yaitu ayat-ayat yang sudah hafal lupa lagi, malas, kecapekan, dan tempat kurang mendukung. Solusi dalam mengatasi faktor penghambat pelaksanaan metode

  muraja‟ah dalam meghafal Al-Qur‟an di

  Rumah Tahfidz Al-Ikhlash Karangrejo Tulungagung adalah istiqamah

  

memuraja‟ah (mengulang) hafalan, memotivasi diri sendiri, manajemen

  waktu waktu dan memilih tempat baik tempat menghafal maupun tempat memuraja‟ah hafalan Al-Qur‟an.

  Wahyu Rahma Zulaeha (2016) PAI IAIN Salatiga dalam skripsinya yang berjudul

  “Pengaruh Kecerdasan Majemuk terhadap Kemampuan Menghafal Al- Qur‟an Santri Tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro

tahun 2016”, dia menyimpulkan bahwa analisis data yang didapat dari

  rumus product moment menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara variabel X dan variabel Y pada santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro. Artinya, ada pengaruh positif antara kecerdasan majemuk dengan kemampuan menghafal Al-

  Qur‟an santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro. Hal ini terbukti karena rxy lebih besar daripada r tabel yaitu 0,621>0,404.

  Sutrisno (2017) PAI IAIN Salatiga dalam skripsinya yang berjudul “Metode Menghafal Al-Qur‟an Di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an

  Al- Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”,

  dia menyimpulkan bahwa : Jenis metode yang digunakan di Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur‟an Al-Irsyad antara lain talaqqi (membacakan hafalan baru), tahfidz (menyetorkan hafalan yang telah dia hafal), dan

  (menyetorkan ulang hafalan yang pernah di hafal). Media yang

  murojaah

  di pergunakan dalam menghafal Al- Qur‟an antaranya : Al-Qur‟an , buku iqro‟, audio visual, mic dan speaker, alat tulis dan buku perkembangan prestasi iqro‟ dan Al-Qur‟an. Adapun faktor pendukungnya antara lain letak geografis yang strategis. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain pembelajaran menghafal Al- Qur‟an masih sangat tergantung kepada pengampu halaqah tahfidz.

  Penelitian terdahulu tersebut dipakai oleh peneliti sebagai bahan pijakan dalam penelitian yang dilakukan dengan fokus yang lebih spesifik lagi, yaitu mengenai metode yang diterapkan di lokasi penelitian.

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi. Oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,kanjian penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.

  BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjabarkan tentang landasan teori yang membahas tentang metode dalam menghafal al- qur‟an, metode takrir, faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal al- qur‟an. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

  BABI IV : PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan tentang paparan data dan analisis.

  Paparan data yang meliputi Proses pelaksanaan menghafal Al-

  Qur‟an dengan metode takrir, hal-hal yang mempengaruhi dalam menghafal Al- Qur‟an, hambatan- hambatan dan solusi dalam menghafal Al-

  Qur‟an, hasil menghafal Al- Qur‟an dengan metode takrir, serta analisis data hasil temuan yang terdiri dari: proses pelaksanaan menghafal Al-

  Qur‟an dengan metode takrir , hal-hal yang mempengaruhi dalam menghafal Al- Qur‟an, hambatan- hambatan dan solusi dalam menghafal Al-

  Qur‟an santri

  

tahfidz dalam menghafal, dan hasil menghafal Al-

  Qur‟an dengan metode takrir.

  BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Metode dalam Menghafal Al-Qur’an 1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an Menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari kata

  hafal yang artinya telah masuk di ingatan. Sedangkan menghafal sendiri mempunyai arti mempelajari atau melatih supaya hafal (Purwadarminta, 1976: 338). Menghafal dalam bahasa Arab sepadan dengan kata hafizho-

  yahfazhu-hifzhon yang berarti memelihara, menjaga, menghafal (Yunus,

  Tt: 105). Menghafal dalam bahasa Indonesia berasal dari kata hafal yang berarti termasuk ingatan, dapat mengungkapkan di luar kepala, sehingga berarti berusaha meresap ke dalam pikiran agar selalu ingat. Sederhananya, makna menghafal adalah suatu usaha menggunakan ingatan untuk menyimpan data atau memori dalam otak, melalui indra, kemudian diucapkan kembali tanpa melihat buku atau subyek hafalan yang nantinya dapat diingat kembali ke alam sadar.

