Spesialisasi lahir dari kerjasama

1. Spesialisasi lahir dari kerjasama

  Ibn Khaldu menulis:

  “The power of the individual human being is not sufficient for him to obtain (the food) he needs, and does not provide him with as much food as he requires to live… but through cooperation, the needs of a number of persons, many times

  greater that their own can be satisfied‖ (1:69) .

  "Kekuatan dari individu manusia tidak cukup baginya untuk mendapatkan (makanan) yang ia butuhkan, dan tidak dapat memberi dirinya makanan "Kekuatan dari individu manusia tidak cukup baginya untuk mendapatkan (makanan) yang ia butuhkan, dan tidak dapat memberi dirinya makanan

  “…a great surplus of products remains after the necessities of the inhabitants have been satisfied, (This surplus) provides for a population far beyond the size and extent of the (actual one), and comes back to the people as profit that they can accumulate... Prosperity, thus, increases and conditions become favourable‖ (2:244).

  "... Surplus besar produk tersisa setelah kebutuhan penduduk telah puas, (surplus ini) menyediakan untuk populasi yang jauh melampaui ukuran dan luasnya (populasi tersebut), dan kembali kepada orang-orang sebagai keuntungan karena mereka memiliki cadangan... Kemakmuran, dengan demikian, meningkatkan dan memperbaiki kondisi "(2:244).

  Jika diurutkan, pemikiran Khaldun menegaskan satu logika pertumbuhan ekonomi yang khas:

  a. Agama merekatkan ashabiyyah (sentiment sosial)

  b. Ashabiyyah menciptakan kerjasama antar orang

  c. Kerjasama akan memaksa lahirnya spesialisasi dan kemampuan memenuhi kebutuhan masyarakat

  d. Kelebihan dari pemenuhan kebutuhan sendiri akan membuat masyarakat itu dapat mengekspor dan akhirnya menghasilkan pertumbuhan ekonomi

  2. Kemajuan ekonomi ditentukan oleh solidaritas ashabiyah, demografi, teknologi, dan lembaga hukum pendidikan yang menunjang keilmuan-keahlian;

  Ihwal demografi, teknologi, ashabiyah sudah dibicarakan sebelumnya. Yang menarik adalah gagsan Khaldun mengenai perlunya lembaga keilmuan dan hokum. Untuk dapat memahaminya berikut kutipan pemikiran Ibn Khaldun:

  ―When civilization increases, the availability of labour again increases. In turn, luxury again increases in correspondence with the increasing profit, and the customs and needs of luxury increase. Crafts are created to obtain luxury products, the value realized from them increase, and, as a result, profits are multiplied in the town. Production there is thriving even more than before. And so it goes with the second and third increase. All the additional labour serves luxury and wealth, in contrast to the original labour that served the necessity of life.‖ (2:272) Di sini ditegaskan bahwa

  "Ketika peradaban meningkat, ketersediaan tenaga kerja juga meningkat. Pada gilirannya, kemewahan juga meningkat dalam korespondensinya dengan meningkatnya keuntungan, kebiasaan dan kebutuhan akan barang mewah. Kerajinan diciptakan untuk mendapatkan produk mewah, kesadaeran nilai dari mereka meningkat, dan, sebagai hasilnya, keuntungan meningkat di kota.

  Produksi terus berkembang bahkan lebih dari sebelumnya. Dan begitulah yang terjadi dengan kenaikan kedua dan ketiga. Semua tenaga kerja tambahan melayani kemewahan dan kekayaan, berbeda dengan tenaga kerja asli yang melayani kebutuhan hidup "(2:272).

  Pada tempat lain, Ibn Khaldun mencatat

  ―Each particular kind of craft needs persons to be in charge of it and skilled in it. …The particular group (practicing the craft) is coloured by it)… the craftsmen become experienced in their various crafts and skilled in the knowledge of them. Long periods of time and the repetition of similar (experiences) add to establishing the crafts and to causing them to be firmly rooted.‖ (2 : 250). Di sini ditekankan bahwa "Setiap jenis kerajinan tertentu perlu orang untuk bertanggung jawab dan terampil di dalamnya. ... Kelompok tertentu (berlatih kerajinan) diwarnai oleh itu) ... para pengrajin menjadi berpengalaman dalam berbagai kerajinan mereka dan terampil dalam pengetahuan mereka. Jangka waktu yang lama dan pengulangan serupa (pengalaman) menambah menetapkan kerajinan dan menyebabkan mereka untuk menjadi berakar kuat "(2: 250).. Dari kutipan catatan Ibn Khaldun ini dapat dikemukakan bahwa perubahan

  kemajuan menyebabkan perubahan struktur kelembagaan ekonomi dan teknologi. Keahlian dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan akan naiknya standard kehidupan sehingga membutuhkan lembaga pendidikan keahlian yang khas dan baru. Ini berarti pertumbuhan ekonomi membutuhkan pengembangan lembaga dalam masyarakat, baik publik maupun swasta, untuk mendukung dan menyebar pengetahuan ilmiah.

  Ini adalah pemikiran yang menarik dalam ekonomi. Bila semula Khaldun hanya menyatakan bahwa spesialisasi, pembagian kerja, pertukaran pribadi, dan masyarakat menghasilkan teknologi dan kenaikan skala ekonomi, maka pada bagian ini ia mengajukan perlunya perubahan lembaga keilmuan yang berorientasi pada keahlian.

  Ibn Khaldun menulis:

  “The owner of property and conspicuous wealth in a given civilization needs

  a protective force to defend him‖(2:250) "Para pemilik harta dan kekayaan yang besar dalam suatu peradaban membutuhkan kekuatan pelindung untuk membela dirinya" (2:250)

  ―It should be known that attacks on people‟s property remove the incentive to acquire and gain more property. People, then become of the opinion that the purpose and ultimate destiny of (acquiring property) is to have it taken away from them‖ (2:103-4) "Perlu diketahui bahwa serangan terhadap harta benda milik orang kita menghapus insentif untuk memperoleh dan mendapatkan properti yang lebih. Orang, kemudian menjadi berpendapat bahwa maksud dan tujuan akhir dari (memperoleh properti) adalah memiliki itu diambil dari mereka "(2:103-4)

  Ini adalah fakta yang diterima bahwa perekonomian tidak dapat berkembang tanpa perlindungan terhadap hak kekayaan, intelektual maupun fisik. Pelanggaran hak-hak milik pribadi oleh pemerintah atau pihak swasta lainnya akan menyebabkan pengurangan insentif sektor swasta untuk memproduksi dan akan mengurangi aktivitas ekonomi. Di sinilah perlunya peran pemerintah dalam memberikan jaminan keamanan dalam pembentukan lembaga pemberi jaminan hukum.