Kerangka Pendekatan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

26 Dipilihnya kedua jenis kayu ini sebagai objek dalam penelitian ini karena berbagai pertimbangan antara lain : 1. Kayu sengon merupakan salah satu jenis KDL, dimana evolusinya dianggap lebih modern karena baru muncul di muka bumi pada zaman Tertier Farb 1978. Sedangkan kayu damar tergolong KDJ yang lebih primitif, karena muncul di muka bumi sejak jaman Triasik Farb 1978. Kayu damar pertama kali herbariumnya dikumpulkan oleh Dr. Buwalda dan nama Agathis loranthifolia Salisb. diberikan oleh Salisbury Team Reboisasi LPH Bogor 1971. Penelitian jenis-jenis ini diharapkan dapat mewakili kedua kelompok kayu tropik yang struktur anatominya sangat berbeda Brown 1949; Panshin 1980; Haygreen 1982; Tsoumis 1991; Hoadley 2000. 2. Kayu sengon merupakan jenis asli yang tumbuh di bumi Indonesia, pertama kali ditemukan oleh Teysmann tahun 1870 di Kepulauan Banda, Maluku dan tahun 1871 untuk pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor Heyne 1950. 3. Sengon merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat, bahkan dikatakan merupakan jenis kayu yang tumbuhnya paling cepat untuk daerah tropik sehingga disebut “miracle tree” Prosea 1994. 4. Sengon mempunyai bentuk tajuk seperti perisai yang tipis Prosea 1994 sehingga sebagian sinar matahari yang melalui tajuk dapat menembus tajuk sampai ke permukaan tanah, memberi kesempatan tanaman bawah tumbuh, sehingga sangat baik untuk dikembangkan dalam agroforestry. 5. Sengon merupakan salah satu jenis famili Leguminosae umumnya kaya akan unsur nitrogen sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur Alrasjid 1973. 6. Kayu sengon juga dikenal sifat dasar kayunya sangat moderat, sehingga mempunyai prospek yang baik untuk terus dikembangkan sebagai bahan baku industri kayu di masa depan. Di samping itu penelitian ultrastruktur kayu sengon juga belum pernah dilakukan. Kayu damar dipilih sebagai objek dalam penelitian ini antara lain karena : 1. Kayu damar merupakan salah satu jenis kayu daun jarum KDJ asli daerah tropis yang tumbuh di Indonesia. 27 2. Kayu damar mempunyai sifat yang sangat baik untuk bahan baku industri pulp dan kertas, di samping karena kayunya berwarna putih, juga mempunyai serat tracheids yang panjang dan persentase seratnya juga sangat tinggi. 3. Kayu damar juga baik dipakai untuk bahan baku industri mebel dan alat musik karena struktur anatominya homogen, tidak terlampau keras tetapi mempunyai kekuatan cukup dan teksturnya cukup halus. 4. Pohon damar juga diketahui mempunyai sistem perakaran yang kuat karena mempunyai akar jangkar yang dalam sehingga pohonnya tidak mudah roboh Team Reboisasi LPH Bogor 1971, bentuk tajuknya simetris, evergreen dan indah, sehingga sangat cocok untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan kota terutama untuk ditanam di sisi jalan. 5. Surjokusumo 1995 menyatakan bahwa kayu damar merupakan jenis kayu yang sangat baik untuk bahan baku industri pesawat terbang ringan, sehingga mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penelitian ultrastruktur kayu damar sebagian dilaksanakan pada bulan September 2000 di Laboratorium For Structure of Plant Cells Faculty of Agricultural, Kyoto University di bawah bimbingan Prof. Fujita Minoru, D. Agr. Penelitian tahap kedua mulai dilakukan bulan Mei 2005 sampai dengan Agustus 2006, dan dilaksanakan di empat laboratorium yaitu : 1. Laboratorium Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian BP2TP di Cimanggu, Bogor. 2. Laboratorium Kayu Solid Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian IPB, Bogor. 3. Laboratorium Struktur dan Sifat Kayu, Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 4. Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Ternak Fakultas Peternakan IPB. Bogor. 28

C. Variabel yang Diamati

Variabel yang dimati dalam penelitian ini meliputi elemen-elemen atau sel-sel penyusun kayu mulai dari macam elemen, bentuk, ukuran dan modifikasi yang terjadi baik bersifat makroskopik, mikroskopik maupun ultramikroskopik yang terjaddi pada kayu normal dan kayu reaksi pada damar dan sengon.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian Pembangunan hutan tanaman yang dilakukan oleh Perum Perhutani beberapa tahun terakhir lebih banyak dilakukan dengan pola Pembangunan Hutan Bersama Masyarakat PHBM, sehingga penanamannya kebanyakan dilakukan dengan pola agroforestry. Keadaan ini menyebabkan agak sulit untuk mendapatkan tegakan sengon monokultur yang betul-betul murni dan di samping itu umur tegakan juga jarang mencapai umur cukup dewasa. Pohon contoh tegakan hutan tanaman damar untuk bahan penelitian diambil dari hutan pendidikan Fakultas Kehutanan IPB di Gunung Walat Sukabumi. Sedangkan tegakan sengon diambil dari dua tempat yang berbeda yaitu: tegakan berumur 6 tahun diambil dari BKPH Banjarsari, KPH Ciamis Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, dan tegakan berumur 10 tahun dari tegakan hutan tanaman di Kampus IPB Darmaga Bogor. Di samping bahan berupa kayu, dalam penelitian ini juga dibutuhkan beberapa macam bahan kimia untuk membantu dalam proses penyiapan sediaan atau preparat untuk bahan observasi. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan meliputi: gliserin untuk membantu dalam proses pelunakan kayu, alkohol dalam berbagai konsentrasi dan xylene untuk bahan dehidrasi sediaan, safranin 2 untuk bahan pewarna, canada balsem untuk bahan mounting , dan emas 18 K untuk coater. 2. Alat Penelitian Dalam penelitian ini di samping alat yang diperlukan untuk pengambilan bahan penelitian di lapangan seperti: gergaji, pita ukur, busur derajat dan alat lain, juga dibutuhkan beberapa alat penting untuk penelitian di laboratorium antara lain: 1. Silding microtome American Opt. untuk membantu dalam pembuatan sayatan tipis untuk bahan preparat mikroskopik dan ultramikroskopik untuk bahan observasi.