Hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa kelas X SMK Negeri I Depok, Sleman - USD Repository

  

HUBUNGAN KULTUR KELUARGA DAN KULTUR

SEKOLAH DENGAN MINAT SISWA BERWIRAUSAHA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMK NEGERI I Depok, Sleman

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

YULIUS NOFERI HADI

  

NIM: 051334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

HUBUNGAN KULTUR KELUARGA DAN KULTUR

SEKOLAH DENGAN MINAT SISWA BERWIRAUSAHA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMK NEGERI I Depok, Sleman

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

YULIUS NOFERI HADI

  

NIM: 051334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

PERSEMBAHAN

Karya tulis yang mungkin sangat jauh dari sempurna ini sebagai

buah tanganku akan ku persembahkan dengan tulus

  

Kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

  

Ayahanda Matius Juwardi dan Ibunda Lusia Sri Purwanti

Adikku Yusuf Prapaska Purwan Dalu

Kekasih hatiku Florentina Wulan Anggraini

  

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

  

MOTTO

“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan

menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang

tebuka (Alexander Graham Bell)”

“Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan

kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu

dengan kesiapan (Thomas A. Edison)”

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha kasih karena skripsi ini telah

selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

  Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan

berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan

ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

  

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

  

2. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

  

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang dengan

sabar dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

  

4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., dan Bapak A. Heri Nugroho,

S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji, terimakasih atas saran, masukan, dorongan, dan semangat yang telah diberikan;

  

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis selama kuliah;

  

6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah;

  

7. Seluruh keluarga besar SMK Negeri 1 Depok yang telah menyediakan waktu dan

tempat untuk melaksanakan penelitian kepada penulis;

  

8. Kedua orang tuaku tercinta, Matius Juwardi dan Lusia Sri Purwanti yang tidak

pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, serta dukungan baik moril mapun materi selama ini kepada penulis;

  

9. Adikku Yusuf Prapaska Purwan Dalu atas doa dan dukungannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini;

  

10. Bulek Tatik, Bulek Yuli, Lek Supri, Lek Herman, dan seluruh keluarga besarku

yang telah memberikan inspirasi, doa, dan dorangannya;

  

11. Florentina Wulan Anggraini yang selalu ada di hatiku, terima kasih atas doa,

dukungan, cinta dan kasih sayang, serta segala bantuan selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini;

  

12. Teman-temanku Agustinus Harry Setiawan, Yoga Valentino, F.X Eka Wahyu W.,

dan Lusia Rini Hapsari yang telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam membagikan kuesioner di SMK Negeri 1 Depok;

  

13. Teman-temanku Bangkit, Singgih, Ima, Yudha, Agnes, dan seluruh teman-

temanku Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2005 atas segala

informasi, waktu, canda, dan tawa yang boleh penulis nikmati disaat-saat jenuh;

  

14. Teman-temanku Dhani, Gustav, Kak Willy, Heri, Etris, Jaka, Simon, Farhan,

Martin, Mas Danang, Bagas, Bos Nicudemus, dan seluruh teman-temanku di kos Narada 10 C terima kasih atas canda dan tawa yang boleh penulis nikmati disaat- saat jenuh;

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukkan sangat diharapkan

demi perbaikan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi semua pihak yang memerlukan.

  Yogyakarta, Juni 2009 Penulis Yulius Noferi Hadi

  

ABSTRAK

HUBUNGAN KULTUR KELUARGA DAN KULTUR SEKOLAH

DENGAN MINAT SISWA BERWIRAUSAHA

Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Depok, Sleman

  

Yulius Noferi Hadi

Universitas Sanata Dharma

2009

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kultur keluarga

dengan minat siswa berwirausaha dan (2) hubungan kultur sekolah dengan minat

siswa berwirausaha. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas X.

