20
Gambar 3.3 Informan kunci Wawancara dilakukan pada malam hari sekitar pukul 18.00-20.00 WIB dan
pada hari Sabtu dan Minggu. Biasanya wawancara dilakukan di rumah informan.Pada saat penelitian, tidak ada hambatan karena peneliti adalah bagian
dari masyarakat sehingga dengan mudah berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Data tulis diperoleh dari Kamus Batak Toba Indonesia Warneck, 2012.
Pemilihan sumber itu didasarkan syarat kebahasaannya sesuai dengan kaidah. Data intuitif juga digunakan sebagai data pelengkap. Tujuannya untuk melengkapi
data yang sudah ada dan data intuisi juga digunakan untuk menguji keberterimaan yang disediakan oleh narasumber.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode simak dan metode cakap Sudaryanto, 1993: 133-137. Data lisan dikumpulkan dengan
menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap, yaitu peneliti terlibat langsung dalam dialog dengan narasumber. Pada
Universitas Sumatera Utara
21
topik pembicaraan peneliti berusaha memunculkan calon data sambil merekam pembicaraan Sudaryanto, 1993: 133.
Pada teknik simak bebas libat cakap, peneliti tidak terlibat dalam dialog. Peneliti berperan sebagai pemerhati yang menyimak pembicaraan orang-orang
yang sedang berdialog. Teknik simak bebas libat cakap juga efektif digunakan untuk menjaring data tulis. Di sini pencatatan berperan penting untuk menjaring
data. Teknik simak bebas libat cakap didukung dengan teknik rekam dan teknik catat Sudaryanto, 1993: 133-135.
Data verba gerakan agentif yang telah dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan ciri semantis yaitu arah, cara dan jalur. Tahapan-tahapan
pengelompokan data ialah sebagai berikut. 1. Mengumpulkan data yang termasuk verba gerakan agentif.
2. Mengelompokkan data yang termasuk verba gerakan agentif berdasarkan ciri semantis arah, cara dan jalur.
3. Data yang memiliki ciri semantis yang sama dikelompokkan pada komponen semantis yang sama.
Verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba dikelompokkan berdasarkan ciri semantis. Misalnya, pengelompokan laho
‛pergi’, borhat ‛berangkat’, dan mardalan ‛berjalan’ diilustrasikan pada
Tabel 3.3
Tabel 3.3 Pengelompokan Data
No Verba
Ciri Semantis Arah
Cara Jalur
1 Laho
‛pergi’ +
+ +
2 mardalan
‛berjalan’ +
+ +
3 Borhat
‛berangakat’ +
+ +
Universitas Sumatera Utara
22
3.4 Metode dan Teknik Pengkajian Data
Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data yang merupakan langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin
dipecahkan. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih yang didukung dengan metode padan terutama dalam menentukan makna verba Sudaryanto,
1993: 13-31.
Dalam metode padan, alat penentunya adalah di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993:13. Metode
pada digunakan untuk menganalisis dan membandingkan makna. Verba gerakan agentif yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan pada
komponen semantis yang sama dengan menggunakan teknik hubung banding sama. Contoh: laho
‛pergi’, mangalaka ‛melangkah’, dan mardalan ‛berjalan’. Dari ciri-ciri itu dirumuskan komponen
‛ Pada waktu itu, X bergerak ke suatu tempat’.
Alat penentu dalam metode agih adalah unsur bahasa yang diteliti Sudaryanto, 1993: 15. Metode agih berperan penting dalam mengidentifikasi
butir-butir leksikal yang secara intuitif tergolong verba gerakan agentif untuk menetapkan kategorisasi verba gerakan agentif. Butir-butir leksikal yang
termasuk verba gerakan agentif dikumpulkan dan verba gerakan agentif tersebut dikelompokkan berdasarkan ciri semantisnya.
Teknik analisis yang digunakan ialah teknik ganti untuk menguji verba gerakan agentif di dalam kalimat dan teknik parafrase untuk menetapkan
kategorisasi makna . Misalnya, untuk mengetahui makna marlojong ‛berlari’
Universitas Sumatera Utara
23
dibandingkan dengan kata-kata lain dalam satu ranah semantis misalnya, mamolus
‛melintas’, seperti pada contoh di bawah ini. 9 Mamolusmarlojong do hami di jolomu
Melintasberlari T 1Jmk Prep depanmu ‛Kami melintasberlari di depanmu.’
10 Marlojong?mamolus hami mangadu ibana
Berlari?melintas 1Jmk AKT kejar 3Tg ‛Kami berlari?melintas mengejar dia.’
Pada contoh 9 verba marlojong ‛melintas’ dan mamolus ‛melintas’
berterima sedangkan pada contoh 10 verba mamolus ‛melintas’ tidak berterima.
Pada contoh 9 verba marlojong ‛melintas’ dan mamolus ‛melintas’ berterima
karena kedua verba tersebut pada contoh diatas sama-sama sedang melewati sesuatu. Pada contoh 10 verba mamolus
‛melintas’ tidak berterima karena dalam bahasa Batak Toba verba tersebut tidak digunakan untuk mengejar sesuatu.
3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil penelitian data disajikan dengan dua metode informal dan formal Sudaryanto, 1993: 145. Metode informal adalah perumusan hasil analisis dengan
kata-kata biasa, sedangkan penyajian metode formal diwujudkan melalui penggunaan tanda-tanda atau lambang-lambang. Tanda yang dimaksud di
antaranya: tanda tambah +, tanda kurang -, tanda kurung biasa , tanda bintang dan tanda Tanya ?, tanda kurung kurawal {}, tanda kurung siku
[ ]. Untuk menyampaikan hasil kajian dalam penilitian ini akan dimanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
24
kedua metode tersebut. Penggunaan tanda-tanda itu disebut teknik dasar, memperjelas contoh-contoh data.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB IV VERBA GERAKAN AGENTIF DALAM BAHASA BATAK TOBA
4.1 Pengantar