Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah : survei bagi guru-guru Sekolah Dasar afiliasi Katolik Kristen dan nasional di Kota Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU
PENGAMPU KELAS BAWAH : SURVEI BAGI GURU-GURU SEKOLAH
DASAR AFILIASI KATOLIK KRISTEN DAN NASIONAL
DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
Dian Anggraeni
101134110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU
PENGAMPU KELAS BAWAH : SURVEI BAGI GURU-GURU SEKOLAH
DASAR AFILIASI KATOLIK KRISTEN DAN NASIONAL
DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
Dian Anggraeni
101134110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Universitas Sanata
Dharma, Bapak Supardi dan FL.Suparti, Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D dan
Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd serta teman-teman yang telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas dorongan, dukungan maupun
motivasi serta doa yang telah diberikan.


iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Jadikan sesuatu yang baru menjadi pengalaman yang indah. Bukan
menjadi pengalaman yang buruk yang membuat kita akan cenderung
terbawa oleh penyesalan.

Kebodohan datang bukan dari orang lain melainkan datang dari diri
sendiri, jadi jangan pernah menyalahkan orang lain.

Segala sesuatu yang keras itu tidak selamanya buruk. Dan juga segala
sesuatu yang tidak menyenangkan itu tidak selamanya buruk.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU
PENGAMPU KELAS BAWAH : SURVEI BAGI GURU-GURU SEKOLAH
DASAR AFILIASI KATOLIK KRISTEN DAN NASIONAL
DI KOTA YOGYAKARTA
Oleh:
Dian Anggraeni
101134110

Penilitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat implementasi pembelajaran
tematik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) seberapa jauh
tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah, (2) perbedaan
implementasi pembelajaran tematik ditinjau dari pengalaman menggunakan
pembelajaran tematik, (3) perbedaan implementasi pembelajaran tematik ditinjau
dari jumlah jam training pembelajaran tematik
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu non experimental

cross sectional dengan metode survei. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner sedangkan prosedur analisis data menggunakan Independen Sample TTest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat implementasi pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah masuk dalam kategori rendah; (2) Tidak
ada perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik ditinjau dari
pengalaman menggunakan pembelajaran tematik (sign= 0,057 > α =0,05); (3)
Tidak ada perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh ditinjau dari
faktor jumlah jam training pembelajaran tematik (sign = 0,711 > α =0,05).
Kata Kunci: Implementasi Pembelajaran Tematik, Guru Kelas Bawah,
Pengalaman Mengajar, Jumlah Jam Training.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Implementation Level of Thematic Instruction by Lower Grade Teachers:
Survey for Affiliation Catholic Christian Elementary School Teachers
in Yogyakarta
By:

Dian Anggraeni
101134110
The research was distributed by the level of implementation of thematic
laerning. The purpose of this research is to know (1) how far the level of
implementation of thematic intruction by teachers of the lower class, (2) learning
thematic review of implementation differences from the experience of using
thematic learning, (3) thematic learning implementation differences in terms of
the number of hours a thematic education training.
Recearch methods used in the study i.e. non experimental cross sectional
survey method. Engineering data collection using the questionnaire and
procedures of data analysis using Independent Sample T-Test.
The results showed that (1) the level of implementation of thematic
intruction by lower grade teachers into the low category; (2) there is no defference
in the level of thematic instrution in terms of thematic learning experience using
(sign = 0,057 > α = 0,05); (3) there is no difference in the level of thematic
learning implementation by the factor of the number of hours a thematic education
training (sign = 0,711 > α =0,05).
Keyword: Thematic learning implementation, low class teacher, experience of
learning, amount of used hour for training.


ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelas sarjana pada Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Skripsi dengan judul “Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik Oleh
Guru Pengampu Kelas Bawah: Survey Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar Afiliasi
Katolik Kristen Dan Nasional Di Kota Yogyakarta” dapat terselesaikan berkat
bantuan dari berbagai pihak. Baik itu yang berkenan untuk membantu,
membimbing, doa, serta motivasi yang telah diberikan. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan termakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dosen Pembimbing I yang dengan penuh
pengertian, kesabaran, dan ketulusan hati dalam memberikan bimbingan,
kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
4. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang merelakan
waktunya untuk membimbing, memberikan masukan, serta saran dalam
merevisi skripsi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Bapak dan Ibu guru yang telah meluangkan waktu atas kesediaannya menjadi
responden dalam penelitian ini.
6. Ayahanda tercinta, Bapak Supardi terimakasih atas dukungan, doa dan
motivasi yang diberikan serta tambahan pengetahuan selama proses
perkuliahan dan selama penulisan skripsi ini.
7. Ibunda tercinta di rumah,Ibu FL.Suparti terimakasih atas dukungan serta doa
yang tiada henti.
8. Kakakku Desi dan Adekku Hari, terimakasih telah memberi semangat serta

