Perubahan Peran Ekonomi Proses Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pangkalan Brandan

72 Gaya hidup mewah seperti arisan ibu-ibu komplek ini dapat terjadi karena kesamaan mereka di bidang ekonomi, status sosial dan juga lingkungan, sehingga arisan ini hanya diperuntukkan oleh mereka yang memiliki kesamaan demikian dan tidak ada yang menjadi bagian dari arisan mereka yang diluar dari kesamaan tersebut. Itu merupakan salah satu gaya hidup mereka untuk bercengkrama, menggambarkan seluruh pola dalam aksi, beraksi dan berinteraksi dalam perkumpulan arisan yang menjadi cara bagaimana mereka menghabiskan waktu luangnya. Namun kumpulan arisan ini tidak lagi menjadi bagian dari pola hidup mereka semenjak penutupan pengolahn minyak. Karena sudah tidak memungkinkan lagi ada perkumpulan yang mereka lakukan di saat teman-teman yang sekelas dengan mereka sudah banyak yang pindah.

4.2.2.4. Perubahan Peran Ekonomi

Dewasa ini pergesaran peran ekonomi bukanlah hal yang baru bahkan tabu dimasyarakat. Perkembangan zaman, era globalisasi sepertinya memang mengharuskan pergeseran peran ekonomi terjadi dan tidak dapat dipungkiri hal ini memberi kontribusi yang baik. Dimana, pada saat sekarang ini wanitalah yang menjadi subjek untuk melakoni pergeseran peran ekonomi dalam keluarga. Selain dalam sisi ekonomi pergeseran peran ekonomi sebagi bukti bahwa perempuan dapat bekerja di sektor domestik maupun publik. Walaupun demikian, pergeseran peran ekonomi juga senantiasa terjadi di saat keadaan ekonomi dalam keluarga mengalami permasalahan seperti pada masyarakat Pangkalan Brandan. Hal inilah yang menyebabkan pergeseran peran ekonomi dalam keluarga terjadi, ini diupayakan agar masalah yang terjadi dapat Universitas Sumatera Utara 73 diatasi dan bertujuan meningkatan serta memulihan kondisi ekonomi itu sendiri di dalam keluarga. Kondisi seperti ini terlihat dalam keluarga yang sudah berstatus sebagai pensiunan Pertamina yang mengambil langkah untuk bekerja bersama-sama dalam menekuni bidang pekerjaan baru mereka. Banyak diantara istri dari suami dari pensiunan Pertamina yang hanya sebagai ibu rumah tangga. Namun, dengan kondisi ekonomi yang menurun akibat penutupan pengolahan minyak maka banyak diantara mereka yang ikut membantu pekerjaan suami mereka setelah suaminya pensiun. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam wawancara bersama bapak B.Hutapea, berikut penuturannya: “Kalau dulu carik uang sendiri sekarang udah lain cerita, sekarang kerjanya berdua sama istri, ngurusnya berdua walaupun memang lebih dominan ke saya karena lebih banyak untuk urusan di lapangan ibu paling yang mengatur aja misalnya pengeluaran untuk sawah. Lagian kalau kerjaannya kayak gini lebih bagus kerja sama biar cepat selesai kalu sendiri pasti lebih capek karena kalau gak kita urus gak ada hasil lain kalau di Pertamina gak perlu capek kena panas dan gak serepot ini.” Wawancara, 5 Oktober 2014 Seoalah tidak menampik kenyataan, upaya tersebut memang dilakukan pasca penutupan pengolahan minyak sekaligus karena sudah pensiun. Semula peran istri hanya mengurus segala urusan rumah tangga sekarang sang istri telah ikut memabantu suami dalam pekerjaan barunya tersebut. Kebanyakan dari istri pensiunan Pertamina ini dalam keikut sertaannya bekerja di sektor publik bukan semata-mata karena keterpaksaan kondisi ekonomi melainkan bagaimana agar usaha mereka dapat cepat memperoleh hasil, agar hasil yang diperoleh besar serta kegiatan keduannya tidak sesibuk dulu. Universitas Sumatera Utara 74 Jikalau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, maka gaji pensiunan dianggap cukup namun mereka tetap berusaha bagaimana status sosial mereka yang dahulu dianggap tinggi tetap eksis sekalipun mereka sudah pensiun. