PENGARUH KELOMPOK REFERENSI DAN KELAS SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN EMAS SEBAGAI PILIHAN INVESTASI IBU-IBU PENGAJIAN MASJID AL AKBAR SURABAYA.

(1)

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI DAN KELAS

SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN EMAS

SEBAGAI PILIHAN INVESTASI IBU – IBU PENGAJIAN

MASJID AL – AKBAR SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

LUTFI WAHYUNI NIM: C04212023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Pegaruh Kelompok Referensi dan Kelas Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Emas Sebagai Pilihan Investasi Ibu-Ibu Pengajian Masjid Al-Akbar Suarabaya” merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji faktor-faktor seperti kelompok referensi dan kelas sosial yang dimiliki oleh ibu-ibu pegajian akan mempengaruhi keputusan pembelian emas sebagai salah satu pilihan investasi.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitaf dengan jenis penelitian asosiatif. Asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan varibel lain. Peneliti menggunakan SPSS 19 untuk menguji data penelitian. Penelitian dilakukan kepada 141 ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan sampling purposive yang mana teknik untuk menentukan sample dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan screening dengan begitu sampel yang diperoleh sebanyak 37 ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kelompok referensi dan kelas sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengujian regresi secara simultan (uji F) didapatkan F hitung sebesar 16,887 dengan signifikansi 0.000. Hasil pengujian regresi secara parsial (uji t) didapatkan variabel kelompok referensi memiliki nilai t hitung sebesar 2,200 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 yang berarti kurang dari 0,050 maka secara parsial variabel kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel kelas sosial nilai t hitung sebesar 3,762 dengan tingkat signifikansi 0,001 yang berarti kurang dari 0,050 maka variabel kelas sosial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil uji determinan terdapat pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 53,1%. Adapun variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian adalah kelas sosial.

Sejalan dengan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini secara parsial dan simultan variabel kelompok referensi dan kelas sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi maka disarankan adanya tindakan lanjutan untuk memberi pengetahuan kepada ibu-ibu muslimah tentang pentingnya melakukan investasi karena wanita adalah manajer keuangan keluarga yang diharapkan dapat mengelola pendapatan suami dengan baik dan benar.

Kata kunci: kelompok referensi, kelas sosial, keputusan pembelian, investasi emas, ibu-ibu pengajian.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM………. ii

PERNYATAAN KEASLIAN……… iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iv

ABSTRAK……….. v

KATA PENGANTAR……… vi

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR TABEL……….. xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR TRANSLITERASI……… xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah……… 7

C. Tujuan Penelitian………. 7

D. Kegunaan Hasil Penelitian………... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian...……….. 10

2. Perilaku Konsumen……… 13

3. Kelompok Referensi...……… 14

4. Kelas Sosial………. 18

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan…………. 21

C. Kerangka Konseptual……….. 26

D. Hipotesis……….. 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian………....….. 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian…………...…… 30

D. Variabel Penelitian………...…… 31


(8)

E. Definisi Operasional………...……. 32

F. Uji Validitas dan Reliabilitas..………....………. 35

G. Data dan Sumber Data………... 37

H. Teknik Pengumpulan Data………... 38

I. Teknik Analisis Data………....… 39

1. Asumsi Klasik... 39

2. Uji Hipotesis... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Objek Penelitian……… 45

2. Karakteristik Responden……...……… 48

B. Analisis Data 1. Deskripsi Variabel...………... 53

2. Uji Validitas dan Reliabilitas………. 62

3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas……….. 65

b. Uji Multikolonieritas………. 65

c. Uji Heteroskedastisitas………. 66

d. Uji Autokorelasi………...…… 68

e. Analisis Regresi Linier Berganda…….... 69

f. Hasil uji determinasi... 70

g. Hasil uji statistik simultan (uji F)... 71

h. Hasil uji statistik parsial (uji t)...….. 72

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengaruh Kelompok Referensi Dan Kelas Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Emas Sebagai Pilihan Investasi Ibu-Ibu Pengaian Secara Simultan ……….

76

B. Pengaruh Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Emas Sebagai Pilihan

78


(9)

x

Investasi Ibu-Ibu Pengajian... C. Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Keputusan

Pembelian Emas Sebagai Pilihan Investasi Ibu-Ibu Pengajian ...…………...

80

D. Pengaruh Faktor Lain ... 83

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………. 86

B. Saran……… 86

DAFTAR PUSTAKA………... 88


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan...……… 49

4.2 Data Responden Berdasarkan Usia... 50

4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan……….. 50

4.4 Data Responden Berdasarkan Pendapatan... 52

4.5 Data Responden Berdasarkan jenis emas... 52

4.6 Distribusi Frekuensi Saran... 54

4.7 Distribusi Frekuensi Saran………...…. 54

4.8 Distribusi Frekuensi Kepemilikan...………. 55

4.9 Distribusi Frekuensi informasi... 56

4.10 Distribusi Frekuensi pendidikan...………. 56

4.11 Distribusi Frekuensi pendapatan……… 57

4.12 Distribusi Frekuensi pendapatan... 58

4.13 Distribusi Frekuensi investasi lain……….. 58

4.14 Distribusi Frekuensi Pengenalan Masalah... 59

4.15 Distribusi Frekuensi Pencarian Informasi...……... 60

4.16 Distribusi Frekuensi Evaluasi Alternatif……….. 60

4.17 Distribusi Frekuensi Keputusan Pembelian... 61

4.18 Distribusi Frekuensi Perilaku Pasca Pembelian………... 62

4.19 Hasil Uji Validitas Kelompok Referensi (X1)....………... 63

4.20 Hasil Uji Validitas Kelas Sosial (X2)………. 63

4.21 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Emas Sebagai Pilihan Investasi (Y)...………. 63

4.22 Hasil Uji Reliabilitas...……… 64

4.23 Hasil Uji Normalitas... 65

4.24 Hasil Uji Multikolonieritas...………... 66

4.25 Hasil Uji Heterokedastisitas.……… 68

4.26 Hasil Uji Autokorelasi……… 69


(11)

xii

4.27 Hasil Analisis regresi linier berganda……….…….. 69

4.28 Hasil Uji Koefisien Determinasi………....……... 71

4.29 Hasil Uji Statistik F...………...………... 72


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Kerangka Konseptual...…... 27 4.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja...…………... 48 4.2 Hasil Uji Grafik Heterokedastisitas... 67


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi di Indonesia telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dengan didahului pendirian pasar modal yang ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC pada tahun 1912.1 Investasi merupakan penanaman uang atau modal dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun dalam islam keuntungan tersebut lebih ditujukan untuk menjaga kelanggengan kegiatan usaha sehingga dapat terus memberikan maslalah kepada banyak pihak.

Investasi dapat dikatakan sebagai cara untuk mengembangkan harta kekayaan yang dimiliki secara produktif seperti firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi:2

ö’

s

1

...

Ÿ

ω

t

βθä3

t

ƒ

P'

s

!ρß

Š

t

⎦÷⎫

t

/

Ï™

!

$

u

ŠÏΨø

î

F

{

$

#

öΝä3ΖÏΒ

4

...

“Agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu..”

Dalam islam kegiatan investasi adalah hal yang sangat dianjurkan. Namun investasi tidak berarti setiap individu bebas melakukan tindakan memperkaya diri atau menimbun kekayaan. Pilihan investasi sangatlah

1

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx diakses pada tanggal 25 Oktober 2015 (10:10).

2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 546.


(14)

beragam bentuknya baik di real asset maupun financial asset. Melalui real asset merupakan investasi aset yang berwujud seperti membeli tanah, rumah, emas, sedangkan financial asset dapat berupa pasar modal seperti pembelian saham, obligasi, reksadana dan pasar uang.3

Sebelum jenis investasi seperti saham, obligasi atau reksadana dikenal banyak orang, logam mulia sudah sejak lama menjadi salah satu pilihan sebagai alat investasi. Ada beberapa jenis logam mulia yang ditawarkan untuk melakukan investasi yaitu emas, perak dan batu permata.4 Salah satu logam mulia yang paling populer di masyarakat mulai kelas bawah sampai kelas atas adalah emas, mulai dari bentuk emas perhiasan, batangan, hingga berupa dinar.5 Emas memiliki kelebihan sebagai salah satu instrumen investasi. Di Malaysia salah satu logam yang dapat digunakan sebagai instrumen investasi adalah emas, dalam penelitian yaang dilakukan oleh Syed Ehsanullah Agha dkk, mengemukakan bahwa :

Gold is deemed to be a stable mean in order to hedge against inflation, store intrinsic value, and preserve wealth besides generating high level of return”.6

Emas bersifat stabil yang menjadi nilai lindung terhadap inflasi dan memiliki nilai intrinsik dan dapat dijadikan sebagai pelindung kekayaan selain memiliki nilai balik yang tinggi.

