Variabel ukuran perusahaan merupakan variabel yang sering diteliti, dan hasilnya cukup konsisten berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela
dalam penelitian sebelumnya, Subiyantoro 1997; Suripto 1999: Fitriany 2001; Marwata 2001
2.7.2 Leverage dan Luas Pengungkapan Sukarela
Meek et al.,1995 dalam Fitriany 2001 menyatakan bahwa semakin tinggi leverage perusahaan semakin besar pula agency cost, atau dengan kata lain,
semakin besar kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka panjang kepada pemegang saham dan manajer. Oleh karena itu perusahaan yang
memiliki rasio leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Menurut Schipper 1981 dalam
Marwata 2001 tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh
karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapn yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio
leverage yang rendah. Ainun Naim dan Fuad Rakhman 2000 dalam Sudarmaji dan Sularto 2007; Wallance et.al 1994 dalam Edi Subiyantoro 1996; Binsar H.
Simanjuntak dan Lusy Widiastuti 2004; dan Yularto dan Chariri 2003 membuktikan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan positif dengan
kelengkapan pengungkapan, hal ini seiring dengan tuntutan kreditur akan informasi mengenai keadaan finansial debitur dan untuk menyakinkan bahwa
debitur akan dapat memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo, maka perusahaan
dengan rasio leverage yang tinggi akan melakukan disclosure yang lebih luas. Penelitian tersebut sangat berlawanan dengan penelitian Suripto 1999, Murtanto
dan Elvina 2000, Fitriany 2001. Dalam Murtanto dan Elvina 2000 dikatakan variabel leverage tidak konsisten. Kemungkinan terjadi karena peneliti sebeumnya
terfokus pada pengungkapan wajib, sedangkan penelitian tersebut terfokus pada pengungkapan sukarela.
2.7.3 Profitabilitas dan Luas Pengungkapan Sukarela
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba profitabilitas pada tingkat penjualan, asset
dan modal. Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu Hanafi dan Halim
2003:84. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya ukuran efisiensi diperusahaan pada periode tertentu.
Shingvi dan Desai 1971 dalam Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widastuti 2004 dalam Luciana dan Ikka 2007 menjelaskan bahwa profit margin yang
tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan
konpensasi terhadap manajemen. Fitriany 2001 dalam Luciana dan Ikka 2007 ; Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti 2004, berhasil membuktikan bahwa
variabel profitabilitas mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan pengungkapan. Jadi, semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin
tinggi indeks pengungkapannya.
2.7.4 Likuiditas dan Luas Pengungkapan Sukarela