sejenis merupakan cara yang berguna untuk membandingkan flavonoida yang sedang diientifikasi dengan flavonoida yang tidak ada dilaboratorium Markham, 1988.
Menurut Sastrohamidjojo 1985, faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan, sifat dari penyerap, tebal dan
kerataan lapisan penyerap, pelarut, kertas, sifat dari campuran, derajat kejenuhan dari bejana pengembangan, tehnik percobaan, jumlah cuplikan yang digunakan, suhu dan
kesetimbangan.
2.5 Spektrofotometri Ultraviolet
Spektrofotometri ultraviolet merupakan suatu cara analisis berdasarkan atas pengukuran serapan suatu larutan yang dilalui radiasi cahaya elektromagnetis.
Spektrum ultraviolet digambarkan sebagai hubungan antara panjang gelombang dengan intensitas serapan transmitansi atau absorbansi Sastrohamidjojo, 1985.
Spektrofotometri ultraviolet pada umumnya digunakan untuk menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonyugasi, menjelaskan informasi dari struktur
berdasarkan panjang gelombang maksimum suatu senyawa. Ketika suatu molekul menyerap cahaya maka energi tersebut akan menyebabkan tereksitasinya elektron
pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sinar ultraviolet akan menyebabkan elektron tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi Dachriyanus, 2004.
Beberapa istilah yang digunakan dalam spektrofotometri ultraviolet meliputi Dahcriyanus, 2004:
1. Kromofor: merupakan gugus tidak jenuh yang menyerap radiasi di daerah
ultraviolet dengan hampir semua kromofor mempunyai ikatan tidak jenuh. Contohnya : C=C, C=O, NO
2
. 2.
Auksokrom: merupakan suatu gugus fungsi dengan adanya elektron bebastidak terikat, dimana jika gugus ini bergabung dengan kromofor, akan mengubah
panjang gelombang dan intensitas dari serapan maksimum. Contohnya : -OH, - NH
2
, -Cl.
Universitas Sumatera Utara
3. Pergeseran batokromik: merupakan pergeseran absorban ke daerah panjang
gelombang yang lebih panjang karena adanya substitusi pada kromofor oleh auksokrom atau efek pelarut.
4. Pergeseran hipsokromik: merupakan pergeseran ke daerah panjang gelombang
yang lebih pendek karena adanya substitusi atau efek pelarut. 5.
Efek hiperkromik: merupakan peningkatan intensitas absorban. 6.
Efek hipokromik: merupakan penurunan intensitas absorban. Spektroskopi serapan ultraviolet adalah cara yang berguna untuk menganalisis
struktur flavonoida. Cara tersebut digunakan untuk mengidentifikasi jenis flavonoida dan menetukan pola oksigenasi. Disamping itu, kedudukan gugus hidroksil fenol
bebas pada inti flavonoid dapat ditentukan dengan menambahkan pereaksi geser ke dalam larutan cuplikan dan mengamati pergeseran puncak serapan yang terjadi.
Spektrum flavonoid biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut metanol atau etanol. Spektrum khas terdiri dari 2 pita absorbsi maksimum, yaitu pada rentang 240-
285 nm pita II dan 300-550 nm pita I Markham, 1988. Langkah pertama yang dilakukan untuk menafsirkan spektrum yaitu,
menentukan jenis flavonoid dengan memperhatikan: 1.
Bentuk umum spektrum dalam metanol 2.
Panjang gelombang pita serapan 3.
Data kromatografi kertas. Langkah kedua adalah mempertimbangkan arti perubahan spektrum yang
disebabkan oleh berbagai pereaksi geser Markham, 1988.
Spektrum natrium metoksida
Natrium metoksida merupakan basa kuat yang dapat mengionisasi hampir semua gugus hidroksi pada inti flavonoid. Penambahan natrium metoksida ke dalam
larutan flavonol menyebabkan terjadinya pergeseran batokromik. Degradasi atau
Universitas Sumatera Utara
pengurangan kekuatan spektrum setelah waktu tertentu merupakan petunjuk baik akan adanya gugus yang peka terhadap basa. Pereaksi pengganti antrium metoksida yang
cocok adalah natrium hidroksida 2M dalam air Markham, 1988.
Spektrum AlCl
3
dan AlCl
3
HCl
Aluminium klorida membentuk kompleks tahan asam dengan gugus hidroksi pada C
3
dan C
5
dan keton, juga membentuk kompleks tak tahan asam dengan gugus orto-hidroksi, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi kedua gugus tersebut.
Spektrum AlCl
3
HCl hanya berguna untuk mendeteksi gugus hidroksi yang bertetangga dengan gugus keton, karena gugus tersebut dengan AlCl
3
akan membentuk senyawa kompleks yang tahan asam Markham, 1988.
Spektrum natrium asetat
Natrium asetat digunakan terutama untuk mendeteksi adanya gugus 7-hidroksi bebas. Pengurangan kekuatan intensitas natrium asetat dari flavonol merupakan
petunjuk adanya gugus yang peka terhadap basa Markham, 1988.
Spektrum natrium asetatasam borat
Menjembatani kedua gugus hidroksil pada gugus orto-dihidroksi dan digunakan untuk mendeteksinya Markham, 1988.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang diterapkan adalah metode deskriptif meliputi pengumpulan bahan tanaman, identifikasi tanaman, pengolahan tanaman, karakterisasi simplisia, skrining
fitokimia, pembuatan ekstrak, analisis kromatografi kertas KKt, uji kemurnian isolat, dan identifikasi senyawa hasil isolasi isolat secara spektrofotometri UV dengan
penambahan pereaksi geser shift reagen.
Alat-alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, blender National, neraca kasar Ohaus, neraca listrik Sartorius, alat perkolasi, eksikator,
penangas air Yenaco, freeze dryer, penguap vakum putar Buchi 461, chamber, seperangkat alat penetapan kadar air, mikroskop Olympus, lampu spiritus, kaca
objek, kaca penutup dan spektrofotometer UV Shimadzu UV-1240.
Bahan-bahan yang digunakan
Bahan tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah herba patikan kebo Euphorbiae hirtae herba. Bahan kimia yang digunakan kecuali dinyatakan lain
berkualitas pro analisis yaitu n-heksan, etil asetat, etanol, metanol, isopropanol, benzen, toluen, asam asetat glasial, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, amil
alkohol, kloroform, n-butanol, asam nitrat pekat, natrium hidroksida timbal II asetat, besi III klorida, iodium, raksa II klorida, aluminium III klorida, kalium iodida,
asam asetat anhidrat, asam borat, serbuk magnesium, alpa naftol, kloralhidrat, floroglusinol, air suling, kertas Whatman No.1 dan No. 3.
Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan Pengambilan Bahan Tumbuhan
Bahan tumbuhan yang digunakan adalah herba patikan kebo Euphorbiae hirtae herba yang telah lengkap dengan bunga, buah dan biji, yang diperoleh dari
kampung susuk, Kecamatan Medan Selayang, Medan, Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara