Pengambilan contoh bahan penelitian

30 mengikuti metoda yang sudah umum dipakai di Laboratorium Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB Sarajar 1975. Bahan untuk penelitian sifat fisik, contoh kayunya juga diambil dari bahan yang sama, dan dibuat dalam tiga bidang orientasi masing-masing berukuran 5x5x5 cm. Banyaknya batang pohon yang ditebang untuk bahan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 pohon, dan rinciannya disajikan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Batang Pohon yang Ditebang untuk Bahan Penelitian Jenis Kayu No. Pohon Diameter Batang Cm Kemiringan batang o Keterangan 4 42.2 0 Normal 15 46.1 5 Tekan Ringan Kayu Damar Gunung Walat 24 35.3 4 Tekan Ringan 8 28.3 8 Tarik Ringan 12 17.2 8 Tarik Ringan 19 30.9 12 Tarik Berat 33 34.7 21 Tarik Berat Kayu Sengon Kampus IPB 4 13.4 2 Normal 15 13.4 5 Tarik Ringan 2 12.7 11 Tarik Berat 10 15.3 11 Tarik Berat Kayu Sengon KPH Ciamis 17 13.7 9 Tarik Ringan Keterangan: Kartal, 2000 • Kayu normal adalah batang pohon yang mempunyai kemiringan 2 o • Kayu Tekan Tarik Ringan adalah batang pohon mempunyai kemiringan 3-10 o • Kayu Tekan Tarik Berat adalah batang pohon yang mempunyai kemiringan10 o 2. Pembuatan bahan penelitian Bahan penelitian ultra-stuktur kayu reaksi dalam penelitian ini disiapkan berupa tiga macam preparat yaitu : 31 1. Bahan untuk observasi karakteristik kayu reaksi berupa lempengan kayu disk dan potongan melintangnya dibuat halus untuk memudahkan observasi. Pengamatan sifat makroskopik dibantu dengan lensa tangan atau loupe pembesaran 10 x. Sifat-sifat yang diamati meliputi karakteristik kayu reaksi, terutama melihat adanya bentuk eksentrisitas penampang melintang batang, mengamati posisi empulur pith dalam batang, dan menghitung persentase kayu reaksi yang terjadi. 2. Bahan untuk observasi sifat mikroskopik dibuat dari bahan yang sama untuk pengamatan sifat makroskopik yang telah dilakukan. Bahan penelitian sifat mikroskopik dibuat berukuran 1.5x1.5x5cm dalam tiga bidang orientasi. Dari contoh kayu berukuran kecil tersebut, kemudian dibuat dua macam preparat atau slide mikrotom dan slide maserasi. Pelunakan contoh kecil kayu dilakukan dengan gliserin, pembuatan sayatan tipis dilakukan setebal 15-20 mikron dengan bantuan alat sliding microtome, dehidrasi sayatan dilakukan dengan alkohol bertingkat terakhir dengan xylene, pewarnaan dilakukan dengan safranin 2. Mounting dilakukan dengan canada balsam dan pengeringan sediaan dilakukan di atas alat pengeringan slide Fisher pada temperature 45-50 o C. Di samping preparat mikrotom, juga dibuat preparat maserasi berdasarkan metode Schultze Sarajar 1975. Observasi sifat mikroskopik dilakukan dengan bantuan Flourescens Microscope Olympus type Bx 51. Prosedur pembuatan slide mikrotom dan slide maserasi secara rinci disajikan dalam Lampiran. 3. Untuk penelitian ultra-struktur kayu reaksi, bahan observasi dibuat berupa preparat SEM dengan metode sebagai berikut: contoh kayu normal dan kayu yang mengalami cacat kayu reaksi masing-masing berukuran 0.5x0.5x3.0 cm dibuat dalam tiga bidang observasi, dilunakkan dengan gliserin:alkohol 1:1. Kemudian disayat dengan Sliding Microtome American Opt. dengan ketebalan sekitar 40-50 mikron. Dehidrasi dilakukan dengan alkohol bertingkat dan terakhir dengan xyline xylol untuk memperoleh bahan yang betul-betul bebas air. Kemudian hasil sayatan disimpan dalam tempat yang sudah diberi celica gel untuk mempertahankan agar kondisi sayatan betul-betul bebas dari uap air. Kemudian sayatan dibuat berukuran sekitar 2,5x2,5 mm dan diletakkan di atas 32 specimen holder untuk dilapisi coating dengan emas 18 karrat. Lamanya coating memerlukan waktu sekitar 4 menit untuk mencapai ketebalan sepuhan sekitar 300A o Rachman 2001. 4. Bahan untuk penelitian sifat fisik untuk menentukan kadar air, berat jenis dan persentase penyusutan, contoh kayunya dibuat masing berukuran 5x5x5 cm.