Di Indonesia investasi emas cukup diminati karena emas memiliki nilai aset konsistensi daya belinya yang mana harga komoditi dan harga emas akan

3

Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: mediakita, 2011), 23.

4

Rizem Aizid, Mutah Uang dengan Investasi Logam-Logam Mulia, (Yogyakarta: BUKUBIRU, 2011), 17.

5

Ibid., 20.

6

Syed Ehsanullah Agha dkk, Gold Investment from Islamic Perspective: The Case of Malaysia,

International Journal of Economics and Finance, Canadian Center of Science and Education Vol. 7, No. 5, (2015), 179.


(15)

sama. Jadi, seandainya harga emas turun, kekayaan kita tidak turun karena tetap bisa membeli barang sama banyaknya seperti saat emas turun, demikian dapat dikatakan emas itu zero inflation.7 Selain memiliki zero inflation, emas juga termasuk salah satu aset yang real yang dapat dimiliki serta memiliki

liquiditas yang tinggi sehingga konsumen yang akan menjual emas bisa datang ke toko emas secara langsung untuk mencairkan dana dari emas tersebut.

Pada hakikatnya, keputusan pembelian emas yang dilakukan investor dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor demografi, faktor budaya, faktor kelompok referensi, faktor kelas sosial, faktor persepsi, faktor gaya hidup. Dari beberapa faktor dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian emas seorang investor karena adanya pengaruh dalam dirinya atau dari pihak lain atau lingkungan sekitarnya.8 Dalam penelitian keputusan pembelian, selama ini banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh kelomok referensi dan kelas sosial sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Fator dalam penelitiannya berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan beli” dalam penelitiannya terdapat variabel kelas sosial yang memiliki nilai determinasi sebesar 19,9% dan kelompok referensi memiliki nilai determinasi

7

Budi Untung, Buku Cerdas Investasi, (ANDI:Yogyakarta, 2011), 41.

8


(16)

sebesar 8,9% dari hasil yang didapat semua faktor berpengaruh secara signifikan.9

Pada penelitian ini emas dijadikan sebagai objek penelitian, penikmat emas paling unggul adalah wanita karena salah satu keunggulan emas dapat dijadikan perhiasan, yang mana perhiasan bagi sebagian besar kaum wanita memiliki makna yang berbeda selain untuk mempercantik penampilan, emas juga dapat menambah kepercayaan diri si pemakai. Tidak hanya sebagai perhiasan saja sebagian besar wanita memilih membeli emas untuk digunakan sebagai pilihan investasi yang mudah dan cepat dalam melakukan transaksi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di turki bahwa kebanyakan wanita lah yang menjadikan emas sebagai instrumen investasi dibanding pria dan bentuk investasi yang dipilih adalah perhiasan. Dalam penelitian Ertimur mengemukakan bahwa perhiasan emas juga digunakan sebagai investasi yang bertujuan untuk menjaga kebutuhan masa depan dan untuk membatasi konsumsi. Yang terpenting, kegunaan perhiasan emas memiliki dua fungsi yaitu dapat digunakan sebagai penjaga kebutuhan masa depan juga dapat digunakan sebagai hiasan untuk tubuh.10

Keputusan pembelian emas yang dilakukan investor wanita banyak disebabkan karena adanya kelompok referensi yang berada di lingkungan sekitarnya. Seorang investor melakukan interaksi dengan teman terdekatnya

9

Fathor A. S “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli (Studi Pada Kosmetik di Bangkalan)”, Jurnal Investasi, Vol.7 No.02 (Desember, 2011).

10

Burçak Ertimur, “Gold and Gold Jewelry: Exploration Of Consumer”, Tesis, Practices Department of Management, Bilkent University, ANKARA, (September 2003), 116.


(17)

untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan barang atau sesuatu yang ingin dibelinya, informasi dari teman terdekat akan mempengaruhi keputusan pembelian. Tidak hanya kelompok referensi yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang dalam hal ini kelas sosial pun dapat mempengaruhi. Banyak faktor yang mempengaruhi kelas sosial, seperti pekerjaan, pendapatan, pendidikan, dan variabel lain. Kebanyakan wanita yang tidak bekerja memiliki kelompok-kelompok atau organisasi untuk menambah kegiatan seperti kelompok pengajian atau dapat juga untuk menyalurkan hobi dengan adanya kelompok arisan. Dengan adanya kelompok-kelompok ini maka dorongan seseorang untuk melakukan keputusan pembelian sangatlah kuat.11

Wanita memiliki perbedaan perspektif dalam menyikapi persoalan dalam pengambilan keputusan, ini dilatarbelakangi karena tugas yang diemban seorang wanita khususnya yang sudah menikah dalam lingkup aktivitasnya mencakup tiga wilayah, yaitu bertugas sebagai istri, ibu rumah tangga dan sebagai anggota masyarakat yang aktif dalam bidang organisasi misalnya pengajian. Kebanyakan wanita memilik kelompok / organisasi yang berada dekat dengan lingkungannya. Di Surabaya, kelompok-kelompok organisasi yang paling diminati wanita muslim adalah kelompok pengajian, ini dapat dilihat dari banyaknya kelompok pengajian yang ada di setiap masjid di lingkungan sekitarnya di dominasi oleh kaum wanita misalnya kelompok pengajian ibu-ibu di Masjid Al-Akbar Surabaya.

11


(18)

Kelompok-kelompok pengajian ini dapat menjadi referensi bagi wanita muslim untuk mengambil keputusan pembelian. Adanya kelompok referensi ibu-ibu pengajian saling memiliki interaksi satu sama lain antar kelompok, interaksi ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan bersama ini dapat diartikan bahwa masing-masing ibu-ibu pengajian satu dengan yang lain terdapat kesamaan tujuan.12

Adanya perbedaan di setiap masing-masing karakter wanita menjadikan adanya kelas-kelas sosial ini bergantung pada kondisi ekonomi dan sosial yang ada di lingkungan sekitar dan kepentingan latar belakang, biasanya seorang mengikuti kelompok-kelompok sosial atau organisasi agar memiliki status sosial tertentu di mata masyarakat yang lain.13 Tujuan seseorang memiliki perbedaan status sosial untuk mendapatkan perlakuan lebih seperti penghormatan.

Ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar merupakan sebuah contoh adanya kelompok-kelompok yang dipilih oleh wanita muslim untuk memanfaatkan kekosongannya dan sebagai sarana menuntut ilmu. Dalam kelompok-kelompok ini seorang wanita ketika akan melakukan keputusan pembelian emas maka akan dipengaruhi keputusan teman sekelompoknya, misalnya teman A membeli emas untuk digunakan sebagai alat investasi sedangkan teman B sedang memikirkan investasi apa yang akan dipilih maka teman A akan memberikan masukan, karena dia telah merasakan bagaimana melakukan investasi emas tersebut terlebih lagi emas dapat dijadikan

12

Tatik Suryani, Perilaku Konsumen..., 215.

13


(19)

perhiasan untuk menambah kesan elegan bagi si pemakai. Wanita yang memiliki kelompok tertentu kebanyakan akan menggunakan emas tersebut pada saat perkumpulan dengan begitu konsumen dapat menunjukkan kelas sosial yang dimilikinya.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dilakukan penelitian untuk membahas dan meneliti masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen kelompok referensi dan kelas sosial yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu-ibu pengajian Masjid Al-Azhar Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara kelompok referensi terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara kelas sosial terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya?

3. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara pengaruh kelompok referensi dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya?


(20)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditarik tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara kelompok referensi terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara kelas sosial terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara kelompok referensi dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penenlitian diatas maka kegunaan hasil penelitian ini: 1. Secara Teoretis.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kelompok referensi dan kelas sosial yang mempengaruhi ibu-ibu pengajian dalam pengambilan keputusan pembelian emas sebagai salah satu pilihan investasi dan dapat menambah literatur manajemen investasi dan portofolio mengenai perilaku investor dalam pengambilan keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi.


(21)

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang pengaruh kelompok referensi dan kelas sosial yang dimiliki ibu-ibu pengajian dalam melakukan keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pada landasan teori akan dijadikan dasar pemikiran untuk menganalisis dalam melakukan pemecahan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian yang dilakukan. Landasan teori menyangkut tentang penelitian secara teori.

1. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen yang sengaja dilakukan berlandaskan pada keinginan yang dilakukan ketika konsumen secara sadar memilih salah satu di antara tindakan yang dapat diambilnya. Setiadi mendefinisikan inti dari pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.14

Proses keputusan pembelian biasanya dilakukan jauh sebelum pembelian dilakukan dan juga memiliki dampak yang lama setelah itu. Proses keputusan pembelian melewati lima tahap yaitu: pengenalan

14

Setiadi dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, (Andi: Yogyakarta, 2013), 121.