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan, bagaimana pensiunan- pensiunan Pertamina ini setelah pindah dari komplek dan membuat hunian baru di Brandan memiliki kendaraan pribadi seperti mobil, rumah yang mewah dan besar yang berbeda jauh jika dibandingkan dengan masyarakat yang bukan bagian dari pensiunan Pertamina. Perubahan peran juga dialami oleh masyarakat setempat baik itu yang dulunya bekerja di Pertamina yang bersifat outsorcing maupunn pada sektor informal. Banyak diantara mereka yang memang mengalami perubahan peran ekonomi akibat penutupan pengolahan minyak dan hal serupa juga terjadi dengan pensiunan Pertamina yang telah di bahas sebelumnya. Namun yang membedakannya adalah para istri mereka memang diharuskan karena keterpaksaan kondisi ekonomi yang mereka alami. Disini mereka berlomba-lomba bagaimanapun caranya agar tetap dapat bertahan hidup dengan cara istri mereka bekerja ataupun membantu usaha sang suami yang digelutinya. Pernyataan ini seperti ungkapkan yang disampaikan bapak Zaenal, berikut ini: “kalau disini perubahan ekonomi pasti ada. Seperti sekarang ini buruh-buruh Pertamina kalau dulu banyak yang suaminya aja yang kerja istrinya enggak tapi kalau sekarang dua-duanya kerja. Seperi di daerh rumah saya sekarang suaminya jadi tukang becak bininya jualan goreng, ada juga yang jadi jualan di pajak tapi yang ngusahakan suami istri. Ada jugak suaminya yang gak kerja jadi istrinya yang carik makan. Jadi intinya perubahan peran ekonomi ada tapi beda-beda aja cara dan pekerjaannya.” Wawancara, 1 Oktober 2014 Universitas Sumatera Utara 75 Dalam perubahan peran pada masyarakat biasa yang menjadi alasan utamnya adalah melemahnya perekonomian dalam keluarga pada saat itu sehingga mengharuskan mereka melakukan langkah-langkah bijak untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti perubahan peran istri yang turut bekerja mencari nafkah ataupun membantu suaminya. Hal inilah yang menjadi pembeda antara perubahan peran dalam keluarga pensiunan Pertamina dan keluarga yang bukan dari pensiunan Pertamina. Walaupun demikian, perubahan peran ekonomi dalam keluarga nyatanya tidak terjadi dalam keluarga yang masih aktif bekerja sebagai pegawai Pertamina. Walaupun penutupan pengolahan minyak sudah berjalan hingga tujuh tahun lamanya, bagi keluarga yang suaminya masih bekerja di Pertamina mereka tetap yang menjadi penafkah dalam keluarga. Tidak ada perubahan peran yang terjadi tetap saja peranan ekonomi berjalan seprti sebelumnya. Hal ini seperti hasil yang diperoleh dalam wawancara bersama bapak Sarmedi, berikut penuturannya: “perubahan peran memang gak ada, sama aja tetap saya yang cari nafkah, istri di rumah ngurus semua urusan rumah tangga, ngurus anak, masak, belanja semualah kan pendapatan kita tetap gak di kurangi jadi sejauhi memang gak ada perubahan peran .” Wawancara, 23 November 2014 Hal yang serupa juga di ungkapkan oleh bapak Eduard, bahwasanya sampai sekarang memang tidak ada perubahan peran ekonomi dalam keluarga mereaka, berikut penuturannya: “sejauh ini tetap saya yang jadi pencari nafkah dan istri saya tetap jadi ibu rumah tangga, gak ada carik uang, gak ada ada bertani, atau bukak usaha jadi memang gak ada perubahan Universitas Sumatera Utara 76 peran ekonomi walaupun pengolahan minyak kita udah tutup tapi gak ada berpengaruh. Lagian gaji disini cukup membiayai saya dan keluarga.” Wawancara, 15 November 2014 Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama pegawai Pertamina tersebut menunjukkan bahwa peran ekonomi dikeluarga mereka tidak mengalami perubahan. Tidak terjadinya perubahan peran ekonomi berrkaitan dengan tidak adanya terjadi perubahan yang berarti pada mata pencaharian mereka sehingga tidak ada penuruan pada pendapatan dalam keluarga mereka. Akibat dari tidak adanya perubahan peran ekonomi dalam kelurag yang dialami sehingga aktifitas peran ekonomi pada keluarga yang masih bekerja di Pertamina tidak ada mengalami perubahan.

4.2.3. Perubahan Tingkat Kriminalitas