7
Komponen semantis adalah perangkat makna yang dimiliki oleh sebuah butir leksikon. Mulyadi, 2000: 40 lebih lanjut dikatakan bahwa komponen
semantis mencakup kombinasi dari perangkat makna seperti ‛seseorang’,
‛sesuatu’, ‛mengatakan’, ‛melakukan’, ‛terjadi’, ‛ini’, dan ‛baik’. Kategorisasi adalah pengelompokan butir leksikal berdasarkan kesamaan
komponen semantisnya Mulyadi, 2010: 169. Misalnya, ‛kom ponen pada waktu
itu, X bergerak’ memuat anggota verba mardalan ‛berjalan’, marlojong ‛berlari’,
dan mangalangka ‛melangkah’ yang terdapat dalam satu ranah semantis yang
sama. Selanjutnya, makna sebuah kata adalah konfigurasi dari makna
asali untuk setiap kata Wierzbicka, 1996: 170 . Konfigurasi yang dimaksud adalah kombinasi antara satu makna asali dengan makna asali yang lain yang
membentuk sintaksis makna universal. Makna verba gerakan agentif yang dikaji dalam penelitian ini adalah makna denotasi.
2.2 Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori Metabahasa Semantik Alami MSA. Ada dua alasan penelitian teori Metabahasa Semantik Alami MSA. Pertama,
teori MSA dapat menetapkan kategorisasi verba dan mengeksplikasi semua makna leksikal, gramatikal, ilokusi, dan pragmatik, termasuk aspek tata bahasa
dan tipologi universal melalui seperangkat elemen sederhana. Sebagai bagian dari kategori leksikal, verba gerakan agentif
dapat dieksplikasi dengan teori MSA. Kedua, parafrase makna yang dihasilkan mudah dipahami oleh banyak orang,
Universitas Sumatera Utara
8
khususnya penuturjati bahasa yang dibicarakan sebab parafrasenya dibingkai dalam sebuah metabahasa yang bersumber dari bahasa alamiah Mulyadi, 2012:
34. Asumsi dasar teori MSA berhubungan dengan Prinsip Semiotik. Prinsip
tersebut menyatakan bahwa makna tidak dapat dideskripsikan tanpa perangkat makna asali. Artinya, makna sebuah kata adalah konfigurasi dari makna asali.
Dengan pernyataan ini, analisis makna sekompleks apa pun dapat dijelaskan tanpa harus berputar-putar Wierzbicka, 1996: 10. Terkait dengan hal itu, MSA tidak
terlepas dari sejumlah konsep teoretis penting seperti makna asali semantic primitivesemantic prime, polisemi takkomposisi non-compositional polysemy,
dan sintaksis makna universal universal syntax. Untuk itu, digunakan perangkat makna asali sebagai elemen akhir dalam
analisis makna. Makan asali adalah sebuah perangkat makna tetap Goddard, 1998: 2 yang diwarisi manusia sejak lahir. Dalam perspektif ini, makna sebuah
kata merupakan konfigurasi dari makna asali, tidak ditentukan oleh makna yang lain dalam leksikon.
Berdasarkan hasil penelitian Wierzbicka 1996 ditemukan makna asali dari sejumlah bahasa di dunia, seperti bahasa Cina, Jepang, Aceh, Inggris, dan
bahasa Aborigin di Australia. Pada tahun 1972, dia baru menemukan 14 makna asali, kemudian pada tahun 1980 menjadi 15 makna asali. Terakhir, Wierzbicka
1996 dan Goddard 2006 mengusulkan 63 makna asali seperti tertera pada tabel 2.2 :
Universitas Sumatera Utara
9
Tabel 2.2 Perangkat Makna Asali Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
KOMPONEN ELEMEN MAKNA ASALI
Substantif I AKU, YOU KAMU, SOME ONE
SESEORANG PEOPLEPERSON,
ORANG , SOMETHINGTHING SESUATUHAL
,BODY TUBUH
Substantif Relasional KIND JENIS, PART BAGIAN
Pewatas THIS
INI , THE SAME SAMA,
OTHERELSE LAIN
Penjumlah ONE SATU, TWO DUA, MUCHMANY
BANYAK , SOME BEBERAPA, ALL
SEMUA
Evaluator GOOD BAIK, BAD BURUK
Deskriptor BIG BESAR, SMALL KECIL
Predikat Mental THINK PIKIR, KNOW TAHU, WANT
INGIN , FEEL RASA, SEE LIHAT,HEAR
DENGAR
Ujaran SAY UJAR, WORDS KATA, TRUE
BENAR
Tindakan,peristiwa, gerakan, perkenaan DO LAKU, HAPPEN TERJADI, MOVE
GERAK , TOUCH SENTUH
Tempat, keberadaan, milik, dan Spesifikasi