(23)

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

a. Pengenalan masalah. Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat disebabkan karena adanya rangsangan internal ataupun eksternal. Pada tahap inilah muncul minat beli terhadap produk yang dianggap dapat memuaskan kebutuhan.

b. Pencarian informasi. Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya akan terdorong mencari informasi memungkinkan konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen tersebut akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi memiliki dua tingkat yang berbeda, yaitu perhatian yang tajam, ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja dan pencarian secara aktif, dilakukan dengan mencari informasi ke segala sumber.

c. Evaluasi Alternatif. Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen memproses informasi dengan evaluasi yang memiliki tiga tahapan yaitu, pertama, konsumen berusaha memuaskan kebutuhan kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, ketiga, konsumen melihat kemampuan produk untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhannya.


(24)

d. Keputusan pembelian. Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun beberapa prodak sebagai pilihan untuk memuaskan kebutuhannya. Pada tahap pembelianpun sebenarnya masih kemungkinan perubahan karena adanya factor situasional ataupun orang lain yang bisa mempengaruhi keputusan yang sudah diambil sebelumnya.

e. Perilaku pascapembelian. Setelah produk dibeli, yang dilakukan oleh konsumen adalah mengevaluasi apakah keputusannya benar. Bagaimanapun konsumen memiliki penilaian terhadap produk yang telah dibelinya sehingga kepuasan merupakan pendekatan antara harapan dan kinerja dari sebuah produk, jika memenuhi harapan maka konsumen akan puas begitu juga sebaliknya maka konsumen akan kecewa. Tindakan dari kepuasan konsumen adalah kecenderungan untuk mengatakan hal-hal baik tentang produk tersebut sebaliknya jika konsumen kecewa maka konsumen cenderung mengabaikan atau bisa saja mengajukan keluhan ke perusahaan. 15

Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam keputusan pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa proses dan urutannya secara acak atau melakukan beberapa proses saja.

Keputusan merupakan aktifitas memilih dari dua atau lebih alternatif pilihan. Tindakan membeli dari konsumen itu terdiri dari membeli untuk pertama kalinya atau mencoba (trial) dan pembelian untuk pengulangan

15

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Penterjemah Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2008), 184.


(25)

(repeat purchase). Kotler dan Keller mengemukakan bahwa ada berbagai peranan yang dimasukkan orang dalam keputusan pembelian yaitu :16 1. Pemarakarsa (initiator) adalah orang yang pertama-tama memberikan

saran atau ide untuk membeli produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (influencer) adalah orang yang pandangan atau nasehatnya mempengaruhi keputusan.

3. Pengambilan keputusan (decider) orang yang pandangan atau nasehatnya mempengaruhi keputusan pembelian : apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membelinya.

4. Pembeli (buyers) adalah orang yang melakukan pembelian nyata. 5. Pemakai (users) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan

produk atau jasa.

2. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu,uang,usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.17 Menurut Basu Swasta perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan dan persiapan serta penentuan kegiatan

16

Ibid., 206-207.

17


(26)

tersebut.18 Perilaku konsumen dapat dikatakan sebagai proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.

Perilaku konsumen juga dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya terhadap suatu produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya. jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pemilihan hingga pengambilan keputusan pembelian dalam mendapatkan, menggunakan barang atau jasa bernilai ekonomi yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya

3. Kelompok referensi

Kelompok didefinisikan sebagai kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama ini dapat dikonotasikan bahwa masing-masing individu punya tujuan yang sama yang disepakati untuk dicapai secara bersama-sama atau karena diantara mereka dapat kesamaan tujuan.19

18

Fathor A.S, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli (Studi Pada Kosmetik di Bangkalan), Jurnal Investasi...,120.

19


(27)

Kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai acuan bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Menurut Leon Sciffman dan Leslie Lazer Kanuk, ada lima kelompok referensi atau acuan yang berkaitan erat dengan konsumen, yaitu: kelompok persahabatan, kelompok belanja, kelompok kerja, masyarakat maya dan kelompok aksi konsumen.

a. Kelompok persahabatan. Kelompok informal yang tidak terstruktur dan kurang mempunyai tingkat kewenangan yang khusus. Dari segi pengaruh, teman-teman yang paling mungkin mempengaruhi keputusan pembelian individu sesudah keluarga. Sahabat bagi seorang konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk mendiskusikan masalah, ketika konsumen merasa enggan untuk membicarakannya dengan orang tua ataupun saudara. Sahabat memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku seseorang. Pendapat atau keinginan teman seringkali dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam membeli dan memilih produk dan merek suatu produk. Semakin lama persahabatan terjalin, atau semakin yakin atau percaya seseorang kepada sahabatnya maka semakin besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan seseorang atau konsumen.

b. Kelompok belanja. Dua atau lebih konsumen yang berbelanja bersama dan pada waktu yang sama. Kelompok belanja dapat merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain


(28)

yang bertemu pada saat berada di toko untuk membeli produk bersama.

c. Kelompok kerja. Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil ataupun besar. Interaksi yang sering memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja dapat mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.

d. Kelompok maya. Masyarakat maya memiliki jangkauan yang sangat luas dan memiliki sifat yang tidak terbatas. Konsumen yang menjadi anggota kelompok maya akan sering mengakses informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam pemilihan atau pembelian suatu produk. Dari itulah masyarakat maya memberikan pengaruh besar pada pengambilan keputusan seoarang konsumen. e. Kelompok aksi-konsumen. Kelompok yang muncul sebagai reaksi

terhadap gerakan konsumen. kelompok ini dibagi menjadi dua yaitu kelompok yang dibentuk untuk mengoreksi penyalahgunaan tertentu yang beroperasi sesaat dan kelompok yang dibentuk untuk membahas bidang permasalahan yang lebih luas dan mendalam dan beroperasi dalam jangka waktu yang lama.20

Aspek yang penting dari beberapa aspek dalam kelompok referensi di suatu kelompok keagamaan seperti pengajian adalah aspek persahabatan, semakin lama mereka berteman maka akan timbul tingkat kepercayaan

20

Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Consumen Behaviour, Edisi Tujuh, terj. Zoelkifli Kasip, (Indeks: Jakarta, 2008), 297-299.


(29)

yang tinggi antara satu dengan yang lainnya. Seseorang yang memiliki teman akan meminta bantuan kepada teman terdekatnya untuk memutuskan sesuatu pembelian. Adanya ikatan emosional ini yang membuat seseorang akan mudah mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan pembelian. Ibu-ibu pengajian merupakan salah satu kelompok yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk melakukan keputusan karena pertemuan yang intens membuat kepercayaan semakin kuat ditambah dengan adanya kajian-kajian yang mana akan menambah kepercayaan pada seseorang sehingga seseorang tersebut dapat dipercaya.

Kelompok referensi bisa merupakan sesuatu yang nyata (orang sesungguhnya) atau yang bersifat tidak nyata dan bersifat simbolik (misalnya para eksekutif yang sukses atau para selebritis yang sukses:tokoh politik, aktor dan olahragawan).21 Ada beberapa jenis-jenis kelompok referensi yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu:

a. Kelompok formal dan informal: kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisani secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki stuktur organisasi secara tertulis dan resmi serta sifat keanggotaannya tidak tercatat. Anggota informal biasanya berjumlah sedikit dan berinteraksi secara dekat dan tatap muka secara intensif dan rutin.

21


(30)

b. Kelompok primer dan sekunder: kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai dan sikap serta perilaku. Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok primer, antar anggota kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka langsung, antar anggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya. c. Kelompok aspirasi dan disosiasi: kelompok aspirasi adalah kelompok

yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok referensinya. Sedangkan kelompok diasosiasi adalah seseorang yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.22 Menurut Philip Kotler kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku keputusan pembelian seseorang.23 Dalam keputusan pembelian pengaruh yang paling besar terdapat pada pengaruh langsung atau tatap muka secara langsung disebut kelompok keanggotaan seperti teman, keluarga, tetangga, kelompok persatuan, kelompok keagamaan.

4. Kelas sosial

Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu hirerarki kelas-kelas status yang berbeda,

22

Ibid., 306-307.

23


(31)

sehingga anggota dari setiap kelas relatif sama mempunyai kesamaan.24 Kelas sosial yang ada pada suatu masyarakat lebih didasari pada orientasi nilai yang dianggap penting dalam kelompok sosial atau masyarakat secara luas. Pada hakikatnya kelas sosial mewujudkan system kedudukan-kedudukan pokok dalam masyarakat yang disebut class-system. Class system adalah penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat, artinya semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum.25

Kelas sosial digunakan untuk pengkategorian individu atau keluarga dalam kelas sosial. Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai pembagian masyarakat kedalam tingkatan-tingkatan status yang sama, dengan begitu anggota masing-masing kelas sosialnya memiliki status yang relatif sama, dan tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan atau penurunan status sosial bagi seluruh tingakatan atau kelas sosialnya.

