KEYNESIAN MELAWAN HUKUM SAY

21 KEYNESIAN MELAWAN HUKUM SAY

  Ekonomi yang dikembangkan ilmu ekonomi konvensional adalah sistem kebebasan kaptalisme. Dibangun oleh Adam Smith, direvisi oleh revolusi marginalis, lalu diperbaiki lagi oleh Marshall dan aliran Australia. Sudah kukuhkah teori kapitalisme?

  Tahun 1930 terjadi depresi ekonom yang cukup mengejutkan, terutama karena pada era 1920an perekonomian Barat justru sangat-sangat baik. Namun depresi datang seperti tak terduga, pada tahun 1929-1933 Amerika Serikat mengalami penurunan sampai 30 persen, hampir separuh bank komersil ambruk, tingkat pengangguran naik sampai 25 persen. Saat itu semua orang kebingungan, sistem kapitalisme ternyata menghasilkan ledakan masalah. Marxisme marak dipelajari di perguruan tinggi di Eropa dan Amerika, sementara para ekonom klasik mengusulkan penurunan harga dan upah –suatu usulan yang justru akan memperparah situasi ekonomi. Pada saat itulah Keynes muncul dengan buk The General theory of Emploument (1936).

  Keynes dengan berani menyatakan, memang kapitalisme tidak stabil dan tidak berkecenderungan kea rah full employment. Namun ia menolak untuk meninggalkan kapitalisme secara seratus persen, ia menolak nasionalisasi perekonomian, penetapan control upah, dan intervensi dalam penawaran dan permintaan. Namun ia juga menolak prinsip-prinsip dasar Adam Smith, ―tidak benar bahwa individu mempunyai ‗kebebasan alamiah‘ dalam aktivitas ekonominya… juga tidak benar bahwa kepentingan diri umumnya adalah baik… Pengalaman tidak menunjukkan bahwa individu, ketika mereka berada dalam unit sosial, selalu lebih berpandangan jernih dibandingkan ketika mereka bertindak sendirian‖ (Keynes, 1963: 312). Keynes juga kecewa pada Kapitalisme, ia percaya pada tesis Freud bahwa mencari uang adalah sebuah tindakan neorosis, ―semacam kegilaan yang menjijikan, semi criminal, suatu kecenderungan patologis yang mestinya diserahkan kepada spesialis penyakit gangguan mental (1963: 369). Lalu ia juga menuliskan kecamannya kepada kapitalisme:

  ―Kapitalisme internasional yang membruuk dan individualistic, yang sekarang ada di era pascaperang sekarang ini, telah gagal. Sistem ini tidak cerdas, tidak indah, tidak adil, tidak baik—dan tidak member manfaat. Ringkasnya, kita

  tidak menyukainya dan mulai meninggalkannya. Tetapi ketika kita ingin menggantikannya, kita kebingungan‖ (Hession, 1984: 258)

  Lalu ia mengusulkan agar pemerintah memainkan perannya dalam mengendalikan kendaraan kapitalis dan mengembalikannya ke jalan menuju kemakmuran. Bagaimana caranya? Pemerintah harus menjalankan kebijakan defisit dan melakukan pengeluaran untuk kerja publik yang akan menaikkan permintaan dan Lalu ia mengusulkan agar pemerintah memainkan perannya dalam mengendalikan kendaraan kapitalis dan mengembalikannya ke jalan menuju kemakmuran. Bagaimana caranya? Pemerintah harus menjalankan kebijakan defisit dan melakukan pengeluaran untuk kerja publik yang akan menaikkan permintaan dan

  1. Kenaikan tabungan dapat menyusutkan pendapatan dan mengurangi pertumbuhan ekonomi. Konsumsi lebih penting daripada produksi untuk mendorong investasi. Prinsip ini tentu bertentangan dengan Hukum Say, ―Permintaan menciptakan penawarannya sendiri‖.

  2. Anggaran pemerintah federal harus dijaga dalam keadaan tidak seimbang pada masa resesi. Kebijakan fiscal dan moneter harus ekspansif sampai kemakmuran pulih kembali, dan suku bunga harus dibuat tetap rendah.

  3. Pemerintah harus meninggalkan kebijakan leissez faire dan mesti campur tangan di pasar jika diperlukan. Menurut Keynes, pada masa susah akan diperlukan kebijakan merkantilis, termasuk tindakan proteksionis.

  4. Standar emas adalah cacat karena inelastisitasnya menjadikannya tidak mampu merepons kebutuhan bisnis yang semakin meningkat. Lebih baik menggunakan kebijakan pengendalian uang (fiat money). Keynes tidak menyukai standar emas dan dia berhasil menggantikan emas sebagai standar moneter internasional.

