Pengaruh penerapan strategi pembelajaran gallery walk mata pelajaran IPS terhadap keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar berbeda di MI al Fithrah Surabaya.

(1)

PENGARUH PE

GALLE

TERHADAP

MEMILI

DI

Diajukan untuk Me dalam Progra

UNIVER

PENERAPAN STRATEGI PEMBELA

LLERY WALK

MATA PELAJARAN IPS

DAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

MILIKI MOTIVASI BELAJAR BERBED

DI MI AL-FITHRAH SURABAYA

TESIS

uk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gel rogram Studi Pendidikan GuruMadrasah Ibtid

Oleh

FEBBY DWI KUSUMA PUTRI NIM. F02A15186

PASCASARJANA

IVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2017

BELAJARAN

N IPS

WA YANG

RBEDA

eh Gelar Magister Ibtidaiyah


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Febby Dwi Kusuma Putri : Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Gallery Walk

Mata Pelajaran IPS Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Berbeda.

Penelitian ini di latar belakangi oleh peserta didik yang belum aktif dan termotivasi dalam mewujudkan pembelajaran IPS materi keragaman budaya bangsaku pada kelas IV MI-AlFithrah Surabaya, hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran tersebut, yang menyatakan bahwa siswa enggan memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut terjadi dikarenakan orientasi yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan ceramah dan penugasan sehingga pembelajaran menjadi bosan dan monoton.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Adanya perbedaan keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran Gallery Walk dengan strategi pembelajaran konvesional, (2) Adanya perbedaan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah, (3) Adanya interaksi antara strategi pembelajaran Gallery Walk, strategi konvensional dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasy experimental. Desain penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group design, dengan rancangan faktorial 2x2. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik yang berjumlah 64 siswa kelas IV MI AL-Fithrah Surabaya, yang terdiri dari dua kelas. Kelas A berjumlah 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas B berjumlah 32 siswa sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara, observasi dan angket. Analisis data menggunakan uji ANOVA Two Way pada semua pengujian hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) nilai signifikansi (asymp sig.) adalah 0,000< 0,05. Jadi dapat dimaknai bahwa ada perbedaan yang signifikan keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran Gallery Walk dengan strategi pembelajaran konvensional,Sehingga dapat di ambil simpulan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran Gallery Walk terhadap keaktifan belajar siswa. Skor rata-rata keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran Gallery Walk adalah 84,3 lebih baik dari skor rata-rata keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan strategi konvensional yaitu 62, (2) nilai signifikansi (asymp sig.) adalah 0,045< 0,05.Jadidapatdimaknaibahwaadaperbedaan yang signifikan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah.Sehingga dapat di ambil simpulan bahwa terdapat pengaruh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi terhadap keaktifan belajar.Skor rata-rata keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi adalah 54,7 lebih baik dari skor rata-rata motivasi belajar rendah yaitu 45,3, (3) nilai signifikansi (asymp sig.) adalah 0,021< 0,05. Sehingga dapat diambil simpulan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran gallery walk, strategi konvensional dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa.


(7)

Kata kunci : Strategi Pembelajaran Gallery Walk, IPS, Keaktifan Belajar ,Motivasi


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. I

PERSETUJUAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI………... vi

MOTTO………... vii

ABSTRAK……… viii

KATA PENGANTAR……….. xi

PERSEMBAHAN……….... xiii

DAFTAR ISI………... xiv

DAFTAR TABEL………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN………. xviii

BAB I PENDAHULUAN………..… 1

A. LatarBelakang………... 1

B. IdentifikasidanBatasanMasalah………. 9

C. RumusanMasalah……….. 10

D. TujuanPenelitian………... 11

E. KegunaanPenelitian………... . 11

F. DefinisiOperasional………. . 13

G. PenelitianTerdahulu……….. 19

H. SistematikaPembahasan………... 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA Strategi Gallery Walk, Pembelajaran Ekspositori, Keaktifan Belajar, Motivasi Belajar dan Pembelajaran IPS……… 25

A. StrategiGallery Walk………. 25


(9)

2. StrategiGallery Walk………. 26

B.Strategi Pembelajaran Ekspositori……… 37

C.KeaktifanBelajar……… 39

1. Klasifikasi Keaktifan………. 41

2. Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan………... 42

3. MeningkatkanKeaktifan Belajar……… 43

4. IndikatorKeaktifan Belajar……… 44

D.MotivasiBelajar……….. 46

1. FugsiMotivasi Belajar……….... 47

2. ManfaatMotivasi Belajar……… 49

3. JenisMotivasi Belajar………. 50

4. Faktor Yang MempengaruhiMotivasiBelajar………... 51

5. MeningkatkanMotivasiBelajar………... 52

E. Pembelajaran IPS………. 53

1. Pengertian IPS………. 53

2. Tujuan IPS……….. 51

3. RuangLingkup IPS……….. 52

4. MateriKeragamanBudayadanBangsa……… 53

BAB III METODE PENELITIAN……….………. 58

A. JenisPenelitian……… 58

B. DesainPenelitian………. 59

C. Setting Penelitian……… 60

D. Teknik Dan InstrumenPengumpulan Data……… 62

E. HipotesisPenelitian………. 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……….. 84

A. HasilPenelitian……… 84

1. HasilPenelitianRumusanMasalah Ke-1..……….. 84

2. HasilPenelitianRumusanMasalah Ke-2……… 87


(10)

4. Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Gallery

Walk………..……… 91

5. Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Gallery Walk………..………. 94

B.Pembahasan Hasil Penelitian………. 96

1. Pembahasan Pengujian Hipotesis Ke-1……….. 96

2. Pembahasan Pengujian Hipotesis Ke-2……….. 99

3. Pembahasan Pengujian Hipotesis Ke-3……….. 102

BAB V PENUTUP………..….……… 105

A. Simpulan……… 105

B. Saran……….. 106

DAFTAR PUSTAKA………... 107 LAMPIRAN………..


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 RancanganPenelitian Faktorial……… 61

Tabel 3.2 Kisi-kisiButirAngket…………..………... 63

Tabel 3.3 InstrumenButir Angket………... 63

Tabel 3.4 KriteriaPenskoranAngketMotivasi Belajar……….. 64

Tabel 3.5 InstrumenWawancaraUntuk Guru……….. 67

Tabel 3.6 IntstrumenLembar Observasi………..……. 68

Tabel 3.7 Hasil Validasioleh Ahli (Expert) Lembar Observasi Keaktifan.... 72

Tabel 3.8 Hasil Validasi oleh Ahli (Expert) Lembar Angket Motivasi Belajar 73 Tabel 3.9 Hasil Validitas Angket Motivasi Belajar ………... 74

Tabel 3.10 Tabel Kevalidan Butir Angket Motivasi Belajar……….. 76

Tabel 3.11 Hasil Reliabilitas Angket Motivasi Belajar …………..…………. 77

Tabel3.12 Hasil Uji Normalitas Data……….…..…………. . 79

Tabel3.13 Hasil Uji Homogenitas Data………..… 79

Tabel 4.1 Data Tentang Skor Observasi Keaktifan Belajar……… 84

Tabel 4.2 Hasil Anova Dua Jalur Hasil Penelitian Ke-1………. 85

Tabel 4.3 Data Tentang Skor Angket Motivasi Belajar………..………….. 87

Tabel 4.4 Hasil Anova Dua Jalur Hasil Penelitian Ke - 2……..……….. 88


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Strategi Gallery Walk………... 110

Lampiran 2 RPP Strategi Konvensional………... 124

Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa………... 135

Lampiran 4 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa………... 137

Lampiran 5 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa 18 Butir……….…. 140

Lampiran 6 Lembar Instrumen Wawancara Guru……….……...……… 142

Lampiran 7 Data Mentah Angket Motivasi pra……..…………..…... 143

Lampiran 8 Data Mentah Angket Motivasi Post 28 Butir………….… 146

Lampiran 9 Data Mentah Angket Motivasi Post 18 Butir……… 149

Lampiran10 Data Mentah Observasi Pra-Post Kelas A dan B……….... 145

Lampiran 9 Lembar Validasi RPP………... 146

Lampiran 10 Lembar ValidasiObservasi ……….. 149

Lampiran 11 Lembar Validasi Angket Motivasi…..….………. 150

Lampiran 12 Hasil Instrumen Observasi Siswa Kelas A dan B Pra...……. 151

Lampiran 13 Hasil Instrumen Observasi Kelas A dan B Post……… 161

Lampiran 14 Hasil Instrumen Angket Motivasi Kelas A dan B Pra…... 171


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada keaktifan peserta didik dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi pada diri peserta didik ataupun lingkungannya.Sedangkan hasil dari pembelajaran tersebut adalah pola, perbuatan, sikap, apresiasi dan keterampilan.1

Pada kegiatan pendidikan, pembelajaran merupakan dua aktivitas yang tidak bisa dipisahkan.Belajar mengacu kepada yang dilakukan peserta didik.Dua kegiatan tersebut menjadi terpadu apabila interaksi peserta didik dan guru terjalin dengan baik. Guru harus dapat memerankan fungsinya sebagai pengarah, pembimbing dan fasilitator belajar bagi peserta didik. Keterpaduan dua hal tersebut harus mengacu kepada tujuan yang sama yaitu memanusiakan peserta didik yang secara operasional di Indonesia tercermin dalam tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam dunia pendidikan, kesuksesan peserta didik tidak lepas dari peran guru. Guru yang baik akan selalu memperhatikan bagaiman cara peserta didiknya belajar dan apabila guru menggunakan strategi yang kurang tepat maka akan berakibat rendahnya mutu pengajaran, sehingga kurangnya motivasi peserta didik dan keaktifan dalam belajar. Cara belajar yang menggunakan berbagai strategi pengajaran yang dilakukan secara tepat dan melihat karakteristik peserta didik oleh guru, akan memperbesar motivasi sehingga keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran juga ikut tinggi.

1

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa,Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA: 2013), 20.

1


(14)

Wina sanjaya mengungkapkan, bahwa dalam proses pembelajaran guru memegang peranan penting karena guru sebagai fasilitator dalam belajar. Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran.2 Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tergantung dari sampai

seberapa jauh guru mampu memainkan peranan tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah guru. Semua guru menginginkan peserta didiknya mempunyai motivasi yang kuat dalam belajar.Karena pada prinsipnya, motivasi mempunyai pengaruh positif dengan keaktifan belajar peserta didik.3 Pemilihan strategi dalam mengembangkan pembelajaran yang

digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran juga berpengaruh dalam proses pembelajaran. Strategi yang menarik akan mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan dari motivasi belajar akan timbul keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun dalam proses pembelajaran variasi dalam pemilihan strategi pembelajaran yang diterapkan guru kepada peserta didik kurang sehingga menjadikan pembelajaran dalam kelas menjadi membosankan, semangat motivasi belajar peserta didik menurun sehingga berakibat mempengaruhi keaktifan peserta didik dalam belajar.

Dari sekian banyak mata pelajaran di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan manusia yang dikemas secara ilmiah yang bertujuan memberi wawasan dan pemahaman yang

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenamedia Group, 2006), 23

3

Erwin Widiasworo, 19 Kiat Sukses Mengambangkan Motivasi Belajar Peserta Didik (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015),33


(15)

mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar.4 Pembelajaran IPS memberi

kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan cara berpikir yang diambil dari beberapa disiplin akademis, dan belajar bagaimana menganalisis baik pendapat sendiri maupun pendapat orang lain. Sehingga peserta didik tersebut menjadi termotivasi untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.5

Mata pelajaran IPS masih dijadikan salah satu hal yang hingga saat ini membuat guru masih memutar otak untuk menyesuaikan strategi pembelajaran yang cocok dengan materi IPS yang hendak disampaikan.Alasan ini dikuatkan dengan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran IPS yang di bawah lembaga MI Al-Fithrah Surabaya.6Lebih lanjut guru tersebut menjelaskan dalam pembelajaran IPS kelas IV

khususnya materi keragaman budaya dan bangsa setempat. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung peserta didik merasa enggan memperhatikan apa yang dijelaskan guru, adapula yang mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya, dan bermalas-malasan. Hanya beberapa peserta didik dari satu kelas yang memperhatikan guru tersebut dalam mengajar.

Selain itu aktifitas guru tersebut pada kegiatan pembelajaran masih berorientasi pada ceramah penugasan untuk menerangkan materi kepada peserta didik, memberikan ilustrasi dengan contoh, kemudian pada akhir materi diberikan soal-soal terkait materi.

Apabila dipahami dalam mata pelajaran IPS di MI/SD khusunya kelas IV dari beberapa materi yang ada, keragaman suku bangsa dan budaya setempat menjadi salah satu yang sangat penting untuk di pelajari lebih dalam dan tidak berarti selain materi tersebut tidak penting untuk dipelajari. Akan tetapi, apabila materi keragaman suku

4

Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenamedia group, 2013), 137 5

Nasution, Kajian Pembelajaran IPS di Sekolah (Surabaya: Unesa University Press, 2011),2 6


(16)

bangsa dan budaya setempat dikaji lebih dalam dapat membuat suatu informasi baru untuk menunjukkan salah satu identitas berbagai macam suku bangsa dan budaya yang ada di daerah setempat peserta didik. Selain itu peserta didik, dengan sendirinya akan tumbuh sikap menghargai keragaman suku dan budaya yang ada di daerah setempat. Dalam materi keragaman budaya dan bangsa terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Keragaman Suku Bangsa 2. Keragaman Budaya Masyarakat 3. Adat dan Kebiasaan Masyarakat7

Dalam segala situasi peserta didik tidak banyak dilibatkan dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan peserta didik sulit memahami konsep suatu materi. Jika hal tersebut terjadi, dapat mengakibatkan keaktifan peserta didik dalam menerima pembelajaran kurang optimal sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi kurang mencapai target.

Dari hasil wawancara, guru mata pelajaran IPS kelas IV setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS diperoleh data yang menunjukkan bahwa pembelajaran IPS materi “Keragaman Budaya dan Bangsa” kurang diminati dalam proses penerapannya. Hal ini dikuatkan oleh hasil angket yang disebar kepada peserta didik bahwa permasalahan pembelajaran IPS adalah motivasi belajar yang rendah sehingga mengakibatkan peserta didik tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat.Berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya bertujuan untuk

7


(17)

mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar yang didapat. Keaktifan adalah kegiatan yang berupa fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir, keterkaitan antara keduanya akan membuahkan keaktifan dalam pembelajaran yang optimal.8Peserta didik menjadi aktif karena adanya

motivasi.Tugas seorang pendidik adalah menyediakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktif berarti giat (bekerja,berusaha).9

Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana peserta didik dapat berbuat aktif, yang berarti aktif untuk mengkonstruksi kemampuan dalam proses pembelajaran.Pada proses belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifannya. Keaktifan fisik yang berupa kegiatan yang melatih keterampilannya dan kegiatan psikis sebagai sebagai bentuk pemecaham masalah dengan mengkonstruksikan pengetahuan yang ia miliki. Jadi, keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran

Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada sekolah MI Al-Fithrah pada pelajaran IPS, motivasi belajar pada kelas tersebut sangat rendah ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru jarang menggunakan strategi yang dapat membuat motivasi peserta didik meningkat dalam pembelajaran. Motivasi tinggi yang dimaksudkan disini salah satunya adalah tertarik pada mata pelajaran yang dijelaskan, karena sesungguhnya peserta didik dalam proses pembelajaran di dorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, kemauan dan cita-cita.Kekuatan mental tersebut

8

Sardiman,Inovasi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), 100. 9

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), 235.


(18)

tergolong rendah atau tinggi.Salah satu ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadi proses belajar tersebut sebagai suatu motivasi belajar. Motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.10Motivasi belajar merupakan

dorongan yang terjadi pada manusia baik itu dorongan dari luar maupun dari dalam sehingga mencapai tujuan yang di inginkan.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku.Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan, membina kreativitas dan imajinasi guru, pembinaan disiplin kelas dan menentukan evektivitas belajar.11Oleh

karena itu, motivasi merupakan prinsip yang harus dikembangkan supaya kegiatan belajar dapat terjadi dengan efektif.

Dalam proses belajar mengajar RPP yang digunakan dalam pembelajaran juga diseleraskan dengan materi yang berkaitan, sehingga proses pembelajaran dapat tersusun dengan sistematis. Selain itu guru juga ikut berperan penting dalam pengajaran dan penyampaian materi, akan tetapi menurut hasil angket yang terjadi di lapangan. Faktor yang berkaitan dengan kurangnya motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang berpengaruh pada keaktifan belajar sesungguhnya adalah kurangnya variasi penerapan strategiyang digunakan guru pada saat proses pembelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran ditentukan apakah strategi yang akan digunakan sesuai atau cocok dengan karakteristik materi yang akan disajikan dan dapat menarik perhatian peserta didik. Bilamana hal tersebut dapat terpenuhi maka tugas selanjutnya adalah meneliti lebih cermat apakah strategi yang akan digunakan tersebut dapat

10

Dimyanti,Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,2006), 8. 11


(19)

diterapkan dengan mudah, dipahami oleh peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

Antara keaktifan dan motivasi belajar dengan strategi pembelajaran masih erat kaitannya, mengapa demikian? karena adanya respon yang ditimbulkan oleh stimulus. Dengan adanya strategi dalam proses pembelajaran akan menimbulkan motivasi peserta didik untuk belajar,sehingga dengan secara otomatis memperbesar semangat motivasi yang sekaligus berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

Gallery Walk menurut Ridwan Abdullah Sani merupakan bagian dari strategi

belajar kooperatif, dimana peserta didik bekerja dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan beberapa soal yang dibuat oleh guru.12Sehingga tujuan serta indikator

pembelajaran akan terpenuhi.

Strategi gallery walk , dapat mendorong peserta didik untuk turun aktif ikut serta

dalam menyatukan konsep-konsep penting dalam mencapai suatu keputusan, menulis dan juga berbicara di depan umum,13 Selain itu dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

untuk saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian yang bisa menjadikan kegiatan belajar lebih menarik supaya motivasi peserta didik dapat meningkat dan mempengaruhi keaktifan dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu peneliti akan mencoba dengan strategi pembelajaran yang baru yaitu menggunakan strategi Gallery Walk sebagai alat untuk melihat adakah pengaruh antara kekatifan

dengan motivasi belajar peserta didik yang berbeda-beda pada mata pelajaran IPS yang di

12

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,2013), 89 13

Jenifer Fox dan Whitney Hoffman, The Differentiated Instruction Book Of List (San Fransisco: A Willey Imprint, 2011) ,182


(20)

fokuskan pada kelas IV materi keragaman budaya dan bangsa MI AL-Fithrah Surabaya.

Maka dari itu, peneliti dan guru mata pelajaran tertarik dan merasa perlu mengangkat masalah tersebut dalam sebuah tesis yang berjudul ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Gallery Walk Mata Pelajaran IPS Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Berbeda Di MI AL Fithrah Surabaya”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat didentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Peserta didik belum ikut berperan aktif dalam mewujudkan pembelajaran yang

menyenangkan kreatif dan inovatif.

2. Kurang kreatifnya guru dalam mengelola kelas sehingga waktu banyak terbuang habis karena kurang adanya komunikasi antara peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

3. Peserta didik kurang termotivasi dengan cara mengajar, karena sering menggunakan metode ceramah lalu dilanjutkan dengan penugasan.

Hasil identifikasi masalah di atas perlu diberikan batasan-batasan yang jelas agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan efektif. Berikut ini adalah batsan masalahnya :

1. Subjek penelitian ini ada 2 kelas, yaitu kelas IV A dan kelas IV B tahun ajaran 2016 / 2017 di Mi Al-Fithrah Surabaya.

2. Strategi pembelajaran yang menggunakan strategiGallery Walk, yaitu suatu

strategi pembelajaran yang diterapkan untuk melihat pengaruh keaktifan belajar dan motivasi belajar peserta didik guna membantu proses pembelajaran.


(21)

3. Materi Keragaman Budaya dan Bangsa yang dibahas yaitu mencakup keragaman suku bangsa, keragaman budaya masyarakat serta adat dan kebiasaan masyarakat.

4. Motivasi yang diteliti yaitu motivasi belajar tinggi dan rendah.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di tarik beberapa permasalahan yang dapat dirangkum dalam bentuk rumusan masalah, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran gallery walk dengan strategi pembelajaran konvensional

?

2. Apakah terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran gallery walk, strategi

konvensional dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan keaktifan belajar siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran galerry walk dengan strategi pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui perbedaan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran gallery walk, strategi


(22)

E. Kegunaan Penelitian

Secara umum diharapkan hasil penelitian ini dapat membawa manfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi semua pihak yang terkait ataupun pembaca pada umumnya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan keilmuan dalam konteks strategi pembelajaran Gallery Walk untuk melihat pengaruh keaktifan serta

motivasi yang berbeda pada peserta didik

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam dengan topik dan fokus serta setting yang berbeda untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Memberikan informasi tentang kualitas strategi pembelajaran Gallery Walk

khususnya pada materi Keragaman bangsa dan budaya dikelasnya. Dengan demikian dapat menjadi referensi untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik. Serta mengetahui kelemahan dan kelebihannya dalam melakukan proses pembelajaran sehingga terjadi proses perbaikan.


(23)

b. Bagi Lembaga

Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru.

c. Bagi Siswa

Dalam proses belajar mengajar peserta didik dapat belajar dengan penuh semangat dan tekun karena adanya strategi pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Strategi Gallery WalkMata

Pelajaran IPS Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Berbeda Di MI AL-Fithrah Surabaya. Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan, maka dijelaskan beberapa istilah berikut :

1. Strategi Gallery Walk

Strategi Gallery Walk adalah strategi pembelajaran kelompok yang

memberikan kesempatan dan berkonstribusi pada setiap anggotanya untuk mendengarkan pendapat anggota lainnya dan dapat mengakibatkan daya emosional peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru. Mempunyai tujuan yaitu : a. Mendorong peserta didik untuk belajar dari setiap kelompok kecil yang membahas suatu kasus atau permasalahan, b. Membuat peserta didik turun secara aktif ikut serta dalam menyatukan konsep-konsep penting untuk mencapai suatu keputusan, menulis dan juga berbicara di depan umum, c. Membangun kerjasama kelompok, d. Mengupayakan peserta didk untuk berpendapat jujur pada tulisan mereka.


(24)

Selain tujuan dari strategi Gallery Walk, terdapat prosedur atau

langkah-langkah penerapannya yang pertama adalah membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang anggotanya dua hingga empat orang, selanjutnya memerintahkan setiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang telah didapatkan oleh para nggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti, sesudah berdiskusi dengan kelompok para peserta didik diperintahkan untuk membuat sebuah daftar pada kertas hasil pembelajaran, kemudian menempelkan hasil daftar tersebut pada dinding, langkah selanjutnya adalah menugaskan salah seorang anggota kelompok untuk menjaga hasil daftar atau diskusinya, anggota kelompok yang lain menyebar mempelajari pekerjaan kelompok lain dan bertanya pada anggota kelompok lain yang menjaga, setelah berkeliling amggota kelompok kembali bergabung pada kelompoknya masing-masing untuk berdiskusi dan menambah informasi dan dapat di akhiri dengan tepuk tangan yang meriah, dan guru memberi penguatan.