Setiap masyarakat memiliki pengelompokan status terutama berdasarkan kesamaan dalam pendapatan, pendidikan dan pekerjaan. Dari kesamaan – kesamaan inilah muncul sikap sosial yang mencirikan kelas tertentu. Kelas sosial tidak hanya dibentuk oleh satu faktor seperti pendapatan saja, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain. Pemasar tertarik pada kelas sosial karena orang di dalam kelas sosial tertentu cenderung

24

Tatik Suryani, Perilaku Konsumen...,263.

25

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen; Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, Dan Keinginan Konsumen, (Kencana Prenada Media Group: Jakarta, 2013), 231.


(32)

memperlihatkan perilaku pembelian yang sama.26 Lebih jelasnya Schiffman dan Kanuk menjelasakan variabel yang menunjukkan kelas sosial yaitu:

a. Pekerjaan. Pekerjaan menjadi ukuran sosial karena pengukuran ini dibuktikan dengan seringnya orang menanyakan hal tesebut kepada orang lain. Tidak jarang tingkat pekerjaan dengan jabatan yang tinggi cenderung lebih dihormati.

b. Pendidikan. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka kemungkinan semakin besar gaji yang dimiliki dan cenderung lebih dikagumi oleh orang sekitar.

c. Pendapatan. Tingginya pendapatan seseorang dapat mempengaruhi seseorang untuk memutuskan uang yang didapatnya. Dalam hal ini pendapatan juga dapat digunakan sebagai tolak ukur perilaku belanja seseorang, dengan jumlah gaji yang sama tidak selalu seseorang memanfaatkannya sama pula. Pendapatan yang menghasilkan kemakmuran merupakan segmen yang besar karena tidak hanya dianggap kaya dalam masyarakat namun mereka menginginkan yang terbaik terlebih dalam segi kualitas.

d. Variabel lain. Variabel ini secara tidak resmi digunakan untuk mendukung atau membuktikan keanggotaan kelas sosial yang ditetapkan atas dasar pekerjaan atau penghasilan. Banyak macam-macam variabel lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan kelas

26


(33)

sosial seorang konsumen. Variabel lain dapat dilihat dari beragamnya dekorasi rumah yang bernilai seni dengan harga mahal, tabungan yang memiliki nilai yang fantastis, dan beragamnya jenis investasi.

Dari beberapa aspek kelas sosial seperti pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan variabel lain yang mendukung seperti jumlah tabungan, jumlah investasi, bentuk rumah dan lain sebagainya. Penelitian ini mengambil aspek pendidikan, pendapatan dan variabel lain. Karena akan lebih terlihat kelas sosial yang dimiliki oleh ibu-ibu pengajian dilihat dari pendapatan perbulan yang diterima dari suami ataupun dari pendapatan sendiri. Pendidikan menentukan strategi untuk memilih, biasanya semakin tinggi pendidikan maka wawasan yang diterima akan lebih luas. Untuk variabel lain dapat dilihat melalui investasi lain yang dimiliki, semakin banyak investasi yang dimiliki maka semakin tinggi kelas sosialnya.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Peneliti melihat karya-karya terdahulu sebagai perbandingan, dimaksudkan agar lebih memperjelas bahwa permasalahan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Sejauh ini yang penelitian yang terkait antara lain:

Pertama, Yunita Kusumawati dan Benny Herlena, “Hubungan antara persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan


(34)

membeli produk kosmetika tanpa label halal pada mashasiswi muslim”,27 pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan membeli produk kosmetik tanpa label halal pada mahasiswi muslim. Hipotesis penelitian ini terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan membeli produk kosmetik tanpa label halal pada mahasiswi muslim. Subjek penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Kalijaga Yogyakarta yang menggunakan kosmetik tanpa label halal ini. Metode analisa menggunakan teknik pearson dan product moment. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara persepsi dan kelompok referensi dengan pengambilan keputusan dengan kontribusi sebesar 13,6% terhadap pengambilan keputusan membeli produk kosmetik tanpa label halal pada mahasiswi muslim. Persamaan penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu menggunakan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan pembelian. Perbedaan penelitian ini adalah objek yang diteliti adalah mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang menggunakan produk kosmetik tanpa label halal, sedangakan penelitian saat ini objek yang diteliti adalah ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya yang melakukan pengambilan keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi.

27

Yunita Kusumawati dan Benny Herlena, “Hubungan antara persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan membeli produk kosmetika tanpa lebel halal pada mashasiswi muslim”, Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 2, No.1, (Juni 2014).


(35)

Kedua, Dwita Darmawati, Bambang Subekti, Sri Murni S, Sumarsono, “Analisis Pengaruh Kebudayaan, Sosial, Kepribadian Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Shar’e”,28 penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kebudayaan, sosial, kepribadian dan psikologis mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian produk Shar’e dan utuk mengetahui dan menganalisis faktor manakah dari keempat faktor tersebut yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian produk Shar’e. Objek yang dijadikan penelitian adalah nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Purwokerto. Variabel yang digunakan adalah faktor kebudayaana, faktor sosial, faktor kepribadian dan faktor psikologis. Metode yang digunakan adalah

convenience sampling yaitu dengan memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Hasil dari penelitian ini bahwa Variabel kepribadian dan psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian produk Shar’e. Hal ini dibuktikan dengan besarnya F hitung yang lebih besar dari F tabel dan t hitung variabel kepribadian dan psikologis yang masing-masing lebih besar daripada t table. Adapaun variabel kebudayaan dan sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian produk Shar’e. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung kedua variabel tersebut lebih kecil daripada t tabel. F tabel yang diperoleh adalah 2,47 dan F hitung 12,4907 sedangkan secara

28

Dwita Darmawati, Bambang Subekti, Sri Murni S, Sumarsono, “Analisis Pengaruh Kebudayaan, Sosial, Kepribadian Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Shar’e”, Jurnal, PERFORMANCE, Vol.6 No.1 (September 2007).


(36)

parsial dengan menggunakan uji t dengan nilai t tabel 1,66, untuk faktor kebudayaan memiliki nilai t -0,020945 dan nilai untuk faktor psikologi t hitung sebesar 3,198649. Persamaan penelitian ini adalah variabel yang diuji yaitu menggunakan variabel kelas sosial yang terdapat di dalam faktor budaya dan kelompok referensi di dalam faktor sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian. Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti pada penelitian ini ditujukan untuk nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Purwokerto yang membeli produk Shar’e.

Ketiga, Robani Wahyu Ulkhusna, “Keputusan pembelian baju batik ditinjau dari gaya hidup dan kelas sosial masyarakat Surakarta”,29 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian baju batik pada masyarakat Surakarta tahun 2015. Jenis penelitian ini kuantitatif asosiatif. Populasinya terbatas pada masyarakat Surakarta yang berumur 15 sampai 74 tahun berjumlah 435.598 responden dengan taraf kesalahan 5% diperoleh jumlah sampel 348, namun dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 150 dengan teknik sampling Porposive Sampling dan InsidentalSampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini 42,6% keputusan pembelian dipengaruhi oleh gaya hidup dan kelas sosial, sisanya 57,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Perbedaan penelitian ini objek yang dibuat untuk menentukan keputusan pembelian ditujukan pada baju batik dan untuk persamaannya,

29

Robani Wahyu Ulkhusna, “Keputusan pembelian baju batik ditinjau dari gaya hidup dan kelas sosial masyarakat Surakarta” Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2015.


(37)

peneliti sama-sama menggunakan variabel kelas sosial untuk mengetahui keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh para konsumen.

Keempat, Fathor A. S “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli”,30 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis mempunyai pengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap perilaku konsumen dalam keputusan membeli kosmetik di Bangkalan. Objek yang diteliti adalah konsumen yang memakai kosmetik di daerah Bangkalan. Sampel yang dipakai adalah konsumen wanita yang berbelanja di minimarket di Bangkalan. Metode yang digunakan adalah random sampling dengan mengambil secara acak konsumen yang berbelanja di minimarket di Bangkalan. Hasil dari penelitian ini faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial dengan uji determinasi parsial faktor budaya memiliki pengaruh sebesar 8,9%, faktor sosial sebesar 19,9%, faktor pribadi sebesar 24,7% dan faktor psikologi sebesar 29,0% sedagnkan dengan uji simultan didapatkan nilai F hitung sebesar 17,845 dengan F tabel sebesar 2,37. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah variabel yang di uji yaitu menggunakan varibel indepedent kelas sosial dan kelompok referensi, dalam penelitian ini kelas sosial berada pada faktor sosial dan kelompok referensi berada pada faktor sosial. Perbedaan penelitian ini dilihat dari objek yang diteliti, dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah konsumen yang

30

Fathor A. S “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli”, Jurnal Investasi...