  Kritik atas Hukum Say

  Hukum Say menegaskan bahwa ―penawaran menciptakan permintaannya sendiri‖. Bila disederhanakan bisa diartikan, segala sesuatu yang diproduksi otomatis akan dibeli, jadi perbanyaklah produksil maka roda ekonomi akan berputar. Say meyakini bahwa mandeknya roda ekonomi bukan karena kegagalan di sisi tidak adanya pembeli (permintaan, tetapi kegagalan di dalam struktur penawaran dan permintaan. Kemerosotan ekonomi terjadi ketika produsen salah memperhitungkan apa yang akan dibeli oleh konsumen, dan karena itu menyebabkan barang yang tak terjual menumpuk, produksi dikurangi, pekerja menganggur, pendapatan menurun, dan akhirnya belanja konsumen menurun. Namun Keynes menolak itu, ―teori yang mendalam ini jelas tidak kompeten untuk menangani problem-problem pengangguran dan lingakaran perdagangan‖, ujar Keynes. Situasi resesi ekonomi adalah situasi mandeknya roda penawaran dan permintaan. Bisa saja barang banyak tersedia, namun jika daya beli tidak ada maka barang itu tidak akan terbeli. Ketika produk tidak terbeli, pabrik penghasil akan bangkrut, pegawai akan di PHK, pendapatan Negara akan turun, dan seterusnya. Maka masalahnya bukan pada ketersediaan barang untuk dibeli, melainkan kemampuan membeli. Maka tingkatkanlah kemampuan rakyat untuk membeli. Bagaimana caranya? Pertinggi investasi.

  Di sinilah masalahnya. Keynes memperkenalkan ―hukum psikologis kecenderunan marginal untuk menyimpan‖. Ia menegaskan saat individu mendapatkan lebih banyak

  pendapatan dan semakin kaya, mereka cenderung menyimpan dalam presentase yang lebih besar. Jadi, ada kecenderungan kuat untuk menabung yang kenaikannya tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan nasional. Jadi, menurut Keynes, factor kunci yang menyebabkan keruntuhan ekonomi itu adalah pemisahan tabungan dengan investasi. Jika tabungan tidak diinvestasikan, pengeluaran total dalam ekonomi akan turun di bawah full employment. Jika tabungan ditumpuk-tumpuk dan dibiarkan maka pemujaan terhadap likuiditas ini akan menyebabkan investasi dan output nasional akan melorot tajam. Keynes menegaskan bahwa penghematan dapat menyebabkan ―lingkaran setan kemiskinan‖ atau dengan ungkapan yang lebih pedas Keynes menulis, ―Anda menabung lima shilling, Anda membuat seseorang menganggur selama sehari‖. Menurut Keynes, tabungan adalah bentuk pengeluaran yang tak dapat diandalkan. Ia hanya efektif jika tabungan diinvestasikan oleh dunia usaha. Jadi, tabungan yang disimpan di bank sangat buruk bagi perekonomian. Yang penting adalah ―permintaan efektif‖, menurut Keynes. Dorong konsumen dan dunia usaha melakukan pembelian,

  karena apa-apa yang dikeluarkan oleh konsumen dan bisnis akan menentukan output nasional. Keynes kemudian mendefinisikan permintaan efektif sebagai output agregat (Y) yang merupakan penjumlahan dari konsumsi (C) dan investasi (I). Y= C+I. Lalu apa kaitannya rumus itu dengan resesi? Pada saat resesi, komunitas bisnis mungkin akan takut membahayakan kapitalnya untuk investasi. Demikian pun dengan konsumen mungkin akan memilih mengirit dan tidak mau menaikkan konsumsi, terutama karena pendapatan mereka tidak menentu. Konsumen yang malas mengkonsumsi dan kaum bisnis yang menolak investasi akan memperparah Y. Untuk iyu pemerintah harus menstimulasi permintaan melalui pengeluaran tambahan melalui kerja publik yang menggerakkan roda ekonomi. Keynes menganjurkan agar pemerintah melakukan proyek pembangunan yang menyerap tenaga kerja, ―pembangunan piramida, gempa bumi, bahkan perang, bisa menaikkan kekayaan‖. Maka rumusan Y tidak lagi diserahkan pada pasar, pemerintah harus intervensi agar mendorong C dan I, kemudian keluarlah rumus Y=G+C+I. Pengembangan kerja public bagi Keynes menghasilkan beberapa keuntungan. diantaranya, kerja public adalah pengeluaran positif, membuat orang bekerja dan menempatkan uang di kantung bisnis. Kerja public mengandung efek berantai, berdasarkan gagasan kecenderungan marginal dalam mengonsumsi. Keynes menegaskan bahwa kenaikan kerja public adalah sepuluh kali pekerjaan yang disediakan oleh kerja public itu sendiri, dengan asumsi tidak ada reduksi investasi ke arah lain‖ (1973: 117).