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Depok, Sleman. Populasi dalam penelitian

ini sebanyak 209 siswa. Teknik pengumpulan data yuang digunakan adalah

kuesioner. Teknik analisis data menggunakan statistik Chi Square.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan kultur

keluarga dengan minat siswa berwirausaha (pada dimensi power distance

menunjukkan hitung = 1,1621 < tabel = 7,81; pada dimensi collectivism vs

  χ² χ² individualism menunjukkan = 0,4853 < = 7,81; pada dimensi femininity

  χ² hitung χ² tabel vs masculinity menunjukkan = 1,1074 < = 9,49; dan pada dimensi

  

χ² hitung χ² tabel

uncertainty avoidance menunjukkan hitung = 0,4975 < tabel = 7,81) dan (2) tidak ada

  χ² χ²

hubungan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha (pada dimensi power

distance menunjukkan hitung = 0,8016 < tabel = 9,49; pada dimensi collectivism vs

  χ² χ² individualism menunjukkan = 1,5435 < = 9,49 ; pada dimensi femininity

  χ ² hitung χ ² tabel vs masculinity menunjukkan hitung = 1,3261 < tabel = 5,99; dan pada dimensi

  

χ² χ²

uncertainty avoidance menunjukkan = 0,0406 < = 9,49).

  χ² hitung χ² tabel

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY CULTURE AND SCHOOL

CULTURE WITH STUDENTS’ INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP

th

  

A Case Study on the 10 Class of the State Vocational High School Students in Depok, Sleman Regency

Yulius Noferi Hadi

Sanata Dharma University

  

2009

The aim of the research is to figure out: (1) the relationship between family

culture and students’ interest in entrepreneurship; (2) the relationship between school

culture and students’ interest in entrepreneurship. The research is a case study on the

th

  

10 class students. The research was conducted at State Vocational High School

Students in Depok, Sleman Regency. Population in this research were 209 students.

The technique of collecting data was questionnaire. The data analysis technique was

statistics Chi Square.

  The result of the research shows that: (1) there is no relationship between

family culture and students’ interest in entrepreneurship (dimension power distance

shows count = 1,1621 < table = 7,81; dimension collectivism vs individualism shows

  χ² χ² = 0,4853 < = 7,81; dimension femininity vs masculinity shows =

  χ² count χ² table χ² count

  

1,1074 < = 9,49; and dimension uncertainty avoidance shows = 0,4975 <

χ ² table

  χ² count

table = 7,81) and; (2) there is no relationship between school culture and students’

  χ² power distance

interest in entrepreneurship (dimension shows = 0,8016 <

  χ² count

table = 9,49; dimension collectivism vs individualism shows count = 1,5435 < table

  χ² χ² χ²

  

= 9,49 ; dimension femininity vs masculinity shows = 1,3261 < = 5,99;

χ² count χ² table and dimension uncertainty avoidance shows count = 0,0406 < table = 9,49).

  χ² χ²

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... x

ABSTRACT

  ......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

  1 A. Latar Belakang ..................................................................................

  1 B. Batasan Masalah ................................................................................

  5 C. Rumusan Masalah .............................................................................

  5 D. Tujuan Penelitian ...............................................................................

  5 E. Manfaat Penelitian .............................................................................

  6

  BAB II LANDASAN TEORITIK ..................................................................

  7 A. Kultur Keluarga .................................................................................

  7

1. Pengertian Kultur ........................................................................

  7

2. Dimensi Kultur Keluarga ............................................................

  8 B. Kultur Sekolah ...................................................................................

  10

1. Pengertian Kultur Sekolah ...........................................................

  10

2. Dimensi Kultur Sekolah ..............................................................

  13 C. Minat Siswa Berwirausaha ................................................................

  15

1. Pengertian Minat .........................................................................

  15

2. Pengertian Berwirausaha .............................................................

  15

3. Dimensi Minat Siswa Berwirausaha ...........................................

  17 D. Kerangka Berfikir ..............................................................................

  20 E. Rumusan Hipotesis ............................................................................

  25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................

  26 A. Jenis Penelitian ..................................................................................

  26 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................

  26 C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................

  26 D. Variabel Penelitian dan Pengukuran .................................................

  27 E. Populasi .............................................................................................

  30 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................

  31 G. Uji Instrumen Penelitian ....................................................................

  31

  

1. Pengujian Validitas ......................................................................

  31

2. Pengujian Reliabilitas ..................................................................

  34 H. Teknik Analisis Data .........................................................................

  35

1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................................

  35 a. Pengujian Normalitas ............................................................

  35 b. Uji Linearitas .........................................................................

  36

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ....................................................

  37 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ..................................................

  43 A. Gambaran Umum SMK Negeri I Depok ...........................................

  43 B. Visi dan Misi SMK Negeri I Depok ..................................................

  44 C. Sistem Pendidikan SMK Negeri 1 Depok .........................................

  44 D. Kurikulum SMK Negeri 1 Depok .....................................................

  45 E. Sumber Daya Manusia ......................................................................

  46 F. Organisasi Sekolah SMK Negeri 1 Depok ........................................

  47 G. Pembagian Tugas dan tanggung Jawab .............................................

  48 H. Siswa SMK Negeri I Depok ..............................................................

  57 I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Negeri 1 Depok ........

  57 J. Fasilitas Pendidikan ...........................................................................

  58 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......................................

  60 A. Deskripsi Data ...................................................................................

  60

  

1. Deskripsi Responden ...................................................................

  60

2. Deskripsi Variabel Penelitian ......................................................

  61 B. Pengujian Persyaratan Analisis .........................................................

  69

1. Uji Normalitas .............................................................................

  69

2. Uji Linearitas ...............................................................................

  69 C. Pengujian Hipotesis Penelitian ..........................................................

  70 D. Pembahasan .......................................................................................

  79 BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ......................

  86 A. Kesimpulan ........................................................................................

  86 B. Saran ..................................................................................................

  87 C. Keterbatasan ......................................................................................

  88 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

  89

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga ...............................

  46 Tabel 4.2 Data Siswa SMK Negeri I Depok ..............................................

  62 Tabel 5.5 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Keluarga pada Dimensi Collectivism vs Individualism ....................................................

  61 Tabel 5.4 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Keluarga pada Dimensi Power Distance ..........................................................................

  61 Tabel 5.3 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Keluarga ........................

  60 Tabel 5.2 Deskripsi Program Keahlian Responden ..................................

  58 Tabel 5.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ..........................................

  57 Tabel 4.3 Daftar Sarana dan Prasarana Sekolah SMK Negeri I Depok ....

  42 Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah .....................................................

  27 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kultur Sekolah .................................

  40 Tabel 3.9 Interprestasi Rasio Koefisien Kontingensi..................................

  35 Tabel 3.8 Interprestasi Rasio Koefisien Kontingensi .................................

  34 Tabel 3.7 Rangkuman Uji Reliabilitas .......................................................

  33 Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Minat Siswa Berwirausaha ...............

  33 Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Kultur Sekolah .................................

  30 Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Kultur Keluarga ................................

  29 Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Minat Siswa Berwirausaha ..............

  63

Tabel 5.6 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Keluarga pada Dimensi Femininity vs Masculinity ..........................................................

  63 Tabel 5.7 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Keluarga pada Dimensi Uncertainty Avoidance ...............................................................

  64 Tabel 5.8 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Sekolah ...........................

  65 Tabel 5.9 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Sekolah pada Dimensi Power Distance ..........................................................................

  65 Tabel 5.10 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Sekolah pada Dimensi Collectivism vs Individualism ....................................................

  66 Tabel 5.11 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Sekolah pada Dimensi Femininity vs Masculinity ..........................................................

  67 Tabel 5.12 Deskripsi Variabel Penelitian Kultur Sekolah pada Dimensi Uncertainty Avoidance ...............................................................

  67 Tabel 5.13 Deskripsi Variabel Penelitian Minat Siswa Berwirausaha .......

  68 Tabel 5.14 Pengujian Normalitas Variabel Kultur Keluarga dan Kultur Sekolah, dan Minat Siswa Berwirausaha ...................................

  69 Tabel 5.15 Hasil Pengujian Linearitas .......................................................

  70 Tabel 5.16 Data Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Power Distance dan Minat Siswa Berwirausaha ..................................................

  71 Tabel 5.17 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Power Distance dan Minat Siswa Berwirausaha .......................

  71

Tabel 5.18 Data Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Collectivism vs

  Individualism dan Minat Siswa Berwirausaha ..........................

  72 Tabel 5.19 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Collectivism vsIndividualism dan Minat Siswa Berwirausaha .

  72 Tabel 5.20 Data Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Femininity vs Masculinity dan Minat Siswa Berwirausaha ...............................

  73 Tabel 5.21 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Femininity vs Masculinity dan Minat Siswa Berwirausaha .....

  73 Tabel 5.22 Data Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Uncertainty avoidance dan Minat Siswa Berwirausaha ...............................

  74 Tabel 5.23 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Keluarga pada Dimensi Uncertainty avoidance dan Minat Siswa Berwirausaha ...........

  74 Tabel 5.24 Data Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Power Distance dan Minat Siswa Berwirausaha ...................................................

  75 Tabel 5.25 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Power Distance dan Minat Siswa Berwirausaha ....................

  75 Tabel 5.26 Data Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Collectivism vs Individualism dan Minat Siswa Berwirausaha ..........................

  76 Tabel 5.27 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Collectivism vs Individualism dan Minat Siswa Berwirausaha

  76 Tabel 5.28 Data Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Femininity vs

  Masculinity dan Minat Siswa Berwirausaha ...............................

  77 Tabel 5.29 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Femininity vs Masculinity dan Minat Siswa Berwirausaha .....

  77 Tabel 5.30 Data Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Uncertainty avoidance dan Minat Siswa Berwirausaha ...............................

  78 Tabel 5.31 Tabel Kontingensi Variabel Kultur Sekolah pada Dimensi Uncertaintyavoidance dan Minat Siswa Berwirausaha .............

  78

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ................................................................................

  93 Lampiran 2 Data Mentah ............................................................................

  99 Lampiran 3 Validitas dan Reliability .......................................................... 117

Lampiran 4 Deskripsi Responden dan Variabel Penelitian......................... 118

Lampiran 5 Normalitas dan Linearitas ....................................................... 124

Lampiran 6 Kategori Kecenderungan Variabel .......................................... 128

Lampiran 7 Surat Ijin .................................................................................. 132

Lampiran 8 Daftar Tabel ............................................................................ 136

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam

  perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Negara Indonesia ini. Kemajuan atau kemunduran suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok yang mempunyai berbagai keterampilan. Jika suatu bangsa tidak memiliki modal manusia ini, jangan berharap ada kemajuan yang berarti pada bangsa tersebut. Sebaliknya, suatu kemajuan yang telah terjadi pada suatu bangsa dapat dilihat dari keberadaan dan peranan kelompok wirausahawan ini. Salah satu sektor yang dapat menjadi pendukung utama mewujudkan kelompok wirausaha yang berkualitas adalah pendidikan, baik formal maupun non formal.

  Sebagai salah satu jenjang pendidikan formal, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mempunyai keterampilan. Tetapi, realitas di lapangan menunjukkan kondisi yang tidak ideal sesuai tujuan tersebut. Jumlah lulusan SMK masih banyak menganggur. Pada tahun 2008 misalnya, jumlah pengangguran dari berbagai jenjang pendidikan untuk daerah perkotaan berjumlah 5.433.944 orang.

  Sedangkan untuk daerah pedesaan sebanyak 4.817.407 orang. Dari jumlah tersebut, jumlah lulusan SMK yang menganggur untuk daerah perkotaan berjumlah 906.845 orang. Sedangkan jumlah pengangguran lulusan SMK dari

  

daerah pedesaan berjumlah 347.498 orang (BPS, 2004:264,267). Berdasarkan

data-data diatas tampak jelas bahwa minat siswa SMK untuk berwirausaha

masih rendah.

  Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat siswa SMK

untuk berwirausaha. Faktor pertama yang diduga kuat menyebabkan adalah

faktor keluarga. Keluarga merupakan faktor utama dalam perkembangan

berwirausaha siswa karena keberadaan siswa di rumah lebih lama

dibandingkan keberadaan siswa di sekolah. Orang tua dapat membantu anak

dengan menciptakan situasi belajar kewirausahaan di lingkungan keluarga

(Wasty Soemanto, 2002:96). Pada setiap keluarga memiliki kultur yang

berbeda sehingga nilai-nilai yang dianut tiap siswa akan berbeda. Pada

keluarga yang memiliki kultur berdimensi power distance kecil yang

bercirikan berani mengatakan yang benar, menghormati secara formal dan

mengakui perbedaan, dan tidak tergantung pada orang tua; collectivism yang

bercirikan terdapatnya suasana demokratis dalam keluarga, mampu mengelola

keuangan, tidak diwajibkan mengikuti perayaan atau pesta dalam keluarga,

dan merasa bersalah jika melanggar peraturan; masculinity yang bercirikan

adanya jarak antara orang tua dan anak, perbedaan peran orang tua, dan suka

tantangan; uncertainty avoidance lemah yang bercirikan bertoleransi terhadap

situasi yang tidak pasti, maka diduga kuat bahwa minat siswa untuk

berwirausaha akan tinggi. Sebaliknya pada kultur keluarga yang berdimensi

power distance besar, individualism, femininity, dan uncertainty avoidance

kuat, maka diduga kuat bahwa minat siswa untuk berwirausaha akan rendah.