dukungannya.
9. Keluargaku yang ada di daerah Minggir, yang selalu memberikan doa,
semangat, dan dukungannya.
10. Teman-teman seperjuangan payung tematik, Ria, Sita, Anis, Tessa, Aji, Deo,
Amel terimakasih atas kesabaran dalam memberi bantuan, meluangkan waktu
dan selalu memberikan dukungan serta kebersamaan yang indah dan
mengesankan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabatku Pebri Wulandari dan Risa Veti Perdani, terimakasih telah memberi
bantuan, meluangkan waktu,dan menciptakan kebersamaan yang indah selama
4 tahun ini.
12. Teman-teman Kos Beo, terimakasih atas bantuan, doa, dukungan dan
kebersamaan yang selalu menjadi penyemangatku.
13. Teman-teman bhe better terimakasih atas dukungan doa dan semangat serta
kebersamaan yang hangat selama 4 tahun ini.
14. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10


Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 3.15
Tabel 3.16
Tabel 3.17
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5

Tabel 4.6

Perbedaan Kurikulum KBK dan Kurikulum 1994.........................
Reformasi Kurikulum.....................................................................
Perbedaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 .........................
Model Pembelajaran Terpadu ........................................................
Landasan Pembelajaran Tematik ...................................................
Penjabaran Skor Item Positif dan Negatif ......................................
Sebaran Item Positif dan Item Negatif ...........................................
Kisi-kisi Indikator Instrumen .........................................................
Kriteria Revisi ................................................................................
Hasil Expert Judgement Indikator Kegiatan
Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa.......................................
Hasil Expert Judgement Siswa Mengalami
Pengalaman Langsung dalam Belajar ............................................
Hasil Expert Judgement Indikator Pemisahan pada
Setiap Mata pelajaran Tidak Begitu Jelas ......................................
Hasil Expert Judgement Indikator Pembelajaran
yang Menyajikan Konsep dari Satu Mata Pelajaran ......................
Hasil Expert Judgement Indikator Pembelajaran
Bersifat Fleksibel ...........................................................................
Hasil Expert Judgement Indikator Hasil
Pembelajaran yang sesuai dengan Minat dan
Kebutuhan Siswa............................................................................
Hasil Expert Judgement Indikator Prinsip Belajar
Sambil Bermain yang Menyenangkan bagi Siswa.........................
Hasil Validitas Muka......................................................................
Hasil Uji Validitas Tingkat Implementasi
Pembelajaran Tematik....................................................................
Koefisien Korelasi Reliabilitas ......................................................
Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................
Contoh Pengkodean .......................................................................
Jadwal Penelitian............................................................................
Panjang Kelas Interval ...................................................................
Hasil Perhitungan Daftar Distribusi ...............................................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
pembelajaran Tematik untuk Kelompok Senior ............................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
pembelajaran Tematik untuk Kelompok Junior.............................
Hasil Uji Homogenitas Tingkat Implementasi Pembelajaran
Tematik dengan Pengalaman Menggunakan Pembelajaran
Tematik ..........................................................................................
Uji Hipotesisis Pengalaman Menggunakan Pembelajaran
Tematik ..........................................................................................

xiii

18
19
22
29
32
51
52
54
56
57
58
59
60
61

62
63
64
67
68
69
71
86
89
90
92
94

97
98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Traning untuk Kelompok
Banyak ...........................................................................................
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Traning untuk Kelompok
Sedikit ............................................................................................
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Tingkat Implementasi Pembelajaran
Tematik dengan Jumlah Jam Traning Pembelajaran Tematik.......
Tabel 4.10 Uji Hipotesis Jumlah Jam Traning Pembelajaran Tematik............

xiv

100
102
104
105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Penelitian yang Relevan.................................................. 43
Gambar 3.1 Gambar Penelitian ........................................................................ 47
Gambar 3.2 Rumus Korelasi ............................................................................ 66
Gambar 3.3 Rumus Koefisien Alpha Cronbach............................................... 69
Gambar 3.4 Rumus Kolmogorov Smirnov........................................................ 78
Gambar 3.5 Rumus Independent Sample T-Test .............................................. 83
Gambar 3.6 Rumus Mann Whitney................................................................... 83
Gambar 3.7 Rumus Effect Size jika Data Normal ............................................ 84
Gambar 3.8 Rumus Effect Size jika Data tidak Normal ................................... 85
Gambar 3.9 Rumus Koefisien Determinasi ...................................................... 85
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas P-P Plot Data Implementasi dengan
Pengalaman Pembelajaran Tematik Kelompok Senior ................ 93
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Histogram Data Implementasi dengan
Pengalaman Menggunakan Pembelajaran Tematik Kelompok
Senior ............................................................................................ 94
Gambar 4.3 Hasil Visualisasi P-P Plot Total Implementasi Pembelajaran
Tematik dengan Pengalaman Pembelajaran Tematik Kelompok
Junior ............................................................................................ 95
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Histogram Data Implementasi dengan
Pengalaman Menggunakan Pembelajaran Tematik Kelompok
Junior ............................................................................................ 95
Gambar 4.5 Hasil Visualisasi P-P Plot Total Implementasi Pembelajaran
Tematik dengan Jumlah Jam Training Pembelajaran Tematik
Kelompok Banyak ........................................................................ 100
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Histogram Data Implementasi dengan
Jumlah Jam Training Pembelajaran Tematik Kelompok
Banyak .......................................................................................... 100
Gambar 4.7 Gambar 4.5 Hasil Visualisasi P-P Plot Data Implementasi
Pembelajaran Tematik dengan Jumlah Jam Training Pembelajaran
Tematik Kelompok Sedikit........................................................... 102
Gambar 4.8 Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Histogram Data Implementasi
dengan Jumlah Jam Training Pembelajaran Tematik Kelompok
Sedikit ........................................................................................... 103

