Penentuan Nilai Occurrence O Identifikasi Metode Pengendalian yang Ada

3.3.4. Identifikasi Penyebab Potensial dari Kegagalan

Penyebab kegagalan yang potensial adalah penyebab potensial yang dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan. Penyebab kegagalan didefinisikan dengan istilah yang dapat dikoreksi atau dikontrol, misalnya: a. Tekanan torsi kelebihan b. Peralatan rusakaus c. Arus welding kurang panas d. Alat ukur tidak tepat. Penyebab potensial hanya mencantumkan kesalahan yang spesifik misalnya operator salah menginstal mesin. Istilah yang ambigu seperti operator error, mesin tidak berfungsi sebaiknya tidak digunakan, karena akan menyulitkan dalam menentukan tindakan yang direkomendasikan lebih tepat. Sebaiknya diganti, misalnya “operator error” menjadi “salah membaca gambar”, “tidak berfungsi” menjadi “mesin tidak menghasilkan panas lebih dari 150 C. Penyebab potensial dapat dicari dengan menggunakan metode brainstorming dan fish bone diagram dengan mempertimbangkan faktor 4M+1E.

3.3.5. Penentuan Nilai Occurrence O

Occurrence adalah ukuran seberapa sering penyebab potensial terjadi. Nilai occurrence berupa angka 1 sampai 10, di mana 1 menunjukkan tingkat kejadian rendah atau tidak sering dan 10 menunjukkan tingkat kejadian sering. Universitas Sumatera Utara Nilai occurrence dapat ditentukan berdasarkan jumlah kegagalan atau angka Ppk performance index yaitu angka yang diperoleh dari perhitungan statistik yang menunjukkan performance atau capability suatu proses dalam menghasilkan produk sesuai spesifikasi. Nilai occurrence dapat diturunkan dengan mencegah atau mengontrol penyebabmekanisme melalui desain proses. Nilainya ditentukan untuk setiap penyebab potensial. Bila tidak dapat ditentukan, gunakan sejarah kualitas dati produkproses sejenis. Kriteria occurrence dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Nilai Occurrence dengan Menggunakan Jumlah Kegagalan Peluang Terjadinya Penyebab Kegagalan Tingkat Kemungkinan Kegagalan Rangking Sangat tinggi 1 dalam 2 10 1 dalam 3 9 Tinggi 1 dalam 8 8 1 dalam 20 7 Sedang 1 dalam 80 6 1 dalam 400 5 1 dalam 2.000 4 Rendah 1 dalam 15.000 3 1 dalam 150.000 2 Sangat kecil 1 dalam 1.500.000 1 Sumber: Dyadem Engineering Corporation. 2003. Guidelines for Failure Mode and Effects Analysis, For Automotive, Aerospace and General Manufacturing Industries. Kanada: CRC Press.

3.3.6. Identifikasi Metode Pengendalian yang Ada

Pengendali proses adalah metode kontrol yang dapat mencegah terjadinya kegagalanpenyebab potensial atau mendeteksi terjadinya kegagalan. Pengendali proses dapat berupa errormistake proofing, SPC atau evaluasi tesinspeksi. Identifikasi pengendalian proses dapat ditentukan dengan cara: Universitas Sumatera Utara 1. Identifikasi semua metode pengendalian yang dapat mendeteksi mode kegagalan. Gunakan FMEA atau control plan sebelumnya dan analisis claim dari konsumen sebagai referensi. 2. Brainstorming dengan cara menanyakan: a. Bagaimana cara mengenali penyebab mode kegagalan? b. Bagaimana dapat menemukan bahwa penyebab telah terjadi? c. Bagaimana mengenali mode kegagalan? d. Bagaimana dapat menemukan bahwa mode kegagalan telah terjadi? Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Umumnya perbaikan sistem deteksi memerlukan biaya dan tidak efektif untuk perbaikan. 2. Menambah frekuensi inspeksi bukan merupakan tindakan perbaikab yang efektif dan sebaiknya hanya digunakan sebagai tindakan perbaikan sementara. 3. Penekanannya adalah mencegah cacat daripada mendeteksi cacat.

3.3.7. Penentuan Nilai Detection