(38)

membeli kosmetik di minimarket di Bangkalan selain itu metode yang digunakan juga berbeda. Pada penelitian kosmetik ini digunakan metode

random sampling sedangakan penelitian sekarang ini menggunakan sampling jenuh.

Kelima, Nita Rahma Fadillah, “Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Crocs”,31 penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variable gaya hidup dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian sepatu merek Crocs. Sampel yang digunakan adalah semua mahasiswa program S1 Fakultas Ekonomi UNAND yang memakai sepatu merek Crocs. Metode yang digunakan adalah

convenience sampling yang bersifat non-probability sampling. Variabel yang digunakan adalah gaya hidup dan kelompok referensi sebagai variabel independent dan keputusan pembelian sebagai variabel dependent. Hasil dari penelitian ini bahwa variabel gaya hidup memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek Crocs dengan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel yaitu sebesar 14,987 > 1,646. Sedangkan variabel kelompok referensi menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan namun bernilai negatif terhadap keputusan pembelian sepatu merek Crocs dengan nilai t hitung sebesar – 9,007 dan t tabel sebesar 1,646. Persamaan penelitian ini sama-sama meneliti tentang variabel kelompok referensi terhadap keputusan pembelian. Perbedaan penelitian ini dilihat dari objeknya

31

Nita Rahma Fadillah, “Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Crocs”, Jurnal, www.jurnal.fokum.unand


(39)

dan metode yang dipakai juga berbeda walaupun sifat dari metodenya sama yaitu non-probability sampling namun pendekatannya berbeda.

C. Kerangka Konseptual

Untuk dapat mengetahui bagaimana alur pengaruh antar variabel yang akan diteliti berdasarkan landasan teori atau dari penelitian yang terdahulu, maka dapat digambarkan melalui suatu kerangka pemikiran dalam bentuk bagan sebagai berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kelas Sosial (X2)

Keputusan pembelian emas sebagai pilihan

investasi (Y) Kelompok Referensi (X1)

D. Hipotesis

1. Hipotesis variabel kelompok referensi (X1) terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y).

Ho : Kelompok referensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi


(40)

Ha : Kelompok referensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi

2. Hipotesis variabel kelas sosial (X2) terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y).

Ho : Kelas sosial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi

Ha : Kelas sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi

3. Hipotesis variabel kelompok referensi (X1) dan kelas sosial (X2) secara simultan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y). Ho : Kelompok referensi dan kelas sosial secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi

Ha : Kelompok referensi dan kelas sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah kuantitatif. Penelitian kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka

dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.32

Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Penelitian assosiatif juga digunakan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel – variabel yang berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi sebagai variabel

akibat.33 Dalam penelitian ini terdapat variabel indepedent (yang

mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi) maka dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden guna mendapatkan data-data yang diperlukan, dan selanjutnya data-data tersebut akan dikelola di SPSS 19.

32

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 38.

33

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta 2011), 89.


(42)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan yaitu, pada tanggal 21 Mei 2016 sampai 23 Juli 2016. Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Masjid Al-Akbar Surabaya di Jl. Masjid Al Akbar Timur No.1 Pagesangan, Surabaya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh ibu-ibu pengajian di Masjid Al-Akbar Surabaya yang terdiri dari anggota dan pengurus yang terdiri dari

141 orang.34

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Pengertian sampel menurut Sugiyono, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut”.35 Untuk

34

Hasil Wawancara, Lusi, 14 April 2016

35


(43)

mengetahui jumlah ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar yang membeli

emas untuk pilihan investasi dilakukan dengan cara screening dari hasil

tersebut maka ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar yang membeli emas sebagai pilihan investasi akan dijadikan sebagai sampel. Teknik

pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan non probability

sampling yaitu teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dijadikan sebagai sampel penelitian.36 Teknik pengambilan sampel

menggunakan non probability sampling dengan sampling purposive yang

mana teknik ini menentukan sample dengan pertimbangan tertentu,

pertimbangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan screening.

D. Variable Penelitian

Variabel yang akan digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah

1. Variabel independen (mempengaruhi) adalah variabel yang diduga

sebagai penyebab dari variabel lain. Dalam penelitian ini yaitu kelompok referensi (X1) dan kelas sosial (X2) yang terjadi pada ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya.

2. Variable dependen (dipengaruhi) dalam penelitian ini adalah keputusan

pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y) yang dilakukan oleh ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya.

36


(44)

Variabel yang diteliti mempunyai fungsi sebab akibat terhadap variabel

lain. Misalnya variabel bebas (Independent Variable) yaitu kelompok

referensi dan kelas sosial investor dapat mempengaruhi, kemudian melihat

efek pengaruh dari variabel tersebut terhadap variabel terikatnya (Dependent

Variable) yaitu keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi.

E. Definisi Operasional

Defenisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah

1. Kelompok referensi (X1) adalah kelompok yang mempengaruhi secara

langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan yang akan diambil seseorang, dalam penelitian ini kelompok ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar dapat dikatakan sebagai kelompok persahabatan yang berkumpul dalam sebuah kajian keagaamaan. Sahabat memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku seseorang. Semakin lama persahabatan terjalin, semakin besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan seseorang

atau konsumen. 37

a. Saran (X1.1) saran atau pendapat teman seringkali dapat

mempengaruhi keputusan seseorang dalam membeli dan memilih produk dan merek suatu produk. Dalam hal ini pengaruh sahabat terhadap keputusan pembelian emas yang akan dijadikan sebagai salah satu pilihan investasi.

37


(45)

b. Kepemilikan (X1.2) seseorang sahabat yang memiliki suatu barang dapat memberikan pengaruh kepada sahabatnya yang lain untuk melakukan keputusan pembelian.

c. Informasi (X1.3) adalah pengalaman yang di dapatkan seorang

sahabat yang diceritakan kembali kepada sahabat yang lain dengan menjelaskan tentang klasifikasi sebuah barang yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan keputusan pembelian.

2. Kelas sosial (X2) adalah tingkatan sosial ibu-ibu pengajian dalam memilih

suatu produk emas yang akan dijadikan sebagai pilihan investasi yang dapat diukur melalui:

a. Pendapatan (X2.1) adalah besarnya tingkat pendapatan seseorang yang

digunakan untuk melakukan keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi .

b. Pendidikan (X2.2), tingginya tingkat pendidikan seseorang akan

memberikan pemikiran yang berbeda terhadap suatu produk.

c. Investasi lain yang dimiliki (X2.3), adalah Semakin beragam investasi

atau tabungan yang dimiliki maka menandakan semakin tinggi tingkat

kelas sosialnya38

3. Keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y1), adalah

keputusan yang diambil oleh ibu-ibu pengajian dalam membeli produk emas yang akan dijadikan sebagai tempat investasi.

38


(46)

a. Pengenalan masalah (Y1.1) dalam proses ini muncul minat beli terhadap produk yang dianggap dapat memuaskan kebutuhan yang dari sebelumnya tidak ada niatan untuk membelinya.

b. Pencarian informasi (Y1.2). Seorang konsumen yang terdorong

kebutuhannya akan terdorong mencari informasi untuk sekedar mencari tahu atau mencari tahu dengan aktif untuk mendapatkan informasi lebih detail tentang produk yang diinginkan.

c. Evaluasi alternatif (Y1.3). Memproses informasi dengan evaluasi,

tujuan evaluasi ini agar konsumen dapat memuaskan kebutuhan dengan melihat solusi yang bisa didapatkan untuk mendapatkan maanfaat yang lebih.

d. Keputusan pembelian (Y1.4). Konsumen melakukan pembelian

walaupun terkadang saat akan membeli konsumen dipengaruhi faktor situasional yang dapat mengubah cara pandang konsumen terhadap produk tersebut dan dapat mengakibatkan konsumen tidak jadi membeli produk itu.

e. Perilaku pasca pembelian (Y1.5). Mengevaluasi apakah keputusannya

benar dengan mengukur tingkat kepuasan yang mereka dapatkan setelah membeli produk yang diinginkan apakah harapan yang diinginkan

sesuai atau sebaliknya memberikan kesan kecewa terhadap konsumen.39

39


(47)

Variabel ini diukur menggunakan skala linkert. Adapun kategori dari

penilaian dari skala likert dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:40

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

RG = Ragu-ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

F. Uji Validitas dan Rentabilitas

Untuk mengetahui valid atau tidaknya data yang dipakai maka dilakukan uji validitas dan uji rentabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas atau uji ketepatan data yang mana dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitan merupakan

data yang valid dan alat ukur yang digunakan (kuesioner).41 Untuk

pengujian validitas menggunakan analisis reliabel yang mana untuk

melihat nilai validitasnya menggunakan Corrected Item-TotalCorrelation

atau yang disebut r hitung yang harus lebih besar dari nilai rtabel dengan

nilai penyimpangan atau alpha 5%. Metode yang digunakan adalah dengan

membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian

40

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B (Bandung: Alfabeta,2008), 93

41


(48)

dengan nilai rtabel. Teknik korelasi yang digunakan dalam melakukan uji

validasi adalah Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

r hitung = ∑ ∑ ∑

{ ∑ ∑ }.{ ∑ ∑ }

r hitung = Korelasi Product Moment

x = Skor pernyataan ke-i, i = 1,2,3....n

y = Skor total pernyataan ke-i, i = 1,2,3...n

n = Jumlah responden

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai

berikut:42

- Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

- Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap

valid atau layak digunakan dalam pengujian ini apabila Corrected item –

Total Correlation lebih besar atau sama dengan 0,30.43 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dan jika digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama yang dapat dikatakan bahwa pernyataan seseorang tersebut konsisten atau

stabil. Maka, akan menghasilkan data yang sama.44 Dalam penelitian ini,

42

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B,...,128.