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14
Lampiran 15

Lampiran 16

Lampiran 17

Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24

Surat Ijin Penelitian.........................................................................
Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian............................................
Expert Judgement............................................................................
Validitas Muka ................................................................................
Data Validitas..................................................................................
Hasil Validitas.................................................................................
Data Reliabilitas ..............................................................................
Hasil Reliabilitas .............................................................................
Data Asli..........................................................................................
Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Implementasi
Pembelajaran Tematik.....................................................................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
Pembelajaran Tematik untuk Kelompok Senior..............................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
Pembelajaran Tematik untuk Kelompok Senior dengan P-P
Plot ..................................................................................................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
Pembelajaran Tematik untuk Kelompok Senior dengan
Histogram........................................................................................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
Pembelajaran Tematik untuk Kelompok Junior .............................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
Pembelajaran Tematik untuk Kelompok Junior dengan P-P
Plot...................................................................................................
Hasil Uji Normalitas Pengalaman Menggunakan
Pembelajaran Tematik untuk Kelompok junior dengan
Histogram........................................................................................
Hasil Uji Homogenitas Tingkat Implementasi Pembelajaran
Tematik dengan Pengalaman Menggunakan Pembelajaran
Tematik............................................................................................
Uji Hipotesis Pengalaman Menggunakan Pembelajaran
Tematik............................................................................................
Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Training untuk Kelompok
Banyak.............................................................................................
Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Training untuk Kelompok
Banyak dengan P-P Plot..................................................................
Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Training untuk Kelompok
Banyak dengan Histogram ..............................................................
Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Training untuk Kelompok
Sedikit .............................................................................................
Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Training untuk Kelompok
Sedikit dengan P-P Plot...................................................................
Hasil Uji Normalitas Jumlah Jam Training untuk Kelompok

xvi

118
128
140
226
237
238
240
241
244
245
246

247

248
250

251

252

254
255
256
257
258
260
261

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sedikit dengan Histogram ...............................................................
Lampiran 25 Hasil Uji Homogenitas Tingkat Implementasi Pembelajaran
Tematik dengan Jumlah Jam Training Pembelajaran Tematik.......
Lampiran 26 Uji Hipotesis Jumlah Jam Training Pembelajaran Tematik ...........
Lampiran 27 Tabel Krejcie...................................................................................
Lampiran 28 Kuesioner Sebelum dan Sesudah Revisi .........................................
Lampiran 29 Contoh Kuesioner yang sudah diisi ................................................
Lampiran 30 Data Coding ....................................................................................
Lampiran 31 r Tabel .............................................................................................
Lampiran 32 Tabel Tingkat Pengembalian Kuesioner .........................................
Lampiran 25 Biodata Peneliti ...............................................................................

xvii

262
263
264
265
266
272
277
278
279
280

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Batasan Masalah ......................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
D. Tujuan penelitian ........................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
F. Definisi Operasional ................................................................................... 8
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Tinjauan teoritik ......................................................................................... 10
1. Reformasi Pendidikan secara Global.................................................... 10
2. Reformasi Pendidikan di Indonesia ...................................................... 11
3. Reformasi Kurikulum di Indonesia ...................................................... 12
4. Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 ................................................. 20
5. Pembelajaran Terpadu .......................................................................... 25
6. Pembelajaran Tematik .......................................................................... 31
7. Implikasi Pembelajaran Tematik .......................................................... 35
8. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................................... 37
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Reformasi................. 37
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 39
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 44
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 45
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ....................................................... 46
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................... 47
C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 48
D. Populasi dan Sampel................................................................................... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 50
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 50
G. Validitas Instrumen dan Reliabilitas Instrumen ......................................... 56
xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Prosedur Analisis Data ...............................................................................
I. Jadwal penelitian ........................................................................................
BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian....................................................................................
B. Tingkat Pengembalian Kuesioner...............................................................
C. Hasil Analisis..............................................................................................
D. Pembahasaan Hasil Penelitian ....................................................................
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Keterbatasan ..............................................................................................
C. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................