  Adapun yang dimaksud dengan menghafal Al-

  qur‟an adalah

  menghafal sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf ustmani mulai dari al-Fatihah hingga surat an-Naas dengan maksud beribadah, menjaga dan memelihara kalam Allah yang merupakan mu‟jizat yang diturunkan kepada nabi dan rasul terakhir dengan perantara malaikat Jibril yang ditulis dalam beberapa mushaf yang dinukil (dipindahkan) kepada kita dengan jalan mutawatir (Munjahid, 2007: 74).

  Sederhananya, menghafal Al-

  Qur‟an adalah suatu proses

  membaca serta mencamkan Al-

  Qur‟an dengan tanpa melihat tulisan Al-

Qur‟an (di luar kepala) secara berulang-ulang agar senantiasa ingat dalam

  rangka memperoleh sejumlah ilmunya.

  Menghafal Al-

  Qur‟an adalah suatu proses pengingat dimana

  seluruh materi ayat (rincian bagian-bagiannya seperti fonetik, waqaf, dan lain-lain) harus diingat secara sempurna. Seorang ahli psikolog ternama, Atkinson dalam bukunya (Sa‟dulloh, 2008: 45-51) menyatakan bahwa perbedaan dasar mengenai ingatan sebagai berikut: a.

  Encoding (memasukkan informasi ke dalam ingatan). Adalah suatu proses memasukkan data-data informasi ke dalam ingatan. Proses ini melalui dua alat indra manusia, yaitu pengihatan dan pendengaran. Kedua alat indra tersebut memegang peranan penting dalam penerimaan informasi sebagaimana banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al-

  Qur‟an, dimana penyebutan mata dan telinga selalu beriringan (As-

  sama‟ wal bashar). Itulah sebabnya, sangat

  dianjurkan untuk mendengarkan suara sendiri (sekedar didengar sendiri) pada saat menghafal Al- qur‟an agar kedua alat sensorik ini bekerja dengan baik.

  b.

  Storage (penyimpanan). Proses lanjut setelah encoding adalah penyimpanan informasi yang masuk di dalam gudang memori.

  Gudang memori terletak di dalam memori jangka panjang (long term memory ).

  c.

  Retrieval (pengungkapan kembali). Pengungkapan kembali (reproduksi) informasi yang telah disimpan di dalam gudang memori adakalanya serta merta dan adakalanya perlu pancingan.

  Dalam proses menghafal Al- Qur‟an urutan-urutan ayat sebelumnya secara otomatis menjadi pancingan terhadap ayat-ayat selanjutnya.

  Karena itu, biasanya lebih sulit menyebutkan ayat yang terletak sebelumnya daripada yang terletak sesudahnya.

  Orang yang menghafal seluruh Al- Qur‟an, oleh masyarakat disebut sebagai hafidz. Tahfidz mempunyai makna yang lebih luas dari menghafal, karena mempunyai tiga tingkatan : Menghafal, menjaga (menyimpan kesan-kesan), serta memahami dan mengajarkan (mengucapkan kembali kesan-kesan) (Rusyan dan Daryani, Tt: 36) adalah istilah yang dipergunakan untuk seorang yang

  Al-Hafidz

  sudah benar-benar hafal 30 juz Al-

  Qur‟an. Namun, ada perbedaan prinsip

  antara hafidz Al-

  Qur‟an dengan hafidz-hafidz selain Al-Qur‟an, seperti

hafidz hadits, syair, atau yang lainnya (Nawabuddin, 1991: 25). Perbedaan

  ini disebabkan oleh dua prinsipal, yaitu: , orang yang hafal secara tidak sempurna seluruh Al-

  Yang pertama Qur‟an atau orang yang hafal hanya separuh atau sepertiga dari Al- Qur‟an tidak menyempurnakan dan tidak melengkapi hafalannya, maka tidak disebut hafidz.