  

Hal ini disebabkan lingkungan belajar siswa di dalam sebuah keluarga seperti

berani mengatakan yang benar, menghormati secara formal dan mengakui

perbedaan, tidak tergantung pada orang tua, terdapatnya suasana demokratis

dalam keluarga, mampu mengelola keuangan, tidak diwajibkan mengikuti

perayaan atau pesta dalam keluarga, merasa bersalah jika melanggar

peraturan, adanya jarak antara orang tua dan anak, perbedaan peran orang tua,

suka tantangan, dan toleransi terhadap situasi yang tidak pasti, merupakan hal-

hal yang sejalan dengan ciri-ciri karakteristik yang tampak dari seorang

wirausaha. Dengan demikian pembiasaan-pembiasaan dalam keluarga tersebut

mendorong siswa memiliki ketertarikan atau minat terhadap suatu profesi

wirausaha.

  Faktor kedua adalah kultur sekolah. Sebagian waktu anak juga

dihabiskan di dalam lingkungan sekolah sehingga sekolah berperan penting

dalam perkembangan emosional anak. Sekolah merupakan penghubung siswa

dengan dunia usaha, karena siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan yang

berupa teori tetapi juga menerapkannya dalam dunia usaha. Setiap sekolah

mempunyai kultur yang berbeda sehingga nilai-nilai yang diacu pada tiap

siswa akan berbeda. Pada kultur sekolah yang berdimensi power distance kecil

bercirikan perilaku guru terhadap siswa sama, proses pembelajaran terpusat

pada siswa, dan kesempatan bertanya; collectivism yang bercirikan dengan

kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru, tingkat

penerimaan diri oleh orang lain, dan sikap positif dalam mengerjakan tugas;

masculinity bercirikan dengan menyukai kompetisi dan berorientasi pada

  

prestasi; uncertainty avoidance lemah bercirikan dengan kejelasan guru dalam

menerangkan materi pelajaran dan kedekatan hubungan guru, siswa, dan orang

tua, maka diduga kuat minat siswa berwirausaha akan cenderung tinggi.

Sebaliknya, pada kultur yang berdimensi power distance besar, individualism,

femininity , dan uncertainty avoidance kuat, maka diduga kuat minat siswa

berwirausaha akan cenderung rendah. Hal ini disebabkan lingkungan sekolah

seperti perilaku guru terhadap siswa sama, proses pembelajaran terpusat pada

siswa, kesempatan bertanya, kebebasan mengungkapkan pendapat,

penyelesaian tugas dari guru, tingkat penerimaan diri oleh orang lain, sikap

positif dalam mengerjakan tugas, menyukai kompetisi, berorientasi pada

prestasi, kejelasan guru dalam menerangkan materi pelajaran dan kedekatan

hubungan guru, siswa, dan orang tua, merupakan hal-hal yang sejalan dengan

ciri-ciri karakteristik yang tampak dari seorang wirausaha. Dengan demikian

pembiasaan-pembiasaan dalam lingkungan sekolah tersebut mendorong siswa

memiliki ketertarikan atau minat terhadap suatu profesi wirausaha.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk

menyelidiki kembali apakah ada hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah

dengan minat siswa berwirausaha. Penelitian ini akan dituangkan dalam judul

“Hubungan Kultur Keluarga dan Kultur Sekolah dengan Minat Siswa

Berwirausaha”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK

NEGERI I Depok, Sleman.

