Tindakan Remaja tentang seks pra-mikah

Sebagian besar Responden yang menjawab pernyataan tentang Banyaknya uang saku dapat memicu perilaku remaja sekolah untuk melakukan seksual pra-nikah menjawab Setuju sebanyak 32 orang 48,5 dan sebagian kecil menjawab Sangat Setuju sebanyak 3 orang 4,5. Sedangkan sebagian besar responden yang menjawab pernyataan tentang Menurut anda, media massa seperti televisi, radio, majalah, buku, internet, dan lain-lain dapat mempengaruhimemicu remaja untuk melakukan seksual pra-nikah yang paling banyak menjawab Setuju sebanyak 38 orang 57,6 dan sebagian kecil responden menjawab Sangat Tidak Setuju sebanyak 5 orang 7,6. Sebagian besar responden yang menjawab pernyataan tentang pernyataan tentang Bagaimana sikap anda terhadap kasus aborsi oleh remaja yang terjadi di sekolah atau di sekitar sekolah anda menjawab Tidak Setuju sebanyak 38 0rang 57,6 dan sebagian kecil responden menjawab Sangat Setuju sebanyak 1 orang 1,5.

5.3 Tindakan Remaja tentang seks pra-mikah

Berdasarkan tabel 4.19 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kategori tingkatan tindakan baik yaitu sebanyak 66 orang 100,0, kategori tingkatan tindakan sedang tidak ada dan kategori tindakan kurang tidak ada. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahareni 2008 yang berjudul tentang perilaku seksual remaja di SMA Kupang terdapat berkekasihan ada 74,89 remaja yang berkekasihan melakukan hubungan seks bebas dengan kekasihmereka. Hal ini terjadi karena dengan pengetahuan yang dimiliki oleh remaja yang masih kurang Universitas Sumatera Utara tentang seksual bebas, akan mempengaruhi tindakan remaja tentang suatu hal. Bila dilihat dari umur remaja sangat bervariasi dan masih tergolong usia remaja sehingga dapat menjadi tolak ukur untuk mempengaruhi tindakan remaja terkait dengan perilaku seksual. Bila dilihat dari pendidikan mereka yang masih rendah hal ini juga yang mempengaruhi tindakan mereka menjadi buruk karena pemahaman mereka tentang perilaku seksual bebas masih kurang sehingga hal ini dapat mempengaruhi tindakan mereka menjadi buruk.Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2007, yang mengatakan bahwa keterampilan atau tindakan adalah akhir dari suatu perilaku yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan sikap, karena untuk mewujudkan suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari pasangan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama Sarwono,2012. Menurut Saraswati 2002 bahwa perilaku seks bebas adalah hubungan seks secara bebas dan merupakan tindakan hubungan seksual yang tidak bermoral,terang- terangan dan tanpa malu-malu sebab didorong oleh hawa nafsu seks yang tidak terintegrasi, tidak matang, dan tidak wajar. Menurut Djubaidah 2001, mengatakan bahwa perilaku seks adalah perilaku yang didasari oleh dorongan seks atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan