hati, diekskresikan lambat dalam kemih, 30 dikeluarkan sebagai metabolit dan 4 tak berubah dalam 24 jam. Efek sampingnya yaitu hepatotoksisitas, termasuk
demam anoreksia, hepatomegali, ikterus; gagal hati; mual, muntah, artralgia, anemia sideroblastik, urtikaria Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
2005.
2.3 Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan terapi obat secara klinik adalah evaluasi sistematik dan prospektif dari regimen dosis dan kemajuan klinik pasien. Sasaran utama dari
pemantauan terapi obat adalah untuk mengoptimasi terapi obat, dengan memastikan secara efektif, efikasi terapi, meminimalkan toksisitas, dan memberi
solusi masalah yang merusakmengurangi akses seorang pasien, atau patuh pada suatu regimen terapi obat tertentu Charles dan Endang, 2006.
Keberhasilan terapi dengan obat sangat bergantung pada rancangan aturan dosis. Suatu aturan dosis yang dirancang tepat, merupakan usaha untuk mencapai
konsentrasi obat optimum pada reseptor untuk menghasilkan respon terapetik yang optimal dengan efek merugikan yang minimum Shargel, 2005. Ketika obat
dipilih untuk seorang pasien, dokter harus menentukan dosis yang paling sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu pendekatan yang rasional guna tujuan ini
menggabungkan prinsip-prinsip farmakokinetika dan farmakodinamika. Farmakokinetika membicarakan bagian konsentrasi-dosis, sedangkan
farmakodinamika menentukan bagian efek-konsentrasi dari interaksi Nicholas dan Holford, 2001. Pemantauan terapi obat bertujuan mengidentifikasi regimen
dosis pasien secara individual yang mengarahkan pada pencapaian konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
yang diketahui berhubungan dengan khasiat bukan toksisitas. Bagaimanapun terdapat variabilitas farmakodinamik interindividual yang penting pada
konsentrasi plasma yang diberikan. Secara umum, pemantauan terapi obat berguna untuk situasi klinis berikut :
- Ketika memulai regimen obat yang baru dengan indeks terapi yang sempit
untuk memeriksa konsentrasi yang tepat tercapai -
Ketika pengobatan yang digunakan tidak bekerja karena diperoleh konsentrasi yang rendah.
- Ketika toksisitas dicurigai karena konsentrasi yang tinggi
- Ketika beberapa obat diberika secara bersama-sama dan interaksi
farmakokinetika diharapkan dapat memodifikasi disposisi indeks terapi yang sempit
- Ketika sulit untuk menghubungkan antara respon farmakologi dengan
konsentrasi plasma -
Pada pasien terdapat penyakit hati dan ginjal Anonim
3
, 2002 Pemantauan konsentrasi obat dalam darah atau plasma meyakinkan bahwa dosis
yang telah diperhitungkan benar-benar telah melepaskan obat dalam plasma dalam kadar yang diperlukan untuk efek terapetik. Untuk beberapa obat, kepekaan
reseptor pada individu berbeda, sehingga pemantauan kadar obat dalam plasma diperlukan untuk membedakan penderita yang menerima terlalu banyak obat dan
penderita yang sangat peka terhadap obat. Dengan demikian pemantauan terapi konsentrasi obat dalam plasma memungkinkan untuk penyesuaian dosis obat
secara individual dan juga untuk mengoptimasi terapi Shargel, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Darah dan Plasma