  B. Batasan Masalah Dari beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha. Faktor-faktor tersebut diantaranya faktor pribadi, lingkungan, dan sosial. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control , toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua, dan jaringan kelompok (Suryana, 2006:63). Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil kultur keluarga dan kultur sekolah sebagai variabel yang diduga kuat berhubungan dengan minat siswa berwirausaha.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  

1. Apakah ada hubungan kultur keluarga dengan minat siswa berwirausaha?

  

2. Apakah ada hubungan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha?

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kultur keluarga dengan minat siswa berwirausaha.

  2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan memberikan manfaat- manfaat sebagai berikut:

  1. Bagi Siswa-siswi SMK Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi seorang yang ingin menjadi entrepreneur muda setelah lulus dari sekolah.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat memberi masukan pada pembaca terutama pengetahuan tentang kewirausahaan.

  3. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peneliti lain tentang hubungan kultur keluarga, dan kultur sekolah dengan siswa berwirausaha.

BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Kultur Keluarga

1. Pengertian Kultur

  Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan kultur adalah adat atau kebiasaan yang berlaku. Istilah kultur/budaya berasal dari disiplin ilmu antropologi. Sejak satu abad yang lalu oleh para antropolog istilah ini digunakan untuk menjelaskan: 1) keunikan sekelompok masyarakat dibandingkan kelompok masyarakat lainnya; 2) mengapa perilaku sekelompok masyarakat dapat bertahan dari satu generasi ke generasi lainnya (Kotter dan Heskett, 1992:3-4 dalam Saptono dan Muhadi, 2005:12). Hingga saat ini muncul berbagai definisi kultur dari para teoritikus dan peneliti. Schein (1991:9 dalam Saptono dan Muhadi, 2005:12-13) mendefinisikan kultur sebagai: “a pattern of basic assumption-invented, discovered, or developed by a given group as it learns to cope with its problems of external adaptation and internal integration-that has worked well enough to be considered valid and , therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive , think, and feel in relation to those problems”.

  Kultur merupakan asumsi dasar yang ditemukan, dipahami, dan dikembangkan oleh anggota kelompok/grup. Karena asumsi terbukti benar saat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi kelompok, maka asumsi tersebut diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara pandang, pola pikir, dan perasaan yang benar ketika menghadapi masalah di masa mendatang.

  Clayde Kluckhon, sebagaimana dikutip Erez dan Early (1993:41 dalam Saptono dan Muhadi, 2005:13), menyatakan bahwa: “Culture consist of patterned ways of thinking, feeling, and reacting, acquired and transmitted mainly by symbols, constituting the distinctive achievement of human group, including their embodiments in artifacts: the essential , core of culture consist of traditional (i.e. historically derived and sellected) ideas and especially their attached values” .

  Esiensi kultur adalah nilai-nilai. Nilai-nilai diderivasi dan diseleksi berdasarkan pengalaman sejarah masa lalu. Nilai-nilai merupakan hasil dari sebuah proses yang panjang. Mengingat nilai-nilai telah terinternalisir ke dalam diri masing-masing anggota kelompok, maka nilai-nilai tampak dalam bentuk artifak-artifak, misalnya: pola pikir, rasa, dan reaksi anggota kelompok. Pada umumnya pola-pola ini diartikulasikan ke dalam bentuk simbol-simbol.

2. Dimensi Kultur Keluarga

  Kultur dalam suatu kelompok cenderung sangat sulit untuk berubah, jikalau berubah ini akan membutuhkan waktu yang lama dan secara bertahap. Hal ini disebabkan karena kultur telah terkristalisasi ke dalam lembaga yang telah mereka bangun selama ini. La Midjan (1995:7 dalam Saptono dan Muhadi, 2005:12-15) menyebutkan bahwa lembaga yang dimaksud antara lain: struktur keluarga, struktur pendidikan, organisasi keagamaan, asosiasi-asosiasi, bentuk pemerintahan, organisasi

  

kerja, lembaga hukum, kepustakaan, pola tata ruang, bentuk bangunan

gedung, dan juga teori-teori ilmiah.

