Penyerapan Ion Zn Pembahasan

41 Berdasarkan persamaan tersebut dan contoh perhitungan diatas, diperoleh nilai TSS dan TDS yang ditunjukkan dalam Tabel 4.6 tesebut. Tabel 4.6 Data Perhitungan Penurunan Nilai TSS dan TDS Dengan Kitosan Nanopartikel No Berat Kitosan TSS Penurunan Nilai TDS Penurunan Nilai Nano Partikel g mgL TSS mgL TDS 1 0,2 920 47,73 1380 51,75 2 0,4 760 56,82 1160 59,44 3 0,6 630 64,20 930 67,48 4 0,8 370 78,98 520 81,82 5 1 520 70,45 810 71,68 Jadi, berdasarkan data tersebut diketahui nilai TSS dan TDS dengan kitosan nanopartikel yang paling optimum yaitu masing-masing sebesar 370 mgL dan 520 mgL, sedangkan untuk penurunan nilai TSS dan TDS nya yaitu berturut-turut sebesar 78,98, dan 81,82.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penyerapan Ion Zn

2+ dan Na + Dalam Limbah Cair Industri Benang Karet Dengan Adanya Penambahan Larutan Kitosan Nanopartikel Mekanisme penyerapan adalah akumulasi atau pengumpulan partikel pencemar dari larutan ke permukaan suatu penyerap. Menurut Kurita 1997 ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu proses adsorpsi antara lain konsentrasi, sifat adsorben dan adsorbat, serta waktu kontak antara adsorben dan adsorbat. Kitosan sebagai bahan polimer kationik yang dapat mengikat logam dimana gugus amina yang terdapat pada kitosan berikatan dengan logam seperti logam Zn maupun logam Na dapat membnetuk ikatan kovalen. Dalam hal ini terjadi gaya-gaya yang bekerja antara molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben yakni gaya van der walls, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen, serta ikatan kovalen Susi, 2007. Universitas Sumatera Utara 42 Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan adsorpsi ion Zn 2+ dan Na + dalam limbah cair industri benang karet. Kitosan terdiri dari gugus utama yaitu gugus hidroksil dan amina. Kemampuan kitosan dalam mengikat logam dengan cara pembentukan kompleks kitosan-logam terutama terjadi pada gugus amina yang berfungsi sebagai ligan. Ligan sebagai basa lewis yang dapat menyumbangkan elektron-elektron yang dibutuhkan untuk mengikat ligan dengan logam, contohnya nitrogen pada gugus amino kitosan Roberts, 1998. Klasifikasi berdasarkan kesetimbangan pembentukan kompleks dalam larutan, secara umum ada dua jenis ion logam penerima molekulion yaitu kelas a dan kelas b. Kelas a adalah ion logam yang membentuk kompleks paling stabil dengan ligan yang atom donornya N,O, dan F dalam susunan berkala sedangkan kelas b adalah ion logam yang membentuk kompleks stabil dengan atom donor periode kedua. Dalam setiap grup atom ligan, urutan afinitas koordinasinya secara umum adalah sebagai berikut : grup 15 dengan penerima kelas a. N P As Sb Bi dan kelas b. N PAsSb Bi Seri Bima, S, 2005. Berdasarkan deret kekuatan ligan dalam spektrokimia, gugus hidroksil terletak di sebelah kiri gugus amina. Keadaan ini menunjukkan bahwa gugus amina lebih kuat dibanding gugus hidroksil. Hampir semua logam berat dapat diserap oleh kitosan terutama logam-logam hasil buangan limbah-limbah industri seperti Zn dan Na yang akan sangat mempengaruhi lingkungan sekitar. Penyerapan merupakan suatu fenomena permukaan maka penyerap yang baik harus memiliki struktur sangat berpori agar tercapai rasio yang tinggi antara luas permukaan dan volume. Ini berarti semakin halus partikel kitosan semakin banyak pula logam yang dapat diserap. Sirait, 2002. Dari Tabel 4.3 diketahui penyerapan untuk ion Zn 2+ optimum terjadi pada penambahan larutan kitosan nanopartikel dengan berat 0,8 g sebesar 95,37 dengan konsentrasi akhir ion Zn 2+ sebesar 0,2231 mgL, begitupula dengan penyerapan untuk ion Na + optimum juga pada penambahan larutan kitosan nanopartikel dengan berat 0,8 g sebesar 95,27 dengan konsentrasi akhir ion Na + sebesar 0,2114 mgL. Universitas Sumatera Utara 43 Sementara itu pada penambahan larutan kitosan nanopartikel dengan berat 1,0 g baik ion Zn 2+ maupun Na + terjadi kenaikan konsentrasi yang mana menunjukkan juga penurunan dari persentase penyerapan oleh kitosan nanopartikel. Hal ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak kitosan ditambahkan maka akan semakin banyak juga proses adsorpsi yang terjadi sehingga ion-ion logam tersebut akan banyak terikat pada kitosan, disebabkan bahwa menurut Agusnar 2003 pada komposisi kitosan nanopartikel tersebut adalah yang paling optimum dalam menyerap ion-ion logam, seperti Zn 2+ ataupun Na + . Jika lebih dari komposisi tersebut akan menyebabkan daya serapnya semakin berkurang karena kitosan sebagai polielektrolit semakin jenuh, dimana konsentrasi dan volume yang terlalu besar dapat merusak flok-flok yang terjadi dan juga menyebabkan peristiwa koagulasi dan flokulasi tidak sempurna. Oleh karena itu, kondisi optimum pada penyerapan ion logam Zn 2+ dan Na + terjadi pada penambahan larutan kitosan nanopartikel dengan berat 0,8 g.

4.2.2 Penurunan Nilai COD, BOD