3.6.7 Pemeriksaan Glikosida Antrakuinon
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditambah dengan 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzena, dikocok dan
didiamkan. Lapisan benzena dipisahkan dan disaring. Kocok lapisan benzena dengan 2 ml NaOH 2 N, didiamkan. Lapisan ini berwarna merah dan lapisan benzena tidak
berwarna menunjukkan adanya antrakuinon Depkes RI, 1995. Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 52.
3.7 Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol.
Cara kerja : Sebanyak 300 g serbuk simplisia dibasahi dengan cairan penyari dan dibiarkan selama
3 jam, kemudian dimasukkan ke dalam alat perkolator. Lalu dituang cairan penyari secukupnya sampai semua terendam dan terdapat selapis cairan penyari diatasnya,
mulut tabung perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir. Perkolasi dihentikan
setelah tetesan perkolat terakhir tidak bereaksi lagi dengan pereaksi untuk uji senyawa golongan flavonoida. Selanjutnya ekstrak diuapkan dengan penguap vakum putar pada
temperatur tidak lebih dari 50 °C sampai diperoleh ekstrak kental. Kemudian
dikeringkan dengan freeze dryer selama lebih kurang 24 jam Bagan ekstraksi serbuk simplisia dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 53.
3.8 Ekstraksi Cair-Cair Senyawa Flavonoida
Ekstraksi cair-cair senyawa flavonoida dari ekstrak etanol dilakukan berturut- turut dengan pelarut n-heksana, kloroform dan etil asetat. Caranya : ekstrak etanol
ditambah 10 ml etanol, kemudian dilarutkan dalam air panas sebanyak 100 ml, selanjutnya dihidrolisis dengan asam ditambah asam klorida 2N, di refluks selama 5
jam dan dimasukkan kedalam corong pisah, mula-mula difraksinasi dengan n-heksana
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 100 ml, diperoleh fraksi n-heksana dan fraksi air. Fraksi n-heksana dipisahkan, fraksi air kemudian difraksinasi lagi dengan kloroform sebanyak 100 ml,
diperoleh fraksi kloroform dan fraksi air, kemudian fraksi kloroform dipisahkan fraksi air difraksinasi lagi dengan 100 ml etil asetat, diperoleh fraksi etil asetat dan fraksi air.
Ekstrak hasil fraksinasi dipekatkan dengan diuapkan diatas penangas air Markham, 1988. Bagan ekstraksi cair-cair dari ekstrak etanol dapat dilihat pada lampiran 8
halaman 54.
3.9 Analisis Senyawa Flavonoida dari Ekstrak Hasil Fraksinasi Dengan Cara Kromatografi Kertas