2. Pembelajaran Ekspositori (Direct Instruction)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekolompok siswa dengan bertujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Dalam pembelajaran langsung atau ekspositori memiliki beberapa prinsip yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan dan prinsip berkelanjutan. Adapun langkah-langkah yang perlu diterapkan dalam pembelajaran ekspositori yaitu : 1) Persiapan, pada tahapan ini berkaitan


(25)

dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ini sangat tergantung pada langkah persiapan, 2) Penyajian yang dimaksudkan disini adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan, 3) Korelasi yang dimaksudkan disini adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya, 4) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan. 5) Mengaplikasikan adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasa guru. 3. Keaktifan Belajar

Keaktifan adalah serangkaian kegiatan fisik maupun non fisik dalam sebuah pembelajaran yang ditekankan pada peserta didik sebagai pelaku dalam proses pembelajaran untuk bergerak aktif memperoleh perpaduan informasi kognitif,afektif dan psikomotor untuk mencapai hasil maksimal dalam sebuah proses pembelajaran. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan terbentuknya pengethuan keterampilan yang mengarah pada peningkatan motivasi belajar, aktivitas tersebut dapat disebut faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik diantaranya : a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajara, b. Menjelaskan tujuan intruksional, c. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik, d. Memberikan stimulus, e. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari, f. Memberikan umpan balik, melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik


(26)

selalu terpantau dan terukur, g. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan keaktifan pastinya tidak luput dari cara meningkatkan keaktifan belajar peserta didik diantaranya, mengenali dan membantu peserta didik yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya serta mencari usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, selanjutnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengoptimalkan memorinya bekerja secara maksimal dengan memberikan kesempatan mengungklapkan dengan bahasanya dan melakukan dengan kreativitasnya sendiri, yang terakhir adalah memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik dengan memberikan rangsangan tugas atau mengembangkan pembiasaan agar dalam dirinya tumbuh kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya oleh karena itu perlu dilakukan sepanjang hayat. Dan yang terakhir dari penjelasan keaktifan belajar adalah indikator, indikator keaktifan belajar disini dijadikan pedoman dalam penyebaran angket yang terdiri dari antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, interaksi peserta didik dengan guru, kerjasama kelompok, keaktifan peserta didik dalam kelompok, dan partisipasi dalam mengikuti pembelajaran.

4. Motivasi Belajar

Suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang


(27)

agar dapat menimbulkan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik dari penyataan tersebut terdapat tiga fungsi motivasi belajar yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya, c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi belajar juga mempunyai jenis yang terdiri dari motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik.Motivasi ekstrinsik yang merujuk pada motivasi untuk terlibat di dalam suatu kegiatan sebagai sarana mencapai tujuan. Sebagai contoh peserta didik termotivasi secara ekstrinsik belajar keras untuk menghadapi satu tes karena mereka yakin belajar akan membuahkan skot tes yang tinggi atau pujian dari guru. Sedangkan motivasi instrinsik adalah motivasi untuk terlibat dalam kegiatan itu sendiri.Sebagai contoh, peserta didik belajar karena mereka ingin memahami isi pelajaran dan memandang pembelajaran itu bernilai pada dirinya sendiri.Hakikat motivasi belajar adalah adanya dorongan internal dan eksternal pada peserta didik untuk mengadakan perubahan tingkah laku dan dipenagruhi indikator atau unsur. Seperti motivasi belajar tinggi, dikatakan demikian karena dalam proses pembelajaran tersebut


(28)

peserta didik menunjukkan progres yang baik dan mempunyai indikator yaitu : a. adanya hasrat keinginan ingin berhasil, b. dorongan dalam belajar, c. harapan dan cita-cita masa depan, d. penghargaan dalam belajar, e. kegiatan menarik dalam belajar, f. lingkungan belajar kondusif. Selanjutnya yaitu motivasi belajar rendah, dikatakan demikian karena ketika proses pembelajaran peserta didik tersebut mengalami masalah pembelajaran yang termasuk dalam indikator motivasi belajar rendah. Indikatornya yaitu : 1) rasa ingin tahu rendah, 2) malas mengerjakan tugas, 3) tidak ada usaha untuk mencapai prestasi, 4) cepat bosan 5) cepat putus asa bila mengalami kesulitan.

G. Penelitian Terdahulu

Guna mengetahui fokus dan langkah penelitian ini maka perlu mengungkapkan penelitian terdahulu, maka dalam rangka penelitian dengan judul Pengaruh Strategi Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Keaktifan Belajar Siswa MI AL-Fithrah yang

Memiliki Motivasi Belajar Berbeda, judul ini di harapkan dapat memberikan warna baru untuk dunia pendidikan, akan tetapi judul ini juga akan melihat perbedaan dari penelitian yang hampir sama dengan judul-judul yang pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Pada penelitian terdahulu peneliti tidak menemukan judul karya ilmiah skripsi, tesis maupun disertasi dengan judul yang sama, akan tetapi peneliti menemukan kemiripan sebuah karya ilmiyah tesis dan skripsi dengan judul, diantaranya :

1. Anis Umi Khoirotunnisa’, melaksanakan penelitian tesis tentang ”Eksperimentasi Model Pembelajaran NHT Dengan Gallery of Learning Pada Pokok Bahasan


(29)

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2013.14 Pada penelitian ini,

penulis mengembangakan Gallery Walk dengan membandingkan tiga model dua

diantaranya adalah NHT dan Konvensional. Terdapat perbedaan pada tesis ini, karena fokus pada penelitiannya adalah membandingakan tiga model pembelajaran yang dibandingkan lagi dengan prestasi belajar dan kreativitas verbal yang memiliki tiga jenis. Pada penelitian ini diketahui bahwa penelitian dianalisis secara kuantitatif, dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Model Pembelajaran NHT dengan Gallery of Learning dapat meningktakan prestasi

belajar pada mata pelajaran matematika yang mempunyai kreativitas verbal berbeda-beda.

2. Penelitian skripsi yang dilakukan Marini dengan judul ” Efektivitas Penggunaan Metode Gallery Walk dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada

Pembelajaran Bahasa Arab”.Program studi sastra asia barat Universitas Hasanudin Makassar 2012.15Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat

disimpulkan bahwa penerapan Gallery Walk guna meningkatkan efektivitas

kemampuan peserta didik dengan menggunakan metode Gallery Walk lebih tinggi

dibanding dengan kemampuan peserta didik tanpa Gallery Walk. Hal ini

ditunjukkan dengan perbedaan perolehan nilai rata-rata kelas kontrol dan

14

Anis Umi Khoirutunnisa’, “Eksperimentasi Model Pembelajaran NHT Dengan Gallery of Learning Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Siswa Kelas VIII SMPN SE-Kabupaten

Bojonegoro” (Tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013), dalam

https://eprints.uns.ac.id/16071/1/347722501201411371_unprotected.pdf (21 Januari 2017) 15

Marini, “Efektivitas Penggunaan Metode Gallery Walk Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Tarakan” (Skripsi Universitas Hasanudin Makassar , 2012), dalam https://www.unhas.ac.id/arab/data_fl/JURNAL_Marini.docx(04 September 2016)


(30)

eksperimen, masing-masing yaitu kontrol 70.5 dan eksperimen 83.5. Hal ini pula ditunjukkan melalui hasil analisis statistik inferensial dengan sistem Paired

Sample Test. Jadi, dengan demikian penggunaan metode Gallery Walk efektif

dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran bahasa Arab.