43

Ibid., 126.

44


(49)

uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dengan menggunkan rumus sebagai berikut.

ri = 1 −

= varians total

Untuk pengujian reliabilitas dilihat dari nilai cronbach alpha yang

harus diatas 0,6 dengan uji signifikansi 0,05. Instrumen dikatakan reliabel

jika diukur menggunakan alpha cronbach lebih besar dari r kritis product

moment, atau menggunakan batasan kurang diatas 0,6.

G. Data dan Sumber Data

Sebagian besar tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data dari dua sumber yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pernyataan (kuesioner) kepada investor ibu-ibu yang mengikuti pengajian di Masjid Al-Akbar Surabaya yang membeli emas untuk melakukan investasi.

ri = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal


(50)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini diperoleh melalui dokumen organisasi meliputi profil organisasi, struktur organisasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal,

majalah, dan internet yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.

H. Tekhnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk memperoleh data yang terperinci dan baik, peneliti menggunakan berbagai metode, yaitu:

1. Kuisioner

Metode kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui variabel yang

akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden.45

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah berbentuk kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya. Adapun alasan penulis menggunakan kuesioner tertutup adalah:

45


(51)

- Kuesioner tertutup memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban.

- Kuesioner tertutup lebih praktis.

- Keterbatasan waktu penelitian.

Kuesioner ini digunakan untuk melakukan pretest kuesioner terlebih

dahulu kepada responden. Dan setelah memastikan kuesioner valid dan

reliabel, main test dilaksanakan.

2. Wawancara

Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan dialog secara langsung, metode ini digunakan untuk mencari informasi terkait data jumlah anggota dan pengurus yang terdaftar.

3. Buku dan internet

Studi pustaka dilakukan dengan mencari dan mempelajari literatur pendukung penelitian yang dijadikan landasan penyusunan penelitian. Selain studi literatur melalui buku peneliti juga menggunakan internet untuk menambah literatur berupa jurnal atau ebook yang sesuai dengan bahasan yang diteliti.

I. Teknik Analisi Data

Penelitian ini menggunakan teknis analisis data yaitu: 1. Uji asumsi klasik


(52)

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu untuk menyatakan bahwa data tersebut layak untuk dijadikan bahan penelitian, sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Beberapa asumsi itu diantaranya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel kelompok referensi (X1) dan kelas sosial (X2) terhadap variabel keputusan pembelian emas (Y) sebagai pilihan investasi yang dilakukan oleh ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya, dengan melihat apakah keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka kriteria yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai asymp. Sig. (2-tailed) > dari tingkat alpha yang telah ditetapkan yaitu 5% karena itu, data

tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.46 Uji ini akan dilakukan

menggunakan Sofware SPSS 19.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas yang satu terhadap variabel

bebas yang lain.47 Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan

46

R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer; Dengan Program IBM SPSS Statistic 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), 130.

47


(53)

adalah kelompok referensi dan kelas sosial ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar. Diharapkan dalam penelitian ini tidak terjadi adanya multikolinieritas.

Ada tidaknya multikolinieritas dapat diketahui dengan

menggunakan statistik korelasi Variance Inflation Factor (VIF).

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui adanya multikolinieritas atau tidak, dengan melihat VIF hitung sama dengan atau lebih kecil dari

pada 10, dan nilai Tolerence lebih dari 0,10. Jika kriteria terpenuhi

maka, tidak terdapat hubungan antara variabel bebas tersebut atau dapat

dikatakan tidak terjadi multikolinieritas.48

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut variabel bebas dan variabel terikat pada ibu-ibu pengajian Masjid Al-akbar sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila dalam penelitian ini tidak terjadi

heteroskedastisitas maka penelitian ini akurat.49

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika titik-titik pada grafik tidak menunjukkan pola yang jelas dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain menggunakan Scatterplot heteroskedastisitas dapat diuji menggunakan pendekatan statistik koofisien korelasi

48

Ibid., 239.

49


(54)

Spearman rho dengan ketentuan dengan ketentuan jika nilai signifikasi

> 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.50

d. Uji Autokorelasi

Uji asumsi ini digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara variabel bebas dan variabel terikat. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan uji t tidak dapat digunakan karena akan memberikan

kesimpulan yang salah.51

Dalam pengujian ini peneliti menggunakan Uji Durbin Watson. Ada tidaknya autokorelasi positif dan negatif dapat dilihat yaitu, jika nilai DW terletak antara du < d < 4-du maka dapat dikatakan bahwa nilai Durbin Watson kurang dari 4-du dan lebih besar dari du.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu kelompok referensi (X1) dan kelas sosial (X2) ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar terhadap pemilihan investasi emas (Y). Untuk menguji hipotesis digunakan analisis

regresi liner berganda dengan persamaan Y = a + bX1 + cX2. Ketepatan

fungsi regresi dapat diukur dari nilai koefisien determinasi nilai stasitik F dan nilai stasitik t.

Langkah-langkah untuk dapat menyimpulkan hipotesis sebagai berikut:

50

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang: Undip, 2006),105.

51

R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer; Dengan Program IBM SPSS Statistic 19..., 263.


(55)

a. Hipotesis

Ho = variabel X1 atau X2 atau secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Y

Ha = variabel X1 atau X2 atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Y

b. Penentuan Signifikansi

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam status penelitian.

c. Menguji hipotesis

1) Koefisien determinasi merupakan bagian dari keragaman total dari

variabel tak bebas yang dapat diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas dihitung dengan koefisien determinasi dengan asumsi dasar faktor-faktor lain di luar variabel dianggap tetap atau

konstan. Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan presentase

pengaruh semua variable independen terhadap variable dependen. Maka: KD = kofesien korelasi (r2) x 100%.

2) Untuk mengetahui referensi dan kelas sosial secara bersama-sama

terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi maka dilakukan uji F dengan rumus


(56)

Ry.x1x2 = .

Dengan batas korelasi -1≤ r ≤ +1 . semakin dekat dengan korelasi r

= 1 maka semakin kuat korelasi tersebut, namun jika nilai korelasi semakin dekat r = -1 maka semakin rendah korelasi tersebut

3) Untuk mengetahui tingkat pengaruh kelompok referensi dan kelas

sosial ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi menggunakan uji t yaitu uji secara parsial.

Untuk menentukan t hitung, penulis menggunakan rumus

signifikan dari Sugiyono berikut rumus yang dipakai;52

2

1 2 r n r t

− − =

Keterangan:

t : T hitung

r : nilai korelasi Rank Spearman

n : jumlah sample

d. Mengambil keputusan

Uji determinasi digunakan untuk mlihat seberapa besar prosentase yang dihasilkan oleh kedua variabel independent. Sedangkan untuk uji parsial penariakan kesimpulannya, jika kriteria uji ini adalah Ho ditolak maka t hitung lebih besar dari t tabel. Ho diterima jika t hitung kurang dari t tabel. Sedangkan untuk penarikan kesimpulan

52


(57)

dengan menggunakan uji F atau simultan maka kriterianya adalah Ho ditolak jika F hitung lebih besar dari pada F tabel dan Ho diterima jika F hitung kurang dari F tabel. uji F ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Sejarah Masjid Al-Akbar Surabaya

Surabaya ibukota Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 4 juta jiwa memiliki populasi Muslim sekitar 90%. Tidaklah berlebihan jika dikatakan disini bahwa perjuangan rakyat Surabaya di tahun 1945 adalah perjuangan umat Islam, sebagai tercermin dalam takbir “Allahu Akbar” yang dipekikkan para pejuang kemerdekaan waktu itu.

Tak kalah dinamisnya, perjuangan rakyat Surabaya untuk menegakkan syi’ar Islam dan mendirikan masjid, terbukti dengan hadirnya 2000-an masjid yang tersebar di seluruh pelosok kota. Sejalan dengan perkembangan agama Islam di Surabaya, tuntutan umat akan sarana ibadah pun menigkat, yang bermuara pada munculnya gagasan-gagasan untuk mendirikan masjid yang lebih besar dalam skala, dimensi dan kualitas.