xix

70
85
87
87
88
105
112
113
113
115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab I dalam penelitian ini membahas tentang enam hal yang diuraikan
oleh peneliti. Enam hal yang diuraikan dalam bagian pendahuluan adalah latar
belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah
Mulyasa (2013: 2) menyatakan bahwa banyak tantangan yang dihadapi pada
era global, terutama yang berkiprah dalam era kesejahteraan, khususnya
globalisasi pasar bebas di lingkungan

negara-negara ASEAN, seperti AFTA

(Asean Free Trade Area), dan AFLA (Asean Free Labour Area), maupun
kawasan di negara-negara APEC (Asean Pasific). Era globalisasi dan pasar bebas
menimbulkan perubahan-perubahan yang tidak menentu, khususnya dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat perkembangannya.
Perubahan tersebut membawa dampak pada dunia pendidikan, dimana dunia
pendidikan

selalu

tertinggal

perkembangannya

dibandingkan

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan tersebut menyebabkan
mutu pendidikan di Indonesia menurun apabila tidak segera mengejar atau
menyeimbangkan dengan perubahan serta perkembangan dunia global.
Bank dunia melaporkan tentang hasil pengukuran indikator mutu secara
kuantitatif pada Sekolah Dasar (SD) di beberapa negara Asia (Majid, 2014: 5).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Pengukuran ini menunjukkan bahwa hasil tes membaca pada murid kelas IV SD,
Indonesia berada di tingkat terendah se Asia, yaitu di bawah Hongkong 75,5 %,
Singapura 74%, Thailand 65,1%, Filipina 52,6% dan Indonesia 51,7%.
Disebutkan pula bahwa para siswa di Indonesia hanya mampu menguasai 30%
dari materi yang dibacanya. Indonesia mengalami kesulitan menjawab soal-soal
yang memerlukan penalaran. Melihat hasil dari pengukuran tersebut, Indonesia
perlu melakukan berbagai perubahan untuk memperbaiki mutu pendidikan
menjadi lebih baik. Perubahan pendidikan di Indonesia dapat dimulai dari
mengubah sistem pendidikan yang ada.
Sistem pendidikan dinilai sudah tidak efektif dan kelebihan muatan serta
tidak mampu mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa lain,
maka dari itu perubahan perlu dilakukan secara mendasar. Sistem pendidikan
tersebut didukung oleh adanya kurikulum. Kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan
(Dikti, 2012: 65).
Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan kurikulum. Perubahan
kurikulum tersebut dilakukan sejak masa orde lama, orde baru, dan orde reformasi
(Trianto, 2009: 54). Kurikulum pada masa orde lama yaitu kurikulum 1947.
Kurikulum 1947 merupakan kurikulum yang pertama dan hanya diberlakukan
untuk kolonial Belanda. Dikti (2012: 71) menambahkan bahwa kurikulum 1947
kemudian disempurnakan menjadi kurikulum 1952. Kurikulum ini sudah
mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional dan setiap rencana pelajaran
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Rencana pelajaran yang sudah disusun dirasa belum mampu memperbaiki sistem
pendidikan sehingga perlu perubahan kurikulum.
Kurikulum pada masa orde baru yaitu kurikulum 1968, 1975, 1984,dan 1994
(Trianto, 2009: 56-62). Kurikulum-kurikulum tersebut kemudian disempurnakan
lagi pada masa orde reformasi yang tercatat sudah melakukan dua kali perubahan
kurikulum. Perubahan tersebut adalah kurikulum 2004 yang biasa disebut dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan Kurikulum 2006 atau biasa disebut
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP).
Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum pendidikan terus
mengalami perubahan. Baru-baru ini KTSP diperbaharui dan disempurnakan
menjadi kurikulum 2013. Kurikulum yang masih menjadi bahan perbincangan
karena kurikulum ini bersifat tematik integratif. Mulyasa (2013: 6) mengatakan
bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter pada tingkat
dasar yang akan menjadi fondasi tingkat berikutnya. Tujuannya untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Diperlukan adanya upaya
kreatif yang dapat digunakan dalam melaksanakan pembelajaran

yang

menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar, salah satunya
adalah dengan menerapkan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2009). Tema yang digunakan
dalam pembelajaran tematik berisi penggabungan dari beberapa kompetensi dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

