Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Teknologi Pengolahan Limbah

kerusakan lingkungan bila dibuang ke sungai. Untuk itu perlu diadakan pengolahan limbah cair yang lebih baik untuk menghindari hal tersebut.

6.5. Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Teknologi Pengolahan Limbah

Cair Analisis ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pencapaian kinerja pengolahan limbah cair pabrik PKS kebun Pabatu dengan menghitung deviasi antara nilai penanganan limbah cair kelapa sawit dengan nilai standar atau ideal pengelolaan limbah cair. Analisis terhadap hasil pengukuran kinerjanya yaitu sebagai berikut: 1. Faktor karakteristik limbah cair Hasil penilaian menunjukkan penyimpangan deviasi yang sangat tingggi yaitu 4006,38. Hal ini menunjukkan bahwa limbah cair hasil pengolahan minyak kelapa sawit harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan atau sungai untuk menurunkan nilai-nilai mutu zat organik agar sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Faktor Teknologi Sistem Kolam Hasil penilaian kinerja terhadap sistem kolam pada outlet I menunjukkan hasil deviasi yang baik dengan nilai 6,94. Kinerja dari teknologi pengolahan limbah cair pabrik ini mampu menurunkan parameter mutu limbah secara efektif seperti nilai BOD dan COD. Nilai ini menunjukkan efektifitas teknologi kolam limbah hingga proses di kolam anaerobic II. Untuk outlet II, nilai deviasinya yaitu 100,06 yang berarti kinerja pada kolam aerobic buruk. Universitas Sumatera Utara Nilai-nilai pada BOD, COD dan lainnya masih tinggi dibandingkan standar yang menyebabkan limbah cair sangat lama untuk dibuang ke lingkungan atau sungai dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan. 3. Faktor Buangan Sistem Kolam Hasil penilaian kinerja buangan sistem kolam menimpulkan bahwa kinerja nya „buruk‟ dengan deviasi 39,9. Hal ini tentu merupakan akibat dari buruknya kinerja pada saat limbah berada di outlet II atau kolam aerobic. Nilai-nilai BOD, COD dan nilai lain masih tinggi diatas nilai-nilai standar baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah. Karena buruknya kinerja buangan sistem kolam ini, akan memungkinkan untuk limbah cair dapat mencemari lingkungan terutama sungai yang menjadi akhir pembuangan limbah cair ini. Sebaiknya kebun Pabatu mengevalusi teknologi sistem kolam yang diterapkan saat ini dan mempertimbangkan jenis teknologi lain yang lebih bersih, memberikan nilai tambah serta meminimisasi peluang pencemaran lingkungan. 4. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi pada penilaian kinerja ini mengkaji aspek investasi dan biaya operasional penanganan limbah. Pabrik kebun pabatu yang menerapkan sistem kolam limbah untuk penanganan limbahnya memiliki total investasi sebesar Rp 3.955.200.000, nilai investasi ini lebih tinggi daripada nilai standar investasi untuk penerapan sistem kolam yaitu Rp 2.097.600.000, dengan deviasi 88,6 yang berrati kesimpulan kinerja „buruk‟. Untuk biaya operasional pengolahan limbah cair menggunakan sistem kolam, pabrik kebun Universitas Sumatera Utara Pabatu memiliki kinerja y ang „baik‟ karena sesuai dengan standar biaya operasional pengolahan limbah cair dengan sistem kolam. 5. Faktor sosial Penilaian terhadap kinerja factor sosial pada pabrik kebun Pabatu menunjukkan skor 2 dengan dveiasi 75 untuk teknologi sistem kolam. Penyimpangan yang tinggi pada sistem kolam dikarenakan produk limbah yang dihasilkan berpotensi untuk menimbulkan pencemaran, dampak sosial, serta bau-bauan yang tidak sedap dan juga tidak memberikan nilai tambah bagi pabrik itu sendiri yang mungkin dapat dijadikan nilai tambah sebagai biogas ataupun pupuk. 6. Faktor Lingkungan Penilaian kinerja factor lingkungan mendapatkan kesimpulan yaitu kinerja yang „kurang baik‟ dengan nilai deviasi 27,83 . Nilai ini disebabkan karena nilai produksi biomassa yang tinggi yang berarti kurangnya pabrik dalam memanfaatkan biomassa pada limbah cair tersebut. 7. Kinerja keseluruhan Rata-rata deviasi kinerja keseluruhan pabrik kebun Pabatu adalah 60,08 yang berarti „buruk‟ untuk kinerja keseluruhan. Nilai keseluruhan kinerja ini dipengaruhi oleh hasil buruk dari penilaian kinerja untuk masing-masing submodel seperti kinerja penanganan limbah, faktor ekonomi, dan faktor sosial yang memiliki deviasi lebih dari 30. Universitas Sumatera Utara

6.6. Penilaian Teknologi Pengolahan Limbah Cair Sistem Kolam