Masjid Al-Akbar Surabaya adalah wujud sebuah impian yang telah lama terpendam. Impian umat Islam di kota ini yang jumlahnya mendekati 5 juta jiwa, sekaligus menampung aspirasi 35 juta warga Jawa Timur pada umumnya. Didirikan di atas tanah seluas 11,2 hektar. Masjid Al-Akbar memiliki luas bangunan 28.509 m2 dengan kapasitas


(59)

36.000 jamaah, berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya Selatan, tepatnya di tepi jalan tol Surabaya-Malang.

Masjid Al-Akbar Surabaya diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid dalam arti luas, sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi dengan misi religius, kutural dan edukatif termasuk wisata religi, membangun dunia Islam yang rahmatan al amien. secara lahiriahnya Masjid Al-Akbar akan menjadi landmark kota Surabaya, dan secara simbolik memperkaya peta dunia Islam, yang tentunya mengangkat citra kota ini di mancanegara.

Masjid Al Akbar dibangun pada tanggal 4 Agustus 1995 atas gagasan Mantan Walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro. Sedang peletakan batu pertama oleh Wapres Try Sutrisno dan diresmikan Presiden KH Abdurrahman Wahid, 10 November 2000.

Sejak peletakan batu pertama, proses kehadiran masjid ini mengalami proses pergulatan panjang untuk bisa hadir ditengah masyarakat metro bernuansa jawa ini. Padahal, dalam konsep pembangunan awalnya, masjid ini ingin dihadirkan dalam tempo sesingkat mungkin. Bahkan, untuk menjawab keinginan percepatan itu, pelaksana proyek berani melakukan pembangunan dengan sistem fast track. Yaitu sebuah sistem dimana perencana diselesaikan bersamaan dengan pelaksanaan di lapangan.

Tapi, sekali lagi, itulah kemampuan kita sebagai manusia. Keinginan seperti apapun, kalau memang harus melalui proses


(60)

panjang, maka proses itu tak bisa dihilangkan. Pun demikian nampaknya dengan proses kehadiran Masjid Al-Akbar Surabaya. Perencanaan itu, percepatan itu, strategi itu, keinginan itu, semua harus tunduk pada perjalanan yang telah ditentukan.53

b. Visi, Misi, Motto dan Nilai

VISI “Menjadi Rujukan Nasional dalam Da’wah, Ibadah, Pendidikan dan Manajemen menuju Masyarakat Madani”.

MISI :

- Mengembangkan Da’wah dan Ibadah

- Mengembangkan Pendidikan Akhlaqul Karimah - Mengembangkan Manajemen Masjid

- Mengembangkan Fasilitas dan Arsitektur MOTTO “Ikhlas Profesional”

Motto ini mengandung arti bahwa: Pengelolaan MAS berorientasi pada ibadah semata, hanya mencari ridha Allah SWT, ditangani oleh personal yang ahli di bidang masing-masing. Unggul dan berdayaguna

NILAI : Nilai yang dijadikan pedoman adalah Amanah, Istiqomah, Uswah, Mas’uliah dan Li jami’ il-Ummah.

c. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Struktur organisasi dan tata kerja pada UIN Sunan Ampel berdasarkan Peraturan Menteri Agama adalah sebagai berikut:

53

Website resmi Masjid Al-Akbar Surabaya, http://www.masjidalkabar.com diakses pada 01 Juni 2016, (12:56).


(61)

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Gambar 4.1

Sumber: website resmi Masjid Al-Akbar Surabaya,

http://www.masjidalkabar.com

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti adalah pekerjaan, pendidikan, pendapatan, usia dan jenis investasi yang dimiliki. Berikut ini hasil jawaban dari responden: 54

a. Pekerjaan

Pengelompokan responden berdasarkan kategori pekerjaan dibedakan menjadi 4 kategori yaitu ibu rumah tangga, PNS, swasta

54


(62)

dan mahasiswa. Dari 4 kategori tersebut didapat hasil seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Data Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah %

1. Ibu rumah tangga 24 64,9

2. PNS 6 16,2

3. Swasta 6 16,2

4. Mahasiswa 1 2,7

Jumlah 37 100

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 64,9%, sedangkan sisanya PNS dan Swasta masing-masing 16,2% dan mahasiswa sebanyak 2,7%.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagai seorang wanita yang bekerja dirumah sangat berpengaruh terhadap aktifitas di lingkungan sekitarnya karena tidak bekerja diluar rumah, maka wanita-wanita muslimah yang bekerja di rumah atau mengerjakan pekerjaan rumah saja banyak mengikuti kegiatan pengajian untuk manambah wawasan mereka tentang ilmu keagamaan dan mengisi waktu luang yang mereka miliki.

b. Usia

Pada tabel di bawah ini usia yang dimiliki responden akan dikelompokkan ke 3 kategori yaitu responden yang memiliki usia antara 20-40 tahun, 41-60 tahun dan 61-80 tahun.


(63)

Tabel 4.2

Data Responden Berdasarkan Usia

No. Usia jumlah %

1. 20-40 tahun 4 10,8

2. 41-60 tahun 20 54,1

3. 61-80 tahun 13 35,1

Jumlah 37 100

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia antara 41-60 tahun yaitu sebanyak 54,1%, selisih sedikit dengan responden yang memiliki usia 61-80 tahun yaitu sebanyak 35,1% dan sisanya responden berusia 20-40 tahun sebanyak 10,8%.

Mayoritas anggota pengajian masjid Al-Akbar Surabaya ini memiliki rentang usia yang sudah tidak lagi produktif, hal ini dapat dijadikan alasan dimana wanita lanjut usia memiliki keinginan lebih besar untuk mengikuti pengajian dari pada wanita yang masih produktif, itulah mengapa banyak ibu-ibu pengajian memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.

c. Pendidikan

Pada tabel di bawah ini pendidikan responden akan dikelompokkan ke 6 kategori yaitu SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

Tabel 4.3

Data Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan jumlah %

1. SD 2 5,4

2. SMP 4 10,8

3. SMA 14 37,8

4. Diploma 8 21,6


(64)

6 Pascasarjana 4 10,8

Jumlah 37 100

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden meliliki latar belakang pendidikan SMA yaitu sebanyak 37,8%, sedangkan sisanya sebesar 221,6% memiliki latar belakang Diploma, untuk latar belakang pendidikan sarjana sebesar 13,5 %, SMP dan Pascasarjana memiliki responden masing-masing sebesar 10,8% dan prosentase sebesar 5,4% dimiliki oleh responden yang berlatar belakang pendidikan SD.

Mayoritas pendidikan yang dimiliki responden adalah SMA selisih sedikit dengan Diploma. Pendidikan terakhir yang dimiliki oleh responden dapat membuat pola pikir yang berbeda. Salah satu alasan bahwa, semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden maka kondisi ekonominya juga dapat dikatakan memiliki tingkat ekonomi yang cukup tinggi serta memiliki pengetahuan yang lebih bagaimana cara mengelola keuangan keluarga untuk di investasikan akan semakin tinggi.

d. Pendapatan

Pengelompokan responden berdasarkan kategori pendapatan yang diterima baik dari suami atau istri atau dari keduanya dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu 1-3 juta, 4-6 juta, 7-8 juta dan > 8 juta. Berikut hasil yang diperoleh:


(65)

Tabel 4.4

Data Responden Berdasarkan Pendapatan

No. Pendapatan Jumlah %

1. 1 juta – 3 juta 12 32,4

2. 4 juta – 6 juta 13 35,1

3. 7 juta – 8juta 5 13,5

4. > 8 juta 7 18,9

Jumlah 37 100

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 responden sebagian besar memiliki pendapatan 1 juta – 3 juta dan 4 juta – 6 juta kedua pendapatan ini memiliki prosentase dengan selisih 2,7% yaitu masing-masing sebanyak 32,4% dan 35,1%. sedangkan sisanya 18,9% responden memiliki pendapatan lebih dari 8 juta dan 13,5% responden memiliki pendapatan sebesar 7 juta – 8 juta.

Besarnya pendapatan yag dimiliki ibu-ibu pengajian di masjid Al-Akbar Surabaya dari pendapatan yang diperoleh sendiri atau pemberian dari suaminya sangat menentukan cara pengolahan keuangan keluarga, semakin banyak pendapatan yang dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan yang seimbang maka peluang seseorang berinvestasi akan semakin besar.

e. Jenis investasi emas

Pengelompokan responden berdasarkan kategori jenis investasi emas yang dipilih yaitu emas berupa perhiasan, logam, batangan atau dalam bentuk lain. Berikut hasil yang diperoleh:

Tabel 4.5

Data Responden Berdasarkan jenis emas

No. Jenis ema jumlah %

1. Perhiasan 26 70,3


(66)

3. Batangan 7 18,9

4. Lain-lain 0 0

Jumlah 37 100

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang sebesar 70,3% memiliki jenis investasi perhiasan dan sisanya sebesar 18,9% memiliki investasi emas berupa batangan dan 10,8% berupa koin.