BE SOME WHERE, THERE ISEXIST ADA, HAVE PUNYA, BE
SOMEONESOMETHING ADALAH
SESEORANGSESUATU
Hidup dan Mati LIVE HIDUP, DEAD MATI
Waktu WHENTIME
BILAWAKTU , NOW
SEKARANG , BEFORE SEBELUM,
AFTER SETELAH, A LONG TIME LAMA
, A SHORT TIME SINGKAT, FOR SOME TIME SEBENTAR, MOMENT
SAAT
Ruang WHEREPLACE DI MANATEMPAT,
HERE DI SINI, ABOVE DI ATAS, BELOW DI BAWAH, FAR JAUH,
NEAR DEKAT, SIDE SISI, INSIDE DI DALAM
Konsep logis NOT TIDAK, MAYBE MUNGKIN, CAN
DAPAT , BECAUSE KARENA, IF JIKA
Augmentor intensifier VERY SANGAT, MORE LEBIH
Kesamaan LIKEAS SEPERTI
Sumber : Mulyadi 2012: 38
Universitas Sumatera Utara
10
Selain makna asali, konsep dasar lain dalam teori MSA adalah polisemi nonkomposisi, yaitu bentuk leksikon tunggal untuk mengekspresikan dua makna
asali yang berbeda. Di antara dua makna asali yang berbeda itu tidak terdapat hubungan komposisi nonkomposisi sebab masing-masing mempunyai kerangka
gramatikal yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, misalnya, verba menonton merupakan ekspresi dari makna asali MELIHAT dan MEMIKIRKAN Mulyadi,
2000: 81. Konsep dasar selanjutnya ialah sintaksis
makna universal, sebagai perluasan dari sistem makna asali Goddard, 1998: 24. Dalam teori MSA, makna
memiliki struktur yang sangat kompleks, terdiri atas komponen yang berstruktur seperti
‛aku menginginkan sesuatu’, ‛ini baik’, atau ‛kau melakukan sesuatu yang buruk’. Kalimat seperti ini disebut sintaksis makna universal. Jadi, sintaksis
makna universal adalah kombinasi dari butir-butir leksikon makna asali yang membentuk proposisi sederhana sesuai dengan perangkat morfosintaksisnya
Mulyadi dan Rumnasari, 2006: 71. Lebih jauh dasar sintaksis universal dapat disamakan dengan
‛klausa’, yang dibentuk oleh substantif dan predikat serta beberapa elemen tambahan sesuai
dengan ciri predikatnya Mulyadi dan Rumnasari, 2006: 71. Contoh pola sintaksis makna universal dapat ditunjukkan seperti di bawah ini:
2 Aku memikirkan sesuatu yang baik. 3 Sesuatu yang buruk terjadi padamu.
4 Jika aku melakukan ini, orang akan mengatakan sesuatu yang baik
Universitas Sumatera Utara
11
Makna asali Makna
tentang aku. 5 Aku tahu bahwa kamu orang baik.
6 Aku melihat sesuatu terjadi di sana. 7 Aku mendengar sesuatu yang baik.
Pola kombinasi yang berbeda dalam sintaksis makna universal mengimplikasikan gagasan valensi. Contohnya, elemen MELAKUKAN, selain
memerlukan ‛‛ subjek” dan ‛‛komplemen” wajib seperti ‛ seseorang melakukan
sesuatu’, juga memerlukan ‛‛ pasien” seperti ‛seseorang melakukan sesuatu
kepada seseorang’. Begitu pula, MENGATAKAN, di samping memerlukan ‛‛subjek” dan ‛‛komplemen” wajib seperti ‛seseorang mengatakan sesuatu’, juga
memerlukan ‛‛pesapa” seperti ‛seseorang men gatakan sesuatu pada seseorang
tentang sesuatu’ Mulyadi dan Rumnasari, 2006: 71. Hubungan ketiga konsep dasar tersebut dapat diringkas dalam gambar di bawah ini:
Hubungan ketiga konsep dasar tersebut dapat diringkas dalam gambar di bawah ini:
Makna asali Polisemi
Sintaksis Makna Universal
Gambar 2.2 Hubungan Makna Asali, Polisemi, Sintaksis Makna Universal, dan Makna
Universitas Sumatera Utara
12
Sumber: Mulyadi dan Rumnasari, 2006: 71 Gambar 2.2 menunjukkan bahwa gabungan dari dua makna asali
dapat berkombinasi untuk membentuk polisemi. Polisemi merupakan kunci untuk mengetahui makna dan dasar pembentukan sintaksis makna universal. Melalui
skenario pada sintaksis makna universal, persamaan dan perbedaan makna dapat diungkapkan dengan tuntas dan tidak berputar-putar, seperti pada contoh 8.
8 Pindah a X bergerak dari A ke B
b X bergerak selama beberapa waktu c sebelum ini, X di tempat A
d setelah ini, X di tempat B Goddard 1998: 202
2.3 Tinjauan Pustaka