6.3. Analisis Efisiensi Energi
Dari hasil pengolahan, diketahui bahwa efisiensi energi untuk proses produksi pengolahan minyak kelapa sawit di pabrik kebun Pabatu tegolong
rendah, hal ini disebabkan karena besarnya jumlah energi listrik dan bahan bakar yang dikonsumsi sebagai input energi yaitu semua limbah padat yaitu cangkang
dan serat untuk bahan bakar boiler. Karena banyaknya limbah padat yang dijadikan bahan bakar, menjadikan energi input menjadi tinggi sehingga hasil
efisiensi energi untuk proses produksi pengolahan minyak kelapa sawit rendah. Nilai efisiensi energi ini merupakan nilai pada proses produksi yang menghasilkan
CPO sebagai outpur produktif dan konsumsi energi listrik dan bahan bakar sebagai output. Oleh karena itu perlu diadakan penilaian terhadap kinerja
teknologi pengolahan limbah cair yang ada saat ini untuk mengetahui seberapa baik sudah pengolahan limbah cair di pabrik kelapa sawit kebun Pabatu.
6.4. Analisis Efisiensi Pengolahan Limbah Cair Menggunakan Sistem
Kolam
Setelah menghitung efisiensi tiap kolam untuk pengolahan limbah, didapati bahwa efisiensi sistem penanganan limbah cair menggunakan sistem
kolam di pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV masih tergolong rendah, bahkan terdapat kolam yang sudah tidak layak untuk digunakan sebagai
kolam limbah. Analisis terhadap efisiensi kolam limbah yaitu sebagai berikut: 1. Kolam Fat-pit
Recovery Tank
. Dimensi yang ada saat ini pada kolam fat-pit sudah tidak layak untuk menampung limbah berkapasitas 396 m
3
hari, maka
Universitas Sumatera Utara
perlu dilakukan peninjauan terhadap waktu tinggal Tr pada kolam fat-pit agar pengolahan dapat berjalan dengan efektif. Perhitungan menunjukkan
bahwa waktu tinggal kolam fat-pit yaitu 20 jam, yang artinya limbah masih bias ditampung pada kolam fat-pit selama 10 jam. Sedangkan perhitungan
efisiensi adalah 3 yang berarti hanya 3 dari kadar parameter penanganan limbah cair seperti BOD atau COD yang dapat dikurangi. Semakin sedikit
efisiensi kolam, maka semakin besar kadar yang masih harus diolah di kolam selanjutnya.
2. Kolam Deoiling Pond. Waktu tinggal pada kolam ini ialah 14 hari yang berarti limbah cair harus berada pada kolam ini selama 14 hari agar pengolahan dapat
berjalan efektif. Efisiensi kolam ini ialah 42 yang artinya hanya ada sekitar 42 dari kadar COD ataupun BOD yang diolah di kolam ini yang
mengakibatkan masih tingginya kadar COD dan BOD pada limbah cair yang masuk ke kolam selanjutnya.
3. Kolam Anaerobik Pertama. Waktu tinggal pada kolam ini ialah 120 hari yang berarti limbah cair harus berada pada kolam ini selama 120 hari agar
pengolahan dapat berjalan efektif. Efisiensi kolam ini ialah 140 yang artinya ada sekitar 140 dari kadar COD ataupun BOD yang diolah di kolam ini
sehingga kadar COD dan BOD pada limbah cair menurun. 4. Kolam Anaerobik Kedua. Waktu tinggal pada kolam ini ialah 64 hari yang
berarti limbah cair harus berada pada kolam ini selama 64 hari agar pengolahan dapat berjalan efektif. Efisiensi kolam ini ialah 110 yang artinya
Universitas Sumatera Utara
ada sekitar 110 dari kadar COD ataupun BOD yang diolah di kolam ini sehingga kadar COD dan BOD pada limbah cair menurun.
5. Kolam Fakultatif. Waktu tinggal pada kolam ini ialah 56 hari yang berarti limbah cair harus berada pada kolam ini selama 56 hari agar pengolahan dapat
berjalan efektif. Efisiensi kolam ini ialah 104 yang artinya ada sekitar 104 dari kadar COD ataupun BOD yang diolah di kolam ini sehingga kadar COD
dan BOD pada limbah cair menurun. 6. Kolam Aerobik. Waktu tinggal pada kolam ini ialah 24 hari yang berarti
limbah cair harus berada pada kolam ini selama 24 hari agar pengolahan dapat berjalan efektif. Efisiensi kolam ini ialah 62 yang artinya hanya ada sekitar
62 dari kadar COD ataupun BOD yang diolah di kolam ini yang mengakibatkan masih tingginya kadar COD dan BOD pada limbah cair yang
masuk ke kolam selanjutnya. 7. Kolam Final Pond. Dimensi yang ada saat ini pada kolam final pond sudah
tidak layak untuk menampung limbah berkapasitas 396 m
3
hari, maka perlu dilakukan peninjauan terhadap waktu tinggal Tr pada kolam fat-pit agar
pengolahan dapat berjalan dengan efektif. Perhitungan menunjukkan bahwa waktu tinggal kolam fat-pit yaitu 14 jam, yang artinya limbah masih bisa
ditampung pada kolam fat-pit selama 14 jam. Sedangkan perhitungan efisiensi adalah 2,2 yang berarti hanya 2,2 dari kadar parameter penanganan limbah
cair seperti BOD atau COD yang dapat dikurangi. Semakin sedikit efisiensi kolam, maka semakin besar kadar yang masih harus diolah di kolam
selanjutnya. Hal ini yang menjadikan limbah cair pabrik akan menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
kerusakan lingkungan bila dibuang ke sungai. Untuk itu perlu diadakan pengolahan limbah cair yang lebih baik untuk menghindari hal tersebut.
6.5. Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Teknologi Pengolahan Limbah