3. Desi Dwi Rusmanto melaksanakan penelitian skripsi tentang, “Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Gallery Of Learning Terhadap Partisipasi

Belajar IPA Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa”. Program studi pendidikan biologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011.16 Pada penelitian yang dilakukan oleh Desi menggunakan strategi Gallery

Of Learning untuk melihat kefektivan partisipasi dan prestasi belajar dalam

pembelajaran IPA Biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif Gallery Of learning lebih efektif terhadap partisipasi dan

prestasi belajar IPA Biologi dibanding dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan beberapa penelusuran penelitian terdahulu tersebut, dapat diketahui bahwa persamaan penelitian-penelitian terdahulu dengan tesis ini apabila dilihat dari penelitian pertama yang ditulis oleh Anis Umi Khoirotunnisa’ secara pembahasan sama yaitu penerapan Gallery Walk sebagai alat untuk melihat dari sebuah hasil penelitian

yaitu prestasi belajar dan kreativitas verbal yang mempunyai tiga jenis serta dilakukan penelitian pada tiga lembaga yang dipilih secara acak. Sedangkan proposal tesis yang

16

Desi Dwi Rusmanto, “Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Gallery Of Learning

Terhadap Partisipasi Belajar IPA Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa MTsN Sumberagung Jetis Bantul Yogyakarta” (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011)dalam

http://digilib.uinsuka.ac.id/6067/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf( 04 September 2016)


(31)

saya teliti adalah melihat adakah pengaruh antara keaktifan peserta didik dengan motivasi belajar peserta didik yang berbeda-beda dan Gallery Walk digunakan sebagai strategi

dalam penelitian ini. Populasi yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah satu lembaga MI dan memfokuskan pada kelas empat yang mempunyai dua kelas. Jadi penelitian yang saya lakukan, benar-benar terfokus untuk satu sekolah dan nantinya dapat diketahui apakah strategi pembelajaran Gallery Walk dapat mempengaruhi keaktifan

belajar siswa serta motivasi peserta didik yang berbeda tersebut.

Kemudian yang kedua adalah penelitian yang di tulis oleh Marni adapun persamaannya adalah sama-sama menggunakan Gallery Walk sebagai alat untuk melihat

suatu penelitian, namun penelitian ini lebih kepada keefektivan yang berpusat pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam berbahasa arab. Sedangkan letak perbedaan dengan tesis penulis adalah melihat pengaruh antara keaktifan dengan motivasi peserta didik yang berbeda-beda, disini dapat dilihat bahwa marni dalam penelitianya menggunakan satu variabel y untuk diteliti. Sedangkan pada penelitian saya menggunakan dua variabel y yang mempunyai dua variabel lagi untuk diteliti pada motivasi belajar.

Terakhir adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Desi Dwi Rusmanto adapun persamaannya adalah sama-sama mengunakan gallery walk sebagai strategi pembelajaran

dan sama-sama menggunakan 2 variabel y. Menekankan pada partisipasi serta prestasi khususnya pada pemebalajarn IPA Biologi .sedangkan perbedaannya adalah 2 variabel y yang digunakan pada penelitian proposal tesis ini yaitu keaktifan belajar dan motivasi belajar peserta didik yang berbeda.


(32)

Beberapa penelitian terdahulu yang telah ditelusuri ternyata masih minim pembahasan yang memfokuskan mengenai tema proposal tesis ini, maka dari itu penulis tertarik sekali ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Strategi Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Keaktifan Belajar Siswa MI AL-Fithrah yang

Memiliki Motivasi Belajar Berbeda, diharapkan ada perubahan strategi pembelajaran yang biasanya memakai konvensional dengan strategi yang membuat peserta didik lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini harapannya dapat memberikan wacana baru bagi dunia pendidikan khususnya para guru untuk memberikan variasi strategi pada proses pembelajaran.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa bab , sebagai berikut :

BAB I ,Pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitan , dan sistematika pembahasan.

BAB II ,Kajian Teori dalam bab ini mencakup pembahasan tentang penerapan strategi pembelajaran Gallery Walk terhadap keaktifan belajar siswa MI Al-Fithrah yang

memiliki motivasi belajar berbeda yang meliputi : Strategi Gallery Walk , Keaktifan

Belajar , Motivasi Belajar , dan IPS

BAB III ,Metode Penelitian yang di dalamnya mencakup Jenis penelitian, desain penelitian, setting penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, uji persyaratan analisis dan teknik analisis data.


(33)

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasandalam bab ini mencakup tentang deskripsi hasil penyajian data yang ditemukan, pengujian hipotesis dan pembahasan data kemudian di analisis dan disesuaikan dengan rumusan masalah.

BAB V, Simpulan dan saran yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya.


(34)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Strategi Gallery Walk, Pembelajaran Ekspositori, Keaktifan Belajar, Motivasi Belajar dan Pembelajaran IPS

A. Strategi Gallery Walk

1. Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pada dasarnya merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses pembelajaran dan harus dipahami oleh guru. Karena pembelajaran merupakan proses komunikasi atau mentransfer ilmu antara guru kepada peserta didik, selain itu karakteristik peserta didik merupakan hal yang penting untuk di pertimbangkan terutama terkait dengan pengalaman awal dan pengetahuan peserta didik, minat peserta didik, gaya belajar peserta didik dan perkembangan peserta didik.

Strategi pembelajaran dipilih oleh guru hendaknya didasari dari berbagai pertimbangan dan disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang dihadapinya.Pengertian strategi dalam Bahasa inggris adalah siasat, kiat ataupun rencana. Terkait dengan proses belajar mengajar, strategi diartikan sebagai

langkah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.1

Menurut Joyce dan Wail dalam Martinis Yamin, strategi pembelajaran adalah sebuah rencana yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain

materi pelajaran, dan untuk pedoman pembelajaran dalam kelas maupun tempat lain.2

Ridwan Abdullah Sani menjelaskan strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam

1

Supriyadi, Strategi Belajar dan Mengajar (Yogyakarta: Jaya Ilmu, 2013), 59

2


(35)

pembelajaran. Startegi pembelajaran menentukan pendekatan yang dipilih guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.Strategi pembelajaran merupakan suatu konsep yang

dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.3

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan strategi pembelajaran adalah rencana ataau tindakan yang sistesmatis dalam mengkomunikasikan pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Strategi Gallery Walk

a. Landasan dalam teori strategi Gallery Walk

Strategi pembelajaran Gallery Walk mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokusnya bukan apa yang sedang dikerjakan peserta didik tetapi pada apa yang mereka pikirkan. Dalam kegiatan ini, guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator peserta didik untuk berfikir dan menggali informasi baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Melatih peserta didik berfikir, turun aktif dalam pembelajaran , bukan hal baru dalam pendidikan. Berikut ini adalah beberapa pemikiran yangmenjadi

landasan pemikiran strategi pembelajaran Gallery Walk.

Pertama, Teori Belajar Kontruktivisme oleh John Piaget.Piaget

terkenal dengan teori belajarnya yang biasa disebut perkembangan mental manusia atau teori perkembangan kognitif atau disebut juga teori perkembangan intelektual yang berkenaan dengan kesiapan peserta didik untuk mampu belajar. Kaitan dengan teori belajar kontruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi

3


(36)

kompleks. Adapun prinsip menurut teori konstruktivis ini adalah : 1) pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri, baik secara personal maupun secara sosial, 2) pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk bernalar, 3) peserta didik aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadi pemahaman konsep ilmiah, 4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar

proses pembentukan pengetahuan peserta didik dapat terjadi dengan mudah.4

Kedua, Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Piaget meyakini pengetahuan datang dari tindakan, pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasi dan berdisukusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.5

Dari kedua pandangan piaget tersebut dikemukakan bahwa pandangan

Konstrutivisme-kognitif yang menjadi landasan strategi pembelajaran Gallery Walk yaitu dengan umur berapapun peserta didik terlibat aktif dalam proses

mendapatkan informasi dan mengkonstruksi pengetahuaanya

sendiri.Pengetahuan tidak statis, tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada saat peserta didik memperoleh pengalaman baru yang memaksa peserta didik tersebut mengkonstruksikan dan memodifikasikan pengetahuan awal.

4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenamedia Group, 2006), 123.

5


(37)

Ketiga, Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky. Seperti halnya Piaget, Vygotsky percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi saat individu berhadapan dengan pengalaman baru, dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah

dimilikinya dan mengkonstruksikan pengetahuan baru. Vygotsky memberi

tempat yang lebih penting pada aspek sosial pembelajaran. Vygotsky

berpendapat bahwa peserta didik membentuk pengetahuan sebagai hasil dari

pikiran maupun kegiatan peserta didik sendiri. Teori Vygotsky ini lebih

menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran, menurutnya proses pembelajaran akan terjadi jika pemberian bantuan kepada anak selama tahap awal perkembangan serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab. Teori ini juga meyakini bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang, dan ketika mereka berusaha untuk

memecahkan masalah yang muncul.6

Keempat, Teori Belajar Bermakna David Ausubel.Selain dari ketiga teori yang melandasi strategi Gallery Walk, teori belajar bermakna yang

disebutkan oleh David Ausubel yaitu belajar bermakna merupakan suatu proses

dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Menurutnya, belajar diklasifikasikan kedalam dua bagian. Pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada peserta didik melalui penerimaan atau penemuan. Bagian kedua

6

Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif,dan Konstektual (Jakrata: Prenamedia Group.2014), 38.