  Yang kedua , memelihara secara kontinue dan senantiasa menjaga

  yang dihafal supaya tidak lupa. Orang yang hafal Al- Qur‟an kemudian lupa atau lupa sebagian saja atau bahkan seluruhnya karena meremehkan dan lengah tanpa suatu alasan yang dapat diterima seperti sakit atau tua bangka, maka ini tidak disebut

  hafidz , dan tidak berhak digelari hamil al- Qur‟an al-Kariim.

2. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur’an

  Seseorang yang akan menghafal Al-

  Qur‟an harus mempunyai

  persiapan yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu, persiapan merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan.

  Beberapa persiapan atau syarat-syarat yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut:

  a.

  

Niat yang Ikhlas dari calon penghafal Al-Qur’an

  Bagi seorang calon penghafal atau yang sedang dalam proses menghafalkan Al-

  Qur‟an, wajib melandasi hafalannya

  dengan niat yang ikhlas, matang, serta memantapkan keinginannya, tanpa adanya paksaan dari orang tua atau karena hal lain. Sebab, jika si penghafal tersebut mendapat paksaan dari orang tua atau hal lain, maka tidak akan ada kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam menghafal Al-

  Qur‟an (Wahid, 2014: 28). Seorang penghafal Al-

  Qur‟an apabila sudah mempunyai

  niat yang ikhlas, berarti ia sudah ada hasrat dan kemauan yang telah tertanam dalam hatinya, sehingga jika ada kesulitan ketika menghafalkan ayat-ayat Allah, maka ia akan menghadapinya dengan pantang menyerah sekaligus menjalaninya dengan rasa sabar dan tawakkal. Orang yang menghafal Al-

  Qur‟an yang ikhlas tidak akan mengharapkan

  atau penghormatan orang lain ketika

  sema‟an atau membaca Al- Qur‟an. Sebab, hal tersebut akan menimbulkan penyakit

  hati seperti sombong, pamer, dan lain sebagainya. Kemudian tidak menjadikan Al-

  Qur‟an untuk mencari kekayaan dan

  kepopuleran. Karena itu, ikhlas merupakan salah satu kunci kesuksesan menjadi penghafal

  AlQur‟an yang sempurna.

b. Menjauhi Sifat Madzmumah

  Al- Qur‟an merupakan kitab suci yang tidak boleh dinodai

  dalam bentuk apapun, terlebih lagi dinodai dengan menggunakan sifat yang madzmumah. Sifat Madzmumah (tercela) adalah sifat yang harus dijauhi oleh setiap muslim terlebih lagi bagi para penghafal Al-Q

  ur‟an. Seseorang yang

  sedang menghafal Al-

  Qur‟an harus berhati-hati dalam bersikap,

  bertindak maupun berperilaku, sebab hal itu akan sangat mempengaruhi bagi seseorang , terlebih lagi seorang penghafal

  Al- Qur‟an (Ridwan, 2000: 56).

  c. Meminta Izin kepada Orang Tua atau Suami

  Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafalkan

  Al- Qur‟an, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada

  kedua orang tua dan kepada suami (bagi wanita yang sudah menikah). Sebab, hal itu akan menentukan dan membantu keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk menghafalkan Al- Qur‟an (Wahid, 2014: 29).

  Dengan meminta izin kepada kedua orang tua dan suami maka mereka akan memberikan motivasi dan do‟a yang akan sangat berperan untuk kelanjutan dan kelancaran dalam proses menghafal.

  d. Mempunyai Tekad yang Besar dan Kuat

  Ujian dan cobaan tidak akan pernah terlepas dari seorang yang sedang menghafal Al- Qur‟an. Mulai dari mempunyai masalah dengan teman, pengurus, ataupun lingkungan sekitarnya atau bahkan terlalu sibuk dengan kegiatan lain, sehingga menyebabkan proses menghafal menjadi terganggu.