  Substansi perbedaan kultur antar kelompok akan lebih tampak pada

praktik kultur daripada nilai-nilai (Hofstede, 1994:5 dalam Saptono dan

Muhadi, 2005:13). Perbedaan kultur antar kelompok dapat dianalisis pada

tingkatan unit atau bahkan sub-sub unit dalam suatu organisasi (Hofstede,

1994:181-182 dalam Saptono dan Muhadi, 2005:13). Kultur dapat

dibedakan kedalam enam tingkatan atau lapisan yaitu: a national level, a

regional level etc , a gender level, a generation level, a social class level,

dan an organization or corporate level (Hofstede, 1994:10 dalam Saptono

dan Muhadi, 2005:13). Pada tingkatan nasional, kultur dapat dikenali

berdasarkan dimensi yang mencakup: power distance (from small to

large ), collectivism versus individualism, femininity versus masculinity,

dan uncertanity avoidance (from weak to strong) .

  Dimensi power distance (jarak kekuasaan) merupakan tingkat

dalam nama kekuasaan anggota institusi didistribusikan secara berbeda.

  

Dimensi individualism menggambarkan suatu masyarakat dimana

pertalian antar individu cenderung memudar. Dimensi collectivism

menunjukkan suatu kondisi kelompok dimana individu sejak lahir

diintegrasikan secara kuat sehingga mereka menjadi sangat loyal. Dimensi

masculinity menunjukkan suatu kelompok dimana peran sosial gender

terhadap perbedaan yang jelas. Dimensi femininity menunjukkan adanya

peran sosial gender terdapat tumpang tindih. Dimensi uncertainty

  avoidance (from weak to strong) menunjukkan masyarakat dalam mana individu akan merasa terancam dalam suatu ketidakpastian. Pada keluarga, dimensi power distance (jarak kekuasaan) mencakup indikator: ketaatan kepada norma keluarga, penghormatan terhadap orang tua dan yang lebih tua sebagai dasar kebaikan, pengaruh otoritas orang tua terus menerus sepanjang hidup dan ketergantungan. Dimensi collectivism versus individualism mencakup: demokratis dalam keluarga, kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama, kemampuan mengelola keuangan, upacara keagamaan tidak boleh dilupakan, merasa bersalah jika melanggar peraturan dan keluarga menjadi tempat bersatunya anggota keluarga. Dimensi femininity versus masculinity mencakup indikator: relasi anak dan orangtua ada jarak, perbedaan peran orang tua, peranan wanita yang lebih rendah dari pria dan pembelajaran bersama menjadi rendah hati. Sedangkan dimensi uncertainty avoidance mencakup indikator yang meliputi: toleransi terhadap situasi yang tidak pasti dan punya inisiatif, keluarga sabagai tempat belajar dan kepemilikan aturan.

B. Kultur Sekolah

1. Pengertian Kultur Sekolah

  Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Kultur ini juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara

  

hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus

cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh karena itu,

suatu kultur secara alami akan diwariskan oleh satu generasi kepada

generasi berikutnya.

  Sekolah merupakan lembaga utama yang didesain untuk

memperlancar proses transmisi kultural antar generasi tersebut.

  

Antropolog Clifford Geertz mendefinisikan kultur sebagai suatu pola

pemahaman terhadap fenomena sosial, yang terekspresikan secara eksplisit

maupun implisit. Merujuk pada konteks organisasi (Depdiknas, 2004),

kultur adalah kualitas kehidupan yang diwujudkan dalam aturan-aturan

atau norma, tata kerja, kebiasaan, gaya seorang anggota. Kualitas itu

tumbuh dan berkembang sesuai nilai-nilai dan spirit atau keyakinan yang

dianut oleh organisasi. Kultur dapat dipahami dari dua sisi batiniah dan

lahiriah. Dari sisi batiniah berupa nilai, prinsip, semangat, keyakinan yang

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha siswa SMK di Kabupaten Bantul : studi kasus pada siswa kelas XI SMK di-Bantul.

1 0 208

Hubungan lingkungan belajar siswa dengan minat berwirausaha : studi kasus pada kelas XII SMK BOPKRI I jln. Cik Ditiro No.37 Yogyakarta.

0 1 169

Hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa kelas X SMK Negeri I Depok, Sleman.

0 1 161

Hubungan minat belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas III SMA Negeri 2 Klaten.

0 1 179

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul.

0 0 204

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 202

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta - USD Repository

0 0 263

Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem - USD Repository

0 0 175

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 1 280

Pemahaman siswa mengenai konsep perkalian : studi kasus enam siswa kelas IV SD Negeri Timbulharjo Depok Sleman - USD Repository

0 2 290