39
Keterangan : Tanda panah menunjukkan empulur kayu normal damar posisinya ada di tengah dan pangkal cabang yang terbenam dalam kayu M.
Gambar 6. Penampang melintang kayu normal Agathis loranthifolia Salisb.
Keterangan: Tanda panah menunjukkan empulur kayu tekan damar posisinya bergeser lebih dekat dengan sisi atas sehingga menjadi in-concentric.
Nw adalah bagian kayu normal dan Cw adalah bagian kayu tekan.
Gambar 7. Penampang melintang kayu tekan Agathis loranthifolia Salisb.
M
Cw Nw
40 1.
Karakteristik kayu tekan pada damar juga dicirikan oleh adanya riap pertumbuhan yang besar terjadi pada sisi batang bagian bawah dari batang pohon yang
tumbuhnya miring atau bengkok. Keadaan ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan lebar riap pertumbuhan antara kayu normal dan kayu tekan. Pada kayu
tekan riap pertumbuhan yang lebar berada di posisi tertekan, lihat Gambar 7. 2.
Di samping itu adanya pertumbuhan yang lebih cepat pada bagian sisi yang tertekan, dapat dicirikan oleh adanya perbedaan struktur anatomi kayunya.
Bagian sisi batang yang mengalami pertumbuhan lebih cepat, panjang sel-sel trakeida kayu tekan rata-rata lebih pendek dibanding bagian sisi batang kayu
normal. Bagian kayu normal memiliki panjang sel-sel trakeidanya rata-rata 6750 mikron 5500-7500 mikron, dan pada kayu tekan panjangnya rata-rata 6200
mikron 5200-6850 mikron. Karakteristik kayu tekan yang terjadi pada kayu damar identik dengan
karakteristik kayu tekan compression wood yang umum terjadi pada kelompok Kayu Daun Jarum KDJ di daerah temperate, seperti dinyatakan Panshin 1980;
Haygreen 1982; Tsoumis 1991; Torges 2005. Di samping itu karakteristik kayu tekan pada damar juga hampir sama dengan karakteristik kayu tekan pada jenis Pinus
resinosa seperti dinyatakan Kartal 2000.
Tegakan hutan tanaman damar di hutan pendidikan Fakultas Kehutanan Gunung Walat, Sukabumi yang tumbuhnya miring sekitar 5
o
-6
o
sudah menunjukkan adanya persentase kayu tekan yang nyata. Penelitian yang sama telah dilakukan oleh
Kennedy 1965 dalam Haygreen 1982 menunjukkan bahwa kayu reaksi tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu 24 jam setelah batang memperoleh tekanan, dan
kemiringan batang yang lebih besar dari 2
o
sudah dapat menyebabkan pembentukan kayu tekan.
Kayu reaksi juga telah ditemukan pada batang pohon yang tidak miring yaitu pada Pinus loblolly Zobel dan Haught 1962, Yellow poplar Taylor 1968 dan
beberapa jenis Polpulus Krempl 1975 dalam Haygreen 1982.
41
B. Karakteristik kayu tarik pada sengon
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan karakteristik kayu tarik yang terjadi pada kayu sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen secara umum
dicirikan oleh beberapa sifat sbb: 1.
Penampang melintang batang pohon yang mengalami cacat kayu tarik pada sengon bentuknya tidak lagi bulat, dan posisi jaringan empulur tidak lagi berada
di tengah-tengah inconcentric. Penampilan penampang melintang kayu sengon yang normal, mengalami cacat kayu tarik ringan dan kayu tarik berat dapat
dilihat seperti pada Gambar 8. 2.
Pada kayu tarik, riap pertumbuhan yang besar terjadi pada sisi batang bagian atas, sehingga posisi empulur lebih dekat ke sisi batang bagian bawah seperti
pada Gambar 8. 3.
Di samping itu karakteristik kayu tarik yang terjadi pada kayu sengon juga dicirikan oleh adanya perubahan bentuk dan ukuran dari sel-sel penyusunnya.
Diameter tangensial sel-sel pembuluh kayu tarik menjadi lebih kecil dibanding kayu normal. Pada kayu normal besarnya diameter tangensial pori rata-rata 238
mikron 156-325 mikron, pada kayu tarik ringan rata-rata adalah 215 mikron 143-260 mikron dan pada kayu tarik berat besarnya rata-rata 210 mikron 117-
260 mikron. Kenyataan ini sama seperti yang dinyatakan oleh Panshin 1980 bahwa sel-sel pembuluh dalam zone kayu tarik tidak berubah sifatnya dari
struktur kayu normal, tetapi diameter sel pembuluh menjadi lebih kecil dan jumlahnya menjadi lebih banyak.
Panjang sel-sel serabut kayu tarik juga menjadi lebih pendek dibanding kayu normal. Panjang sel serabut kayu normal rata-rata 823 mikron 637-1274
mikron, pada kayu tarik ringan rata-rata 749 mikron 481-1170 mikron dan kayu tarik berat panjangnya rata-rata 720 mikron 388-1079 mikron.
Hasil pengukuran diameter tangensial sel pembuluh kayu normal dan kayu tarik pada sengon secara rinci disajikan pada Tabel 3. Hasil pengukuran dimensi
sel-sel serabut kayu normal dan kayu tarik sengon disajikan pada Tabel 4.
42
Tabel 3. Hasil pengukuran diameter tangensial sel pembuluh kayu normal, kayu tarik ringan dan kayu tarik berat sengon.
Kondisi Batang Pohon Rata-rata mikron
Selang Nilai
Kayu Normal 238
156-325 Kayu Tarik Ringan
215 143-260
Kayu Tarik Berat 110
117-260
Tabel 4. Hasil pengukuran dimensi sel serabut fibers pada kayu sengon. Dimensi
Sel serabut Kondisi Batang
Pohon Rata-rata mikron
Selang Nilang
Kayu normal 823
637-1274 Kayu tarik ringan
749 481-1170
Panjang Sel Kayu tarik berat
720 338-1079
Kayu normal 23
15-33 Kayu tarik ringan
33 18-57
Diameter Sel Kayu tarik berat
33 21-57
Kayu normal 11
6-21 Kayu tarik ringan
10 6-18
Diameter Lumen Kayu tarik berat
9 6-18
Kayu normal 6
3-11 Kayu tarik ringan
11 5-23
Tebal dinding sel Kayu tarik berat
12 8-20
Dari data pada Tabel 4 di atas, panjang sel-sel serabut kayu sengon tidak sampai mencapai 1000 mikron. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
panjang sel-sel serabut kayu sengon rata-rata mencapai 1300 mikron pada kayu sengon yang berumur sekitar 20 tahun Pandit 1988. Perbedaan panjang sel-sel
serabut ini diduga disebabkan karena pengaruh umur, karena kayu sengon yang dipakai bahan dalam penelitian ini berumur 6 tahun dan 10 tahun.