(38)

menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang sudah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh peserta didik.7

b. Gallery Walk

Menurut Ridwan Abdullah Sani merupakan bagian dari strategi belajar kooperatif, dimana peserta didik bekerja dalam suatu kelompok untuk

menyelesaikan beberapa soal yang dibuat oleh guru. 8

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, galeri diartikan ruangan yang digunakan untuk memamerkan karya seni, sedangkan belajar

bermakna proses memperkarya diri dengan ilmu pengetahuan.9

Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, Gallery Walk atau galeri belajar

menurut Melvin L.Silberman merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah dipelajari peserta didik selama berlangsungnya pembelajaran.10

Dalam kelas studi sosial, Jennnifer Fox dan Whitney Hoffman

mengungkapkan bahwa Gallery Walk adalah strategi belajar bagi peserta didik

agar lebih aktif terlibat dalam berkelompok, pengorganisasian, dan juga dalam membagikan informasi.Pada strategi gallery walk ini, guru berperan sebagai fasilitator kelas dari pada aktif dalam memberikan informasi.11

7

Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif,dan Konstektual..., 37.

8

Ibid, 252

9

Departemen Pendidikan Nasional ,Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat .., 408

10

Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa Cendekia, 2014),274

11


(39)

Dengan demikian strategi gallery walk atau gallery belajar adalah strategi pembelajaran kelompok yang memberikan kesempatan dan berkontribusi pada setiap anggotanya untuk mendengarkan pendapat anggota lainnya dan dapat mengakibatkan daya emosional peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru.

c. Tujuan Gallery Walk

1) Mendorong peserta didik untuk belajar dari setiap kelompok kecil yang

membahas suatu kasus atau permasalahan.12

2) Membuat peserta didik turun secara aktif ikut serta dalam menyatukan konsep-konsep penting dalam mencapai suatu keputusan, menulis dan juga

berbicara di depan umum.13

3) Membangun kerjasama kelompok

4) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar

5) Membantu peserta didik untuk fokus terhadap sesuatu yang mereka

ketahui dan yang mereka pelajari14

6) Mengupayakan peserta didik untuk berpendapat jujur pada tulisan mereka.

d. Manfaat Gallery Walk

1) Menambah percaya diri

2) Menambah wawasan

12

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran… 181

13

Jenifer Fox dan Whitney Hoffman, The Differentiated Instruction Book Of List … 182

14

Sharon L. Bowman, The Ten Minute Trainer 150 Ways To Teach It Quick and Make It Stick (San Fransisco: A Wiley Imprint, 2011), 82


(40)

3) Menumbuhkan semangat belajar

4) Menumbuhkan jiwa kreatif

5) Menjadi tempat berbagi informasi15

6) Menghubungkan peserta didik pada informasi baru dan lama16

e. Prosedur Gallery Walk

Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang dipelajari peserta didik selama ini, prosedur dibawah ini menurut pendapat Melvin L. Silberman, yaitu :

1) Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan

dua hingga empat orang.

2) Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan

oleh anggotanya dari pelajaran yang peserta didik ikuti. Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuah daftar pada kertas lebar hasil pembelajaran ini.

3) Tempelkan daftar tersebut pada dinding

4) Perintahkan peserta didik untuk berjalan melewati tiap daftar,

perintahkan agar tiap peserta didik untuk memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang juga ia dapatkan pada daftar selain daftarnya sendiri.

5) Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum

didapatkan. Jelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa.17

15

Dedi Wahyudi, “Galeri Belajar”, dalam http://podoluhur.blogspot.com/2013/06/galeri-belajar.html (25 Oktober 2016)

16

Sharon L. Bowman, The Ten Minute Trainer 150 WaysTo Teach It Quick and Make It Stick (San Fransisco: A Wiley Imprint, 2011), 82


(41)

Sedangakan prosedur Gallery Walk menurut Ridwan Abdullah Sani

adalah sebagai berikut :

a) Guru membuat beberapa soal yang terkait dengan topik yang dibahas,

masing-masing soal ditulis pada selembar kertas. Kemudian, lembaran soal tersebut ditempelkan di atas meja atau pada dinding ruangan.

b) Guru mengelompokkan peserta didik dengan jumlah kelompok sebanyak

soal yang dibuat.

c) Guru menugaskan masing-masing kelompok untuk menelaah soal dan

menulis jawaban di bawah soal pada lembaran yang sama. Tulisan harus mudah dipahami kelompok lain.

d) Semua kelompok kemudian berpindah kemeja lain yang ditempelkan soal

yang berbeda dan menambahkan jawaban yang mungkin belum dikerjakan oleh kelompok sebelumnya. Kelompok lain juga dapat memberikan koreksi atas jawaban yang telah ditulis, perpindahan kelompok dilakukan sampai semua soal dibahas oleh semua kelompok.

e) Pada soal terakhir, kelompok membuat ringkasan yang akan dilaporkan di

depan kelas. Masing-masing kelompok membuat ringkasan untuk soal yang berbeda.

f)Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memaparkan ringkasan

penyelesaian soal yang paling tepat di depan kelas. f. Variasi Strategi Gallery Walk

17


(42)

Prosedur atau langkah-langkah strategi galeri belajar tetap seperti diatas, melainkan bisa diberikan variasi sesuai dengan tujuan belajar yang akan dilaksanakan, berikut ini adalah variasi langkah-langkah galeri belajar :

1)Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan

banyaknya tema yang akan dipelajari.

2)Masing-masing kelompok mendapatkan tema yang akan di diskusikan

3)Setiap kelompok mendapatkan kertas karton/kertas HVS

4)Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya pada selembar kertas

dan diletakkan atau ditempelkan pada meja atau dinding. (boleh dihias)

5)Apabila tidak memahami materi boleh membuka buku

6) Setiap kelompok menugaskan salah seorang anggota kelompok untuk

tinggal (penjaga)

7)Anggota kelompok menyebar mempelajari pekerjaan kelompok lain dan

bertanya pada anggota kelompok yang menjaga

8)Anggota kelompok bergabung kembali untuk berdiskusi dan menambah

informasi dalam kelompok mereka dan dapat di akhiri dengan tepuk tangan yang meriah.

9)Guru memberi penguatan.


(43)

Dalam penerapannya setiap strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini adalah penjelasan tentang kelebihan startegi Gallery Walk18:

1) Peserta didik terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan

masalah dalam belajar.

2) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan

pembelajaran.

3) Membiasakan peserta didik bersikap saling menghargai dan mengapresiasi

hasil belajar peserta didik yang lain.

4) Mengaktifkan fisik dan mental peserta didik selama proses belajar.

5) Membiasakan peserta didik memberi dan menerima kritik.

6) Peserta didik tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri untuk menemukan informasi dari berbagai sumber dan juga belajar dari peserta didik yang lainnya.19

7) Menangani berbagai keterampilan kognitif meliputi analisis, evaluasi dan sintesis.20

h. Kekurangan Gallery Walk

Selain kelebihan strategi Gallery Walk memiliki kekurangan. Berikut

dibawah ini beberapa kekurangan dari strategi Gallery Walk :

18

Aulia Ade Nurrohmah,”Peningkatan Pemahaman Pelajaran IPA pada Materi Kenampakan Permukaan Melalui Strategi Gallery Learning pada Siswa Kelas III MI AL-Karim Surabaya” (Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), 30

19

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan... , 249

20


(44)

1) Apabila anggota kelompok terlalu banyak, beberapa peserta didik akan

menggantungkan pekerjaannya kepada peserta didik yang lain.

2) Pengaturan kelas yang lebih rumit

3) Untuk menciptakan kesadaran dalam bekerjasama secara berkelompok

membutuhkan waktu yang cukup lama

4) Dalam proses pembelajaran guru lebih ekstra cermat dalam memantau dan

menilai keaktivan individu dan kelompok

5) Jika tanpa pengawasan yang efektif dilakukan oleh guru, maka bisa terjadi

sesuatu yang hendak dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik.21

B. Strategi Pembelajaran Ekspositori (Direct Instruction)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekolompok siswa dengan bertujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.22

a. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori

1) Dilakukan dengan cara menyampaikan materi secara verbal, yang berarti berturtur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini.

2) Materi pembelajaran yang disampaikan sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep terntentu yang harus dihafal.

21

Ibid, 250

22


(45)

3) Penguasaan materi pembelajaran itu sendiri, yang artinya setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat memahaminya dengan benar.

b. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Eksporsitori

1) Berorientasi pada tujuan

2) Prinsip komunikasi

3) Prinsip Kesiapan

4) Prinsip Berkelanjutan

c. Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori

1) Persiapan, pada tahapan ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ini sangat tergantung pada langkah persiapan

2) Penyajian yang dimaksudkan disini adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.

3) Korelasi yang dimaksudkan disini adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya.

4) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.

5) Mengaplikasikan adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasa guru.


(46)

d. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Ekspositori

1) Kelebihan

a) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.

b) Apabila waktu sangat terbatas pembelajaran ekspositori dirasa ampuh untuk diterapkan

c) Dapat digunakan untuk jumlah dan ukuran kelas yang besar

2) Kekurangan

a) Srategi pembelajaran hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

b) Karena lebih diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi serta kemampuan berfikir kritis.

C. Keaktifan Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat.Berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar yang didapat. Keaktifan adalah kegiatan yang berupa fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir, keterkaitan antara keduanya akan membuahkan keaktifan dalam pembelajaran yang optimal.23Peserta didik menjadi aktif karena adanya motivasi, tugas seorang pendidik adalah menyediakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.Jadi, peserta didiklah yang beraktifitas berbuat dan harus memiliki keaktifan sendiri.

23


(47)

Pada proses belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifannya. Keaktifan fisik yang berupa kegiatan yang melatih keterampilannya dan kegiatan psikis sebagai sebagai bentuk pemecahan masalah dengan mengkonstruksikan pengetahuan yang ia miliki. Jadi, keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.

Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana peserta didik dapat berbuat aktif, yang berarti aktif untuk mengkonstruksi kemampuan dalam proses pembelajaran. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar peserta didik dalam belajar dengan hukum

”law of excersise” menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa

individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu”. 24Segala pengetahuan

harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan merupakan serangkaian kegiatan fisik maupun non fisik dalam sebuah pembelajaran yang ditekankan pada peserta didik sebagai pelaku dalam proses pembelajaran untuk bergerak aktif memperoleh perpaduan informasi kognitif,afektif dan psikomotor untuk mencapai hasil maksimal dalam sebuah proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik akan membawa hasil bagi pengkonstruksian pengetahuan dan pemahaman bagi diri mereka sendiri.

24


(48)

1. Klasifikasi Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak sekedar hanya sekedar menyimpan tanpa mengadakan transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstrukstif, dan mampu merencanakan sesuatu.Peserta didik mampu untuk mencari menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dalam proses belajar mengajar peserta didik mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, dan

menarik kesimpulan.25Jika peserta didik aktif maka semakin mudah menerima segala

sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Semakin meningkat aktivitasnya akan berdampak positif pula pada hasil belajarnya.

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di sekolah.Aktivitas peserta didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang ada pada sekolah tradisional. Jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam belajar yang diungkapkan ada enam jenis keaktifan peserta didik yang akan dijabarkan, adapun

jenis keaktifan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut26:

a. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan media pembelajaran yang diberikan guru.

b. Oral Activities, contohnya mengemukakan pendapat, melakukan Tanya jawab, melakukan diskusi.

c. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: memperhatikan pendapat teman, memperhatikan penjelasan guru.

d. Writing Activities, seperti menulis hasil diskusi kelompok yang telah disimpulkan.

25

Dimyanti,Belajar dan Pembelajaran…, 101.

26


(49)

e. Mental Activities, seperti menanggapi saran yang diberikan saat berdiskusi, mengambil keputusan sebagai hasil diskusi kelompok.

f. Emotional Activities, seperti menghargai pendapat teman , antusias atau bersemangat saat melakukan diskusi kelompok.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan

Dalam proses pembelajaran keaktifan peserta didik akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dan peserta didik maupun dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini menjadikan suasana kelas menjadi kondusif dan lebih menyegarkan, masing-masing peserta didik mampu melibatkan kemampuan dirinya secara semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan motivasi belajar.

Gagne dan Brings dalam Yamin27 menyampaikan beberapa faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik, diantaranya adalah :

a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik)

c. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik

d. Memberikan stimulus (masalah,topik, dan konsep yang akan dipelajari)

e. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari

f. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

g. Memberikan umpan balik (feedback)

27

Martis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Gaung Persada Press ,2007), 84


(50)

h. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik selalu terpantau dan terukur

i. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran

3. Meningkatkan Keaktifan Belajar

Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar berarti menuntut kreativitas dan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Cara meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar, diantaranya yaitu :

a. Mengenali dan membantu peserta didik yang kurang telibat dan menyelidiki

penyebabnya serta mencari usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual peserta didik, hal seperti ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan peserta didik untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.

b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengoptimalisasikan memorinya

bekerja secara maksimal dengan memberikan kesempatan mengungkapkan dengan bahasanya dan melakukan dengan kreativitasnya sendiri.

c. Memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi

kehidupan peserta didik dengan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan masalah atau mengembangkan pembiasaan agar dalam dirinya tumbuh kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya oleh karena itu

perlu dilakukan sepanjang hayat.28

4. Indikator Keaktifan Belajar

Alasan lain mengaktifkan belajar peserta didik adalah karena setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda. Oleh sebab itu, setiap peserta didik perlu

28


(51)

memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda sehingga seluruh peserta didik

dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Menurut Sudjana29keaktifan

peserta didik dapat dilihat dalam hal :

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

e. Melaksanakan diskusi kelompok

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

g. Melatih diri dalam memecahkan masalah

h. Kesempatan menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau

persoalan yang dihadapinya.

Sedangkan menurut Djamarah30, keaktifan belajar dapat dilihat dari berbagai hal, diantaranya :

1) Peserta didik belajar secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip dan generalisasi

2) Peserta didik belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah

3) Peserta didik berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajar lainnya melalui berbagai cara

4) Peserta didik berani mengajukan pendapat

5) Terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan belajar.

29

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,2013), 61.

30

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teorotis Psikologis


(52)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di tambahkan bahwa keaktifan belajar bukan hanya meliputi keaktifan fisik dan mental saja. Melainkan dapat ditambahkan yaitu keaktifan sosial yang artinya peserta didik berbuat berkaitan bagaimana interaksinya bersama teman dan guru pembelajaran.Dapat dilihat melalui beberapa indikator yaitu :

a) Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

b) Interaksi peserta didik dengan guru

c) Kerjasama kelompok

d) Keaktifan peserta didik dalam kelompok

e) Partisipasi dalam menyimpulkan hasil pembahasan

D. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu.Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar. Tanpa adanya motivasi belajar , seorang peserta didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan

mencapai keberhasilan dalam belajar.31

Sedangkan menurut Wlodkowsky dalam sugihartono32, menjelaskan bahwa

motivasi belajar merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang member arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.

31

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran.., 52.

32


(53)

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh, Paul eggen dan Don Kauchak33 yang

menyebutkan bahwa motivasi pembelajaran adalah kekuatan yang menyegarkan, menopang dan mengarahkan perilaku kea rah satu tujuan.