dan indikator. Kompetensi dasar dapat dikembangkan dengan cara mengaitkan
antarmata pelajaran dan pengalaman pribadi siswa, sehingga pemisahan antarmata
pelajaran menjadi tidak terlihat begitu jelas. Harapan adanya pelaksanaan
pembelajaran tematik yaitu supaya pembelajaran akan lebih menarik dan
bermakna bagi siswa karena tema-tema yang disajikan lebih aktual dan
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan terlibat langsung dalam
proses belajar mengajar sehingga siswa akan memperoleh pengalaman untuk
mencari dan menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari dalam
proses belajar. Pembelajaran tematik masih relatif baru, sehingga dalam
pelaksanaannya belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Guru masih banyak
yang belum mengetahui pentingnya penerapan pembelajaran tematik di sekolah.
Pembelajaran tematik sangat membantu siswa terutama pada siswa di usia kelas 1
– 3 SD, oleh karena itu guru perlu mengetahui pembelajaran tematik. Siswa pada
usia tersebut akan mudah belajar dan memahami materi dengan kegiatan-kegiatan
yang disajikan, tidak hanya melalui menghafal materi. Peran guru sebagai
pendidik diharapkan mampu menyajikan pembelajaran yang baik dan menarik
sehingga pembelajaran akan tersalurkan kepada siswa.
Pembelajaran yang baik dan menarik didukung oleh guru yang kreatif,
sehingga tercipta kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi
anak. Hasil yang diperoleh berdasarkan diskusi dengan beberapa teman, yaitu
guru merasa sulit dalam menerapkan pembelajaran tematik ini. Pembelajaran yang
dirangkai dalam tema-tema belum terlaksana dengan baik. Materi masih
disampaikan secara terpisah dan belum terlihat pembelajaran tematiknya. Masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

ini timbul karena para guru belum mendapat pelatihan tentang pembelajaran
tematik. Guru sering tidak diperhatikan oleh siswanya karena guru kurang
memiliki pengalaman mengajar yang baik terhadap siswanya, sehingga guru
kurang bisa mengkondusifkan kelas. Hasil diskusi dengan teman juga
menjelaskan bahwa banyak guru baru kesulitan dalam mengkondusifkan kelas,
hal tersebut tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Supardi (2013: 51) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru yaitu faktor individual (dari dalam) dan faktor situasional (dari luar).
Faktor individual meliputi umur, tingkat pendidikan, lamanya training,
pengalaman mengajar, keahlian guru, pengalaman berinovasi, pengalaman guru
terhadap materi, dan waktu. Faktor situasional yang dimaksud meliputi dukungan
kepala sekolah ataupun ukuran dari setiap kelas. Faktor yang akan dibahas dalam
penelitian ini yaitu pengalaman mengajar dan lamanya jam training dalam
implementasi pembelajaran tematik.
Peneliti bermaksud ingin mengetahui lebih jauh mengenai implementasi
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Uraian-uraian di atas menarik peneliti
untuk menyusun sebuah penelitian dengan judul “Tingkat Implementasi
Pembelajaran Tematik oleh Guru Pengampu Kelas Bawah: Survei Bagi GuruGuru Sekolah Dasar Afiliasi Katolik, Kristen, dan Nasional di Kota Yogyakarta”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

B. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya difokuskan pada guru kelas bawah sekolah dasar afiliasi
katolik, kristen, dan nasional. Guru merupakan peran penting di dalam
berlangsungnya proses pembelajaran, maka penelitian ini hanya difokuskan
terhadap guru. Guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru kelas bawah
yaitu kelas 1, 2, dan 3 yang sudah menerapkan pembelajaran tematik terlebih
dahulu sesuai dengan kurikulum 2006 (KTSP) yang mensyaratkan untuk
melaksanakan pembelajaran tematik.

C. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah
sekolah dasar afiliasi katolik, kristen, dan nasional di kota Yogyakarta?
2. Apakah ada perbedaan implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas
bawah SD afiliasi katolik, kristen dan nasional di kota Yogyakarta ditinjau
dari pengalaman menggunakan pembelajaran tematik?
3. Apakah ada perbedaan implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas
bawah SD afiliasi katolik, kristen, dan nasional di kota Yogyakarta ditinjau
dari jumlah jam training pembelajaran tematik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini:
1. Mengetahui tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah
sekolah dasar afiliasi katolik, kristen, dan nasional di kota Yogyakarta.
2. Mengetahui perbedaan implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas
bawah SD afiliasi katolik, kristen dan nasional di kota Yogyakarta ditinjau
dari pengalaman menggunakan pembelajaran tematik.
3. Mengetahui perbedaan implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas
bawah SD afiliasi katolik, kristen, dan nasional di kota Yogyakarta ditinjau
dari jumlah jam training pembelajaran tematik.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekolah. Manfaat
bagi sekolah adalah sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan program
peningkatan mutu pendidikan yang berhubungan dengan pelaksanaan dan
penerapan pembelajaran tematik sesuai dengan kurikulum ajaran baru. Manfaat
lain dari penelitian ini yakni sebagai referensi tambahan bagi pihak sekolah.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi guru. Penelitian ini dapat
dijadikan

