16
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Agensi Agency Theory
Penelitian mengenai pengungkapan dalam laporan tahunan tidak dapat dipisahkan dari agency teory. secara umum memperlihatkan hubungan perantara
yang utama Fama dan Jensen 1983, dalam Sabeni Arifin 2003. Konsep teory keagenan adalah hubungan atau kontrak antara principal pemilik dan agen
manajemen. Principal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian principal tersebut meluas menjadi seluruh interest group
perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik. Agen diwajibkan
memberikan laporan periodik pada principal tentang usaha yang dijalankan. Jadi, shareholder atau investor tidak mempunyai kendali langsung atas keputusan yang
dibuat oleh manajer, investor tahu bahwa manajer memiliki informasi, tetapi mereka tidak dapat mengetahui apakah itu Scott 1997 dalam Sabeni Arifin 2003.
Investor biasanya tergantung pada informasi yang diungkap oleh manajer dalam laporan tahunan. Dari sudut pandang manajer, semua informasi yang
berguna untuk pengoptimalan fungsi pasar modal Hendriksen dan Brenda 1992 dalam Sabeni Arifin 2003 akan diungkap karena mereka mereka memiliki
insentif untuk menjaga harga saham perusahaan dari kerugian. Masalah agensi akan muncul ketika investor membutuhkan informasi yang cukup untuk
mengijinkan tren perkiraan perusahaan di masa yang akan datang, tetapi manajemen perusahaan tidak mengungkap informasi tersebut dalam laporan
tahunan. Situasi ini, dalam literature hubungan agensi, dikenal sebagai informasi asimetris. Informasi asimetris mengacu pada situasi dimana satu grup individual
para manager diinformasikan lebih baik paling tidak pada awalnya dibandingkan grup lainnya diluar investor Daing Nazir Faoziah 1994 dalam
Sabeni Arifin 2003. Keberadaan dari informasi asimetris dalam hubungan agen- pelaku utama yang meningat dapat diterima dalam literature dan ini telah menjadi
isu yang menarik untuk diteliti. Keputusan manajer untuk mengungkap atau tidak mengungkap informasi tersebut tergantung pada situasi yang dihadapi oleh
manajer tersebut. Mengungkap semua informasi akan membuat perusahaan menghadapi biaya proprietary.
Biaya proprietary mengacu pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan jika informasi yang diungkap dapat digunakan oleh pihak luar seperti competitor,
pemegang saham atau karyawan dalam cara yang membahayakan perusahaan CraswellTaylor 1992; McKinnondalimunthe 1993 Sabeni Arifin 2003.
Dalam pelaksanaannya, pengungkapan dalam laporan tahunan mungkin menaikkan persyaratan pengungkapan wajib. Manajer akan mengungkap
informasi tersebut ketika mereka merasakan bahwa hal ini tidak akan menurunkan biaya agensi mereka sehingga mereka memiliki insentif untuk secara sukarela
mengungkap informasi tersebut. Beberapa penelitian bahwa keuntungan untuk memunculkan pengungkapan sukarela mungkin termasuk biaya transaksi yang
lebih rendah dalam pertukaran keamanan perusahaan, ketertarikan yang lebih besar dalam perusahaan oleh analis keuangan dan paara investor, meningkatkan
likuiditas saham, dan menurunkan biaya modal Choi, Frost Merek 1999 dalam
Sabeni Arifin 2003. Hal ini menjadi fokus ketertarikan para peneliti yang mempelajari pengungkapan sukarela, karena pengungkapan aktual dalam laporan
tahunan menggambarkan perilaku manajer dan respon mereka terhadap persyaratan pengukapan regular.
2.2 Pengungkapan Disclosure laporan keuangan