Selain itu motivasi dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan ataupun kegagalan dalam belajar, pada umumnya belajar tanpa adanya motivasi akan terasa sulit untuk berhasil. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang berbagai kesulitan.motif, minat yang dimiliki oleh peserta didik. Maka dari itu, pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dorongan.

Dalam penggunaanya, motivasi bukan hanya sebagai pelengkap elemen pembelajaran.Akan tetapi juga menjadi faktor suatu pembelajaran yang efektif. Memotivasi bukan hanya sekedar mendorong atau memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain.

Motivasi merupakan kondisi yang menimbulkan perilaku, mengarahkan perilaku, atau mempertahankan intesnsitas perilaku.Motivasi belajar dapat dilakukan dengan meningkatkan perhatian, relevansi, kepercayaan diri, dan kepuasan peserta didik dalam belajar.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agardapat menimbulkan kegiatan belajar, dan memberikan arah apada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.

1. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

33


(54)

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, keller dalam Evilene Siregar34 telah menyusun prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Attention (perhatian), yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen baru, lain dengan yang sudah ada dan kompleks.

b. Relevance (Relevansi), yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi peserta didik.

c. Confindence (Kepercayaan diri), yaitu merasa diri mampu atau berkompeten merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan limgkungan.

d. Satisfaction (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, peserta didik akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.

2. Fungsi Motivasi Belajar

Keaktifan akan menjadi optimal, apabila danya motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, maka akan semakin berhasil pada pelajaran tersebut. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi belajar, diantaranya35 :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

34

Eveline Siregar dan Hartni Nova, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 52.

35


(55)

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

3. Manfaat Motivasi Belajar

Motivasi belajar penting untuk diketahui, dalam kaitannya ini adalah guru. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut36 :

a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat peserta didik

untuk belajar sampai berhasil.

b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar peserta didik di kelas

bermacam-macam.

c. Meningkatkan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara

bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, teman diskusi atau pendidik.

d. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis, tugas guru adalah membuat semua peserta didik belajar sampai berhasil.

4. Jenis Motivasi

Motivasi belajar juga mempunyai jenis, jenis motivasi belajar tersebut adalah37

:

36

Dimyanti, Belajar dan Pembelajaran…, 85.

37


(1)

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan data penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diperoleh selama penelitian dan analisis data ANOVA Two Way maka dapat disimpulkan yaitu :

1. Perolehan skor keakifan belajar menggunakan strategi pembelajaran Gallery Walk dan strategi pembelajaran konvensional menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat pengaruh strategi pembelajaran Gallery Walk terhadap keaktfan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Gallery Walk lebih baik dibandingkan dengan strategi konvensional. Dari hasil analisis uji ANOVA Two Way bahwa nilai signifikansi (asymp sig.) adalah 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Perolehan skor keakifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat pengaruh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi terhadap keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih baik dibanding dengan motivasi belajar rendah. Dari hasil analisis uji ANOVA Two Way bahwa nilai signifikansi (asymp sig.) adalah 0,045. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima .


(2)

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran gallery walk, strategi konvensional dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa. Dari hasil analisis uji ANOVA Two Way bahwa nilai signifikansi (asymp sig.) adalah 0,021. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima . Berdasarkan hasil analisis data,

membuktikan bahwa variabel keaktifan belajar dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama menunjukkan interaksi yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Artinya, adanya interaksi strategi pembelajaran gallery walk, strategi konvensional dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa.

A.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang pengaruh penerapan strategi pembelajaran Gallery Walk mata pelajaran IPS terhadap keaktifan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar berbeda, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran Gallery Walk sebagai alat untuk melihat keaktifan belajar peserta didik dan motivasi peserta didik yang berbeda-beda.

b. Guru harus banyak membuat inovasi baru dalam proses pembelajaran, yang umumnya menggunakan strategi konvensional dan tidak diselingi dengan


(3)

strategi pembelajaran yang lain sesuai dengan karakteristik peserta didik agar proses pembelajaran tidak monoton.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya memepelajari pengaruh penerapan strategi pembelajaran Gallery Walk mata pelajaran IPS terhadap keaktifan belajar yang memiliki motivasi belajar berbeda. Untuk itu penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian yang lebih komperhensif. Misalnya dengan mengembangkan pada materi yang berbeda, menambah strategi pembelajaran untuk melihat pengaruh lain atau dapat pula dipraktekkan pada kelas yang berbeda.


(4)

1

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah, Ridwan. Sani. Inovasi Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Ade, Aulia. Nurrohmah. ”Peningkatan Pemahaman Pelajaran IPA pada Materi Kenampakan Permukaan Melalui Strategi Gallery Learning pada Siswa Kelas III MI AL-Karim Surabaya”. Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.

B, Hamzah. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksar, 2016.

Bahri, Syaiful. Djamarah. Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teorotis Psikologis . Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Djunaidi, M. Ghony dan Fauzan ALmanshur. Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif. Malang: UIN Malang Press, 2009.

Dwi, Desi.Rusmanto. “Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Gallery Of Learning Terhadap Partisipasi Belajar IPA Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa MTsN Sumberagung Jetis Bantul Yogyakarta”. Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. dalam http://digilib.uinsuka.ac.id/6067/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20

PUSTAKA.pdf( 04 September 2016).

Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks Permata Puri Media, 2012.

Fox, Jenifer dan Whitney Hoffman. The Differentiated Instruction Book Of List. San Fransisco: A Willey Imprint, 2011.

Ibnu, Trianto. Badar al-Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif,dan Konstektual. Jakrata: Prenamedia Group, 2014.

Indriani, Pramita dan Saefur Rochmat. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 4 SD/MI. Bogor: Yudhistira, 2008.

Learning Assistance Program for Islamic Schools PGMI. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Surabaya: Amananh Pustaka, 2009.

L, Melvin. Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif . Bandung: Nuansa Cendekia, 2014.


(5)

2

L, Sharon.Bowman. The Ten Minute Trainer 150 Ways To Teach It Quick and Make It

Stick . San Fransisco: A Wiley Imprint, 2011.

Mardapi, Ddjemari. Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Nontes. Yogyakarta:Nuha Medika, 2008.

Marini, “Efektivitas Penggunaan Metode Gallery Walk Dalam Meningkatkan

Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Tarakan”. Skripsi--Universitas Hasanudin Makassar , 2012. dalam

https://www.unhas.ac.id/arab/data_fl/JURNAL_Marini.docx ( 04 September

2016).

Nasution. Kajian Pembelajaran IPS di Sekolah. Surabaya: Unesa University Press, 2011.

Prasrtowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenamedia Group, 2006.

Sardiman. Inovasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo, 2014.

Siregar, Evilene dan Hartni Nova. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Slameto. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013.

Sugihartono, dkk . Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.

Sunarti dan Selly Rahmawati. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi Offset, 2014.

Supriyadi. Strategi Belajar dan Mengajar . Yogyakarta: Jaya Ilmu, 2013.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenamedia group, 2013.


(6)

3

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional . Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013.

Umi, Umi.Khoirutunnisa’. “Eksperimentasi Model Pembelajaran NHT Dengan Gallery

of Learning Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Siswa Kelas VIII SMPN SEKabupaten Bojonegoro”. Tesis

--Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013. dalam

https://eprints.uns.ac.id/16071/1/347722501201411371_unprotected.pdf (21

Januari 2017).

Wahyudi, Dedi. “Galeri Belajar”, dalam http://podoluhur.blogspot.com/2013/06/galeri-belajar.html (25 Oktober 2016).

Widiasworo, Erwin. 19 Kiat Sukses Mengambangkan Motivasi Belajar Peserta Didik .

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015.

Yamin, Martinis. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi, 2013.

_____________. Desain pembelajaran berbasis tingkat satuan pendidikan. Bandung: Gaung Persada Press, 2007.


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

17 95 104

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5 21 61

Peningkatan motivasi belajar ips siswa melalui penerapan metode mind map pada kelas IV MI Nurul Falah Parungpanjang

0 2 205

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAMS Peningkatan Keaktifan Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas

0 2 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAI (TEAMS Peningkatan Keaktifan Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kela

0 2 13