pedoman dan pertimbangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

tematik. Penelitian ini juga dapat membantu guru dalam pengimplementasian
pembelajaran tematik.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini memberikan manfaat kepada siswa. Manfaat bagi siswa adalah
membantu siswa belajar secara inovatif untuk memperoleh pemahaman yang baik.
Manfaat lain yaitu membantu siswa untuk memperoleh pembelajaran yang
menarik dan bermakna.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti. Penelitian ini dapat memberikan
pengalaman tentang penerapan kurikulum pembelajaran tematik. Peneliti juga
dapat memperoleh wawasan baru mengenai implementasi pembelajaran tematik
bagi guru sekolah dasar.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengaitkan beberapa
mata pelajaran menjadi satu kesatuan dengan menggunakan tema-tema
tertentu (disebut juga pembelajaran tematik integratif).
2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan serta isi dari
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
3. Demografi adalah faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang.
4. Reformasi adalah perubahan yang dilakukan oleh suatu negara untuk
perbaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

5. Guru kelas bawah adalah seseorang yang mengajar pada kelas bawah yaitu
kelas 1, 2, dan 3.
6. Afiliasi adalah pertalian antar cabang atau anggota.
7. Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.
8. Survei adalah kegiatan atau penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi dari sebagian populasi.
9. Pengalaman adalam suatu kejadian yang pernah dialami atau pernah
dilakukan.
Jumlah Jam Training adalah Jumlah jam yang digunakan dalam pelatihan untuk
mengasah keterampilan seseorang supaya kinerja yang dimiliki oleh seseorang
menjadi semakin meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI

Bab II ini menguraikan kajian teori yang digunakan untuk memecahkan
masalah dalam penelitian ini. Pembahasan tentang kajian teori ini terdiri dari
empat bagian, yaitu tinjauan teoritik, hasil penelitian yang relevan, kerangka
berpikir dan hipotesis.

A. Tinjauan Teoritik
1. Reformasi Pendidikan secara Global
Iklim perpolitikan yang kurang kondusif menimbulkan berbagai permasalahan
dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan (Mulyasa, 2013:
1). Masalah yang timbul dari adanya era reformasi ini adalah perkembangan dunia
pendidikan yang tertinggal dari perkembangan teknologi, ataupun informasi.
Suyatno dan Hisyam (dalam Sanaky, 2009: 1) menyebutkan bahwa reformasi atau
perubahan tersebut tidak hanya dalam bidang politik, melainkan juga terjadi di
dunia pendidikan. Era reformasi telah berlangsung sejak tahun 1998 dan memberi
keterlibatan langsung maupun tidak langsung dalam sektor pendidikan (Susilo,
2007: 1). Era reformasi

perlu diperhatikan karena membawa dampak pada

perkembangan dunia pendidikan.
Dunia pendidikan menuntut adanya perubahan yang sifatnya mendasar dalam
kehidupan di era global ini (Mulyasa, 2013: 2). Perubahan tersebut meliputi
perubahan dari: pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat global,

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, dan pertumbuhan ekonomi menjadi
perkembangan kemanusiaan. UNESCO telah mengemukakan dua basis landasan
untuk melaksanakan perubahan dalam bidang pendidikan sejak tahun 1998:
pertama ; pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui
(learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam
kebersamaan (learninng to live together), dan belajar menjadi diri sendiri
(learning to be) ; kedua, belajar seumur hidup (life long learning) (Mulyasa, 2013:
2). Diperlukan strategi baru untuk menciptakan masyarakat yang berprestasi
supaya tidak tertinggal oleh perkembangan zaman.

2. Reformasi Pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia sekarang ini dalam keadaan yang
memprihatinkan apabila dilihat dari tantangan global yang sedang dihadapi. Hasil
survei yang dilakukan oleh

The Political and Economic Risk Consultancy

(PERC) menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke 12 dari 12 Negara
dengan perolehan nilai sebesar 6,56 (The Jakarta Post dalam Suyatno, 2006: 3).
Survei tersebut bertujuan untuk melihat profil kualitas tenaga kerja di Asia dimana
kualitas kerja dilihat dari kualitas pendidikan yang ada pada suatu negara. Peneliti
memperoleh kesimpulan bahwa apabila sistem pendidikan dalam suatu negara
baik dan berkualitas, maka akan mampu melahirkan tenaga kerja yang baik dan
berkualitas pula ataupun sebaliknya.
Persoalan-persoalan tentang kualitas pendidikan di Indonesia tersebut perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Menghadapi persoalan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

persoalan tersebut, perlu dilakukan perubahan terhadap sistem pendidikan untuk
memperbaiki mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Karim (dalam Suyatno,
2006: 10) menyatakan bahwa upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan
melakukan perubahan kurikulum. Perubahan ini penting dilakukan untuk
mempersiapkan bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan global. Upaya
peningkatan mutu pendidikan dilakukan secara menyeluruh baik dari segi moral,
akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olahraga, maupun
perilakunya (Majid, 2014: 20). Harapan dari adanya perubahan kurikulum ini
ialah akan membawa perubahan bagi pendidikan Indonesia, terutama dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikannya.

