2.1.4 Nama Daerah Nama daerah dari patikan kebo adalah daun biji kacang Sumatera, nanangkaan
Sunda, gendong anak Jakarta, patikan kebo Jawa, kaksekakan Madura, sosonanga Maluku, isu maibi Ternate Depkes RI, 2001.
2.1.5 Morfologi Tumbuhan Patikan kebo merupakan tumbuhan gulma, terna, tegak dengan tinggi 6 cm
sampai 60 cm, batang berambut, percabangan selalu keluar dari dekat pangkal batang dan tumbuh lurus ke atas, akar tunggang dan jarang yang tumbuh mendatar dengan
permukaan tanah Ditjen POM, 1978. Patikan kebo berbatang lunak dan bergetah putih. Warna batangnya adalah hijau kecoklatan. Daunnya berbentuk jorong
meruncing sampai tumpul, tepinya bergerigi dan berbulu dipermukaan atas dan bawah. Panjang helaian daun mencapai 50 mm dan lebarnya 25 mm, pertulangan
menyirip, letak daun yang satu dengan yang lain berhadap-hadapan .Daunnya berwarna hijau atau hijau keunguan. Tumbuhan patikan kebo mampu bertahan hidup
selama 1 tahun dan berkembang biak melalui biji Anonim a, 2009.
2.1.6 Kandungan Kimia Patiakan kebo mengandung beberapa unsur kimia, antara lain : alkaloida, tanin,
saponin, senyawa polifenol seperti asam gallat, flavonoid, dan senyawa triterpenoidasteroida Anonim a, 2009.
2.1.7 Penggunaan Tumbuhan Seluruh bagian tumbuhan patikan kebo segar atau kering dapat digunakan untuk
mengobati penyakit antara lain : asma, disentri, melancarkan kencing, abses paru dan bronkhitis kronis Hariana, 2007.
2.2 Senyawa Flavonoida
Senyawa flavonoida merupakan senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C
6
– C
3
– C
6,
yaitu dua
Universitas Sumatera Utara
cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga Markham, 1988.
Gambar 1. Kerangka Flavonoida
Flavonoida sering terdapat sebagai glikosida. Golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu
dari cincin benzena. Sistem penomoran untuk turunan flavonoid adalah :
Gambar 2. Struktur Dasar Flavonoid
Flavonoida mencakup banyak pigmen dan terdapat pada tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. Pada tumbuhan tinggi, flavonoida terdapat baik dalam bagian
vegetatif maupaun bunga. Sebagai pigmen bunga, flavonoida berperan dalam menarik burung, dan serangga penyerbuk bunga. Beberapa flavonoida tidak berwarna tetapi
menyerap sinar ultraviolet. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoida untuk tumbuhan yang mengandungnya ialah pengatur tumbuh, pengatur fotosintesis, kerja antimikroba,
antivirus, dan kerja terhadap serangga Robinson, 1995. Flavonoida sering terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran dari flavonoida
yang berbeda golongan dan jarang sekali dijumpai hanya flavonoida tunggal dalan jaringan tumbuhan. Flavonoida pada tumbuhan terdapat dalam berbagai bentuk
Universitas Sumatera Utara
struktur molekul dengan beberapa bentuk kombinasi glikosida. Oleh karena itu dalam menganalisis flavonoid lebih baik memeriksa aglikon yang telah terhidrolisis
dibanding dalam bentuk glikosida dengan strukturnya yang rumit dan kompleks Harborne, 1987.
Menurut Robinson 1995, senyawa flavonoid dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Flavanon dan Flavanonol Senyawa ini terdapat hanya sedikit sekali jika dibandingkan dengan flavonoid
lain. Flavanon dan flavononol tidak berwarna atau hanya kuning sedikit. Flavanon dihidroflavon sering terjadi sebagai aglikon, tetapi beberapa glikosidanya dikenal
sebagai, misalnya hesperidin dan naringin. Flavononol dihidroflavonol merupakan flavonoid yang kurang dikenal, dan tidak diketahui apakah senyawa ini terdapat
sebagai glikosoda Robinson, 1995.
Gambar 3. Struktur flavanon Gambar 4. Struktur Flavanonol
2. Flavon dan flavonol Flavon dan flavonol barangkali merupakan senyawa yang paling tersebar luas
dari semua pigmen tumbuhan kuning. Flavon berbeda dengan flavonol karena pada flavon tak terdapat gugus 3- hidroksi. Hal ini mempengaruhi serapan UV-nya, gerakan
kromatografinya, serta reaksi warnanya, dan karena itu flavon dapat dibedakan dari flavonol berdasarkan ketiga sifat tersebut. Hanya ada dua flavon yang umum, yaitu
apigenin dan luteolin. Jenis yang paling umum adalah 7- glikosida. Dalam tumbuhan falvonol sering terdapat sebagai glikosiida, biasanya 3-glikosida. Aglikon flavonol
yang umumnya dijumpai yaitu kemferol, kuersetin, dan mirisetin Harborne, 1987.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Struktur Flavon Gambar 6. Struktur Flavonol
3. Isoflavon Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna
apapun. Beberapa isoflavon memberikan warna biru cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung pudar
yang dengan amoniaberubah menjadi coklat pudar. Isoflavon merupakan golongan flavonoid yang penyebarannya terbatas dan jumlahnya sedikt Harborne, 1987.
Gambar 7. Struktur Isoflavon 4. Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan, merupakan pembentuk dasar pigmen warna merah, ungu dan biru
pada tanaman, terutama sebagai bahan pewarna bunga dan buah-buahan. Sebagian besar antosianin adalah glikosida, dan aglikonnya disebut antosianidin, yang terbentuk
bila antosianin dihidrolisis dengan asam.Antosianin yang paling umum adalah sianidin yang berwarna merah lembayung Harborne, 1987; Robinson, 1995; Sastrohamidjojo,
1996.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Struktur Antosianidin 5. Auron dan kalkon
Auron berupa bercak kuning, dengan sinar UV mereka tampak berbeda, warna auron kuning murup kuat dan berubah menjadi merah jingga bila diuapi amonia.
Kalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat dengan sinar UV Harborne, 1987.
Gambar 9. Struktur Auron Gambar 10. Struktur Kalkon
2.3 Ekstraksi