Dari hasil di atas bahwa ibu-ibu pengajian lebih menyukai investasi di bidang perhiasan salah satu alasannya karena dapat digunakan sebagai aksesoris yang dapat mempercantik diri dan mudahnya pencairan jika nanti emas itu di butuhkan untuk pemenuhan kebutuhan

.

B. Analisis Data

Untuk mengetahui hasil analisis data pada penelitian ini, maka akan dijelaskan analisis data secara deskriptif dan statistik sebagai berikut:

1. Deskripsi Variabel

a. Kelompok referensi

Berikut adalah hasil tanggapan responden mengenai uji kelompok referensi yang memiliki 3 indikator yaitu saran, kepemilikan dan informasi.


(67)

1) Saran (X1.1) dengan pernyataan “Seringnya bertemu dengan sahabat/teman, mempengaruhi saya dalam melakukan pembelian emas sebagai pilihan investasi” memiliki jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Saran

No Nilai Total %

1 Sangat tidak setuju 1 2,7

2 Tidak setuju 6 16,2

3 Ragu-ragu 6 16,2

4 Setuju 21 56,8

5 Sangat setuju 3 8,1

Jumlah 37 100

Sumber: data primer diolah dengan SPSS

Dari table di atas menunjukan bahwa skor terbanyak cenderung pada skor setuju yaitu 56,8 % dari jawaban responden. Hal ini dapat dikatakan bahwa responden setuju dengan adanya saran dari teman terdekat yang sering bertemu dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan pembelian. 2) Saran (X1.1.1) dengan pernyataan “Saran yang diberikan

sahabat/teman mempengaruhi saya dalam melakukan pembelian emas sebagai pilihan investasi” memiliki jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Saran

No Nilai Total %

1 Sangat tidak setuju 1 2,7

2 Tidak setuju 3 8,1

3 Ragu-ragu 10 27,0

4 Setuju 20 54,1

5 Sangat setuju 3 8,1

Jumlah 37 100


(1)

86

2. faktor sosial (kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial), faktor sosial menjadi salah satu pengaruh karena dari lingkungan sekitar seperti orang terdekat yang sering ditemui akan menimbulkan keinginan seseorang.

3. faktor pribadi (usia, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri).67 Faktor pribadi mempengaruhi pelilaku konsumen karena setiap konsumen memiliki berbagai macam karakteristik, dan dari perbedaan karakteristik ini menjadi dampak yang sangat langsung dapat mempengaruhi perilaku konsumen.

Faktor-faktor tersebut yang perlu dipertimbangkan pemasar untuk dapat menjangkau dan melayani konsumen dengan memberikan inovasi-inovasi terhadap produknya.

67


(2)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hipotesis yang dihasilkan oleh variabel kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai investasi ibu-bu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya. Adapun nilai t hitung yang dihasilkan untuk variabel kelompok referensi sebesar 2,200 dengan signifikansi 0,035.

2. Hasil pengujian secara simultan utuk kelas sosial mempunyai nilai t hitung yang dihasilkan sebesar 3,762 dengan signifikansi 0,001 yang berarti variabel kelas sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai investasi ibu-bu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya. Dalam hal ini variabel kelas sosial menunjukkan pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan kelompok referensi. 3. Hasil pengujian secara simultan dapat diketahui bahwa hipotesis yang

dihasilkan oleh variabel kelompok referensi dan kelas sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai investasi ibu-bu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya. Dengan nilai F hitung sebesar 16,887 dengan signifikansi 0,000.


(3)

89

B. Saran

Adapun hal-hal yang dapat disampaikan sebagai masukan berdasarkan hasil dan analisis yang telah dijelaskan maka, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengambil objek ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya di mana memiliki banyak anggota dan pengurus yang terdaftar sebanyak 141 orang dan sekitar 100 orang yang tidak terdaftar, namun dari hasil screening hanya 37 orang yang menjawab membeli emas sebagai salah satu instrumen investasi. Sehingga diharapkan ada tindakan lanjutan untuk memberi pengetahuan kepada ibu-ibu muslimah tentang investasi terutama di bidang emas, karena sebagai wanita muslim yang menjadi manajer keuangan keluarga diharapkan agar dapat lebih cerdas mengalokasikan atau mengelola keuangan keluarga.

2. Dalam penelitian ini hanya mengambil dua variabel yang diteliti yaitu variabel kelompok referensi dan kelas sosial. Dapat dilihat dari hasil uji determinasi kedua variabel tersebut memiliki tingkat prosentase 46,9% dan sisanya 53,1% dipengaruhi oleh faktor lain, oleh karena itu pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan faktor lain untuk meneliti keputusan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agha, Syed Ehsanullah dkk, Gold Investment from Islamic Perspective: The Case of Malaysia, International Journal of Economics and Finance, Canadian Center of Science and Education Vol. 7, No. 5, 2015.

Aizid, Rizem, Mutah Uang dengan Investasi Logam-Logam Mulia, Yogyakarta: Bukubiru, 2011.

Darmawati, Dwita, dkk, “Analisis Pengaruh Kebudayaan, Sosial, Kepribadian Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Shar’e”, Jurnal Performance, Vol.6 No.1, September 2007.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Ertimur, Burçak, “Gold and Gold Jewelry: Exploration Of Consumer”, Practices, Department of Management, Bilkent University, ANKARA, September 2003.

Fadillah, Nita Rahma, “Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Referensi Terhadap

Keputusan Pembelian Sepatu Merek Crocs”, Jurnal,

www.jurnal.fokum.unand.

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang: Undip, 2006.

Gomathy, C. & N. Yesodha Devi, “Consumer behaviour in purchase of Gold

Jewellery – An analytical study” International Journal of

Multidisciplinary Research and Development, Volume 02, Issue: 7, July 2015.

Hasil Wawancara, Lusi, 14 April 2016.

Hidayat, Taufik, Buku Pintar Investasi Syariah, Jakarta: mediakita, 2011.

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx diakses pada tanggal 25 Oktober 2015.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Penterjemah Bob Sabran, Jakarta: Erlangga, 2008.


(5)

90

Kusumawati, Yunita dan Benny Herlena, “Hubungan antara persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan membeli produk kosmetika tanpa label halal pada mashasiswi muslim”, Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 2, No.1, Juni 2014.

Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Oktaria, Ade, “Gaya Hidup Dan Perilaku Pembelian Emas Putih Di Kota Jambi”, Jurnal Manajemen Pemasaran Modern, Vol. 1 No.1, Januari-Juni 2009. Pramudi, Riski Yuliana, “Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif Dan Kelompok

Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Lokal”, Jurnal Riset

Ekonomi Dan Management, Volume 15, No. 2, Juli – Desember 2015.

Rompas, Prichillia Lavenia, “A Qualitative Research Of Woman Perception Of Gold Jewelry As Investment In Manado”, Jurnal EMBA, Vol.3 No.1 Maret 2015.

S, Fathor A., “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli (Studi Pada Kosmetik di Bangkalan)”, Jurnal Investasi, Vol.7 No.02, Desember, 2011.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah, Perilaku Konsumen, Andi: Yogyakarta, 2013.

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, Consumen Behaviour, Edisi Tujuh, terj. Zoelkifli Kasip, Indeks: Jakarta, 2008.

Setiadi, Nugroho J., Perilaku Konsumen; Perspektif Kontemporer Pada Motif,

Tujuan, Dan Keinginan Konsumen, Kencana Prenada Media Group:

Jakarta, 2013.

Sudarmanto, R. Gunawan, Statistik Terapan Berbasis Komputer; Dengan Program IBM SPSS Statistic 19, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, Bandung: Alfabeta,2008.


(6)

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta 2011.

Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen, Edisi Kedua , Ghalia Indonesia : Bogor, 2014.

Suryani, Tatik, Perilaku Konsumen, Jakarta: Graha Ilmu, 2012.

Ulkhusna, Robani Wahyu, “Keputusan pembelian baju batik ditinjau dari gaya hidup dan kelas sosial masyarakat Surakarta” Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2015.

Untung, Budi, Buku Cerdas Investasi, ANDI:Yogyakarta, 2011.

Website resmi Masjid Al-Akbar Surabaya, http://www.masjidalkabar.com diakses pada Rabu, 01 Juni 2016.

Wigati, Sri, “Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Maliyah, Vol. 01, No. 01,Juni 2011.

Yuswohady, “Siapa Kelas Menengah?” dalam http://economy.okezone.com