3. Reformasi Kurikulum di Indonesia
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan dan menjadi pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan (Dikti, 2012: 65). Pengertian lain diungkapkan
oleh Bambang (2007) bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Peneliti mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan tujuan serta isi dari pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan di Indonesia, salah satunya dicapai dengan melakukan
pergantian atau perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum berkali-kali
dilakukan di Indonesia dari masa ke masa. Pembaharuan kurikulum perlu
dilakukan mengingat tidak ada kurikulum yang sesuai selama pergantian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

kurikulum, selain itu kurikulum juga harus dapat mengikuti perkembangan zaman
yang senantiasa cenderung berubah (Dikti, 2012: 65). Trianto (2009: 54-71)
menjelaskan bahwa perubahan kurikulum terjadi dari masa orde lama hingga
masa orde reformasi.

a. Kurikulum SD di Masa Orde Lama
Kurikulum pertama pada awal kemerdekaan yaitu rencana pelajaran 1947 atau
menggunakan istilah Leer plan (Trianto, 2006: 54). Leer Plan berasal dari bahasa
Belanda yang berarti rencana pelajaran (Rentjana Pelajaran) dan merupakan
istilah yang populer dari pada menggunkan istilah curriculum yang berasal dari
bahasa Inggris (Muzamiroh, 2013: 40-41). Trianto (2006: 55) menyebutkan
bahwa susunan rencana pelajaran 1947 sangat sederhana karena hanya memuat
dua hal pokok. Kedua hal pokok tersebut ialah daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. Kurikulum 1947 ini tidak
lagi ditujukan kepada kolonial Belanda, maka dari itu kurikulum ini bersifat
politis dan merupakan pengganti dari sistem pendidikan kolonial Belanda.
Pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani merupakan hal yang diutamakan dalam rencana pelajaran
1947 dari pada pendidikan pikiran (Muzamiroh, 2013: 41).
Dikti (2012: 71) menambahkan kurikulum yang ada pada masa orde lama,
yakni kurikulum 1952. Kurikulum 1952 merupakan penyempurnaan dari
kurikulum 1947. Kurikulum ini menonjolkan pada isi pelajaran yang dihubungkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

dengan kehidupan sehari-hari dan sudah mengacu pada kurikulum nasional.
Kurikulum 1952 berfungsi untuk membimbing para siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (Hidayat, 2013: 111).
Rencana pelajaran pada kurikulum 1952 dibuat lebih rinci di setiap
pelajarannya, sehingga disebut dengan Rencana Pelajaran Terurai 1952
(Muzamiroh, 2013: 42). Silabus mata pelajaran yang digunakan dalam kurikulum
1952 ini dibuat dengan sangat jelas.

b. Kurikulum SD di Masa Orde Baru
Dunia pendidikan pada masa orde baru melaksanakan perubahan kurikulum
sebanyak empat kali, yaitu dimulai dari kurikulum 1968, 1975, 1984, dan 1994
(Tianto, 2006: 56). Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum yang
artinya adalah materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan
kurikulum sekolah lanjutan (Trianto, 2006: 57). Kurikulum 1968 terdiri dari 9
mata pelajaran yang hanya memuat mata pelajaran pokok saja. Materi pelajaran
yang disajikan tidak dikaitkan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Muatan materi pelajaran tersebut bersifat teoritis dan sangat
dipengaruhi oleh ilmu perkembangan teknologi dan psikologi yang ada pada masa
akhir 1960-an. Kurikulum 1968, kemudian mengalami penyempurnaan pada
tahun 1975. Kurikulum 1968 berganti menjadi kurikulum 1975.
Muzamiroh (2013: 44) menjelaskan supaya lebih efisien dan efektif, maka
kurikulum 1975 lebih ditekankan pada tujuannya. Kurikulum 1975 dikenal
dengan istilah “satuan pelajaran” yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Muzamiroh (2013) juga menjelaskan bahwa kurikulum 1975 banyak memperoleh
kritikan karena guru dibuat sibuk dengan menuliskan tujuan yang akan dicapai
dalam pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 1975 didasari konsep
Struktural, Analisis, Sintesis (SAS) (Trianto, 2006: 58). Siswa menjadi pintar
karena paham dan mampu menganalisis sesuatu yang dihubungkan dengan mata
pelajaran di sekolah. Dampak dari kurikulum 1975 adalah banyak guru
menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas administrasi, seperti membuat
TIU, TIK dan lain-lain (Trianto, 2012). Metode, materi, dan tujuan pengajaran
pada kurikulum ini dirinci sesuai dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). PPSI merupakan instruksi bagi individu dalam belajar yang
terdiri atas urutan dan desain tugas yang progresif (Uno, dalam Dikti, 2012: 87).
Penilaian dilakukan pada setiap akhir pelajaran menjadikan kurikulum ini sebagai
pembeda dari kurikulum-kurikulum sebelumnya yang hanya memberikan
penilaian pada akhir semester saja.
Pemenuhan kebutuhan masyarakat serta tuntutan pengetahuan dan teknologi
yang ada pada kurikulum 1975 hingga menjelang 1983 terus mengalami
kemerosotan (Dikti, 2012: 89). Kurikulum 1975 berakhir dan akhirnya digantikan
dengan kurikulum 1984. Muzamiroh (2013: 45) mengatakan bahwa kurikulum
1984 mengusung process skill approach. Kurikulum 1984 lebih mengutamakan
pendekatan proses, namun faktor tujuan juga tetap diperhatikan dan sama
pentingnya. Kurikulum 1984 disebut kurikulum 1975 yang disempurnakan. Siswa
diposisikan sebagai subyek belajar dari hal-hal yang bersifat mengamati,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan, menjadi bagian penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

