Penurunan Nilai COD, BOD

43 Sementara itu pada penambahan larutan kitosan nanopartikel dengan berat 1,0 g baik ion Zn 2+ maupun Na + terjadi kenaikan konsentrasi yang mana menunjukkan juga penurunan dari persentase penyerapan oleh kitosan nanopartikel. Hal ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak kitosan ditambahkan maka akan semakin banyak juga proses adsorpsi yang terjadi sehingga ion-ion logam tersebut akan banyak terikat pada kitosan, disebabkan bahwa menurut Agusnar 2003 pada komposisi kitosan nanopartikel tersebut adalah yang paling optimum dalam menyerap ion-ion logam, seperti Zn 2+ ataupun Na + . Jika lebih dari komposisi tersebut akan menyebabkan daya serapnya semakin berkurang karena kitosan sebagai polielektrolit semakin jenuh, dimana konsentrasi dan volume yang terlalu besar dapat merusak flok-flok yang terjadi dan juga menyebabkan peristiwa koagulasi dan flokulasi tidak sempurna. Oleh karena itu, kondisi optimum pada penyerapan ion logam Zn 2+ dan Na + terjadi pada penambahan larutan kitosan nanopartikel dengan berat 0,8 g.

4.2.2 Penurunan Nilai COD, BOD

5 , Dalam Limbah Cair Industri Benang Karet Dengan Adanya Penambahan Larutan Kitosan Nanopartikel Baku mutu limbah cair COD dan BOD yang diizinkan dibuang ke sungai berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 1995 adalah 300 mgL dan 150 mgL. Sementara itu untuk limbah cair industri benang karet nilai COD nya sebesar 482,96 mgL dan BOD 5 nya sebesar 256,63 mgL, dan dibandingkan dengan baku mutu limbah cair COD yang diizinkan dibuang ke sungai berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 1995 adalah 400 mgL, jelas ini sudah melewati baku mutu. Demikian pula dengan nilai BOD yang sudah melewati baku mutu dari KepMen LH No.51 Tahun 1995. Dan sementara itu dengan adanya penambahan kitosan nanopartikel dapat mengurangi nilai COD dan BOD dari sampel limbah cair industri benang karet, dimana diketahui nilai COD dan BOD 5 yang paling optimum terdapat pada kitosan nanopartikel dengan berat kitosan 0,8 g yaitu sebesar 272 mgL dan 67,32 mgL, hal Universitas Sumatera Utara 44 ini jelas telah memenuhi KepMen LH No.51 Tahun 1995 untuk nilai COD dan BOD nya. Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme dan meningkatkan kadar BOD, COD. Semakin besar nilai BOD dan COD semakin tinggi tingkat pencemaran air Alaerts, 1987. Pada penambahan kitosan nanopartikel dengan berat kitosan 1 g ke dalam limbah cair industri benang karet menunjukkan persentase penurunan yang lebih kecil untuk COD dan BOD 5 dibandingkan dengan COD dan BOD 5 dengan berat kitosan 0,8 g, hal ini berarti penambahan kitosan optimum pada komposisi tersebut, apabila melebihi akan mengurangi daya serapnya karena sudah melewati batas jenuhnya. 4.2.3 Penurunan Nilai TSS dan TDS Dalam Limbah Cair Industri Benang Karet Dengan Adanya Penambahan Larutan Kitosan Nanopartikel Baku mutu limbah cair TSS yang diizinkan dibuang ke sungai berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 1995 adalah 150 mgL. Sedangkan nilai TSS limbah cair industri benang karet yaitu 352 mgL dan TDS 572 mgL bila dibandingkan dengan baku mutu limbah cair TSS yang diizinkan dibuang ke sungai berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 1995 adalah 150 mgL sudah melewati baku mutu dari KepMen LH No.51 Tahun 1995. Adanya penambahan kitosan nanopartikel pada limbah cair industri benang karet memperkecil nilai TSS dan TDS nya dimana hasil paling optimum yaitu sebesar 74 mgL dan 104 mgL, yang menunjukkan penurunan nilai TSS dan TDS nya yaitu sebesar 78,98, dan 81,82, dan hasil ini masih memenuhi baku mutu dari KepMen LH No.51 Tahun 1995. Pada penambahan kitosan nanopartikel dengan berat kitosan 1 g ke dalam limbah cair industri benang karet menunjukkan persentase penurunan yang lebih kecil untuk TSS dan TDS dibandingkan dengan TSS dan TDS dengan berat kitosan 0,8 g, Universitas Sumatera Utara 45 hal ini berarti penambahan kitosan optimum pada komposisi tersebut, apabila melebihi akan mengurangi daya serapnya karena sudah melewati batas jenuhnya. Nilai TSS cukup tinggi, hal ini mungkin disebabkan oleh peristiwa erosi atau pembuangan zat-zat sisa pada limbah tersebut. Tingginya kadar TSS dapat menghalangi masuknya sinar matahari kedalam air. Jika sinar matahari terhalangi maka tanaman akan berhenti memproduksi oksigen dan akan mati. Total padatan tersuspensi TSS juga menyebabkan penurunan kejernihan air. Jadi semakin rendah nilai TSS maka akan menghasilkan limbah cair yang lebih jernih Alaerts, 1987. Universitas Sumatera Utara 46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kitosan nanopartikel dengan berat 0,8 g yang digunakan sebagai adsorben efektif menurunkan kadar logam Zn dan Na pada limbah cair industri benang karet yang menghasilkan penurunan konsentasi untuk ion Zn 2+ sebesar 95,37 dan ion Na + sebesar 95,27, dan mengalami penurunan kadar COD 43,68; BOD 5 73,77; TSS 78,98; dan TDS 81,82, hasil ini juga masih memenuhi batas kadar maksimum berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995.

5.2 Saran

Masih perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan kitosan nanopartikel terhadap logam-logam berat lain dengan metode pembuatan yang berbeda pelarut. Universitas Sumatera Utara