2.5.5.5 Detektor
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen cuplikandi dalam aliran yang keluar dari kolom. Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang
tinggi, gangguan noise yang rendah, kisaran respon linear yang luas, dan memberi tanggapanrespon untuk semua tipe senyawa. Detektor yang paling
banyak digunakan dalam KCKT adalah detektor spektrofotometer uv 254 nm. Bermacam-macam detektor dengan variasi panjang gelombang uv-vis sekarang
menjadi poluler karena dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa dalam rentang yang luas Putra, 2007.
2.5.6 Metode Kuantifikasi dengan Baku Dalam
Baku dalam terutama merupakan ragam yang berguna karena pemakaiannya secara tepat dapat memperkecil galat yang disebabkan oleh
penyiapan cuplikan, peralatan, dan cara. Secara singkat, cara ini mencakup penambahan senyawa baku yang jumlahnya diketahui. Kemudian campuran itu
dibuat untuk disuntikkan ke dalam kromatografi. Berdasarkan luas puncak senyawa baku dan luas puncak komponen yang diminati, kita dapat menentukan
susunan Johnson dan Stevenson, 1991. Akurasi dari penggunaan baku dalam secara nyata bergantung kepada kemiripan struktur antara zat yang diperiksa
dengan baku dalam Snyder and Kirkland, 1979. Menurut Rohman 2007, syarat-syarat suatu senyawa dapat digunakan
sebagai baku internal adalah: -
Terpisah dengan baik dari senyawa yang dituju atau puncak-puncak yang lain -
Mempunyai waktu retensi yang hampir sama dengan analit.
Universitas Sumatera Utara
- Tidak terdapat dalam sampel.
- Mempunyai kemiripan sifat-sifat dengan analit dalam tahapan-tahapan
penyiapan sampel. -
Tidak mempunyai kemiripan secara kimiawi dengan analit. -
Tersedia dalam perdagangan dengan kemurnian yang tinggi. -
Mempunyai respon detektor yang hampir sama dengan analit pada konsentrasi yang digunakan.
Dalam kromatografi, rasio tinggi puncak atau luas puncak senyawa terhadap baku dalam biasanya di-plot terhadap konsentrasi. Selanjutnya, perbandingan
atau rasio respon detektor tinggi atau luas puncak untuk obat dan baku dalam digunakan dalam kalibrasi dan pengujian Smyth, 1992.
2.5.7 Nikotinamida Ditjen POM, 1995
Baku dalam yang digunakan yakni Nikotinamida. Rumus Bangun:
Gambar 8. Nikotinamid
Nama Kimia : Piridina-3-karboksamida
Rumus Molekul : C
6
H
6
N
2
O Berat Molekul
: 122,1 Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur, tidak berwarna atau putih; berbau lemah dan khas
Universitas Sumatera Utara
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol; sukar larut
dalam kloroform dan dalam eter Dengan metode baku internal, kurva baku dihasilkan dengan mempersiapkan
beberapa larutan baku yang mengandung konsentrasi yang berbeda dari senyawa yang dituju dengan ditambah sejumlah konsentrasi tertentu yang tetap dari larutan
baku internal Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Biofarmasi Fakultas Farmasi USU, dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU.
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan, beaker gelas, neraca analitis Baecho, pipet tetes, tabung sentrifugasi, rak tabung, gelas
ukur, alat vortex Health HVM-400, alat sentrifugasi Health HC 1120T, termos es, spuit 1 ml, spuit 3 ml, politube, mikropipet, batang pengaduk, vial 2 ml, satu
unit alat KCKT Agilent 1120 Compact LC, kolom ODS-C18, wadah solven, pompa vakum Gast DOA-P604-BN, injektor, syringe 50 µ l, ultrasonik Branson
1510, kertas membran filter Cellulose Nitrate 0,45 µm, penyaring PTFE 0,2 µm. Gambar alat dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2 halaman 44
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu: Asetonitril HPLC grade E. Merck, NaOH p.a. E. Merck, plasma darah pasien TB, plasma kosong
gambar dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 46 , Baku Pirazinamida ARS ASEAN Reference Substance sertifikat analisis dapat dilihat pada Lampiran 14
halaman 62, Nikotinamid Western Drugs PVT. LTD. sertifikat analisis dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 63, Kalium Dihidrogen Fosfat p.a E. Merck,
Universitas Sumatera Utara