proses belajar mengajar, inilah yang disebut konsep Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). Penerapan konsep CBSA ternyata tidak berjalan dengan lancar. beberapa
sekolah kurang mampu dalam menerapkan konsep tersebut.
Pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum 1984 menjadi kurikulum
1994 yang dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang
sistem pendidikan nasional (Muzamiroh, 2013: 45). Perubahan pembagian waktu
pelajaran terjadi pada kurikulum ini, yaitu dari sistem semester ke sistem
caturwulan yang nantinya dibagi menjadi tiga tahap dalam satu tahunnya.
Pembagian waktu pelajaran tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam
menerima materi pelajaran yang cukup banyak.
Pelaksanaan kurikulum 1994, yang mengalami pembagian waktu menjadi
caturwulan ternyata tidak cukup membantu. Materi yang cukup banyak tidak
terasa ringan. Materi yang cukup banyak justru menjadikan beban belajar bagi
siswa.

c. Kurikulum SD di Masa Orde Reformasi
Kurikulum pada masa orde reformasi juga melakukan perubahan kurikulum
sebanyak dua kali, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau
Kurikulum 2004 merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Trianto, 2006:
62). UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan dan pendidikan nasional
mendasari lahirnya kurikulum sebagai respon dari tuntutan reformasi (Majid,
2014: 21). Kurikulum ini mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan
(Muzamiroh, 2013: 47). Kemampuan yang terpenting adalah kemampuan siswa
dalam mencapai kompetensi sesuai dengan yang diharapkan.
Kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan suatu
pernyataan mengenai apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau
dilakukan siswa dalam setiap setiap tingkatan kelas sekaligus untuk mengetahui
kemajuan siswa menjadi lebih kompeten (Majid, 2014: 24). Becker  Gordon
(dalam Majid, 2014: 23) menyatakan kompetensi mengandung beberapa aspek,
yaitu knowledge, understanding, skill, value, attitude, dan interest. Knowledge
(pengetahuan) adalah kesadaran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dalam bidang kognitif. Understanding (pengertian) adalah kemampuan yang
dimiliki guru dalam memahami aspek kognitif yang dimiliki oleh siswa. Skills
(keterampilan) merupakan kemempuan yang dimiliki guru untuk melaksanakan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Value (nilai) adalah suatu standar
perilaku yang dimiliki oleh guru. Interest (minat) merupakan minat yang dimiliki
guru

untuk

memancing

motivasi

siswa.

Kurikulum

KBK

merupakan

penyempurnaan dari kurikulum 1994. Keunggulan Kurikulum KBK dibandingkan
dengan Kurikulum 1994 dapat dilihat pada tabel 2.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Tabel 2.1
Perbedaan Kurikulum KBK dan Kurikulum 1994
Subjek
Yang Utama
Paradigma
Pembelajaran

1994
Penguasaan materi

Silabus

Ditentukan seragam
dengan sekolah lain
40 jam per minggu

Jumlah Jam
Pelajaran
Metode
Pembelajaran
Sitem
Penilaian

Katrampilan proses

Memfokuskan pada
aspek kgnitif

KBK
Hasil belajar dan kompetensi.
Versi UNESCO: belajar mengetahui, belajar untuk
bertindak, belajar hidup bersama, dan belajar menjadi diri
sendiri.
Peran dari guru dan siswa dalam proses belajar mengajar,
silabus menjadi tanggung jawab guru.
32 jam

Dokumen yang terkait

Sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 111

Pemanfaatan komputer oleh guru fisika dalam pembelajaran fisika di SMA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta [sebuah survei pada tahun 2008] - USD Repository

0 0 190

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 2 147

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 123

Perbedaan kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti program sertifikasi : studi kasus guru-guru Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 197

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah : sebuah survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 321

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah: sebuah survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 333

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah : survei bagi guru-guru SD Afiliasi Katholik, Kristen dan Nasional di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 1 284

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah: sebuah survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 300

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah: survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Afiliasi Katolik, Kristen dan Nasional di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 2 310