2.7.1 Tujuan pendidikan seksual
Tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja ke arah hidup
dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksual. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menganggap seks itu sebagai suatu yang menjijikkan
dan kotor. Dikatakan bawa tujuan dari pendidikan seksual adalah bukan untuk
menimbulkan rasa inin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antara remaja, akan tetapi ingin menyiapkan agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya
bila di lakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan material seseoarang.
2.8 Keluarga
Keluarga adalah lembaga wadah tempat berkumpul anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
Nasution,2004. Keluarga seimbang adalah keluarga yang di tandai oleh keharmonisan
hubungan antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak. Dalam keluargaini orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Setiap anggota keluarga saling menghormati
dan memberi tanpa diminta. Orang tua sebagai koordinator keluarga harus berperilaku proaktif. Jika anak mementang otoritas, segera ditertibkan karena didalam
keluarga terdapat aturan-aturan dan harapan-harapan. Anak-anak merasa
Universitas Sumatera Utara
aman,walaupun tidak selalu disadari. Di antara anggota keluarga saling mendengarkan jika bicara bersama,melalui teladan dan dorongan orang tua. Setiap
masalah di hadapi dan diupayakan untuk di pecahkan bersama.
2.9 Kelompok Sebaya
Ketika seorang anak akan menjauhi dari orang tuanya dan lebih dekat dengan teman sebayanya, sehingga pengaruh teman sebaya ini akan sangat lebih kuat dalam
menentukan perilaku yang akan dipilih. Masa ini juga merupakan masa pencarian identitas diri dan membina sosialisasi dengan teman-teman sebaya dalam memperluas
lingkungan pergaulannya. Dalam kesehariannya remaja cenderung mengikuti kata-kata teman sebayanya
dari pada kata-kata orangtuanya, sehingga kontrol dirinya menjdai kurang. Penyebab kurangnya kontrol pada diri remaja antara lain: kurang percaya diri, kurangnya
keterampilan berkomunikasi misalnya: kesulitan menolak teman, kurang dapat bersifat tegas serta rendahnya kemampuan dalam mengambil keputusan Anonim,
2005. Teman sebaya adalah orang-orang yang seumur dan mempunyai kelompok
sosial sama, sepertiteman sekolah atau tetangga. Jenis-jenis tekanan pada kelompok sebaya ada dua macam yaitu :
1. Tekanan kelompok sebaya positif yaitu desakan yang kuat dari seseorang atau beberapa orang yang menyetujui dan berperilaku seperti mereka inginkan,
tetapi dalam kegiatan yang baik atau positif.
Universitas Sumatera Utara
2. Tekanan kelompok sebaya negatif yaitu desakan kuat dari seseorang atau beberapa orang untuk menyetujui atau berbuat seperti yang mereka inginkan
namun kegiatannya negatif Nasution, 2004.
2.10.Kerangka Konsep
Gambar 2.1.KerangkaKonsep
Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dijelaskan sebegai berikut: karakteristik umur, jeniskelamin, tempat tinggal dan uangsaku serta sumber
informasi media massa, keluarga, temansebayadan guru akan mempengaruhi pengetahuan, pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan sikap akan mempengaruhi
tindakan siswa tentang seks pra-nikah.
Karakteristik: -
Umur -
JenisKelamin -
TempatTinggal -
UangSaku
SumberInformasi: -
Media massa cetak, elektronik
- Keluarga
- Temansebaya
- Guru
Pengetahuan Sikap
Tindakan seks
pra-nikah
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
6.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat Deskriptif Kuantitatif,yang menggambarkan tentang Gambaran Perilaku Siswa tentang Seks
Pra-Nikah diSMA Pencawan di Jln. Bunga Ncole 50 Kemenangan Tani Medan Tuntungan Tahun 2014.
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan di lakukan di SMA Pencawan Medan, dengan alasan : 1. Di sekolah ini belum pernah di lakukan penelitian tentang Perilaku Siswa
tentang Seks Pra-Nikah. 2. Di SMA Pencawan Medan pernah terjadi kasus kehamilan yang terjadi di
luar pernikahan. Dari observasi dan wawancaran peneliti di SMA Pencawan Medan pada bulan Juni 2014 kepada guru, guru BP, serta
satpam. Didapat bahwa di sekolah mereka kasus kehamilan di luar nikah selalu terjadi setiap tahun dengan persentase yang berbeda setiap
tahunnya.
Universitas Sumatera Utara