E. Tahapan Kegiatan Penelitian

Dalam rangka membangun dan mengembangkan hutan tanaman industri, banyaknya cacat kayu reaksi terutama pada jenis-jenis pohon yang tumbuhnya cepat akan menimbulkan banyak masalah. Masalah itu terutama disebabkan karena sifat-sifat kayu reaksi mempunyai banyak kelemahan, sehingga nilai ekonominya menjadi lebih rendah. Untuk menjelaskan tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat dalam diagram alir yang disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Kegiatan Penelitian Ultrastruktur Kayu Reaksi pada Damar Agathis loranthifolia dan Sengon Paraserianthes falcataria. HUTAN TANAMAN DAMAR DAN SENGON ASPEK 1. KEMI RI NGAN POHON KAYU REAKSI PENELI TI AN LAPANGAN SAMPEL PENELI TI AN MAKROSKOPI K PEN. MI KROSKOPI K PEN. ULTRA MI KROSKOPI K ASPEK 2. KARAKTERI STI K KAYU REAKSI ASPEK 3. STRUKTUR ANATOMI DAMAR SENGON ASPEK 4. KARAKTERI STI K ULTRA STRUKTUR KAYU REAKSI ASPEK 5. PENGARUH KAYU REAKSI TERHADAP TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN PENELI TI AN LAB 33

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap sifat makroskopik, sifat mikroskopik dan ultrastruktur dinding sel kayu reaksi, baik pada kayu damar maupun kayu sengon yang diteliti. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menyusun data yang sudah dikumpulkan dalam bentuk tabulasi, kemudian dengan analisis Statistical Procedures for Social Science SSPS for Window untuk disajikan berupa histogram atau gambar grafiknya. Analisis diskriptif data kualitatif terutama untuk menentukan karakteristik ultrastruktur kayu reaksi dilakukan dengan melakukan observasi terhadap semua sediaan yang telah dibuat. Hasil observasi sifat-sifat kayu reaksi yang objektif dan secara konstan selalu terdapat pada setiap preparat yang diamati, dinyatakan sebagai sifat yang karakteristik. Data sifat fisik kayu normal dan kayu reaksi, baik pada kayu damar maupun kayu sengon diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut: a. Rumus untuk menghitung kadar air basah kayu adalah sebagai berikut : Kadar Air KA = 100 × − Wo Wo Wb dimana : Wb = berat contoh kayu dalam kondisi basah. Wo = berat contoh kayu dalam kondisi kering tanur. b. Rumus untuk menentukan berat jenis kayu adalah sebagai berikut : Berat Jenis BJ = V Wo dimana : Wo = berat contoh kayu kering tanur. V = berat air yang volumenya sama dengan volume kayu. c. Rumus untuk menentukan penyusutan kayu adalah sebagai berikut : Penyusutan Kayu PK = 100 × − DB DKT DB dimana : DB = dimensi basah dan DKT = dimensi kayu kering. d. Rumus untuk menentukan persentase kayu reaksi adalah : Kayu Reaksi KR = 100 x VKt VKn VKt − dimana : VKt = volume kayu total dan VKn = Volume kayu normal.