Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan
dilakukan dengan pengawasan langsung.
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu : - Tahap Intensif yaitu penderita mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya
penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
- Tahap Lanjutan yaitu penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister dormant sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
2.2 Pirazinamida Ditjen POM, 1995.
Rumus Bangun:
Gambar 1. Rumus bangun Pirazinamida
Nama Kimia : Pirazinkarboksamida
Rumus Molekul : C
5
H
5
N
3
O Berat Molekul
: 123,11 Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga praktis putih; tidak berbau atau
praktis tidak berbau.
Universitas Sumatera Utara
Kelarutan: Agak sukar larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam eter dan dalam kloroform.
Titik lebur: Antara 188
o
dan 191
o
Analog pirazin dari nikotinamida ini bekerja bakterisid pada suasana asam: pH 5-6 atau bakteriostatis, tergantung pada pH dan kadarnya di
dalam darah. Spektrum kerjanya sangat sempit dan hanya meliputi M. tuberculosis. Khasiatnya diperkuat oleh INH. Obat ini khusus digunakan pada
fase intensif Tjay dan Rahardja, 2002. Pirazinamida adalah prodrug yang menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis mempunyai enzim pirazinamidase yang hanya aktif pada kondisi
asam. Pirazinamidase mengubah pirazinamida menjadi bentuk asam pirazinoat yang terakumulasi di dalam basil Anonim
2
, 2005. Pirazinamida dapat dengan baik diserap dari saluran cerna dan secara luas
didistribusikan pada jaringan tubuh, termasuk selaput otak yang terinfeksi. Pirazinamida diabsorbsi dengan baik dari saluran pencernaan dengan konsentrasi
serum 40-50 mgL 0,3-0,4 mmolL dicapai kira-kira setelah 2 jam pemberian dosis 1 g. Suatu puncak konsentrasi serum 20-60 mgL 163-488 µ molL setelah
2 jam pemberian oral 1-2 g diusulkan sebagai bukti dari absorbsi yang cukup Anderson, et.al., 2002
Waktu paruhnya adalah 8-11 jam. Pirazinamida merupakan suatu obat garis depan yang penting yang digunakan bersama dengan isoniazid dan rifampin
dalam pemberian jangka pendek yaitu 6 bulan sebagai suatu agen sterilisator aktif untuk melawan sisa-sisa organisme-organisme intraseluler yang dapat
mengakibatkan kekambuhan Chambers, 2004. Pirazinamida dimetabolisme di
Universitas Sumatera Utara
hati, diekskresikan lambat dalam kemih, 30 dikeluarkan sebagai metabolit dan 4 tak berubah dalam 24 jam. Efek sampingnya yaitu hepatotoksisitas, termasuk
demam anoreksia, hepatomegali, ikterus; gagal hati; mual, muntah, artralgia, anemia sideroblastik, urtikaria Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
2005.
2.3 Pemantauan Terapi Obat