  Oleh karena itu, seseorang yang hendak menghafalkan Al-

  Qur‟an wajib mempunyai tekad atau kemauan yang sabar dan

  kuat. Hal ini akan sangat membantu kesuksesan dalam menghafal Al-

  Qur‟an(Wahid, 2014: 31).

  e. Istiqamah

  Sikap disiplin atau Istiqamah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap penghafal Al-

  Qur‟an, baik mengenai waktu

  menghafal, tempat yang biasa digunakan untuk menghafal, maupun terhadap materi-materi yang dihafal (Wahid, 2014: 35).

  Dalam proses menghafal Al-

  Qur‟an Istiqamah sangat

  penting sekali. Walaupun ia memiliki kecerdasan yang tinggi, namun jika tidak Istiqamah maka akan kalah dengan orang yang kecerdasannya biasa-biasa saja, tetapi Istiqamah. Sebab, pada dasarnya kecerdasan bukanlah penentu keberhasilan dalam menghafal Al-

  Qur‟an, namun keistiqamahan yang kuat dan ketekunan sang penghafal itu sendiri.

  f. Harus Berguru kepada yang Ahli

  Seorang yang menghafalkan Al-

  Qur‟an harus berguru

  kepada ahlinya, yaitu guru tersebut harus seorang yang hafal

  Al- Qur‟an, serta orang yang sudah mantap dalam segi agama

  dan pengetahuannya tentang Al-

  Qur‟an, seperti ulumul Qur‟an, asbab an-nuzul- nya, tafsir, ilmu tajwid, dan lain-lain. Selain

  itu, guru tersebut juga mesti terkenal oleh masyarakat bahwa ia mampu menjaga diri, keluarga, dan santrinya.

  Bagi seorang murid harus

  sam‟an wa tho‟atan

  (mendengarkan dan patuh) kepada gurunya, menatap dan menghormatinya dengan tawadhu‟, mengabdi dan qana‟ah, serta selalu meyakini bahwa gurunya adalah orang yang unggul ilmunya dan „alim. Sikap yang demikian akan mendekatkan seorang murid untuk memperoleh kemanfaatan ilmu dan kebarakahan dari seorang guru. Sesungguhnya, apabila seorang murid tidak bermanfaat ilmunya dan tidak mendapatkan barakah, maka semua yang ia kerjakan tidak berarti apa-apa seperti pohon yang tidak berbuah (Sa‟dullah, 2000: 31-32).

g. Mempunyai Akhlak Terpuji

  Sangat penting sekali meneladani akhlak Rasulullah saw., terutama bagi orang yang menghafalkan Al-

  Qur‟an. orang yang

  menghafalkan Al-

  Qur‟an bukan hanya bagus bacaan dan

  hafalannya, melainkan juga harus terpuji akhlaknya karena ia adalah calon

  hamilul Qur‟an. Jadi, sifat dan perilakunya mesti

  sesuai dengan semua yang diajarkan dalam Al- Qur‟an. Mengenai akhlak yang terpuji, dalam Al- Qur‟an, Allah SWT. berfirman sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI WACANA PLURALITAS KEBERAGAMAAN DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO KEC TUNTANG KAB SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI

0 1 140

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI WACANA PLURALITAS KEBERAGAMAAN DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO KEC TUNTANG KAB SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI

0 5 128

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR JALALAIN DAN SHALAT JAMAAH TERHADAP SIKAP SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG - Test Repository

0 3 139

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUS PADA PONDOK PESANTREN BAGI MASYARAKAT (STUDI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO, GEDANGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 134

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP KEDISIPLINAN MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN SALATIGA TAHUN 2015

1 0 107

PENERAPAN METODE SIMA’I DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN TA’MIRUL ISLAM LAWEAN SURAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 142

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 105

EFEKTIFITAS METODE MURAJA’AH DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-I’TISHOM KLIWONAN GRABAG KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017 SKRIPSI

1 7 164

PEMAHAMAN HADIS MISOGINIS PADA KITAB UQUDUL LUJAYN DI PONDOK PESANTREN AN-NUR KLEGO CANDIREJO TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

0 0 71